Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH RASIO PASAR, PROFITABILITAS,

LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM


(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Badrul Mu’min


N.I.M. : 195503980
Program Studi : Manajemen S1

UNIVERSITAS PUTRA BANGSA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S-1)
KEBUMEN
2023
PENGARUH RASIO PASAR, PROFITABILITAS,
LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022)

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen Universitas Putra Bangsa

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Badrul Mu’min


N.I.M. : 195503980
Program Studi : Manajemen S1

UNIVERSITAS PUTRA BANGSA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S-1)
KEBUMEN
2023
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH RASIO PASAR, PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022)

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Badrul Mu’min


N.I.M. : 195503980
Program Studi : Manajemen S1

Kebumen, 05 Agustus 2023


Telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing

Mispiyanti, S.E., M.Ak., Ak.


HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian
hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima
hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Kebumen, 31 Juli 2023


Penulis,

Badrul Mu’min
195503980
MOTTO
HALAMAN PERSEMBHAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan, kesabaran, keikhlasan dan kekuatan sehingga Skripsi ini bias

terselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orangtua saya, Bapak Slamet dan Ibu Susi Sukaswati yang senantiasa

selalu mendo’akan saya dan menyayangi serta memberi dukungan kepada

saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik-adik saya yang selalu memberikan semangat serta mendukung saya,

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Mispiyanti, S.E.,Ak.,M.Ak.,CA selaku dosen pembimbing skripsi.

4. Sahabat saya Esa, Gita, Leli, Lutfi, Rica, Ayu, Dewi, Titin yang selalu

memberikan dukungan, semangat, nasihat, serta tawa dari awal proses hingga

terselesainya skripsi ini.

5. Teman-teman kelas RE serta teman seperjuangan S1 Manajemen angkatan

2019/2020 yang telah berbagi suka duka serta saling memberikan do’a,

dukungan dan semangat.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK

Return saham tingkat pengembalian yang berupa keuntungan atau kerugian yang
diterima investor selama beberapa periode tertentu. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji pengaruh rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas
terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sector
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh
sampel 9 perusahaan properti dan real estate selama lima tahun sehingga didapat
45 sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa
rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap return
saham sebesar 27% sedangkan sisanya sebesar 73% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pasar dan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran return saham. Hubungan
antara rasio pasar dan return saham tidak selalu konsisten karena beberapa alasan.
Namun likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Rasio lancar mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar.

Kata kunci: rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, return saham.


ABSTRACT

Stock return is the rate of return in the form of profit or loss received by investors
over a certain period. The purpose of this study was to examine the effect of
market ratios, profitability, liquidity, and solvency on stock returns. The
population in this study are pharmaceutical sub-sector companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2018-2022. The sampling technique used was
purposive sampling and obtained a sample of 9 property and real estate
companies for five years so that 45 samples were obtained in this study. Based on
the results of this study, it is found that market ratios, profitability, liquidity, and
solvency affect stock returns by 27% while the remaining 73% is influenced by
other variables outside the study. The results showed that market ratios and
profitability have no effect on stock return avoidance. The relationship between
market ratios and stock returns is not always consistent for several reasons.
However, liquidity and solvency affect tax avoidance. Current ratio can measure
the ability of a company to pay its short-term liabilities using current assets.

Keywords : market ratios, profitability, liquidity, solvency, stock returns.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH RASIO
PASAR, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS
TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor
Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, hal ini disebaban karena keterbatasan waktu, kemampuan, dan

pengetahuan penulis. Meskipun demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin

sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki serta bimbingan dan arahan dari

dosen pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Sastra-1 di Program Studi Manajemen Universitas Putra Bangsa

Kebumen. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua saya, Bapak Agus dan Ibu Mu’arofah yang senantiasa

selalu mendo’akan saya dan menyayangi serta memberi dukungan kepada

saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik saya yang selalu menjadi semangat serta mendukung saya, sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Mispiyanti, S.E.,Ak.,M.Ak.,CA selaku dosen pembimbing skripsi.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan sayadi PMII yang selalu memberikan

dukungan, semangat, nasihat, serta tawa dari awal proses hingga

terselesainya skripsi ini.
5. Teman-teman kelas RB serta teman seperjuangan S1 Manajemen angkatan

2019/2020 yang telah berbagi suka duka serta saling memberikan do’a,

dukungan dan semangat.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini membantu dan bermanfaat

bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Kebumen, 31 Juli 2023


Penulis,

Badrul Mu’min
NIM. 195503980
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
SKRIPSI 1
HALAMAN JUDUL SKRIPSI..............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI...............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN.................................................................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.........................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBHAN..............................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................10
1.4.1. Manfaat teoritis.............................................................................................10
1.4.2. Manfaat Praktis.............................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................12
2.1. Tinjauan Teori..............................................................................................12
2.2. Penelitian Terdahulu.....................................................................................29
2.3. Hubungan Antar Variabel.............................................................................30
2.4. Model Empiris..............................................................................................34
2.5. Hipotesis.......................................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................35
3.1. Objek dan Subjek Penelitian.........................................................................35
3.2. Variabel Penelitian.......................................................................................36
3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian.....................................................36
3.4. Instrumen Penelitian atau Alat Pengumpulan Data......................................38
3.5. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data...................................................38
3.6. Populasi dan Sampel.....................................................................................39
3.7. Teknik Analisis Data....................................................................................40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................46
4.1. Analisis Deskriptif........................................................................................46
4.2. Analisis Statistik...........................................................................................47
4.3. Pembahasan..................................................................................................59
BAB V SIMPULAN.............................................................................................64
5.1. Simpulan.......................................................................................................64
5.2. Implikasi.......................................................................................................66
5.21. Implikasi teoritis...........................................................................................66
5.22. Implikasi praktis...........................................................................................67
5.3. Saran.............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
LAMPIRAN..........................................................................................................71
DAFTAR TABEL

Tabel II- 1 Penelitian Terdahulu................................................................29

Tabel IV- 1 Deskriptif Statistik 46


Tabel IV- 2 Hasil Uji Normalitas Data.....................................................49
Tabel IV- 3 Hasl Uji Multikolinieritas......................................................50
Tabel IV- 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Park.................................52
Tabel IV- 5 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)......................................53
Tabel IV- 6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F).................................55
Tabel IV- 7 Uji Koefisien Determinasi.....................................................56
Tabel IV- 8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda..........................57
DAFTAR GAMBAR

Gambar I- 1 Harga Saham Industri Farmasi ..............................................5

Gambar II- 1 Kerangka Pemikiran 34

Gambar IV- 1 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-Plot 48


Gambar IV- 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................51
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan...................................................................72


Lampiran 2 Harga Saham Perusahaan.......................................................72
Lampiran 3 Rasio Pasar (PER)...................................................................73
Lampiran 4 Profitabilitas (ROA)................................................................73
Lampiran 5 Likuiditas (CR).......................................................................74
Lampiran 6 Solvabilitas (DER)..................................................................74
Lampiran 7 Return Saham..........................................................................75
Lampiran 8 Deskriptif Statistik..................................................................76
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas : Grafik P-Plot......................................76
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Data....................................................77
Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinieritas....................................................77
Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................78
Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Park................................78
Lampiran 14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t).....................................79
Lampiran 15 Hasil Uji F.............................................................................79
Lampiran 16 Hasil Koefiesien Determinasi...............................................80
Lampiran 17 Kartu Konsultasi Skripsi.......................................................81
Lampiran 18 Kartu Tanda Peserta Seminar Proposal Skripsi....................82
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pasar modal adalah lingkungan yang menarik bagi investor yang ingin

mengalokasikan dan mengelola dana mereka dengan tujuan mencapai keuntungan

jangka Panjang. Investor dalam pasar modal memilii berbagai pilihan instrument

investasi, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan derivative. Dari sudut pandang

investor, pasar modal menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama,

pasar modal memberikan lesempatan untuk pertumbuhan modal untuk

pertumbuhan modal yang berpotensi tinggi. Dengan berinvestasi dalam

instrument yang memiliki potensi keuntungan tinggi, investor dapat memperoleh

imbal hasil yang signifikan dibandingkan dengan investasi tradisional. Kedua,

pasar modal juga menyediakan likuiditas yang tinggi. Investor dapat dengan

mudah membeli dan menjual instrument investasi mereka sesuai kebutuhan dan

preferensi mereka, yang memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan investasi

mereka dan menanggapi perubahan pasar dengan cepat.

Selain itu, pasar modal juga memberikan investor akses ke diversifikasi

portofolio yang lebih luas. Dengan berinvestasi dalam berbagai instrumen dan

sektor yang berbeda, investor dapat mengurangi risiko investasi mereka.

Diversifikasi portofolio memungkinkan investor untuk mengimbangi kerugia

disatu instrument dengan keuntungan diinstrumen lainnya. Selain itu, pasar modal

juga memberikan investor akses ke informasi dan riset yang komprehensif.


2

Investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik dengan

mengandalkan analisis rekomendasi dari ahli pasar modal. Informasi yang tersedia

melalui laporan keuangan, berita pasar, dan analisis fundamental membantu

investor untuk memahami kondisi perusahaan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga instrumen investasi. Dengan demikian, pasar modal menjadi

tempat yang menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan modal, likuiditas,

diversifikasi, dan informasi yang komprehensif untuk mengoptimalkan investasi

mereka.

Beberapa dekade terakhir ini para pelaku bisnis di Indonesia berlomba

untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini dapat dilihat dari data yang dirilis

dalam IDX mengenai pertumbuhan perusahaan yang listing di pasar modal.

Terlihat bahwa sampai Januari 2023 sudah 833 perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian bagi

suatu negara dan memiliki peran yang sangat penting karena pasar modal

dianggap dapat menjalankan perannya sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat, pemodal atau investor dan sarana bagi

masyarakat untuk berinvestasi. Oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut

untuk dapat menampilkan performa perusahaan yang baik agar investor tertarik

untuk berinvestasi. Salah satu hal yang diperhatikan investor sebelum berinvestasi

adalah dengan melihat harga saham. Nantwi, et al (2011) menyebutkan bahwa

dalam pasar modal yang efisien, harga saham dengan cepat menerima dan

menyesuaikan informasi baru yang tersedia. Oleh karena itu, harga saham

mencerminkan semua informasi tentang saham.


3

Namun agar investor memperoleh keuntungan dalam berinvestasi

hendaknya mengetahui tentang perkembangan return saham perusahaan. Menurut

Prabawa & Lukiastuti (2015), saat melakukan investasi, investor mengharapkan

pengembalian investasi (return) dari investasi yang dilakukan, pengembalian

(return) ini dapat berupa dividen apabila investor melakukan investasi dengan

membeli saham di pasar modal. Sedangkan untuk investasi dengan membeli

obligasi investor akan mendapatkan kupon. Tingkat pengembalian (return) yang

diberikan perusahaan kepada investor tentunya berbeda antar perusahaan satu

dengan yang lainnya.

