Anda di halaman 1dari 45

PENGGUNAAN AUTO DISABLE SYRINGE

(ADS)
No. Dokumen : 440/001/SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004
Auto Disable Syringe (ADS) adalah alat suntik sekali pakai yang
akan mengalami kerusakan setelah sekali pemakaian,
1. Pengertian
dipergunakan untuk pelaksanaan pelayanan imunisasi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan Auto


2. Tujuan Disable Syringe (ADS).
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
3. Kebijakan
Disediakan di Puskesmas Nagreg

1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan


Imunisasi
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Referensi 3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020

Langkah-langkah umum menggunaan Auto Disable Syringe (ADS) :


1. Keluarkan Auto Disable Syringe (ADS) dari bungkus plastik.
2. Pastikan jarum pada Auto Disable Syringe (ADS) terpasang
kuat (jangan tekan piston ke depan karena alat suntik akan
terkunci)
3. Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum kemudian tutup
jarum dibuang ke tempat sampah non medis.
4. Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung
jarum ke bagian paling rendah dari dasar vial/ampul (dibawah
permukaan vaksin).
5. Tarik piston untuk mengisi Auto Disable Syringe (ADS) hingga
5. Prosedur/ terisi vaksin sampai dosis yang dibutuhkan.
Langkah- 6. Tarik Auto Disable Syringe (ADS) dari vial/ampul. Untuk
langkah menghilangkan gelembung udara, pegang Auto Disable
Syringe (ADS) tegak lurus dengan posisi jarum menghadap ke
atas, kemudian dorong piston untuk membuang udara (pastikan
dosis vaksin sudah sesuai dengan yang dibutuhkan)
7. Tentukan dan bersihkan tempat suntikan.
8. Lakukan teknik penyuntikan sesuai dengan jenis vaksin yang
diberikan.
9. Dorong piston ke depan untuk menyuntikan vaksin. Setelah
suntikan, piston secara otomatis akan mengunci dan alat suntik
tidak bisa digunakan lagi.
10. Segera masukkan alat suntik langsung, tanpa menutup jarum ke
dalam safety box.
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu Limbah Medis
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PENYIAPAN LOGISTIK PELAYANAN
IMUNISASI
No. Dokumen : 440/ 002 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Penyiapan logistik pelayanan imunisasi adalah prosedur


1. Pengertian penyiapan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan imunisasi.
Sebagai acuan penerapan penyiapan logistik pelayanan imunisasi
2. Tujuan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
5. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Referensi 2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020

5. Prosedur/ Logistik yang perlu disiapkan untuk pelayanan imunisasi :


Langkah- 1. Vaksin, pelarut dan penetes (dropper)
langkah Untuk menentukan jumlah kebutuhan vaksin, maka
perhitungan indeks pemakaian vaksin harus dilakukan untuk
setiap kegiatan dengan memperhatikan jumlah sasaran dan
jumlah dosis yang di berikan (di tambah 1 % wastage rate)
Jumlah pelarut dan penetes (dropper) sesuai dengan jumlah
vaksin.
2. Auto Disable Syringe (ADS)
Penyediaan Auto Disable Syringe (ADS) mengikuti jumlah
dosis vaksin.
3. Safety Box
Safety box digunakan untuk menampung alat suntik bekas
pelayanan imunisasi sebelum dimusnahkan. Pengisian
safety box maksimal ¾ dari kapasitasnya.
4. Vaccine carrier
Vaccine carrier berisi vaksin, cool pack, dan alat pemantau
suhu
Jumlah vaccine carier dihitung berdasarkan banyaknya vial/
ampul vaksin yang dibawa
5. Kapas DTT, Kapas alkohol dan kapas kering
Jumlah kapas DTT, kapas alkohol, dan kapas kering yang
dibawa dihitung berdasarkan jumlah sasaran.
6. Kebutuhan Logistik PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi)
a. Alat Pelindung Diri (APD) : masker medis, gown, sarung
tangan,
b. Logistik PPI lainnya : hand sanitizer, sabun cair, cairan
desinfektan, tempat sampah medis dan non medis
7. Kit Anafilaktik syok
Setiap tempat pelayanan imunisasi wajib menyediakan 1
(satu) kit anafilaktik syok termasuk SOP penanganan syok
anafilaktik.
Kit anafilaktik syok minimal terdiri atas:
- 1 ampul epinefrin 1:1000
- 1 spuit 1 ml;
- 1 infus set makro dan mikro drip
- Jarum infus dengan nomor yang berbeda sesuai usia
sasaran;
- Cairan : NaCl 0,9%
8. Dokumen pencatatan dan pelaporan pelayanan imunisasi
sesuai dengan kebutuhan
a. Buku register imunisasi;
b. Kohort;
c. Buku KIA;
d. Form KIPI.
e. Aplikasi ASIK
9. Bahan materi KIE (poster, leaflet)
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Form KIPI, Register Imunisasi, Kohort
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PENYIAPAN TEMPAT PELAYANAN
IMUNISASI
No. Dokumen : 440/ 003 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Penyiapan tempat pelayanan imunisasi adalah kegiatan


menyiapkan tempat pelayanan imunisasi yang berpengaruh pada
1. Pengertian
kenyamanan dan keselamatan kerja tenaga kesehatan atau
pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
2. Tujuan Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
6. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Referensi
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
Langkah-langkah penyiapan tempat pelayanan imunisasi :
1. Gunakan ruang/tempat yang cukup besar dengan sirkulasi
udara dan penerangan yang baik (dapat juga mendirikan
tenda di lapangan terbuka). Bila menggunakan kipas angin,
letakkan kipas angin di belakang petugas kesehatan agar arah
aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga kesehatan ke
sasaran imunisasi.
2. Ruang/tempat pelayanan imunisasi terpisah dari ruang
pelayanan lainnya.
3. Pastikan ruang/tempat pelayanan imunisasi bersih dengan
membersihkan sebelum dan sesudah pelayanan dengan
cairan disinfektan.
5. Prosedur/
4. Sediakan fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air
Langkah-
mengalir atau hand sanitizer.
langkah
5. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman
1-2 meter.
6. Sediakan tempat duduk bagi sasaran imunisasi dan orang tua
atau pengantar untuk menunggu, dengan jarak aman antar
tempat duduk 1 – 2 meter.
7. Atur tempat/ ruang tunggu sasaran yang sudah dan belum
imunisasi secara terpisah. Jika memungkinkan tempat untuk
menunggu di tempat terbuka.
8. Sediakan jalan masuk dan keluar terpisah bagi sasaran
imunisasi dan orang tua atau pengantar. Apabila tidak
tersedia, atur agar sasaran imunisasi dan orang tua atau
pengantar keluar dan masuk secara bergantian.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PERSIAPAN PETUGAS PELAYANAN
IMUNISASI
No. Dokumen : 440/004/SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023

