Anda di halaman 1dari 54

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUMAH GARAM KRAYAN

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pelayanan
bagi masyarakat akan kebutuhan dalam segala bidang, maka Provinsi
Kalimantan Utara perlu meningkatkan prasarana dan sarana untuk Kegiatan
tersebut adalah dengan cara peningkatan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan industri masyarakat, salah satunya adalah Pembangunan Rumah
Garam Krayan yang terletak di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara.
Selain itu dengan terealisasinya Pembangunan Rumah Garam Krayan Ini dapat
memfasilitasi semua aktivitas kegiatan industri perekonomian khususnya pada
wilayah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yang semakin lama
semakin meningkat, serta memberikan wadah yang refresentatif bagi
masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan industri ekonomi. Pelaksanaan
Rumah Pengolahan Garam Krayan telah direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah pada Tahun Anggaran 2020 namun karena adanya
penutupan pintu masuk dan keluar barang impor melalui Malaysia akibat
pandemic Covid-19 maka dalam pembangunan terdapat kesulitan dalam
memperoleh bahan bangunan untuk konstruksi sehingga pembangunan
dihentikan. Untuk melanjutkan pembangunan tersebut, pada Tahun Anggaran
2023 dianggarkan Kembali oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM Provinsi Kalimantan Utara.
Dalam upaya peningkatan produksi garam Krayan ini sangat dipandang perlu
untuk melengkapi sarana dan prasarana bangunan tersebut sebagai penunjang
pelaksanaan operasionalnya yaitu melalui kelanjutan Pembangunan Rumah
Garam Krayan sehingga dalam pelaksanaan produksi dapat meningkat.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Rumah Garam Krayan ini sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan
waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan
kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran
penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan lapangan serta
penyelesaian kelengkapan pembangunan.

Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Garam Krayan ini adalah
untuk Meningkatkan pelayanan terhadap geliat perindustrian perekonomian
masyarakat sehingga secara fisik layak untuk mendukung pelaksanaan proses
pemeriksaan kelayakan hasil industri Perekonomian Masyarakat.

III. PEMBERI TUGAS


Pemberi Tugas adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Utara.
Nama : Ganang Ramandita, ST
Nip : 19920323 201503 1 003
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Alamat : Jalan Raya Sengkawit Komplek Pasar Induk Tanjuung Selor

IV. LOKASI PEKERJAAN


Kegiatan Pembangunan Fisik Pembangunan Rumah Garam Krayan lokasinya
berada di Desa Terang Jaya, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan Provinsi
Kalimantan Utara.

V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Anggaran 2023.

VI. WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 150 (Seratus Lima Puluh) hari
kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan masa
pemeliharaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak
diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama oleh PPK Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Provinsi Kalimantan Utara.
BAB II
URAIAN KEGIATAN

I. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Kegiatan;
Lingkup Pekerjaan adalah Pembangunan Rumah Garam Krayan yang terdiri
dari ;
1) Terbangunnya Rumah Garam Krayan sesuai dengan spesifikasi yang
telah diperjanjikan;
2) Pembangunan Rumah Garam Krayan meliputi :
a) Pekerjaan Pembangunan Pengolahan Garam;
b) Pekerjaan Pembangunan Kolam Penampungan;
c) Pekerjaan Pembangunan Pelataran Jemuran;
d) Pekerjaan Pembangunan Rumah Sumur Pompa.
3) Pelaksanaan Konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan
(bahan, tenaga dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan
pekerjaan) dan kualitas hasil pekerjaan seperti yang tercantum dalam
spesifikasi teknis,
4) Pemeliharaan Konstruksi adalah tahap uji coba bangunan dan
pemeriksaan atas hasil pelaksanaan Konstruksi Fisik, didalam masa
pemerliharaan penyedia jasa Konstruksi berkewajiban memperbaiki
segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
Konstruksi,
5) Dalam masa pemeliharaan semua bahan yang digunakan, harus diuji
coba sesuai fungsinya, apabila terjadi kekurangan dan kerusakan maka
harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sebenarnya,
6) Masa pemeliharaan ini selama 180 hari terhitung sejak serah terima
pertama pekerjaan konstruksi,
7) Keluaran akhir yang harus dihasilkan adalah:
a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi,
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
i. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing),
ii. Semua berkas perijinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi,
iii. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan pelaksana
konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh Konsultan Pengawas
beserta segala perubahan /addendumnya,
iv. Laporan mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi. Laporan meliputi detail
pekerjaan dengan dilengkapi dokumentasi kegiatan,
v. Berita Acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang,
serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan dan Berita Acara lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik
8) Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
B. Lingkup tugas meliputi ;
Lingkup Tugas dalam kegiatan ini adalah :
1) Diwajibkan untuk melakukan pengukuran lapangan dan membuat Shop
Drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dan diakhir
pelaksanaan pekerjaan membuat As Build Drawing untuk diajukan dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi
teknis dalam kontrak;
3) Diwajibkan melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
Pejabat Pembuat Komitmen;
4) Diwajibkan untuk mengikuti rapat-rapat yang ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, seperti Pra Construction Meeting, Rapat Bulanan,
Cause Meeting, dan rapat lainnya sebagai kendali pelaksanaan pekerjaan
dan melaksanakan hasil rapat tersebut;
5) Memberikan peringatan dini dan keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen;
6) Diwajibkan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7) Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
perusakan dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyedia jasa.
8) Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
didokumentasikan dengan foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan
hasil pekerjaan.
II. STANDAR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Dalam hal melaksanakan pekerjaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perhitungan, namun tidak terbatas pada
referensi berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4. Referensi peraturan atau buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan
konstruksi.
5. Gambar kerja, perincian penawaran, rencana kerja dan syarat-syarat yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak
pemborongan jasa konstruksi.

III. PERSYARATAN KUALIFIKASI


1. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Jasa
Pelaksana Konstruksi BG 009 Konstruksi Gedung Lainnya atau Jasa
Pelaksana Konstruksi Gedung Lainnya (KBLI 2020 41019);
2. Menyampaikan persyarata rencana Tindakan identifikasi bahaya, penilaian
resiko, penetapan pengendalian resiko K3 Konstruksi.

IV. PERSONEL MANAJERIAL


Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
1) Pelaksana Bangunan Gedung,
1 (satu) Orang minimal Lulusan STM/SMK Bangunan memiliki SKT
Pelaksana Bangunan Gedung, Pengalaman 2 (Dua) Tahun.
2) Petugas Keselamatan Konstruksi,
1 (satu) Orang minimal Lulusan SMA/SMK/Sederajat Memiliki Sertifikat
Petugas Keselamatan Konstruksi.

V. DAFTAR PERALATAN
Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
antara lain :
1. Dump truck minimal 2 Unit dengan kapasitas 6-8 ton

2. Concrete Mixer Minimal 2 Unit kapasitas 0,3 – 0,6 m3

3. Generator Set minimal 1 unit kapasitas minimal 1000 watt


VI. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan meliputi :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana spesifikasi pekerjaan yang ada;
2. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan
melakukan pemeriksaan dan pembayaran akhir pekerjaan;
3. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil
hasil pekerjaannya;
4. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat;
5. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan
(claims);
6. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan
yang digunakan;
7. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan gambar terlaksana;
8. Melaksanakan pemeriksanaan gambar terpasang/terbangun secara bertahap
sesuai progress mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%;
9. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan
permasalahannya, mutu pekerjaan serta status keuangan proyek, berikut
kondisi lainnya yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi.

VII. IDENTIFIKASI BAHAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Penanganan Keselamatan Konstruksi mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian Keselamatan
Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan Keselamatan
Konstruksi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manjemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
No. Tingkat
Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Resiko
1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Persiapan mempunyai potensi
bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Kecelakaan dan gangguan kesehatan
tenaga kerja akibat tempat kerja kurang 1
memenuhi syarat,
2) Kecelakaan dan gangguan kesehatan 1
pekerja akibat penyimpanan peralatan dan
bahan atau material kurang memenuhi
syarat, 1
3) Kecelakaan dan gangguan kesehatan
pekerja akibat penyimpanan peralatan dan
bahan atau material kurang memenuhi
syarat kecelakaan atau gangguan
kesehatan akibat kegiatan pembongkaran
tempat kerja, instalasi listrik, peralatan dan
perlengkapan, pembersihan dan
pengembalian kondisi yang kurang baik.
2. Pekerjaan Tanah Pekerjaan Tanah Dan Pasir mempunyai
Dan Pasir potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Tertimbun galian longsoran tanah 1
2. Terjatuh ke lubang galian 1
3. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan

3. Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Pondasi mempunyai potensi bahaya


terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Tertimpa material pondasi 1
2. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
3. Iritasi mata penglihatan dan kulit akibat 2
material pasir dan semen
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan 1

4. Pekerjaan Beton Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya


terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan 2
2. Gangguan penglihatan dan kulit akibat
material pasir dan semen 1
3. Tertimpa material dan peralatan 1
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan

5. Pekerjaan Dinding Pekerjaan Dinding mempunyai potensi bahaya


terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan 2
2. Gangguan penglihatan dan kulit
akibat material pasir dan semen 2
3. Tertimpa material dan peralatan 2
4. Kecelakaan akibat metode
pelaksanaan.
6. Pekerjaan Atap Pekerjaan Atap mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material rangka 2
atap dan penutup atap
3. Tertimpa material dan peralatan 2
4. Kecelakaan akibat metode 1
pelaksanaan.
5. Terjatuh dari ketinggian dalam 3
pelaksanaan pemasangan rangka atap
dan penutup atap
7. Pekerjaan Langit- Pekerjaan Langit-langit mempunyai potensi
langit bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material Langit-
langit dan rangka. 2
2
3. Tertimpa material dan peralatan
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan. 1
5. Terjatuh dari ketinggian dalam 3
pelaksanaan pemasangan langit-langit