Pada tahun 2023 ada 9 sektor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Salah satunya yaitu sektor industri barang konsumsi. Industri barang konsumsi

merupakan suatu industri yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan

secara rutin serta terus-menerus oleh masyarakat. Industri ini termasuk kedalam

FMCG (Fast moving consumer goods), yaitu suatu pr inioduk yang memiliki

harga relatif murah serta dapat terjual dengan cepat. Produk dari industri barang

konsumsi dapat juga dikatakan sebagai produk kebutuhan yang digunakan

sehari-hari. Contoh barang konsumsi adalah barang-barang seperti makanan,

minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga.

Walaupun keuntungan yang didapatkan dari setiap unit produknya kecil, namun

produk ini biasanya di jual dalam jumlah yang besar sehingga pendapatan yang

didapatkannya juga besar.

Sumber daya yang ada di Indonesia begitu melimpah, sehingga hal ini

dimanfaatkan agar dapat memproduksi berbagai macam komoditi. Selain itu,


4

Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia dan hal tersebut menjadikan

perusahaan di sektor Industri barang konsumsi menjadi semakin berkembang.

Perusahaan merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang bisnis

untuk dapat membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Pada dasarnya,

keputusan pendanaan perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber dana yang

dapat digunakan untuk membiayai usulan-usulan investasi yang telah diputuskan

sebelumnya.

Industri farmasi di Indonesia telah menjadi sorotan investor di pasar modal

Indonesia selama pandemi COVID-19. Pertama, kinerja positif industri farmasi

dan peningkatan permintaan produk kesehatan selama pandemi telah menarik

minat investor di pasar modal. Investor melihat potensi pertumbuhan pendapatan

yang signifikan dan kenaikan nilai perusahaan farmasi yang terkait dengan

peningkatan penjualan produk kesehatan yang diperlukan dalam penanganan

COVID-19. Kedua, industri farmasi di Indonesia juga menarik minat investor

karena adanya peluang investasi dalam riset dan pengembangan vaksin COVID-

19 serta produksi obat-obatan terkait. Investor di pasar modal dapat

memanfaatkan peningkatan alokasi dana untuk mendukung penelitian dan

pengembangan inovatif dalam industri farmasi yang berfokus pada penanganan

pandemi. Dalam jangka panjang, investor dapat memperoleh keuntungan yang

signifikan dari pengembangan dan produksi vaksin serta obat-obatan yang

diperlukan dalam penanganan COVID-19. Terakhir, pandemi COVID-19 telah

meningkatkan perhatian investor di pasar modal terhadap aspek kesehatan dan

farmasi. Kesadaran publik yang meningkat tentang pentingnya kesehatan dan


5

perawatan medis telah meningkatkan permintaan dan minat terhadap saham-

saham perusahaan farmasi di Indonesia. Investor melihat industri farmasi sebagai

sektor yang tahan terhadap ketidakpastian ekonomi dan memiliki prospek

pertumbuhan yang baik di masa depan, sehingga mereka cenderung melakukan

investasi jangka panjang dalam perusahaan farmasi di pasar modal Indonesia.

Secara keseluruhan, industri farmasi di Indonesia selama pandemi

COVID-19 telah menjadi fokus utama bagi investor di pasar modal Indonesia.

Investor melihat peluang pertumbuhan pendapatan dan nilai perusahaan dalam

industri farmasi yang berkaitan dengan penanganan pandemi, termasuk riset dan

pengembangan vaksin serta produksi obat-obatan yang diperlukan. Dalam konteks

pandemi, industri farmasi di Indonesia menjadi pilihan menarik bagi investor

yang mencari investasi yang berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang

dalam pertumbuhan perekonomian dan stabilitas pasar modal.

7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2018 2019 2020 2021 2022

SIDO KLBF KAEF INAF DVLA

Gambar I- 1
Harga Saham Industri Farmasi Yang Terdaftar di BEI
Selama Periode 2018-2022
Grafik pergerakan harga saham industri farmasi di Indonesia menunjukkan

tren peningkatan yang signifikan setelah pandemi COVID-19. Hal ini dapat
6

dijelaskan secara logis oleh beberapa faktor. Pertama, permintaan yang tinggi

terhadap produk farmasi selama pandemi mendorong peningkatan penjualan dan

pendapatan perusahaan farmasi. Kebutuhan akan obat-obatan, alat kesehatan, dan

vaksin yang terkait dengan penanganan COVID-19 menciptakan peluang

pertumbuhan yang besar bagi industri farmasi. Selain itu, investor melihat industri

farmasi sebagai sektor yang tahan terhadap ketidakpastian ekonomi karena

kesehatan dan perawatan medis merupakan kebutuhan yang penting bagi

masyarakat. Kepercayaan investor terhadap stabilitas dan prospek pertumbuhan

jangka panjang industri farmasi mendorong kenaikan harga saham di pasar modal

setelah pandemi COVID-19.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh investor yaitu

mengalisis kondisi internal perusahaan (fundamental). Analisis fundamental

dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan (annual report) perusahaan

sebagai salah satu sumber informasi dalam memprediksi return saham. Menurut

Artha, et al (2014) dalam penelitiannya analisis yang paling sesuai dengan harga

saham adalah analisis fundamental, karena dengan analisis fundamental

perusahaan akan memperhitungkan risiko dan harga saham yang terjadi maupun

yang sedang terjadi. Dalam analisis fundamental, cukup banyak analisis rasio-

rasio yang dipergunakan. Salah satu rasio yang paling sering dipergunakan adalah

rasio harga dengan laba bersih (Price Earning Ratio), karena cukup mudah

dipahami oleh investor maupun calon investor. Price Earning Ratio (PER)

digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa

depan dari suatu perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk
7

memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang

besar di masa mendatang. Perusahaan dengan kemungkinan pertumbuhan yang

tinggi biasanya mempunyai PER yang besar, sedangkan perusahaan dengan

pertumbuhan yang rendah biasanya mempunyai PER yang rendah. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Risdiyanto & Suhermin (2016) menyipulkan

bahwa Price Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Namun, hasil penelitian ini berbeda atau tidak sejalan dengan penelitian Seriyarini

(2016), Mulya & Turisna (2016) menyatakan bahwa PER negatif dan signifikan

terhadap return saham.

Selain itu, dari sudut pandang investor salah satu indikator penting untuk

menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Menurut Tandelilin (2001) Pertumbuhan

profitabilitas perusahaan tersebut dapat dilihat melalui perhitungan rasio yang

disebut dengan rasio profitabilitas. Adapun rasio profitabilitas yang lebih sering

digunakan digunakan yaitu Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA).

Menurut Raharjo & Muid (2013) Return on assets (ROA) adalah rasio yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah

pajak dari total aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Artinya

dalam menggunakan aktiva sebagai laba investor dapat melihat keefektifitasan

suatu perusahaan. Informasi peningkatan ROA akan diterima pasar sebagai sinyal

baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan

keputusan membeli saham. Hal ini akan menyebabkan return saham suatu

perusahaan meningkat. Hasil penelitian Farkhan & Ika (2013) membuktikan


8

bahwa Return On Asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

return saham.

Menurut Deitiana (2013) likuiditas perusahaan menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current

ratio (CR) merupakan salah satu ukuran likuiditas bertujuan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan

aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar

dengan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini sering disebut dengan rasio

modal kerja yang menunjukkan jumlah aktiva lancer yang tersedia yang

dimiliki perusahaan untuk merespon kebutuhan bisnis dan meneruskan kegiatan

bisnis hariannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandi (2013) dan

Parwati (2016) yang mana Current Ratio berpengaruh positif terhadap return

saham.

Sedangkan solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Rasio ini

mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio solvabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio

yang menggambarkan perbandingan antara total utang dengan total modal

perusahaan yang digunakan sebagai modal usaha. Jika Debt to Equity Ratio suatu

perusahaan tinggi maka para investor akan menghindari saham tersebut, akibatnya

permintaan akan saham tersebut menurun dan mengakibatkan harga saham turun

(Arifin & Agustami, 2016). Menurut hasil penelitian Ulupui (2006) menyatakan

bahwa DER berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hal ini bertentangan
9

dengan hasil penelitian Parwati (2016) dan Gunadi & Kesuma (2015) DER

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan penelitian terdahulu di atas,

maka peneliti mengkaji penelitian lebih lanjut yang berjudul “ANALISIS

PENGARUH RASIO PASAR, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN

SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA

SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2018-2022)”.

1.2. Rumusan Masalah


Pengaruh rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap

return saham menjadi perhatian penting bagi investor. Dengan memahami

pengaruh dan interaksi antara rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan

solvabilitas, investor dapat mengambil keputusan investasi yang efektif untuk

mencapai tingkat pengembalian saham yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka terbentuk rumusan

masalah yang diajukan peneliti yaitu

1. Apakah terdapat pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham

pada perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah terdapat pengaruh rasio solvabilitas terhadap return sektor pada


10

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap return pada

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada

perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas terhadap return saham

pada perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini mempunyai manfaat, baik segi teoritis maupun praktis.

Manfaat teoritis merupakan manfaat jangka panjang dalam pengembangan teori

pembelajaran, sedangkan manfaat praktis memberikan dampak secara langsung

terhadap komponen-komponen pembelajaran. Manfaat teoritis dan manfaat

praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1. Manfaat teoritis


Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek


11

Indonesia, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

1.4.2. Manfaat Praktis


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini agar berguna

bagi pihak – pihak yang berkepentingan :

1. Bagi Investor

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

analisis perusahaan terhadap return saham sub sektor farmasi di Bursa

Efek Indonesia dan diharapkan juga dapat dijadikan salah satu

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberi informasi dan

menjadi bahan referensi oleh pihak manajemen dalam memilih sumber

pembiayaan perusahaan melalui penerbitan saham di pasar modal

Indonesia.

3. Bagi Akademik

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dasar

pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis. Selain itu juga

untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengaruh kondisi

internal perusahaan terhadap return saham sub sektor farmasi di Bursa

Efek Indonesia serta menjadi sarana penerapan teori dan konsep ilmu

pengetahuan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Teori Sinyal (SignalingTheory)

Teori sinyal (signaling theory) pertama kali dikemukakan oleh

Spence (1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik

informasi) memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang

mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak

penerima (investor). Menurut Safira dan Budiharjo (2021) signaling theory

merupakan penyediaan informasi keuangan yang diumumkan perusahaan

kepada para investor ssebaga bahan pengambilan keputusan investasi.

Sinyal tersebut berupa informasi yang menjelaskan tentang upaya

manajemen dalam mewujudkan keinginan pemilik. Informasi tersebut

dianggap sebagai indikator penting bagi investor dan pelaku bisnis dalam

mengambil keputusan investasi.

Informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan dan diterima

oleh investor, akan diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu apakah

informasi tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal

negatif (berita buruk) (Jogiyanto, 2010). Jika informasi tersebut bernilai

positif berarti investor akan merespon secara positif dan mampu

membedakan antara perusahaan yang berkualitas dengan yang tidak,


13

sehingga harga saham akan semakin tinggi dan nilai perusahaan

meningkat. Namun, jika investor memberikan sinyal negatif menandakan

bahwa keinginan investor untuk berinvestasi semakin menurun dimana

akan mempengaruhi penurunan nilai perusahaan.

Menurut Owolabi dan Inyang (2013) sinyal yang diberikan dapat

berupa penerbitan utang. Penggunaan utang dalam perusahaan disesuaikan

dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Manajer

berkemampuan rendah tidak akan dapat membayar kembali tingkat utang

yang tinggi dan akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan, manajer

berkemampuan tinggi boleh menggunakan hutang dalam jumlah besar

untuk menunjukkan kepercayaannya pada prospek perusahaan ke pasar

dan bertindak sebagai sinyal yang kompatibel bagi pihak luar perusahaan.

Signaling theory juga dapat dilihat dari perspektif risiko bisnis, dimana

risiko bisnis yang semakin tinggi dianggap negatif oleh calon investor

sehingga mempengaruhi keinginannya untuk berinvestasi. Kesempatan

peluang investasi yang tinggi juga akan dipersepsikan sebagai sinyal

positif yang akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan.

Tingginya IOS perusahaan menandakan bahwa perusahaan dapat

meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaannya

di masa mendatang.

2.1.2. Investasi di Pasar Modal

Menurut Nuzula & Nurlaily (2020) investasi merupakan proses

pengelolaan dana, atau menanamkan dana atau modal di masa sekarang


14

dengan harapan akan menerima sejumlah aliran pembayaran yang

menguntungkan di kemudian hari. Dana dikelola dengan cara membeli

sekuritas atau aset keuangan (financial asset), yaitu berupa saham,

obligasi, atau derivative seperti option dan futures contract. Sebagai

contoh, seorang investor mengalokasikan dana dengan cara membeli

sekuritas suatu perusahaan, dengan berharap bahwa nilai sekuritas tersebut

akan naik pada saat investor berkenan untuk menjual aset tersebut pada

masa kemudian. Alasan dalam berinvestasi adalah apabila uang disimpan

tentu akan mengalami penyusutan dimana nilai dari uang tersebut

cenderung akan menurun di masa yang akan datang karena adanya

perubahan nilai tukar, inflasi atau perubahan suku bunga bank Indonesia,

dll. Maka dari itu, untuk melindungi nilai dari harta yang dimiliki tersebut

dilakukan investasi sehingga, orang yang melakukan investasi (investor)

akan mendapatkan keuntungan lebih di masa mendatang.

Investasi di pasar modal sendiri menjadi suatu tempat untuk

menemukan banyak pilihan investasi yang menguntungkan bagi investor

dan perusahaan go public. Disini para individual atau kelompok yang

kelebihan dana memilih untuk menginvestasikan dana tersebut di pasar

modal, dalam bentuk surat berharga misalnya berupa saham, obligasi,

waran, opsi dan lainya. Investasi tersebut di tanamkan kepada perusahaan

yang membutuhkan dana untuk memperbesar aset yang dimiliki dari

perusahaan tersebut dengan tujuan menambah keuntungan. Sehingga

investor yang menanamkan dananya di perusahaan yang menjadi pilihan


15

untuk berinvestasi akan mendapatkan keuntungan yang di bagikan sesuai

dengan ketentuan surat berharga yang dimiliki.

Pasar modal adalah sebuah tempat dimana para penjual dan

pembeli bertemu. Berbeda dengan pasar pada umumnya, disini para

penjual dan pembeli yang bertemu adalah orang-orang yang akan

melakukan transaksi jual-beli dalam instrument keuangan untuk kegiatan

investasi dalam jangka panjang baik berbentuk hutang maupun modal

sendiri. Contohnya dengan membeli surat berharga berupa saham atau

obligasi. Sehingga pasar modal dapat diartikan sebagai tempat dimana

memperdagangkan berbagai jenis surat berharga dengan memakai jasa

perantara pedagang efek yaitu bursa efek.

Menurut Darmadji & Fakhruddin (2011) pada dasarnya, pasar

modal (capital market) merupakan tempat di perjual-belikannya berbagai

instrument keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham),

instrumen devariatif, dan instrument lainya. Pasar modal merupakan

sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya

pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dimana

kegiatan tersebut diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi antara pihak

yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana (pemodal).

Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Sedangkan,

menurut Undang Undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 tahun 1995

mengenai Pasar Modal disebutkan sebagai berikut:


16

a. Definisi pasar modal adalah sebagai “Kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek

b. Bursa efek atau stock exchange adalah pihak yang menyelenggarakan

dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek diantara mereka

c. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat

berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit

penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap

derifatif dari efek.

d. Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang di lakukan

oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata

cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan

pelaksanaannya.

e. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.

Pasar modal memliki fungsi strategis yang menyebabkan lembaga

ini mempunyai daya tarik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yang

memiliki dana, maupun pemerintah karena dapat mencegah terjadinya

capital flight atau pelarian modal keluar negeri. Oleh karena itu pasar

modal mempunyai beberapa fungsi seperti sebagai sarana dan pendorong


17

investasi, pemerataan pendapatan, dan juga sebagai sumber penghimpun

dana.

2.1.3. Return Saham

Menurut Fahmi (2014:450) “return adalah Keuntungan yang

diperoleh oleh Perusahaan, individu dan institusi dari hasil Kebijakan

investasi yang dilakukannya”. Dapat disimpulkan bahwa return

Merupakan keuntungan atau kerugian yang Diperoleh dari hasil investasi.

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan telah

dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi sangat penting karena

merupakan salah satu alat pengukuran perusahaan. Return realisasi ini juga

dapat digunakan dalam penentuan return ekspketasi dan risiko di masa

yang akan datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan

diterima oleh investor di masa yang akan datang.

Jadi return saham merupakan tingkat pengembalian yang berupa

keuntungan atau kerugian yang diterima investor selama beberapa periode

tertentu. Return saham dapat dibagi menjadi 2, yaitu berupa dividen yang

merupakan bagian laba perusahaan yang diterima investor baik berupa

uang tunai, saham, ataupun properti dan capital gain yang merupakan

selisih antara harga pembelian dengan harga jual menurut Ross (2002)

dalam Phardono dan Christiawan (2004).

Menurut Zulfikar (2016:235) return saham terdiri dari dua

komponen yaitu Return = yield + capital gain (loss). Capital gain atau
18

capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan

harga periode tertentu.

Terdapat dua komponen return saham yaitu capital gain (loss) dan

yield yang merupakan kenaikan atau penurunan harga saham yang

memberikan keuntungan dan kerugian bagi investor, hal ini pula jika kita

membeli saham, yield akan menunjukan besarnya deviden yang kita

peroleh.

Menurut Jogiyanto (2015:264), return saham bisa diperhitungkan

dengan rumus sebagai berikut :

P t−Pt −1
RSt =
P t−1

Keterangan :
RSt = Return saham tahunan
Pt = harga saham pada periode tahun ke-t

Pt-1= harga saham pada periode tahun sebelumnya (t-1)

Sedangkan menurut Renald (2018:78) return indeks pasar (Market

Adjusted Model) merupakan selisih antara indeks pasar penutupan hari ini

dengan hari sebelumnya dibagi indeks pasar penutupan hasil sebelumnya,

rumusnya sebagai berikut:

E ( Ri , t )=R m ,t

Keterangan

E ( Ri , t ) = Tingkat keuntungan saham yang diharapkan pada hari ke

Rm , t = Tingkat keuntungan pasar pada periode t


19

Berdasarkan uraian di atas penjelasan pengukuran return saham,

maka peneliti yang digunakan penulis yaitu selisih dari harga saham

sekarang relative dengan harga saham periode yang lalu.

2.1.4. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang berisi informasi penting perusahaan

yang dinilai per saham (Ang, 1997). Salah satu bagian dari rasio pasar

adalah Price Earning Ratio (PER). Menurut (Zuliarni, 2012) PER adalah

rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar

perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.

Ukuran tersebut menyangkut suatu jumlah yang tidak dapat dikendalikan

secara langsung oleh perusahaan, sehingga rasio ini merupakan indikator

yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan

dimasa yang akan datang.

Perusahaan yang mempunyai PER tinggi menunjukkan perusahaan

tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Karena perusahaan

tidak mendistribusikan seluruh laba kepada pemegang saham. Jika

perusahaan mendapat laba, laba tersebut dapat digunakan dalam

berinvestasi untuk perusahaan atau mendistribusikannya kepada

pemegang saham dalam bentuk deviden. Saham yang PER nya rendah

diasumsikan bahwa laba seluruhnya dibagikan dalam bentuk deviden.

Karena PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka semakin tinggi

PER akan semakin tinggi pula minat investor dalam menanamkan modal
20

di perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan

ikut naik dan laba per lembar saham juga meningkat (Zuliarni, 2012).

Rasio harga laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang

lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar

saham biasa dengan laba per lembar saham. Menurut Henry Simamora

(2000: 529) Price Earning Ratio mencerminkan penilaian pemodal

terhadap pendapatan dimasa mendatang. Sedangkan menurut Ray H.

Garrison (1997: 788) Price Earning Ratio mencerminkan Hubungan antara

harga pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh

investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham.

Rasio harga laba (Price Earning Ratio) yang tinggi menunjukkan

bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium

untuk perusahaan. Rasio harga laba (Price Earning Ratio) juga merupakan

ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada

saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui

rasio – rasio keuangan seperti Rasio harga laba (Price Earning Ratio),

dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil

(return) yang layak dari suatu investasi saham.

Berdasarkan pendapat diatas pengertian Rasio harga laba (Price

Earning Ratio)yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rasio yang

membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar

dengan laba per lembar saham. Kegunaan Price Earning Ratio adalah

untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang


21

dicerminkan oleh EPS – nya. Price Earning Ratio menunjukkan hubungan

antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar Price Earning Ratio

suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap

pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan

investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dimasa yang akan datang (Dwi Prastowo, 2002:96).

