PEMILIHAN AKHIR
BUPATI DAN WAKIL BUPATI
PENGAWASAN
KONAWE SELATAN
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Abstrak ii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
Daftar Lampiran vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Gambaran Umum 1
B. Tujuan Laporan 2
C. Landasan Hukum 2
D. Sistematika Laporan 3
Rekapitulasi Suara 31
BAB V PENUTUP 55
A. Kesimpulan 55
B. Rekomendasi 55
LAMPIRAN - LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel VIII. Rekapitulasi Pemilih Dalam DPT tahun 2020 yang Menyalurkan
Hak Pilihnya 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
2. Formulir Model A;
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1
Langsung dan melekat terhadap seluruh proses kegiatan kampanye baik
ditingkat Desa/Kelurahan maupun ditingkat Kecamatan melalui supervisi
dan monitoring. Pada setiap tahapan, Panwas Pemilihan Kecamatan
moramo aktif dalam berkoordinasi dengan PPK terkait dengan
pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Konawe Selatan Tahun 2020 bersama seluruh unsur Muspika Se
– Kecamatan Moramo.
B. TUJUAN LAPORAN
Selain itu, Laporan ini adalah salah satu wujud tanggung jawab
Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban pengawasan. Pada laporan ini memberikan gambaran umum
proses pengawasan yang dilakukan Panwas kecamatan moramo dalam
Pengawasan Tahapan Pemilihan dan juga bentuk koordinasi yang telah
dilakukan dengan PPK Moramo, Tim Kampanye/Pemenangan Paslon
tingkat Kecamatan Moramo, stakeholder serta pemerintahan Lingkup
Kecamatan Moramo.
C. LANDASAN HUKUM
Berdasarkan peraturan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Tata Urutan Perundang-Undangan, bahwa Panwas Pemilihan
Kecamatan Moramo dalam menyusun Laporan Akhir berdasarkan pada:
2
3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Penanganan Laporan Pelanggaran
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota ;
4. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020;
5. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pengawasan, Penangganan Pelanggaran, Dan
Penyelesaian Sengketa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, Serta Walikota Serentak Lanjutan Dalam
Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
6. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Tentang Penanganan Pelanggaran
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota ;
7. Surat Edaran Bawaslu Republik Indonesia Nomor: S-
0936/K.BAWASLU/PM.00.00/12/2020 tentang Penyusunan Laporan
Akhir Pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Serentak
Lanjutan Tahun 2020.
D. SISTEMATIKA LAPORAN
3
BAB II. Berisikan tentang Pelaksanan Pengawasan Tahapan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020. Diantaranya
Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih, Pengawasan
Tahapan Kampanye, Pelaksanaan tahapan pengadaan dan
pendistribusian perlengkapan Pemungutan dan Perhitungan suara,
pengawasan pelaksanaan tahapan dan Kampanye, dan pelaksanaan
pengawasan pemungutan, perhitungan dan rekapitulasi suara,
Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan ASN, Pelaksanaan Non
Tahapan Pengawasan Politik Uang, Pelaksanaan Non Tahapan
Pengawasan Politisasi SARA.
BAB III. Isi dari bab ini adalah menjelaskan tentang inovasi teknologi
atau sistem informasi yang digunakan dalam menunjang pelaksanaan
pengawasan.
4
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILIHAN
5
Tabel I
Kerawanan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan
Daftar Pemilih
3 Pemilih yang tidak a. Pemilih belum berumur 17 (tujuh belas) tahun/ Pemilih di
memenuhi syarat bawah umur dan belum pernah kawin.
(TMS) masih b. Pemilih yang terganggu jiwa/ ingatannya.
terdaftar dalam
c. Pemillih yang telah meninggal dunia
Daftar Pemilih.
d. Pemilih yang telah pindah domisili.
e. Pemilih yang tidak dikenal orang dan keberadaannya di
daerah yang bersangkutan (fiktif).
f. Warga yang masih aktif menjadi anggota TNI/ POLRI.
g. Pemilih yang bukan penduduk setempat dan tidak
memiliki KTP-E atau identitas kependudukan setempat.
h. Pemilih yang telah dicoret (TMS) tapi muncul kembali
pada saat rekapitulasi dan penetapan Daftar Pemilih.
4 Proses Coklit a. PPDP melakukan coklit tidak mendatangi Pemilih secara
langsung.
b. PPDP tidak melakukan coklit/ melimpahkan tugasnya
kepada orang lain (joki).
c. PPDP dalam bertugas tidak memakai atribut dan
melaksanakan coklit dengan cara sambilan sehingga
pelaksanaan coklit tidak optimal dan terkesan dilalaikan.
d. PPDP melakukan coklit pada jam sibuk kerja, sehingga
banyak Pemilih yang tidak dapat ditemui.
e. PPDP mencoklit tidak sesuia prosedur.
5 Pemilih terdaftar a. Pemilih ganda antar TPS/ Kelurahan/ Kecamatan.
lebih dari sekali.
6
6 a. Sidalih tidak dapat diakses/ maintenance.
b. Data Pemilih tidak bisa di input ke dalam Sidalih sehingga
Sidalih KPU mengakibatkan berbedanya data rekap manual tingkat
Kelurahan dan Kecamatan dengan data rekap Sidalih
tingkat Kota.
b. Perencanaan Pengawasan
Tabel II
Kalender Pengawasan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan
Penyusunan Daftar Pemilih
7
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
- saran perbaikan.
3 Rekapitulasi daftar 30 Agustus s.d - Melakukan - Panwaslu
pemilih hasil 01 Septmber Pengawasan Kecamatan
pemutakhiran tingkat 2020 Melekat - Panwaslu
desa/kelurahan dan - Melakukan kelurahan
penyampaiannya ke Koordinasi dengan
PPK PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
- saran perbaikan.
4 Rekapitulasi daftar 02 s.d 04 - Melakukan - Panwaslu
pemilih hasil September Pengawasan Kecamatan
pemutakhiran tingkat 2020 Melekat
Kecamatan dan - Melakukan
penyampaiannya Koordinasi dengan
kepada KPU PPK
Kab/Kota - Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
- saran perbaikan.