8. Pekerjaan Penutup Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding


Lantai dan Dinding mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga
kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material keramik 1
3. Tertimpa material dan peralatan
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan. 1
1
9. Pekerjaan Pekerjaan Pengecatan mempunyai potensi
Pengecatan bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Gangguan penglihatan dan iritasi kulit 1
akibat material cat, plamir dan pengencer
cat 1
3. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan.
4. Terjatuh dan tergelincir pada pelaksanaan 2
pengecatan.
10. Pekerjaan Instalasi Pekerjaan Instalasi Listrik mempunyai potensi
Listrik bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan 1
2. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan.
3. Terjatuh dan tergelincir pada pelaksanaan 2
pemasangan instalasi listrik.
11. Pasangan Batu Pasangan Batu Gunung mempunyai potensi
Gunung bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material batu 2
gunung
3. Tertimpa material dan peralatan 2
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan 1
12. Pekerjaan Pekerjaan Penggantung dan pengunci
Penggantung dan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga
pengunci kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material kunci dan 1
engsel
3. Tertimpa material dan peralatan 1
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan. 1
13. Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Sanitasi mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material Sanitasi 1
3. Tertimpa material dan peralatan 1
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan. 1
5. Terjatuh dan tergelincir di daerah galian 2
Septicktank
14. Pekerjaan Lapis Pasangan Batu Gunung mempunyai potensi
Pondasi Atas bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Terluka akibat terkena material 2
3. Tertimpa material dan peralatan 2
4. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan 1
15. Pekerjaan Lain-lain Pekerjaan Lain-lain mempunyai potensi
bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Kecelakaan akibat jenis dan cara 1
penggunaan peralatan
2. Kecelakaan akibat metode pelaksanaan. 1
3. Terjatuh dan tergelincir pada 2
pelaksanaan pemasangan instalasi listrik

Dengan demikian Pekerjaan Pembangunan Rumah Garam Krayan ini memiliki


resiko Kecil.

VIII. SKALA PRIORITAS TINGKAT RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI


No. Jenis/Tipe Identifikasi Bahaya Tingkat
Pekerjaan Resiko
6. Pekerjaan Atap Terjatuh dari ketinggian dalam 3
pelaksanaan pemasangan rangka atap
dan penutup atap

IX. NILAI TKDN


Penyedia dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi mengutamakan
penggunaan bahan dan alat yang memiliki nilai TKDN minimal 46,15%,
penyedia menghitung perkiraan nilai TKDN untuk pembangunan Rumah
Garam Krayan sebelum pelaksanaan kegiatan dan melakukan perhitungan
kembali terhadap hasil pembangunan.

X. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Penyedia jasa konstruksi pada penugasan ini
sebagai berikut :
1) Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya
dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud
akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan dilapangan serta penyelesaian kelengkapan
pembangunan.
2) Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
a) Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan.
b) Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;
c) Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
d) Membuat Laporan Harian berisikan keterangan tentang :
§ Tenaga kerja.
§ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
§ Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
§ Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan.
§ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
§ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
e) Membuat Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;
f) Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termin;
g) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan
pekerjaan);
h) Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
i) Membuat Berita Acara Peryataan Selesainya Pekerjaan;
j) Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
k) Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.

XI. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
untuk dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup
pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah :
1) LAPORAN HARIAN
Laporan Harian ini harus dibuat Penyedia Jasa Konstruksi Pekerjaan
terhitung setelah SPMK ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik)
sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :
a) Buku Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang
penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
b) Laporan harian berisikan keterangan tentang :
§ Tenaga kerja;
§ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak
§ Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
§ Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
§ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
§ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;
2) LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh
kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan
berisi antara lain :
a) Review terhadap rencana kerja kontraktor;
b) Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja)
selama seminggu tersebut;
c) Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
d) Monitor masalah teknis di lapangan;
e) Permasalahan non teknis yang dihadapi;
f) Monitor Kendali Mutu;
g) Pemeriksaan Gambar Kerja;
h) Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai kemajuan
pekerjaan;
i) Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
3) PRODUKSI DALAM NEGERI
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan penggunaan
produksi dalam negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan
selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.
4) PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Untuk pelaksanaan Pembangunan Toko Perbatasan Sebatik ini di dalam
perhitungan volume berpedoman kepada peraturan yang berlaku, antara
lain: Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara vide Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.
5) ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk
meyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran.
BAB III
TATA CARA PEMBAYARAN

I. DASAR PEMBAYARAN
Pekerjaan dibayar berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran;
Nomor : DPA/A.1/3.31.3.30.2.17.02.0000/001/2023
Program : Program Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan
Kegiatan : Program Perencanaan dan Pembangunan Industri
Sub Kegiatan : Penyusunan, Penerapan dan Evaluasi Rencana Pembanguan
Industri Provinsi
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Garam Krayan
Kode Rekening : 3.31.02.1.01.04
Melalui sumber dana APBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2023
dengan nilai sebesar Rp. 2.775.000.000,- (Dua Miliar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima
Juta Rupiah) termasuk PPN 11%.

II. PENETAPAN NILAI 80% DARI HPS


Nilai 80% dari HPS yaitu sebesar Rp 2.220.000.000,-.

III. MATA PEMBAYARAN UTAMA (MPU)


No. Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1 Pekerjaan Pembesian Kg 497,63
2 Pas. Keramik Lantai uk. 30x30 cm M2 280,00
3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC M 808,00
4
4 Pekerjaan Beton Rabat M3 57,00
5 Pas. Kap Kuda - kuda, Rangka Atap M2 520,30
Baja Ringan Lengkap
6 Pasangan Keramik Dinding M2 201,00
7 Pas. Atap Spandek M2 544,54
8 Pas. Plafond GRC 120 x 240 + Rangka M2 320,00
Hollow
9 Pas. List Gypsum M 194,00
10 Pas. Dinding Bata camp. 1 Pc 4 Ps M2 152,56
11 Pas. Pondasi Batu Belah camp. 1 Pc 4 M3 26,40
Ps
12 Timbunan LPA, tebal 12 cm M3 68,87
13 Pas. Plesteran camp. 1 Pc 4 Ps M2 556,02
14 Pekerjaan Pengecatan M2 731,82

IV. TATA CARA PEMBAYARAN


Pembayaran untuk pekerjaan ini diatur sebagai berikut :
1. Pembayaran pekerjaan dilakukan dengan sistem Termin dimana penelitian
dan pengecekan lapangan atas kebenaran termyn tersebut dituangkan ke
dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara Pembayaran yang
ditandatangani pihak terkait.
2. Pembayaran pekerjaan disesuaikan dengan nilai yang tercantum dalam
Kontrak.
3. Hal-hal yang lebih rinci mengenai tata cara pembayaran dimaksud diatur
pada syarat-syarat khusus kontrak yang terdapat di dalam Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak).
BAB IV
PENUTUP

Spesifikasi Teknis ini menjadi pedoman secara umum bagi penyedia jasa konstruksi
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang dibutuhkan hendaknya
dipersiapkan secara matang agar hasil pekerjaan dapat sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan serta kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Dibuat Di : Tanjung Selor


Tanggal : 22 Mei 2023
Pejabat Pembuat Komitmen,
DISPERINDAGKOP & UKM
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Ganang Ramandita, ST
NIP. 19920323 201503 1 003
SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN 1
SYARAT – SYARAT UMUM

Pasal 1
GAMBARAN UMUM PEKERJAAN

1.1. Lokasi Pekerjaan.

Areal Kegiatan yang ada berada di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan.

1.2. Kondisi Lapangan.

Lapangan pekerjaan berupa Exisitng tanah kosong dengan kondisi tanah


gambut sehingga perli penimbunan elevasi tanah.

1.3. Lingkup Pekerjaan.


Berupa pekerjaan Pembangunan Rumah Pengolahan Garam Krayan,
meliputi hal:

A. BANGUNAN KANTOR PENGELOLA


B. BANGUNAN PENGELOLAHAN GARAM
C. BANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN
D. BANGUNAN PELATARAN JEMUR
E. BANGUNAN RUMAH SUMUR POMPA

Secara Rinci lingkup pekerjaan dapat dilihat pada BOQ (Bill Of Quantity)
sebagaimana terlampir dalam Dokumen Lelang ini.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 1


SPESIFIKASI TEKNIS

1.4. Laporan

1.4.1. Laporan Perkembangan Bulanan


Pihak kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada
Direksi, tanpa biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam
bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5) salinan laporan
bulanan yang berisi berikut :

a. Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang


mendahului dan perkiraan perkembangan untuk bulan ini,

b. Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pekerjaan


pembangunan.

c. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada


kontraktor untuk bulan ini.

d. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang


barang-barang pokoknya dan peralatannya terdiri dari
Bangunan Kontruksi yang disediakan untuk Pelaksanaan
pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya.

e. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi dan


jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh
Kontraktor dalam bulan sebelumnya.

f. Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-bahan dan alat


yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan sebelumnya
dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu.

g. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan


kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

1.4.2 Laporan Harian


Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala
dari masing-masing seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh
Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 2


SPESIFIKASI TEKNIS

tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang


diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan,
bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan
informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan
pekerjaan.

