Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN PESANTREN

Dosen Pengampu :
Dr. Muh. Isa Anshory

Disusun Oleh :
Alifian Nurush Sholahuddin
NIM : 235007062

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ULUM
SURAKARTA
2023/2024
A. Pengertian Pondok Pesantren
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pesantren memiliki makna
asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya. Menurut
Astuti pesantren berasal dari kata “santri”, yang diberi awalan pe dan akhiran an menjadi
pesantrian (pesantren) berarti tempat tinggal para santri, sedangkan santri adalah orang
yang menuntut ilmu agama Islam.
Menurut menurut Mastuhu pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan
Islam tradisional untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman
perilaku sehari-hari. Pengertian ini dapat dikatakan lengkap apabila di dalam pesantren
itu terdapat elemen-elemen seperti pondok, masjid, kyai, dan pengajaran kitab-kitab.
Dengan demikian, pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam sebagaimana
dalam definisi Mastuhu bila ia memiliki elemen-elemen tersebut.
Pesantren pada umumnya disebut dengan pendidikan Islam tradisional dimana
seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai, asrama
atau pondok para santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren yang terdiri dari
rumah kyai, masjid, ruang mengaji, belajar, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga dakwah, dilihat dari
segi kegiatannya yang mengarah kepada peningkatan kualitas ibadah, amal, serta
membina akhlakul karimah.
Pada zaman yang sudah lebih moderen dan teknologi yang cukup berkembang
pesat, pesantren memiliki peminat yang banyak. Alasan-alasan mendasar yang biasanya
didapati adalah agar seorang anak memiliki akhlak yang baik dan paham dengan ajaran
agama Islam. Selain itu, alasannya adalah agar anak dapat terjaga dari lingkungan
masyarakat yang tidak stabil, degradasi moral, dan penggunaan teknologi yang
berlebihan dan menyimpang.
Pesantren bukan hanya tempat untuk menimba ilmu agama, akan tetapi juga dapat
menjadi tempat untuk belajar ilmu kehidupan yang nantinya dapat digunakan sebagai
bekal dalam bermasyarakat. Pesantren bukan hanya mencetak generasi yang Islami,
namun juga generasi yang berwawasan luas, intelektual tinggi, dan memiliki daya saing.
Menurut Dhofier, hari ini telah terjadi perubahan paradigma dalam tubuh
pesantren, pondok pesantren berusaha mengubah masa depan pesantren, bukan hanya
mampu memproduksi kiyai, ahli hadis, dan pembaca kitab kuning, namun lebih dari itu,
dengan perantara jalur pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
berpengetahuan luas, menguasai segala bidang ilmu pengetahuan dan mampu
menyatukan ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum yang menyangkut kehidupan
masyarakat.
B. Fungsi Pondok Pesantren
Menurut Dawan Raharjo, pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga
pendidikan, lembaga sosial, juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang
dapat dimanfaatkan di era modernisasi.
Kemudian, menurut Amin Haidari keberadaan pondok/asrama dalam sebuah
pesantren juga sangat besar manfaatnya. Dengan sistem pondok, santri dapat konsentrasi
belajar sepanjang hari. Kehidupan dengan model pondok atau asrama juga sangat
mendukung bagi pembentukan kepribadian santri baik dalam tata cara bergaul dan
bermasyarakat dengan sesama santri lainnya.
Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga sosial dengan
menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan
yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi mereka. Selain itu,
pesantren sudah mulai melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pendidikan atau dakwah
untuk mengembangkan masyarakat sekitar. Seperti dengan mengadakan kajian rutin,
kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan, dan lain-lain.
Hadirnya pondok pesantren di suatu wilayah tentu akan berdampak pada
perkembangan wilayah tersebut. Banyak peran strategis yang dapat dilakukan pondok
pesantren dalam perkembangan suatu wilayah seperti tercakupnya peran dalam bidang
sosial, pendidikan, perekonomian, dan lain-lain.
C. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya memberikan daya
(menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia), memberikan kemampuan untuk melakukan
sesuatu atau kemampuan untuk melakukan tindakan.
Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi,
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk
mengembangkannya.
Dengan demikian, pemberdayaan merupakan upaya yang membangun daya
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Berarti mendorong mereka
menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan aktivasi yang memenuhi pekerjaan mereka.
Pemberdayaan dalam masyarakat tidak dapat dilakukan hanya sekali, tetapi harus
dilakukan berulang-ulang sampai yang diberdayakan dapat mandiri.
Proses pemberdayaan memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah kegiatan guna
memperkuat keadaan suatu kelompok atau individu yang lemah dalam masyarakat.
Sehingga hasil dari sebuah pemberdayaan itu sendiri ialah perubahan sosial yang dimana
masyarakat yang diberdayakan memiliki daya dan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan individu masing-masing atau kelompok dalam aspek apapun.
D. Bidang-bidang pemberdayaan masyarakat
Berikut adalah beberapa bidang di masyarakat yang berusaha diberdayakan oleh pondok
pesantren:
1. Bidang Pendidikan
Pada bidang pendidikan, sebuah pondok pesantren dapat memberdayakan
masyarakat sekitar dengan cara menyebar beberapa santrinya ke sejumlah TPA atau
majelis ilmu sebagai pengisi acara. Hal tersebut nantinya dapat memberikan manfaat
bukan hanya bagi santri maupun pesantren, akan tetapi juga kepada masyarakat
sekitar. Selain meningkatkan pemahaman agama bagi masyarakat, juga dapat
menyiapkan generasi-generasi penerus yang berakhlak Islami, taat, dan mau berjuang
di jalan dakwah.
2. Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, sebuah pondok pesantren tentu tidak bisa selalu mencukupi
kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, sebuah pondok pesantren berusaha membuka
lapangan kerja bagi masyarakat yang ada di sekitarnya untuk ikut andil di dalam
pesantren. Contohnya adalah merekrut masyarakat sekitar untuk menjadi koki,
menjadi satpam atau penjaga pondok pesantren, kemudian ada juga yang bekerja
untuk menjaga koperasi atau kantin, menjadi karyawan atau office boy, dan
sebagainya. Selain menyejahterakan masyarakat sekitar pesantren, hal itu juga dapat
memberikan pengalaman dan kesempatan untuk warga itu sendiri.
Kemudian, dengan adanya pondok pesantren, masyarakat sekitar dapat menjual
beberapa produk yang dipunya kepada pesantren sesuai kebutuhan para santri.
Pesantren terkadang juga membolehkan para santri untuk laundry pakaian dan
masyarakat sekitar yang memiliki usaha jasa laundry juga dapat merasakan
manfaatnya. Hal ini diharapkan terus berkelanjutan karena dapat menyejahterakan,
mengembangkan, dan memberdayakan masyarakat di sekitar pondok pesantren.
E. Kesimpulan
Pesantren pada umumnya disebut dengan pendidikan Islam tradisional dimana
seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai, asrama
atau pondok para santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren yang terdiri dari
rumah kyai, masjid, ruang mengaji, belajar, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga dakwah, dilihat dari
segi kegiatannya yang mengarah kepada peningkatan kualitas ibadah, amal, serta
membina akhlakul karimah.
Pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga sosial, juga
berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang dapat dimanfaatkan di era
modernisasi. Adapun bidang-bidang yang diberdayakan oleh pondok pesantren adalah
bidang pendidikan dan dakwah serta bidang ekonomi.

Daftar Pustaka
Putra, Dhian Wahana. (2020). “Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat (Analisis terhadap
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019)”. Batusangkar International Conference V,
October 12-13.
Raharjo, M. Dawan. 1985. Perkembangan Masyarakat dalam Perspektif Pesantren dalam
Pergulatan Dunia Pesantren. Jakarta: P3M.
Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: STKSPRESS
Zubaedi. 2007. Wacana Membangun Alternatif: Ragam Perspektif Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai