Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR KETUA KORI

Pertama – tama patut kita syukuri bahwa peninjauan dan pembaharuan Standar
Kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi ini telah selesai disusun. Standar
Kompetensi ini adalah merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh
setiap Dokter Spesialis Onkologi Radiasi yang akan melakukan praktik pelayanan
Radioterapi di Indonesia. Standar Kompetensi ini mengandung unsur – unsur
afektif (perilaku / etika medik, medikolegal, dan profesionalisme), knowledge
(penguasaan ilmu dan teknologi), dan psikomotor (keterampilan klinis). Standar
kompetensi ini disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Para peserta didik Program Studi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi yang telah
menyelesaikan pendidikannya disuatu pusat pendidikan harus mengikuti uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh KORI untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi dari Kolegium Onkologi Radiasi
Indonesia (KORI). Mereka yang telah memiliki sertifikat kompetensi dari KORI
harus melakukan sertifikasi ulang setiap 5 (lima) tahun.
Standar Kompetensi ini telah disusun oleh unsur – unsur dari Perhimpunan
Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) dan Kolegium Onkologi Radiasi Indonesia
(KORI), melalui suatu pengkajian yang cermat, sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi baik didalam negeri maupun luar negeri, serta memperhatikan harapan
dan tuntutan sari stakeholder dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan
Radioterapi bermutu. Melalui Sistem Sertifikasi Kompetensi ini maka PORI dan
KORI turut serta secara berkesinambungan menjaga mutu Radioterapi dengan
konsep dasar melindungi masyarakat (protecting the people), membimbing/
membina dokter spesialis onkologi radiasi (guiding the doctors), serta
memberdayakan institusi pendidikan dan Profesi (empowering the institution and
profession). Sebagai konsekuensinya maka seorang Dokter Spesialis Onkologi
Radiasi dituntut untuk memberikan pelayanannya yang terbaik secara etis medis,
menghargai hak – hak pasien, berdasar pada bukti ilmiah (evidence based
medicine) dan sesuai kemahiran keterampilan yang terbaik yang dikuasainya,
serta menyadari kekurangannnya yang memberi kemungkinan pasien dirujuk
pada dokter yang lebih kompeten.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan Standar
Kompetensi ini, kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar –
besarnya, terutama kepada Prof. DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo sebagai Ketua
Umum PORI, DR. Dr. Sri Mutya Sekarutami, Sp.Rad (K) Onk.Rad selaku Ketua
Komisi Akreditasi, Dr. Gregorius Ben Pradjogi sebagai Ketua Komisi Kurikulum dan
Uji Kompetensi Nasional, serta Dr. Irwan Ramli sebagai anggota KORI ex officio
Ketua Program Studi Onkologi Radiasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Semoga Standar Komptensi ini dapat diimplementasikan dengan sebaik – baiknya
oleh pusat pendidikan Onkologi Radiasi dan mereka yang akan menjalankan
praktik pelayanan Radioterapi di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2018


Ketua Kolegium Onkologi Radiasi Indonesia

iii
Prof. Dr. H. M. Djakaria, Sp.Rad (K) Onk.Rad
KATA PENGANTAR KETUA PORI

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas bimbingan, petunjuk
dan kekuatan-Nya kepada kita, maka buku Standar Kompetensi Dokter Spesialis
Onkologi Radiasi dapat diperbaharui dan diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter
Spesialis Onkologi Radiasi (PORI).

Pada terbitan tahun 2018 ini, telah dilakukan penyempurnaan dari Standar
Kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi terdahulu. Buku ini merupakan hasil
karya dan kerja bersama antara berbagai pihak seperti yang diamanahkan oleh
Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Undang
– Undang RI No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

Buku ini merupakan pemikiran dan cerminan di dalam upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan radioterapi di Indonesia. Kami sangat berharap agar buku ini
dijadikan acuan dalam praktik pelayanan radioterapi di Indonesia.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada mereka yang selama ini telah bekerja keras menyusun di dalam
pembaharuan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi. Semoga
segala upaya yang telah dilakukan ini akan bermanfaat dalam mencapai tujuan kita
bersama dan di dalam pelaksanaannya mendapat bimbingan serta kekuatan yang
tiada henti dari Allah SWT. Amien.

Jakarta, Agustus 2018


Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis
Onkologi Radiasi Indonesia

Prof. DR. Dr. Soehartati G, Sp.Rad (K) Onk. Rad

iv
DAFTAR ISI

SK Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi ........ i

Kata Pengantar Ketua KORI............................................................................. iii

Kata Pengantar Ketua PORI ............................................................................ iv

Daftar Isi........................................................................................................... v

Pendahuluan.................................................................................................... 1

Kemampuan Kerja ........................................................................................... 2

Wewenang dan Tanggung Jawab .................................................................... 3

Substansi Kajian dan Pencapaian Kompetensi Jenjang Profesi ....................... 5

1. Substansi Kajian ......................................................................................... 5

a. Substansi Kajian Inti ............................................................................ 5

b. Substansi Kajian Tambahan ................................................................. 6

2. Keterampilan Klinik ...................................................................................... 6

a. Keterampilan Klinik Dasar .................................................................... 6

1. Poliklinik ........................................................................................ 6

2. Mould Room dan Ruang Simulator ............................................... 6

3. Planning / TPS / Disribusi Dosis Radiasi ........................................ 7

4. Penatalaksanaan Penyinaran ....................................................... 7

b. Keterampilan Klinik Lanjut .................................................................. 7

c. Kompetensi Dibidang Penelitian Dan Publikasi .................................. 8

v
STANDAR KOMPETENSI
DOKTER SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI
DI INDONESIA

Pendahuluan

Standar Kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia adalah kemampuan minimal
yang harus dimiliki oleh seorang Spesialis Onkologi Radiasi ketika menjalankan profesinya.
Kompetensi – kompetensi ini harus dicapai dalam Pendidikan Spesialisasi Onkologi Radiasi dan
tetap dimiliki selama melakukan pelayanan pada masyarakat.

Standar Kompetensi ini merupakan acuan Kolegium Onkologi Radiasi Indonesia dalam
menyusun Kurikulum Program Studi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi dan merencanakan
serta melaksanakan uji kompetensi untuk sertifikasi setiap anggota Perhimpunan Onkologi
Radiasi Indonesia. Standar Kompetensi ini juga memerlukan peninjauan secara berkala sesuai
dengan perkembangan Iptek Onkologi Radiasi dan kebutuhan masyarakat.

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas
tugas dibidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas No. 045/U/2002).

Berbagai acuan kepustakaan juga menyebutkan beberapa arti dan definisi yang berkaitan
dengan kompetensi yang dapat dan relevan dengan standar ini seperti yang berasal dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yaitu: Standar Kompetensi adalah kemampuan seseorang
yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan performa yang ditetapkan.

Untuk lebih jelasnya pembagian kompetensi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Standar kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan
pendidikan dokter spesialis Onkologi Radiasi
2. Standar kompetensi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi merupakan standar kompetensi
lulusan yang meliputi 7 peran sesuai kerangka CanMEDS yaitu Medical Expert,
Communicator, Collaborator, Leader, Health Advocate, Scholar, dan Professional.

Standar kompetensi lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi mengacu
kepada tingkat pencapaian KKNI Level 8 sebagaimana dijabarkan dalam tabel 1.