1.4.3. Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi
Keet (Kantor di Lokasi Pekerjaan). Tamu adalah orang-orang
yang bukan karyawan Kontraktor.

1.4.4 Pelaksanaan Audit Oleh Pemilik Pekerjaan/Owner.


Selain tersebut diatas, Pemilik Pekerjaan berhak melaksanakan
audit bila perlu sehubungan dengan :

(a) Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak


seperti dalam syarat-syarat umum kontrak, dan

(b) Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang


tidak terdapat dalam Kontrak.

Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-


hal diatas.

Pasal 2

GAMBAR

2.1. Gambar-gambar untuk Keperluan Kontrak.


Tabel yang disajikan Daftar Gambar Perencanaan menunjukan gambar-
gambar yang disyarakatkan yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 3


SPESIFIKASI TEKNIS

Gambar-gambar tersebut memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus


dilaksanakan.

2.2. Gambar-gambar Yang Terinci.


Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk
tulangan dan jumlahnya, pencetakan beton, cofferdam pengering dan talang
penyalur air harian (saluran longsor), jalan darurat ke bangunan gedung, papan
nama Pekerjaan, rambu-rambu lalu lintas, rambu-rambu batas kerja di lokasi
kerja, harus disediakan oleh Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan
untuk memenuhi Pelaksanaan program tepat pada waktunya, sesuai dengan
Persyaratan Kontrak.

Kontraktor harus mengecek semua gambar-gambar dari Direksi dengan cermat


dan memberitahu Direksi tentang suatu kesalahan atau kekurangan yang
ditemui. Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran
tambahan berkenan dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada gambar-
gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi telah memberikan perintah
perubahan.

2.3. Gambar-gambar Yang Harus Diperhatikan Oleh Pelaksana.


Pelaksana harus menyerahkan kepada Direksi, untuk disetujui gambar-gambar
dari pekerjaan-pekerjaan sementara/penunjang, termasuk pekerjaan untuk
perlindungan, pekerjaan cetakan beton, gambar cofferdam dan talang
pembuang air harian, daftar penekukan beton, tatakala waktu kerja, gambar
rincian dan gambar-gambar pekerjaan yang diberikan oleh Direksi.

Direksi berhak mengubah gambar-gambar tersebut dan pelaksana harus


melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut, begitu pula dengan semua
perubahan-perubahan tersebut, tanpa tambahan pembayaran apapun.

Jika Pelaksana memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut akan


berpengaruh terhadap keselamatan dari pekerjaan atau menambah tanggung

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 4


SPESIFIKASI TEKNIS

jawab Kontraktor, maka menurut Perjanjian Pelaksana harus menyampaikan


pernyataan tertulis kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah menerima
perubahan-perubahan tersebut dan harus merincikan hal-hal khusus yang
dirasa keberatan. Direksi akan mempertimbangkan lagi masalah tersebut .

Gambar-gambar tersebut harus dipajang pada papan gambar dibedeng kerja


dan kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.

2.4. Persetujuan Atas Gambar.


Pemeriksaan atau pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan, gambar-
gambar atau dokumen yang diserahkan oleh Kontraktor untuk memperoleh
persetujuan Direksi, baik dengan atau tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh
membebaskan Pelaksana dari suatu tanggung jawab atau kerugian yang
dibebankan kepadanya oleh suatu ketentuan perjajian.

Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-


persyaratan perjanjian setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut yang telah diserahkan oleh Kontraktor atau rincian
gambar-gambar tidak sesuai dengan gambar-gambar yang diserahkan
terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yang dianggap perlu oleh
Direksi harus dilakukan oleh Kontraktor dan pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan Pelaksana tanpa memerlukan tambahan pembayaran.

Pasal 3

PEKERJAAAN PENDAHULUAN DAN SYARAT-SYARAT UMUM

3.1. Kantor dan Fasilitas Pemberi Pekerjaan/Direksi.


Pelaksana harus merawat secara khusus untuk digunakan Pemberi
Pekerjaan/Direksi dan stafnya, kantor sementara yang ada, lengkap dengan
perabot dan perlengkapan lainnya.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 5


SPESIFIKASI TEKNIS

Pelaksana harus bertanggung jawab sendiri untuk penyedian air minum serta
listrik untuk penerangan, dan tenaga listrik selama 24 jam perhari untuk
bangunan tersebut. Pelaksana harus membayar semua biaya dan ongkos-
ongkos lain yang berkaitan dengan hal tersebut.

3.2. Fasilitas Pelaksana.


Pelaksana harus mengurus sendiri urusan penyewaan sebagai tempat
sementara untuk bedeng, kantor, tempat tinggal, tempat kerja dan lain-lain.

Untuk tempat tinggal, kantor dan gudang, Pelaksana harus menggunakan


bangunan-bangunan yang keadaannya bersih dan teratur. Gudang harus dapat
menyediakan tempat penyimpanan dan perlindungan terhadap persediaan serta
bahan-bahan, bahan bakar dan lain-lain yang memadai dalam jumlah yang
dapat menjamin kemajuan pekerjaan secara tidak terputus-putus (tersendat-
sendat).

Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut dijelaskan dalam sub artikel ini
harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir
Lump Sum dalam Daftar Pengajuan Biaya.

Di akhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang lebih dini sebagaimana
dapat diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, pagar, bahan-bahan sisa
tanah galian dan apa-apa yang dibangun atau ditempatkan oleh Pelaksana dan
tidak merupakan bagian dari pekerjaan permanen harus dipindahkan oleh
Kontraktor bila tidak diperlukan lagi sebelum pengeluaran Sertifikat
Pemeliharaan. Areal yang bersangkutan harus dibersihkan dan diratakan
karena diperlukan dalam rangka memperoleh persetujuan Pemberi
Pekerjaan/Direksi.

3.3. Perkerjaan-pekerjaan Penunjang.


Pelaksana harus melaksanakan dan membangun pekerjaan-pekerjaan
penunjang seperti pembuatan jalan masuk (kalau diperlukan), rambu-rambu

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 6


SPESIFIKASI TEKNIS

lalu lintas, rambu batas kerja, pemompaan, lampu tanda lalu lintas, lampu
tanda bahaya dan lain-lain yang mungkin diperlukan untuk Pelaksanaan
pekerjaan secara baik. Biaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan harus
ditanggung oleh Pelaksana.

3.4. Upaya Keselamatan Kerja.


Kontraktor harus menyediakan dan merawat lampu-lampu peringatan yang
memadai, sinyal tanda bahaya, perlengkapan keamanan kerja, isyarat dan
penjaga dan harus mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk
melindungi pekerjaan dan keselamatan umum. Saluran, gorong-gorong,
jembatan dan lain-lain yang dekat ke lalu lintas harus dilindungi secara efektif.

Pelaksana harus sepanjang waktu melaksanakan pekerjaannya dan


memperkerjakan karyawannya dengan cara-cara yang aman dan harus
menyediakan dan menggunakan alat-alat keselamatan yang pantas dan
memadai karena dikehendaki atau diharuskan oleh Peraturan pemerintah yang
meliputi keselamatan pekerja. Seandainya Direksi memperhatikan bahwa
metoda keselamatan yang digunakan atau diusulkan oleh Pelaksana tidak
memadai, maka Kontraktor dengan segera mengubah metode-metode
keselamatan tersebut.

3.5. Keamanan.
Pelaksana harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya,
kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf Pemberi
Proyek/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang dan malam untuk
kantor pihak Pemberi Proyek/Direksi dengan biaya sendiri. Semua langkah
pengamanan harus dilakukan dengan kerjasama yang erat dengan masyarakat
setempat atau yang berwajib. Gangguan pekerjaan terhadap lalu lintas jalan
raya harus diatasi dan bekerja sama dengan pejabat lalu lintas setempat.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 7


SPESIFIKASI TEKNIS

3.6. Jaminan Pelayanan Kesehatan.


Pelaksana sepanjang waktu harus memelihara pelayanan kesehatan para
pekerja harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya,
kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf Direksi dan harus
menyediakan penjagaan siang dan malam untuk kantor pihak Direksi dengan
biaya sendiri. Semua langkah pengamanan harus dilakukan dengan
masyarakat setempat atau yang berwajib. Gangguan pekerjaan terhadap lalu
lintas jalan raya dan bekerja sama dengan pejabat lalu lintas setempat.

3.7. Bahan-bahan, Kualitas Hasil Kerja dan Pemeriksaan.


Kecuali tidak dirincikan, semua material dan hasil kerja akan disesuaikan
dengan ketentuan/persyaratan Standar Indonesia yang relevan dan yang mulai
berlaku 30 hari sebelum tanggal pertama yang ditetapkan untuk penyerahan
penawaran. Standar Indonesia bisa diganti dengan Spesifikasi.

Standar Internasional lainnya yang sama, aslkan dengan persetujuan dari


Direksi yang bersangkutan.

Pelaksana harus memperoleh dan menyimpan ditempat, sedikitnya satu


saluran dari masing-masing Pedoman Standar Nasional yang ditunjukan dalam
Spesifikasi.

Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh
bahan-bahan tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Pemeriksaan dan
persetujuan tidak boleh membebaskan Kontraktor dari kewajiban yang
dibebankan kepadanya dalam kontrak ini.

