Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN PERHITUNGAN

STRUKTUR
RUMAH 2 LANTAI
BANTEN

MARET 2023
TAHAP 1:
DATA PERENCANAAN
1.1. Kondisi Umum
Fungsi Bangunan : Perumahan
Letak Bangunan : Dataran Rendah
Jumlah Lantai : 2 Lantai
Jenis Atap : Rangka Baja Ringan
Penutup Atap : Genteng
Mutu Beton (fc') : 19.3 MPa K 225
Mutu Tulangan Baja (fy) : BjTP240 240 Mpa
: BjTS420 420 Mpa
Sistem Pondasi : Pondasi Telapak
Zona Gempa : Banten
Jenis Tanah : Tanah Sedang (SD)

1.2. Daftar Peraturan dan Rujukan


Dalam perencanaan struktur bangunan rumah ini, acuan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
standar-standar peraturan yang berlaku di Indonesia, diantaranya:
a) Peraturan yang digunakan
1. Peraturaan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1987
2. SNI 1726: 2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung.
3.
SNI 1727: 2020 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
4. SNI 2847: 2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
b) Referensi yang digunakan
1. Dasar-dasar Perencanaan Beton bertulang Seri Beton I oleh Ir. W.C Vis dan Gideon H. Kusuma,
M.Eng Tahun 1993.
2. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan gempa sesuai SNI-1726 dan SNI-2847 terbaru Edisi ke-
4 oleh Prof. Ir. Rachmat Purwono, M.Sc.

1.3. Sistem Perhitungan Struktur


Untuk mendapatkan gaya-gaya M, D, dan N, perhitungan menggunakan software analisa struktur yaitu
ETABS V.16. Selain menggunakan ETABS v.16, program lain yang digunakan adalah SAP2000 v.20
untuk menganalisa gaya-gaya pada atap.

1.4. Beban yang direncanakan


Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1983 dan SNI 1727: 2020
tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, beban yang dipakai
pada perencanaan, dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Beban Mati (Berdasarkan PPIUG Tabel 2.1 Hal 11)
3
Beton bertulang = 2400 kg/m
2
Spesi Lantai (1 cm) = 21 kg/m
2
Tegel/Keramik (1 cm) = 24 kg/m
2
Tembok Bata Ringan = 110 kg/m
2
Plafond dan Penggantung = 18 kg/m
2
Pipa dan Ducting = 40 kg/m

b. Beban Hidup (SNI 1727;2020 Tabel 4.3.1)


2
Rumah Tinggal = 192 kg/m
2
Beban Atap Dak = 96 kg/m

1.5. Gambar Bangunan yang direncanakan

Denah Lantai 1

Denah Lantai 2
Denah Lantai 3
TAHAP 2:
PENDIMENSIAN ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

2 Kondisi Umum
Pendimensian adalah perencanaan dimensi dari elemen struktur yang menyusun sebuah bangunan.
Pendimensian menjadi proses penting pada tahap awal perhitungan struktur bangunan, karena pada tahap
ini dimensi akan Berpengaruh pada kekuatan struktur, sekaligus acuan dalam menentukan bahan
penyususnnya yaitu beton dan baja. Terutama untuk penentuan dimensi baja yang akan digunakan
sebagai tulangan.
Pendimensian terdiri dari beberapa hal antara lain :
1. Dimensi Balok : yang terdiri dari balok-balok baik induk mapun balok anak
2. Dimensi Sloof : sebagai elemen pengikat kolom lantai terbawah
3. Dimensi Ring Balk : sebagai elemen pengikat kolom bagian atas
4. Dimensi Pelat : yang terdiri dari pelat lantai dan pelat atap bangunan
5. Dimensi Kolom : merupakan elemen struktur vertikal penerus beban ke pondasi

Pada proses penentuan dimensi ini sangat memperhatikan gambar kerja yang sudah dibuat oleh drafter
sebelumnya yang merupakan representasi dari keinginan owner dengan tidak mengabaikan kesesuaian
dimensi dengan kekuatan struktur. Maka dari itu proses pendimensian ini diperlukan pengetahuan tentang
dimensi elemen struktur bangunan sesuai dengan bentuk bangunan, serta dilengkapi dengan beberapa
rumus perhitungan sesuai peraturan (SNI) yang berlaku.
2.1.1 Data Perencanaan Umum
- Lokasi Bangunan : Dataran Rendah
- Zona Gempa : Banten
- Fungsi Bangunan : Perumahan
- Mutu Beton (fc') : 19.3 K 225
- Mutu Baja (fy) : 420 MPa
- Pondasi : Pondasi Telapak

2.1.2 Pendimensian Elemen Garis Horisontal


Elemen Garis Horisontal adalah terdiri dari balok-balok, sloof dan ring balk. Pada prinsipnya semua
elemen tersebut menggunakan metode perhitungan balok. Rumus paten sudah ditetapkan pada peraturan
(SNI) yang berlaku. Penentuan dimensi balok tertumpu sederhana (h min), dihitung berdasarkan SNI
2847:2019 Tabel 9.3.1.1 yaitu:
- Untuk 2 tumpuan sederhana dipakai L/16
- Untuk 1 ujung menerus dipakai L/18,5
- Untuk fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan (0,4+fy/700) sesuai SNI 2847 Pasal 9.3.1.1.1

2.1.3 Balok 1 (kode : B1)


L = 425.0 cm
1 L x (0,4 + fy/700)
hmin =
16
1 425 cm x (0,4 + 390/700)
=
16
= 26.56 cm x 1.000 = 27 cm
h pakai = 40 cm
1 xh
b =
2
= 1 x 27 cm = 13 cm
2
b pakai = 15 cm
Jadi dimensi Balok adalah 15 cm / 40 cm

2.1.4 Balok 2 (kode : B2)


L = 350.0 cm
1 L x (0,4 + fy/700)
hmin =
16
1 350 cm x (0,4 + 390/700)
=
16
= 21.88 cm x 1.000 = 21.9 cm
h pakai = 30 cm
b 1 h
=
2
1 x 30 cm = 15.0 cm
=
2
b pakai = 15 cm
Jadi dimensi Balok adalah 15 cm / 30 cm

2.1.5 Balok 3 (kode : B3)


L = 300 cm
1 L x (0,4 + fy/700)
hmin =
16
1 300 cm x (0,4 + 390/700)
=
16
= 18.75 cm x 1.000 = 19 cm
h pakai = 25 cm
b 1 h
=
2
1 x 25 cm = 13 cm
=
2
b pakai = 15 cm
Jadi dimensi Balok adalah 15 cm / 25 cm

2.1.6 Sloof 1 (kode : SL1)


L = 250.0 cm
1 L x (0,4 + fy/700)
hmin =
16
1 250 cm x (0,4 + 390/700)
=
16
= 15.63 cm x 1.000 = 15.6 cm
h pakai = 25 cm
b 1 h
=
2
1 x 25 cm = 13 cm
=
2
b pakai = 15 cm
Jadi dimesi Balok adalah 15 cm / 25 cm

2.1.7 Sloof 2 (kode : SL2)


L = 370.0 cm
1 L x (0,4 + fy/700)
hmin =
16
1 370 cm x (0,4 + 390/700)
=
16
= 23.13 cm x 1.000 = 23.1 cm
h pakai = 30 cm
b 1 h
=
2
1 x 30 cm = 15 cm
=
2
b pakai = 15 cm
Jadi dimesi Balok adalah 15 cm / 30 cm

2.1.8 Rekap Dimensi Elemen Garis Horisontal


Tabel Rekapitulasi Perencanaan Dimensi Balok
Bentang Dimensi
Jenis Kode
cm b h
Balok 1 (kode : B1) 425 15 cm 40 cm B1
Balok 2 (kode : B2) 350 15 cm 30 cm B2
Balok 3 (kode : B3) 300 15 cm 25 cm B3
Sloof 1 (kode : SL1) 250 15 cm 25 cm SL1
Sloof 2 (kode : SL2) 370 15 cm 30 cm SL2
2.2 Pendimensian Pelat
Pelat lantai merupakan elemen struktur yang pertama kali menerima beban diluar beban sendiri
(selfweight), yang terdiri dari beban hidup bangunan dan beban mati tambahan. Kemudian beban yang
diterima diteruskan ke balok. pelat memiliki luas permukaan yang ditentukan oleh kedua sisinya. Panjang
dari kedua sisi ini menyesuaikan dari gambar denah bangunan yang sudah dirancang sebelumnya.
sehingga yang perlu untuk dihitung adalah ketebalan dari pelat tersebut. Karena akan berimplikasi pada
dimensi tulangannya.
Idealnya untuk perhitungan pelat dianalisa pada semua luasan dan tipe yang berbeda. Namun pada
perhitungan kali ini tebal pelat untuk kesemua luasan dan tipe adalah sama. Sehingga perhitungan dapat
disederhanakan dengan hanya pada luasan pelat yag terbesar. Sebab diasumsikan bahwa pelat yang
memiliki luasan terbesar akan menerima beban terbesar.

2.2.1 Pelat Lantai


2.2.1.1 Perhitungan Bentang Bersih
Bentang Bersih Terpanjang (Ln)
Ln = Lx - 2 x 1/2 Lebar Balok
= 370 cm - 30
= 340 cm

Bentang Bersih Terpendek (Sn)


Sn = Ly - 2 x 1/2 Lebar Balok
= 350 cm - 30
= 320 cm
Ln 1.06
𝛽 = =
Sn
𝛽 = 1.1 < 2 Pelat Dua Arah

2.2.1.2 Perhitungan Tebal Minimum


Perhitungan dimensi pelat dua arah berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2 bagi tebal pelat sebagai berikut:
a) Untuk 𝛼𝑚 ≤ 0,2
b) Untuk 0,2 < 𝛼𝑚 < 2 , ketebalan pelat tidak boleh kurang dari
𝑓𝑦
Ln x 0,8 + 1400
ℎ=
36 + 5𝛽 (𝛼𝑚 − 0,2)
c) Untuk 𝛼𝑚 > 2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
𝑓𝑦
Ln x 0,8 + 1400
ℎ=
36 + 9𝛽

2.2.1.3 Data Balok 1 (B1)


Lebar (bw) = 15 cm
Tinggi balok (hw) = 40 cm
Panjang balok (Lb) = 425.0 cm
Tebal Pelat Rencana (hf) = 12 cm
( SNI 2847:2013 halaman 63 )
Lebar Efektif Balok Tengah (be)

L = 425 cm = 106 cm
be1 =
4 4
be2 = bw + 8 hf
= 15 cm + 8 x 12 cm
= 111 cm

be3 1 ( Lb - bw )
= x
2
1 425 cm - 15 cm
= x
2
= 205 cm

Lebar Efektif Balok Tepi (be)


bw + L
be1 =
12
= 15 cm + 425 cm
12
= 15 cm + 35 cm
= 50 cm

be2 = bw + 6 hf
= 15 cm + 6 x 12 cm
= 15 cm + 72 cm
= 87 cm

be3 = bw + 1 (jarak bersih ke balok berikutnya)


2
= bw + 1 ( Lb - 2bw )
2
= 15 cm + 1 425 cm - 30 cm
2
1
= 15 cm + x 395 cm
2
= 15 cm + 198 cm
= 213 cm

Tengah be1 = 106 cm


be2 = 111 cm
be3 = 205 cm
Tepi be1 = 50 cm
be2 = 87 cm
be3 = 213 cm
be min = 50 cm

be pakai = 50 cm
2 3
be hf hf hf be hf
1+ −1 x x 4−6 +4 + −1 x
bw hw hw hw bw hw
K =
be hf
1+ −1 x
bw hw

1+ 0.708 x 2.624
K =
1.708
= 2.858
1.708
= 1.673
Inersia
I balok = 1 K x bw x hw3
12
= 1 1.67 x 15 x 64000
12
4
= 1 1606331.707 cm
12
= 133861 cm4
Ipelat = 1 bs x hf3
12
= 1 340 cm x 1728 cm
12
4
= 1 587520 cm
12
= 48960 cm4

Modulus Elastisitas ( E )
E balok = 4700 x 𝑓𝑐′
= 4700 x 4.39 MPa
= 20647.93 MPa
E pelat = 4700 x 𝑓𝑐′
= 4700 x 4.39 MPa
= 20647.93 MPa
𝛼1 E balok x I balok
=
E pelat x I pelat
20647.93 x 133860.98
=
20647.93 x 48960
2763952011
=
1010922637
𝛼1 = 2.73 > 2
karena α > 2 , maka untuk mencari tebal minimal dengan persamaan sebagai berikut
fy
Ln x ( 0,8 +
1400
)
h =
36 + 9β

390
340 cm x ( 0.8 +
1400
)
=
36 + 9.0 x 1.06

= 340 cm x ( 0.8 )
+ 0.278571428571429
36 + 9.563

= 340 cm x 1.08
45.56
= 366.7 cm
45.56
= 8.05 cm < syarat (c) minimum 12 cm

Maka, tebal pelat yang digunakan adalah 12 cm memenuhi.