5 Rekapitulasi daftar 05 s.d 14 - Melakukan - Panwaslu
pemilih hasil September Pengawasan Kecamatan
pemutakhiran Melekat
KAb/Kota dan untuk - Melakukan
ditetapkan menjadi Koordinasi dengan
DPS PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
- saran perbaikan.
6 Penyampaian Daftar 14 s.d 18 - Melakukan - Panwaslu
Pemilh Sementara September Pengawasan Kecamatan
(DPS) oleh KPU 2020 Melekat - Panwaslu
Kab/Kota kepada - Melakukan kelurahan
PPS melalui PPK Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
8
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
saran perbaikan.
7 Pengumuman DPS 19 s.d 28 - Melakukan - Panwaslu
September Pengawasan Kecamatan
2020 Melekat - Panwaslu
- Melakukan kelurahan
Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
saran perbaikan.
8 Perbaikan DPS 29 September - Melakukan - Panwaslu
s.d 3 Oktober Pengawasan Kecamatan
2020 Melekat - Panwaslu kelurahan
- Melakukan
Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
saran perbaikan.
9 Rekapitulasi 7 S.d 9 Oktober - Melakukan - Panwaslu
Penetapan Daftar 2020 Pengawasan Kecamatan
Pemilih Sementara Melekat
Hasil Perbaikan - Melakukan
(DPSHP) tingkat PPK Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
saran perbaikan.
10 Penetapan Daftar 9 S.d 16 - Melakukan - Panwaslu
Pemilih Tetap (DPT) Oktober Pengawasan Kecamatan
2020 Melekat
- Melakukan
Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
9
rekomendasi dan
saran perbaikan.
11 Pengumuman DPT 28 September - Melakukan - Panwaslu
s.d 06 Pengawasan Kecamatan
Desember 2020 Melekat - Panwaslu
- Melakukan kelurahan
Koordinasi dengan
PPK
- Analisis/
pencermatan data.
- Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi dengan
Stakeholder
- Memberikan
rekomendasi dan
saran perbaikan.
2. Kegiatan Pengawasan
Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih, Meliputi:
a. Pencegahan
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota serta Bupati dan Wakil
Bupati, Bawaslu Bersama Pengawas dibawahnya bertugas untuk
melakukan pencegahan dan penindakan. Adapun pncegahan
yang dilakukan dalam tahapan pemutakhiran data Pemilih dan
penyusunan Daftar Pemilih sebagai berikut :
Tabel III
Kegiatan Pencegahan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih Dan Penyusunan
Daftar Pemilih
10
b. Aktifitas Pengawasan
11
Pemilih dengan Pemilih Laki – Laki berjumlah 5.106
Pemilih dan Perempuan berjumlah 4.931 pemilih.
berdasarkan data tersebut diatas, maka Panwas Pemilihan
Kecamatan moramo memberikan saran perbaikan lisan
kepada PPK Moramo melalui Kordiv. Data PPK Moramo
untuk melakukan Perbaikan dan Identifikasi mendalam
terkait ketidaksesuaian data tersebut.
Bahwa Pada tanggal 4 September 2020, Panwas
Pemilihan Kecamatan Moramo Menghadiri Rapat Pleno
Penetapan Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran (DPHP)
Tahun 2020 yang bertempat di Balai Pertemuan Desa
Moramo Pada Pukul 14.00 Wita sampai Selesai.
Table IV
Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran (DPHP) Tahun 2020
JUMLAH
NO DESA TPS TOTAL DPHP 2020
L P
2 91 64 155
12
2 BAKUTARU 1 126 111 237
2 67 67 134
13
2 127 122 249
14
(Gambar 3.0 Rapat Pleno Penetapan DPSHP Kec. Moramo)
Tabel V
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP)
JUMLAH
NO DESA TPS TOTAL DPHP 2020
L P
2 90 64 154
15
2 204 229 433
PANAMBEA
10 1 128 115 243
BARATA
2 67 67 134
WATU
17 1 174 152 326
PORAMBAA
16
3. Hasil-hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih
a. Temuan
b. Rekomendasi
Seluruh temuan hasil dari pencermatan yang dilakukan oleh
Panwas Kecamatan Moramo telah direkomendasikan dalam
17
bentuk saran perbaikan secara lisan kepada PPK Kecamatan
Moramo pada setiap tahapannya.
18
dan daftar Pemilih, Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo
melakukan Evaluasi berdasarkan Fakta dan Dinamika yang terjadi
selama penyelnggaraan tahapan tersebut, antara lain :
a) Faktor Internal
Bahwa Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo sadar bahwa
dalam pelaksanaan pengawasan Tahapan Mutarlih terlebih sub
tahapan Pencoklitan masih terkendala oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) pengawas pemilihan khususnya di tingkat
Pengawas Desa/Kelurahan. Bahwa faktor kuantitas dan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai Penyelenggara Pengawas
Pemilihan sangat perlu mendapat perhatian Khusus. misalnya
Kuantitas Pengawas ditingkat Desa agar seimbang dengan
jumlah PPDP/PPS yang ada, tujuannya agar proses pengawasan
berjalan secara efektif. Selain itu, dari aspek Kualitas SDM yang
sangat terbatas terutama pengawas pemilihan ditingkat
Desa/Kelurahan baik dalam memahami regulasi maupun
pengisian alat kerja.
b) Faktor Eksternal
Bahwa koordinasi antar Penyelenggara Teknis baik ditingkat
kecamatan maupun Desa/Kelurahan sangat berperan penting
dalam pelaksanaan tahapan Mutarlih pada pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Konawe Selatan Tahun 2020.
Bahwa perlu ada peran aktif dari pemerintah ditingkat
Kecamatan dan Desa agar setiap warga masyarakat dapat
melengkapi dokumen kependudukan yang SAH.
19
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengawasan, Penanganan
Pelanggaran, dan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota dan Wakil
Wali Kota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
20
turut serta dalam melakukan pengawasan partisipatif pada
tahapan penyelenggaraan Kampanye pada Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Konawe Selatan tahun 2020.
b. Aktifitas Pengawasan
21
Melakukan monitoring dan Suvervisi ke Panwas Pemilihan
Kelurahan/ Desa saat Pelaksanaan Kampanye tatap Muka
maupu kampanye Terbatas;
22
Menghimbau kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan Kepala Desa serta Perangkatnya agar tidak terlibat
dalam Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) dan
Menyebarkan bahan kampanye Pasangan calon.
a. Temuan
b. Rekomendasi
23
Bawaslu Kabupaten Konawe Selatan seringkali berhenti ditingkat
penghubung partai saja tidak diteruskan hingga ditingkat
Kecamatan dimasing- masing.
c. Belum ada kesadaran dari sebagian besar peserta pemilihan
untuk secara aktif menyampaikan tembusan SPK/STTP ke
Panwas Kecamatan sehingga menyulitkan pengawasan
d. Belum adanya peran serta KPU Konawe Selatan dan Jaran untuk
secara aktif dan kontinue mendeteksi dan mengarahkan tim
kampanye paslon/parpol untuk mendaftar ke KPU sebagai upaya
untuk menghindari pelanggaran administratif.
e. Adanya perubahan penafsiran terkait regulasi misalnya terkait
jumlah Peserta kampanye, ruangan, uang transpot dan pengganti
uang makan minum dalam kampanye.
a) Kelebihan:
Pedoman Pengawasan pada tahapan ini telah diatur didalam
Undang- undang,Perbawaslu, PKPU dan peraturan lainnya
tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan tahun 2020
sehingga menjadi acuan dalam aktivitas pengawasan.
Panwas Kecamatan Moramo mempunyai bargaining power
yang baik sehingga rekomendasi, saran perbaikan maupun
preventif baik lisan maupun tertulis kepada PPK / peserta
pemilihan tahun 2020 di Kecamatan Moramo sebagian besar
di tindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait.
b) Kelemahan:
Ketidak patuhan peserta pemilihan terhadap regulasi karena
sanksi tidak diatur jelas dalam undang-undang sehingga tidak
24
memberikan efek jera kepada pelakunya, misalnya
keterlibatan anak-anak dalam kegiatan kampanye;
Sulitnya melakukan pengawasan akun-akun media sosial
yang melakukan kampanye untuk Pasangan Calon, Tim
pasangan calon tertentu tapi tidak terdaftar di KPU.
Seringnya terjadi perbedaan pendapat antara antara Panwas
Kecamatan dan Tim Pasangan Calon terkait Alat Peraga
Kampanye maupun tata cara Kampanye yang sesuai
peraturan.
25
• Memastikan jenis perlengkapan logistik dan memastikan
keamanan logistik Kecamatan Moramo.
b. Aktifitas Pengawasan
26
Moramo tiba disekretariat PPK Moramo diangkut dengan
menggunakan mobil trek Bak kayu dengan dikawal oleh pihak
kepolisian Polres Konawe Selatan. Sedang kan logistic kotak
suara tiba pada hari minggu tanggal 6 desember 2020.
Berdasarkan hasil pengawasan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan dan sesuai dengan berita acara serah terimah logistic
dari KPU Konawe Selatan ke PPK Moramo dinyatakan lengkap.
a. Pengawasan Proses Penyaluran C Pemberitahuan Kepada
Pemilih
Berdasarkan Hasil pengawasan proses penyaluran C
Pemberitahuan kepada Pemilih diperoleh informasi sebagai
berikut :
Tabel VI
Penyaluran C.Pemberitahuan Pemilih
Jumlah C6
yang akan Jumlah C6 yang tidak terdistribusi TOTAL
Nomor
Kelurahan/Desa didistribusik
TPS
an (sesuai TIDAK
TIDAK
LAIN
dengan MENINGGAL PINDAH DAPAT
DI -
DUNIA ALAMAT DI
jumlah KENAL
TEMUI
LAIN
DPT)
AMOHOLA 1 431 0 0 0 28 0 28
AMOHOLA 2 154 0 0 0 14 0 14
BAKUTARU 1 236 0 0 0 0 0 0
BISIKORI 1 229 0 0 0 4 0 4
LAKOMEA 1 336 0 0 0 4 0 4
LAMBOO 1 334 0 0 0 5 0 5
LAMBOO 2 288 1 0 0 31 0 32
LANDIPO 1 424 0 2 1 0 0 3
LAPUKO 1 404 0 0 0 20 0 20
LAPUKO 2 433 0 0 0 15 0 15
MARGA CINTA 1 462 1 0 0 1 0 2
MARGA CINTA 2 443 0 0 0 0 0 0
MARGA CINTA 3 384 1 0 0 2 0 3
MORAMO 1 338 0 0 0 0 0 0
MORAMO 2 353 0 0 0 0 0 0
27
PANAMBEA
BARATA
1 243 0 0 0 0 0 0
PANAMBEA
BARATA
2 134 0 0 0 0 0 0
PUDARIA JAYA 1 358 1 0 0 0 0 1
PUDARIA JAYA 2 336 0 2 0 0 0 2
RANOOHA RAYA 1 430 0 0 0 0 0 0
SELABANGGA 1 246 0 0 0 39 0 39
SUMBERSARI 1 274 2 2 0 0 0 4
SUMBERSARI 2 270 1 0 0 0 0 1
TAMBOSUPA 1 295 0 0 0 0 0 0
TAMBOSUPA 2 252 0 0 0 0 0 0
ULUSENA 1 382 0 0 0 38 0 38
WATU PORAMBAA 1 326 0 0 0 0 0 0
WAWONDENGI 1 247 0 0 0 26 0 26
WAWONDENGI 2 486 0 0 0 39 0 39
WAWOSUNGGU 1 362 0 0 0 0 0 0
WONUA JAYA 1 247 0 0 0 3 0 3
WONUA JAYA 2 256 0 0 0 6 0 6
KEBUTUHAN
URAIAN TOTAL
PPK PPS KPPS
NO PENERI KEBUTUHAN KET
MAAN Keb APD
Kebut Kebut
utuh Desa/
KEC Jumlah uhan Jumlah uhan Tps Jumlah
an Kel
APD APD
APD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
masker
1 sekali 4 1 4 box 3 32 96 box 100 box
pakai
sarung
2 tangan 3 1 3 box 2 32 64 box 67 box
latex
thermo
3 1 1 1 buah 1 32 32 buah 33 buah
gun
28
buja
4 2 32 64 buah 64 buah
hamat
Hand
5 sineetiz 5 1 5 btl 1 20 20 btl 1 32 32 btol 57 btl
er
Sabun
6 pencuci 5 1 5 btl 1 20 20 btl 2 32 64 btol 89 btl
tangan
disinfek
7 3 1 3 lmr 1 20 20 lmr 1 32 32 liter 55 ltr
tan
masker
8 4 1 4 pcs 4 20 80 pcs pcs
kain
sarung
tangan
9 plastik
untuk
pemilih
tisu
12 bua
10 tovel 10 1 10 buah 6 20 5 32 160 buah 290 buah
0 h
sweet
kantong
plastik lemba
11 8 1 8 4 20 80 lmr 4 32 128 lmbr 216 lmr
tempat r
sampah
face
12 1 1 1 pcs 1 20 20 pcs 1 32 32 pcs 53 pcs
shield
semprot
bua
13 an 2 1 2 buah 1 20 20 1 32 32 buah 54 buah
h
spayer
ember
bekran
bua
14 tempat 2 1 2 buah 1 20 20 2 32 64 buah 86 buah
h
cuci
tangan
ember
penamp
ungan bua
15 2 1 2 buah 1 20 20 2 32 64 buah 86 buah
tempat h
cuci
tangan
29
semua kelengkapn layak, sesuai kebutuhan dan tidak ada
yang rusak maupun kurang.
3) Pengwasan Pendistibusian Logistik Kotak suara ke PPS
Pengawasan Pendistribusian Logistik dilakukan sehari
sebelum Pelaksanaan Pemungutan dan Perhitungan Suara,
kegiatan pengawasan ini di lakukan secara bersamaan di
setiap Kelurahan/Desa dikawal Langsung dari pihak
Kepolisian.
30
yang kami sampaikan sebagai bentuk dari tindak lanjut dari
penyampaian secara lisan Panwas Kecamatan Moramo.
31
Bahwa berdasarkan hasil pemetaan Kerawanan TPS terdiri dari
beberapa indikator.
Adapun Indikator tersebut sebagai berikut:
a) Akurasi terhadap Data Pemilih
b) Potensi penggunaan hak pilih oleh orang lain atau hilangnya
hak pilih
c) Potensi terjadinya Politik Uang
d) Netralitas KPPS
b. Perencanaan Pengawasan
a. Pencegahan
32
puncak dari proses demokrasi Kabupaten Konawe Selatan.
Proses pengawasan pemungutan suara di 32 TPS tentu tidak
terlepas dari berbagai macam polemik permasalahan. Oleh
karena itu Panwas Kecamatan Moramo terjun langsung untuk
memastikan tidak terjadi pelanggaran dengan melakukan
tindakan pencegahan.
Adapun pencegahan yang dilakukan sebagai berikut :
b. Aktivitas Pengawasan
33
penghitungan suara di TPS sesuai dengan mekanisme
sebagaimana disebutkan dalam PKPU 18 Tahun 2020 antara
lain :
Tabel VIII
Pemilih Dalam DPT yang menyalurkan Hak Pilihnya
34
2 111 112 223
1 134 163 297
5 MORAMO
2 117 158 275
6 RANOOHA RAYA 1 185 195 380
7 LAKOMEA 1 137 159 296
1 198 206 404
8 MARGACINTA 2 204 183 387
3 176 167 343
9 BAKUTARU 1 117 100 217
10 LANDIPO 1 187 186 373
1 166 191 357
11 LAPUKO
2 171 205 376
1 144 155 299
12 LAMBOO
2 137 109 246
1 154 151 305
13 PUDARIA JAYA
2 146 147 293
14 WATUPORAMBAA 1 160 132 292
1 121 110 231
15 SUMBER SARI
2 117 103 220
1 114 94 208
16 WONUA JAYA
2 105 100 205
17 BISIKORI 1 118 98 213
18 ULUSENA 1 172 171 343
1 116 107 223
19 PONAMBEA BARATA
2 58 61 119
20 WAWOSUNGGUH 1 151 152 303
Jumlah 32 4.498 4.457 8.953
Tabel IX
Daftar Pemilih Pindahan (DPPh)
DPPH
NO DESA TPS
L P JUMLAH
1 1 1 2
1 AMOHOLA
2 0 0 0
2 SELABANGGA 1 0 0 0
1 0 0 0
3 WAWONDENGI
2 0 0 0
1 0 0 0
4 TAMBOSUPA
2 0 0 0
1 0 0 0
5 MORAMO
2 0 0 0
6 RANOOHA RAYA 1 0 0 0
7 LAKOMEA 1 1 1 2
8 MARGACINTA 1 0 0 0
35
2 0 0 0
3 0 0 0
9 BAKUTARU 1 0 0 0
10 LANDIPO 1 0 0 0
1 0 1 1
11 LAPUKO
2 1 1 2
1 0 0 0
12 LAMBOO
2 0 0 0
1 0 1 1
13 PUDARIA JAYA
2 0 0 0
14 WATUPORAMBAA 1 0 0 0
1 0 0 0
15 SUMBER SARI
2 0 0 0
1 0 0 0
16 WONUA JAYA
2 0 0 0
17 BISIKORI 1 1 1 2
18 ULUSENA 1 1 0 1
1 0 0 0
19 PONAMBEA BARATA
2 0 0 0
20 WAWOSUNGGUH 1 0 0 0
Jumlah 32 5 6 11
Tabel X
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
DPTB
NO DESA TPS
L P JUMLAH
1 4 1 5
1 AMOHOLA
2 0 0 0
2 SELABANGGA 1 0 1 1
1 1 1 2
3 WAWONDENGI
2 1 0 1
1 0 0 0
4 TAMBOSUPA
2 0 1 1
1 3 5 8
5 MORAMO
2 0 2 2
6 RANOOHA RAYA 1 1 1 2
7 LAKOMEA 1 5 6 11
1 1 2 3
8 MARGACINTA 2 0 1 1
3 1 1 2
9 BAKUTARU 1 0 0 0
10 LANDIPO 1 3 2 5
11 LAPUKO 1 2 2 4
36
2 1 3 4
1 1 4 5
12 LAMBOO
2 1 0 1
1 0 1 1
13 PUDARIA JAYA
2 0 1 1
14 WATUPORAMBAA 1 0 0 0
1 1 1 2
15 SUMBER SARI
2 0 0 0
1 1 1 2
16 WONUA JAYA
2 1 1 2
17 BISIKORI 1 1 2 3
18 ULUSENA 1 0 0 0
1 0 1 1
19 PONAMBEA BARATA
2 0 0 0
20 WAWOSUNGGUH 1 0 0 0
Jumlah 32 29 40 69
Tabel XI
Pengawasan Perolehan Suara Pasangan Calon
SUARA PASANGAN CALON
NO DESA TPS
01 02 03
1 33 133 200
1 AMOHOLA
2 3 67 49
2 SELABANGGA 1 18 74 106
1 20 97 68
3 WAWONDENGI
2 31 191 167
1 5 148 106
4 TAMBOSUPA
2 24 115 85
1 17 135 153
5 MORAMO
2 22 180 73
6 RANOOHA RAYA 1 80 222 77
7 LAKOMEA 1 40 190 76
1 40 36 72
8 MARGACINTA 2 275 253 189
3 86 94 78
9 BAKUTARU 1 47 96 70
10 LANDIPO 1 43 146 186
1 62 147 151
11 LAPUKO
2 80 186 110
1 23 165 114
12 LAMBOO
2 11 107 128
1 25 166 103
13 PUDARIA JAYA
2 48 144 96
37
14 WATUPORAMBAA 1 46 147 92
1 37 88 100
15 SUMBER SARI
2 38 91 91
1 48 79 65
16 WONUA JAYA
2 29 99 66
17 BISIKORI 1 40 130 46
18 ULUSENA 1 42 165 131
1 27 112 79
19 PONAMBEA BARATA
2 28 74 17
20 WAWOSUNGGUH 1 6 205 89
Jumlah 32 1.121 4.616 3.152
38