3.8. Ukuran dan Kuantitas Standar.


Semua ukuran pada gambar dan kuantitas dalam volume pekerjaan dan jadwal
pekerjaan harus dalam Sistim Nasional kecuali ditentukan lain.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 8


SPESIFIKASI TEKNIS

3.9. Foto-foto Pekerjaan


Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari
pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian sehubungan dengan
pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
3.9.1. Sebelum memulai Pelaksanaan pekerjaan.
3.9.2. Selama berlangsungnya pekerjaan.
3.9.3. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode
Pemeliharaan.

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada
posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.

Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam
lembar hasil cetakan masing-masing foto (di albumkan), dengan
membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi.
Semua klise/negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Proyek. Biaya foto-foto tersebut
seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap
termasuk dalam butir Lump Sum yang disajikan dalam Daftar Pengajuan
Biaya.
3.10. Pemberitahuan Pelaksanaan Pekerjaan.
Tidak ada pekerjaan penting yang boleh dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari
Direksi atau tanpa pemberitahuan selengkapnya secara tertulis yang disampaikan
kepada Direksi dan memberikan cukup waktu sebelum pekerjaan dimulai untuk
memungkinkan Direksi mempersiapkan pengaturan yang perlu untuk melakukan
pemeriksaan.

3.11. Perlindungan Pekerjaan dari Cuaca.

Pelaksana dengan biaya sendiri harus dengan cermat melindungi semua


pekerjaan dan bahan-bahan yang dapat rusak atau terpengaruh oleh cuaca.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 9


SPESIFIKASI TEKNIS

Seandainya suatu pekerjaan menjadi rusak atau terpengaruh oleh kondisi


cuaca, pekerjaan harus diperbaiki atau diganti dan penggantian pekerjaan
tersebut atas biaya Pelaksana, sampai pekerjaan tersebut memenuhi syarat.

3.12. Pencegahan Pencemaran.


Pelaksana harus setiap saat memelihara semua aliran air, tempat pekerjaan dan
tanah milik yang berdekatan , menjadi bersih dan bebas dari pencemaran dan
puing-puing dari apapun yang timbul diluar pekerjaannya. Dan harus
mengganti kerugian kepada pemberi pekerjaan terhadap semua tuntutan yang
timbul dari pencemaran atau puing (sisa-sisa) tersebut.

Pelaksana harus senantiasa menjaga dampak lingkungan yang ditimbulkan


dengan adanya debu dari tanah galian, dengan menjaga kelembaban tanah
tersebut sehingga tidak mengakibatkan debu yang berterbangan.

3.13. Pengangkutan Bahan dan Pembuangan Tanah Galian.


Pengangkutan bahan langsung ke lokasi pekerjaan dan tanah galian ke luar
loaksi pekerjaan bila ada tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap
kemacetan arus lalu lintas. Kontraktor harus mengatur jadwal waktu
pengangkutan pada saat arus lalu lintas cukup sepi. Kontraktor harus
berkonsultasi dengan pihak Polisi lalu lintas untuk mengatur kelancaran lalu
lintas.

3.14. Bahan-bahan Yang Harus Disediakan.


Pelaksana harus memperoleh dan menyediakan semua bahan yang
diperlukanuntuk pembangunan dan penyelesaian pekerjaan serta pemeliharaan
pekerjaan dan harus mengatur sendiri untuk perolehan bahan-bahan tersebut
termasuk untuk pengangkutannya. Pemakaian bahan-bahan bekas dari
bangunan yang dibongkar dalam pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan
termasuk bahan-bahan yang telah dipakai di tempat lain tidak akan
diperbolehkan kecuali kalau diijinkan oleh Direksi.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 10


SPESIFIKASI TEKNIS

3.15. Pekerjaan Yang Dilakukan oleh Pihak Lain.


Pelaksana dalam kegiatan pekerjaannya harus mempertimbangkan bahwa
selama pelaksanaan pekerjaan oleh pihak lain dapat dipekerjakan oleh
pemberi pekerjaan untuk melaksanakan pembersihan, pekerjaan tanah dan
lain-lain di dalam dan di sekitar areal proyek tersebut. Pelaksana harus
sepenuhnya mengenal kegiatan dari pihak lain tersebut sampai ke suatu
tingkat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya sendiri.

Dapat dimengerti bahwa pihak pemberi pekerjaan tidak harus menerima atau
memberi penggantian atas suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor
untuk pembayaran tambahan atau keterlambatan pekerjaan yang dilakukan
oleh pihak lain.

3.16. Pertemuan di Lokasi Pekerjaan.


Kontraktor harus menghadiri pertemuan rutin dimana semua masalah yang
berkaitan dengan kemajuan pekerjan akan dinilai. Kontraktor harus
menyampaikan setiap bulan Laporan Kemajuan Pekerjaan berikut formulir
yang disetujui Direksi yang menyajikan kemajuan pekerjaan yang sebenarnya.
3.17. Gambar-gambar Sebagaimana Yang Dibangun (Dilaksanakan).
Jika diminta oleh Direksi, Pelaksana harus menyediakan gambar-gambar
sebagaimana yang dilaksanakan. Gambar-gambar perencanaan, gambar-
gambar pematokan dan survei yang dilaksanakan yang dipersiapkan untuk
mengukur hasil pekerjaan sebagaimana diuraikan dalam Pasal 2.6, dapat
digunakan sebagai dasar untuk memepersiapkan gambar sebagaimana yang
dilaksanakan. Ukuran dan skala gambar-gambar ini harus disetujui Direksi.
Ketentuan mengenai persiapan gambar-gambar sebagaimana yang
dilaksanakan harus termasuk dalam butir Lump Sum dalam Daftar Pengajuan
Biaya.

3.18. Alternatif Usulan Pelaksana.


Setiap alternatif yang mungkin telah diusulkan Pelaksana dalam berkas
dokumen perjanjian, atau setelah itu selama berlangsungnya kontrak dan yang

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 11


SPESIFIKASI TEKNIS

telah disetujui oleh pihak pemberi pekerjaan atau Direksi, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Jika, menurut pendapat Direksi suatu alternatif yang disetujuinya tidak


memuaskan dalam suatu hal, Direksi berhak menarik persetujuannya dan
Kontraktor setelah itu harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut
sebagaimana ditentukan semula.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 12


SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN 2
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
SEGI LINGKUP PEKERJAAN
Uraian dalam Spesifikasi Teknis ini menyangkut segi lingkup pekerjaan :
PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN

Pasal 2
JENIS, MUTU BAHAN DAN STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan – bahan
Produksi Dalam Negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri
Penerbitan Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian
Tanggal 23 Desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan
petunjuk direksi.
2.2. Bila bahan – bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa / bermacam jenis ( merk ) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis saja.
2.3. Contoh – contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
keterlambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh –
contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
pengajuan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat –
sifatnya.
2.4. Semua bahan-bahan dan cara pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat standar
yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Standar Pelaksanaan yang ditentukan
oleh : “Ketentuan-ketentuan Standar Indonesia”, yang berlaku 30 hari sebelum
hari pertama yang ditentukan untuk penyerahan penawaran.
2.5. Kontraktor harus menyimpan di tempat pekerjaan minimum satu set dari setiap
Standar Nasional, yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan
harus menyimpan di tempat pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 13


SPESIFIKASI TEKNIS

untuk penyediaan material, cara pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan ini.
Standar-standar tersebut harus ada pada setiap saat untuk pemeriksaan dan
dipergunakan oleh Direksi Kontraktor Konstruksi.
Buku-buku standar yang harus ada ialah sebagai berikut :
1. Katalog Standar Industri Indonesia 1990.
2. SII.0013-81 Semen Portland.
3. SII.0378-80 Batu Alam Untuk Bahan Bangunan.
4. SNI.0394-89-A Batu Alam Untuk Bahan Bangunan.
5. SII.0458-81 Kayu Bangunan, Mutu.
6. PBI Tahun 1971.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci di sini
atau termasuk dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa
dipergunakan pada pekerjaan yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah
bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan cocok/baik sesuai
dengan standar untuk keperluan pekerjaan tersebut.

Pasal 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1 Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan


pekerjaan secara effesien dengan urutan teratur termasuk semua alat – alat
pembantu yang diperlukan seperti sandang, alat – alat pengangkat, alat – alat
penarik dan sebagainya yang diperlukan untuk semua pekerjaan.

3.2 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagain –
bagian dalam GAMBAR dan SPESIFIKASI TEKNIS tidak boleh merusak
( membatalkan ) kontrak, akan tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang wajar.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 14


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 4
GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN

4.1 Gambar – gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan
Konsultan Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen
yang lain. Rekanan tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat
persetujuan tertulis dari Pemimpin Proyek / Direksi. Gambar – gambar
tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud lain.

4.2 Bila direksi menganggap perlu maka kontraktor harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi, gambar – gambar
tersebut menjadi milik Pemberi Tugas.

4.3 Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap Kontrak


Pekerjaan lengkap termasuk Dokumen Lelang, Gambar, Berita Acara
Aanwizjing dan Time Schedulle (Curva-S) dalam keadaan baik dan dapat
dibaca dengan jelas termasuk perubahan – perubahan terakhir dalam masa
pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pemimpin Proyek / Direksi
sewaktu – waktu memerlukan.

Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENDAHULUAN

5.1 Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan sebuah bangunan


sementara ( serobong kerja ) ukuran 4 x 6 m dengan bahan kayu dengan
atap seng gelombang untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan
dan perlindungan bahan – bahan bangunan. Rekanan pemborong harus
juga menyediakan ruangan untuk keperluan direksi dengan
perlengkapan meja dan kursi, buku harian dan buku direksi serta
perlengkapan lain Administrasi seperlunya ditempat pekerjaan.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 15


SPESIFIKASI TEKNIS

5.2 Tanah dimana bangunan akan didirikan, maka isi lahan yang berupa
tumbuhan dan lain - lain yang terkena lokasi pembangunan harus
dibersihkan dan dibuang keluar lokasi ketempat yang sudah ditentukan
oleh direksi lapangan.

5.3 Sebelum melaksanakan pekerjaan, lokasi dimana gedung akan


dibangun harus bersih dari segala bentuk kotoran, bekas bongkaran,
tumbuhan maupun batuan yang ada dalam tanah bekas cerucuk
bangunan bila ada.

5.4 Pembuatan jalan masuk / logistik harus mencari jalan alternatif yang
bisa memperlancar alur suplay bahan dan material yang diperlukan
dalam pembangunan gedung tersebut, atau bias didiskusikan bersama
oleh pihak direksi/yang bersangkutan dalam penentuan hal diatas .

5.5 Jalan masuk sementara ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus
diadakan oleh rekanan pemborong bilamana pekerjaan tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingan proyek.

5.6 Pengangkutan bahan langsung ke lokasi pekerjaan dan tanah galian bila ada
maupun hasil bongkaran ke luar lokasi pekerjaan tidak boleh menimbulkan
dampak negatif terhadap kemacetan arus lalu lintas. Kontraktor harus mengatur
jadwal waktu pengangkutan pada saat arus lalu lintas cukup sepi. Kontraktor
harus berkonsultasi dengan pihak Polisi lalu lintas untuk mengatur kelancaran
lalu lintas.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 16


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPK dari Pemimpin Proyek harus segera membuat jadwal pelaksanaan
yang berupa Curva-S secara tertulis, berisi tahap – tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang direncanakan sesuai dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak
yang harus diketahui oleh Pemimpin Proyek dan Pengelola Teknis. Curva-S tersebut
harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk dapat selalu diikuti
perkembangannya.

Pasal 7
KUASA PEMBORONG DILAPANGAN

7.1 Pelaksanaan harus menguasai dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan


kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Harus semata – mata bertanggung jawab
untuk semua alat – alat konstruksi, cara – cara teknik, urutan dan prosedur
serta mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang tercantum didalam
kontrak.
7.2 Sebagai pelaksana proyek maka sehari – hari pada pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli ssuai dengan
bidang keahliannya yang diberi kuasa penuh dan selalu berada ditempat
pekerjaan.
7.3 Sebagi penanggung jawab dilapangan pelaksana harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwizjing sehingga
tidak terjadi kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan – bahan yang harus
dilaksanakan.
7.4 Pemimpin Proyek / Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana
dari pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman kerja yang pernah
dilaksanakan, tingkah laku dan kecakapan. Dalam hal ini kontraktor harus
segera menempatkan pengganti pelaksana lain dengan persetujuan direksi.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 17


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 8
ALAT–ALAT PELAKSANA/PENGUKURAN

8.1 Selama pelaksanaan pekerjaan, kontrakto harus menyediakan / menyiapkan


alat – alat pekerjaan baik sarana peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kualitas hasil peekrjaan antara lain alat ukur, selang ukur dan lain sebagainya.
8.2 Penentuan titik duga, letak bangunan, siku maupun datar dan tegak lurus harus
ditentukan dengan memakai alat ukur ( water pass intrument ) atau alat
sejenisnya sesuai keperluan.

Pasal 9
PEKERJAAAN BOUWPLANK
9.1. Kontraktor harus membuat bouwplank dengan menyediakan bahan
kayu jenis meranti atau kapur yang berkualitas baik dengan ukuran
balok 5/7 dan papan 2/20.
9.2. Bouwplank harus dipasang siku dan tegak lurus dengan jar ak 1 m’
keluar bangunan dan dipasang sekeliling bangunan.
9.3. Papan kayu 2/20 yang dipasang untuk bouwplank bagian atasnya harus
diserut halus dan rata.
9.4. Peil duga lantai + 0.00 disesuaiksn dengan lantai bangunan existing baik lantai
diatas maupun lantai dibawahnya, lantai basement disesuaikan dengan jalan
aspal existing minimal ketinggiannya diatas 50 cm dengan lantai lama, atau
menyesuaikan pada gambar rencana.

Pasal 10
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

10.1. Pemadatan urugan tanah dibawah lantai harus dilakukan selapis demi selapis
(setiap 20 cm) dengan menggunakan mesin pemadat atau staemper
berkekuatan tekan + 1 ton.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 18


SPESIFIKASI TEKNIS

10.2. Kedalaman galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar dan gambar
detail, galian harus cukup lebar untuk dapat bekerja dengan baik serta sisi –
sisinya tidak mudah gugur.
10.3. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar
gedung sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lubang
galian pondasi.
10.4. Urugan samping pondasi berikut halaman disekitar lokasi harus diurug dengan
tanah urug yang didatangkan dari luar dengan kualitas baik yang berasal dari
tanah gunung, tercampur dengan batu dan ampyangan, terkecuali untuk lokasi
yang disiapkan untuk areal penghijauan harus diurug tanah yang subur dan
tidak mengandung Lumpur/tanah kelag/tanah liat.
10.5. Dibawah cor beton bertulang / lantai lapangan dan lantai rabat beton diurug
dengan pasir urug kualitas baik.
10.6. Peil duga lantai + 0.00 dibuat setinggi 1.oo m dari permukaan jalan besar atau
1.50 m dari duga urugan tanah atau menyesuaikan pada gambar rencana.
10.7. Semua pekerjaan urugan diatas harus dipadatkan secara mekanis.

Pasal 11
PEKERJAAN PERATAAN TANAH HALAMAN

Tanah sisa galian harus diratakan dihalaman diluar areal bangunan yang akan
dilaksanakan, sedang tanah urugan yang berasal dari luar bilamana ketinggian urugan
sudah tercapai, harus dilakukan perataan sesuai dengan peil muka lantai, halaman,
parkir yang berpatokan pada gambar bestek / perencanaan.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 19


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 13
PEKERJAAN PONDASI

13.1 Pondasi parit / rabat untuk bangunan ini digunakan yaitu pondasi pasangan
batu gunung dengan campuran 1pc : 4ps.

13.2 Pasangan pondasi batu merah/rollag dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
menggunakan campuran 1pc : 3ps.

13.3 Bahan batu gunung untuk pondasi harus dari batu gunung yang keras dan
padat, sedangkan untuk bahan pasir dipakai pasir pasang setempat kualitas
baik.

Pasal 14
PEKERJAAN BETON BERTULANG

14.1 SEMEN
a. Semen yang dipakaui harus semen Portland yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam N.I.8 (Normalisasi mengenai Semen Portland
Indonesia) atau sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 Bab 3.2.
pengangkutan ke tempat pekerjaan harus terlindung dari hujan dan dalam
kantong asli tertutup rapat sesuai dari pabriknya.
b. Penyimpanannya harus dalam gudang yang cukup ventilasinya dan
diletakkan pada ketinggian paling sedikit 30 cm dari lantai, dan ditumpuk
pada ketinggian yang tidak melampaui 2 m. Penumpukan diatur
sedemikian rupa sehingga pemakaian dilakukan menurut pengirimannya.
Semen harus dalam keadaan masih baik, masih mempunyai waktu
pengikatan awal (setting time) minimum 80 menit.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 20


SPESIFIKASI TEKNIS

14.2 PASIR, KERIKIL DAN BATU PECAH


a. Pasirik, kerikil dan batu pecah harus bersifat kekal dan bersih serta tidak
mengandung bahan – bahan yang mempengaruhi kekuatan atau kekekalan
konstruksi beton pada setiap umur termasuk daya tahannya terhadap karat
baja tulang beton, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan –
ketentuan dalam PBI 1971 Bab 3.3 sampai Bab 3.5. Penyimpanan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran dengan kotoran atau tanah.

14.3 AIR
a. Air untuk adukan beton, serta perawatannya harus bersih, bebas dari bahan
– bahan yang merusak beton dan baja tulangan atau bercampur dengan
bahan yang mempengaruhi daya lekat semen. Air harus bersifat netral,
lakmus atau basah lemah jika yang dipakai bukan air minum asal
memenuhi syarat tekan pada 7 dan 28 hari, tidak kurang 90 % disbanding
kuat tekan kubus yang dibuat dengan air minum.

14.4 BESI BETON


a. Besi beton harus dari baja U.24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
tegangan yang diijinkan 1400 kg/cm2 dan harus memenuhi ketentuan –
ketentuan PBI 1971, standard Jepang SR 24 atau british standard No. 785-
1938.
b. Kawat pengikat harus dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
serta tidak bersepuh seng dan yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
c. Penyimpanan harus tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka terlalu lama.
d. Bilamana sesuai pengalaman / pendapat pemborong ditemui kekeliruan
atau perlu penyempurnaan pada pembesian pada gambar kontrak atau
perubahan lainnya, maka pemborong segera memberitahukan atau
mengusulkan penyempurnaan yang dimaksud kepada pemberi tugas untuk
persetujuan atau pengecekan.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 21


SPESIFIKASI TEKNIS

14.5 CETAKAN
a. Bahan
b. Harus dibuat dari papan kayu bermutu bagus dan lurus, bias menggunakan
plywood atau concreate panel dengan ketebalan tergantung dari kualitas
dan jarak penguat cetakan tersebut.
c. Perakitan perancah / begisting
d. Cetakan dirakit dan diberi penguat serta disangga sedemikian rupa,
sehingga tidak ada perubahan bentuk akibat getaran atau lengkungan
dikarenakan tekanan adukan beton yang cair/padat. Pada cetakan kolom
dan dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk menyingkirkan
kotoran dan keperluan pengecoran. Cetakan kayu harus bersih dan
dibasahi sebelum pengecoran dan dicegah penggenangan air pada bagian
bawah cetakan.