2.3.1 Pelat Atap
2.3.1.1 Perhitungan Bentang Bersih
Bentang Bersih Terpanjang (Ln)
Ln = Lx - 2 x 1/2 Lebar Balok
= 300 cm - 30
= 270 cm

Bentang Bersih Terpendek (Sn)


Sn = Ly - 2 x 1/2 Lebar Balok
= 200 cm - 30
= 170 cm
Ln 1.59
𝛽 = =
Sn
𝛽 = 1.6 < 2 Pelat Dua Arah

2.3.1.2 Perhitungan Tebal Minimum


Perhitungan dimensi pelat dua arah berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2 bagi tebal pelat sebagai berikut:
a) Untuk 𝛼𝑚 ≤ 0,2
b) Untuk 0,2 < 𝛼𝑚 < 2 , ketebalan pelat tidak boleh kurang dari
𝑓𝑦
Ln x 0,8 +
1400
ℎ=
36 + 5𝛽 (𝛼𝑚 − 0,2)
c) Untuk 𝛼𝑚 > 2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
𝑓𝑦
Ln x 0,8 + 1400
ℎ=
36 + 9𝛽

2.3.1.3 Data Balok 1 (B1)


Lebar (bw) = 15 cm
Tinggi balok (hw) = 30 cm
Panjang balok (Lb) = 350 cm
Tebal Pelat Rencana (hf) = 10 cm

( SNI 2847:2013 halaman 63 )


Lebar Efektif Balok Tengah (be)

L = 350 cm = 88 cm
be1 =
4 4
be2 = bw + 8 hf
= 15 cm + 8 x 10 cm
= 95 cm

be3 1 ( Lb - bw )
= x
2
1 350 cm - 15 cm
= x
= x
2
= 168 cm

Lebar Efektif Balok Tepi (be)


bw + L
be1 =
12
= 15 cm + 350 cm
12
= 15 cm + 29 cm
= 44 cm

be2 = bw + 6 hf
= 15 cm + 6 x 10 cm
= 15 cm + 60 cm
= 75 cm

be3 = bw + 1 (jarak bersih ke balok berikutnya)


2
= bw + 1 ( Lb - 2bw )
2
= 15 cm + 1 350 cm - 30 cm
2
1
= 15 cm + x 320 cm
2
= 15 cm + 160 cm
= 175 cm

Tengah be1 = 88 cm
be2 = 95 cm
be3 = 168 cm
Tepi be1 = 44 cm
be2 = 75 cm
be3 = 175 cm
be min = 44 cm

be pakai = 44 cm
2 3
be hf hf hf be hf
1+ −1 x x 4−6 +4 + −1 x
bw hw hw hw bw hw
K =
be hf
1+ −1 x
bw hw

1+ 0.648 x 2.516
K =
K =
1.648
= 2.631
1.648
= 1.596

Inersia
I balok = 1 K x bw x hw3
12
= 1 1.60 x 15 x 27000
12
4
= 1 646526.2172 cm
12
= 53877.18 cm4
Ipelat = 1 bs x hf3
12
= 1 270 cm x 1000 cm
12
4
= 1 270000 cm
12
= 22500 cm4

Modulus Elastisitas ( E )
E balok = 4700 x 𝑓𝑐′
= 4700 x 4.39 MPa
= 20647.93 MPa
E pelat = 4700 x 𝑓𝑐′
= 4700 x 4.39 MPa
= 20647.93 MPa
𝛼1 E balok x I balok
=
E pelat x I pelat
20647.93 x 53877.185
=
20647.93 x 22500
1112452322
=
464578417.8
𝛼1 = 2.39 > 2
karena α > 2 , maka untuk mencari tebal minimal dengan persamaan sebagai berikut
fy
Ln x ( 0,8 +
1400
)
h =
h =
36 + 9β

390
270 cm x ( 0.8 +
1400
)
=
36 + 9.0 x 1.59

= 270 cm x ( 0.8 )
+ 0.278571428571429
36 + 14.294

= 270 cm x 1.08
50.29
= 291.2 cm
50.29
= 5.79 cm < syarat (c) minimum 10 cm

fy
Ln x ( 0,8 +
1400
)
h =
36 + 5β x (αm -0,2)

240
cm x ( 0.8 +
1400
)
=
36 + 5.0 x 1.59 x 2.19

= cm
x ( 1 + 0.171
)
36 + 17.427

= 270 cm x 0.97
53.43
= 262.3 cm
53.43
= 4.91 cm < syarat (c) minimum 10 cm

Maka, tebal pelat yang digunakan adalah 10 cm memenuhi.


2.4 Pendimensian Elemen Struktur Vertikal (Kolom)
Sebagai elemen struktur vertikal, kolom berperan meneruskan beban bangunan yang diterima dari
Pada proses penentuan dimensi kolom awalnya dianalisa dengan mengkalkulasi beban bangunan

2.4.1 Data Perencanaan Umum


A. Beban Mati
Dimensi kolom
Kolom K1 = #REF!
Kolom K2 = K1 15 x 40
Kolom K3 = #REF!
Kolom K4 = K2 15 x 20
Kolom K5 = K3 15 x 15

3
Beton Bertulang = 2400 kg/m
2
Spesi Lantai (2 cm) = 42 kg/m
2
Tegel/Keramik (1 cm) = 48 kg/m
2
Tembok 1/2 Bata = 250 kg/m
2
Plafond+Penggantung = 18 kg/m
2
Pipa dan ducting AC = 40 kg/m

b. BEBAN HIDUP
(SNI 1727-2020 Tabel 4.3.1)
2
Rumah Tinggal = 192 kg/m
2
Beban Atap Dak = 96 kg/m

2.4.2 Beban Konstruksi


Tabel Perhitungan Beban Mati
Total
# Total Weight
Section Element Type Length
Pieces
m kgf
K1 15 x 40 Column 31 106 15281.62
K2 15 x 20 Column 4 13.2 951.5
K3 15 x 15 Column 9 32.4 1401.3
B1 15 x 40 Beam 65 203.15 27357.7
B2 15 x 30 Beam 39 93.2 9782.04
B3 15 x 25 Beam 21 47.9 4315.98
SL 1 15 X 25 Beam 15 35.015 3154.99
SL 2 15 X 30 Beam 32 100.9025 10910.04
Dinding Wall 480.17 211273.70
ΣDL = 284428.87

BEBAN HIDUP Berat Beban Total


Weight Tebal Area
(REDUKSI 30%) Jenis Hidup Beban
kg kg/m2 m m2 kg/m2 kg
Slab 120mm 30271.73 2400 0.12 105.110 192 20181.15
Slab 100mm 5664.53 2400 0.10 23.602 96 2265.81
ΣLL = 6734.09

Beban Kombinasi (Wt)


Wt = 1,2 DL + 1,6LL = 341315 kg + 10775 kg
= 352089.19 kg

2.4.3 Perencanaan Dimensi Kolom K1


2
Mutu Beton (fc') = 19 MPa = 193 kg/cm

Wt 352089.19 kg
Jml. Kolom 31 buah
Luas Penampang (A) = =
∅ x fc' 0.33 x 193 kg/cm2
11357.72 kg
=
63.69 kg/cm2
2
A minimum = 178.33 cm
A rencana = b x h = 15 cm x 40 cm
2
= 600 cm
A rencana > A minimum memenuhi
Jadi, rencana kolom dengan dimensi 15 x 40 telah memenuhi.
Jadi, rencana kolom dengan dimensi 15 x 40 telah memenuhi.