kerja Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Moramo didapatkan
masih ada selisih data yaitu Desa Wawondengi dan Desa Lamboo.
Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Moramo membuat
rekomendasi saran perbaikan kepada PPK Moramo utnuk di perbaiki
Pada saat pleno Rekapitulasi Tingkat Kecamatan.
4. Dinamika Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan
Pemungutan, Perhitungan dan Rekapitulasi Suara
Proses tahapan Pemungutan, Penghitungan dan Rekapitulasi suara
tidak terlepas dari berbagai macam dinamika permasalahan. Dalam
sejarah Pemilihan di Indonesia, dinamika tahapan pemungutan dan
penghitungan suara pada pemilihan serentak 2020 adalah tahapan
terdinamis dibanding pada Pemilihan-Pemilihan sebelumnya. Selain
itu dari sisi konsentrasi dan konsistensi juga terkendala sehingga
ditemukan banyak penulisan C1 yang salah dan imbasnya membuat
proses rekapitulasi jenjang diatasnya harus melakukan perbaikan
data pemilih, pengguna hak pilih.
5. Evaluasi Pelaksananan Pengawasan Tahapan dan subtahapan
Pemungutan, Perhitungan dan Rekapitulasi Suara
Proses tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara
pada Pemilihan 2020 di Kecamatan Moramo walaupun ada berbagai
kendala dan melewati proses yang cukup panjang, menguras tenaga
dan waktu bagi jajaran penyelenggara pemilihan namun berjalan
dengan baik. Sebagai evaluasi dari sisi pengawasan, pemerintah
seyogyanya melakukan revisi peraturan perundang-undangan
terhadap penyelanggaran pemilihan terkait dengan regulasi -
regulasi yang masih dianggap perlu ditambah maupun dikurangi.
E. Pengawasan Non Tahapan Netralitas ASN
1. Pelaksanaan Pengawasan
a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Pelaksanaan Pengawasan terkait Netralitas ASN merujuk pada
landasan hukum Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pengawasan
Netralitas Pegawai AparaturSipil Negara, Anggota Tentara
Nasional Indonesia Dan Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
39
Ada beberapa hal penting yang kami anggap memiliki potensi
terjadinya pelanggran Pemilihan yang melibatkan ASN kami
rangkum dalam IKP sebagai berikut :
1) Mendeklarasikan dirinya sebagai pendukung bakal calon
kepala daerah/wakil kepala daerah.
2) Menghadiri deklarasi dukungan terhadap calon peserta
Pemilihan dan peserta Pemilihan dengan atau tanpa
menggunakan atribut bakal pasangan calon atau atribut partai
politik.
3) Mengunggah, menanggapi (seperti like, komentar dan
sejenisnya) atau menyebarluaskan gambar atau foto bakal
calon kepala daerah/wakil kepala daerah melalui media
online maupun media sosial.
4) Menjadi pembicara atau narasumber atau peserta pada
kegiatan pertemuan peserta Pemilihan.
5) Membuat keputusan dan atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon.
6) Terlibat dalam kampanye untuk mendukung peserta
Pemilihan serta mengadakan kegiatan yang mengarah pada
keberpihakan.
7) Memberikan fasilitas dan atau dukungan finansial yang terkait
dalam kegiatan kampanye bakal calon kepala daerah/wakil
kepala daerah.
8) Mengajak atau memobilisasi oranglain untuk mendukung
salah satu pasangan bakal calon kepala daerah/wakil kepala
daerah.
b. Perencanaan Pengawasan
Perencanaan pengawasan Non tahapan Netralitas ASN yang
dilakukan oleh Panwas Kecamatan Moramo sebagai berikut :
1) Membangun komunikasi dan Koordinasi dengan Pemerintah
Kecamatan Moramo untuk membantu mensosialisasikan di
jajaran Aparatur Sipil Negara terkait larangan terlibat,
mmelibatkan dan dilibatkan dalam pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Konawe Selatan tahun 2020.
2) Menyampaikan himbauan secara preventif baik secara lisan
40
maupun tertulis;
3) Pengawasan melekat dalam setiap kegiatan yang melibatkan
ASN di tingkat Kecamatan maupun Kelurahan/Desa;
4) Menyampaikan himbauan kepada Lurah/Desa baik secara
tertulis maupun secara lisan serta memberikan pemahaman
terkait aturan dan larangan dalam tahapan pemilihan.
2. Kegiatan Pengawasan Non Tahapan Netralitas ASN
a. Pencegahan
Sebagai bentuk pencegahan ditahapan ini Panwas Kecamatan
Moramo telah melakukan pencegahan sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi peraturan pemerintah terkait dengan
larangan ASN terlibat aktif dalam kampanye maupun kegiatan
yang berkaitan dengan tahapan pemilihan;
2. Menyampaikan himbauan secara preventif baik secara lisan
maupun tertulis pada Instansi Pemerintah lingkup Kecamatan
Moramo;
3. Melakukan pendekatan persuasif kepada aparatur sipil
negara serta memberikan gambaran tentang aturan dan
sanksi apabila seorang aparatur sipil negara terlibat dalam
proses Pemilihan.
b. Aktifitas Pengawasan
Kegiatan Pengawasan yang dilakukan oleh Panwas
Pemilihan Kecamatan Moramo terkait netralitas ASN yaitu
berupa tindakan pencegahan dengan mengadakan kegiatan
koordinasi dengan Beberapa Stakeholder terkait. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepemahaman terkait
pentingnya netralitas ASN termasuk di jajaran TNI dan Polri agar
Pemilu Tahun 2019 tersebut berjalan secara jujur adil dan
berintegritas.
Stigma negatif dari masyarakat terkait Netralitas ASN
menjadikan Pengawas Pemilihan sebagai lembaga utama yang
mengawasi jalanya pemilu khususnya pada tahapan kampanye,
menjadikan tantangan sendiri. Cukup Banyaknya jumlah ASN di
lingkup Kecamatan Moramo, menjadikan Panwas Pemilihan
Kecamatan Moramo tidak dapat bergerak sendiri dalam
41
mengawasi ASN, harus ada keterlibatan baik masyarakat,
Pemerintah, TNI dan Pori untuk mengawal agar para ASN
b. Rekomendasi
42
setelah dilakukan prosedur penanganan pelanggaran terkait 3
(Tiga) dugaan pelanggaran Asas Netralitas ASN, maka Panwas
Pemilihan Kecamatan Moramo merekomendasikan pelanggaran
tersebut ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi di Jakarta, Badan Kepegawaian Negara (BKN) di
Jakarata serta Bupati Konawe Selatan di Andoolo.
c. Tindak Lanjut Rekomendasi
Temuan Nomor : 01/TM/PB/Cam.Moramo/28.08/II/2020
Adapun Tindak Lanjut dari Instansi berwenang berupa
Keputusan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Nomor : R
– 2387/KASN/8/2020 Tanggal 24 Agustus 2020, Perihal
Rekomendasi Atas Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN A.n Ratno Jaya (NIP.19850409 201001 1 006)
yang direkomendasikan Kepada Bupati Kabupaten Konawe
Selatan Sebagai Pejabat Pembina Kepegaiwaian (PPK)
untuk memberikan Sanksi Moral Kepada Sdr. A.n. Ratno
Jaya, Keputusan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
Nomor : R – 2388/KASN/8/2020 Tanggal 24 Agustus 2020,
Perihal Rekomendasi Atas Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN A.n Yusnawati (NIP.19800311 201001 2 010)
yang direkomendasikan Kepada Bupati Kabupaten Konawe
Selatan Sebagai Pejabat Pembina Kepegaiwaian (PPK)
untuk memberikan Sanksi Moral Kepada Sdr. A.n.
Yusnawati. Keputusan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
Nomor : R – 2389/KASN/8/2020 Tanggal 24 Agustus 2020,
Perihal Rekomendasi Atas Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN A.n Kusran (NIP.19650209 198803 1 011)
yang direkomendasikan Kepada Bupati Kabupaten Konawe
Selatan Sebagai Pejabat Pembina Kepegaiwaian (PPK)
untuk memberikan Sanksi Moral Kepada Sdr. Kusran,
Keputusan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Nomor : R
– 2390/KASN/8/2020 Tanggal 24 Agustus 2020, Perihal
Rekomendasi Atas Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN A.n Erlin Yuli (NIP.19770707 200701 2 031)
43
yang direkomendasikan Kepada Bupati Kabupaten Konawe
Selatan Sebagai Pejabat Pembina Kepegaiwaian (PPK)
untuk memberikan Sanksi Moral Kepada Sdr. A.n. Erlin Yuli.
Temuan nomor : 02/TM/PB/Cam.Moramo/28.08/VIII/2020.
Adapun Tindak Lanjut dari Instansi berwenang berupa
Keputusan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Nomor : R
– 3363/KASN/11/2020 Tanggal 05 November 2020, Perihal
Rekomendasi Atas Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku ASN A.n Irma Yuli (NIP.1975026 200701 2 017)
yang direkomendasikan Kepada Bupati Kabupaten Konawe
Selatan Sebagai Pejabat Pembina Kepegaiwaian (PPK)
untuk memberikan Sanksi Moral Kepada Sdr. A.n. Irma Yuli.
4. Dinamika dan Permasalahan Pelaksanaan Pengawasan Non
Tahapan Netralitas ASN
Netralitas ASN dalam Penyelenggaraan Tahapan Pemilihan Kepala
daerah tahun 2020 menjadi persoalan penting dan harus dijaga. Hal
ini dimaksudkan agar pelayanan tetap berjalan secara obyektif, tidak
berpihak kepada salah satu kalangan/kelompok atau Pasangan
calon tertentu yang terlibat dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Konawe Selatan Tahun 2020.
Selain itu, dengan Netralitas ASN juga akan mencegah
penyalahgunaan kewenangan, misalnya saja pada masa kampanye
dalam bentuk atau forum apapun menggunakan anggaran serta
fasilitas milik negara lainnya seperti: rumah dinas, mobil dinas,
gedung-gedung pemerintah bagi kalangan tertentu yang sedang
"bertarung" dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.
Hal yang paling rawan dan hampir tidak kasat mata adalah
kemungkinan berlangsungnya "politik transaksional" antara aktor
politik praktis sebagai kandidat Calon Legislatif dengan para birokrat
(ASN) di daerah. Walaupun dalam ketentuannya disebutkan netral,
bukan tidak mungkin dengan harapan atau iming-iming jabatan
eselon (bilamana nanti terpilih) perlu diwaspadai/mendapat perhatian
semua pihak. Pengawasan terhadap masalah yang satu ini haruslah
jeli mengingat kecenderungan permainan politik praktis yang terjadi
selama ini demikian adanya.