1
Uraian kemampuan
kerja, wewenang, dan Rumusan Kompetensi Inti / Tagihan/bukti
No
tanggung jawab sesuai Capaian Pembelajaran pencapaian
KKNI
Kemampuan Kerja
1 Mampu bekerja di bidang 1. Mampu menjalankan praktik
Logbook
keahlian pokok/profesi untuk kedokteran sesuai lingkup
jenis pekerjaan yang spesifik tanggung jawab dan keilmuan Hasil workplace based
dan kompleks, dan memiliki serta teknologi Onkologi Radiasi assessment
kompetensi kerja yang (MXP-1) Ujian kasus
minimal setara dengan 2. Mampu melakukan evaluasi klinis
standar kompetensi profesi didukung anamnesis, pemeriksaan Laporan kasus
tersebut yang berlaku secara fisik dan informasi yang terhimpun
nasional/internasional; dari pemeriksaan lainnya yang
relevan, terpusat pada pasien,
untuk menetapkan diagnosis dan
stadium penyakit serta jenis
pengobatan yang sesuai dan
menetapkan prognosis (MXP-2)
3. Mampu merancang persiapan dan
tatalaksana terapi radiasi sesuai
standar yang ditetapkan (MXP-5)
4. Mampu mengevaluasi dampak
terapi radiasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang (MXP-6)
2 Mampu membuat keputusan 1. Mampu mengambil keputusan
Logbook
yang independen dalam berdasarkan hasil evaluasi klinis,
menjalankan pekerjaan tentang indikasi-indikasi, tujuan Contoh rekam medik
profesinya berdasarkan terapi radiasi dan memutuskan Hasil case based
pemikiran logis, kritis, kreatif, metode / teknologi terapi yang discussion
dan komprehensif; dipilih, sesuai standar dengan
memperhatikan keamanan dan
keselamatan pasien dan
lingkungan (MXP-3)
Mampu berkontribusi aktif sebagai
anggota tim multidisiplin dalam
menentukan pilihan terapi terbaik
yang berkualitas dan aman untuk
pasien (MXP-4)
3 Mampu menyusun laporan Mampu melakukan ekstraksi data
Tesis
hasil studi setara tesis yang yang relevan dari dokumen medis
hasilnya disusun dalam bentuk dan mengevaluasinya berdasar Presentasi di forum
publikasi pada jurnal ilmiah metode / kaidah desain ilmiah nasional
profesi yang terakreditasi, yang sesuai kode etik sehingga
atau menghasilkan karya dapat dipaparkan dalam bentuk
desain yang spesifik beserta tulisan ilmiah yang dipublikasi
deskripsinya berdasarkan pada jurnal profesi atau
metoda atau kaidah desain dipresentasikan pada pertemuan
dan kode etik profesi yang ilmiah profesi (SCH-4)
diakui oleh masyarakat profesi
pada tingkat regional atau
internasional;
4 Mampu mengkomunikasikan Mampu berkontribusi terhadap
Karya ilmiah
hasil kajian/kritik/apresiasi/ peningkatan mutu pelayanan
argumen, atau karya inovasi kesehatan melalui kajian dan PDSA
2
yang bermanfaat bagi inovasi yang sesuai dengan bidang
Presentasi kasus
pengembangan profesi, Onkologi Radiasi dalam kelompok
kewirausahaan, dan kerja, organisasi dan sistem Journal reading
kemaslahatan manusia, yang pelayanan kesehatan (LED-1)
dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dan etika
profesi, kepada masyarakat
umum melalui berbagai
bentuk media;
5 Mampu meningkatkan mutu 1. Mampu memberikan bimbingan
Logbook
sumber daya untuk dan/atau pelatihan pada SDM
pengembangan program yang terlibat dalam pelayanan
strategis organisasi; Onkologi Radiasi (LED-2)
2. Mampu memberikan advokasi
dalam menentukan pemilihan
teknologi Onkologi Radiasi yang
efektif, efisien serta terjangkau
(HAD-3)
6 Mampu meningkatkan 1. Mampu mengembangkan diri
Keikutsertaan dalam
keahlian keprofesiannya pada dalam tingkat keahlian keprofesian
forum ilmiah
bidang yang khusus melalui lebih lanjut melalui pelatihan
pelatihan dan pengalaman dalam bidang tertentu dan
kerja dengan melakukan praktek yang
mempertimbangkan berkesinambungan dalam bidang
kemutakhiran bidang tertentu sesuai dengan
profesinya di tingkat nasional, perkembangan ilmu dan teknologi
regional, dan internasional; yang mutakhir (SCH-1)
3. Mampu bertindak dengan
mempertimbangkan bukti ilmiah
kedokteran terbaik dalam koridor
kebutuhan pasien dan
ketersediaan sumber daya dalam
praktik sehari-hari (SCH-3)
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Menunjukkan komitmen melayani
1 Mampu bertanggungjawab Logbook
pasien dengan menerapkan best
atas pekerjaan di bidang
clinical practice dan menaati
profesinya sesuai dengan kode
standar etika tertinggi serta
etik profesinya;
memperhatikan keselamatan dan
keamanan pasien. (PRO-1)
2. Menunjukkan komitmen melayani
masyarakat dengan mengenali dan
menanggapi harapan masyarakat
dalam konteks pelayanan
kesehatan terbaik. (PRO-2)
3. Menunjukkan komitmen bertindak
dengan penuh penghayatan
terhadap standar dan peraturan
profesi Onkologi Radiasi (PRO-3)
4. Menunjukkan komitmen bertindak
dengan pertimbangan yang
matang dalam menjaga kesehatan
dan kesejahteraan pribadi untuk

