Anda di halaman 1dari 2

Sisklus Uterus

Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron dalam darah selama siklus ovarium
menimbulkan perubahan mencolok di uterus, menghasilkan siklus haid, atau
siklus uterus. Karena mencerminkan perubahan hormon selama siklus
ovarium, daur haid berlangsung selama 28 hari, seperti halnya pada siklus
ovarium. Manifestasi nyata perubahan sikluk di uterus adalah
perdarahan/haid (yaitu sekali sebulan). Namun, perubahan yang relatif
kurang jelas berlangsung sepanjang siklus, sewaktu uterus bersiap untuk
seandainya ovum yang dibebaskan dibuahi, kemudian dibersihkan total dari
lapisan darahnya (haid) jika implantasi tidak terjadi, hanya untuk
memulihkan dirinya dan kembali bersiap untuk ovum yang akan dibebaskan
pada siklus berikutnya.

PENGARUH ESTROGEN DAN PROGESTERON


PADA UTERUS Uterus terdiri dari dua lapisan utama: miometrium, lapisan
otot polos luar, dan endometrium, lapisan dalam yang mengandung banyak
pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen merangsang pertumbuhan
miometrium dan endometrium. Hormon ini juga menginduksi sintesis
reseptor progesteron di endometrium. Karena itu, progesteron dapat berefek
padaendometrium hanya setelah endometrium "dipersiapkan" oleh estrogen.

Siklus Uterus terdiri dari tiga fase: fase haid; fase proliferasi; dan
fase sekretorik.

Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan
sisa endometrium dari vagina. Berdasarkan konvensi, hari pertama haid
dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat itu bersamaan dengan
pengakhiran fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular. Sewaktu
korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi dan implantasi
ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya, maka kadar progesteron
dan estrogen dalam darah akan turun tajam.

Haid biasanya berlangsung selama lima hingga tujuh hari setelah degenerasi
korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium.
Penghentian efek progesteron dan estrogen pada degenerasi korpus luteum
menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid) dan terbentuknya folikel-
folikel baru di ovarium di bawah pengaruh hormon gonadotropik yang
kadarnya meningkat.

FASE PROLIFERASI, setelah darah haid berhenti, akan berlanjut pada fase
proliferasi dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular ovarium
ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah
pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Saat aliran
darah haid berhenti, yang tersisa adalah lapisan endometrium tipis dengan
ketebalan kurang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel,
kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan ketebalan
lapisan ini menjadi 3 hingga 5 mm. Fase proliferatif yang didominasi oleh
estro-gen ini berlangsung dari akhir haid hingga ovulasi. Kadar puncak
estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.

Fase Sekretorik atau Progestasional, setelah ovulasi, ketika terbentuk


korpus luteum baru, uterus masuk ke fase sekretorik, atau progestasional
yang bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum
mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron
mengubah endometrium tebal yang telah dipersiapkan oleh estrogen menjadi
jaringan kaya vaskular dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik karena
kelenjar endometrium aktif mengeluarkan glikogen ke dalam uterus untuk
makanan awal embrio yang sedang berkembang sebelum implantasinya, atau
fase progestasional ("sebelum kehamilan") yang merujuk kepada lapisan
subur endometrium yang mampu menopang kehidupan awal mudigah setelah
berimplantasi. Jika pembuahan dan implantasi tidak terjadi, korpus luteum
berdegenerasi dan fase folikular dan fase haid baru dimulai kembali.

Anda mungkin juga menyukai