Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI SENSORI PERSEPSI: PENDENGARAN

Annissa Novalia (1606831975), Yasmin Khoiriyyah (1606918622)


Praktikum II Kelas B

I. Kasus:
Ny.Yasmin adalah klien di RS Jiwa sejak 3 hari yang lalu. Dia masuk RS Jiwa dengan
alasan mendengar suara yang mengatakan “Kau pembunuh” dan sering mendengar suara
bayi menangis, padahal suara tersebut tidak ada. Beberapa bulan yang lalu, Ny. Yasmin
mengalami kecelakaan mobil saat sedang menggantikan suaminya menyetir. Pada
kecelakaan itu Ny. Yasmin kehilangan suami dan anaknya. Selain itu, dia juga menerima
tekanan dari pihak keluarga suaminya, yang tidak menerima kematian suami Ny. Yasmin.
Sejak saat itulah, Ny. Yasmin menjadi lebih sering menyendiri dan jarang makan, Selama
di RS, klien juga masih sering menyendiri, duduk dipojok ruangan atau tiduran ditempat
tidur, Ny. Yasmin tampak sering berbicara sendiri dan terkadang menangis tanpa sebab.

II. Proses Terjadinya Masalah:


Beberapa bulan yang lalu, Ny. Yasmin kehilangan suami dan calon anaknya karena
kecelakaan mobil yang dialaminya. Ny. Yasmin yang pada saat itu sedang merasa sedih,
dipojokkan oleh keluarga suaminya karena keluarga tersebut tidak menerima kematian
anak dan calon cucunya. Sehingga, Ny. Yasminpun merasa sangat bersalah atas kejadian
tersebut karena merasa telah menyetir mobil dengan ugal-ugalan sehingga menyebabkan
kematian suaminya, Ny. Yasmin juga mengalami penurunan nafsu makan dan menjadi
lebih sering menyendiri ketika perasaan bersalah itu muncul. Akhir-akhir ini, dia sering
mendengar suara yang mengatakan bahwa dia adalah pembunuh dan terkadang ia
mendengar suara tangisan bayi. Padahal ketika di cari sumber suara tersebut tidak ada.

1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat & Akemat, 2007).

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala halusinasi tergantung pada tipe halusinasi apa yang terkena,
apakah itu pendengaran, pengelihatan, penghidu, pengecapan dan perabaan. Selain
itu, dalam buku Keliat dikatakan:
Halusinasi pendengaran dapat menujukkan tanda dan gejala
Data objektif:
- Berbicara atau tertawa sendiri tanpa sebab atau lawan bicara
- Marah-marah tanpa sebab
- Mencondongkan telinga ke arah tertentu
- Menutup telinga
Data subjektif:
- Mendengar suara-suara atau kegaduhan
- Mendengar suara sederhana hingga percakapan seseorang atau mengajaknya
bercakap-cakap
- Mendengar suara memerintah untuk melakukan sesuatu yang berbahaya

3. Pohon Masalah dan Prioritas Diagnosa Keperawatan:

Halusinasi

Depresi

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Tujuan Tindakan Keperawatan:
1) Pasien dapat mengenal halusinasi yang dialami
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan,
respon
2) Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
3) Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

References
Keliat, B., & Akemat. (2007). Modul Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing 10th edition. Missouri
China: Elsevier, Inc.
STRATEGI PELAKSANAAN I DALAM
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Annissa Novalia (1606831975), Yasmin Khoiriyyah (1606918622)


Praktikum II Kelas B

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
- Data Objektif
 Klien berbicara sendiri tanpa lawan bicara
 Klien menangis tanpa sebab
 Klien sering menutup telinga
- Data Subjektif
 Klien mendengar suara suami dan anaknya
 Klien merasa telah membunuh suami dan anaknya
 Klien mendapat tekanan dari keluarga suami
2. Diagnosa keperawatan
- Halusinasi sensori persepsi: pendengaran
3. Tujuan
- Klien dapat mengenal halusinasi yang dialami
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Tindakan keperawatan
- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan,
respon
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

B. STRATEGI KOMUNIKASI

FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi. Saya perawat yang akan merawat Ibu dari pukul 07.00-14.00.
Nama saya Ners Annisa Novalia, senang dipanggil Anis”
“Kalau boleh tahu, nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
2. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Yasmin hari ini?” (Broad Opening)
“Apa keluhan Ibu saat ini?” (Broad Opening)
3. Kontrak:
“Baiklah bagaimana jika 15 menit kedean kita akan berdiskusi terkait suara yang
selama ini Ibu dengar tetapi tak tampak wujudnya dan cara mengontrol hal tersebut?”
(Broad opening)
“Tujuannya agar Ibu dapat mengontrol hal-hal yang Ibu dengar tersebut.”
“Untuk tempatnya apakah Ibu Yasmin sudah nyaman disini atau ingin berpindah
tempat?”

FASE KERJA
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan oleh suara itu?”
“Apakah Ibu mendengar suara itu secara terus menerus atau pada waktu tertentu saja?”
“Kapan waktu yang paling sering ibu mendengar suara-suara itu?” (Broad opening)
“Pada keadaan apa saja? apakah saat Ibu sedang sendirian?”
“Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?” (Broad opening)
“Jadi Ibu merasa terganggu ya dengan suara-suara itu?” (Restating)
“Saya mengerti Ibu mendengar suara anak dan Suami Ibu, tapi rasanya sulit dipercaya karena
saya tidak mendengar suara itu, lagipula suami dan anak Ibu juga telah meninggal.”
“Nah apa saja yang sudah Ibu lakukan saat mendengar suaraitu apakah dengan cara itu
suaranya hilang?” (Broad opening)
“Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul?”
“Nah, ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk menghilangkan suara yang Ibu dengar,
dengan menghardik, berbicara dengan orang lain, melakukan kegiatan yang sudah
dijadwalkan, dan yang terakhir minum obat dengan teratur.” (informing)
“Tetapi untuk pertemuan kali ini kita akan belajar satu cara terlebih dahulu, yaitu cara
menghardik ya Bu.” (suggesting)
“Caranya seperti ini, ketika Ibu mulai mendengar suara-suara itu, Ibu bisa langsung berkata
‘pergi!!’ ‘saya tidak mau dengar!’ ‘pergi, jangan ganggu saya!!’ Ibu ulangi itu sampai suara
itu hilang.” (informing)
“Sekarang coba Ibu peragakan.”
“Ya begitu! Bagus sekali Bu”
“Coba lagi Bu”

TERMINASI
Evaluasi
- Subjektif:
“Nah, setelah kita latihan, bagaimana perasaan Ibu?”
- Objektif:
“Jadi kalau tiba-tiba Ibu mendengar suara-suara, apa yang dapat Ibu lakukan?”
“Ya benar sekali!”
Tindak lanjut
“Sekarang Ibu sudah tahu salah satu cara untuk menghilangkan suara yang Ibu dengar.”
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau pukul berapa saja latihannya?”
Kontrak:
“Untuk pertemuan selanjutnya, bagaimana jika kita belajar dan latihan cara mengendalikan
suara dengan cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain, apakah ibu bersedia?”
“Berapa lama kita akan belajar dan latihan? Bagaimana jika 20 menit seperti sekarang?”
“Dimana Ibu ingin kita berlatih?”
“Baiklah, sampai jumpa Ibu”

Anda mungkin juga menyukai