Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehinggga kami bisa menyelesaikan Laporan Kegiatan dan hasil Pengawasan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten OKU Timur Tahun 2020.
Sholawat dan salam semoga Allah SWT, selalu tetap curahkan atas junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beliaulah salah satu manusia yang menjadi contoh dan suri taulan bagi
umatnya di dalam menjalankan hidup dan kehidupan ini.
Pada prinsipnya sesuai Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
Pasal 107 huruf (c) bahwa merupakan kewajiban Panwaslu Kecamatan Wajib melaporkan
kegiatan secara periodik kepada Bawaslu Kabupaten/Kota, Laporan Kegiatan dan hasil
Pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Tahun 2020 ini, merupakan bentuk tanggung jawab atas
segala kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka pengawasan terhadap Pemilihan Umum
Tahun 2019.
Laporan Kegiatan dan hasil Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019 ini, merupakan bentuk
tanggung jawab atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka pengawasan terhadap
penyelenggaraan Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Serta Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019
ini juga bisa menjadi bahan acuan untuk melakukan pengawasan selanjutnya terhadap
penyelenggaran pemilihan umum, selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan laporan kinerja pengawasan
Pemilihan Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Serta Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019, merupakan
bentuk tanggung jawab atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019 dan kami menyadari bahwa dalam penulisan
ini ada banyak kekurangan dan kami mohon petunjuk dan masukan-masukan yang membangun
sehingga bisa menjadi bahan kami dalam melakukan pengawasan dan pembuatan laporan yang
baik.
Demikian kata pengantar kami, semoga Allah SWT, selalu melimpahkan berkahnya
kepada kita semua dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan,
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu Panwaslu Kecamatan Belitang Jaya bertekat untuk melaksanakan
pengawasan yang melekat disetiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati agar tercipta penyelenggaraan pemilu yang damai, tertib dan lancar (kondusif) dan
menghindari dari interpensi dari pihak mana pun.
Di dalam melaksanakan tugas komisioner membagi 3 divisi atau bagian kerja yaitu
Divisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia, divisi Pencegahan dan Hubungan antar
Lembaga dan Divisi Penindakan Pelanggaran yang dibantu oleh sekretariat Panwaslu
Kecamatan Belitang Jaya dan 13 Anggota Panitia Kelurahan/Desa (PKD) yang bertugas
melaksanakan pencermatan dan pengawasan disetiap desa masing masing yang ada di
wilayah kecamatan Belitang Jaya ditambah 39 anggota PTPS yang bertugas mengawasi
pelaksanaan tahapan pungut hitung di wilayah TPS masing-masing. Jumlah TPS diwilayah
kecamatan Belitang Jaya berjumlah 39 TPS.
Di dalam laporan akhir ini kami bahas tentang struktur kepengurusan Panwaslu
kecamatan Belitang Jaya, keadaan geografis wilayah Kecamatan Belitang Jaya, jumlah mata
pemilih sesuai dengan DPT, Pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Pelaksanaan Kampanye
pada wilayah Kecamatan Belitang Jaya, pendistribusian logistik dan pelaksanaan
pengawasan Pemungutan Suara serta rekapitulasi hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Tahun 2020.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
2. Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum;
3. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan keempat atas Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 10 tahun 2012 tentang Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian
Antar Waktu Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Pengawas Pemilihan Umum
Lapangan dan Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri;
4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2018
tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020;
6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota
dan Wakil Walikota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Non Alam Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19);
7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2017 tentang
Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota
dan Wakil Walikota;
8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota
Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19);
9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pengawasan
Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Pengawasan
Rekapitulasi Tentang Perhitungan suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2018 tentang pemungutan dan
perhitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota.
12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2018 tentang Rekapitulasi hasil
penghitungan suara dan penetapan hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota dengan satu
pasangan calon.
Adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Makna dari kedaulatan rakyat tersebut adalah : Pertama : rakyat memiliki
kedaulatan, tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin
yang akan membentuk pemerintah guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat,
Kedua : rakyat memilih wakil-wakilnya yang akan menjalankan fungsi melakukan
pengawasan, menyalurkan aspirasi politik rakyat, membuat undang-undang sebagai landasan
bagi semua pihak di Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi
masingmasing, serta merumuskan anggaran pendapatan dan belanja untuk membiayai
pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut.
