Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

SOSIALISAI KEAGAAMAAN KAWASAN LUWUK BANGGAI

INTERMEDIATE TRANING (LK2) CABANG LUWUK BANGGAI

DISUSUN OLEH :

M.NURDIN CHALIQ C.A (CAB.MAKASSAR).

RISWANDI (CAB.SANGATA)

RATRY MUTMAINNAH (CAB.PALOPO)

AFNI BAFADAL (CAB.PUHUWATO)

MUHAMMAD RIZKY (CAB.SAMARINDA)

RAHMAD (CAB.KENDARI)

MUH KAMAL SAYDINA ALI (CAB.GORONTALO)

MUHAMMAD ICHLASUL RAZAK (CAB.GORONTALO)

ARIYANTO L. RAMIMU (CAB.LUWUK BANGGAI)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Sosialisasi Keagamaan”
ini. Semoga laporan dapat bermanfaat bagi pembaca. Penyusunan laporan ini
tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
secara materiil maupun non materiil, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harpkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan “Sosialisasi Keagamaan”
ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Terima
kasih.

Luwuk-Banggai, 8 februari 2021

Penyusun
Berdasarkan analisis yang kami lakukan kami menggunakan analisis swot

Stregh

 Mayoritas penduduk Luwuk-Banggai beragama islam

Dari beberapa agama yang berada di kota Luwuk-Banggai, agama


islam yang lebih mendominasi keberagaman agama mulai dari
kalangan bawah, menengah sampai keatas, ini adalah satu langkah
awal yang bagaimana kemudian menjadikan peran bagi kita untuk
menanamkan moral keislaman kepada masyarat, dan membuat kita
mudah dalam melakukan proliferasi pendidikan keagamaan islam
karena sangat mudah menjumpai masyarakat muslim di kota berair ini.

 Banyaknya bangunan masjid

Karena di Kota Luwuk-Banggai muslim adalah mayoritas jadi masjid


dikota ini sangat mudah dijumpai, hanya bagaimana cara kita agar
membuat masjid menjadi tempat yang lebih menarik bagi masyarakat
muslim agar mereka lebih terpacu dalam beribadah.

Weakness

 Minimnya pendidikan ajaran agama islam

Karena minimnya pendidikn ajaran islam, banyak kalangan kaum


muslim beranggapan bahwasanya ajaran agama islam sudah kuno atau
ketinggalan zaman, yang dimana mereka mulai menganut paham
praktis atau yang biasa disebut pragmatisme, kerena dangkalnya
pengetahuan mengenai keislaman yang membuat mmereka terus
terjebak dalam pemikiran pemikiran praktis.
 Kurangnya bimbingan orang tua terhadap anaak terkait ajaran
islam

Kurang jelinya orang tua dalam memperhatikan tingkatan pendidikan


ajaran islam pada anaknya dan malahan kebanyakan orangtua lebih
memilih untuk memberikan anaknya smarth phone dari pada ilmu
pengetahuan yang tidak lain untuk lebih mengikuti zaman dari pada
mengikuti ajaran keislaman.

Opportunities

 Adanya renovasi masjd

Adanya renovasi masjid dengan membuat masjid kelihatan lebiih


megah mungkin bisa menambah minat dari pada kaum muslim untuk
melakukan sholat berjamaah dimesjid.

 Adanya kepedulian dari kaum borjuis

Kepedulian konglamerat terhadap pembangunan masjid dengan


memberikan sumbangsi materiil kepada pembangunan masjid agar
masjid menjadi lebih nyaman dana aman ketika melakukan sholat
berjamaah

 Banyaknya kelompok pendakwah

Dengan hadirnya kelompok-kelompok pendakwah yang bagaimana


kemudian banyak dari mereka mengajak kaum muslim yang mulai
lupa akan hari akhir dengan hadir dikajian yang bertempat dimejid
sekitar.
Threat

 Tidak adanya pemahaman keagamaan

Banyaknya kaum awam yang mungkin bisa dikatakan masih menganut


paham atau budaya setempat yang membuat mereka lupa akan nilai
nilai keislaman dan takut terhadap mitos-mitos dan cerita rakyat yang
barbau mistis.

 Kurangnya kerjasama dari pihak pemerintahan terkait bidang


keagamaan

Dalam hal ini pemerintah masih belum memperhatikan dengan jelas


kurangnya minat rakyat terhadap pengetahuan keagamaan dikarenakan
minimnya sarana untuk menimba ilmu agama, adapun sarana yang
muncul dari inisiatif masyarakat setempat tapi malah dikira sarana
untuk menyebar paham radikalisme.
Pembahasan

Agama adalah suatu sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada
Tuhan yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Di
zaman ini tidak sedikit penganut agama yang meninggalkan ajaran-ajaran agama
mereka karena pengaruh era globalisasi dengan acuan kuat praktisnya budaya luar
yang mulai menjadi kultur masyarakat beragama saat ini.