2.4.4 Perencanaan Dimensi Kolom K2


2
Mutu Beton (fc') = 19 MPa = 193 kg/cm

Wt 352089.19 kg
Jml. Kolom 4 buah
Luas Penampang (A) = =
∅ x fc' 0.33 x 193 kg/cm2
88022.30 kg
=
63.69 kg/cm2
2
A minimun = 276.41 cm

A = b x h = 15 cm x 20 cm
= 300 cm2
A rencana > A minimun memenuhi
Jadi, rencana kolom dengan dimensi 15 x 20 memenuhi.

2.4.5 Perencanaan Dimensi Kolom K3


2
Mutu Beton (fc') = 19 MPa = 193 kg/cm

Wt 352089.19 kg
Jml. Kolom 9 buah
Luas Penampang (A) = =
∅ x fc' 0.33 x 193 kg/cm2
39121.02 kg
=
63.69 kg/cm2
2
A minimun = 122.85 cm

A = b x h = 15 cm x 15 cm
= 225 cm2
A rencana > A minimun memenuhi
Jadi, rencana kolom dengan dimensi 15 x 15 memenuhi.


2.4.8 Rekapitulasi Dimensi Kolom
Tabel Rekapitulasi Perencanaan Dimensi Kolom
Panjang Dimensi (cm)
Jenis Kode
mm b x h
K1 15 x 40 3700 15 cm 40 cm K1
K2 15 x 20 3700 15 cm 20 cm K2
K3 15 x 15 3700 15 cm 15 cm K3
TAHAP 3:
PERHITUNGAN GEMPA

3.1 Kondisi Umum


Gempa merupakan getaran yang terjadi dari dalam bumi yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik
dan tektonik. Aktivitas vulkanik akibat dari gunung berapi memiliki intensitas tinggi terjadi di Indonesia.
Indonesia memiliki deretan pegunungan berapi aktif mulai dari sepanjang pulau sumatra, jawa, hingga
papua. Indonesia juga berada pada deretan gunung circum of fire yang membentang di tepian samudra
pasifik. Aktivitas tektonik di Indonesia terjadi disebabkan adanya dua lempeng tektonik, yaitu lempeng
pasifik bertemu dengan lempeng hindia, ditambah juga lempeng eurasia di bagian selatan.
Berdasarkan kondisi tersebut Indonesia termasuk kedalam negara yang rawan dengan bencana
gempa bumi. Gempa bumi berdampak negatif pada kehidupan dan peradaban manusia. Terutama
dampak yang paling terasa adalah rusaknya bangunan yang juga dapat menimbulkan korban jiwa.
sehingga perlu dilakukan mitigasi yang maksimal agar tidak menimbulkan korban baik jiwa maupun
kerugian negara. .
Pemerintah telah berupaya mengurangi dan mencegah dampak gempa dengan menyusun
peraturan pada perencanaan bangunan sehingga bangunan yang didirikan dapat aman apabila gempa
bumi terjadi. Standar perencanaan tersebut tertuang pada SNI 1726:2019. dalam peraturan tersebut
diberikan kaidah-kaidah dan metode perencanaan pembebanan akibat gempa seperti metode statik
ekivalen, metode respon spektrum dan metode time historik yang kesemuanya merupakan hasil dari
penyesuaian peraturan-peraturan dari negara amerika serikat dan jepang dengan melihat data
penyelidikan tanah wilayah Pal Batu, Jakarta Pusat, maka pada perhitungan ini metode yang digunakan
adalah respon spektrum. .

3.2 Perhitungan Pembebanan Gempa (Menurut SNI 1726 :2019)


3.2.1 Design Summary
Keterangan Notasi
Kateori Resiko II
Faktor Keutamaan 1.0
Spektral perletakan Ss 0.878 g
S1 0.428 g
Kelas Situs Tanah Sedang (SD)
Spektral Respon Percepatan SDS 0.672 g
SD1 0.534 g
Kategori Desain Seismik KDS D
Sistem Struktur Rangka beton bertulang pemikul momen khusus
Koefisien modifikasi respon R 8
Faktor Kuat Lebih Sistem Ჲ0 3
Faktor Pembesaran Defleksi Cd 5.5
Periode Struktur Tx pakai 0.399 detik
Ty pakai 0.357 detik
Koeisien Respon Seismik Csx 0.084
Csy 0.084
Berat Seismik W 95560
Gaya Geser Dasar Desain Vx 8027.04 kg
Vy 8027.04 kg
Gaya Geser Dasar Terhitung Vtx 4615 kg
Vty 5341 kg
Faktor skala pada pemodelan yang digunakan sf x 1.739336945
sf y 1.502909567

3.2.2 Data Perencanaan :


Fungsi Bangunan = Perumahan
Lokasi = Banten
Jenis Tanah = Tanah Sedang (SD)
Metode Analisa = Analisa Dinamis Respons Spketrum
Tinggi Struktur = 9.3 m

Peta Nilai Ss Peta Nilai S1

Selanjutnya. dari data diatas kemudian bisa didapatkan nilai parameter data gempa dari aplkasi RSA
2019 by, Puskim yang sudah sesuai dengan SNI 1726 2019. Berikut Merupakan data yang telah
didapatkan.
PGA 0.415 g
PGAm 0.492 g
CRs 0.000
CR1 0.000
Ss 0.878 g
S1 0.428 g
TL 20.00 detik
Fa 1.148
FV 1.871 g
SMS 1.008 g
SDS 0.672 g
SD1 0.534 g SNI 1726 2019, Gambar 3
T0 0.158 detik
T1 0.794 detik

Kurva Respons Spectrum Design


0.8
ral Percepatan (Sa)

0.7
0.6
Spektral Percepatan (Sa)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Periode (T)

3.2.3 Menetukan Kategori Resiko Bangunan dan Faktor Keutanaan Gempa

Maka, untuk nilai keutamaan gempa pat dintentukan dari table berikut
Ketegori Resiko Faktor Keutamaan Gempa, Ie
I atau II 1 dengan kategori resiko = II
III 1.25 Maka nilai Ie adalah = 1.0
IV 1.5
3.2.4 Menentukan Kaegori Desain Seismik
Kategori desain seismik berdasatkan parameter respons percepatan pada periode pendek
Ketegori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS <0,33 B C
0,33 ≤ SDS <0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D

3.2.5 Menentukan Kaegori Desain Seismik


Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepara pada periode 1 detik
Ketegori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 ≤ SD1 <0,133 B C
0,133 ≤ SD1 <0,20 C D
0,20 ≤ SD1 D D
Untuk Struktur dnegan katgori resiko I,II,III dengan S1 ≥ 0.75 maka diguanakn KDS E
Untuk Struktur dnegan katgori resiko IV dengan S1 > 0.75 maka diguanakn KDS F
Berdasarkan nilai SDS yaitu = 0.672 g maka KDS = D
Berdasarkan nilai SD1 yaitu = 0.534 g maka KDS = D

