Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN DAN PELUANG PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM RUJUKAN

Oleh:

Agus Saripudin (235007066)


Ummul Imamah (235007067)

PROGRAM PASCASARJANA (S2)


INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM (IIM) SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

1| Juli 20023
TANTANGAN DAN PELUANG PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM RUJUKAN

Agus Saripudin1, Ummul Imamah 2, Muhammad Isa Anshory3


1
Mahasiswa Program Pascasarjana IIM
2
Mahasiswa Program Pascasarjana IIM
3
Dosen Program Pascasarjana IIM
e-mail: syarifudinabuanas@gmail.com
e-mail: ummulimamah24434@gmail.com
e-mail: ghuroba2001@yahoo.com

Abstrak

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang masih dipercaya dan menjadi rujukan umat
harus eksis dan berkembang. Eksis dengan menjaga kekhasan dan keistimewaannya, berkembang
dengan mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi. Dengan dua hal inil pesantren akan
mampu menghadapi dan menjawab semua tantangan perkembangan zaman. Oleh karena itu,
menjadi penting dan sebuah keharusan bagi kaum muslimin untuk terus melakuka pengkajian dan
penelitian terhadap Pondok pesantren. Mudah-mudahan kajian-kajian dan penelitian-penelitian
terhadap pesantren ini bisa membawa pesantren kepada keeksisan dan kemajuan. Kamipun
mencoba ikut melakukan hal ini dengan mencoba melakukan mini riset ke pondok pesantren Darul
Mukhlasin Al Masruryy Bandungan Semarang. Salah satu lembaga pendidikan pesantren yang
terbilang baru dan telah menjadi rujukan untuk pendidikan Tahfizhul Qur’an dan Bahasa Arab.
Pondok Pesantren dengan kesederhanaannya jauh dari kemegahan bangunan dan sarana
prasarananya mampu menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin belajar bahasa Arab. Jenis
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti berusaha untuk memahami makna dari berbagai
peristiwa dalam situasi tertentu melalui kacamata peneliti sendiri. Dan hasilnya adalah Pondok
pesantren Darul Mukhlasin Al Masruri dengan segala keterbatasannya, mampu menarik para
pecinta ilmu untuk belajar di sana. Metode pengajaran bahasa Arab “badlan” yang diciptakan dan
dikembangkan oleh mudirnya, dengan paduan kekhasan pesantren dalam kesehariannya menjadi
magnet bagi siapapun yang ingin cakap dan mahir berbahasa Arab.

Kata kunci: Pesantran, tantangan , peluang Pendidikan Islam, badlan

Abstract

Pesantren as an Islamic educational institution that is still trusted and a reference for the people
must exist and develop. Exist by maintaining its uniqueness and privilege, developing by
following developments and technological advances. With these two things, Islamic boarding
schools will be able to face and answer all the challenges of the times. Therefore, it is important and
a necessity for Muslims to continue to carry out studies and research on Islamic boarding schools.
Hopefully these studies and researches on Islamic boarding schools can bring Islamic boarding
schools to existence and progress. We also tried to do this by trying to do a mini-research at the
Darul Mukhlasin Al Masruryy Islamic boarding school Bandungan Semarang. One of the Islamic
boarding school educational institutions which is relatively new and has become a reference for
Tahfizhul Qur'an and Arabic language education. Pondok Pesantren with its simplicity far from
the splendor of the building and its infrastructure can be an attraction for those who want to learn

2| Juli 20023
Arabic. The type of research used in this study is field research (Field Research) using qualitative
methods. Researchers try to understand the meaning of various events in certain situations
through the eyes of the researcher himself. And the result is that the Darul Mukhlasin Al Masruri
Islamic Boarding School, with all its limitations, is able to attract science lovers to study there. The
method of teaching Arabic "badlan" which was created and developed by the mudir, with a blend of
Islamic boarding schools' uniqueness in their daily life, has become a magnet for anyone who
wants to be proficient and proficient in Arabic.

Key words: Islamic boarding schools, challenges, opportunities for Islamic education, badlan

PENDAHULUAN dihadapi oleh beberapa pesantren saat ini


adalah problem manajerial.
Berbicara tentang pendidikan Islam
di Indonesia tidak bisa lepas dari pondok pesantren Darul Mukhlasin
pembicaraan tentang pesantren. Pesantren Al Masruri Bandungan Semarang, salah
adalah lembaga pendidikan Islam tertua di satu lembaga pendidikan pesantren yang
Indonesia. Bahkan sebelum islam masuk ke saat ini menjadi rujukan untuk pendidikan
nusantara ini pesantren sudah ada. Tahfizhul Qur’an dan Bahasa Arab, menjadi
Menurut Nurcholis Madjid, (Nurcholis, penting untuk dikaji. Pondok Pesantren
1997: 3) secara historis pesantren tidak dengan kesederhanaannya jauh dari
hanya identik dengan makna keislaman kemegahan bangunan dan sarana
tetapi juga mengandung makna keaslian prasarananya mampu menjadi daya tarik
(indigenous) Indonesia. Jadi pesantren bagi mereka yang ingin belajar bahasa
merupakan hasil penyerapan akulturasi Arab.
kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan
Islam kemudian menjelma menjadi suatu
lembaga yang kita kenal sebagai pesantren KERANGKA KONSEPTUAL
sekarang ini. Pengertian
Sampai sekarang pesantren dengan Dalam kamus besar bahasa
segala kekhasannya masih eksis sebagai indonesia peluang diartikan dengan ruang
lembaga dan sentral perkembangan gerak, baik yang konkret maupun yang
pendidikan Islam. Keberadaan pesantren abstrak, yang memberikan kemungkinan
masih mendapat respon positif dari bagi suatu kegiatan untuk
masyarakat karena pesantren mampu memanfaatkannya dalam usaha mencapai
memberikan nilai tambah di lingkungan tujuan. Sedangkan tantangan diartikan
masarakat, ini terbukti pesantren telah dengan hal atau objek yang menggugah
banyak melahirkan manusia-manusia tekad untuk meningkatkan kemampuan
beriman, berilmu dan mampu merubah mengatasi masalah.
perilaku dan mental.
Adapun istilah pondok pesantren,
Seiring dengan perkembangan dan Dr.Syamsul Ma’arif dalam bukunya
kemajuan teknologi di era globalisasi ini Pesantren Inklusif berbasis kearifan lokal,
pesantren dituntut untuk menyesuaikan menjelaskan dengan menukil dari
diri dan mengikuti perkembangan tersebut. perkataan beberapa ahli bahwa Ada
Sekian kekhasan pesantren kadang di beberapa istilah yang sering digunakan
dalamnya menyimpan problematika yang untuk menunjukkan sistem pendidikan
harus diselesaikan sehingga tidak menjadi Islam ini. Masyarakat Jawa dan Sunda
hambatan dalam mengikuti perkembangan sering menyebutnya dengan istilah
zaman. Diantara problem yang banyak

3| Juli 20023
pesantren atau pondok. Di Aceh dikenal disebut institution, yaitu suatu sistem
dengan istilah dayah, rangkang atau norma untuk memenuhi kebutuhan.
meunasah, sedang di Minangkabau disebut Lembaga dalam pengertian fisik disebut
surau. Sedangkan Zamakhsari Dhofier juga dengan bangunan, dan lembaga dalam
menjelaskan, bahwa pesantren berasal dari pengertian nonfisik disebut dengan
kata pesantrian, yang berarti 'tempat santri'. pranata. (Ramayulis : 2011 hal 277)
Istilah pesantren yang lazim disebut
Secara terminologi, Amir Daiem
pondok tersebut, memiliki kata dasar
mendefinisikan lembaga pendidikan
'santri'. Kata ini menurut Profesor Johns
dengan orang atau badan yang secara wajar
berasal dari bahasa Tamil, yang berarti
mempunyai tanggung jawab terhadap
guru mengaji, sedang C.C. Berg
pendidikan. Rumusan definisi yang
berpendapat bahwa santri berasal dari
dikemukakan Amir Daiem ini memberikan
istilah shastri dalam bahasa India berarti
penekanan pada sikap tanggung jawab
orang yang tahu buku-buku suci Agama
seseorang terhadap peserta didik, sehingga
Hindu.(Ma’arif : 2015 hal 21)
dalam realisasinya merupakan suatu
Secara terminologis, Abdurrahman keharusan yang wajar bukan merupakan
Mas'ud (2000:192) mendefinisikan keterpaksaan. Definisi lain tentang lembaga
pesantren adalah "the word pesantren pendidikan adalah suatu bentuk organisasi
stems from "santri" which means one who yang tersusun relatif tetap atas pola-pola
seeks Islamic knowledge. Usually the word tingkah laku, peranan-peranan relasi-relasi
pesantren refers to a place where the santri yang terarah dalam mengikat individu
devotes most of his or her time to live in yang mempunyai otoritas formal dan
and acquire knowledge". Mastuhu sangsi hukum, guna tercapainya
menambahkan, pesantren adalah lembaga kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
pendidikan tradisional Islam untuk
Adapun lembaga pendidikan islam
memahami, menghayati, dan mengamalkan
secara terminologi dapat diartikan suatu
ajaran-ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-
wadah atau tempat berlangsungnya proses
din) dengan menekankan pentingnya moral
pendidikan islam. Dari definisi diatas dapat
agama Islam sebagai pedoman hidup
disimpulkan bahwa lembaga pendidikan
bermasyarakat sehari-hari (Mastuhu, 1994:
itu mengandung pengertian kongkrit
6).
berupa sarana dan prasarana dan juga
Secara etimologi lembaga adalah pengertian yang abstrak, dengan adanya
asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi norma-norma dan peraturan-peraturan
bentuk pada yang lain, badan atau tertentu, serta penananggung jawab
organisasi yang bertujuan mengadakan pendidikan itu sendiri. (Ramayulis : 2011
suatu penelitian keilmuan atau melakukan hal 278)
sesuatu usaha. Dari pengertian di atas
Problematika Pendidikan Pesantren
dapat dipahami bahwa lembaga
mengandung dua arti, yaitu: 1) pengertian Sejak berdirinya pondok pesantren
secara fisik, materil, kongkrit, dan 2) pada abad yang sama dengan masuknya
pengertian secara non-fisik, non-materil, islam hingga sekarang. Pesantren telah
dan abstrak. bergumul dengan masarakat luas.
Pesantren telah berpengalaman dengan
Dalam bahasa inggris, lembaga
berbagai corak masarakat dalam rentang
disebut institute (dalam pengertian fisik),
waktu itu dan pesantren tumbuh
yaitu sarana atau organisasi untuk
berkembang bersama dan atas dukungan
mencapai tujuan tertentu, dan lembaga
mereka.
dalam pengertian non-fisik atau abstrak