3
mendukung pelayanan pasien
yang optimal (PRO-4)
2 Mampu melakukan evaluasi 1. Mampu berperan dalam evaluasi Logbook
secara kritis terhadap hasil kasus baru, kasus residif, kasus
kerja dan keputusan yang kematian di lingkungan bidang
dibuat dalam melaksanakan
profesinya dan pada forum
pekerjaan profesinya baik oleh
dirinya sendiri, sejawat, atau multidisiplin (MXP-7)
sistem institusinya;

1. Memberikan panutan
3 Mampu memimpin suatu tim Logbook
kepemimpinan dalam praktik
kerja untuk memecahkan
keprofesiannya (LED-3)
masalah baik pada bidang
2. Mengatur perencanaan jenjang
profesinya, maupun masalah
karir, keuangan dan
yang lebih luas dari bidang
pengembangan sumber daya
profesinya;
manusia dalam menjalankan
praktik keprofesiannya (LED-4)
1. Bekerjasama secara efektif dengan
4 Mampu bekerja sama dengan Logbook
disiplin ilmu kedokteran dan
profesi lain yang sebidang
profesi kesehatan lainnya (CLB-1)
maupun yang tidak sebidang
2. Meningkatkan kesepahaman,
dalam menyelesaikan masalah
menghargai perbedaan dan
pekerjaan yang kompleks yang
menangani konflik dalam
terkait dengan bidang
kerjasama dengan disiplin ilmu
profesinya;
kesehatan lainnya (CLB-2)
3. Dalam proses pelayanan lintas
disiplin dan rujukan, mampu
melakukan pembagian dan
peralihan tanggung jawab
pelayanan pasien dari dan kepada
profesi lainnya yang paling sesuai
dalam memfasilitasi pelayanan
pasien yang aman (CLB-3)
4. Dalam pengembalian pasien pasca
radioterapi, menjaga kontinuitas
pelayanan pasien dengan
menginformasikan secara efektif
tatalaksana hasil dan tindakan
kepada sejawat yang merujuk
(CLB-4)
1. Membina hubungan terapetik
5 Mampu mengembangkan dan Logbook
profesional dengan pasien dan
memelihara jaringan kerja
keluarga (COM-1)
dengan masyarakat profesi
2. Mengumpulkan dan mensintesis
dan kliennya.
informasi yang akurat dan relevan
dengan memperhatikan sudut
pandang pasien dan keluarga
(COM-2)
3. Menyampaikan informasi dan
rencana tatalaksana kepada pasien
dan keluarga (COM-3)
4. Melibatkan pasien dan keluarga
dalam merencanakan tatalaksana