Halaman :1
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Persiapan petugas pelayanan imunisasi adalah langkah langkah


atau tata cara yang dilakukan petugas sebelum melakukan
1. Pengertian
pelayanan imunisasi. Petugas yang melaksanakan pelayanan
imunisasi adalah dokter, bidan dan perawat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
2. Tujuan Persiapan Petugas Pelayanan Imunisasi.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
7. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Referensi
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
Langkah-langkah umum persiapan petugas pelayanan imunisasi :
1. Pastikan diri dan petugas kesehatan lainnya dalam keadaan
sehat untuk memberikan pelayanan (tidak demam, batuk,
pilek, dan lain-lain).
2. Petugas wajib cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah
menangani vaksin, logistik imunisasi dan pelayanan imunisasi.
5. Prosedur/ 3. Gunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan prinsip PPI
Langkah- sebelum memulai pelayanan:
langkah a. Masker medis
b. Sarung tangan
Sarung tangan harus diganti untuk setiap satu sasaran
yang diimunisasi. Bila sarung tangan tidak tersedia,
petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/
hand sanitizer setiap sebelum dan sesudah melakukan
imunisasi kepada setiap sasaran.
c. Gown
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PENANGANAN VAKSIN
No. Dokumen : 440/005/SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :4 Januari 2023
Halaman : 1-3
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa


mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein
1. Pengertian
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


2. Tujuan penanganan vaksin.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
8. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
4. Referensi
Masyarakat.
2. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Prosedur/ 1. Penyimpanan Vaksin di puskesmas :
Langkah- a. Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine
langkah refrigerator
b. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm
atau satu jari tangan
c. Vaksin Heat sensitive (BCG, Campak/MR, bOPV) diletakkan
dekat dengan evaporator.
d. Vaksin Freeze sensitive (HB-0, DPT/HB/Hib, DT, Td, TT,
PCV dan IPV) diletakkan jauh dengan evaporator.

2. Penanganan vaksin di unit pelayanan


a. Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik
Bersalin, Dokter/Bidan Praktek Swasta).
1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak
dingin cair (cool pack).
2) Penyimpanan vaccine carrier di meja yang tidak terkena
sinar matahari langsung.
3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin yang sudah dibuka
diatas spon/ busa yang berada di dalam vaccine carrier.
Untuk vaksin yang belum dibuka tetap berada di bagian
bawah spon dalam vaccine carrier.
4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang
merendam vaksin.
5) Vaksin sisa dari vial yang sudah dibuka pada pelayanan
statis (kecuali Campak/MR dan BCG) bisa digunakan
pada pelayanan hari berikutnya. Beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi adalah:
a) Diberi keterangan tanggal pembukaan vial vaksin
b) Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C
c) Vaccine Vial Monitor (VVM) dalam kondisi A atau B
d) Belum kadaluwarsa
e) Belum melampaui batas masa pemakaian
f) Tidak terendam air selama penyimpanan
b. Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya. Pada
prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya
vaksin tetap berada pada suhu 20 s/d 80 C. beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
1) Sepulang dari lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka
diberi tanda “K” (Kembali) dan disimpan di bagian paling
atas untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik.
2) Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan
lapangan misalnya pada posyandu, sekolah, atau
pelayanan di luar gedung lainnya tidak boleh digunakan
dan dibuang ke limbah medis.
3. Penanganan vaksin selama pelaksanaan imunisasi
a. Setiap vaccine carrier harus dilengkapi dengan alat pengukur
suhu dan cool pack.
b. Hindarkan vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar
matahari langsung.
c. Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan
dalam vaccine carrier
yang tertutup rapat.
d. Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan
dengan jenis pelarut yang sesuai, hindari mengisi Auto
Disable Syringe (ADS) sebelum sasaran datang (Prefilling).
e. Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus
sama.
f. Vaksin MR dan BCG yang sudah dilarutkan diberi label yang
berisi waktu pelarutan. Setelah dilarutkan, vaksin BCG hanya
boleh digunakan selama 3 jam, dan vaksin campak-rubella/
MR selama 6 jam.
g. Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi label yang
ditulis tanggal dibuka.
h. Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang
sudah dibuka habis.
4. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari cold chain
a. Tentukan berapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan untuk
pelayanan.
b. Buka cold chain, periksa freeze tag atau fridge tag dan
thermometer untuk mengetahui keadaan vaksin sebelumnya.
c. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai kondisi VVM, tanggal
kadaluarsa/early expired first out (EEFO), yang masuk
duluan dikeluarkan lebih dulu/first in first out (FIFO).
5. Memeriksa apakah vaksin aman diberikan
Sebelum memberikan vaksin, harus dipastikan bahwa vaksin
yang akan diberikan masih baik, dengan melakukan langkah-
langkah berikut :
a. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan
gunakan vaksin atau pelarut tersebut.
b. Periksa alat pemantau vaksin (VVM).
c. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan
pelarut jika telah melewati tanggal kadaluarsa.
d. Periksa alat pemantau suhu beku (freeze tag) dalam lemari
es.
Jika freeze tag menunjukkan tanda silang, berarti pernah
terjadi penyimpangan suhu (dibawah 2 oc) selama lebih dari
60 menit. Pada kondisi tersebut, diduga pernah terjadi
pembekuan pada vaksin yang sensitif beku seperti DT, Td,
HB-0, DPT/HB/Hib, PCV dan IPV. Untuk memastikan vaksin
dalam kondisi baikatau rusak, maka sebaiknya dilakukan
shake test (uji kocok). Langkah-langkah uji kocok :
1) Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai
pernah beku, utamakan yang dekat dengan evaporator
atau bagian lemari es yang paling dingin. Beri label
“Tersangka Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe
dan batch yang sama yang sengaja dibekukan hingga
beku padat seluruhnya dan beri label “Dibekukan”.
2) Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka
beku” sampai mencair seluruhnya.
3) Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka
Beku”secara bersamaan.
4) Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan.
5) Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka
Beku”,utk membandingkan lamanya waktu pengendapan
(5 – 30 mnt)
6) Jika :
 Pengendapan vaksin “Tersangka Beku” lebih lambat
dari contoh vaksin “Dibekukan”, maka vaksin boleh
digunakan.
 Pengendapan vaksin “Tersangka Beku” sama atau
lebih cepat dari pada contoh vaksin “Dibekukan”, maka
vaksin tidak boleh digunakan (vaksin sudah rusak).
Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda
batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol “Dibekukan” yang
sesuai.
6. Diagram -
Alir
7. Hal-hal
yang perlu Grafik Suhu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Grafik Suhu, Kartu Stok / SMILE
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PEMELIHARAAN COLD CHAIN


No. Dokumen : 440/ 006 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Pemeliharaan Cold Chain adalah tata cara yang perlu dilakukan


1. Pengertian dalam pemeliharaan sarana peralatan Cold Chain untuk
mempertahankan kualitas vaksin tetap tinggi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
2. Tujuan Pemeliharaan Cold Chain
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
4. Referensi 2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

5. Prosedur/ 1. Pemeliharaan Harian


Langkah- a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan
langkah thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan
sore, termasuk hari libur.
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan
bunga es. Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan
defrosting (pencairan bunga es).
c. Periksa apakah terdapat cairan pada dasar vaccine
refrigerator. Apabila terdapat cairan harus segera
dibersihkan atau dibuang.
d. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu
pada thermometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan
suhu setiap pagi dan sore.