4| Juli 20023
Sebagaimana diketahui, bahwa Paling tidak ada 7 elemen
globalisasi meniscayakan terjadinya fungsional yang ada di pesantren yang
perubahan di segala aspek kehidupan, menjadi ciri has dan rukun pesantren,
termasuk perubahan orientasi, persepsi, yaitu :
dan tingkat selektifitas masyarakat
1) kyai, adalah tokoh sentral pesantren
Indonesia terhadap pendidikan. Maka,
yang bukan saja fungsional sebagai
pesantren dituntut untuk bisa
pemimpin dan manager bagi
menyesuaikan dengan tuntutan persaingan
pesantren, tapi sekaligus sebagai
global. Memegang teguh prinsip-prinsip
penekan kekuasaan moral (moral force)
dasar yang akan menguatkan pergerakan
yang shiddiq, amanah, cerdas, dan
pesantren tetap di atas jalan Islam yang
komunikatif, seorang yang ‘alim
lurus adalah sebuah keharusan. Namun
(mufaqqih fiddin) yang berwibawa, di
pesantren juga harus bisa mengikuti
percaya, dihormati, di segani, serta di
perkembangan zaman sehingga ia tetap
ta'ati oleh seluruh penghuni pondok
berada dalam fungsinya sebaga lembaga
dan masyarakat sekitanya.
pendidikan, dakwah dan pembinaan umat.
2) Santri, yaitu pemuda/i yang sengaja
Al-Muhafadlatu ‘ala al-qadim al-
datang ke pesantren untuk, mencari
sholeh wal al-ahdu bi al-jadid al-aslah.
ilmu dan mengikuti pendidikan yang
Adagium ini sangat terkenal di kalangan
di programkan atau yang di tawarkan
para ulama, santri,dan dunia pesantren. Ia
oleh kyai.
menjadi salah satu pegangan dan rujukan
mereka dalam banyak hal dan berbagai 3) Masjid/musholla, sebagai pusat
persoalan. Adagium ini bermakna kegiatan ibadah dan pendidikan
mempertahankan nilai-nilai lama yang baik pengajaran sehari-hari.
dan menginovasikan nilai-nilai baru yang 4) Asrama/pemondokan santri yang
lebih baik. pada dasarnya dibangun dan di kelola
Nilai-nilai salaf yang harus di sendiri oleh para santri secara gotong
pertahankan di pesantren: royong, di bantu oleh masyarakat
sekitar pesantren.
a) Niat awal dan tujuan utama mendirikan
pesantren 5) Roh/jiwa pesantren, yang berpijak
pada nilai agama Islam dan bersumber
Dalam mendirikan dan mengelola
dari budaya bangsa dan budaya
pesantren, para ulama dan santri selalu
masyarakat sekitar pesantren
berniat semata-mata untuk ibadah kepada
(indigenous).
Allah. Tinjauan utama mereka untuk
melaksanakan dakwah sebagai kelanjutan 6) Pendidikan dan pengajaran Islam yang
risalah yang telah di rintis para Nabi. bersumber dari alQuran, al-Hadits, dan
Melalui pendidikan di pesantrenya, mereka kitab-kitab warisan ulama salaf yang
bermaksud untuk mencetak umat yang biasa dikenal dengan kitab kuning.
berkualitas terbaik (khairo ummah) dan 7) Dukungan masyarakat sekitar yang
menyiapkan kader-kader ulama atau sejak awal memang menginginkan
pemimpin umat yang mendalami dan berdirinya pesantren di lingkungan
mengusai agamanya (mufaqqih fiddin), mereka.
agar kelak mampu mengingatkan dan
memberdayakan kaumnya (indzaru al- Ketujuh elemen tersebut saling
qoum). berkesinambungan dan tidak bisa
dipisahkan yang satu dengan yang lainya.
b) Elemen Fungsional Pesantren. Apabila salah satu dari elemen-elemen

