Anda di halaman 1dari 2

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEREJA BERBASIS

MOBILE PADA GEREJA GSJA CALVARY FAMILY MEDAN


ARTIKEL JURNAL

Dosen : Rimbun Siringoringo, S.Pd., M.Kom

Disusun oleh :
Calvin Nicolas Panjaitan
221430009
Kelas : 4MIA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
1)Pentingnya penerapan system informasi teknologi digereja, 2)Gereja adalah suatu bentuk
organisasi yang berfungsi sebagai wadah peningkatan dan pemenuhan kebutuhan rohani yang
keberadaannya berpusat kepada pelayanan kepada masyarakat,dimana terdapat informasi yang
perlu diolah dengan baik. 3)Dengan begitu banyaknya pengguna dan pemakai informasi digereja
memberikan dampak pada sisi pemanfaatan teknologi bidang komputer,khusunya internet untuk
mendukung pengeolaan system informasi yang memberikan kemudahan serta keakuratan. 4)Oleh
sebab itu penerapan system informasi adalah factor utama dalam perkembangan gereja.

1)GSJA (Gereja Sidang Jemaat Allah) merupakan salah satu gereja yang masuk ke
Indonesia pada tahun 1946, namun pada tahun tersebut gereja sidang jemaat Allah belum
memiliki sebuah pelayanan resmi di Indonesia, seiring berjalannya waktu gereja sidang jemaat
Allah mulai bertumbuh dan berkembang sehingga gereja tersebut dapat berkembang disalah satu
wilayah Indonesia seperti wilayah kota Medan yang terdapat di GSJA CALVARY FAMILY
MEDAN. 2) GSJA CALVARY FAMILY MEDAN mengalami pertumbuhan jumlah warga
jemaat dan semakin memiliki banyak data diantaranya, susunan pelayanan tiap minggu, jadwal
kebaktian rumah tangga, jadwal kunjungan anggota jemaat, warta jemaat, jadwal renungan
harian. 3)Dalam penyajiannya, informasi-informasi tersebut masih dikelola secara sederhana dan
belum beraturan oleh pihak gereja. Saya (Penulis) melakukan survey dengan mewawancarai
salah satu admin gereja yang bernama Lisken Sitorus sebagai ketua pemimpin badan pekerja
majelis jemaat. 4) Dari hasil survey tersebut ternyata GSJA CALVARY FAMILY MEDAN
dalam pengelolahan informasinya masih bersifat manual sehingga dokumen disimpan dalam
bentuk arsip fisik. Hal ini menyebabkan pihak pengeolaan administrasi gereja mengalami
kesulitan dalam menyajikan informasi yang diperlukan dan sering terjadinya kesalahan saat
proses pencarian data, dimana data yang dicari tidak ditemukan karna data data jemaat tersebut
ada yang tidak sengaja memindahkan nya sehingga data tersebut dinyatakan hilang sehingga
pengurus gereja harus melakukan pendataan ulang.

Anda mungkin juga menyukai