2. Pemeliharaan Mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan
obeng untuk mengencangkan baut.
b. Lakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus
dengan melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru.
c. Lepaskan steker dari stop kontak, agar tidak terjadi
konsleting saat membersihkan badan vaccine refrigerator.
d. Bersihkan badan vaccine refrigerator dengan lap basah atau
kuas yang lembut/ spon busa dan sabun.
e. Keringkan kembali badan vaccine refrigerator dengan lap
kering.
f. Selama membersihkan badan vaccine refrigerator, jangan
membuka pintu vaccine refrigerator agar suhu tetap terjaga
2°C s.d. 8°C
g. Setelah selesai membersihkan badan vaccine refrigerator
colok kembali steker.
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu
pemeliharaan vaccine refrigerator.

3. Pemeliharaan Bulanan
a. Vaksin yang berada dalam vaccine refrigerator yang akan
dibersihkan dipindahkan terlebih dahulu ke tempat
penyimpanan vaksin sementara yang telah dikondisikan
suhunya.
b. Lepaskan steker dari stop kontak, agar tidak terjadi
konsleting saat melakukan pencairan bunga es (defrosting).
c. Bersihkan kondensor pada vaccine refrigerator model
terbuka menggunakan sikat lembut atau tekanan udara.
Pada model tertutup hal ini tidak perlu dilakukan.
d. Periksa kerapatan pintu dengan menggunakan selembar
kertas, bila kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik,
sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet sudah
sudah mengeras atau kaku. Olesi karet pintu dengan bedak
atau minyak goreng agar kembali lentur.
e. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan
obeng untuk mengencangkan baut.
f. Selama membersihkan badan vaccine refrigerator, jangan
membuka pintu vaccine refrigerator agar suhu tetap terjaga
2°C s.d. 8°C.
g. Setelah selesai membersihkan badan vaccine refrigerator
colok kembali steker.
h. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu
pemeliharaan vaccine refrigerator.
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PEMBERIAN IMUNISASI HB-0


No. Dokumen : 440/ 007 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi HB-0 diberikan kepada bayi baru lahir (0-7 hari) untuk
1. Pengertian
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi HB-0
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Langkah- atau menggunakan hand sanitizer;
langkah 2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Memastikan usia bayi adalah 0-7 hari;
 Menanyakan identitas bayi, nama orang tua, tanggal
lahir, riwayat persalinan dan status pemberian Vitamin K;
4. Petugas melihat keadaan umum bayi;
5. Petugas melakukan penimbangan bayi;
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh;
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi,
melakukan langkah selanjutnya.
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi
HB-0, cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek samping
setelah penyuntikan.
9. Petugas menyiapkan vaksin HB-0, memeriksa tanggal
kadaluarsa dan VVM (Vaksin Vial Monitor).
10. Petugas mengaktifkan alat suntik PID (prefilled injection
device) dengan menekan pelindung (penutup) jarum ke
pangkal agar jalan cairan antara wadah yang berisi vaksin
dengan jarum terbuka.
11. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol atau kapas air
DTT. Tunggu hingga alkohol mengering.
12. Petugas melakukan penyuntikan pada bagian anterolateral
paha kiri atas, pastikan tidak mengenai pembuluh darah
(tidak ada darah yang masuk kedalam spuit, apabila
terdapat darah segera cabut dan ganti dengan yang baru),
teknik penyuntikan secara intra muskular dengan menekan
jarum dengan sudut 90oC.
13. Petugas mencabut jarum setelah penyuntikan, menekan
bekas suntikan dengan kapas kering apabila keluar darah.
14. Petugas membuang spuit dan benda tajam ke dalam safety
box tanpa melakukan
recapping, kapas dibuang di sampah medis.

15. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak


meninggalkan tempat imunisasi
30 menit setelah penyuntikan untuk memantau adanya KIPI.
16. Petugas merapikan alat-alat.
17. Petugas mencuci tangan.
18. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi
pelayanan.

Catatan :
Pemberian imunisasi ditunda apabila :
a. Berat badan kurang dari 2000 gram
b. Belum mendapatkan vitamin K
c. Bayi demam lebih dari 37,50C
Terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir

6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PEMBERIAN IMUNISASI BCG


No. Dokumen : 440/ 008 /SOP/
SOP UKM/I/2023
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung


Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette
1. Pengertian
Guerin), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
Vaksin BCG diberikan untuk bayi usia 1 bulan – 11 bulan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
2. Tujuan imunisasi BCG pada bayi.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer;
4. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai;
5. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
• Menyakan identitas anak, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya.
• Memastikan usia bayi adalah 1 bulan -11 bulan.
6. Petugas melihat keadaan umum anak
7. Petugas melakukan penimbangan
8. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh.
9. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya.
10. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi
BCG, cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek samping
5. Prosedur/ setelah penyuntikan.
Langkah- 11. Petugas melarutkan vaksin BCG dengan pelarut yang sesuai
langkah dengan menggunakan ADS 1 ml (vaksin dapat digunakan
maximal 3 jam setelah dari dilarutkan).
12. Petugas mempersiapkan posisi yang aman dan nyaman untuk
bayi dan petugas.
13. Petugas membersihkan daerah penyuntikan dengan kapas
DTT.
14. Petugas melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan dosis
0,05 cc menggunakan ADS yang tersedia.
15. Petugas melakukan penyuntikan pada lengan kanan atas
secara intra cutan pada daerah Musculus Deltoideus dengan
menekan jarum ke dalam dengan sudut 15 o. Memegang
suntikan dengan jarum menghadap keatas, pastikan posisi
tepat, dan letakkan ibu jari kiri pada ujung bawah alat suntik
dekat jarum, tanpa menyentuh jarum.
16. Petugasmembuang ADS dan benda tajam ke dalam safety box
tanpa melakukan
recaping, kapas dibuang di sampah medis
17. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI
18. Petugas merapikan alat-alat.
19. Petugas mencuci tangan.
20. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan.

Catatan :
Jika suntikan intrakutan diberikan secara tepat, alat penyedot akan
sulit didorong. Jika vaksin mudah masuk petugas mungkin
menyuntik terlalu dalam. Segera hentikan suntikan, betulkan posisi
jarum, dan berikan sisa dosis, tetapi tidak ditambah lagi. Jika
suntikan BCG tepat, akan timbul pembengkakan dengan puncak
yang datar (flat-topped) pada kulit. Pembengkakan ini kelihatan
pucat dengan lubang sangat kecil seperti kulit jeruk. Jika teknik yang
digunakan tidak tepat, vaksin akan masuk dengan mudah dan tidak
terlihat adanya pembengkakan.