5| Juli 20023
tersebut tidak ada, maka sebuah lembaga berkepribadian terpuji, percaya pada diri
pendidikan tidak bisa lagi disebut pondok sendiri, mampu menolong diri sendiri,
pesantren, tetapi barangkali sekedar tidak tergantung pada orang lain, selain
menjadi sekolah yang di asramakan, tempat pada kemampuanya sendiri, setelah
kos-kosan, penampungan, atau hotel taufiq, hidayah, ma'unah dan rahmat
penginapan. Allah swt.
c) Nila-Nilai Dasar Pesantren. 4) Kebersamaan; suasana kehidupan para
kyai dan sanri salaf diliputi oleh rasa diri
Para ulama dari santri salaf
satu, suasana gotong royong, kooperatif
senantiasa berpijak di atas, dan berpegang
dan tidak egoistis, menegakkan jama'ah
teguh pada nilai-nilai dasar dan prinsip-
dan saling membantu (ta'awun 'alal birri
prinsip kepesantrenan yang bersumber dari
wattaqwa), atas dasar ukhuwah
ajaran Islam, budaya bangsa dan budaya
islamiyah yang sebenarnya, tanpa
lokal. Nilai nilai dasar tersebut antara lain:
menghilangkansuasana kompetitif
1) Keikhlasan; yaitu suasana jiwa yang dalam kebaikan.
bersih dan bebas dariberbagai pamrih
5) Kebebasan yang positif, bebas dari
atau yang suci, luhur dan bermakna.
belenggu-belenggu hawa nafsu dan
Secara implementatif ikhlas berarti
setan, seperti belenggu kebodohan,
melakukan yang terbaik dalam bidang
kemiskinan, sifat malas, sombong, kecil
apapun, kepada siapapun dan dalam
hati, putus asa, fanatisme buta, dll, serta
keadaan bagaimanapun sepi ing pamrih
bebas dari tekanan-tekanan pihak
rame ing gawe, dalam segala hal, para
manapun yang merugikan. Para kyai
kyai dan santri salaf selalu ikhlas lillahi
dan santri salaf merasa bebas untuk
ta'ala, semata-mata mengharap
memilih yang paling baik dan paling
ridhonya. Ini tercermin dalam sikap
bermanfaat dalam bidang apapun, atas
jujur, amanah, istiqomah, sungguh-
dasar kriteria-kriteria yang benar, baik
sungguh, penuh integritas, dan sifat-sifat
dan proporsional
atau akhlakul karimah lainya.
6) Isiqomah atau konsistensi; para kyai dan
2) Kesederhanaan; adalah sikap yang
santri rata-rata teguh memegang prinsip,
wajar, apa adanya, tidak mewah, tidak
tidak mudah berubah-ubah mengikuti
berlebihan dan tidak melampaui batas.
arah angin berhembus, konsisten dalam
Sederhana artinya melakukan sesuatu
berpikir, berperasaan dan kemauan,
sesuai dengan kemampuan yang dia
konsisten dalam berbicara, dan berbuat,
miliki dan kebutuhan (bukan keinginan)
selalu sesuai antara hati nurani, ucapan
yang logis dan proporsional. Sederhana
dan perbuatannya.
bukan berarti miskin dan stagnan, tetapi
jusru menjadi pendorong untuk lebih d) Tradisi-tradisi Kepesantrenan
maju dan berkembang. Kasederhanaan
Tradisi-tradisi kepesantrenan yaitu
para kyai dan santri salaf nampak dalam
budaya-budaya hidup di pesantren yang
segala aspek, baik dalam berpikir,
sudah berjalan sejak berabad-abad yang
berperasaan, dan berkemauan, maupun
lalu secara turun temurun, terutama dalam
dalam berbicara, berpakaian, dan
hubungan antara kyai, santri, dan
bertingkah laku.
masyarakat sekitar pesantren. Hubungan
3) Kemandirian (pada hakeketnya antara mereka berlangsung dalam suasana
merupakan implementasi dari niai-nilai kekeluargaan dan keakraban yang
tauhid yang sebenarnya), para kyai dan harmonis, dengan kyai sebagai sentral
santri salaf adalah orang-orang yang figurnya. Hubungan ini tidak saja