4
yang sesuai dengan kebutuhan
dan nilai-nilai pasien (COM-4)
5. Menanggapi kebutuhan pasien
dan kelompok pasien dengan
melakukan advokasi baik di dalam
maupun di luar lingkungan rumah
sakit (HAD-1)
Membimbing dan mendidik
6 Mampu meningkatkan Logbook
mahasiswa, residen, masyarakat dan
kapasitas pembelajaran
profesi kesehatan lainnya (SCH-2)
mandiri dan tim yang berada
di bawah tanggungjawabnya.
1. Menanggapi kebutuhan
7 Mampu berkontribusi dalam Keikutsertaan dalam
masyarakat dengan melakukan
evaluasi atau pengembangan kegiatan di
advokasi untuk mencapai
kebijakan nasional dalam kementerian,
perubahan positif di tingkat sistem
rangka peningkatan mutu organisasi profesi,
pelayanan kesehatan, melalui
pendidikan profesi atau dan/atau masyarakat
kegiatan-kegiatan yang sesuai
pengembangan kebijakan
nilai-nilai masyarakat (HAD-2)
nasional pada bidang
2. Memberikan asupan kepada
profesinya
pemerintah bidang terkait dalam
meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan bidang
Onkologi Radiasi (HAD-4)
1. Mendokumentasikan dan
8 Mampu mendokumentasikan, Logbook
menyampaikan informasi tertulis
menyimpan, mengaudit,
maupun elektronik secara
mengamankan, dan
bertanggung jawab, untuk
menemukan kembali data dan
mendukung pengambilan
informasi untuk keperluan
keputusan klinis, keselamatan
pengembangan hasil kerja
pasien, kerahasiaan dan privasi
profesinya.
pasien (COM-5)
Mampu melakukan audit klinis untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
medis (LED-5)

Substansi Kajian dan Pencapaian Kompetensi Jenjang Profesi

Substansi kajian ditentukan berdasarkan komponen kompetensi, learning outcome dan tingkat
pencapaian. Substansi kajian dan keterampilan klinik Onkologi Radiasi yaitu:
1. Substansi Kajian
a. Substansi Kajian Inti
i. Keganasan Kepala Leher sebanyak 60 Kasus
ii. Keganasan Traktus Gastro Intestinal sebanyak 10 Kasus
iii. Keganasan Paru dan Mediastinum sebanyak 12 Kasus
iv. Keganasan pada Tulang dan Jaringan Lunak sebanyak 5 Kasus
v. Keganasan Kulit sebanyak 4 Kasus
vi. Keganasan Payudara sebanyak 50 Kasus
vii. Keganasan Ginekologi Onkologi sebanyak 70 Kasus
viii. Keganasan Traktus Urinarius sebanyak 2 Kasus
ix. Keganasan pada Mata sebanyak 4 Kasus
5
x. Lymphoma dan Keganasan pada Darah sebanyak 8 Kasus
xi. Tumor pada Susunan Saraf Pusat sebanyak 15 Kasus
xii. Keganasan pada Anak sebanyak 10 Kasus
b. Substansi Kajian Tambahan
i. Teknik radiasi 3D RT-kompleks
ii. Teknik radiasi IMRT (intensity modulated radiation therapy)
iii. Teknik radiasi SRS (Stereotactic RadioSurgery)
iv. Teknik radiasi SRT (Stereotactic RadioTherapy)
v. Teknik radiasi IGRT (Image Guided Radiation Therapy)
vi. Teknik radiasi SBRT (Stereotactic Body Radiation therapy)
vii. 2D Brakhiterapi
viii. Brakhiterapi interstitial
ix. 3D Brakhiterapi

2. Keterampilan Klinik
a. Keterampilan Klinik Dasar
1. Poliklinik
1.1 Mampu menetapkan peran, indikasi, tujuan dan perencanaan radiasi.
1.2 Mampu menganalisa respon terhadap pengobatan serta kemungkinan efek
samping radiasi.
1.3 Dapat menentukan penundaan radiasi bila diperlukan serta merancang
tindakan selanjutnya.
1.4 Dapat menetapkan selesainya radiasi dan rencana tindak lanjut / follow up.
1.5 Dapat menetapkan perlunya radiasi berikutnya pada kasus kasus berulang /
residif atau menyatakan radiasi sudah dianggap tidak dapat lagi diberikan.
1.6 Dapat mempertimbangkan dan mengusulkan pengobatan dengan
modalitas lain antara lain tindakan bedah atau pemberian kemoterapi.
1.7 Dapat menetapkan perlunya tindakan penunjang lain misalnya pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan imaging.

