Anda di halaman 1dari 4

Sherwood 804

Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan uterus. Selama paruh pertama
siklus ovarium, fase folikular, folikel ovarium mengeluarkan estrogen di bawah pengaruh FSH,
LH , dan estrogen itu sendiri. Peningkatan sedang kadar estrogen menghambat sekresi FSH, yang
menurun selama bagian terakhir fase folikular, dan menekan sebagian sekresi tonik LH, yang
terus meningkat sepanjang fase folikular. Ketika produksi estrogen folikel mencapai puncaknya,
kadar estrogen yang tinggi ini memicu lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus. Lonjakan
LH ini menyebabkan ovulasi folikel matang. Sekresi estrogen merosot ketika folikel mengalami
kematian saat ovulasi. Sel-sel folikel lama berubah menjadi korpus luteum yang mengeluarkan
progesteron serta estrogen selama paruh terakhir siklus ovarium (fase luteal). Progesteron
menghambat dengan kuat FSH dan LH yang terus menurun sepanjang fase luteal.

Korpus luteum berdegenerasi dalam waktu sekitar dua minggu jika ovum yang dibebaskan tidak
dibuahi dan berimplantasi di uterus. Kadar progesteron dan estrogen turun tajam ketika korpus
luteum berdegenerasi sehingga pengaruh inhibitorik pada FSH dan LH lenyap. Sewaktu kedua
hormon hipofisis anterior ini mulai kembali meningkat akibat tidak adanya inhibisi,
perkembangan kelompok baru folikel-folikel kembali dimulai seiring dengan masuknya fase
folikular.

Fase-fase uterus yang bersamaan mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus.
Pada awal fase folikular, lapisan endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dan
kaya nutrien terlepas (fase haid uterus). Pelepasan ini terjadi karena terhentinya pengaruh
estrogen dan progesteron ketika korpus luteum berdegenerasi pada akhir fase luteal silus
sebelumnya. Pada akhir fase folikular, peningkatan kadar estrogen menyebabkan endometrium
menebal (fase proliferasi uterus) Setelah ovulasi, progesteron dari korpus ruteum menimbulkan
perubahan-perubahan vaskular dan sekretorik pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh
estrogen untuk menghasilkan lingkungan yang sesuai untuk implantasi (fase sekretorik, atau
progestasional, uterus). Jika korpus luteum berdegenerasi, fase folikular uterus baru dan fase
haid uterus kembali dimulai.
Ringkasan Sherwood

• Pada fase folikular, folikel ovarium mengeluarkan estrogen di bawah pengaruh FSH,
LH , dan estrogen itu sendiri. Peningkatan sedang kadar estrogen menghambat sekresi
FSH yang menurun dan menekan sebagian LH yang terus meningkat.

• Ketika produksi estrogen folikel mencapai puncak, kadar estrogen yang tinggi ini
memicu lonjakan sekresi LH menyebabkan ovulasi folikel matang. Sekresi estrogen
merosot ketika folikel mengalami kematian saat ovulasi.

• Sel-sel folikel lama berubah menjadi korpus luteum yang mengeluarkan estrogen serta
progesterone yang menghambat FSH dan LH yang terus menurun sepanjang fase luteal.

• Korpus luteum berdegenerasi dalam waktu sekitar dua minggu jika ovum yang
dibebaskan tidak dibuahi dan berimplantasi di uterus.

• Kadar progesteron dan estrogen turun tajam ketika korpus luteum berdegenerasi sehingga
pengaruh inhibitorik pada FSH dan LH lenyap.

• Pada awal fase folikular, lapisan endometrium yang banyak mengandung pembuluh
darah dan kaya nutrien terlepas (fase haid uterus). Pelepasan ini terjadi karena terhentinya
pengaruh estrogen dan progesteron ketika korpus luteum berdegenerasi.

• Pada akhir fase folikular, peningkatan kadar estrogen sebelumnya menyebabkan


endometrium menebal.

• Setelah ovulasi, progesteron dari korpus luteum menimbulkan perubahan-perubahan


vaskular dan sekretorik pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk
implantasi. Jika korpus luteum berdegenerasi, fase folikular uterus baru dan fase haid
uterus kembali dimulai.
Guyton hal 991, 995-996
Produksi siklus bulanan berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium
berkaitan dengan siklus endometrium pada pelapisan uterus yang bekerja melalui tahapan
berikut ini: (1) proliferasi endometrium uterus; (2) perubahan sekretoris pada endometrium,
dan (3) deskuamasi endometrium, yang dikenal sebagai haid.
Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum
di ovarium akan berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron)
menurun sampai kadar sekresi yang rendah.
Penurunan rangsang terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini diikuti
dengan cepat oleh involusi endometrium menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula.
Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-
kelok, yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium menjadi vasospastik akibat pelepasan
bahan vasokonstriktor, kemungkinan salah satu tipe vasokonstriktor prostaglandin yang
terdapat dalam jumlah sangat banyak.
Darah mula-mula merembes ke lapisan vaskular endometrium, dan daerah perdarahan
bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Berangsur-angsur, lapisan
luar endomerium yang nekrotik terlepas dari uterus pada daerah perdarahan tersebut, sampai
kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan superfisial endometrium sudah
terdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam kavum uteri, ditambah efek
kontraktil prostaglandin atau zat-zat lain dalam deskuamat yang membusuk, seluruhnya
bersama-sama merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.
Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan
berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi kembali.

Anda mungkin juga menyukai