6| Juli 20023
berlangsung ketika para santri masih baik yang menyangkut manajemen
bersama di pesantren, tetapi harus berlanjut strategis, (perencanaan, pelaksnaan,
sampai kembali ke masyarakat, bukan saja pengendalian, pengawasan dan
dalam hak-hal yang menyangkut masalah evaluasi), ataupun manajemen
pendidikan, tetapi juga yang berhubungan operasional (tata warkat, tata personalia,
dengan masalah ekonomi, sosial, budaya, tata keuangan, tata inventaris, dan tata
politik, bahkan sampai ke masalah jodoh lainnya).
dan pemberian nama untuk anak-anaknya.
d. Kurikulum dan sistem pendidikan
pesantren yang harus memiliki
kurikulum yang baku dan standar,
Unsur-unsur Modernitas yang perlu
meliputi substansi, tujuan, sistem dan
diakomodasikan Pesantren :
proses transformasi, sesuai dengan
a. Leadership atau kepemimpinan di prinsipprinsip kurikulum modern.
pesantren masa depan, seharusnya Kurikulum ini harus mencakup segala
ditata sedemikian rupa, sehingga tidak jenis interaksi manusia dengan dirinya
tergantung kepada orang-perorang dan dengan selain dirinya yaitu harus
dalam segala aspek (seorang Kyai saja). meliputi semua ilmu Allah swt, yang di
Kepemimpinan tunggal ini, selain berikan kepada manusia; baik ilmu-ilmu
pelaksanaanya di lapangan sangat sulit yang di hamparkannya seperti ilmu
seiring dengan kompleksitas masalah alam, tekhnologi dan sosial, ataupun
yang dihadapi pesantren, juga bisa ilmu-ilmu yang di turunkanya atau
mengganggu proses kelangsungan ilmu-ilmu yang di ilhamkan-Nya, seperti
eksistensi pesantren selanjutnya, matematika, logika, bahasa, seni dan
terutama sepeninggal si kiyai, apalagi ilmu terapan lainnya. Selain itu, karena
jika di ikuti dengan mitos-mitos yang pendidikan di pesantren berlangsung
tidak rasional. Kepemimpinan pesantren selama 24 jam, maka kurikulum tersebut
masa depan bisa berbentuk kolektif atau harus mencakup seluruh aspek
tetap tunggal, tapi harus ada pembagian kehidupan siang dan malam, baik di
tugas, hak dan wewenang yang jelas. kelas, di asrama, di masjid/musholla, di
b. Organisasi, sebagai sebuah lembaga dapur, di kantin, di aula, di kantor,
pendidikan, dakwah dan pengkaderan, ataupun di tempat-tempat pelayanan
pesantren masa depan seharusnya dan fasilitas umum lainnya sehingga
dikelola dengan paradigma organisasi bisa disebut "kurikulum hidup dan
modern. Di pesantren perlu dibentuk kehidupan". Kurikulum yang sudah
organisasi yang terstruktur, mulai level tersusun ini harus menjadi "pedoman
yang paling tinggi, sampai organisasi di dasar" yang diketahui dan dikuasai oleh
lingkungan yang paling rendah. Perlu di seluruh personal pesantren, guru, santri
bentuk yayasan atau badan hukum yang dan wali santri dalam merencanakan,
lainnya, dengan anggaran dasar dan melaksanakan, mengendalikan dan
anggaran rumah tangga yang mengikat mengevaluasi pendidikan bersama-
seluruh personil pesantren. Organisasi- sama. Kesemuanya itu harus dijalankan
organisasi ini harus difungsikan dengan secara terpadu, simultan dan
baik, sesuai dengan ketentuan yang komprehensif, tanpa adanya dikotomi
berlaku. atau pemilahan yang tidak perlu, serta
dengan cara-cara yang sistematis
c. Manajemen pesantren seharusnya di (memakai sistem yang produktif dan
kelola dengan prinsip-prinsip relevan, memakai sub-sub sistem yang
manajemen yang efektif dan fungsional; teratur dan terencana).

7| Juli 20023
e. Sarana dan Instrumen Pendidikan Sumber data dalam penelitian ini
Pesantren. Pesantren masa depan adalah Direktur Pondok Pesantren Darul
seharusnya memiliki prasarana, sarana Mukhlasin Al Masruri yang sekaligus
dan instrumen-instrumen pendidikan pencetus dan penggagas motode
yang modern. Bangunan-bangunan dan pengajaran bahasa Arab Badlan Al Masruri,
lingkungan alam sekitar harus diatur para asatidz yang menjadi pelaksana teknis
sekondusif mungkin, sesuai dengan di lapangan dan beberapa santri peserta
konsep tata ruang yang baik, edukatif daurah pengajaran Bahasa Araab Badlan al
dan higienis. Selain masjid atau masruri.
musholla dan pemondokan dengan
Sumber data pendukung dalam penelitian
segala kelengkapannya, di dalam
ini berasal dari kepustakaan seperti
pesantren harus tersedia instrument-
literatur, artikel, jurnal, buku, dan skripsi
instrumen pendidikan dan pembelajaran
yang berkenaan dengan penelitian yang
yang lengkap dan fungsional, seperti
dilakukan. Teknik pengumpulan data
ruang belajar, perpustakaan, multi
menggunakan teknik wawancara, observasi
laboratorium, lapangan olah raga,
dan dokumentasi. Teknik keabsahan data
auditorium, perkantoran, sanggar-
yang digunakan ada 2 yaitu, triangulasi
sanggar kesenian dan keterampilan,
teknik dan triangulasi sumber. Teknik
balai kesehatan, dapur umum, kantin,
analisis data menggunakan analisis data
alat-alat komunikasi dan transportasi,
model interaktif Miles and Huberman
serta sarana dan prasarana lainnya. Yang
berupa reduksi data, penyajian data dan
paling penting, seharusnya ada
penarikan kesimpulan.
pemisahan yang jelas (dalam sebuah
akta) antara hak-hak pribadi Kyai dan HASIL DAN PEMBAHASAN
keluarganya dengan hak-hak pesantren Pondok pesantren Darul Mukhlasin
atau yayasan, untuk menghindari hal- Al Masruryy terletak di lingkungan alam
hal yang tidak diingikan dibelakang yang sejuk di daerah Bandungan semarang.
hari. Pondok pesantren ini dikelola oleh para
METODE PENELITIAN pengasuh yang rata-rata masih muda dan
memiliki semangat yang tinggi. Dibawah
Jenis Penelitian yang digunakan
kepemimpinan dan kendali Ustadz Andika
dalam penelitian ini adalah penelitian
Mustaqim, pondok pesantren ini terus
lapangan (Field Research) dengan
tumbuh berkembang dan mulai banyak
menggunakan metode kualitatif. Menurut
dikenal. Dengan mengusung sebuah
Dedy Mulyana penelitian lapangan (field
metode pengajaran bahasa Arab yang unik
Research) adalah jenis penelitian yang
dan mudah dingat, yang dikenal dengan
mempelajari fenomena dalam
metode Badlan (bisa bahasa arab dua
lingkungannya yang alamiah. Karenanya,
bulan), Ustadz Andika Mustaqim banyak
peneliti berusaha untuk memahami makna
mengenalkan pondok pesantren ini lewat
dari berbagai peristiwa dalam situasi
media-media sosial yang ada. Video-video
tertentu melalui kacamata peneliti sendiri.
pendek tentang pengajaran bahasa Arab
Sedangkan Bogdan dan Taylor (Moleong,
dengan metode Badlan ini akan banyak kita
2007) mengemukakan bahwa metodologi
dapatkan di youtube, instagram, tiktok,
kualitatif merupakan prosedur penelitian
facebook dan lain-lain.
yang menghasilkan data deskriptif berupa
katakata tertulis maupun lisan dari orang- Penerimaan peserta daurah Badlan
orang dan perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan setiap bulan dengan jumlah rata
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah rata 70 peserta terdiri dari putra dan putri.
dan bersifat penemuan. Saat sudah meluluskan ribuan santri dari 47

8| Juli 20023
angkatan dengan berbagai latar belakang Pondok Pesantren Darul Mukhlasin Al
pendidikan dan usia. Masruryy secara ini merupakan cabang
dari pondok pesantren Darul Mukhlasin
Pondok Pesntren Darul Mukhlasin ini
Payaman, Krincing, Secang, Magelang,
berawal ketika ustadz Andika Mustaqim
Jawa Tengah Pondok Pesantren dimana
bertugas mengajar di pesantren Darul
Ustadz Andika Mustaqim dan beberapa staf
Hikmah di Kecamatan Sumowono yang
pengasuhnya merupakan alumni dari
tidak jauh dari pondok Darul Mukhlasin al
pondok pesantren terebut. Adapun
Masruryy sekarang. Beliau mencoba
penamaan Al Masruryy diambil dari nama
menerapkan pembelajaran bahasa Arab
istrinya Masrurah.
untuk beberapa santri bermula dari 10 kata
setiap hari dengan komitmen tinggi Pondok Pesantren Darul Mukhlasin Al
mengajarkan Bahasa arab pada jam istirahat Masruryy dengan segala keterbatasannya
dan mewajibkan diri sendiri sebagai ustadz terus mengembangkan diri baik manajemen
untuk berbicara Bahasa arab, jika Pendidikan maupun sarana dan
melanggar maka ustadz dab santri prasarananya. Walau pun saat ini masih
mendapat iqab yang disepakati, tak ayal serba sederhana dalam pengelolaannya
lagi dalam waktu dua bulan beberapa namun pondok ini semakin hari semakin
santri tersebut mampu berbahasa Arab dikenal masyarakat tidak hanya pulau
secara aktif. Selanjutnya hal itu diketahui jawa, luar jawa bahkan manca negara
oleh pimpinan pesantren, dan sebagai seperti Malaysia, Thailand dll
apresiasi dari keberhasilan mereka
Program pendidikan yang dikembangkan
berbahasa Arab, mereka mendapatkan
adalah:
sertifikat dari pimpinan pesantren tersrebut
walaupun pesantren itu bukan pesantren pertama, kursus atau daurah bahasa Arab
bahasa Arab. Akhirnya tersebarlah berita dengan masa pendidikan dua bulan.
bahwa di pesantren tersebut ada pengajar Setelah digembleng selama dua bulan
yang berhasil mengajar santri binaannya peserta sudah mampu berbicara bahasa
berbahasa Arab. Arab dengan cukup baik. Program ini
diberi nama Daurah bahasa Arab Badlan
Suatu hari datang beberapa orang secara
yang merupakan singkatan dari Bisa
pribadi kepada Ustadz Andika Mustaqim
Bahasa Arab Dua Bulan. Terbukti hanya 2
mereka menyampaikan keinginannya
bulan bisa bercakap-cakap bahasa arab
untuk belajar di pesantren tersebut, tapi
walaupun dari nol. Dengan metode 80 %
tidak mengikuti program pesantren
bimbingan praktek langsung dan 20%
menghafal Al Qur’an tapi mereka hanya
materi kelas. Metode Badlan dengan
ingin belajar bahasa Arab saja,dikarenakan
keunikannya memiliki komitmen pada “
pesantren Darul Hikmah bukan pesantren
geraknya “ yaitu gerak aktif berbahasa arab
khusus bahasa Arab, sehingga santri yang
dengan memaksimalkam waktu untuk
masuk harus mengikuti seluruh program
berbahasa Arab baik santri, asatidz atau
yang dijalankan di pesantren, maka beliau
seluruh pengurus.
mencarikan tempat untuk mereka agar bisa
tinggal dan belajar bahasa Arab kepada Demi menunjang kemudahan pengajaran,
beliau secara intensif. Meski dengan tempat pembimbingan dan pengkontrolan
yang terbilang kurang layak para santri berbahasa Arab sehari hari maka garis
tersebut tetap semangat dan akhirnya kordinasi pengajaran terpusat pada: 1.
tempat itu sekarang menjadi komplek Pimpina yaitu Ust Andika Mustaqim selaku
Pondok Pesantren Darul Mukhlasin Al mudir dan konseptor metode Badlan. 2.
Masruryy. Musyrif ( pembimbing yang sudah
Khidmah selama 1 tahun). 3. Muharrik (

9| Juli 20023
alumni yang lulus dan sudah Khidmah 6 Kesadaran umat Islam dalam beragama
bulan ) 4.Muawwin ( Baru lulus dan mendorong untuk berusaha mempelajari
Khidmah 2 bulan ) dengan terus menjaga dan memahami Bahasa Arab karena Bahasa
kepribadian mereka melalui kesungguhan, Arab merupakan Miftah uluumud dien
ketaatan dan kedisiplinan para musyrif, (kunci ilmu agama). Tumbuhnya kesadaran
muharrik,dan muawwin. beragama pada umat ini menjadi peluang
bagi pondok pesantren Darul Mukhlasin Al
Ustadz Andika Mustaqim memberikan
Masruryy untuk terus mengokohkan
kebebasan dan motivasi kepada para
jatidirinya sebagai lembaga pendidikan
musyrif untuk membuka cabang diberbagai
Islam yaitu pesantren yang bisa memenuhi
daerah di Indonesia seperti di Jambi,
apa yang menjadi hajat umat dan menjadi
Makasar dan jawa tengah dan beberapa
rujukan bagi para pecinta ilmu.
daerah lain yang akan menyusul, Adapun
para alumni diberi kebebasan membawa Kondisi pesantren dan manajemen
dan menerapkan metode Badlan pengelolaan yang masih sangat sederhana
dipesantren atau daerah masing-masing harus terus ditingkatkan. Persaingan yang
dengan tetap menjaga 3 pokok utama 1. dihadapi tentunya menjadi tantangan bagi
Lughoh (bahasa) 2. Kedisiplinan ( ibadah pesantren untuk terus menata diri lebih
shalat berjamaah 5 waktu dll) 3. Kebersihan baik.
dan kerapian.
KESIMPULAN
Adapun sistem pendaftaran santri setiap
pesantren adalah “backbone”
bulan, dimulai tgl 10. Dengan biaya
(tulang punggung) pendidikan Islam di
program Rp1.500.000; di tambah pilihan
Indonesia. pesantren masih menjadi
infaq pondok minimal Rp250.000, untuk
rujukan bagi pendidikan Islam di Indonesia
makan santri pondok menyediakan kantin
secara khusus pesantren memang tidak bisa
sehingga para santri bbisa membeli
dipisahkan dari wajah pendidikan Islam di
makanan mulai dari harga Rp5000;.
bumi nusantara. Bahkan eksistensi Islam di
Persyaratan: Fotocopy KTP atau KK. pas
Indonesia secara umum. pesantren
foto 3x4. Lancar membaca Al-Qur'an.
memiliki kelebihan-kelebihan yang belum
Punya keinginan yg kuat untuk bisa bahasa
tentu dimiliki oleh institusi-institusi
arab. siap mengikuti/taat semua program
pendidikan lainnya. Satu di antaranya yang
asrama/pondok. Siap belajar sampai selesai
terpenting adalah bahwa pesantren tidak
2 bulan dan melunasi biaya administrasi.
sekadar mengajarkan keilmuan. Tapi
Kedua, program tahfizhul Qur’an dan sekaligus mengajarkan tentang kehidupan.
bahasa Arab. Lama waktu belajar untuk
Eksistensi pesantren harus terus
program ini adalah 15 bulan. Selama 15
dijaga dan dipertahankan. Dengan segala
bulan ini mereka diharapkan sudah bisa
kelebihan dan keunikannya sebagaimana
menyelesaikan hafalan Al Qur’an dan
institusi lainnya, bukanlah Institusi yang
lancar berbahasa Arab.
sempurna. Ada beberapa hal mendasar
Dari sisi infrastuktur yang ada, pesantren yang perlu terus dibenahi dan diperbaiki.
terus melakukan pembebasan lahan dan Tentu ada sebagian pesantren yang bagus
membangun fasilitas-fasilitas yang pada aspek lain. Tapi aspek lainnya perlu
dibutuhkan walaupun serba sederhana. pembenahan dan perbaikan. Prinsipnya
Atas dukungan para muhsinin beberapa ialah al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal
bangunan sudah berdiri walau masih akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘Memelihara
belum sempurna. yang lama yang baik dan mengambil yang
baru yang lebih baik’.