C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan struktur Panwaslu kecamatan Belitang Jaya dan jajarannya, letak
geografis, jumlah mata pilih sesuai DPT dan kondisi selama pelaksanaan Pemilihan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020 di wilayah kecamatan Belitang Jaya.
2. Untuk mengetahui hasil pengawasan pelaksanaan pemilihan Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Tahun 2020 oleh Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Panwaslu
Kecamatan Belitang Jaya.
3. Untuk mengetahui jenis jenis pelanggaran dalam pelaksanaan Pemilihan Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Tahun 2020 yang telah direkomendasikan oleh Divisi Penanganan
Pelanggaran Panwaslu Kecamatan Belitang Jaya.
BAB II
TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN
PANWASLU KECAMATAN
A. TUGAS
Bawaslu bertugas:
a. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas
Pemilu di setiap tingkatan;
b. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
1. Pelanggaran Pemilu; dan
2. Pelanggaran Pemilu; dan
3. Sengketa proses Pemilu;
c. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1. Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2. Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3. Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan
4. Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
d. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar
pemilih tetap;
2. Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;
3. Penetapan Peserta Pemilu;
4. Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota DPR, calon
anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Pelaksanaan dan dana kampanye;
6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di TPS;
8. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;
9. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU
Provinsi, dan KPU;
10. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu
susulan; dan Penetapan hasil Pemilu;
B. WEWENAG
Bawaslu berwenang:
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengahrr
mengenai Pemilu;
b. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu;
c. Memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uarg;
d. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian
sengketa proses Pemilu;
e. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan
terhadap netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia; '
f. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
g. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan
tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu;
h. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota
apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
i. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu LN;
j. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN; dan
k. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. KEWAJIBAN
Bawaslu berkewajiban:
a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang;
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu
pada semua tingkatan;
c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai dengan
tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan kebutuhan
d. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan yang
ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data kependudukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
BAB III
PELAKSNAAN
Panwaslu kecamatan dan juga Pengawas Pemilu Lapangan, serta Pengawas TPS.
Di bentuk dan pembentukannya sejak pelaksanaan pilkada dimaksudkan hanya untuk
sementara waktu, dan untuk menangani pelanggaran pilkada (dalam hal ini pengawasan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten OKU Timur).
Sebagai sebuah lembaga formal, terdapat beberapa aturan yang menjadi pedoman dan
mekanisme Panwaslu, merujuk pada beberapa peraturan perundangan, antara lain yaitu:
N
NAMA JABATAN
O
Ketua
1 Wendi Suartin, A.Ma.Pd.OR
Divisi Organisasi dan SDM
Anggota
2 Tri Haryanto, SE.
Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga
Anggota
3 Eli Subarman
Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran
N
NAMA JABATAN
O
1 Lili Suprapti, S.Pd Kepala Sekretariat
N
NAMA KEL/DESA
O
1 Tulus Budiono Karsa Jaya
N
NAMA JABATAN
O
1 Ibnu Syaefudin, SP Ketua Pokja
2 Lili Suprapti, S.Pd Sekretaris
3 Muhammad Rusdi, A,Md Anggota
6 Indrana Anggota
7 Trianayati, SP Anggota
8 Jasmanto, S.Pd
Dalam pelaksanaan rekrutmen terdapat peserta pendaftar calon PTPS se-Kecamatan Belitang
Jaya dengan jumlah 78 orang calon PTPS. Selanjutnya, Panwascam Belitang Jaya Kabupaten
OKU Timur melakukan wawancara dan menetapkan calon PTPS yang dinyatakan lulus
menjadi PTPS di wilayah kerjanya masing-masing sejumlah 39 orang dari 13 desa se
kecamatan Belitang Jaya. Adapun daftar nama-nama PTPS se kecamatan Belitang Jaya
sebagaimana dalam lampiran.
Penanganan pelanggaran yang terjadi, panitia pengawas pemilihan kecamatan Belitang Jaya
melakukan kajian terlebih dahulu atas laporan pelanggaran sebelum melakukan rekomendasi
awal untuk proses tindak lanjut atas dugaan pelanggaran yang telah diterima oleh panwascam
Belitang Jaya melalui pengawas pemilihan lapangan atau bahkan laporan/temuan dari warga
atau pemilih seperti yang dijelaskan dalam Perbawaslu nomor 14 tahun 2017 tentang
penanganan temuan dan laporan pelanggaran c.q pasal 6 ayat 1 bahwa laporan pelanggaran
dapat disampaikan oleh warga Indonesia yang mempunyai hak pilih pada pemilihan
setempat, pemantau pemilihan dan peserta pemilihan.
DASAR HUKUM
1. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2018 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2019
tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020;
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Non Alam
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2017
tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, Walikota dan Wakil Walikota;
5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan
Wakil Walikota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19);
6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pengawasan
Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Pengawasan
Rekapitulasi Tentang Perhitungan suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2018 tentang pemungutan dan
perhitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2018 tentang Rekapitulasi hasil
penghitungan suara dan penetapan hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur
11. , Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota dengan satu pasangan calon.
Temuan atau laporan adanya dugaan pelanggaran dimasukkan kedalam form A.2 untuk
dilanjutkan kepada pimpinan panwascam setelah dikaji dilakukan rapat pleno mengenai
dugaan pelanggaran untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkannya pelanggaran tersebut
berdasarkan syarat materil dan formulirnya.
PENANGANAN PELANGGARAN
Hambatan dan Kendala Penanganan Pelanggaran pada Pemilihan, Bupati dan
Walikota tahun 2020 di Kecamatan Belitang Jaya
2. Tahapan Pencalonan
Pada Verifikasi Faktual , Bahwa tidak ada laporan masuk dari Tim Penghubung desa
(Kordes) SE-Kecamatan Belitang Jaya
3. Tahapan Kampanye
Pada tahapan kampaye Panwascam Belitang Jaya tidak Ditemukan atau laporan dari
masyarakat tentang pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak calon.
Kegiatan Kampanye yang dilakukan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kab. OKU Timur No.
Urut 01 dan 02 secara transparan dan sesuai prosedur yang ditentukan oleh BAWASLU.
4. Tahapan Masa Tenang
Pada tahapan ini, Panitia Pengawas Kecamatan Belitang Jaya menerima laporan dugaan
pelanggaran dari Corcam Paslon 02 atas nama Heri Sudarto (di Pancatunggal) terkait amplop
dan gula 1 kg. Saksi Ibrahin Dan Rudi Hartono, yang dilaporkan atas nama Eko Suharyono
(Pancatunggal)
Dugaan pelanggaran selanjutnya laporan atas nama Komsiati (Rejosari Jaya) dugaan masalah
sembako, saksi Astutik.
Yang dilaporkan atas nama Mat Amin, Mulison dan Amsori.
Kedua laporan tersebut dilaporkan kepada Panwacam Belitang Jaya atas dugaan pelanggaran
yang dilakukan oleh Paslon 01.
5. Tahapan Pemungutan Suara
Dalam pelaksanaan pemungutan suara wilayah Kecamatan Belitang Jaya telah
mengawasi/monitoring ke setiap tempat pemungutan suara dan dalam pelaksanaan
pemungutan suara tersebut tidak ditemukannya dugaan pelanggaran demikian juga dalam
tahapan perhitungan suara tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran.
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa hambatan dan kendala pemilihan umum
Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020, sebagai berikut :
• Penggiringan suara pemilih
• Praktik Politik Uang.
6.Analisisi kasus
Pemilihan umum adalah salah satu ciri dari negara demokratis. Warga negara indonesia
memiliki hak dalam memilih pemimpinnya seperti yang tercantum dalam Undang-undang
nomor 10 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang pemilihan
umum dan Undang-undang nomor 7 tahun 2017. Dugaan temuan/laporan pelanggaran yang
terjadi pada pemilihan umum di Kecamatan Belitang Jaya.
Seperti yang tercantum dalam undang-undang tersebut pemilu harus bebas dan adil dimana
tidak ada ancaman atau dugaan pelanggaran apapun yang memaksa pemilih untuk memilih
calon pemimpinnya dan juga pemilu harus jujur dimana sesuai dengan hati nurani sang
pemilih bukan karena hasutan dari pihak tertentu.
Adanya sistem penanganan pelanggaran pemilu adalah bagian dari upaya untuk mewujudkan
keadilan pemilu di dalam sebuah penyelenggaraan pilkada. Prinsip keadilan pemilu adalah
salah satu instrument penting yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan pemilu yang
demokratis. Jika keadilan pemilu dapat diwujudkan dalam sebuah penyelenggaraan pemilu,
termasuk pemilihan kepala daerah, salah satu indikator pemenuhan pemilu yang demokratis
dapat dikatakan sudah tercapai. Menentukan adanya tambahan dua asas, yaitu jujur dan adil,
atau biasa disingkat jurdil dalam asas pemilu. Keadilan pemilu itu sendiri mencakup cara dan
mekanisme yang tersedia disuatu negara tertentu, komunitas lokal atau ditingkat regional atau
internasional untuk beberapa tujuan yakni:
a. Menjamin agar setiap tindakan, prosedur dan keputusan terkait proses pemilu sesuai
dengan kerangka hukum;
b. Melindungi atau memulihkan hak pilih;
c. Memungkinkan warga yang mewakili bahwa hak pilih mereka telah dilanggar untuk
mengajukan pengaduan, mengikuti persidangan dan mendapatkan putusan.
Proses penegakan hukum yang bersifat punitive atau menghukum ini yang menjadi kerangka
mekanisme penanganan pelanggaran kampanye. Kepada pelaku pelanggaran kampanye,
sudah diatur sedemikian rupa tindakan apa yang dilarang, jenis sanksinya, serta sistem
penjatuhan sanksinya di dalam kerangka Undang-undang Pilkada.
Di dalam laporan ini, salah satu larangan kampanye yang akan proses hukum adalah terkait
dengan kampanye diluar jadwal. Di dalam Undang-undang Pilkada terdapat larangan kepada
pesertapemilu untuk tidak melakukan kampanye diluar jadwal yang telah ditetapkan oleh
KPU.
Maka dari hasil analisa panitia pengawas pemilihan kecamatan Belitang Jaya, didapatkan
beberapa titik permasalahan dimana pelanggaran pemilu bisa terjadi dan hal ini harus
diantisipasi dengan memetakan titik rawan pelanggaran, sehingga pencegahan dapat
dilaksanakan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem penanganan tindak pidana pemilu masih membutuhkan pembenahan agar dapat
diterapkan dengan baik dan efektif untuk menjadi salah satu instrumen mewujudkan pemilu
yang jujur dan adil. Perbaikan sistem penanganan meliputi perbaikan regulasi; penguatan
kapasitas dan profesionalisme penegak hukum pemilu; dan peningkatan kesadaran hukum
seluruh pemangku kepentingan pemilu. Tanpa melakukan itu, sistem penanganan tindak
pidana pemilu akan selalu jalan di tempat dan tidak akan berhasil guna dalam menopang
perwujudan pemilu yang jujur dan adil.
B. KENDALA
Dalam pelaksanaan Pilkada Pemilihan Bupati dan wakil Bupati OKU Timur di Kecamatan
Belitang Jaya tidak di temukan kendala kegiatan dilaksanakan dengan prosedur dan
pelaksanaan sesuai jadwal yang telah di tentukan dalam penyelenggaraan Pilkada tahun 2020.
C. SARAN DAN REKOMENDASAI
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang aman dan kondusif maka disarankan agar
penyelenggara, pengawas, dan aparat keamanan yang bertugas secara umum melakukan
deteksi dini atas potensi-potensi pelanggaran. Menutup semua celah-celah kerawanan
pelanggaran agar tidak terjadinya pelanggaran pemilu Ketertliban administrasi, pengawasan,
penegakan hukum, dan jaminan netralitas ASN harus dilakukan. Langkah-langkah
prevention, preparation, response and recovery perlu disiapkan untuk mencegah,
menghadapi, dan memulihkan situasi atas dugaan pelanggaran pemilu. Kerja sama
antarlembaga seperti PPK, unsur muspika, POLRI, TNI, Kapolsek Kecamatan B
Danramil dan segenap kelompok masyarakat untuk terlibat mengawasi setiap tahapan pemilu.