14.6 ADUKAN BETON


a. menggunakan sistim ready mix yang terpadu dan tepat guna, baik untuk
pekerjaan struktur maupun non structural.
b. Campuran 1pc : 3ps : 5split digunakan untuk lantai kerja rabat beton atau
yang tidak menggunakan pembesian (cor structural).
c. Pasir menggunakan pasir (bermutu baik).
d. Batu pecah berupa split 2/3
e. Air (sesuai item diatas)
f. Semen (yang disyaratkan) 50 kg per 1 zak.
g. Penetuan karakteristik diatas sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.

14.7 MUTU BETON


a. Sloop, Kolom, Ringkbalk dan Plat Beton Struktur memakai beton K.225

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 22


SPESIFIKASI TEKNIS

14.8 PENGADUKAN
a. komposisi bahan harus ditakar dengan seksama, volume atau beratnya.
Bilamana proporsi yang telah ditentukan itu tidak ditepati maka konstruksi
beton yang sudah dicor itu akan diperintahkan untuk dibongkar atas
tanggungan biaya pemborong. Proporsi semen adalah minimal jadi tidak
diijinkan untuk dikurangi.
b. Bahan campuran tambahan dibolehkan jika disetujui oleh pemberi tugas
atau bila ada ketentuan lain.
c. Adukan beton sudah harus digunakan dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara kontinyu
jangka waktu ini dapat diperpanjang menjadi 2 jam.
14.9 PENGANGKUTAN
a. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah
terjadinya pemisahan unsur – unsur bahan, dan tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 2 m.

14.10 PENGECORAN
a. pengecoran kedalam cetakan harus seslai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
b. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilakukan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan pemberi tugas.
Tidak boleh mengecor pada waktu hujan, kecuali pemborong mengambil
tindakan pencegahan kerusakan yang dapat disetujui pemberi tugas.
c. Sebelum melaksanakan pengecoran pada bagian – bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberitahu pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh pemberi tugas, maka pemborong mungkin
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya
sendiri.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 23


SPESIFIKASI TEKNIS

14.11 PEMADATAN BETON


a. Adukan harus dipadatkan dengan baik dan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi paling sedikit 3000 rpm, dan tidak boleh
menggetarkan adukan lebih dari 20 detik. Dalam permukaan yang tegak
diusahakan dekat cetakan, tetapi tidak sampai menyentuhnya. Penggetaran
tidak boleh dilakukan langsung ke bagian beton yang sedang mengeras.

14.12 PEMERIKSAAN BETON


a. Setiap pekerjaan beton untuk structural pada waktu mengadakan
pengecoran slump beton disesuaikan dengan ketentuan pada waktu
diadakannya pengecoran yang telah ditentukan ukurannya oleh direksi /
pengawas lapangan.
b. Untuk setiap pekerjaan beton structural diambil 5 sample dengan ukuran
15 x 15 cm untuk diadakan test kubus beton yang diujikan dilaboratorium
yang resmi (diakui pemerintah).
c. Untuk point b diatas yang diambil untuk test kubus beton adalah beton foot
plate, kolom dan balok portal.

14.13 PEKERJAAN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BETON


a. Pada semua kolom beton yang berhubungan dinding / jendela dan pintu
harus diberi angkur dari besi beton Ø 8 mm, panjang minimal 35 cm,
ujung satunya sepanjang 15 cm dibengkok ditanam dalam beton, angkur –
angkur ini ditempatkan setiap jarak 50 cm/ditentukan dilapangan dan
diukur dari atas sloof.
b. Pemborong harus menyediakan lubang – lubang untuk pipa air, listrik
sesuai gambar kontrak dan mengikuti ketentuan 5-7 atau1 PBI 1971.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 24


SPESIFIKASI TEKNIS

14.14 PERAWATAN
a. Selama beton dalam proses mengeras, maka diadakan perawatan dan
perlindungan terhadap sinar matahari, angin hingga tidak terjadi
penguapan yang cepat dan perlindungan terhadap hujan.
b. Setelah pengecoran, beton harus dibasahi terus ( disiram ) terus sekurang –
kurangnya 5 hari.
c. Pada lantai beton yang menurut pemberi tugas belum cukup umur tidak
diperkenankan untuk menaruh bahan – bahan atau sebagai jalan guna
pengangkutan bahan – bahan.

14.15 PEMBONGKARAN CETAKAN


a. Cetakan tidak diperkenankan dibuka/dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan kubus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri.
b. Pemborong harus memberitahu pemberi tugas jika akan membongkar
cetakan, terutama pada bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya.
Perlu ditekankan bahwa pemborong bertanggung jawab penuh atas
keamanan konstruksi, walaupun adanya persetujuan pemberi tugas, tidak
berarti pemborong lepas dari tanggung jawabnya.
c. Semua prosedur pembongkaran cetakan harus memperhatikan ketentuan –
ketentuan dalam PBI 1971.

14.16 CACAT PADA BETON


a. Meskipun hasil pengujian kubus – kubus memuaskan pemberi tugas
berwenang untuk menolak beton yang cacat seperti berikut :
b. Beton yang sangat keropos
c. Beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan / posisinya
tidak seperti yang tertera dalam gambar.
d. Beton yang tidak tegak lurus / rata seperti yang dikehendaki.
e. Beton yang berisikan kayu atau benda – benda lainnya.
f. Semua akibat dan biaya perbaikan atau oembuatan beton kembali menjadi
tanggungan pemborong.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 25


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 15
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DINDING

15.1 Semua pasangan batu bata dinding, kecuali pasangan dinding yang harus
kedap air dibuat dengan campuran 1ps : 4ps.

15.2 Pasangan batu bata dengan perekat 1pc : 2ps (trasram) harus dibuat pada :
a. Diatas sloof beton sesuai gambar rencana, diteruskan setinggi 20 cm diatas
lantai tegel.
b. Pada KM/WC dilaksanakan setinggi 150 cm dari lantai tegel.
c. Ditempat – tempat lain bila dianggap perlu oleh direksi.

15.3 Dinding harus dipasang tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh terdapat retak –
retak dengan maksimum pecah dari batu merah 20 %, batu bata harus
berukuran sama menurut ukuran normalisasi dan sebelum dipasang direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.

15.4 Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik dan dari hasil pembakaran
yang matang, berukuran sama, tidak boleh pecah – pecah dan lain – lain
menurut pemeriksaan direksi. Tidak boleh dipasang batu bata yang pernah
dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah – pecah dan pernah terseitam air
hujan dengan waktu yang lama.

15.5 Semua voeg (siar) antara pasnagan batu bta / batako harus dikeruk sedalam 1
cm pada bagian luar dan bagian dalam. Pasangan dinding bata hanya
diperbolehkan maksimum tinggi 1 m untuk tiap – tiap hari kerja. Semua
pasangan dinding bata dilaksanakan setebal setengah bata dipasang dengan
luas + 12 m2, bila lebih harus dipasang balok – balok beton praktis dan
perancah / andang, tidak boleh dipasang menembus dinding.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 26


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 16
PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

16.1 Pekerjaan kosen pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type sesuai gambar
rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail
pemborong harus melapor kepada direksi, semua ukuran kosen dibuat 6 x 12,
ukuran masak ( rata dinding ).

16.2 Kosen pintu jendela (kecuali km/ wc ) semua dibuat dari kayu Alumunium
kualitas baik No. 1 dan tidak boleh terdapat cacat - cacat lain. Rangka daun
pintu dan jendela dibuat dari kayu bangkirai berkualitas seperti tersebut diatas
dengan ukuran - ukuran sesuai dengan gambar detail. .

16.3 Pekerjaan kosen maupun pintu dan jendela harus dilaksanakan dengan halus,
rapi, siku dan berkualitas baik dan dipasang secara waterpass dan tegak lurus,
dan pada bagian sudut kosen harus direuter.

16.4 Kosen yang dipasang harus dilindungi dari benturan benda keras yang lain dan
tidak boleh kena kotoran yang mengakibatkan kotoran tersebut tidak dapat
hilang.

16.5 Pemasangan kosen pada lubang kosen yang sudah dirapikan menggunakan
angker besi dia. 10 mm yang kokoh. Dan warna kosen ditentukan kemudian
sesuai dengan petunjuk direksi.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 27


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 17
PEKERJAAN PLESTERAN

17.1 Pekerjaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibuat kasar
terlebih dahulu dengan cara dibetel dan disaput dengan air semen. Campuran
perekat untuk plesteran beton dibuat 1pc : 2ps. Sedangkan untuk plesteran
dinding dilaksanakan dengan perekat 1pc : 4ps, kecuali untuk plestean dinding
kedap air seperti KM/WC trasram dan lain sebagainya dilaksanakan dengan
campuran 1pc : 2ps.