2. Mould Room dan Ruang Simulator


Mampu menentukan berbagai tindakan dan alat bantu yang diperlukan untuk
persiapan / pre-planning dan planning radiasi :
2.1 Mengenal fungsi, proses pembuatan berbagai alat / bahan yang dibuat /
disiapkan di ruang Mould Room sebagai alat bantu dalam tata laksana
radiasi eksterna antara lain : untuk fiksasi / imobilisasi, sistem blok /
pelindung radiasi serta untuk membuat kontur tubuh, bolus, kompensator
jaringan dll.
2.2 Mengetahui dan mampu melaksanakan perannya pada setiap langkah
dalam persiapan radiasi di ruang Simulator.

6
2.3 Mengetahui sumber – sumber yang mungkin menjadi penyebab terjadinya
kesalahan atau perbedaan antara perencanaan di ruang Simulator dengan
pelaksanaan radiasi di ruang pesawat serta dapat mengingatkan /
mencegah terjadinya kesalahan tersebut.

3. Planning / TPS / Disribusi Dosis Radiasi


3.1 Mampu melaksanakan perannya pada tahapan proses perencanaan radiasi
dengan: Treatment Planning System pada radiasi eksterna.
3.2 Dapat menetapkan / membuat keputusan / persetujuan untuk
dilaksanakannya radiasi berdasarkan TPS yang telah dibuat.

4. Penatalaksanaan Penyinaran
4.1 Mengetahui langkah - langkah penyinaran yang dilakukan Teknisi
Radiografer di ruang penyinaran.
a. Mengetahui proses dan pedoman pembuatan Verifikasi Film /
Gammagrafi.
b. Dapat menganalisa hasil verifikasi dan menentukan koreksi bila
diperlukan.
c. Selalu melaksanakan kontrol & evaluasi selama penyinaran sesuai
prosedur atau sesuai dengan kebutuhan, mampu mendeteksi efek
samping radiasi serta melakukan tindakan pencegahan serta
pengobatan bila diperlukan.
d. Mampu melakukan evaluasi klinis dan penatalaksanaan radiasi dengan
menggunakan teknik radiasi eksterna 2D dan 3DCRT standar dan atau
brakiterapi intrakaviter pada kasus-kasus diantaranya:
i. Keganasan Kepala Leher
ii. Keganasan Traktus Gastro Intestinal
iii. Keganasan Paru dan Mediastinum
iv. Keganasan pada Tulang dan Jaringan Lunak
v. Keganasan Kulit
vi. Keganasan Payudara
vii. Keganasan Ginekologi Onkologi
viii. Keganasan Traktus Urinarius
ix. Keganasan pada Mata
x. Lymphoma dan Keganasan pada Darah
xi. Tumor pada Susunan Saraf Pusat
xii. Keganasan pada Anak

b. Keterampilan Klinik Lanjut


Mampu melakukan evaluasi klinis dan penatalaksanaan radiasi dengan
menggunakan Teknik radiasi 3DRT-kompleks, IMRT, SRS, SRT, IGRT, SBRT, 2D
7
brakhiterapi , brakiterapi interstitial dan 3D brakhiterapi. Pencapaian kompetensi
dalam proses pendidikan profesi dokter spesialis onkologi radiasi dicapai secara
bertahap. Untuk memudahkan perumusan capaian pembelajaran dan evaluasinya,
dirumuskan milestones kompetensi sebagaimana dijabarkan dalam tabel 2

c. Kompetensi Dibidang Penelitian Dan Publikasi

1. Penelitian Klinis dan Pengukuran Outcome Pengobatan


- Pengukuran Kontrol Tumor dan Toksisitas
- Desain Penelitian
- Jenis Trials
- Analisis Life - Table
- Test Signifikan
- Univariate / Multivariate

2. Spesifitas / Sensitivitas / Validitas / Power


- Metanalisis
- Level of Evidance
- Pit Falls : Pilot Studies, Preliminary Result, etc
- How to Write, Present and Interprete Scientific Data

Anda mungkin juga menyukai