Untuk mengetahui informasi Rasio Harga Laba (Price Earning

Ratio), komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan

earning per share (EPS). Informasi suatu perusahaan menunjukkan

besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua

pemegang saham perusahaan yang dapat diketahui dari informasi laporan

keuangan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya

EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya

EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca

dan laporan laba – rugi perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu

perusahaan adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin, 2010:374):

Laba Bersih Setelah Bungadan Pajak


EPS=
Jumlah Saham Beredar

Setelah memperhitungkan EPS, informasi Rasio harga laba (Price

Earning Ratio) suatu saham dapat dihitung dengan membagi harga saham

perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara sistematis, rumus

untuk menghitung Rasio harga laba (Price Earning Ratio) adalah sebagai

berikut (Eduardus Tandelilin, 2010:320):


22

Harga Saham
PER=
Earning Per Lembar Saham

2.1.5. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai sejauh mana

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008). Rasio

ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini dilihat dari laba yang dihasilkan penjualan dan

pendapatan investasi. Salah satu bagian dari rasio profitabilitas adalah

Return on assets (ROA). Menurut Raharjo & Muid (2013) ROA adalah

rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

bersih setelah pajak dari total aktiva yang digunakan untuk operasional

perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan

memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin

tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dan

pemegang saham akan mendapatkan keuntungan deviden yang diterima

semakin meningkat, dengan begitu ROA yang semakin tinggi akan

meningkatkan harga saham dan meningkatkan minat calon investor

untuk menanamkan dananya diperusahaan tersebut (Wardani & Andarini,

2016). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan

memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Hasil pengembalian suatu aktiva mencoba mengukur efisiensi

perusahaan dalam memanfatkan seluruh sumber dananya, yang kadang –

kadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi. Investasi


23

merupakan konversi nilai uang saat ini untuk memperoleh arus kas dimasa

mendatang yang lebih besar guna meningkatkan konsumsi atau

kemakmuran pemilik.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa:

“Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset

yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba”.

Sedangkan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) menurut

Henry Simamora (2000: 529), yaitu: “Return On Asset merupakan suatu

ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa,

Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio

rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. Rasio Pengembalian Aktiva

(Return On Asset) lebih luas daripada return on common stockholder’s

equity karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para pemegang

saham dan kreditor dengan jumlah aset (jumlah sumber daya yang dipasok

oleh para pemegang saham da kreditor). Secara sistematis Rasio

Pengembalian Aktiva (Return On Asset) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Net Profit After Tax


ROA=
Average Total Assets

Net Profit After Tax merupakan pendapatan bersih sesudah pajak.

Average Total Asset merupakan rata – rata total assets awal tahun dan
24

akhir tahun. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik,

karena tingkat pengembalian yang semakin besar (Robert Ang, 1997: 33).

Return On Asset dipakai untuk mengevalulasi apakah manajemen

telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang

dikuasainya. Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang

ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya.

Oleh karena itu, Return On Asset kerap kali dipakai oleh manajemen

puncak untuk mengevaluasi unit – unit bisnis di dalam suatu perusahaan

multinasional. (Henry Simamora, 2000:530)

2.1.6. Rasio Likuiditas

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014:113) mengemukakan

bahwa Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana

(cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai.

Menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2012:129)

mengemukakan bahwa Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio

yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

(utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan

akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah

jatuh”.

Menurut James O.Gill yang dikutip oleh Kasmir (2012:130)

mengemukakan bahwa Rasio Likuiditas adalah mengukur jumlah kas atau

jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk
25

membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah

jatuh tempo.

Menurut Kasmir (2013:110) mengemukakan bahwa Rasio

Likuiditas adalah sebagai rasio modal kerja merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya

adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva

lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek).

Menurut Murhadi (2013:57) mengemukakan bahwa Rasio

likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi liabilitas jangka pendeknya.

Menurut Brigham dan Houston yang dikutip oleh Kasmir

(2010:134) mengemukakan bahwa Asset yang diperdagangkan di pasar

aktif sehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar

yang berlaku, sedangkan posisi likuiditas suatu perusahaan berkaitan

dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika

utang tersebut jatuh tempo di tahun berikutnya".

Menurut Kasmir (2012:112) terdapat dua macam hasil penilaian

terhadap pengukuran rasio ini , yaitu sebagai berikut :

1. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan

Perusahaan tersebut liquid.

2. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban

tersebut atau tidak mampu, dikatakan iliquid.


26

Menurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2012:106) rasio likuiditas

dibagi menjadi dua yaitu:

1. Rasio Lancar (Current Ratio).

2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio).

Dari beberapa teori diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu

rasio likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek. Rasio ini sangat penting bagi suatu perusahaan

untuk mengetahui tingkat kemampuan perusaaan dalam memenuhi

kewajibannya yang bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu

seperti membayar tagihan listrik, gaji pegawai atau hutang yang telah jatuh

tempo.

Dalam menghitung tingkat pengembalian saham, investor juga

mempertimbangkan likuiditas rasio perusahaan. Rasio likuiditas adalah

ukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

dalam jangka pendek. Salah satu rasio likuiditas yang sering digunakan

adalah rasio current ratio, yang membandingkan aset lancar perusahaan

dengan kewajiban lancar. Investor menginginkan perusahaan yang

memiliki rasio likuiditas yang sehat, karena ini menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki aset yang cukup lancar untuk membayar kewajiban

yang akan jatuh tempo. Jika rasio likuiditas perusahaan rendah, hal ini

dapat menandakan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dan berpotensi

menimbulkan risiko kebangkrutan. Sebaliknya, rasio likuiditas yang tinggi


27

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola kewajiban dan

memiliki akses likuiditas yang mencukupi.

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

perusahaan untuk membayar semua kemampuan finansial jangka pendek

pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia

(Syamsuddin, 2009). Salah satu bagian dari rasio likuiditas adalah Current

Ratio (CR). Menurut Deitiana (2013) Current Ratio merupakan rasio yang

digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus untuk mencari

rasio Current Ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Current Asset
Current Ratio=
Current Liabilities

Semakin besar Current Ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya

terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja

perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi return saham. Hal ini

dapat memberikan keyakinan pada investor untuk memiliki saham

perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.

2.1.7. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau

kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap,1999).

Salah satu bagan dari rasio solvabilitas adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Menurut Arifin & Agustami, (2016) Debt to Equity Ratio adalah rasio
28

yang membandingkan total utang milik perusahaan dengan modal yang

dimiliki.

Ang, (1997) menyatakan Debt to Equity Ratio yang tinggi

mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena

tingkat utang semakin tinggi, yang berarti beban bunga akan semakin

besar sehingga dapat mengurangi keuntungan, dengan begitu return saham

cenderung mengalami penurunan, sebaliknya, tingkat Debt to Equity Ratio

yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan

tingkat pengembalian yang semakin tinggi, dengan kondisi seperti ini

return saham akan naik.

Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. DER merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diukur dengan

membandingkan antara hutang termasuk hutang lancar dengan seluruh

ekuitas (Kasmir, 2013:157). Jadi DER merupakan perbandingan antara

total hutang dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban dengan menggunakan modal yang ada.

DER mencerminkan kempuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri

atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. DER merupakan

perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total

ekuitasnya. Secara matematis DER diformulasikan sebagai berikut :

Total Hutang
DER=
Modal Sendiri
29

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel II- 1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil


Pengaruh rasio Independen :
1. Farras Hasil penelitian
likuiditas, rasio
Azhary Rasio menunjukkan bahwa
profitabilitas,
Rahmadi likuiditas, rasio secara simultan Rasio
rasio
(2022) profitabilitas, Likuiditas, Rasio
solvabilitas,
rasio Profitabilitas, Rasio
rasio pasar
solvabilitas, Solvabilitas, Rasio
terhadap return
dan rasio pasar Pasar yang masing-
saham
masing diproksikan
Dependen :
dengan Current Ratio
Return saham
(CR), Return On Assets
(ROA), Debt to Equity
Ratio (DER) dan
Earning Per Share
(EPS) berpengaruh
terhadap Return
Saham. Secara parsial
Rasio Likuiditas yang
diproksikan dengan
Current Ratio (CR)
tidak berpengaruh
terhadap Return Saham

2. Dewi Pengaruh Rasio Independen : Hasil penelitian


(2016) Likuiditas, menemukan bahwa
Likuiditas,
Profitabilitas, variabel likuiditas,
profitabilitas,
Solvabilitas, profitabilitas, rasio
solvabilitas,
Aktivitas Dan aktivitas dan penilaian
dan penilaian
Penilaian Pasar pasar berpengaruh
pasar
Terhadap Return positif dan signifikan
Saham. Dependen : terhadap return saham,
sedangkan variabel
Return Saham
solvabilitas
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
return saham.

Independen :
3. Prasetiyowa Analisis Hasil Pada Penelitian
Rasio
ti Ajeng Pengaruh Rasio Ini Menunjukkan
30

profitabilitas,
(2019) Profitabilitas, Bahwa Return On
rasio
Rasio Asset (ROA)
solvabilitas,
Solvabilitas, Berpengaruh Positif
rasio likuiditas,
Rasio Dan Tidak Signifikan
rasio aktivitas,
Likuiditas, Terhadap Return Saham
dan rasio pasar
Rasio , Current Ratio (CR)
Dependen :
Aktivitas, dan Berpengaruh Negatif
Return saham
Rasio Pasar Dan Tidak Signifikan
Terhadap Terhadap Return Saham
Return Saham , Dan Debt To Equity
di Jakarta Islam Ratio (DER)
Index (JII) Berpengaruh Negatif
Tahun 2015- Dan Tidak Signifikan
2017. Terhadap Return Saham
.
4. Januar Effect of Independen :
Hasil dari Penelitian ini
Afrino dan Profitability Rasio
ROA tidak berpengaruh
Erni Ratio, profitabilitas,
terhadap return saham ,
Masdupi Solvency, rasio
CAR tidak berpengaruh
(2019) Market Ratio, solvabilitas,
terhadap return saham,
And Risk Ratio rasio Pasar,
DER tidak berpengaruh
on Stock rasio aktivitas,
terhadap return saham
Return rasio pasar,
, PER berpengaruh
dan rasio
positif dan signifikan
resiko
terhadap return saham
Dependen :
dan Beta berpengaruh
Return saham
positif dan signifikan
terhadap return saham

2.3. Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat

hubungan antara variabel penelitian yang satu dengan yang lain sebagai berikut:

2.3.1 Pengaruh Rasio Pasar terhadap Return Saham

PER (Price Earning Ratio), mengindikasikan besarnya rupiah yang

harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning

perusahaan. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan


31

untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan pada

suatu saham (Yulianto, 2015). Dalam pendekatan PER, investor akan

menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu

saham. PER akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus

dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1,00 earning perusahaan.

Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai

prospek baik) mempunyai PER yang tinggi dan sebaliknya. Dari segi

investor, barangkali tidak menarik karena harga saham barangkali tidak

akan naik lagi, yang berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan

kecil (Hanafi & Halim, 2009). Artinya PER memiliki hubungan terbalik

dengan harga saham karena jika PER tinggi maka minat investor dapat

berkurang sehingga return saham akan turun.

2.3.2 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham

Perusahaan dengan ROA yang besar akan menarik minat para

investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, karena

keuntungan yang akan mereka terima besar, demikian juga sebaliknya jika

ROA rendah, maka minat investasi turun, dan harga saham pun turun.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROA

menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan asetnya untuk

menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan semakin meningkatnya

ROA maka kinerja perusahaan yang ditinjau dari profitabilitas semakin

baik. Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahan

tersebut (Malintan, 2013).


32

Semakin tinggi nilai ROA, menunjukkan semakin tinggi pula

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, investor akan

lebih tertarik memiliki saham perusahaan yang mampu menghasilkan

keuntungan lebih besar, dan jika banyak investor yang tertarik untuk

membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan

keuntungan yang tinggi, maka harga saham dari perusahaan tersebut

akan meningkat dan return sahamnya juga akan naik. Hasil penelitian

Farkhan & Ika (2013) membuktikan bahwa Return On Asset memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

2.3.3 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return Saham

Current Ratio merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur

untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya (Deitiana, 2013). Semakin tinggi Current Ratio berarti

semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya.

Current Ratio yang tinggi menunjukkan likuiditas suatu perusahaan

tersebut tinggi. Current Ratio yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya

piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang

tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang

lancarnya. Perusahaan dengan posisi tersebut seringkali tidak terganggu

likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk menginvestasikan

modalnya melalui pembelian saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar

yang tinggi. Jadi Current Ratio berpengaruh positif dengan return saham.

Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Shandi (2013) dan
33

Parwati (2016) yang mana Current Ratio berpengaruh positif terhadap

return saham.

2.3.4 Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang

digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk

dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. Penelitian yang dilakukan

oleh Kurnia dan Isynuwardhana (2015) menyatakan bahwa DER memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap return saham. Perusahaan yang

sedang tumbuh tentunya membutuhkan hutang sebagai tambahan untuk

memenuhi pendanaan dalam operasionalnya. Sehingga perusahaan

tersebut membutuhkan banyak dana dalam operasionalnya yang tidak

mungkin hanya dipenuhi dengan menggunakan modal sendiri yang

dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi belum

tentu memiliki kinerja yang buruk, karena dilihat dari bagaimana

perusahaan tersebut dapat mengelola hutangnya dengan baik. Kondisi ini

menyebabkan berkembangnya perusahaan dimasa yang akan datang yang

dapat berujung pada meningkatnya return saham. Menurut hasil penelitian

Ulupui (2006) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Parwati (2016)

bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.


34

2.4. Model Empiris

Berdasarkan penjelasan dalam telaah penelitian terdahulu dan landasan

teori. Dalam perumusan hipotesis dapat digambarkan model empiris sebagai

berikut:

Price Earning Ratio


(X1)

H1
Return On Asset
(X2)
H2 Return Saham
(Y)
Current Ratio
H3
(X3)

H4
Debt To Equity Ratio
(X4)

Gambar II- 1
Kerangka Pemikiran
2.5. Hipotesis

Dari hasil pengkajian literatur empiris dan penelitian terlebih dahulu, maka

penulis memutuskan untuk mengambil kesimpulan sementara atau hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Rasio pasar tidak berpengaruh terhadap return saham

H2 : Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham

H3 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham

H4 : Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap return saham


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek dan Subjek Penelitian

3.1.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupaka suatu kondisi yang menggambarkan

atau menerangkan suatu situasi dari objek yang aka diteliti untuk

mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian. Menurut Supriati

(2012:38) objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti

ditempat penelitian dilakukan.

Objek penelitian ini adalah return saham sebagai variabel terikat

(dependent variabel), dan rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan

solvabilitas sebagai variable bebas (independent variabel).

3.1.2. Subjek Penelitian

Pengertian subjek penelitian adalah fenomena, benda maupun

orang yang dapat memberikan data dan informasi kepada peneliti.Menurut

Arikunto (2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan subjek

penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel

penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sector

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)


36

3.2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006) variabel penelitian merupakan gejala yang

menjadi fokus untuk diamati oleh peneliti, sebagai atribut dari sekelompok orang

atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam

kelompok tersebut. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel Terikat (dependent Variabel)

Variabel terikat (dependent Variabel) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham.

2. Variabel Bebas (independent Vaariabel)

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang menjadi

sebab atau berubahnya suatu variabel lain. variabel bebas dalam penelitian ini

adalah tentang rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.

3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah return saham sebagai variabel

yang dipengaruhi dan variabel yang memengaruhi terdiri dari PER, ROA, CR dan

DER.

3.3.1. Return Saham


Return saham yang akan digunakan dalam penelitian ini

merupakan harga rata-rata penutupan saham pertahun dengan

menggunakan harga saham pada periode tahunan ke-t dan harga periode

tahunan sebelumnya (t-1) pada periode 2018-2022. Peneliti menggunakan

harga penutupan saham untuk menghitung rata-rata harga saham.


37

Return saham (RS) tersebut dapat dirumuskan dengan cara:

P t−Pt −1
RSt =
P t−1

Keterangan :
RSt = Return saham tahunan
Pt = harga saham pada periode tahun ke-t

Pt-1= harga saham pada periode tahun sebelumnya (t-1)

3.3.2. Price Earning Ratio


Rasio pasar diproksikan dalam Price Earning Ratio (PER).

Menurut (Zuliarni, 2012) PER adalah rasio yang menunjukkan

perbandingan antara harga saham di pasar perdana yang ditawarkan

dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Dalam penelitian ini PER

menggunakan formula, sebagai berikut :

Harga Saham
PER=
Earning Per Lembar Saham

3.3.3. Return on Asset


Rasio profitabilitas diproksikan dalam Return on Asset (ROA).

Menurut Raharjo & Muid (2013) ROA adalah rasio yang mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari

total aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Dalam

penelitian ini ROA menggunakan formula, sebagai berikut :

Net Profit After Tax


ROA=
Average Totalassets
38

3.3.4. Current Ratio


Rasio likuiditas diproksikan dalam Current Ratio (CR). Menurut

Deitiana (2013) CR merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur

untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Dalam penelitian ini CR menggunakan formula sebagai

berikut :

Current Asset
Curre nt Ratio=
Current Liabilities

3.3.5. Debt to Equity Ratio


Rasio solvabilitas diproksikan dalam Debt to Equity Ratio (DER).

Menurut Arifin & Agustami, (2016) DER adalah rasio yang

membandingkan total utang milik perusahaan dengan modal yang dimiliki.

Dalam penelitian ini DER menggunakan formula sebagai berikut :

Total Hutang
DER=
Modal Sendiri

3.4. Instrumen Penelitian atau Alat Pengumpulan Data

3.5. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan adalah data sekunder untuk semua variabel yaitu

return saham, rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas perusahaan

sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-

2022.

Data rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas dan return

saham diperoleh dari laporan tahunan perusahaan subsektorfarmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2022 yang diperoleh dengan
39

mengunjungi Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia dan data pendukung lainnya

yang diperoleh dari berbagai publikasi yang memuat informasi relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan, seperti Bursa Efek Indonesia atau IDX,

ChartNexus, serta data yang terdapat di internet seperti web sahamok.com.

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian

ini populasinya adalah seluruh perusahaan sub sektor farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2022. Total

perusahaan yang akan di teliti sebanyak 12 perusahaan.

3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah data krakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010), jika populasi besar dan penelitian tidak

mungkin tidak mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Metode dalam pengambilan sampel penelitian adalah purposive

sampling dimana pengambilan subjek berdasarkan kriteria yang dimiliki

sampel. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan sub

sektor Farmasi yang memiliki dan mempublikasikan laporan tahunan


40

lengkap dan rutin pada periode 2018-2022 melalui website Bursa Efek

Indonesia. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian

disajikan dalam lampiran.

3.7. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010:206) analisis merupakan kegiatan setelah dari

data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, metabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1. Uji Asumsi Klasik


Menurut Algifari, (2000) mengujian asumsi klasik ini dilakukan

sebelum uji regresi, uji asumsi klasik perlu dilakukan terhadap model

regresi yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menunjukan hubungan

yang valid atau tidak bias pada model regresi yang digunakan tersebut.

Pengujiannya menggunakan bantuan program SPPS ror windows version

25.0. uji asumsi klasik meliputi:

1) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah medel regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

segarusnya tidak terjadi korelasi di antar variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal


41

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama

dengan nol (0). Ada tidaknya multikolineritas dalam model regresi, dapat

dideteksi dengan melihat (Ghozali, 2009:95):

a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman

suatu model regresi yang bebas multikolineritas adalah mempunyai

angka Tolerance mendekati 1.

b. Besaran korelasi antar variabel independen. Pedomannya adalah

koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah

0,5).

2) Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2009) uji heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Adanya

heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residu Y (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.

Deteksi adanya heterokedastisitas adalah sebagai verikut (Ghozali,

2009:126):

a. Jika terdapat pola tersebut, seperti titik-titik pada grafik yang

membentuk suatu pola tertentu, maka regresi tersebut telah menjadi

heterokedastisitas sehingga model regresi tersebut tidak dapat dipakai.


42

b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik pada grafik yang

menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas sehingga model regresi tersebut dapat dipakai.

3) Uji Autokorelasi

3.4.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Analisis

ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh PER, ROA, CR dan DER

terhadap return saham. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Y = α + β1PERi + β2ROAi + β3CRi + β4DERi + e

Keterangan:

a = konstanta

b1,2,3,4 = koefisien regresi

PER = price earning ratio

ROA = return on asset

CR = current asset

DER = debt to equity ratio

e = kesalahan prediksi (error)

3.4.3. Uji Hipotesis

1) Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)


Pengujian terhadap koefisien regeresi secara parsial dilakukan

dengan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran


43

secara parsiall antara variabel independen terhadap variabel dependen

dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan.

Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji parsial digunakan untuk menguji

apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan

terhadap nilai variabel tidak bebas dengan nilai toleransi kesalahan 5% atau

taraf signifikan (α=0,05) dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (0,95)

bj
t=
sbj

Keterangan:

t = nilai

bj = koefisien regresi

sbj = standar eror dan regresi

Menentukan t tabel dengan rumus

df =n−k

Dimana:

df = degree of fredoom (derajat kebebasan)

n = sampel

k = jumlah variabel

1. Pengaruh PER terhadap return saham

H0 : 1a = 0 Tidak ada pengaruh PER terhadap return saham

H1 : 1a ≠ 0 PER berpengaruh signifikan terhadap return saham

2. Pengaruh ROA terhadap return saham

H0 : 2a = 0 Tidak ada pengaruh ROA terhadap return saham


44

H1 : 2a ≠ 0 ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham

3. Pengaruh CR terhadap return saham

H0 : 3a = 0 Tidak ada pengaruh CR terhadap return saham

H1 : 3a ≠ 0 CR berpengaruh signifikan terhadap return saham

4. Pengaruh DER terhadap return saham

H0 : 4a = 0 Tidak ada pengaruh DER terhadap return saham

H1 : 4a ≠ 0 DER berpengaruh signifikan terhadap return saham

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

b. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

c. Jika t hitung ˃ t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2) Uji Hipotesis Simultan (Uji-F)


Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kelayakan

model (goodness of fit) yang dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi

regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secara statistik. Kriteria

pengambilan keputusan uji kelayakan model sebagai berikut:

1. Nilai signifikan < 0,05 menunjukan bahwa uji model inilayak

untuk digunakan pada penelitian.

2. Nilai signifikan > 0,05 menunjukan bahwa uji model initidak

layak untuk digunakan pada penelitian.

3) Koefisien Determinasi (R2 )


koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel

independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi


45

variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen,

atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak

menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama

dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi

variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100%

variasi variabel dependen.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif


Tabel deskriptif menunjukan semua variabel yang digunakan dalam model

analisis regresi berganda, yaitu variabel Y (Return Saham) sebagai variabel

Dependen, variabel X1 (Rasio Pasar), X2 (Profitabilitas), X3 (Likuiditas), dan

(Solvabilitas) sebagai variabel Independen. Penjelasan dari masing-masing

variabel adalah:

Tabel IV- 1
Deskriptif Statistik

Descriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y_Return Saham 45 -6.471 1.000 -.20181 1.086881
X1_Rasio Pasar 45 .009 403000.000 8998.74913 60069.197180
X2_Profitabilitas 45 .002 92.100 10.87288 14.863031
X3_Likuiditas 45 87.642 465.770 246.95932 121.943446
X4_Solvabilitas 45 7.424 486.254 117.90391 137.708196
Valid N (listwise) 45
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan tabel IV-1 dapat diketahui bahwa nilai terendah variabel

Return Saham sebesar -6,471, nilai tertinggi 1,000, nilai rata-ratanya adalah

sebesar -0,20181 dengan standar deviasinya sebesar 1,086881. Variabel Rasio

Pasar dengan nilai terendah 0,009, nilai tertinggi 403000,000 , nilai rata-ratanya

8998,74913 dengan nilai standar deviasinya sebesar 60069,197180. Variabel


47

Profitabilitas nilai terendahnya 0,002, nilai tertinggi sebesar 82,100, dengan nilai

rata-ratanya sebesar 10,87288 dengan nilai standar deviasinya sebesar 14,863031.

Untuk variabel Likuiditas mempunyai nilai terendah 87,642, dengan nilai tertinggi

sebesar 465,770, nilai rata-ratanya sebesar 246.95932 dengan nilai stadar

deviasinya adalah sebesar 121.943446. Lalu untuk variabel Solvabilitas

mempunyai nilai terendah sebesar 7.424, nilai tertinggi 486.254 dengan nilai rata-

rata sebesar 117.90391 dan dengan nilai standar deviasi sebesar 137.708196.

4.2. Analisis Statistik

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
a. Analisis Grafik

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

probability plot (P- Plot). Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui variabel pengganggu atau residual dalam model

regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah model regresi yang mempunyai distribusi data

normal atau mendekati normal. Apabila asumsi ini dilanggar

maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil.

Data mengenai uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1

7
48

Gambar IV- 1 Hasil


GambarUji IV-1
Normalitas : Grafik Normal
P-Plot
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal P-Plot

Sumber : Hasil Olah data dengan SPSS


Dengan melihat tampilan gambar IV-1 grafik normal plot

menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan mata

kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal

secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2011).

8
49

Tabel IV- 2
Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardized
Residual
N 26
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .86336630
Most Extreme Absolute .118
Differences Positive .118
Negative -.075
Test Statistic .118
Asymp. Sig. (2-tailed) c
.200d
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .454
tailed) e
99% Confidence Lower Bound .441
Interval Upper Bound .467
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Olah data dengan SPSS


Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Kormogorov-

Smirnov pada uji ini adalah sebesar 0,118> 0,05. Nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) pada tabel diatas adalah sebesar 0.200. Nilai

Kormogorov-Smirnov dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

menunjukkan lebih besar dari 0,05, ini artinya data terdistribusi

secara normal. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

semua sampel pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data

harus terbebas dari gejala multikolinieritas, gejala ini ditunjukkan

dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji

multikolinieritas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation 9


50

Factor) harus berada dibawah 10, hal ini dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel IV- 3
Hasl Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 RasioPasar_X1 .505 1.981
Profitabilitas_X2 .302 3.308
Likuiditas_X3 .182 5.506
Solvabilitas_X4 .188 5.313
a. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

Sumber : Hasil Olah data dengan SPSS


Tabel IV-3 menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi

gejala multikolinieritas antara masing-masing variabel independen

yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan

hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi

gejala multikolinieritas. Karena data di atas menunjukan bahwa

nilai VIF tidak lebih dari 10, dengan nilai tolerance tidak kurang

dari 0,10. keadaan seperti itu membuktikan bahwa tidak terjadi

gejala multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

0
51

Pengujian gejala Heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat

diidentifikasi dari pola scatter


GambarplotIV-
diagram.
2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scaterplots terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang

jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian bahwa

data tersebut memenuhi syarat untuk dipakai melihat hubungan

variabel independen PER, ROA, CR dan DER terhadap variabel

dependennya Return Saham. Akan tetapi analisis grafik plot

memiliki kelemahan dalam keakuratan menginterpretasikannya,

oleh karna itu dilakukan uji statistik untuk lebih menjamin


1
52

keakuratan hasil penelitian. Uji Park adalah salah satu uji statistik

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.

Tabel IV- 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Park

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.057 2.913 -.706 .488
RasioPasar_X1 .056 .059 .257 .944 .356
Profitabilitas_X2 .111 .089 .438 1.243 .228
Likuiditas_X3 .193 .423 .207 .456 .653
Solvabilitas_X4 .325 .194 .747 1.675 .109
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel tersebut,

salah satu cara untuk mendeteksi yaitu dapat dilihat bahwa semua

variabel bebas menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena

berada diatas α > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

variabel bebas tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas dalam

varian kesalahan.

4.2.2 Uji Hipotesis


1. Uji sigifikasi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yang terdiri dari dari Rasio Pasar (PER), Profitabilitas

2
53

(ROA), Likuiditas (CR), dan Solvabilitas (DER), di Bursa Efek

Indonesia secara parsial.

3
54

Tabel IV- 5
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.766 5.521 2.312 .031
RasioPasar_X1 .042 .112 .099 .376 .710
Profitabilitas_X2 -.060 .169 -.121 -.357 .725
Likuiditas_X3 -1.989 .802 -1.084 -2.479 .022
Solvabilitas_X4 -.923 .367 -1.080 -2.514 .020
a. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

Sumber: Hasil olah data dengan SPSS


Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Rasio Pasar

(PER) lebih besar dari 0,710 > 0,05 dan nilai tHitung 0,376 < nilai

tTabel 2,02108 maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang

berarti PER tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return

Saham.

Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Profitabilitas

(ROA) lebih besar 0,725 > 0,05, dan nilai t Hitung 0,357 < nilai tTabel

4
55

2,02108 maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak yang berarti

ROA tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Likuiditas lebih

kecil dari 0,022 < 0,05 dan nilai tHitung 2,479 > nilai tTabel 2,02108

maka dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti Likuiditas

berpengaruh terhadap Return Saham.

Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Solvabilitas lebih

kecil dari 0,020 > 0,05 dan nilai tHitung 2,514 > nilai tTabel 2,02108,

maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yang berarti

Solvabiitas berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

2. Uji F
Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara melakukan

uji statistik F dalam penelitian ini yaitu dengan melihat nilai

signifikansinya. Menurut Ghozali (2018:98) apabila nilai

signifikansi < tingkat signifikasi (0,05) yang disyaratkan, maka

menunjukkan bahwa uji model ini layak untuk digunakan pada

penelitian. Sebaliknya, apabila nilai signifikansinya > tingkat

signifikasi (0,05) yang disyaratkan, maka menunjukkan bahwa uji

model ini tidak layang untuk digunakan dalam penelitian

Berikut hasil uji F variabel independen terhadap

variabel dependen : 5
56

6
57

Tabel IV- 6
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.897 4 1.724 3.966 .015b
Residual 9.131 21 .435
Total 16.029 25
a. Dependent Variable: Return_saham_Y
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas_X4, RasioPasar_X1, Profitabilitas_X2,
Likuiditas_X3
Sumber Hasil Olah Data SPSS
Dari tabel IV-7 diperoleh nilai sig 0,015 yang berarti nilai sig

< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa uji model regresi ini

layak untuk digunakan pada penelitian.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2 atau adjust R2) pada initinya

mengukur sejauh mana kemampuan model regresi dalam

menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

diantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil berati

kemampuan variabel-variabel indepen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen terbatas (Indoyama, 2008:25).

7
58

Tabel IV- 7
Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .520 a
.270 .131 .94201
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas_X4, RasioPasar_X1,
Profitabilitas_X2, Likuiditas_X3
b. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

SSSumber: Hasil olah data dengan SPSS

Dari hasil pengolahan regresi berganda diketahui bahwa

besarnya nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,520 artinya

hubungan antar variabel independen Rasio Pasar, Profitabilitas,

Likuiditas, dan Solvabilitas dengan variabel dependen memiliki

hubungan positif yang kuat. Arti hubungan yang positif yaitu

apabila variabel X (variabel independen) naik 1 persen maka akan

menaikan 1 persen variabel Y (variabel dependen). Sedangkan nilai

koefisien determinasi berganda (R2 Square) sebesar 0,270. Hal ini

berarti bahwa variabel Rasio Pasar, Profitabilitas, Likuiditas, dan

Solvabilitas mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen,

8
59

yaitu sebesar 27% dan sisanya 73% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak diteliti dalam model penelitian.

Sedangkan Standart Error of the Estimate sebesar 0, 94201

menunjukkan model persamaan regresi secara tepat memprediksi

variabel terikat.

4. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda


Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Rasio Pasar,

Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Return Saham

adalah sebagai berikut:

Tabel IV- 8
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.766 5.521 2.312 .031
RasioPasar_X1 .042 .112 .099 .376 .710
Profitabilitas_X2 -.060 .169 -.121 -.357 .725
Likuiditas_X3 -1.989 .802 -1.084 -2.479 .022
Solvabilitas_X4 -.923 .367 -1.080 -2.514 .020
a. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS

Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi

untuk mengetahui pengaruh Rasio Pasar, Profitabilitas, Likuiditas,

dan Solvabilitas terhadap Return Saham sebagai berikut:

Y = 12.766 + 0.042 PER – 0,60 ROA – 1,989 CR – 0,923 DER ε


9
60

Keterangan:

Y = Return Saham

a = Konstanta

X1 = PER

X2 = ROA

X3 = CR

X4 = DER

ε = error term

Koefisien-koefisien persaman regresi linier berganda di atas

dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 12,766

menunjukkan bahwa jika variabel PER, ROA, CR, dan DER

bernilai nol, maka RS adalah 2,294 kali. Sedangkan variabel PER

sebesar 0,042 menunjukkan bahwa jika variabel ROA meningkat 1

satuan sedangkan variabel X lainnya tetap maka RS akan

meningkat sebesar 0,042 kali. Variabel ROA sebesar 0,60

menunjukkan bahwa jika variabel CR meningkat 1 satuan

sedangkan variabel X lainnya tetap maka akan menurunkan RS

sebesar 0,60 kali. Variabel CR sebesar 1,989 menunjukkan bahwa

jika variabel CR meningkat 1 satuan sedangkan variabel X lainnya

tetap maka akan menaikkan RS sebesar 1,989 kali. Variabel DER

sebesar 0,923 menunjukkan bahwa jika variabel DER meningkat 1

satuan sedangkan variabel X lainnya tetap maka akan menaikkan

RS sebesar 0,923 kali.


0
61

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Rasio Pasar Terhadap Return Saham


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Price

Earning Ratio (PER) memiliki tidak berpengaruh signifikan

terhadap return saham, hal ini menunjukan bahwa perusahaan

menggunakan tanda atau sinyal khusus untuk mengkomunikasikan

informasi internal mereka kepada investor. Dalam hal rasio pasar

(seperti PER), jika sebuah perusahaan memiliki PER ratio yang

tinggi, ini bisa dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan percaya

prospek masa depannya cerah. Namun, hubungan antara rasio pasar

dan return saham tidak selalu konsisten karena beberapa alasan.

Faktor eksternal yang tidak terduga, seperti perubahan di

pasar atau ekonomi, dapat mempengaruhi return saham tanpa

memandang rasio pasar. Sehingga, ada variabel lain yang dapat

berdampak lebih besar pada return saham dibandingkan dengan

rasio pasar.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang oleh Carlo (2014)

yang mana PER tidak berpengaruh terhadap return saham.

Interpretasi rasio pasar dapat bervariasi di antara investor. Ada

investor yang melihat PER ratio tinggi sebagai tanda pertumbuhan

yang positif, sementara investor lain mungkin melihatnya sebagai

tanda overvalued. Perbedaan ini dapat mengakibatkan reaksi yang

1
62

beragam terhadap perubahan rasio pasar dan dampaknya pada

return saham.

4.3.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Return on

Asset (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap return saha, yang

berarti bahwa tinggi atau rendahnya nilai ROA tidak

mempengaruhi variasi nilai dari return saham.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Afrino & Masdupi (2019) bahwa profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil

statistik memberikan makna bahwa informasi profitabilitas yang

digambarkan oleh ROA yang dipublikasikan dalam laporan

keuangan kurang informatif bagi investor dalam mengestimasi

return. Jadi investor lebih cenderung menggunakan cashflow

dalam mengambil keputusan investasi. Pasar tidak merespon ROA

sebagai informasi yang bisa merubah keyakinan mereka, sehingga

tidak mempengaruhi return saham, ini mengindikasikan bahwa

para investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai

ukuran dalam menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi total

return saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini didukung bahwa

perusahaan dengan ROA yang besar mempunyai kecenderungan

return saham yang di bawah rata-rata.

2
63

4.3.3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Return Saham


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Current

ratio (CR) memiliki pengaruh terhadap return saham. Dimana dari

hasil penelitian membuktikan CR berpengaruh terhadap return

saham, artinya bahwa besar kecilnya CR akan mempengaruhi

perubahan return saham.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang oleh Shandi (2013)

dan Parwati (2016) yang mana Current Ratio berpengaruh

terhadap return saham. Current Ratio mengukur kemampuan suatu

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aset lancar. Current Ratio dapat menjadi indikator

yang mengirim sinyal kepada investor tentang kesehatan keuangan

perusahaan. Namun, hubungan antara Current Ratio dan return

saham tidak selalu sederhana dan langsung.

Jika suatu perusahaan memiliki Current Ratio yang tinggi,

artinya perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat dianggap sebagai

sinyal positif oleh investor, menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki likuiditas yang baik dan lebih mampu mengatasi risiko

kebangkrutan.

Dengan demikian, investasi dalam saham perusahaan dengan

Current Ratio yang tinggi dapat dianggap lebih aman dan menarik

bagi beberapa investor.


3
64

4.3.4. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Return Saham


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Debt to

Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap return saham.

Hal ini salah satunya dapat disebabkan antara lain karena tidak

semua investor menyukai tingkat risiko tinggi, para investor di

Indonesia cenderung bersikap berhati-hati dalam setiap melakukan

kegiatan investasinya, dimana tipe-tipe investor semacam ini

tergolong ke dalam tipe investor (risk averse) artinya mereka akan

berusaha membagi investasinya dengan tingkat risiko seminimal

mungkin.

Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari

total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan

struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang

berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai

perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari

laba ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah

dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan

utang bagi perusahaan. Semakin besar DER menunjukkan bahwa

struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan

dengan modal sendiri.

Hasil ini mengindikasikan adanya pertimbangan yang

berbeda dari beberapa investor dalam memandang DER. Oleh


4
65

sebagian investor DER dipandang besarnya tanggung jawab

perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditur yang memberikan

pinjaman kepada perusahaan. Sehingga semakin besar nilai DER

akan memperbesar tanggungan perusahaan. Namun demikian

nampaknya beberapa investor justru memandang bahwa

perusahaan yang tumbuh pasti akan memerlukan hutang sebagai

dana tambahan untuk memenuhi pendanaan pada perusahaan yang

tumbuh. Perusahan tersebut memerlukan banyak dana operasional

yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang

dimiliki perusahaan.

Namun demikian nampaknya beberapa investor justru

memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan

memerlukan hutang sebagai dana tambahan untuk memenuhi

pendanaan pada perusahaan yang tumbuh. Perusahan tersebut

memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin dapat

dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Hal

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kurnia &

Isynuwardhana (2015) dan Arifin & Agustami (2016) dalam

penelitiannya disebutkan bahwa DER berpengaruh dan signifikan

terhadap return saham.

5
BAB V

SIMPULAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka data diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) ditemukan bahwa variabel Rasio

Pasar (PER), profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), dan

Solvabilitas (DER), terhadap kebijakan hutang adalah:

a. PER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Jadi

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa PER tidak

berpengaruh terhadap return saham kebenarannya terbukti.

Profitabilitas berpengaruh terhadap Return Saham. Faktor

eksternal yang tidak terduga, seperti perubahan di pasar atau

ekonomi, dapat mempengaruhi return saham tanpa

memandang rasio pasar. Sehingga, ada variabel lain yang

dapat berdampak lebih besar pada return saham

dibandingkan dengan rasio pasar.

b. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap Return

Saham. Jadi hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

ROA berpengaruh terhadap return saham kebenarannya

terbukti. Hasil statistik memberikan makna bahwa informasi


67

profitabilitas yang digambarkan oleh ROA yang

dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang informatif

bagi investor dalam mengestimasi return. Jadi investor lebih

cenderung menggunakan cashflow dalam mengambil

keputusan investasi.

c. Likuiditas berpengaruh terhadap Return Saham. Jadi

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa CR berpengaruh

terhadap return saham kebenarannya terbukti. Current Ratio

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset

lancar. Current Ratio dapat menjadi indikator yang

mengirim sinyal kepada investor tentang kesehatan

keuangan perusahaan.

d. Solvabilitas berpengaruh terhadap Return Saham. Jadi

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa CR berpengaruh

terhadap return saham kebenarannya terbukti. Hasil ini

mengindikasikan adanya pertimbangan yang berbeda dari

beberapa investor dalam memandang DER. Oleh sebagian

investor DER dipandang besarnya tanggung jawab

perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditur yang

memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga

semakin besar nilai DER akan memperbesar tanggungan

perusahaan.
7
68

e. Pengaruh variable rasio pasar, profitabilitas, likuiditas, dan

solvabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Return

Saham sebesar 27% dan sisanya 73% dipengaruhi oleh

faktor- faktor lain.

2. Berdasarkan hasil uji F, variabel independen yaitu kebijakan

deviden, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan

ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan terhadap

Return Saham.

3. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat

dijelaskan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh

terhadap Return Saham adalah likuiditas. Dapat diketahui

dengan melihat koefisien beta yang paling besar antara variabel

independen lainnya. Dengan nilai 1,989 adalah nilai paling besar

dengan variabel independen lainnya.

5.2. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan dibawah ini sebagai berikut:

5.21. Implikasi teoritis


Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

8
69

Indonesia, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

5.22. Implikasi praktis


a. Bagi Perusahaan

Secara Simultan dan Parsial terdapatnya pengaruh antara

variabel Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Return Saham.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam

mempertimbangkan keputusan pendanaan yang akan diambil,

apakah akan menggunakan dana internal ataukah menggunakan dana

eksternal karena keputusan pendanaan yang akan diambil akan

berpengaruh terhadap keputusan keputusan lain dan berpengaruh

terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang

akan datang.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam

menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena

tentunya setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi

perusahaannya dimasa depan dan mendapatkan keuntungan sesuai

yang diharapkan.

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu

dalam bidang keuangan agar lebih mengerti dan return Saham yang

baik dalam suatu perusahaan. 9


70

5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan

13,5% saja terhadap variabel dependen, sehingga untuk penelitian

lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengganti atau menambah

variabel yang telah digunakan, sehingga dapat menjelaskan secara

keseluruhan.

2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode

penelitian dengan menambah tahun penelitian dan juga

memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang.

3. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memperluas model

penelitian sebelumnya, menggunakan metode dan alat uji yang lebih

lengkap dan akurat sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih

valid.