44
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Non Tahapan Netralitas ASN
Panwas Kecamatan Moramo sampai dengan jajaran pengawas pada
tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), mempunyai tugas untuk
mengawasi penyelenggaraan Pilkada sesuai tingkatannya.
Pengawasan Pilkada yang dilakukan secara serentak pada tahun
2020 tentu saja menguras energi bagi jajaran pengawas di setiap
tingkatan Strategi pengawasan yang bersifat preventif menjadi
prioritas, sehingga berbagai peluang dan potensi pelanggaran
pilkada dapat diidentifikasi lebih awal. Interelasi antara hukum,
demokrasi dan politik terjelma dalam konsep netralitas bagi ASN.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelanggaran terhadap berbagai
tahapan penyelenggaraan Pilkada selama ini, secara terbuka atau
terselubung, baik langsung maupun tidak langsung sering terjadi.
Berbagai langkah represif sebagai tindak lanjut adanya temuan dan
laporan dugaan pelanggaran harus dengan sigap dan segera
ditangani oleh jajaran pengawas Pilkada sesuai tingkatannya.
Integritas para pengawas sangat dipertaruhkan, karena biasanya
masih muncul sikap dan perilaku menyepelehkan terhadap para
terduga pelaku pelanggaran yang secara kebetulan sedang menjadi
kepala daerah atau wakil kepala daerah petahana. Sikap
profesionalitas Pengawas sangat dituntut untuk mewujudkan ASN
yang bebas dari kepentingan politik.
45
atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara
Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk
mempengaruhi Pemilih agar tidak menggunakan hak pilih,
menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara
menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih
calon tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 73 ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh
enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Ayat (2) Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum
menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengawasan,
Penanganan Pelanggaran, dan Penyelesaian Sengketa
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan
Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019
(Covid-19).
a. Kerawanan – Kerawanan dalam IKP
Adapun Kerawanan yang berpotensi dalam Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2020 sebagai berikut :
Mobilisasi Pemilih dengan Politic uang;
Mobilisasi Peserta Kampanye dengan Politik Uang;
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi
melakukan pengawasan politikuang;
Kondisi geografis di beberapa desa yang memudahkan
terjadinya praktik politik uang;
Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang masih rendah
sehingga memudahkan terjadinya praktik politik uang;
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang peraturan pemilu
khususnya yang mengatur tentang politik uang dan sanksi
atas perbuatan tersebut.
b. Perencanaan Pengawasan
46
Dalam pengawasan politik uang kami hanya melakukan
beberapa Perencanaan Pengawasan dalam hal mengurangi
tingkat politik uang yang terjadi yakni sebagai berikut :
• Melakukan pengawasan dengan cara berpatroli keliling Desa
Bersama Panwas Pemilihan Kelurahan/Desa;
• Melaksanakan sosialisasi partisipatif;
• Berkoordinasi dengan pihak kepolisian;
• Melakukan patroli pengawasan politik uang selama masa
tenang.
2. Kegiatan Pengawasan
a. Pencegahan
Pada tahap pencegahan terkait praktik politik uang, Panwas Pemilihan
Kecamatan Moramo melakukan beberapa kegiatan Sosialisasi. Hal ini
penting sebagai bentuk tanggun jawab Pengawas Pemilihan untuk
meningkatkan kesadaran atas bahayanya dampak dari praktik politik
uang bagi masyarakat.
Pada dasarnya, Bawaslu provinsi Sumatera Barat selalu
menyampaikan dampak negatif dari praktik politik uang disetiap
kegiatan yang dilakukan baik bersama internal Bawaslu maupun
bersama Kelompok atau orgnisai masyarakat seperti Kelompok
Agama, Organisasi Kemahasiswaan, Tokoh Masyarakat, Pemilih
Pemula dan lain sebagainya.
b. Aktifitas Pengawasan
Dalam pelaksanaan pengawasan politik uang yang dilaksanakan
oleh panwas Kecamatan Moramo dan dibantu oleh Jajaran
Panwas Kelurahan/Desa adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan dengan cara berpatroli keliling Desa
mennyampaikan kepada lapisan masyrakat bahwa politik
uang adalah tindakan yang melanggar aturan perundang-
undangan.
2. Meningkatkan sosialisasi partisipatif masyarakat agar turut
berpartisipasi aktif mengawasi tindaka politik uang.
3. Berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk berkerja sama
dalam melakukan pengawasan politik uang.
4. Melakukan patroli pengawasan politik uang selama masa
tenang dengan cara mengindentifikasi wilayah yang dianggap
47
rawan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya di
lingkungan jajaran keluarga Pengawas Pemilihan.
48
politik dalam setiap penyelenggaraan Pemilihan sekiranya adanya
penguatan-penguatan dari seluruh unsure jajaran pemerintah dan
penyadaran bagi masyarakat. Selain itu juga harus ada tindakan
keras bagi pelaku-pelaku money politik agar menjadi bahan
renungan dan pembelajaran.
1. Pelaksanaan Pengawasan
49
kalangan anak-anak yang menggunakan media sosial seperti
Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Oleh karena
itu hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi Pengawas
Pemilihan untuk Mencegah terjadinya Politisasi Sara pada saat
masa kampanye.
b. Perencanaan Pengawasan
Perencanaan yang dilakukan oleh Panwas Pemilihan Kecamatan
Moramo terkait Pencegahan dan pengawasan Politisasi SARA,
umumnya bersamaan dengan dilakukanya kegiatan Sosialisasi
dan koordinasi pada tahapan Kampanye, karena pada tahapan
inilah momentum terbaik bagi peserta pemilihan unuk
mengutarakan dan menyampaikan Politisasi yang bersifat SARA
untuk mempengaruhi masyarakat agar dapat memilih ke salah
satu Pasangan Calon.
Adapun bentuk perencanaan yang telah dilakukan seperti proses
koordinasi dengan membuat perencanaan kegiatan Sosialisasi
dan Rapat Koordinasi tahapan kampanye yang salah satu unsur
aspek didalamnya memuat bagaimana pecegahan dan
pengawasan tentang Politisasi SARA.
2. Kegiatan Pengawasan
a. Pencegahan
Politisasi Sara merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan
Peserta Pemilihan/Tim Pemenangan/Simpatisan dan relawan
untuk memenangkan kontestasi politik. upaya pencegahan pun
perlu diperhatikan untuk meminimalisir terjadinya politisasi
SARA. Masa kampanye yang begitu panjang menjadikan
Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo fokus untuk melakukan
pencegahan terkait isu-isu SARA yang digunakan peserta
Pemilu. Kegiatan Sosialisai dan Koordinasi terkait dampak yang
ditimbulkan dari politisasi SARA dilakukan oleh Panwas
Pemilihan Kecamatan Moramo Bersama stakeholder lainya.
b. Aktifitas Pengawasan
Kegiatan Pengawasan terkait Pengawasan Politisasi SARA yang
dilakukan oleh Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo,
50
umumnya hanya bersifat sosialisasi dan koordinasi serta
himbauan kepada seluruh Stakeholder Terkait.
a. Temuan
Bahwa Selama Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo
melakukan Pengawasan diseluruh tahapan, kami tidak
menemukan unsure dugaan pelanggaran yang mengarah pada
isu Politisasi SARA.
b. Rekomendasi
bahwa tidak adanya rekomendasi mengenai dugaan
pelanggaran yang mengarah pada isu Politisasi SARA.
Selain itu, Dinamika Isu SARA ini menjadi tantangan dan kendala
tersendiri bagi Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo dikarenakan
regulasi yang belum menjelaskan secara eksplisit terkait proses
51
pengawasan dan penanganan pelanggaran khususnya terkait isu-isu
SARA yang saat ini terjadi secara masif.
52
apabila ada peserta Pemilu/Pemilihan yang melakuan kegiatan
kampanye dengan isu-isu SARA.
BAB III
PENGGUNAAN TEKNOLOGI
53
Pelanggaran, dan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) bahwa pengawas pemilihan memiliki dua jenis alat kerja
dalam melakukan pengawasan, antara lain adalah Form A atau Formulir
Model A Hasil Pengawasan dan AKP (Alat Kerja Pengawasan) di setiap
tahapan penyelenggaraan pemilihan.
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah di
era perkembangan teknologi yang berkembang pesat sudah selayaknya
digunakan, dengan tujuan untuk memudahkan kerja penyelenggara
sekaligus meminimalisir kesalahan baik tingkat validitas data maupun human
Error. Sehingga partisipasi pemilih serta kualitas pemilihan umum dan
pemilihan kepala daerah dapat meningkat dimasa yang akan datang.
BAB IV
PENGAWASAN PARTISIPATIF
54
Selain itu, tujuan diselenggarakannya Program Pengawasan partisipatif agar
terselenggaranya proses Pemilihan yang jurdil dan Luber sehingga hasilnya
dapat diterima oleh semua pihak baik Peserta Pemilihan maupun
masyarakat secara luas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pengawasan Panwas Pemilihan Kecamatan Moramo
dalam pelaksanaan Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2020 dapat menyimpulkan beberapa
hal, diantaranya :
1. Bahwa Hasil pengawasan terhadap tahapan Pemuktahiran Data dan
Daftar Pemilih masih ditemukan Pemilih yang telah memenuhi syarat
untuk mendapatkan hak pilihnya namun belum masuk dalam daftar
pemilih.
2. Dari Hasil Pengawasan, Masih adanya Pemilih yang terdaftar dalam
DPT tahun 2020 belum memiliki KTP – El.
3. Bahwa Bentuk pengawasan melalui Alat Kerja Pengawasan (AKP)
yang berasal dari Bawaslu Republik Indonesia belum maksimal,
dikarenakan AKP tersebut diturunkan pada saat tahapan sedang
berlangsung Sehingga proses analisa dan evaluasi atas Alat Kerja
Pengawasan tidak berjalan secara efektif.
4. Kurang Maksimalnya Kinerja Panwas Pemilihan Kelurahan/Desa
dikarenakan Kuantitas yang terbatas sehingga Mobilitas pengawasan
belum Efektif dan Efisien.
55
5. Trent Pelanggaran Pemilihan Kepala daerah Tahun 2020 di Konawe
Selatan, Khususnya di wilayah Kecamatan Moramo masih di
dominasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dibuktikan dengan
Adanya Temuan dugaan Pelanggaran yang telah dilakukan Oleh
Beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan telah Prosedur
Penanganan serta telah diteruskan Ke Lembaga/Instansi
Berwenang.
B. Rekomendasi
Adapun Rekomendasi yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Perlu adanya Pembenahan Regulasi yang mengatur tentang
pemutakhiran data dan daftar pemilih. Disamping itu, harus ada
Peningkatan kualitas SDM khususnya bagi Petugas Pemutakhiran
Data Pemilih (PPDP), Peningkatan Sistem Informasi Data Pemilih
(Sidalih) yang lebih baik dalam proses pemutakhiran data pemilih
agar dapat menghasilkan data pemilih yang valid dan dapat
mengakomodir seluruh Hak pilih masyarakat yang sudah memiliki
hak Pilih.
2. Bahwa Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan melalui DInas
Kependudukan dan Pencatatan SIpil sesegera mungkin
menuntaskan Dokumen Kependudukan bagi Pemilih yang belum
memiliki KTP – El.
3. Diharapkan Pemilu/Pemilihan Kedepan Agar Alat Kerja Pengawasan
(AKP) yang akan dibuat oleh Bawaslu Republik Indonesia dapat
diturunkan sebelum pelaksanaan berlangsung, hal ini penting agar
Panwas Pemilihan ditingkat Kecamatan dan Kelurahan Desa dapat
melakukan analisa di awal serta melakukan evaluasi atas hasil Alat
kerja Pengawasan (AKP).
4. Agar Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilu/Pemilihan ditingkat
Kecamatan dan Kelurahan/Desa Lebih Efektif dan Efisien maka
Perlu Adanya Perubahan Peraturan Perundang – undangan
mengenai Jumlah Pengawas ditingkat Bawah/Ad Hoc.
5. Perlu adanya Sanksi yang lebih tegas bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang Melanggar Asas Netralitas Pada momentum Pesta
demokrasi 5 tahunan.
56
LAMPIRAN - LAMPIRAN
57
58