6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PEMBERIAN IMUNISASI OPV


No. Dokumen : 440/ 009 /SOP/
SOP UKM/I/2023
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi OPV (Oral Polio Vaccine) diberikan untuk


memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio secara
1. Pengertian
oral. Vaksin polio merupakan vaksin hidup yang dilemahkan.
Vaksin OPV diberikan pada bayi usia 1 bulan – 11 bulan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi OPV.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
4. Referensi
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Langkah- atau menggunakan hand sanitizerl
langkah 2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang
sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menyakan identitas anak, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya.
 Memastikan usia bayi adalah 1-11 bulan.
4. Petugas melihat keadaan umum bayi;
5. Petugas melakukan penimbangan bayi;
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh;
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi,
melakukan langkah selanjutnya;
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat
imunisasi OPV,kemungkinan reaksi/efek samping setelah
pemberian;
9. Petugas menyiapkan vaksin, memeriksa tanggal
kadaluarsa dan VVM (Vial Vaccine Monitor)
10. Petugas membuka vial vaksin OPV dan memasang penetes
(dropper).
11. Petugas mempersiapkan posisi yang aman.
12. Petugas memberikan 2 tetes vaksin polio per oral.

13. Petugas membuang sisa vaksin OPV yang sudah tidak bisa
digunakan ke tempat sampah medis.
14. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah
pemberian untuk memantau apabila terjadi KIPI.
15. Petugas merapikan alat-alat.
16. Petugas mencuci tangan.
17. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi
pelayanan.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PEMBERIAN IMUNISASI IPV


No. Dokumen : 440/ 010 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi IPV (Inactived Poliovirus Vaccine) diberikan untuk


memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio. Vaksin IPV
1. Pengertian
berisi komponen virus yang telah dimatikan. Vaksin diberikan pada
bayi usia 4 bulan – 11 bulan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi IPV.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Prosedur/
Langkah- 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
langkah menggunakan hand sanitizer;
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menanyakan identitas bayi, umur, pelayanan jenis imunisasi
sebelumnya.
 Memastikan usia bayi adalah 4 bulan – 11 bulan.
4. Petugas melihat keadaan umum bayi.
5. Petugas melakukan penimbangan bayi.
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh.
7. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi IPV,
cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek samping setelah
penyuntikan.
8. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol.
9. Petugas menyiapkan vaksin, memeriksa tanggal kadaluarsa
dan VVM, melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan dosis
0,5 cc menggunakan ADS yang tersedia .
10. Petugas melakukan penyuntikan pada paha kiri atas secara
intra muskuler pada daerah paha anterolateral dengan
menekan jarum ke dalam dengan sudut 90 o, pastikan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah ( tidak ada darah yang masuk
ke dalam ADS, apabila terdapat darah segera cabut dan ganti
dengan yang baru);
11. Petugas tidak melakukan aspirasi, dorong vaksin masuk, jarum
ditarik keluar, kemudian menekan bekas suntikan dengan
kapas kering bila berdarah.
12. Petugas membuang ADS ke dalam safety box tanpa
melakukan recaping, kapas dibuang di sampah medis.
13. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI.
14. Petugas merapikan alat-alat.
15. Petugas mencuci tangan.
16. petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu Perhatikan VVM
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBERIAN IMUNISASI
DPT-HB-HiB
No. Dokumen : 440/ 011 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi DPT-HB-HiB diberikan untuk memberikan kekebalan


aktif terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan
1. Pengertian Haemophilus Influenza tipe B. Vaksin DPT-HB- HiB diberikan
pada bayi usia 2 bulan - 11 bulan dan usia 18 bulan – 24 bulan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian


2. Tujuan imunisasi DPT-HB-HiB.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
Langkah- menggunakan hand sanitizer;
langkah 2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diriyang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menanyakan identitas bayi/anak, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya.
 Memastikan usia bayi/anak, apakah termasuk sasaran
pelayanan imunisasi bayi usia 2 bulan – 11 bulan yaitu
DPT-HB-HiB (1-3) atau lanjutan usia 18 bulan-24 bulan
untuk pelayanan imunisasi DPT-HB-HiB booster.
4. Petugas melihat keadaan umum bayi/anak.
5. Petugas melakukan penimbangan bayi/anak.
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh.
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya.
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi
DPT-HB-HiB, cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek
samping setelah penyuntikan.
9. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol atau kapas DTT.
Tunggu hingga alkohol mengering.
10. Petugas menyiapkan vaksin, memeriksa tanggal kadaluarsa
dan VVM, melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan
dosis 0,5 cc menggunakan ADS yang tersedia
11. Petugas melakukan penyuntikan pada paha atas secara intra
muskuler pada daerah paha anterolateral dengan menekan
jarum ke dalam dengan sudut 90o, pastikan jarum tidak
masuk ke pembuluh darah (tidak ada darah yang masuk
kedalam ADS, apabila terdapat darah segera cabut dan ganti
dengan yang baru);

12. Petugas tidak melakukan aspirasi, dorong vaksin masuk,


jarum ditarik keluar, kemudian menekan bekas suntikan
dengan kapas kering bila berdarah.
13. Petugas membuang ADS ke dalam safety box tanpa
melakukan recaping, kapas dibuang di tempat sampah medis.
14. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI.
15. Petugas merapikan alat-alat.
16. Petugas mencuci tangan.
17. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBERIAN IMUNISASI MR
No. Dokumen : 440/ 012 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi Measles Rubella (MR) diberikan untuk memberikan


kekebalan aktif terhadap penyakit Campak dan Rubella. Vaksin
MR merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin
1. Pengertian
diberikan pada usia 9 sampai dengan 11 bulan, lanjutan pada usia
18 sampai dengan 24 bulan dan anak usia sekolah dasar kelas 1.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian


2. Tujuan imunisasi MR .
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013
5. Prosedur/
Langkah- 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
langkah menggunakan hand sanitizer;
2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menanyakan identitas bayi/anak, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya;
 Memastikan usia bayi/anak adalah :
- Usia 9 bulan - < 12 bulan untuk imunisasi MR rutin
- Usia 18 bulan - 24 bulan atau jarak minimal 6 bulan dari
imunisasi MR rutin bagi sasaran yang akan diberikan
booster imunisasi MR;
- Kelas 1 SD untuk sasaran imunisasi MR program BIAS
(Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
4. Petugas melihat keadaan umum bayi/anak;
5. Petugas melakukan penimbangan bayi/anak;
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh;
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya;
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi MR,
cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek samping setelah
penyuntikan.
9. Petugas melarutkan vaksin MR dengan pelarut menggunakan
ADS 5 ml (vaksin dapat digunakan sampai 6 jam setelah
dilarutkan)
10. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohola atau kapas DTT.
Tunggu hingga alkohol mengering;
11. Petugas melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan dosis
0,5 cc menggunakan ADS yang tersedia.
12. Petugas melakukan penyuntikan pada lengan kiri atas secara
sub cutan pada daerah Musculus Deltoideus dengan menekan
jarum ke dalam dengan sudut 45o. pastikan jarum tidak
masuk ke pembuluh darah (tidak ada darah yang masuk
kedalam ADS, apabila terdapat darah segera cabut dang anti
yang baru

13. Petugas menekan bekas suntikan, dengan kapas kering.


14. Petugas membuang ADS dan benda tajam ke dalam safety
box tanpa melakukan
recaping, kapas dibuang di tempat sampah medis.
15. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI.
16. Petugas merapikan alat-alat.
17. Petugas mencuci tangan.
18. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBERIAN IMUNISASI PCV
No. Dokumen : 440/ 013 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) diberikan untuk


memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit pneumonia pada
1. Pengertian
bayi dan balita. Vaksin diberikan pada bayi usia 2 bulan – 11 bulan
dan balita usia 12 bulan - 24 bulan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi PCV.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
6. Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi PCV 2020.
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
Langkah- menggunakan hand sanitizer;
langkah 2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menanyakan identitas bayi/anak, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya.
 Memastikan usia bayi, apakah termasuk pelayanan
imunisasi bayi yaitu PCV (1-2) usia 2 bulan -11 bulan atau
PCV 3 usia 12 bulan-24 bulan.
4. Petugas melihat keadaan umum bayi/anak.
5. Petugas melakukan penimbangan bayi/anak.
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh.
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya.
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi PCV,
cara penyuntikan, kemungkinan reaksi/efek samping setelah
penyuntikan.
9. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol.
10. Petugas menyiapkan vaksin, memeriksa tanggal kadaluarsa
dan VVM, melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan dosis
0,5 cc menggunakan ADS yang tersedia .
11. Petugas melakukan penyuntikan pada paha kiri atas secara
intra muskuler pada daerah paha anterolateral dengan
menekan jarum ke dalam dengan sudut 90 o, pastikan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah (tidak ada darah yang masuk
kedalam ADS, apabila terdapat darah segera cabut dan ganti
dengan yang baru);

12. Petugas tidak melakukan aspirasi, dorong vaksin masuk, jarum


ditarik keluar, kemudian menekan bekas suntikan dengan
kapas kering bila berdarah.
13. Petugas membuang ADS ke dalam safety box tanpa
melakukan recaping, kapas dibuang di tempat sampah medis.
14. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI.
15. Petugas merapikan alat-alat.
16. Petugas mencuci tangan
17. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan.
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBERIAN IMUNISASI DT-Td
No. Dokumen : 440/ 014 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi DT (Difteri Tetanus) – Td (Tetanus Difteri) diberikan


untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Difteri dan
1. Pengertian Tetanus. Vaksin DT diberikan pada anak usia sekolah dasar kelas
1 , Td diberikan pada Calon Pengantin (Catin), Ibu Hamil, dan
anak usia sekolah dasar kelas 2 dan kelas 5.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi Difteri dan Tetanus
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
4. Referensi
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
5. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
Langkah- menggunakan hand sanitizer;
langkah 2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
 Menanyakan identitas sasaran, umur, pelayanan jenis
imunisasi sebelumnya.
 Memastikan sasaran:
- Kelas 1 SD mendapatkan vaksin DT
- Kelas 2 dan 5 SD mendapatkan vaksin TD
- Catin, Ibu hamil mendapat vaksin TD
4. Petugas melihat keadaan umum sasaran;
5. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh;
6. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya;
7. Petugas mempersiapkan posisi yang aman, membersihkan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol atau kapas DTT.
Tunggu hingga alkohol mengering;
8. Petugas melakukan penyedotan vaksin dari vial dengan dosis
0,5 cc menggunakan ADS yang tersedia.
9. Petugas melakukan penyuntikan pada lengan kiri atas secara
intra muskular pada daerah Musculus Deltoideus dengan
menekan jarum ke dalam dengan sudut 90o, pastikan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah (tidak ada darah yang masuk
kedalam ADS, apabila terdapat darah segera cabut dan ganti
dengan yang baru);
10. Petugas menekan bekas suntikan, dengan kapas kering bila
berdarah
11. Petugas membuang ADS ke dalam safety box tanpa
melakukan recaping, kapas dibuang di tempat sampah medis.
12. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 30 menit setelah penyuntikan
untuk memantau apabila terjadi KIPI.
13. Petugas merapikan alat-alat
14. Petugas mencuci tangan
15. Petugas melakukan pencatatan dan dokumentasi pelayanan.

6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

PENYUNTIKAN 2 JENIS VAKSIN


No. Dokumen : 440/ 015 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Penyuntikan 2 jenis vaksin (Double Injections) atau suntikan ganda


1. Pengertian adalah pemberian 2 jenis suntikan vaksin dalam satu kali kunjungan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


2. Tujuan pemberian penyuntikan ganda
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi Covid-
19 Kemenkes RI tahun 2020
4. Referensi 2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi PCV tahun 2020.
5. Prosedur/ Ada 4 langkah untuk mengelola imunisasi ganda
Langkah- 1. Explain ( Jelaskan )
langkah a. Menjelaskan suntikan ganda akan aman dengan penuh percaya
diri
b. Menjelaskan manfaat dari suntikan ganda : melindungi anak
sesegera mungkin, mengurangi jumlah kunjungan, meminimalisir
resiko hilangnya kesempatan untuk mendapatkan vaksin dan
memfasilitasi imunisasi catch up (kejar).
c. Menjelaskan efek samping seperti demam dan nyeri ditempat
suntikan dan cara mengatasinya.
d. Bila pengantar atau orangtua merasa keberatan dengan suntikan
ganda, tetap berikan satu suntikan lalu tentukan jadwal ulang
untuk vaksin berikutnya.

2. Administer ( Berikan )
a. Menggunakan 1 ADS untuk masing-masing suntikan
b. Menggunakan anggota tubuh yang berbeda untuk masing-
masing suntikan. Jika harus 2 suntikan ke anggota tubuh yang
sama diperlukan memisahkan lokasi penyuntikan setidaknya 2,5
cm atau sekitar lebar 2 jari.

c. Lokasi penyuntikan mempertimbangkan


 Anak sudah bisa jalan atau belum, bila anak sudah bisa
berjalan maka tempat penyuntikan sebaiknya di lengan
 Ketebalan massa otot lengan. Bila massa otot lengan tipis
maka imunisasi sebaiknya disuntikkan di paha.
d. Tidak melakukan aspirasi saat penyuntikan.
e. Memperhatikan jarak waktu pemberian vaksin in-aktif dan vaksin
aktif, vaksin in- aktif dapat diberikan bersama-sama pada
kunjungan yang sama sebelum atau sesudah vaksin in-aktif atau
vaksin aktif lainnya.
f. Vaksin aktif harus diberikan atau dipisahkan dengan interval 4
minggu. Kecuali OPV dapat diberikan kapan saja sebelum
bersamaan atau setelah vaksin aktif lainnya

3. Minimize ( Minimalkan rasa sakit )


a. Petugas harus tenang, percaya diri dan menghargai perasaan
pengantar atau orangtua.
b. Pastikan posisi anak dengan posisi yang benar.
- Untuk bayi dan anak kecil, posisi anjuran digendong oleh
pengasuhnya sedangkan untuk anak yang lebih besar duduk
dengan tegak.
- Alihkan perhatian bayi/anak dengan menyusui, mainan,
buku dan bernyanyi.
- Untuk anak yang lebih besar bisa dengan menahan nafas atau
batuk.
c. Mulailah dengan vaksin oral lalu berikan dalam urutan
peningkatan rasa sakit (paling tidak sakit lebih dulu lalu paling
sakit terakhir).
4. Schedule (Jadwalkan kunjungan ulang)
a. Menghitung waktu yang tepat untuk dosis berikutnya;
b. Ingat interval minimal untuk antigen yang sama adalah 4 minggu;
Mengkomunikasikan dengan jelas kepada pengantar atau orangtua
untuk kunjungan berikutnya berisi tanggal dan jamnya di buku
catatan.

6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatika
n
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PENYUNTIKAN LEBIH DARI 2 JENIS
VAKSIN
No. Dokumen : 440/ 016 /SOP/
PKM-NGR/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Suntikan Ganda (Multiple Injections) adalah pemberian lebih dari


1. Pengertian satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan

Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


2. Tujuan Penyuntikan Ganda lebih dari 2 jenis vaksin.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi PCV tahun 2020.
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
4. Referensi
Masyarakat.

5. Prosedur/ Ada 4 langkah untuk mengelola Imunisasi Ganda


Langkah- 1. Explain ( Jelaskan )
langkah a. Menjelaskan suntikan ganda akan aman dengan penuh
percaya diri
b. Menjelaskan manfaat dari suntikan ganda : melindungi
anak sesegera mungkin, mengurangi jumlah kunjungan,
meminimalisir resiko hilangnya kesempatan untuk
mendapatkan vaksin dan memfasilitasi imunisasi catch
up (kejar).
c. Menjelaskan efek samping seperti demam dan nyeri
ditempat suntikan dan cara mengatasinya.
d. Bila pengantar atau orangtua merasa keberatan dengan
suntikan ganda, tetap berikan satu suntikan lalu
tentukan jadwal ulang untuk vaksin berikutnya.
2. Administer ( Berikan )
a. Menggunakan 1 (satu) ADS untuk masing-masing
suntikan
b. Menggunakan anggota tubuh yang berbeda untuk
masing-masing suntikan. Jika harus memberikan
suntikan ke anggota tubuh yang sama, diperlukan untuk
memisahkan lokasi penyuntikan setidaknya 2,5 cm atau
sekitar lebar 2 jari.
c. Lokasi penyuntikan mempertimbangkan :
 Anak sudah bisa jalan atau belum, bila anak sudah
bisa berjalan maka tempat penyuntikan sebaiknya di
lengan
 Ketebalan massa otot lengan. Bila massa otot lengan
tipis maka imunisasi sebaiknya disuntikkan di paha.
d. Tidak melakukan aspirasi saat penyuntikan
e. Memperhatikan jarak waktu pemberian vaksin in-aktif dan
vaksin aktif,
 vaksin in-aktif dapat diberikan bersama-sama pada
kunjungan yang sama sebelum atau sesudah vaksin
in-aktif atau vaksin aktif lainnya
 vaksin aktif harus diberikan atau dipisahkan dengan
interval 4 minggu. Kecuali OPV dapat diberikan
kapan saja sebelum bersamaan atau setelah vaksin
aktif lainnya
3. Minimize ( minimalkan rasa sakit ) dengan cara :
a. Petugas harus tenang, percaya diri dan menghargai perasaan
pengantar atau orangtua.
b. Pastikan posisi anak dengan posisi yang benar.
 Untuk bayi dan anak kecil, posisi anjuran digendong oleh
pengasuhnya sedangkan untuk anak yang lebih besar
duduk dengan tegak.
 Alihkan perhatian bayi/anak dengan menyusui, mainan,
buku dan bernyanyi.
Untuk anak yang lebih besar bisa dengan menahan nafas
atau batuk.
c. Mulailah dengan vaksin oral lalu berikan dalam urutan
peningkatan rasa sakit (paling tidak sakit lebih dulu lalu
paling sakit terakhir).
4. Schedule (Jadwalkan kunjungan ulang)
a. Menghitung waktu yang tepat untuk dosis berikutnya;
b. Ingat interval minimal untuk antigen yang sama adalah 4
minggu;
c. Mengkomunikasikan dengan jelas kepada pengantar atau
orangtua untuk kunjungan berikutnya berisi tanggal dan
jamnya di buku catatan.
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS
IMUNISASI
No. Dokumen : 440/ 017 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Limbah medis adalah segala jenis sampah yang mengandung bahan


1. Pengertian
infeksius (atau bahan yang berpotensi infeksius).
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pembuangan limbah
2. Tujuan medis imunisasi.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU no 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
3. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Peraturan pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tentang
pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.30 Tahun
2009 tentang pengawasan pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun
4. Referensi
6. Permen-LH No.56 tahun 2015 tentang tata cara dan
persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.27 tahun 2017 Tentang
Pedoman da
8. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
9. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi
Covid-19
5. Prosedur/ 1. Puskesmas mengadakan perjanjian kerjasama pengelolaan
Langkah- limbah medis dengan pihak ke-3 pengelola limbah medis;
langkah 2. Petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
sarung tangan, gaun, dan sepatu boot;
3. Petugas menyiapkan plastik kuning, tempat sampah, dan Safety
box.
4. Petugas melapisi tempat sampah dengan plastik kuning.
5. Petugas memasukan spuit dan jarum yang telah digunakan
kedalam safety box. Safety box yang telah terisi hingga ¾
penuh selanjutnya dibawa ke TPS limbah medis Puskesmas;
6. Petugas memasukan limbah botol vaksin/ampul/vial, cairan sisa
vaksin, alkohol swab, kapas DTT, masker, sarung tangan, dan
gaun sekali pakai kedalam plastik kuning, kemudian diikat dan
dibawa ke TPS limbah medis Puskesmas;
7. Petugas memasukan gaun reusable bekas pakai kedalam
plastik kuning lainnya dan diangkut ke ruangan linen untuk
dilakukan pencucian dan penjemuran, kemudian disimpan
untuk digunakan kembali.
8. Limbah medis yang sudah terkumpul di TPS Puskesmas
selanjutnya menunggu jadwal penjemputan oleh pihak ke-3
pengelola limbah medis untuk diangkut dan dimusnahkan;
9. Petugas melakukan penimbangan dan pencatatan limbah medis
imunisasi di Logbook.
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMELIHARAAN SUHU COOL BOX
(VACCINE CARRIER)
No. Dokumen : 440/ 018 /SOP/
PKM-NGR/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman :1