Pada saat ini masyarakat muslim di kabupaten Luwuk-Banggai masih sangat


minim akan pengetahuan mengenai agama islam yang dimana agama islam itu sendiri
adalah mayoritas di kota berair ini. Dari beberapa narasumber yang kami temui tidak
lain mereka adalah pemuka agama, mereka mengatakan bahwasanya banyak
masyarakat muslim yang tidak lagi bersanad pada ajaran islam seperti melalaikan
panggilan untuk sholat, tadarusan dan masih banyak lagi, bahkan sampai dikalangan
remaja mulai meninggalkan ajaran-ajaran agama, tidak lain karena orang tua yang
kurang jeli dalam memperhatikan anak-anaknya yang mulai beradaptasi dengan
perkembangan zaman yang menjadikan anak-anak tersebut menjadi kaum pragmatis
yang tidak lagi melirik pengajaran keislaman, sehingga jangan Tanya kenapa banyak
kita temui dizaman ini kasus anak yang durhaka kepada orangtua, itu karena
dangkalnya pengetahuan mereka mengenai agama mereka sendiri.

Adapun wawancara kami kepada beberapa pemuka agama islam yang berada
di kota Luwuk-Banggai salah satunya Ustadz Lutfi selaku pengurus masjid besar
yang berada di kota Luwuk-Banggai. Beberapa pertanyaan kami ajukan kepada beliau
terkait mengenai acara-acara keagamaan, beliau menyampaikan beberapa kegiatan
terkait PHBI (Pengurus Hari Besar Islam) dan beberapa acara rutin buka puasa
bersama dihari senin dan kamis dan juga pengajian disetiap malam kamis dan malam
jum’at, sayangnya belum ada minat untuk membentuk kelompok-kelompok pngajian
bagi anak-anak dan ibu-ibu.

Adapun narasumber kedua yang kita temui, beliau adalah salah seorang
jamaah tabligh di masjid ijtihad, beliau berbicara terkait persoalan radikalisme yang
banyak orang tidak paham akan hal itu, banyak dari masyarakat awam yang menilai
paham radikal itu adalah paham yang menyimpang dari norma agama dan paham
yang melawan pemerintah kemudian beliau meenjelaskan bahwa radikal itu berbicara
mengenai suatu pemikiran seseorang yang lebih mengakar kepemahaman agama,
olehnya seseorang yang menganut paham radikalisme itu tidak mungkin menyimpang
dari pada norma agama itu sendiri, bahkan dengan tegasnya beliu mengatakan bahwa
sanya pemerintah yang membuat skema seolah-olah paham radikal itu menyimpang,
karena mereka takut adanya perlawanan untuk menumbangakan tujuan pribadi dari
pemerintah.. kemudian adapun pertanyaan-pertanyaan kami mengenai persoalan-
persoalan minat anak dalaam mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian,
mauled nabi dan lain sebagainya, beliau menjelaskan bahwasanya kurangnya minat
anak dalam kegiatan keagamaan karena kurangnya sarana dan prasarana didalam
masjid untuk yang bagaimana kemudian menambah minat mereka untuk mengikuti
kegiatan keagamaan.

Kesimpulan

Pada hakikatnya sosialisasi keagamaan adalah bagaimana cara kita mencari


tahu apasaja kelemahan dan kekurangan untuk kedepannya bisa dicarikan solusi
untuk hal itu, dan bagaimana cara kita untuk membangkitkan minat masyarakat
muslim untuk terus bersanad pada ajaran-ajaran agama islam dan kembali
membangkitkan ketauhidan dalam diri masyarakat untuk terus mengingat perjuangan
sang revolusioner peradaban dalam memproliferasi ajaran islam hingga menyebar
luas seperti saat ini. Dengan itu islam bisa bangkit kembali dan menangui dunia islam
dari bahayanya dogma diera globalisasi.

Saran

Saran yang bisa kami berikan terkait persoalan-persoalan yang terjadi dalam
sektor keagamaan yaitu:

1. Membangun kesadaran diri tentang bagaimana tujuan hidup kita sebagai kaum
beragama adalah Innalillahi wa Innailaihi Rojiun. Artinya ketika sudah memiliki
kesadaran demikian maka iman dan takwa kita akan lebih meingkat lagi. Hanya
semata-mata karena-Nya.

2. Mengadakan kegiatan-kegiatan masjid yang bermanfaat. Seperti pengadaan TPA,


pengajian ibu-ibu, dan buka puasa selasa kamis, dakhwah islami, pembacaan surah
yasin, atau dzikir setiap malam jumat, dan merayakan hari-hari besar agama islam.
Dan seharusnya diterapkan diseluruh masjid di kabupaten Banggai. Tidak hanya di
Masjid Agung saja.

3. Membentuk REMAS disetiap masjid-masjid yang berada dikabupaten Banggai.


REMAS atau singkatan dari Remaja Masjid adalah sebuh struktur kepengurusan
yang dibentuk oleh setiap masjid yang isinya terdiri dari Pemuda-Pemudi yang
akan mengurus Masjid disetiap wilayah. Ini bertujuan agar bukan hanya orangtua
saja yang mengurus kebersihan maupun kegiatan masjid, namun ada generasi-
generasi muda yang mampu juga mengurus masjid ini.

Anda mungkin juga menyukai