17.2 Pekerjaan plesteran beton maupun pelsteran dinding harus rata dan halus serta
merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak –
retak / cacat. Jika terjadi retak – retak pemborong harus segera
memperbaikinya. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai dinding harus disiram
air hingga kenyang.

17.3 Pekerjaan Plesteran dinding dimulai setelah pekerjaan atap selesai dikerjakan,
demikian pula dengan penanaman pipa instalasi listrik dan air sudah haus
ditanam dalam dinding baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

17.4 Untuk pekerjaan sudut – sudut, sponning ( benangan ) digunakan plesteran


dengan perekat 1pc : 2ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam. Khusus reilling
lantai dan plesteran dibedakan antara yang timbul 1 cm dan tenggelam rata
plesteran yang ada dan bentuk sesuai gambar yang ada.

17.5 Plesteran dinding yang ada hubungannya dengan lantai keramik maka setinggi
10 cm diatas lantai dibuat plesteran plint layang dengan spesi 1pc : 2ps. Untuk
listplank baton diberi neut yaitu tenggelam 1 cm dan lebar 2 cm dan bentuk
disesuaikan pada gambar yang ada.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 28


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 20
PEKERJAAN RANGKA ATAP

20.1 Semua kuda-kuda, gording termasuk rangka atap berupa usuk dan reng
menggunakan Struktur Baja Ringan menyesuaikan pada gambar yang telah
ditentukan.

20.2 Semua rangka atap, harus di kerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga
tukang ahli yang berpengalaman.

20.3 Pekerjaan Struktur Rangka Atap harus dikerjakan teliti agar nantinya didapat
atap yang rata dan rapat.

Pasal 21
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

21.1 Pada pelaksanaan pekerjaan ini, sebagai penutup atap digunakan atap genteng
metal atau yang setara/sejenis dengan multi color.

21.2 Penutup atap berupa genteng metal sudah termasuk bubungan atap dengan
memakai merk sejenis dan motifnya harus sama dengan gentengnya..

21.3 Pemakaian warna genteng metal disesuaikan dengan terlebih dahulu


dikonsultasikan dengan pihak Direksi dengan cara membawa contoh material
genteng metal colour.

21.4 Genteng metal harus dipasang hati-hati dan perlu ketelitian pemasangan pada
kedudukan rangka atapnya, sehingga pemasangannya bisa tepat dan akurat
penempatannya.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 29


SPESIFIKASI TEKNIS

21.5 Untuk Penutup pinggir atap digunakan List Plank menggunakan kayu
lembasung yang direkomendasikan oleh pihak Direksi dengan ukuran lebar 2 x
2/20 cm dan dipasang bertumpuk sesuai gambar dan memakai type bentuk
profil dibagian pinggirnya.

21.6 Pemasangan list plank harus lurus dan bila perlu disaat pemasangan harus
dibantu dengan benangan.

21.7 Sebelum memasang atap rangka harus benar-benar rata atau telah di
waterpass.

21.8 Untuk atap dan bubungan genteng metal harus dipasang rapi dan rata tidak
boleh bergelombang.

Pasal 22
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

22.1 Untuk penggantung langit – langit digunakan Baja Ringan dan kualitas baik,.
Pada tiap – tiap jarak 2,40 m’ kearah melintang bangunan harus dipasang
balok untuk penggantung langit – langit sesuai petunjuk direksi dan gambar.

22.2 Untuk langit – langit atau plafond bagian dalam digunakan Calsiboard dengan
tebal 3 mm, dengan modul rangka kayunya 60 x 60 cm atau disesuikan
dengan modul bahannya, sedangkan bagian luar menggunakan kalsiboard 3
mm dengan pola pemasangan seperti pada Calsiboard.

22.3 Langit – langit dipasang pada seluruh ruangan dengan memperhatikan ke


gambar perencanaan, dikerjakan dengan rata, rapi, siku dan teliti.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 30


SPESIFIKASI TEKNIS

22.4 Sebelum dicat langit – langit harus diplamir dan diamplas rata, halus tanpa
gelembung dan tidak cacat permukaannya.

22.5 Setiap pertemuan dinding / kolom dengan langit – langit dipasang list ukuran
11,5 x 13,5 cm di bagian ruangan dalam, sedangkan ruangan luar dan toilet,
menggunakan ukuran 8 x 10 cm, dengan bentuk dan pola listnya ditentukan
kemudian.

22.6 List plafond yang dipasang harus lurus, rapi serta tidak cacat pada
sambungannya diberi benangan untuk pengerjaan variasi langit – langitnya.

22.7 Paku langit – langit yang dipasang harus dengan jarak masing – masing
maximum 10 cm secara teratur dan rapi, sedangkan list menggunakan sekrup
dan lem yang kuat dan baik, pemasangannya maupun kerapiannya.

Pasal 23
PEKERJAAN KERAMIK

23.1 Duga permukaan lantai keramik dibuat + 0.00 m dengan patokan dasar dari
muka jalan besar 1.00 M atau 1.50 M dari duga muka urugan tanah /
menyesuaikan pada gambar perencanaan.

23.2 Sebelum diadakan pemasangan keramik maka pada permukaannya diratakan /


diurug dengan pasir urug setebal 20 cm pada seluruh lantai, lalu pasir disiram
sampai rata dan dipadatkan, lalu dipasang lantai kerja setebal 3 cm
perbandingan 1pc : 3ps : 5krk, setelah itu dibuat lantai beton tebal 5 cm
dengan menggunakan besi beton BRC M6 atau besi Ø 6 mm dengan mutu
beton K.200, selang 3 hari kemudian barulah keramik siap dipasang.

23.3 Keramik yang digunakan adalah keramik dengan ukuran 40 x 40 cm bermotif


warna terang untuk bagian dalam, sedang bagian luar / teras memakai bahan
bertextur kulit jeruk dengan motif polos berwarna tua, sedangkan untuk

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 31


SPESIFIKASI TEKNIS

KM/WC dan ruang saji dipakai keramik dengan ukuran 20 x 20 cm untuk


lantai dan 20 x 25 cm untuk dinding.
23.4 Khusus Keramik Tangga, pada ujung injakan tangga perlu dipasang list
keramik model anti slip dengan warna kontras ukuran 5 x 40 cm.

23.5 Bila terdapat cacat pada seluruh bagian / sebagian, keramik tidak boleh
dipasang (afkeur). Pemasangan semua lantai keramik diharuskan berantara (
siar ) maximum 2 mm siku dan rata.

23.6 Adukan spesi pada lantai dibuat 1pc : 3ps setebal 3 cm dan kemudian pada
permukaan sambungan tegel / siar dicor dengan bubur semen hingga padat,
apabila terdapat kotoran semen pada permukaan keramik segera dibersihkan
permukaannya.

Pasal 24
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, PEKERJAAN DAN PEKERJAAN
BESI

24.1 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela dibuat dari bahan Alumunium dalam
beberapa type sesuai gambar rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara
gambar dan gambar detail pemborong harus melapor kepada direksi, semua
ukuran kosen dibuat 6/12.

24.2 Kusen pintu jendela semua dibuat dari bahan Alumunium dan tidak boleh
terdapat cacat - cacat lain. Rangka daun pintu dan jendela dibuat dari bahan
berkualitas baik seperti tersebut diatas dengan ukuran - ukuran sesuai dengan
gambar detail.

24.3 Pekerjaan pembuatan kusen maupun daun pintu dan jendela harus dilaksanakan
dengan rapi, siku dan berkualitas baik dan dipasang secara waterpass dan tegak
lurus, dan pada bagian sudut kosen harus rapi dan siku.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 32


SPESIFIKASI TEKNIS

24.4 Kusen, daun pintu dan jendela yang dipasang harus dilindungi dari benturan
benda keras yang lain dan tidak boleh kena kotoran yang mengakibatkan kotoran
tersebut tidak dapat hilang.

24.5 Pemasangan kusen pada lubang kosen yang sudah dirapikan menggunakan baut
khusus aluminium yang kokoh. Dan warna kusen ditentukan kemudian sesuai
dengan petunjuk Direksi.

Pasal 25
PEKERJAAN CAT-CATAN

25.1 Finishing tembok, beton dan plafond dengan menggunakan cat tembok air
merk/produk (ditentukan Pihak Direksi), dengan warna ditentukan setelah
diskusi dengan pihak direksi atau owner / pihak pemakai.

25.2 Sebelum dicat permukaan tembok harus diplamir hingga rata dengan plamir
yang sesuai dengan catnya.

25.3 Untuk seluruh dinding tembok yang dicat dengan cat tembok, sebelum
memulai dengan plamir tembok maka tembok yang belum diplester dengan
rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan). Dengan cara
menggosok dengan kertas gosok, permukaan plesteran dan plamuran tersebut.

25.4 Finishing dinding luar yang ada pelapisan batu alamnya harus menggunakan
top coat jenis glossy yang bermutu tinggi dan anti lumut, dan waktu
pengeringan yang cukup lama agar tidak lembab.

25.5 Sedangkan untuk finishing kayu menggunakan cat kilap yang sebelumnya
bahan yang akan dicat permukaannya harus dilapis cat dasar/meni dan di
dempul kayu.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 33


SPESIFIKASI TEKNIS

25.6 Seluruh pekerjaan finishing harus dikerjakan rapi, teliti dan tidak mengotori
bahan lain didekat permukaaan bahan yang dicat dan dikerjakan oleh tenaga
ahli/tukang yang berpengalaman di bidang pengerjaan finishing.

25.7 Pemborong harus mengajukan contoh warna dan tidak diijinkan memakai cat
diluar ketentuan dalam bestek ini.

25.8 Merk cat yang dipakai harus yang sejenis dan tidak diperbolehkan
penyampuran cat, baik warna maupun merk.
Pasal 26
PEKERJAAN PENGGANTUNG, KACA DAN KUNCI

26.1 Pada daun jendela dan daun pintu yang harus ada kacanya, maka dipergunakan
kaca jenis Rayben yang mempunyai daya reducing radiasi panas matahari
dengan tebal 5 mm atau sesuai gambar bestek / gambar detail.

26.2 Pemasangan kaca harus cukup rapat menggunakan list karet kaca khusus dan
bilamana terdapat longgar maka harus diperbaiki sampai sempurna, untuk kusen
kayu didempul supaya rapat.

26.3 Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang alat pengunci dan
penggantung seperti engsel, grendel, kunci – kunci , hak angin dan lain
sebagainya dengan kualitas yang baik dan sempurna, menyesuikan bentuk
bangunannya.

26.4 Semua kunci yang dipasang boleh memakai SES atau yang setara 2x putar atau
yang setara yang disetujui oleh direksi ukuran besar, komplit dengan handel
(pegangan).

26.5 Semua pintu dan jendela harus dipasang dengan engsel yang sesuai dengan jenis
bahan kusen dan warnanya dengan merk yang setara Koors dengan ukuran untuk

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 34


SPESIFIKASI TEKNIS

engsel pintu 4” dan untuk engsel jendela 3”. Khusus untuk pemasangan engsel
pintu harus diperhatikan hal – hal yang menyangkut kekuatannya.

26.6 Untuk jendela jungkit dilengkapi dengan grendel, hak angin dan pegangan
jendela memakai grendel dan hak angin setara dengan Belucci dan berwarna
silver.

26.7 Seluruh Perlengkapan penggantung diatas tersebut sebelum dipasang harus


mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan direksi.

Pasal 27
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

27.1 Harus dikerjakan oleh pihak ketiga sebagai instalatur dan dibawah monitoring
dan penugasan oleh kontraktor selaku penanggung jawab pelaksanaan proyek.

27.2 Instalatur tersebut bertanggung jawab sepenuhnya kepada kontraktor.

27.3 Untuk keperluan ini pihak instalatur harus mempunyai sertifikat berupa DRM
dan menjadi anggota AKLI dari perwakilan daerah setempat, sesuai dengan
nilai pekerjaan instalasi listrik tersebut.

27.4 Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut instalatur dibawah ini


petunjuk pemborong harus membuat gambar / diagram selagi teknik
pemasangannya dengan skala 1 : 100 dan mendapat persetujuan direksi.

Pasal 28
PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

28.1 Menurut segala petunjuk dari direksi.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 35


SPESIFIKASI TEKNIS

28.2 Menurut peraturan yang masih berlaku di Indonesia pada saat ini.

28.3 Pekerjaan harus diserahkan kepada direksi tepat pada waktu yang telah
ditetapkan.

28.4 Pemakaian bahan instalasi listrik harus :


a. barang baru
b. berkualitas baik
c. mengikuti standard keamanan kerja yang diberlakukan PLN

28.5 Sebelum bahan dipasang agar diperlihatkan dulu kepada direksi untuk
diperiksa lebih lanjut dan mendapat persetujuannya.

28.6 Barang yang sudah afkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan
dari tempat pekerjaan. Dan jika kontraktor atau instalatur tidak
mengindahkannya, maka direksi berhak mengeluarkannya atas biaya dari
pihak kontraktor.

28.7 Tegangan listrik yang digunakan 220 volt/phase.

28.8 Tegangan dan bahan perlistrikan harus dibedakan untuk penggunaan :


a. Penerangan listrik biasa
b. AC dan exhaust fan
c. Computer dan accesoriesnya

Pasal 29
PEKERJAAN INSTALASI AIR, SANITASI DAN DRAINASE

29.1 Pada setiap KM/WC dipasang bak mandi dari pasangan dinding bata lapis tegel
keramik 20 x 20 cm dan dipasang klosed duduk porselin setara dengan American

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 36


SPESIFIKASI TEKNIS

Standard semuanya termasuk wastafelnya, kesemuanya dilengkapi fitting


dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan.

29.2 Untuk saluran dari klosed digunakan pipa PVC Ø 4” type D sedangkan untuk
saluran air bekas digunakan pipa PVC Ø 2” type D yang langsung dibuang ke
parit.

29.3 Pada lubang – lubang pembuangan air bekas lantai KM/WC harus dipasang
advour/floor drain dari plat kuningan.

29.4 Untuk pengadaan air bersih dipasang pipa PVC type AW n ½” dipasang
tertanam dalam tembok.

29.5 Pipa – pipa diluar bangunan harus tertanam dalam tanah + 30 cm.

29.6 Pemasangan jaringan pipa air bersih dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
termasuk penyambungan ke instalasi PDAM yang ada.

29.7 Pada setiap bak mandi pada KM/WC dipasang lengkap dengan kran air n ½”
warna silver setara dengan jenis/ merk SAN-E.

29.8 Pekerjaan pembuatan saluran air hujan dilaksanakan dari pasangan bata merah
dilaskanakan seperti gambar dengan kemiringan 1 : 500.

29.9 Pemasangan saluran air hujan dilaksanakan dengan spesi 1pc : 2ps dan diplester
halus dan rapi dengan spesi 1pc : 2ps, saluran air hujan dilaksanakan sampai
pada saluran induk. Pada ujung terbatas / parit dibuatkan bak kontrol ukuran 50 x
50 cm, antara permukaan parit dan bak kontrol diberi selirish / beda tinggi yaitu
pada rabat + 5 cm dari permukaan parit yang ada.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 37


SPESIFIKASI TEKNIS

29.10 Pada pekerjaan septictank dan sumur peresapan dibuat dari pasangan batu bata
merah dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan.

29.11 Pada setiap lantai, distribusi instalasi / jaringan harus melalui shaft induk yang
terbagi 3 bagian dan dibedakan dalam pipa induk vertical untuk :
a. Pipa air bersih Ø ¾” – PVC type AW
b. Pipa kotoran Ø 6” – PVC type D
c. Pipa air kotor Ø 3” – PVC type D

29.12 Penenpatan tandon air fiber diatas atap dak harus tepat diatas kolom agar beban
tersalurkan secara structural. Tandon air berkapasitas 2000 liter x 2 unit, dipakai
produk gapura atau yang setara.

29.13 Ground tank berkapasitas 50.000 liter dibuat sesuai rencana gambar dengan
sistim beton bertulang dan harus dekat dengan pompa air.

29.14 Pompa air memakai jenis jet pump merk sanyo dengan kemampuan distribusi air
vertical dengan jangkauan sampai 15 M’. dipakai 2 unit dengan sistim
operasional saling bergantian setiap 12 jam, diletakkan didaerah rabat beton
dibuatkan lubang kontrol sewaktu waktu dilakukan maintenance / repairing.
Dalam pemasangan instalasi listrik dipasangkan group panel tersendiri dan diberi
saklar masing – masing pompa agar mudah dihidupkan.
29.15 Gorong – gorong untuk drainase dalam lokasi / halaman gedung memakai buis
beton Ø 30 cm – 40 cm dengan panjang 1.00 M’.

29.16 Saluran dibuat dari pasangan batu padas tua dengan campuran 1pc : 4ps dan
semua permukaan pasangan yang tampak harus diplester halus sesuai dengan
campuran pasangannya.

29.17 Untuk penutup gorong – gorong dibuat dari plat beton bertulang campuran 1 : 2 :
3 dengan ukuran dan penulangan sesuai pada gambar, khusus untuk jembatan.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 38


SPESIFIKASI TEKNIS

29.18 Arah aliran dan kemiringan agar dibuat sedemikian rupa agar dapat mengalir
dengan baik dan dapat disesuaikan / dihubungkan dengan saluran existing.

29.19 Bilamana saluran dari pasangan sebagaimana direncanakan sudah terpenuhi,


maka harus dibuatkan saluran sementara system galian tanah untuk memperoleh
hubungan ke saluran induk.

29.20 Khusus untuk instalasi air hydrant dipakai pipa galvanis Ø 2-3” dan dibuat inter
koneksi dengan jaringan air bersih dengan memakai stop kran Ø 2” / Ø ¾”.

29.21 Pipa talang vertical menggunakan pipa PVC AW dengan diameter 4”


atau 6” atau sesuai petunjuk gambar dan dipasang secara tegak lurus
dan rapi dan mengikuti petunjuk gambar.

29.22 Septic Tank dan peresapan dikerjakan sesuai petunjuk gambar dan
terpisah satu sama lain dengan jarak sesuai gambar atau atas petunjuk
direksi/pengawas lapangan.

Pasal 30
PENUTUP

Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan – bahan pekerjaan tidak
disebutkan perkataan atau kalimat “DISELENGGARAKAN OLEH PEMBORONG”
maka hal ini dianggap seperti disebutkan.

Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian – bagian yang nyata termasuk dalam
pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan / disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi
Teknis ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebegai “HAL” yang
disebutkan.

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 39


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 31
LAIN-LAIN

Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi / Pemimpin proyek, bilamana perlu diadakan dalam peraturan ini.

, ST

PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN 40

Anda mungkin juga menyukai