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Pemeliharaan suhu bertujuan menjaga kualitas vaksin tetap tinggi


sejak diterima sampai didistribusikan ke tingkat berikutnya.
1. Pengertian Cool box/vaccine carrier: Suatu alat untuk menyimpan sementara
dan membawa vaksin dari Puskesmas ke Posyandu atau ke tempat
pelayanan imunisasi lainnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan
2. Tujuan
suhu cool box/vaccine carrier pada suhu 2-80C.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
4. Referensi
Masyarakat.
3. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2013.
a. Pastikan cool box/vaccine carrier dalam keadaan bersih sebelum
digunakan;
b. Tentukan jumlah vaksin yang akan disimpan dalam cool
box/vaccine carrier yang akan digunakan;
c. Siapkan cool pack dengan jumlah yang cukup;
d. Sertakan alat pengukur suhu untuk kontrol suhu agar tetap di 2-8
5. Prosedur/
˚C;
Langkah-
e. Saat pelayanan, cool box/vaccine carrier jangan terpapar sinar
langkah
matahari langsung;
f. Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau busa
penutup cool box/vaccine carrier, sedangkan vaksin yang belum
dipakai tetap disimpan di dalam cool box/vaccine carrier;
g. Jika pengukur suhu telah menunjukkan peningkatan, segera
ganti cool pack dengan yang baru (suhu 2-8˚C)
6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
Gudang Vaksin Dinas Kesehatan, Puskesmas, Posyandu, Klinik /
8. Unit Terkait
PMB dan Pos Imunisasi
9. Dokumen Buku KIA, Kohort, ASIK, Smile
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMELIHARAN VACCINE
REFRIGERATOR
No. Dokumen : 440/ 019 /SOP/
PKM-NGR/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Vaccine Refrigerator adalah tempat menyimpan vaksin BCG, Td,


DT, Hepatitis B, MR, IPV, DPT-HB-Hib pada suhu yang ditentukan
2-8˚ C dan dapat juga difungsikan untuk membuat kotak
1. Pengertian dingin cair (cool pack).
Freezer adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan vaksin
polio pada suhu yang ditentukan antara -15˚ s/d-25˚ C atau
membuat kotak es beku (cold pack).
Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
2. Tujuan Perawatan Vaccine Refrigerator .
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI
tahun 2017.
4. Referensi
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

5. Prosedur/ a. Prosedur Harian :


Langkah- 1. Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat
langkah pemantau suhu digital setiap hari pada pagi dan sore.
2. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan
bunga es. Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan
defrosting ( pencairan bunga es).
3. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatan suhu
setelah selesai pengecekan suhu dan defrosting.

b. Prosedur Mingguan :
1. Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor
kencangkan baut dengan obeng.
2. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan
melihatperubahan warna pada steker, jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru.
3. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker
terlebih dahulu agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan
lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5. Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari
es.
6. Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka
pintu lemari es untuk menjaga suhu tetap 2 -8˚ C.
7. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan
kembali steker.
8. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es
sebagai kegiatan pemeliharaan mingguan.
c. Prosedur Bulanan :
1. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan
penghitungan vaksin yang akan dipindahkan dan
kondisikan cool pack (kotak dingin cair), vaccine carrier
atau cold box sesuai dengan kebutuhan.
2. Pindahkan vaksin kedalam vaccine carrier atau cold box
yang telah berisi cool pack
(kotak dingin cair).
3. Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.
4. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka
gunakan sikat yang lembut atau dengan tekanan udara,
pada model tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan.
5. Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model
yang mudah dibuka gunakan kain atau busa yang lembut
untuk mencucinya dan pasang kembali setelah kering,
pada model tertutup pembersihan dilakukan dengan
menggunakan lap basah atau dengan tekanan udara.
6. Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas,
bila kertas sulit ditarik
berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas mudah
ditarik berarti karet sudah mengeras, beri bedak untuk
sementara dan rencanakan untuk diganti.
7. Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
dengan menggunakan obeng.
8. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan
kembali steker.
9. Setelah suhu lemari es mencapai 2-8˚C, susun kembali
vaksin.
10. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es
sebagai kegiatan pemeliharaan bulanan.

6. Diagram
Alir
7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Gudang vaksin Dinas Kesehatan dan Puskesmas
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PENATALAKSANAAN KIPI
No. Dokumen : 440/ 020 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 4 Januari 2023
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) adalah kejadian medik


1. Pengertian yang terjadi setelah imunisasi dan diduga berhubungan dengan
imunisasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
2. Tujuan penatalaksanaan kasus KIPI.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
3. Kebijakan
Disediakan di Puskesmas Nagreg

1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang


Penyelenggaraan Imunisasi.
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
4. Referensi Kesehatan
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
4. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
1. Puskesmas menetapkan contact person/hotline faskes
yang dapat dihubungi selama 24 jam apabila ada keluhan
dari penerima vaksin.
2. Petugas menerima laporan tentang adanya kasus KIPI.
3. Untuk KIPI ringan petugas memberikan saran pertolongan
awal, untuk KIPI sedang–berat dilakukan pemeriksaan
oleh petugas kesehatan.
4. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan.
5. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
pasien serta mencari reaksi dan gejala KIPI.
5. Prosedur/ 6. Petugas menetapkan diagnosis pasien sesuai dengan
Langkah- gejala yang didapatkan.
langkah 7. Petugas memberikan terapi yang sesuai dengan gejala
klinis KIPI.
8. Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien
dapat dirujuk ke Rumah Sakit (apabila menolak dirujuk
pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani
blangko penolakan).
9. Jika kasus yang dilaporkan diduga KIPI, petugas mengisi
formulir KIPI.
10. Petugas membuat laporan ke Dinas Kesehatan.
11. Petugas melakukan monitoring keadaan klinis pasien KIPI.

6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu, Pos Imunisasi, RS
9. Dokumen
Terkait
No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
10. Rekaman - - -
Historis
Perubahan

PENYIMPANAN VAKSIN
No. Dokumen : 440/ 021 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 4 Januari 2023
Halaman :1
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

Penyimpanan vaksin adalah tatalaksana penyimpanan vaksin


1. Pengertian
dan pelarut vaksin
1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penyimpanan
vaksin
2. Tujuan
2. dalam rangka menjamin kualitas vaksin tetap terjaga
sampai diterima oleh sasaran
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Referensi
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
4. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
1. Petugas memastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik
2. Petugas memastikan suhu kulkas dalam keadan 2-8⁰C
dengan melihat di grafik suhu kulkas
3. Petugas meletakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Petugas memastikan vaksin berada dalam dus vaksin
5. Petugas meletakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya
5. Prosedur/ (HS, FS)
Langkah- 6. Vaksin dapat disimpan pada suhu 2 – 8⁰C dan dijauhkan
langkah dari evaporator
7. Vaksin COVID-19 perlu disimpan secara terpisah dalam rak
atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar
dengan vaksin rutin
8. Petugas melakukan pemantauan suhu sebanyak 2 kali
dalam sehari yaitu pagi dan sore, pastikan suhu tetap 2-8⁰C.
9. Catat hasil monitoring suhu pada grafik pemantauan suhu.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Petugas Vaksinasi
9. Dokumen
Terkait
No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
10. Rekaman - - -
Historis
Perubahan
PEMANTAUAN SUHU VAKSIN DAN
KONDISI VAKSIN
No. Dokumen : 440/ 022 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman :1
PUSKESMAS dr. Rosmayati
NAGREG NIP. 197103232001122004

1. Pemantauan suhu Vaksin dan Kondisi Vaksin adalah kegiatan


2. Pengerti untuk memantau kondisi suhu dan kelembaban ruangan atau
an lemari pendingin sebagai usaha mempertahankan mutu sediaan
vaksin yang tersedia di puskesmas
3. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemantauan suhu Vaksin dan kondisi vaksin agar terhindar dari
4. Tujuan
kerusakan fisik maupun kimia agar mutunya tetap terjamin sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan
5. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
6. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
7. 1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Referensi
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
4. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
9. 1. Petugas mencatat suhu dan kelembaban dalam kurun waktu
dua kali sehari yaitu pukul 08.00 dan pukul 14.00
2. Petugas memastikan suhu kulkas obat dan coldchain vaksin
10.Prosedur/
berada pada rentang suhu 2-80C
Langkah-
3. Petugas melaporkan kepada ketua Manajemen Fasilitas dan
langkah
Keselamatan apabila pemantauan suhu diluar persyaratan
sediaan vaksin yang telah ditetapkan untuk dapat segera
dilakukan perbaikan
11.12. Diagram
Alir
13.14. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
15.
16. Unit Terkait Puskesmas
17.18. Dokumen
Terkait
19.20. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
PEMBERIAN VAKSIN nOPV 2
No. Dokumen : 440/ 179 /SOP/
UKM/IV/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 April 2023
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

Imunisasi nOPV (Novel Oral Polio Vaccine) diberikan untuk


memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio strain 2
dengan cara pemberian secara oral dosisnya 2 tetes per anak.
1. Pengertian
Vaksin polio nOPV merupakan vaksin hidup yang dilemahkan.
Vaksin nOPV diberikan pada bayi usia 0 – 59 bulan dalam kondisi
KLB saja.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
2. Tujuan imunisasi nOPV 2.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
2. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
4. Referensi Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
4. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, tahun 2013.
5. Permenkes RI No 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang
Pedoman Penyelenggaraan sistim kewaspadaan dini kejadian
luar biasa
5. Prosedur/ Alat dan Bahan :
Langkah- 1. Vaksin nOPV
langkah 2. Droper
3. Busa tempat vaksin
4. APD (Alat Pelindung Diri) : masker, handscoon
5. Vaksin Carrier , coolpack dan thermometer
6. Plastic klip
7. Antiseptik : Hand sanitizer, alcohol swab, air klorin
8. Buku KIA dan alat tulis
Prosedur :
1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer
2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai;
3. Petugas melakukan anamnesa yang terdiri dari :
a. Menyakan identitas anak, umur, pelayanan jenis imunisasi
sebelumnya.
b. Memastikan usia bayi adalah 0-59 bulan.
4. Petugas melihat keadaan umum bayi;
5. Petugas melakukan penimbangan bayi;
6. Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh;
7. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, melakukan
langkah selanjutnya;
8. Petugas melakukan konseling tentang manfaat imunisasi
n OPV,
kemungkinan reaksi/efek samping setelah pemberian;
9. Petugas menyiapkan vaksin, memeriksa tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vial Vaccine Monitor)
10. Petugas membuka vial vaksin nOPV dan memasang penetes
(dropper).
11. Petugas mempersiapkan posisi yang aman.
12. Petugas memberikan 2 tetes vaksin polio per oral per anak,
dengan IP 40 per vial. Vaksin diteteskan ke lidah anak bukan di
tenggorokan, pastikan dropper tidak menempel pada mulut
anak apabila menempel ganti dropper nya. Apabila anak di
muntahkan tidak perlu mengulang pemberian vaksin nOPV nya.
Apabila terdapat vaksin nOPV yang menetes ditempat lain
segera dilakukan disinfeksi dengan saninizer atau alkohol swab.
13. Vaksin nOPV yang telah terbuka hanya bisa digunakan saat
hari dibuka saja tidak bisa dipergunakan kembali esok hari baik
pelayanan dalam/luar gedung. Apabila ada botol vaksin nOPV
yang pecah segera lakukan desinfeksi dengan direndam dalam
larutan klorin 10 menit.
14. Petugas membuang sisa vaksin nOPV dan vial nya yang sudah
tidak bisa digunakan ke tempat sampah medis dan telah di
masukkan dalam plastik klip.
15. Petugas meminta pengantar atau orangtua untuk tidak
meninggalkan tempat imunisasi 15 menit setelah pemberian
untuk memantau apabila terjadi KIPI dan menjelaskan cara
penanganan Pampers/ BAB setelah pemberian vaksin nOPV
selama 6 minggu kedepan setelah pemberian vaksin nOPV.
16. Petugas mencatat status imunisasi ke dalam buku KIA anak
dan menginput dalam aplikasi ASIK.
17. Petugas merapikan alat-alat.
18. Petugas mencuci tangan.
19. Petugas melakukan pencatatan pelaksanaan PIN Polio nOPV
dan dokumentasi pelayanan.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Posyandu, Puskesmas
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan
LAPORAN ASIK IMUNISASI
No. Dokumen : 440/ 048 /SOP/
UKM/I/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 Januari 2023
Halaman :1

PUSKESMAS dr. Rosmayati


NAGREG NIP. 197103232001122004

ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) digunakan untuk melakukan


1. Pengertian
pencatatan imunisasi individual.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk laporan imunisasi
2. Tujuan melalui ASIK
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagreg No
3. Kebijakan 440/031/SK/PKM.NGR/I/2023 Tentang Jenis Pelayanan Yang
Disediakan di Puskesmas Nagreg
1. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
2. Permenkes RI No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Referensi
3. PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
Covid-19 Kemenkes RI tahun 2020
Alat dan Bahan :
1. HP Android
2. Aplikasi Sehat Indonesiaku
Prosedur :
1. Petugas melakukan registrasi di aplikasi ASIK (Sehat
Indonesiaku)
5. Prosedur/ 2. Petugas masuk ke menu IMUNISASI
Langkah- 3. Petugas masuk ke menu Imunisasi Rutin
langkah 4. Masukan tanggal dan pilih pos imunisasi
5. Tambah imunisasi
6. Masukan NIK sasaran dan cari NIK sasaran
7. Cocokan nama sasaran
8. Masukan imunisasi pada sasaran sesuai dengan jenis dan
nomor batch vaksin yang diberikan
9. Simpan data imunisasi
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Posyandu, Puskesmas
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis - - -
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai