BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pelayanan
bagi masyarakat akan kebutuhan dalam segala bidang, maka Provinsi
Kalimantan Utara perlu meningkatkan prasarana dan sarana untuk Kegiatan
tersebut adalah dengan cara peningkatan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan industri masyarakat, salah satunya adalah Pembangunan Rumah
Garam Krayan yang terletak di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara.
Selain itu dengan terealisasinya Pembangunan Rumah Garam Krayan Ini dapat
memfasilitasi semua aktivitas kegiatan industri perekonomian khususnya pada
wilayah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yang semakin lama
semakin meningkat, serta memberikan wadah yang refresentatif bagi
masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan industri ekonomi. Pelaksanaan
Rumah Pengolahan Garam Krayan telah direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah pada Tahun Anggaran 2020 namun karena adanya
penutupan pintu masuk dan keluar barang impor melalui Malaysia akibat
pandemic Covid-19 maka dalam pembangunan terdapat kesulitan dalam
memperoleh bahan bangunan untuk konstruksi sehingga pembangunan
dihentikan. Untuk melanjutkan pembangunan tersebut, pada Tahun Anggaran
2023 dianggarkan Kembali oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM Provinsi Kalimantan Utara.
Dalam upaya peningkatan produksi garam Krayan ini sangat dipandang perlu
untuk melengkapi sarana dan prasarana bangunan tersebut sebagai penunjang
pelaksanaan operasionalnya yaitu melalui kelanjutan Pembangunan Rumah
Garam Krayan sehingga dalam pelaksanaan produksi dapat meningkat.
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Anggaran 2023.
I. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Kegiatan;
Lingkup Pekerjaan adalah Pembangunan Rumah Garam Krayan yang terdiri
dari ;
1) Terbangunnya Rumah Garam Krayan sesuai dengan spesifikasi yang
telah diperjanjikan;
2) Pembangunan Rumah Garam Krayan meliputi :
a) Pekerjaan Pembangunan Pengolahan Garam;
b) Pekerjaan Pembangunan Kolam Penampungan;
c) Pekerjaan Pembangunan Pelataran Jemuran;
d) Pekerjaan Pembangunan Rumah Sumur Pompa.
3) Pelaksanaan Konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan
(bahan, tenaga dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan
pekerjaan) dan kualitas hasil pekerjaan seperti yang tercantum dalam
spesifikasi teknis,
4) Pemeliharaan Konstruksi adalah tahap uji coba bangunan dan
pemeriksaan atas hasil pelaksanaan Konstruksi Fisik, didalam masa
pemerliharaan penyedia jasa Konstruksi berkewajiban memperbaiki
segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
Konstruksi,
5) Dalam masa pemeliharaan semua bahan yang digunakan, harus diuji
coba sesuai fungsinya, apabila terjadi kekurangan dan kerusakan maka
harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sebenarnya,
6) Masa pemeliharaan ini selama 180 hari terhitung sejak serah terima
pertama pekerjaan konstruksi,
7) Keluaran akhir yang harus dihasilkan adalah:
a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi,
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
i. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing),
ii. Semua berkas perijinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi,
iii. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan pelaksana
konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh Konsultan Pengawas
beserta segala perubahan /addendumnya,
iv. Laporan mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi. Laporan meliputi detail
pekerjaan dengan dilengkapi dokumentasi kegiatan,
v. Berita Acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang,
serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan dan Berita Acara lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik
8) Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
B. Lingkup tugas meliputi ;
Lingkup Tugas dalam kegiatan ini adalah :
1) Diwajibkan untuk melakukan pengukuran lapangan dan membuat Shop
Drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dan diakhir
pelaksanaan pekerjaan membuat As Build Drawing untuk diajukan dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi
teknis dalam kontrak;
3) Diwajibkan melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
Pejabat Pembuat Komitmen;
4) Diwajibkan untuk mengikuti rapat-rapat yang ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, seperti Pra Construction Meeting, Rapat Bulanan,
Cause Meeting, dan rapat lainnya sebagai kendali pelaksanaan pekerjaan
dan melaksanakan hasil rapat tersebut;
5) Memberikan peringatan dini dan keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen;
6) Diwajibkan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7) Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
perusakan dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyedia jasa.
8) Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
didokumentasikan dengan foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan
hasil pekerjaan.
II. STANDAR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Dalam hal melaksanakan pekerjaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perhitungan, namun tidak terbatas pada
referensi berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4. Referensi peraturan atau buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan
konstruksi.
5. Gambar kerja, perincian penawaran, rencana kerja dan syarat-syarat yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak
pemborongan jasa konstruksi.
V. DAFTAR PERALATAN
Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
antara lain :
1. Dump truck minimal 2 Unit dengan kapasitas 6-8 ton
X. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Penyedia jasa konstruksi pada penugasan ini
sebagai berikut :
1) Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya
dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud
akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan dilapangan serta penyelesaian kelengkapan
pembangunan.
2) Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
a) Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan.
b) Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;
c) Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
d) Membuat Laporan Harian berisikan keterangan tentang :
§ Tenaga kerja.
§ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
§ Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
§ Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan.
§ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
§ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
e) Membuat Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;
f) Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termin;
g) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan
pekerjaan);
h) Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
i) Membuat Berita Acara Peryataan Selesainya Pekerjaan;
j) Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
k) Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.
I. DASAR PEMBAYARAN
Pekerjaan dibayar berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran;
Nomor : DPA/A.1/3.31.3.30.2.17.02.0000/001/2023
Program : Program Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan
Kegiatan : Program Perencanaan dan Pembangunan Industri
Sub Kegiatan : Penyusunan, Penerapan dan Evaluasi Rencana Pembanguan
Industri Provinsi
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Garam Krayan
Kode Rekening : 3.31.02.1.01.04
Melalui sumber dana APBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2023
dengan nilai sebesar Rp. 2.775.000.000,- (Dua Miliar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima
Juta Rupiah) termasuk PPN 11%.
Spesifikasi Teknis ini menjadi pedoman secara umum bagi penyedia jasa konstruksi
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang dibutuhkan hendaknya
dipersiapkan secara matang agar hasil pekerjaan dapat sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan serta kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Ganang Ramandita, ST
NIP. 19920323 201503 1 003
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN 1
SYARAT – SYARAT UMUM
Pasal 1
GAMBARAN UMUM PEKERJAAN
Secara Rinci lingkup pekerjaan dapat dilihat pada BOQ (Bill Of Quantity)
sebagaimana terlampir dalam Dokumen Lelang ini.
1.4. Laporan
Pasal 2
GAMBAR
Pasal 3
Pelaksana harus bertanggung jawab sendiri untuk penyedian air minum serta
listrik untuk penerangan, dan tenaga listrik selama 24 jam perhari untuk
bangunan tersebut. Pelaksana harus membayar semua biaya dan ongkos-
ongkos lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut dijelaskan dalam sub artikel ini
harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir
Lump Sum dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Di akhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang lebih dini sebagaimana
dapat diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, pagar, bahan-bahan sisa
tanah galian dan apa-apa yang dibangun atau ditempatkan oleh Pelaksana dan
tidak merupakan bagian dari pekerjaan permanen harus dipindahkan oleh
Kontraktor bila tidak diperlukan lagi sebelum pengeluaran Sertifikat
Pemeliharaan. Areal yang bersangkutan harus dibersihkan dan diratakan
karena diperlukan dalam rangka memperoleh persetujuan Pemberi
Pekerjaan/Direksi.
lalu lintas, rambu batas kerja, pemompaan, lampu tanda lalu lintas, lampu
tanda bahaya dan lain-lain yang mungkin diperlukan untuk Pelaksanaan
pekerjaan secara baik. Biaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan harus
ditanggung oleh Pelaksana.
3.5. Keamanan.
Pelaksana harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya,
kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf Pemberi
Proyek/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang dan malam untuk
kantor pihak Pemberi Proyek/Direksi dengan biaya sendiri. Semua langkah
pengamanan harus dilakukan dengan kerjasama yang erat dengan masyarakat
setempat atau yang berwajib. Gangguan pekerjaan terhadap lalu lintas jalan
raya harus diatasi dan bekerja sama dengan pejabat lalu lintas setempat.
Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh
bahan-bahan tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Pemeriksaan dan
persetujuan tidak boleh membebaskan Kontraktor dari kewajiban yang
dibebankan kepadanya dalam kontrak ini.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada
posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam
lembar hasil cetakan masing-masing foto (di albumkan), dengan
membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi.
Semua klise/negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Proyek. Biaya foto-foto tersebut
seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap
termasuk dalam butir Lump Sum yang disajikan dalam Daftar Pengajuan
Biaya.
3.10. Pemberitahuan Pelaksanaan Pekerjaan.
Tidak ada pekerjaan penting yang boleh dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari
Direksi atau tanpa pemberitahuan selengkapnya secara tertulis yang disampaikan
kepada Direksi dan memberikan cukup waktu sebelum pekerjaan dimulai untuk
memungkinkan Direksi mempersiapkan pengaturan yang perlu untuk melakukan
pemeriksaan.
Dapat dimengerti bahwa pihak pemberi pekerjaan tidak harus menerima atau
memberi penggantian atas suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor
untuk pembayaran tambahan atau keterlambatan pekerjaan yang dilakukan
oleh pihak lain.
telah disetujui oleh pihak pemberi pekerjaan atau Direksi, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
BAGIAN 2
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
SEGI LINGKUP PEKERJAAN
Uraian dalam Spesifikasi Teknis ini menyangkut segi lingkup pekerjaan :
PEMBANGUNAN RUMAH PENGOLAHAN GARAM KRAYAN
Pasal 2
JENIS, MUTU BAHAN DAN STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS
2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan – bahan
Produksi Dalam Negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri
Penerbitan Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian
Tanggal 23 Desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan
petunjuk direksi.
2.2. Bila bahan – bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa / bermacam jenis ( merk ) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis saja.
2.3. Contoh – contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
keterlambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh –
contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
pengajuan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat –
sifatnya.
2.4. Semua bahan-bahan dan cara pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat standar
yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Standar Pelaksanaan yang ditentukan
oleh : “Ketentuan-ketentuan Standar Indonesia”, yang berlaku 30 hari sebelum
hari pertama yang ditentukan untuk penyerahan penawaran.
2.5. Kontraktor harus menyimpan di tempat pekerjaan minimum satu set dari setiap
Standar Nasional, yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan
harus menyimpan di tempat pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan
untuk penyediaan material, cara pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan ini.
Standar-standar tersebut harus ada pada setiap saat untuk pemeriksaan dan
dipergunakan oleh Direksi Kontraktor Konstruksi.
Buku-buku standar yang harus ada ialah sebagai berikut :
1. Katalog Standar Industri Indonesia 1990.
2. SII.0013-81 Semen Portland.
3. SII.0378-80 Batu Alam Untuk Bahan Bangunan.
4. SNI.0394-89-A Batu Alam Untuk Bahan Bangunan.
5. SII.0458-81 Kayu Bangunan, Mutu.
6. PBI Tahun 1971.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci di sini
atau termasuk dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa
dipergunakan pada pekerjaan yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah
bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan cocok/baik sesuai
dengan standar untuk keperluan pekerjaan tersebut.
Pasal 3
URAIAN PEKERJAAN
3.2 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagain –
bagian dalam GAMBAR dan SPESIFIKASI TEKNIS tidak boleh merusak
( membatalkan ) kontrak, akan tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang wajar.
Pasal 4
GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN
4.1 Gambar – gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan
Konsultan Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen
yang lain. Rekanan tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat
persetujuan tertulis dari Pemimpin Proyek / Direksi. Gambar – gambar
tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud lain.
4.2 Bila direksi menganggap perlu maka kontraktor harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi, gambar – gambar
tersebut menjadi milik Pemberi Tugas.
Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENDAHULUAN
5.2 Tanah dimana bangunan akan didirikan, maka isi lahan yang berupa
tumbuhan dan lain - lain yang terkena lokasi pembangunan harus
dibersihkan dan dibuang keluar lokasi ketempat yang sudah ditentukan
oleh direksi lapangan.
5.4 Pembuatan jalan masuk / logistik harus mencari jalan alternatif yang
bisa memperlancar alur suplay bahan dan material yang diperlukan
dalam pembangunan gedung tersebut, atau bias didiskusikan bersama
oleh pihak direksi/yang bersangkutan dalam penentuan hal diatas .
5.5 Jalan masuk sementara ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus
diadakan oleh rekanan pemborong bilamana pekerjaan tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingan proyek.
5.6 Pengangkutan bahan langsung ke lokasi pekerjaan dan tanah galian bila ada
maupun hasil bongkaran ke luar lokasi pekerjaan tidak boleh menimbulkan
dampak negatif terhadap kemacetan arus lalu lintas. Kontraktor harus mengatur
jadwal waktu pengangkutan pada saat arus lalu lintas cukup sepi. Kontraktor
harus berkonsultasi dengan pihak Polisi lalu lintas untuk mengatur kelancaran
lalu lintas.
Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPK dari Pemimpin Proyek harus segera membuat jadwal pelaksanaan
yang berupa Curva-S secara tertulis, berisi tahap – tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang direncanakan sesuai dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak
yang harus diketahui oleh Pemimpin Proyek dan Pengelola Teknis. Curva-S tersebut
harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk dapat selalu diikuti
perkembangannya.
Pasal 7
KUASA PEMBORONG DILAPANGAN
Pasal 8
ALAT–ALAT PELAKSANA/PENGUKURAN
Pasal 9
PEKERJAAAN BOUWPLANK
9.1. Kontraktor harus membuat bouwplank dengan menyediakan bahan
kayu jenis meranti atau kapur yang berkualitas baik dengan ukuran
balok 5/7 dan papan 2/20.
9.2. Bouwplank harus dipasang siku dan tegak lurus dengan jar ak 1 m’
keluar bangunan dan dipasang sekeliling bangunan.
9.3. Papan kayu 2/20 yang dipasang untuk bouwplank bagian atasnya harus
diserut halus dan rata.
9.4. Peil duga lantai + 0.00 disesuaiksn dengan lantai bangunan existing baik lantai
diatas maupun lantai dibawahnya, lantai basement disesuaikan dengan jalan
aspal existing minimal ketinggiannya diatas 50 cm dengan lantai lama, atau
menyesuaikan pada gambar rencana.
Pasal 10
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
10.1. Pemadatan urugan tanah dibawah lantai harus dilakukan selapis demi selapis
(setiap 20 cm) dengan menggunakan mesin pemadat atau staemper
berkekuatan tekan + 1 ton.