0
71

DAFTAR PUSTAKA

Afrino, Januar & Masdupi, Erni.2019.Effect of Profitability Ratio, Solvency,


Market Ratio, And Risk Ratio on Stock Return.Advances in Economics,
Business and Management Research, volume 97.P
Ajeng, Prasetiyowati.(2019).Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas Dan Rasio Pasar Terhadap
Kembali Saham Di Jakarta Islam Index (Jii) Tahun 2015-2017. Skripsi
Sarjana (S1), Universitas Widya Dharma.
Artha , D. R., Achsani , N. A. & Sasongko , H., 2014. Analisis Fundamental,
Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham Sektor Pertanian. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, , 16(2), p. 175–184 .
Deitiana, T., 2013. Pengaruh Current Ratio, Return on Equity dan Total Asset
Turn Over terhadap Devidend Payout Ratio dan Implikasi Pada Harga
Saham Perusahaan Lq 45. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 15(1), pp. 82 – 88.
Farkhan dan Ika. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage). E-Journal Universitas
Muhammadiyah Semarang, 9(1): 1-18.
Ghozali, Imam.2013. Analisis Multivariate Teknik dan Aplikasi Mengunakan
Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS. Edisi
Empat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Gunadi, G.D. Gilang. 2015. Pengaruh ROA, DER, dan EPS Terhadap Return
Saham pada Perusahaan Food and Beverage di BEI. E-Jurnal Manajemen
Unud, 4(6): 1636-1647.
Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
Cetakan Pertama. BPFE : Yogyakarta.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
PT Rajawali Pers.
Kurnia, A. & Isynuwardhana, D., 2015. Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER) dan Size Perusahaan terhadap Return Saham (Studi
Kasus pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). E-Proceeding of Management,
2(3), p. 3337. 1
72

Mulya, Yudhia dan Turisna, Ririn, 2016, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di
BEI”, Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi, vol.2, no.1.
Nantwi, O., Victor & Kuwornu, J. K. M., 2011. Analyzing the Effect of
Macroeconomic Variables on Stock Market Returns: Evidence from
Ghana. Journal of Economics and International Finance, 3(11), pp. 605-
615.
Parwati, R. A. D. & Sudiartha, G. M., 2016. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), pp. 385 – 413.
Prabawa, Dwian Wahyu; Lukiastuti, Fitri. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan,
Manajemen Risiko Dan Manajemen Modal Kerja Terhadap Return Saham.
Jurnal Manajemen Indonesia , [Sl], v. 15, n. 1, hal. 1-16, apr. 2017. ISSN
2502-3713.
Risdiyanto. 2016. Pengaruh ROI, EPS dan PER Terhadap Return Saham pada
Perusahaan Farmasi. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA).
Risdiyanto dan Suhermin. 2016.Pengaruh ROI, EPS dan PER Terhadap Return
Saham pada Perusahaan Farmasi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(7):
1-16.
Ross, S. A., Westerfield, R., & Jordan, B. D. (2016). Fundamentalsof
corporatefinance.
Seriyarini, Permata, Irmin, et.al, 2016, “Pengaruh Earning per Share, Return on
Equity, Price Earning Ratio terhadap Return Saham Perusahaan yang Go
Public di BEI Periode 2014-2015”
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Tandelilin, E. 2001. Portopolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Kanisius.
Ulupui, IGKA. 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di
BEJ). Jurnal Akuntansi, Bali:Universitas Udayana. H:1-20.

2
73

No Kode Nama Perusahaan


1 DVLA PT. DARYA-VARIA LABORATORIA TBK
2 INAF PT. INDOFARMA TBK
3 KAEF PT. KIMIA FARMA TBK
4 KLBF PT. KALBE FARMA TBK
5 MERK PT. MERCK TBK
6 PEHA PT. PHAPROS TBK
7 PYFA PT. PYRIDAM FARMA TBK
8 SDPC PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL TBK
9 SIDO PT. INDUSTRI JAMU SIDO MUNCUL TBK

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan

Lampiran 2 Harga Saham Perusahaan

Harga Saham
No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA Rp1.940 Rp2.250 Rp2.420 Rp2.750 Rp2.370
2 INAF Rp6.500 Rp870 Rp4.030 Rp2.230 Rp1.150
3 KAEF Rp2.600 Rp1.250 Rp4.250 Rp2.430 Rp1.085
4 KLBF Rp1.520 Rp1.620 Rp1.480 Rp1.615 Rp2.090
5 MERK Rp4.300 Rp2.850 Rp3.280 Rp3.690 Rp4.750
6 PEHA Rp2.300 Rp1.075 Rp1.695 Rp1.105 Rp685 3
74

7 PYFA Rp189 Rp198 Rp975 Rp1.015 Rp865


8 SDPC Rp86,39 Rp91,19 Rp100,52 Rp131,95 Rp327,12
9 SIDO Rp416,82 Rp632,67 Rp798,90 Rp865,00 Rp755,00

4
75

Lampiran 3 Rasio Pasar (PER)

Rasio Pasar (PER)


No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA 10,78 11,36 16,69 20,99 17,82
2 INAF 615,53 338,52 403000 183,99 8,32
3 KAEF 0,04 0,03 0,10 0,01 0,01
4 KLBF 28,99 30,29 25,38 23,78 28,74
5 MERK 1,66 16,29 20,50 12,55 11,85
6 PEHA 14,56 8,88 29,22 85,00 20,76
7 PYFA 11,97 11,34 23,60 99,12 1,68
8 SDPC 5,76 15,20 50,26 16,49 17,22
9 SIDO 18,69 23,32 25,46 20,46 20,51

Lampiran 4 Profitabilitas (ROA)

Profiabilitas (ROA)
No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA 11,92 12,12 8,16 7,03 7,43
2 INAF 2,27 0,58 0,001 1,86 27,93
3 KAEF 7,34 4,48 1,36 5,60 3,798
4 KLBF 13,76 12,52 12,36 12,59 12,66
5 MERK 92,10 8,68 7,73 12,83 17,33
6 PEHA 7,13 4,88 2,54 0,61 1,52
7 PYFA 4,52 4,89 9,67 0,68 18,11
8 SDPC 1,63 0,64 0,24 0,79 1,74
9 SIDO 19,79 22,73 24,15 31,17 27,35

5
76

Lampiran 5 Likuiditas (CR)

Likuiditas (CR)
No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA 288,89 291,325 251,91 256,53 300,20
2 INAF 104,86 188,07 135,61 137,907 87,64
3 KAEF 320,93 260,97 168,34 146,83 410,21
4 KLBF 465,77 435,47 411,60 444,53 377,12
5 MERK 130,67 250,85 254,71 271,49 332,78
6 PEHA 103,82 101,26 94,26 129,66 133,61
7 PYFA 275,74 352,76 289,03 129,62 181,91
8 SDPC 116,88 114,92 113,90 113,54 113,11
9 SIDO 419,02 419,75 366,41 413,10 405,55

Lampiran 6 Solvabilitas (DER)

Solvabilitas (DER)
No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA 40,20 40,20 40,20 49,69 43,13
2 INAF 190,41 190,41 190,41 295,79 1676,53
3 KAEF 24,12 24,12 24,12 51,53 13,50
4 KLBF 18,70 18,70 18,70 20,69 23,28
5 MERK 58,74 58,74 58,74 50,03 37,03
6 PEHA 136,58 136,58 136,58 148,12 145,33
7 PYFA 57,28 57,28 57,28 382,47 243,74
8 SDPC 413,93 413,93 413,93 409,06 486,25
9 SIDO 14,99 14,99 14,99 17,22 16,43

6
77

Lampiran 7 Return Saham

Return Saham
No Kode 2018 2019 2020 2021 2022
1 DVLA -0,01031 0,13778 0,07025 0,12000 -0,16034
2 INAF 0,09231 -6,47126 0,78412 -0,80717 -0,93913
3 KAEF -0,03846 -1,08000 0,70588 -0,74897 -1,23963
4 KLBF -0,11184 0,06173 -0,09459 0,08359 0,22727
5 MERK -0,97674 -0,50877 0,13110 0,11111 0,22316
6 PEHA 1,00000 -1,13953 0,36578 -0,53394 -0,61314
7 PYFA 0,03175 0,04545 0,79692 0,03941 -0,17341
8 SDPC -0,27330 0,05264 0,09282 0,23820 0,59663
9 SIDO 0,35142 0,34117 0,20807 0,07642 -0,14570

7
78

Lampiran 8 Deskriptif Statistik

Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y_Return Saham 45 -6.471 1.000 -.20181 1.086881
X1_Rasio Pasar 45 .009 403000.000 8998.74913 60069.197180
X2_Profitabilitas 45 .002 92.100 10.87288 14.863031
X3_Likuiditas 45 87.642 465.770 246.95932 121.943446
X4_Solvabilitas 45 7.424 486.254 117.90391 137.708196
Valid N (listwise) 45

Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas : Grafik P-Plot


Hasil Uji Normalitas : Grafik P-Plot

8
79

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Data


Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardized
Residual
N 26
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .86336630
Most Extreme Absolute .118
Differences Positive .118
Negative -.075
Test Statistic .118
Asymp. Sig. (2-tailed) c
.200d
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .454
tailed) e
99% Confidence Lower Bound .441
Interval Upper Bound .467
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 RasioPasar_X1 .505 1.981
Profitabilitas_X2 .302 3.308
Likuiditas_X3 .182 5.506
Solvabilitas_X4 .188 5.313
a. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

9
80

Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Park

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.057 2.913 -.706 .488
RasioPasar_X1 .056 .059 .257 .944 .356
Profitabilitas_X2 .111 .089 .438 1.243 .228
Likuiditas_X3 .193 .423 .207 .456 .653
Solvabilitas_X4 .325 .194 .747 1.675 .109
a. Dependent Variable: ABRESID

0
81

Lampiran 14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.766 5.521 2.312 .031
RasioPasar_X1 .042 .112 .099 .376 .710
Profitabilitas_X2 -.060 .169 -.121 -.357 .725
Likuiditas_X3 -1.989 .802 -1.084 -2.479 .022
Solvabilitas_X4 -.923 .367 -1.080 -2.514 .020
a. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

Lampiran 15 Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.897 4 1.724 3.966 .015b
Residual 9.131 21 .435
Total 16.029 25
a. Dependent Variable: Return_saham_Y
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas_X4, RasioPasar_X1, Profitabilitas_X2,
Likuiditas_X3

1
82

Lampiran 16 Hasil Koefiesien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .520 a
.270 .131 .94201
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas_X4, RasioPasar_X1,
Profitabilitas_X2, Likuiditas_X3
b. Dependent Variable: ReturnSaham_Y

2
83

Lampiran 17 Kartu Konsultasi Skripsi

3
84

Lampiran 18 Kartu Tanda Peserta Seminar Proposal Skripsi

Anda mungkin juga menyukai