10| Juli 20023


Pondok Pesantren Darul Mukhlasin DAFTAR PUSTAKA
Al Masruryy dengan segala keunikan dan
Ramayulis, (2011). Ilmu Pendidikan Islam,
kelebihannya, terutama dalam hal Jakarta: Kalam Mulia,), Cet ke.9, hlm. 277.
pengajaran bahasa Arab dan juga pola
Ma’arif, Syamsul, Dr. (2015). Pesantren Inklusif
hidup kesehariannya, harus terus berbenah
berbasis kearifan lokal. Yogyakarta :
diri secara manajemen ataupun fasilitas. Kaukaba dipantar.
Pesantren yang terbilang masih baru
namun sudah banyak orang mengenalnya Mas’ud, A. (2000). Why the Pesantren In
Indonesia Remains Unique and Stronger,
dan menjadikan rujukan untuk belajar
Paper Presented at International Semina on
bahasa Arab khususnya dituntut mampu Islamic Studies in Asean, Thailand: College
membaca peluang dan tantangan sehingga of Islami Studies, Prince of Songkla
semakin hari semakin baik. University, Pattani Campus.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan
terdapat beberapa saran yang peneliti ingin Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan
sampaikan, diantaranya : Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta:
INIS.
1. Bagi pondok pesantren hendaknya
Nurcholis, (1997) . Bilik-bilik Pesantren
membuat konsep kurikulum yang
tertulis sehingga program dapat terjaga Tim Penyusun (2008). Kamus Bahasa
dan lebih besar manfaatnya dikemudian Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa,
hari. Samsudin, (2020) . Tantangan Lembaga
Pendidikan Pesantren Di Era Disrupsi.
2. Hendaknya kegiatan yang sudah Conference on Islamic Studies FAI 2019
terlaksana terdata secara urut dan 221-230
terdokumentasi agar memudahkan bagi
Al Asyari. (2022). Tantangan Sistem Pendidikan
asatidz dalam menjalankan Program
Pesantren di Era Modern. Risalatuna:
disaat kondisi pesantren yang terus maju Journal of Pesantren Studies 2(1) 127-143
berkembang.
Khalifah A. (2022) Strategi Pendidikan
3. Bagi santri hendaknya terus Pesantren Menjawab Tantangan Sosial di
meningkatkan pengetahuan dan Era Digital. Jurnal Basicedu 6(3) 4967-
kemampuan terutama kemampuan 4978
berbahasa, karena hal pertama yang
masyarakat tahu adalah santri lulusan
pondok pesantren pasti mahir dalam
berbahasa Arab dan mampu
mengajarkannya. Jadi santri harus siap
jika sudah lulus dari pondok pesantren
nantinya akan didaulat untuk mengajar
bahasa Arab
4. Bagi masyarakat hendaknya ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan pesantren dengan cara
menyambut positif program-program
kegiatan yang dilaksanakan oleh
pesantren dengan mendukung serta
menopang apa yang menjadi kebutuhan
pesantren.

11| Juli 20023

Anda mungkin juga menyukai