10.2. Kedalaman galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar dan gambar
detail, galian harus cukup lebar untuk dapat bekerja dengan baik serta sisi –
sisinya tidak mudah gugur.
10.3. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar
gedung sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lubang
galian pondasi.
10.4. Urugan samping pondasi berikut halaman disekitar lokasi harus diurug dengan
tanah urug yang didatangkan dari luar dengan kualitas baik yang berasal dari
tanah gunung, tercampur dengan batu dan ampyangan, terkecuali untuk lokasi
yang disiapkan untuk areal penghijauan harus diurug tanah yang subur dan
tidak mengandung Lumpur/tanah kelag/tanah liat.
10.5. Dibawah cor beton bertulang / lantai lapangan dan lantai rabat beton diurug
dengan pasir urug kualitas baik.
10.6. Peil duga lantai + 0.00 dibuat setinggi 1.oo m dari permukaan jalan besar atau
1.50 m dari duga urugan tanah atau menyesuaikan pada gambar rencana.
10.7. Semua pekerjaan urugan diatas harus dipadatkan secara mekanis.
Pasal 11
PEKERJAAN PERATAAN TANAH HALAMAN
Tanah sisa galian harus diratakan dihalaman diluar areal bangunan yang akan
dilaksanakan, sedang tanah urugan yang berasal dari luar bilamana ketinggian urugan
sudah tercapai, harus dilakukan perataan sesuai dengan peil muka lantai, halaman,
parkir yang berpatokan pada gambar bestek / perencanaan.
Pasal 13
PEKERJAAN PONDASI
13.1 Pondasi parit / rabat untuk bangunan ini digunakan yaitu pondasi pasangan
batu gunung dengan campuran 1pc : 4ps.
13.2 Pasangan pondasi batu merah/rollag dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
menggunakan campuran 1pc : 3ps.
13.3 Bahan batu gunung untuk pondasi harus dari batu gunung yang keras dan
padat, sedangkan untuk bahan pasir dipakai pasir pasang setempat kualitas
baik.
Pasal 14
PEKERJAAN BETON BERTULANG
14.1 SEMEN
a. Semen yang dipakaui harus semen Portland yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam N.I.8 (Normalisasi mengenai Semen Portland
Indonesia) atau sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 Bab 3.2.
pengangkutan ke tempat pekerjaan harus terlindung dari hujan dan dalam
kantong asli tertutup rapat sesuai dari pabriknya.
b. Penyimpanannya harus dalam gudang yang cukup ventilasinya dan
diletakkan pada ketinggian paling sedikit 30 cm dari lantai, dan ditumpuk
pada ketinggian yang tidak melampaui 2 m. Penumpukan diatur
sedemikian rupa sehingga pemakaian dilakukan menurut pengirimannya.
Semen harus dalam keadaan masih baik, masih mempunyai waktu
pengikatan awal (setting time) minimum 80 menit.
14.3 AIR
a. Air untuk adukan beton, serta perawatannya harus bersih, bebas dari bahan
– bahan yang merusak beton dan baja tulangan atau bercampur dengan
bahan yang mempengaruhi daya lekat semen. Air harus bersifat netral,
lakmus atau basah lemah jika yang dipakai bukan air minum asal
memenuhi syarat tekan pada 7 dan 28 hari, tidak kurang 90 % disbanding
kuat tekan kubus yang dibuat dengan air minum.
14.5 CETAKAN
a. Bahan
b. Harus dibuat dari papan kayu bermutu bagus dan lurus, bias menggunakan
plywood atau concreate panel dengan ketebalan tergantung dari kualitas
dan jarak penguat cetakan tersebut.
c. Perakitan perancah / begisting
d. Cetakan dirakit dan diberi penguat serta disangga sedemikian rupa,
sehingga tidak ada perubahan bentuk akibat getaran atau lengkungan
dikarenakan tekanan adukan beton yang cair/padat. Pada cetakan kolom
dan dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk menyingkirkan
kotoran dan keperluan pengecoran. Cetakan kayu harus bersih dan
dibasahi sebelum pengecoran dan dicegah penggenangan air pada bagian
bawah cetakan.
14.8 PENGADUKAN
a. komposisi bahan harus ditakar dengan seksama, volume atau beratnya.
Bilamana proporsi yang telah ditentukan itu tidak ditepati maka konstruksi
beton yang sudah dicor itu akan diperintahkan untuk dibongkar atas
tanggungan biaya pemborong. Proporsi semen adalah minimal jadi tidak
diijinkan untuk dikurangi.
b. Bahan campuran tambahan dibolehkan jika disetujui oleh pemberi tugas
atau bila ada ketentuan lain.
c. Adukan beton sudah harus digunakan dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara kontinyu
jangka waktu ini dapat diperpanjang menjadi 2 jam.
14.9 PENGANGKUTAN
a. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah
terjadinya pemisahan unsur – unsur bahan, dan tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 2 m.
14.10 PENGECORAN
a. pengecoran kedalam cetakan harus seslai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
b. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilakukan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan pemberi tugas.
Tidak boleh mengecor pada waktu hujan, kecuali pemborong mengambil
tindakan pencegahan kerusakan yang dapat disetujui pemberi tugas.
c. Sebelum melaksanakan pengecoran pada bagian – bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberitahu pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh pemberi tugas, maka pemborong mungkin
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya
sendiri.
14.14 PERAWATAN
a. Selama beton dalam proses mengeras, maka diadakan perawatan dan
perlindungan terhadap sinar matahari, angin hingga tidak terjadi
penguapan yang cepat dan perlindungan terhadap hujan.
b. Setelah pengecoran, beton harus dibasahi terus ( disiram ) terus sekurang –
kurangnya 5 hari.
c. Pada lantai beton yang menurut pemberi tugas belum cukup umur tidak
diperkenankan untuk menaruh bahan – bahan atau sebagai jalan guna
pengangkutan bahan – bahan.
Pasal 15
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DINDING
15.1 Semua pasangan batu bata dinding, kecuali pasangan dinding yang harus
kedap air dibuat dengan campuran 1ps : 4ps.
15.2 Pasangan batu bata dengan perekat 1pc : 2ps (trasram) harus dibuat pada :
a. Diatas sloof beton sesuai gambar rencana, diteruskan setinggi 20 cm diatas
lantai tegel.
b. Pada KM/WC dilaksanakan setinggi 150 cm dari lantai tegel.
c. Ditempat – tempat lain bila dianggap perlu oleh direksi.
15.3 Dinding harus dipasang tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh terdapat retak –
retak dengan maksimum pecah dari batu merah 20 %, batu bata harus
berukuran sama menurut ukuran normalisasi dan sebelum dipasang direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.
15.4 Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik dan dari hasil pembakaran
yang matang, berukuran sama, tidak boleh pecah – pecah dan lain – lain
menurut pemeriksaan direksi. Tidak boleh dipasang batu bata yang pernah
dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah – pecah dan pernah terseitam air
hujan dengan waktu yang lama.
15.5 Semua voeg (siar) antara pasnagan batu bta / batako harus dikeruk sedalam 1
cm pada bagian luar dan bagian dalam. Pasangan dinding bata hanya
diperbolehkan maksimum tinggi 1 m untuk tiap – tiap hari kerja. Semua
pasangan dinding bata dilaksanakan setebal setengah bata dipasang dengan
luas + 12 m2, bila lebih harus dipasang balok – balok beton praktis dan
perancah / andang, tidak boleh dipasang menembus dinding.
Pasal 16
PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
16.1 Pekerjaan kosen pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type sesuai gambar
rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail
pemborong harus melapor kepada direksi, semua ukuran kosen dibuat 6 x 12,
ukuran masak ( rata dinding ).
16.2 Kosen pintu jendela (kecuali km/ wc ) semua dibuat dari kayu Alumunium
kualitas baik No. 1 dan tidak boleh terdapat cacat - cacat lain. Rangka daun
pintu dan jendela dibuat dari kayu bangkirai berkualitas seperti tersebut diatas
dengan ukuran - ukuran sesuai dengan gambar detail. .
16.3 Pekerjaan kosen maupun pintu dan jendela harus dilaksanakan dengan halus,
rapi, siku dan berkualitas baik dan dipasang secara waterpass dan tegak lurus,
dan pada bagian sudut kosen harus direuter.
16.4 Kosen yang dipasang harus dilindungi dari benturan benda keras yang lain dan
tidak boleh kena kotoran yang mengakibatkan kotoran tersebut tidak dapat
hilang.
16.5 Pemasangan kosen pada lubang kosen yang sudah dirapikan menggunakan
angker besi dia. 10 mm yang kokoh. Dan warna kosen ditentukan kemudian
sesuai dengan petunjuk direksi.
Pasal 17
PEKERJAAN PLESTERAN
17.1 Pekerjaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibuat kasar
terlebih dahulu dengan cara dibetel dan disaput dengan air semen. Campuran
perekat untuk plesteran beton dibuat 1pc : 2ps. Sedangkan untuk plesteran
dinding dilaksanakan dengan perekat 1pc : 4ps, kecuali untuk plestean dinding
kedap air seperti KM/WC trasram dan lain sebagainya dilaksanakan dengan
campuran 1pc : 2ps.
17.2 Pekerjaan plesteran beton maupun pelsteran dinding harus rata dan halus serta
merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak –
retak / cacat. Jika terjadi retak – retak pemborong harus segera
memperbaikinya. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai dinding harus disiram
air hingga kenyang.
17.3 Pekerjaan Plesteran dinding dimulai setelah pekerjaan atap selesai dikerjakan,
demikian pula dengan penanaman pipa instalasi listrik dan air sudah haus
ditanam dalam dinding baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
17.5 Plesteran dinding yang ada hubungannya dengan lantai keramik maka setinggi
10 cm diatas lantai dibuat plesteran plint layang dengan spesi 1pc : 2ps. Untuk
listplank baton diberi neut yaitu tenggelam 1 cm dan lebar 2 cm dan bentuk
disesuaikan pada gambar yang ada.
Pasal 20
PEKERJAAN RANGKA ATAP
20.1 Semua kuda-kuda, gording termasuk rangka atap berupa usuk dan reng
menggunakan Struktur Baja Ringan menyesuaikan pada gambar yang telah
ditentukan.
20.2 Semua rangka atap, harus di kerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga
tukang ahli yang berpengalaman.
20.3 Pekerjaan Struktur Rangka Atap harus dikerjakan teliti agar nantinya didapat
atap yang rata dan rapat.
Pasal 21
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
21.1 Pada pelaksanaan pekerjaan ini, sebagai penutup atap digunakan atap genteng
metal atau yang setara/sejenis dengan multi color.
21.2 Penutup atap berupa genteng metal sudah termasuk bubungan atap dengan
memakai merk sejenis dan motifnya harus sama dengan gentengnya..
21.4 Genteng metal harus dipasang hati-hati dan perlu ketelitian pemasangan pada
kedudukan rangka atapnya, sehingga pemasangannya bisa tepat dan akurat
penempatannya.
21.5 Untuk Penutup pinggir atap digunakan List Plank menggunakan kayu
lembasung yang direkomendasikan oleh pihak Direksi dengan ukuran lebar 2 x
2/20 cm dan dipasang bertumpuk sesuai gambar dan memakai type bentuk
profil dibagian pinggirnya.
21.6 Pemasangan list plank harus lurus dan bila perlu disaat pemasangan harus
dibantu dengan benangan.
21.7 Sebelum memasang atap rangka harus benar-benar rata atau telah di
waterpass.
21.8 Untuk atap dan bubungan genteng metal harus dipasang rapi dan rata tidak
boleh bergelombang.
Pasal 22
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
22.1 Untuk penggantung langit – langit digunakan Baja Ringan dan kualitas baik,.
Pada tiap – tiap jarak 2,40 m’ kearah melintang bangunan harus dipasang
balok untuk penggantung langit – langit sesuai petunjuk direksi dan gambar.
22.2 Untuk langit – langit atau plafond bagian dalam digunakan Calsiboard dengan
tebal 3 mm, dengan modul rangka kayunya 60 x 60 cm atau disesuikan
dengan modul bahannya, sedangkan bagian luar menggunakan kalsiboard 3
mm dengan pola pemasangan seperti pada Calsiboard.
22.4 Sebelum dicat langit – langit harus diplamir dan diamplas rata, halus tanpa
gelembung dan tidak cacat permukaannya.
22.5 Setiap pertemuan dinding / kolom dengan langit – langit dipasang list ukuran
11,5 x 13,5 cm di bagian ruangan dalam, sedangkan ruangan luar dan toilet,
menggunakan ukuran 8 x 10 cm, dengan bentuk dan pola listnya ditentukan
kemudian.
22.6 List plafond yang dipasang harus lurus, rapi serta tidak cacat pada
sambungannya diberi benangan untuk pengerjaan variasi langit – langitnya.
22.7 Paku langit – langit yang dipasang harus dengan jarak masing – masing
maximum 10 cm secara teratur dan rapi, sedangkan list menggunakan sekrup
dan lem yang kuat dan baik, pemasangannya maupun kerapiannya.
Pasal 23
PEKERJAAN KERAMIK
23.1 Duga permukaan lantai keramik dibuat + 0.00 m dengan patokan dasar dari
muka jalan besar 1.00 M atau 1.50 M dari duga muka urugan tanah /
menyesuaikan pada gambar perencanaan.
23.5 Bila terdapat cacat pada seluruh bagian / sebagian, keramik tidak boleh
dipasang (afkeur). Pemasangan semua lantai keramik diharuskan berantara (
siar ) maximum 2 mm siku dan rata.
23.6 Adukan spesi pada lantai dibuat 1pc : 3ps setebal 3 cm dan kemudian pada
permukaan sambungan tegel / siar dicor dengan bubur semen hingga padat,
apabila terdapat kotoran semen pada permukaan keramik segera dibersihkan
permukaannya.
Pasal 24
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, PEKERJAAN DAN PEKERJAAN
BESI
24.1 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela dibuat dari bahan Alumunium dalam
beberapa type sesuai gambar rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara
gambar dan gambar detail pemborong harus melapor kepada direksi, semua
ukuran kosen dibuat 6/12.
24.2 Kusen pintu jendela semua dibuat dari bahan Alumunium dan tidak boleh
terdapat cacat - cacat lain. Rangka daun pintu dan jendela dibuat dari bahan
berkualitas baik seperti tersebut diatas dengan ukuran - ukuran sesuai dengan
gambar detail.
24.3 Pekerjaan pembuatan kusen maupun daun pintu dan jendela harus dilaksanakan
dengan rapi, siku dan berkualitas baik dan dipasang secara waterpass dan tegak
lurus, dan pada bagian sudut kosen harus rapi dan siku.
24.4 Kusen, daun pintu dan jendela yang dipasang harus dilindungi dari benturan
benda keras yang lain dan tidak boleh kena kotoran yang mengakibatkan kotoran
tersebut tidak dapat hilang.
24.5 Pemasangan kusen pada lubang kosen yang sudah dirapikan menggunakan baut
khusus aluminium yang kokoh. Dan warna kusen ditentukan kemudian sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Pasal 25
PEKERJAAN CAT-CATAN
25.1 Finishing tembok, beton dan plafond dengan menggunakan cat tembok air
merk/produk (ditentukan Pihak Direksi), dengan warna ditentukan setelah
diskusi dengan pihak direksi atau owner / pihak pemakai.
25.2 Sebelum dicat permukaan tembok harus diplamir hingga rata dengan plamir
yang sesuai dengan catnya.
25.3 Untuk seluruh dinding tembok yang dicat dengan cat tembok, sebelum
memulai dengan plamir tembok maka tembok yang belum diplester dengan
rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan). Dengan cara
menggosok dengan kertas gosok, permukaan plesteran dan plamuran tersebut.
25.4 Finishing dinding luar yang ada pelapisan batu alamnya harus menggunakan
top coat jenis glossy yang bermutu tinggi dan anti lumut, dan waktu
pengeringan yang cukup lama agar tidak lembab.
25.5 Sedangkan untuk finishing kayu menggunakan cat kilap yang sebelumnya
bahan yang akan dicat permukaannya harus dilapis cat dasar/meni dan di
dempul kayu.
25.6 Seluruh pekerjaan finishing harus dikerjakan rapi, teliti dan tidak mengotori
bahan lain didekat permukaaan bahan yang dicat dan dikerjakan oleh tenaga
ahli/tukang yang berpengalaman di bidang pengerjaan finishing.
25.7 Pemborong harus mengajukan contoh warna dan tidak diijinkan memakai cat
diluar ketentuan dalam bestek ini.
25.8 Merk cat yang dipakai harus yang sejenis dan tidak diperbolehkan
penyampuran cat, baik warna maupun merk.
Pasal 26
PEKERJAAN PENGGANTUNG, KACA DAN KUNCI
26.1 Pada daun jendela dan daun pintu yang harus ada kacanya, maka dipergunakan
kaca jenis Rayben yang mempunyai daya reducing radiasi panas matahari
dengan tebal 5 mm atau sesuai gambar bestek / gambar detail.
26.2 Pemasangan kaca harus cukup rapat menggunakan list karet kaca khusus dan
bilamana terdapat longgar maka harus diperbaiki sampai sempurna, untuk kusen
kayu didempul supaya rapat.
26.3 Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang alat pengunci dan
penggantung seperti engsel, grendel, kunci – kunci , hak angin dan lain
sebagainya dengan kualitas yang baik dan sempurna, menyesuikan bentuk
bangunannya.
26.4 Semua kunci yang dipasang boleh memakai SES atau yang setara 2x putar atau
yang setara yang disetujui oleh direksi ukuran besar, komplit dengan handel
(pegangan).
26.5 Semua pintu dan jendela harus dipasang dengan engsel yang sesuai dengan jenis
bahan kusen dan warnanya dengan merk yang setara Koors dengan ukuran untuk
engsel pintu 4” dan untuk engsel jendela 3”. Khusus untuk pemasangan engsel
pintu harus diperhatikan hal – hal yang menyangkut kekuatannya.
26.6 Untuk jendela jungkit dilengkapi dengan grendel, hak angin dan pegangan
jendela memakai grendel dan hak angin setara dengan Belucci dan berwarna
silver.
Pasal 27
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
27.1 Harus dikerjakan oleh pihak ketiga sebagai instalatur dan dibawah monitoring
dan penugasan oleh kontraktor selaku penanggung jawab pelaksanaan proyek.
27.3 Untuk keperluan ini pihak instalatur harus mempunyai sertifikat berupa DRM
dan menjadi anggota AKLI dari perwakilan daerah setempat, sesuai dengan
nilai pekerjaan instalasi listrik tersebut.
Pasal 28
PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
28.2 Menurut peraturan yang masih berlaku di Indonesia pada saat ini.
28.3 Pekerjaan harus diserahkan kepada direksi tepat pada waktu yang telah
ditetapkan.
28.5 Sebelum bahan dipasang agar diperlihatkan dulu kepada direksi untuk
diperiksa lebih lanjut dan mendapat persetujuannya.
28.6 Barang yang sudah afkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan
dari tempat pekerjaan. Dan jika kontraktor atau instalatur tidak
mengindahkannya, maka direksi berhak mengeluarkannya atas biaya dari
pihak kontraktor.
Pasal 29
PEKERJAAN INSTALASI AIR, SANITASI DAN DRAINASE
29.1 Pada setiap KM/WC dipasang bak mandi dari pasangan dinding bata lapis tegel
keramik 20 x 20 cm dan dipasang klosed duduk porselin setara dengan American
29.2 Untuk saluran dari klosed digunakan pipa PVC Ø 4” type D sedangkan untuk
saluran air bekas digunakan pipa PVC Ø 2” type D yang langsung dibuang ke
parit.
29.3 Pada lubang – lubang pembuangan air bekas lantai KM/WC harus dipasang
advour/floor drain dari plat kuningan.
29.4 Untuk pengadaan air bersih dipasang pipa PVC type AW n ½” dipasang
tertanam dalam tembok.
29.5 Pipa – pipa diluar bangunan harus tertanam dalam tanah + 30 cm.
29.6 Pemasangan jaringan pipa air bersih dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
termasuk penyambungan ke instalasi PDAM yang ada.
29.7 Pada setiap bak mandi pada KM/WC dipasang lengkap dengan kran air n ½”
warna silver setara dengan jenis/ merk SAN-E.
29.8 Pekerjaan pembuatan saluran air hujan dilaksanakan dari pasangan bata merah
dilaskanakan seperti gambar dengan kemiringan 1 : 500.
29.9 Pemasangan saluran air hujan dilaksanakan dengan spesi 1pc : 2ps dan diplester
halus dan rapi dengan spesi 1pc : 2ps, saluran air hujan dilaksanakan sampai
pada saluran induk. Pada ujung terbatas / parit dibuatkan bak kontrol ukuran 50 x
50 cm, antara permukaan parit dan bak kontrol diberi selirish / beda tinggi yaitu
pada rabat + 5 cm dari permukaan parit yang ada.
29.10 Pada pekerjaan septictank dan sumur peresapan dibuat dari pasangan batu bata
merah dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
29.11 Pada setiap lantai, distribusi instalasi / jaringan harus melalui shaft induk yang
terbagi 3 bagian dan dibedakan dalam pipa induk vertical untuk :
a. Pipa air bersih Ø ¾” – PVC type AW
b. Pipa kotoran Ø 6” – PVC type D
c. Pipa air kotor Ø 3” – PVC type D
29.12 Penenpatan tandon air fiber diatas atap dak harus tepat diatas kolom agar beban
tersalurkan secara structural. Tandon air berkapasitas 2000 liter x 2 unit, dipakai
produk gapura atau yang setara.
29.13 Ground tank berkapasitas 50.000 liter dibuat sesuai rencana gambar dengan
sistim beton bertulang dan harus dekat dengan pompa air.
29.14 Pompa air memakai jenis jet pump merk sanyo dengan kemampuan distribusi air
vertical dengan jangkauan sampai 15 M’. dipakai 2 unit dengan sistim
operasional saling bergantian setiap 12 jam, diletakkan didaerah rabat beton
dibuatkan lubang kontrol sewaktu waktu dilakukan maintenance / repairing.
Dalam pemasangan instalasi listrik dipasangkan group panel tersendiri dan diberi
saklar masing – masing pompa agar mudah dihidupkan.
29.15 Gorong – gorong untuk drainase dalam lokasi / halaman gedung memakai buis
beton Ø 30 cm – 40 cm dengan panjang 1.00 M’.
29.16 Saluran dibuat dari pasangan batu padas tua dengan campuran 1pc : 4ps dan
semua permukaan pasangan yang tampak harus diplester halus sesuai dengan
campuran pasangannya.
29.17 Untuk penutup gorong – gorong dibuat dari plat beton bertulang campuran 1 : 2 :
3 dengan ukuran dan penulangan sesuai pada gambar, khusus untuk jembatan.
29.18 Arah aliran dan kemiringan agar dibuat sedemikian rupa agar dapat mengalir
dengan baik dan dapat disesuaikan / dihubungkan dengan saluran existing.
29.20 Khusus untuk instalasi air hydrant dipakai pipa galvanis Ø 2-3” dan dibuat inter
koneksi dengan jaringan air bersih dengan memakai stop kran Ø 2” / Ø ¾”.
29.22 Septic Tank dan peresapan dikerjakan sesuai petunjuk gambar dan
terpisah satu sama lain dengan jarak sesuai gambar atau atas petunjuk
direksi/pengawas lapangan.
Pasal 30
PENUTUP
Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan – bahan pekerjaan tidak
disebutkan perkataan atau kalimat “DISELENGGARAKAN OLEH PEMBORONG”
maka hal ini dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian – bagian yang nyata termasuk dalam
pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan / disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi
Teknis ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebegai “HAL” yang
disebutkan.
Pasal 31
LAIN-LAIN
Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi / Pemimpin proyek, bilamana perlu diadakan dalam peraturan ini.
, ST