Tingkat Resiko Kegempaan Sistem Struktur


Rendah A dan D SRPMB/M/K ; SDSB/K
Menegah C SRPMM/K; SDSB/K
Tinggi D,E, dan F SRPMK ; SDSK

Keterangan SRPM : Sistem Rangka Pemikul Momen


SDS : Sisterm Dinding Struktur
B; M; K : Biasa; Menegah : Khusus
Untuk arah E-W (x) Rangka beton bertulang pemikul momen khusus
Untuk arah N-S (y) Rangka beton bertulang pemikul momen khusus

3.2.6 Menentukan Sistem Struktur dan Parameter Struktur berdasarkan KDS

Maka, dari tabel diatas didapatkan nilai :


X Y
R = 8.0 8.0
Ჲ0 = 3.0 3.0
Cd = 5.5 5.5

3.2.7 Menetukan Perioda Fundamental


Berdasarkan pasal 7.8.2.1 SNI 1726 periode fundamental pendekatan (Ta), harus ditentukan dari
persamaan berikut :
Ta = Cthnx Keterangan :
hn = ketinggian struktur (m)
Ct = Koifisien
x = ditentukan oleh table 18

Menetukan periode fundamental Cu = 1.4000


Ct = 0.0466
x = 0.9
h total = 9.3 m
Ta = Ct x hnx Tc = Periode fundamental hasil analisis
= 0.0466 x 7.4411 Tcx = 0.399 detik < Ta max
= 0.347 detik Tcy = 0.357 detik < Ta max
Ta max = Cu x Ta
= 1.40 x 0.347
= 0.485 detik
Maka nilai periode yang digunakan adalah Tcx = Tcx = 0.399 detik
Tcy = Tcy = 0.357 detik
3.2.8 Gaya Geser Minumum
Gaya geser dasar seismik dihitung sesuai dengan pasal 7.8 pada SNI 1726 : 2019
Menentukan koifisien resposns seismik (Cs) sesuai pasal 7.8.1.1
𝑆𝐷𝑆 𝑆𝐷𝑆
Csx = 𝑅 Csy = 𝑅
𝐼𝑒 𝐼𝑒
= 0.084 = 0.084

Csx maximum = SD1/(T(R/Ie)) Csy maximum = SD1/(T(R/Ie)) Pasal 7.8.1.1


= 0.1673 = 0.187

Cs minimum = 0,044SDS Ie ≥ 0,001


= 0.0296

Maka, nilai koefisien respons seismik yang digunakan adalah sebagai berikut :
Csx = 0.084
Csy = 0.084

Menghitung gaya geser desain (V)


V = Cs x W

Keterangan : Cs = koifisien respons sismik


W = Berat seismik (didapatkan dari program bantu atau hitungan
manual), (kg)
= 95560 kg

Vx = Csx x W = 0.084 x 95560 = 8027.040 kg


Vy = Csy x W = 0.084 x 95560 = 8027.040 kg

Dari hasil program bantu Etabs v18.1.1 didapakan nilai gaya geser terhitung sebagai berikut :
Vtx = 4615 kg Vtx/Vx = 57% (belum memenuhi)
Vty = 5341 kg Vty/Vy = 67% (belum memenuhi)

Untuk memenuhi persyaratan SNI 1726:2019 pasal 7.9.1.4.1, yang menyatakan rasio Vt/V harus
100% maka untuk pemodelan, nilai gempa harus dikalikan dengan faktor skala V/Vt.
factor scale arah-x = Vx/Vtx = 1.74
factor scale arah-y = Vy/Vty = 1.50

Langkah selanjutnya melakukan pemodelan dengan memasukkan nilai scale factor sesuai dengan
data di atas.
TAHAP 4:
ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN

4.1 Kondisi Umum


Analisis struktur adalah tahap selanjutnya dan yang paling utama dalam sebuah perencanaan
bangunan. Analisis struktur dapat dikerjakan apabila kondisi bangunan dan beban-beban rencana
sudah dihitung dan ditentukan. Tujuannya untuk mendapatkan nilai dari perilaku- perilaku elemen
struktur setelah beban-beban dimasukkan pada struktur bangunan. nilai-nilai tersebut terdiri
darigaya normal, gaya geser, gaya lentur dan momen elemen struktur. Selain itu untuk
mengidentifikasi awal apakah kondisi bangunan yang sudah direncanakan mampu untuk menahan
beban-beban yang terjadi.
Analsis struktur menggunakan banyak formula yang berbeda pada setiap elemen struktur.
banyak metode perhitungan struktur yang sudah ditemukan. Metode terbaru yang sudah digunakan
pada elemen struktur adalah Finite Element Methode. Metode ini menggunakan matriks yang dapat
menghitung dan mendapat hasil perhitungan dengan sekali jalan. metode ini juga sudah diprogram
pada banyak aplikasi analisis struktur. Selain itu ditambah juga untuk metode pembebanan Direct
Analysis Methode

Penggunaan aplikasi komputer adalah untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan.


Banyak aplikasi komputer yang sudah dikembangkan oleh beberapa developer asal negara amerika
serikat seperti Ansys, SAP2000 dan ETABS. Pada perhitungan kali ini akan menggunakan aplikasi
ETABS, karena aplikasi ini sangat cocok untuk analisa struktur bangunan gedung.

4.2 Input Pembebanan ETABS


4.2.1 Beban Mati (DL)
Beban mati plat lantai bangunan
Berat spesi (tebal 1 cm) = 2x 21 = 42 kg/m2
Berat keramik (tebal 1 cm) = 1x 24 = 24 kg/m2
Berat penggantung plafond = 18 = 18 kg/m2
Pipa dan Ducting = = 40 kg/m2+
= 124 kg/m2
Beban Garis
Dinding Bata Ringan Lantai 1 = 110 x 3.55 = 390.5 kg/m
Dinding Bata Ringan Lantai 2 = 110 x 3.75 = 412.5 kg/m

4.2.2 Beban Hidup (LL)


Beban hidup merata plat lantai
2
Rumah Tinggal = 192 kg/m
2
Beban Atap Dak = 96 kg/m

4.2.3 Kombinasi Beban yang digunakan (SNI 2847:2013) hal. 65 :


COMB 1 = 1.4D
COMB 2 = 1.2D + 1.6L + 0.5Lr
COMB 3 = 1.2D + Ev +Eh + L
COMB 4 = 0.9D + Ev + Eh
Keterangan : D = Beban Mati
L = Beban Hidup
Lr = Beban Hidup Reduksi
Ev = Beban Gempa Vertikal
Eh = Beban Gempa Horizontal

4.2.4 Proses Input Data


Berikut langkah – langkah input proses pengolahan data etabs v16
1. Membuat permodelan struktur bangunan

2. Mengisi data material propertis dengan klik Define Menu > Material Properties.
3. Memasukkan jenis beban yang akan digunakan dengan klik Define Menu > Static Load Pattens

4. Memasukkan beban pada model struktur bangunan


a. Beban Kerja Merata
Pada beban kerja diasumsi bekerja merata pada pelat. Sebelumnya mennetukan bebakan merata
yang akan bekerja pada pelat, caranya Assign > Shell Load > Uniform, kemudian masukkan data
pembebanan merata sesuai perencanaan dengan peraturan yang berlaku.

Selanjutnya pilih pelat yang akan diberi beban kerja merata sesuai dengan fungsi area. Caranya
Assign Menu > Shell Loads > Uniform Load Sets. Kemudian pilih beban kerja yang akan diberikan
pada pelat tersebut.
5. Memasukkan Spectrum Gempa (Respons Spectrum Case )
Mengklik Define Menu > Functions > Respons Spectrum. Pada kotak dialog Respons Spectrum
Functions pilih Add New Function. Kemudian muncul kotak dialog seperti gambar dibawah, lalu klik
browse dan mencari file respons spektrum yang seperti sudah dikerjakan pada tahap II (Respons
Spektrum) dan klik OK

6. Memasukkan kombinasi pembebanan


Kombinasi pembebanan dimasukkan dengan cara klik define
- load combination - add new combo

7. Analisis Struktur
Klik analyze - set analysis options - pilih Full 3D - OK

Kemudian klik Analyze - Run analyze

4.2.5. Hasil Analisis ETABS


Setelah dilakukan run pada etabs maka akan didapatkan hasil perhitungan struktur yaitu point
displacement, beam force, column force, dan support reactions. Untuk menampilkan hasil–hasil tersebut
klik Display Meu > Show Table, tandai analysis result.

Output Gaya Momen

Out Put Gaya Aksial


4.3. Kontrol Struktur
4.3.1. Kontrol Gaya Geser Dasar
Berikut merupakan nilai gaya geser dasar yang didapat melalui metode statis ekivalen :
Vx = 8027.040 kg
Vy = 8027.040 kg

Dari hasil program bantu ETABS didapakan nilai gaya geser terhitung sebagai berikut :
Vtx = 15104.710 kg ≥ Vx OK
Vty = 14470.970 kg ≥ Vy OK
Maka gaya geser yang terjadi pada geudng memenuhi persyaratan SNI 1726:2019 pasal 7.9.1.4.1
TAHAP 5:
PERHITUNGAN PENULANGAN ELEMEN STRUKTUR
5 Kondisi Umum
Tahap setelah analisis struktur adalah perhitungan penulangan elemen stuktur bangunan. dari hasil analisa struktu
didapatkan data-data yang diperlukan untuk menghitung penulangan elemen struktur. Data-data tersebut berupa momen,
gaya, torsi, dll. Elemen struktur yang akan dihitung antara lain balok induk, balok anak, sloof, dan kolom. Perhitungan ini
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tulangan dari elemen struktur berupa dimensi penampang dan mutu tulangan serta
jarak-jaraknya.
kebutuhan tulangan dihitung agar mampu menahan beban struktur yang tidak bisa ditahan oleh material beton.
Selanjutnya hasil perhitungan ini digunakan untuk perhitungan biaya yang dibutuhkan sehingga bisa dihasilkan bangunan
yang kuat dan efisien.

5.1 Penulangan Pelat Lantai


5.1.1 Data Pembebanan Pelat Lantai

a. Beban Hidup (qL)


SNI 1727 ; 2013
2
Rumah Tinggal = 192.00 kg/m
2
Maka Beban Hidup Pakai (WL) = 192.00 kg/m

b. Beban Mati (qD)


Tebal Pelat = 12 cm = 0.12 m
Beton Bertulang = 2400 kg/m2
Berat Sendiri Pelat = 288 kg/m2
Plafond+Penggantung = 18 kg/m2 +
Maka Beban Mati Total = 306 kg/m2

c. Beban Ultimate (WU)


Untuk Tinjauan Lebar Per 1 m Pelat, maka :
Beban Ultimit (WU) = 1.2D + 1.6L
2
= 1.2 x 306 kg/m + 1.6 x 192 kg/m2
2
= 674.40 kg/m

5.1.2 Pembebanan Momen


Lx Lx = 3.5 m Terpendek
Ly = 3.7 m Terpanjang
Ly/Lx = β = 1.10 < 2 (Dua Arah)

x untuk Mlx = 34
Ly
x untuk Mly = 22 Tabel Kondisi Tumpuan

x untuk Mtx = 63 Gideon
x untuk Mty = 54

Diasumsikan Kondisi Pelat Terjepit Pada 4 Bagian :


2
Mlx = 0.001 x qU x Lx x X
= 0.001 x 674.40 x 12.25 x 34
= 280.89 kg.m
Mly = 0.001 x qU x Lx2 x X
= 0.001 x 674.40 x 12.25 x 22
= 181.75 kg.m
Mtx = -0.001 x qU x Lx2 x X
= -0.001 x 674.40 x 12.25 x 63
= -520.47 kg.m
Mty = -0.001 x qU x Lx2 x X
= -0.001 x 674.40 x 12.25 x 54
= -446.12 kg.m

5.1.3 Penulangan Pelat


a. Data Perencanaan :
Tebal Pelat (h) = 12 cm = 0.012 m
Tebal Penutup (d') = 20 mm
Diameter Tulangan (D) = 10 mm
b = 1000 mm
fy = 420 Mpa
f'c = 26.4 Mpa
Mu Lapangan Arah X = 280.89 kg.m
Mu Lapangan Arah Y = 181.75 kg.m
Mu Tumpuan Arah X = -520.47 kg.m
Mu Tumpuan Arah Y = -446.12 kg.m

dx = h - d' - 1/2 x Ø = 120mm - 20 mm - 1/2 x 10 mm


= 95 mm

dy = h - d' - Ø - 1/2 x Ø = 120mm - 20 mm - 10 mm - 1/2 x 10 mm


= 85 mm

b. Perhitungan Ratio :
ρb = 0.85 x fc β 600
fy 600 + fy
= 0.85 x 26 MPa x 1.1 600
420 MPa 600 + 420
= 0.035

ρmax = 0.75 x ρb = 0.75 x 0.035


= 0.026

ρmin = 1.4 = 1.4 = 0.0033


fy 420

ρ pakai = 0.0259

c. Penulangan Lapangan Arah X :


Mu = 280.89 kg.m = 2808876 N.mm

Rn = Mu = 2808876 N.mm
Ø x b x dx2 0.80 x 1000mm x 9025 mm2
= 0.39 MPa

m fy = 420 MPa
=
0.85 x fc' 0.85 x 26 MPa
= 18.72

ρ 1 1 1- 2m x Rn
=
m fy

1 1 1- 37.43 x 0.39
=
18.72 420
ρ = 0.0009

ρmax = 0.026
ρ pakai = 0.0033 ρ < ρmin pakai
ρ = 0.0009

As = ρ x b x dx
= 0.0033 x 1000 x 95
= 316.67 mm²

Digunakan Tulangan Ø 10 mm = 78.5 mm²


Jumlah Tulangan (n) = 316.67 mm² = 4.03 → 6 buah
78.50 mm²
Jarak Tulangan per 1 m = 1000 mm² = 167 mm
6 buah
s pakai → 150 mm

Menurut SNI 2847:2019 pasal 8.7.2.2 disebutkan sebagai berikut:


Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat, atau 450 mm
Jarak ≤ 2 x Tebal Pelat
150 mm ≤ 2 x 120 mm
150 mm ≤ 240 mm (OK)
150 mm ≤ 450 mm (OK)
As jadi = n x 1 x π x Ø2
4
= 6 buah x 0.25 x 3.14 x 100 mm²
= 471.00 mm² > 316.67 mm² → (OK)

Maka dipakai tulangan = Ø10 - 150mm

Kontrol Kekuatan
a
Mn = As x fy x dx -
2
Dengan, a As x fy 471.00 mm² x 420 MPa
= =
0.85 x f'c x b 0.85 x 26 MPa x 1000 mm
= 8.82 mm
8.82 mm
Mn = 471.00 mm² x 420 MPa x 95.00 mm -
Mn = 471.00 mm² x 420 MPa x 95.00 mm -
2
= 17920958.102 N.mm

Ø Mn = 0.80 x 17920958.10 N.mm


Ø Mn = 14336766.481 N.mm
14336766.5 N.mm > 2808876 N.mm → (OK)

d. Penulangan Lapangan Arah Y :


Mu = 181.75 kg.m = 1817508 N.mm

Rn = Mu
Ø x b dy2
= 1817508 N.mm
0.8 x 1000 mm x 7225 mm²
= 0.31 MPa

m = fy 420 MPa
=
0.85 x f'c .85 x 26 MPa
= 18.72

ρ = 1 1- 1- 2m x Rn
m fy

= 1 37.43 x .31 MPa


1- 1-
18.72 420 MPa
ρ = 0.0008

ρmax = 0.0259
ρmin = 0.0033
ρ pakai = 0.0033 (karena ρ < ρ min maka yang dipakai adalah ρ min)

As = ρ x b x dy = 0.0033 x 1000 mm x 85 mm
= 283.33 mm²

Digunakan Tulangan Ø 10 mm = 78.5 mm²


283.33
Jumlah Tulangan (n) = = 3.61 → 6 buah
78.50
Jumlah Tulangan dalam 1000 mm s pakai → 150 mm
= = 166.67 mm
1m 6

Menurut SNI 2847:2019 pasal 8.7.2.2 disebutkan sebagai berikut:


Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat, atau 450 mm

Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat


150 mm ≤ 3 x 120 mm
150 mm ≤ 360 mm (OK)
As terjadi = n x 1 x π x Ø2
4
= 6 buah x 0.25 x 3.14 x 100
= 471.00 mm² > 283.33 mm2 → (OK)

Maka dipakai tulangan = Ø10 - 150mm

• Kontrol Kekuatan
Mn a
= As x fy x dy -
2
Dengan a = As x fy = 471 mm² x x 420 MPa
0.85 x f'c x b 0.85 x 26 MPa x 1000 mm
a = 8.82 mm

9 mm
Mn = 471.00 mm² x 420 MPa x 85 -
2
= 15942758.102 N.mm

Ø Mn = 12754206.481 N.mm
12754206.5 N.mm > 1817508 N.mm → (OK) Ratio Mu/ØMn 14.3%

e. Penulangan Tumpuan Arah X :


Mu = 520.47 kg.m = 5204682 N.mm

Rn = Mu 5204682 N.mm
=
Ø x b x dx2 0.80 x 1000 mm x 9025
= 0.721 MPa

fy 420 MPa
m = =
0.85 x fc' 0.85 x 26 MPa
= 18.72

ρ = 1 2m x Rn
1- 1-
m fy

= 1 1- 1- 37.43 x .721 MPa


18.72 420 MPa
ρ = 0.0017

ρmax = 0.0259
ρmin = 0.0033
ρ = 0.0033 (karena ρ > ρ min maka yang dipakai adalah ρ)

As = ρ x b x dx = 0.0033 x 1000 mm x 95 mm
= 316.67 mm²

Digunakan Tulangan Ø 10 mm = 78.5 mm²


Jumlah Tulangan (n) 316.67
= = 4.03 → 6 buah
78.50
1000 mm
Jarak Tulangan per 1 m = = 166.67 mm
Jarak Tulangan per 1 m = = 166.67 mm
6 buah
s pakai → 150 mm

Menurut SNI 2847:2019 pasal 8.7.2.2 disebutkan sebagai berikut:


Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat, atau 450 mm
Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat
150 mm ≤ 3 x 120 mm
150 mm ≤ 360 mm (OK)
1 π Ø2
As jadi = n x x x
4
= 6 buah x 0.25 x 3.14 x 100
= 471 mm² > 316.67 mm² → (OK)

Maka dipakai tulangan = Ø10 - 150mm

Kontrol Kekuatan
Mn = a
As x fy x dx -
2
Dengan a As x fy 471.00 mm² x 420 MPa
= =
0.85 x f'c x b 0.85 x 26 MPa x 1000 mm
a = 8.82 mm

8.82 mm
Mn = 471 mm² x 420 MPa 95 mm -
2
= 17920958 N.mm

ØMn = 14336766 N.mm


14336766.5 N.mm > 5204682 N.mm → (OK)

f. Penulangan Tumpuan Arah Y :


Mu = 446.116 kg.m = 4461156 N.mm

Rn = Mu
ф x b x dy2
= 4461156
0.8 x 1000 x 7225
= 0.77 N/mm2

m = fy = 420
0.85 x fc 0.85 x 26.4
= 18.72

ρ = 1 1- 1- 2m x Rn
m fy

= 1 1- 1- 37.43 x 0.77
18.72 420
ρ = 0.0019
ρmax = 0.0259
ρmin = 0.0033
ρ = 0.0033 (karena ρ < ρ min maka yang dipakai adalah ρmin)

As = ρ x b x dy
= 0.0033 x 1000 mm x 85 mm
= 283.33 mm²

Digunakan Tulangan Ø 10 mm = 78.5 mm2


Jumlah Tulangan (n) 283.33 mm² 3.61 → 6 buah
= =
78.50 mm²
Jarak Tulangan per 1 m 1000 mm 166.67 mm
= =
6 buah
s pakai → 150 mm

Menurut SNI 2847:2019 pasal 8.7.2.2 disebutkan sebagai berikut:


Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat, atau 450 mm
Jarak ≤ 3 x Tebal Pelat
150 mm ≤ 3 x 120 mm
150 mm ≤ 360 mm (OK)

As terjadi = n x 1 x π x ф2
4
= 6 x 0.25 x 3.14 x 100
= 471 mm² > 283.33 mm² → (OK)

Maka dipakai tulangan = Ø10 - 150mm

• Kontrol Kekuatan
Mn = a
As x fy x dy -
2
Dengan a As x fy 471 mm² x 420 MPa
= =
0.85 x f'c x b 0.85 x 26 MPa x 1000 mm
a = 8.82 mm

= 471 x 420 x 85.00 - 8.82


Mn
2
= 15942758.10 N.mm
ØMn = 12754206.48 N.mm
12754206.5 N.mm > 4461156 N.mm → (OK)

g. Perhitungan Tulangan Susut dan bagi


• Tulangan Bagi dan Susut
SNI 2847 : 2019 Tabel 8.6.1.1
As bagi = 0.002 x Ag = 0.002 x 1000 mm x 120 mm
2
= 240 mm

2
As Tulangan (Ø) 10 mm = 78.57 mm
2
Jumlah Tulangan(n) As bagi 240 mm
= = 2
As Ø 78.57 mm
= 3.05 buah
Jumlah Tulangan Pakai = 5 buah
Jarak Tulangan tiap m = 1000 mm = 200 mm
5
Maka dipakai = Ø10 - 200mm

5.1.4 Rekapitulasi Penulangan Pelat


Penulangan Lapangan Arah X Ø10 - 150mm
Penulangan Lapangan Arah Y Ø10 - 150mm
Penulangan Tumpuan Arah X Ø10 - 150mm
Penulangan Tumpuan Arah Y Ø10 - 150mm
Tulangan Bagi Ø10 - 200mm

LAMPIRAN TABEL
5.2 Perencanaan Balok 1
5.2.1 Data Perencanaan :
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 25 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 235000 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 40 cm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi Pelat
Tebal pelat lantai = 12 cm
Lx = 3.7 m
Ly = 3.5 m
Gaya dalam yang terjadi
Momen Lapangan = 4462.00 kg.m
Momen Tumpuan = 5182.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 12011.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 6747.00 kg
Gaya Aksial = 797 kg

Syarat Desain Balok Terhadap Gaya Aksial


Pu < 0.1 x f'c x Ag
797 < 0.1 x 290 x 600
797 < 17400 kg (OK)

5.2.2 Penulangan Lentur Balok 1 (B 1) 40 cm / 15 cm


•d = 400 - 20 - 8- 13
2
= 365.5 mm
• d" = 20 + 8 + 13
2
= 34.5 mm
Jumlah tulangan dalam satu baris (ns) = b - 2 x d"
+1
25 + D

= 3.1315789
= 3 buah
Jarak vertikal pusat ke pusat tulangan = 33 mm

SNI 2847:2019 Sesuai Tabel 22.2.2.4.3


Untuk Nilai 17 ≥ fc' ≤ 28
β1 = 0.85

Untuk Nilai 28 < fc' < 55

β1 = 0.85 - 0.05 x fc' - 28


7

= 0.85 - 0.05 x 25 - 28
7
= 0.87

Untuk Nilai fc' ≥ 55


β1 = 0.65

Jadi nilai β1 yang digunakan adalah 0.85

ρ balance = 0.85 fc' β1 x 600


fy 600 + fy

= 0.85 25 0.87 x 600


420 600 + 420
= 0.0259

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0259
= 0.0195

ρ min = √fc'
4 x fy
= 5.00
4 x 420
= 0.0030

ρ min = 1.4
fy
= 1.4 = 0.00333
420
m = fy
0.85 x fc'
= 420
0.85 x 25
= 19.76

1. Penulangan Lentur Bagian Lapangan

Mu = 4462.00 kg.m = 44620000 N.mm


Mu lapangan
Mn perlu = Mu = 44620000 = 55775000 N.mm
ф 0.8

• Penentuan Lebar Flens (be)


1) be = L = 350 = 88 cm
4 4
2) be = bw + 16 x hf
= 15 + 16 x 12
= 207 cm
3) be = jarak pusat ke pusat balok
= 1 x (Lb - bw)
2
= 0.5 x 355
= 177.5 cm
4) Diambil nilai be terkecil = 88 cm

C = 0.85 x fc' x be x a
= 0.85 x 25 x 875 x 120
= 2231250 N
Mn = C x d - a
2
= 1785000 x 365.5 - 120
2
= 545317500 N.mm > 44620000 N.mm (OK)
karena Mn yang diperlukan melampaui momen nominal yang bekerja maka harga a masih dibawah
t (tebal pelat). Maka balok bukan merupakan balok T, dan dihitung sebagai balok persegi.
• Mn = Mu = 44620000 = 55775000 N.mm
ф 0.8

• Rn = Mn
b x d2
= 55775000 N.mm = 2.78
150 x 133590
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.007129
• ρ min = 0.003333
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min
a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Bawah)
As = ρ perlu x b x d'
= 0.00713 x 150 x 365.5
= 390.87 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 390.87 = 2.94 → 6 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 6 D 13 = 796.39 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Atas)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 796.39
= 265.46 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 265.46 = 2.00 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik =6 D 13 = 796.394 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan =2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 332.5 mm
2 2 67.5 135
3 3 100.5 301.5
∑ 8 202.5 540

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 796.39 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 69.96 mm

c = a
β1
= 69.96
0.85
= 82.30 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 332.5 x 0.003
82.30
= 0.01212 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

a
ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d − ) + As ' fy ( d − d ' )
2
= 0.8 796 - 265.46 x 420 333 - 69.96
2
+ 265.46 x 420 332.5 - 34.5

= 424.74 x 124959 + 265.46 x 125160


= 53075449.5 + 33225546.74
= 86300996 N.mm > 44620000 N.mm (OKE)

2. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan


• Mu = 5182.00 kg.m = 51,820,000 N.mm
• Mn = Mu = 5.2E+07 = 64,775,000 N.mm
ф 0.8
• Rn = Mn
b x d2
= 64775000 N.mm = 3.23
150 x 133590

1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.0084
• ρ min = 0.0030
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min

a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Atas)


As = ρ perlu x b x d'
= 0.00839 x 150 x 365.5
= 460.12 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 460.12 = 3.47 → 6 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 6 D 13 = 796.39 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Bawah)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 796.39
= 265.46 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 265.46 = 2.00 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik 6 D 13 = 796.394 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan 2 D 13 = 265.465 mm2

Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm


1 3 34.5 103.5 d' = 352.3 mm
2 2 67.5 135
3 0 0 0
∑ 5 102 238.5
a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 796.39 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 69.96 mm

c = a
β1
= 69.96
0.85
= 82.30 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 352.3 x 0.003
82.30
= 0.012842 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d −
a
) + As ' fy ( d − d ' )
2

= 0.8 796 - 265.46 x 420 x 352 - 69.96


2
+ 265.46 x 420 x 352.3 - 34.5

= 424.74 x 133275 + 265.46 x 133476


= 56607615 + 35433150.18
= 92040765 N.mm > 51820000 N.mm (OKE)

5.2.3 Penulangan Geser Balok 1 (B 1)


SNI 2847 Pasal 16.4
1. Penulangan Geser Bagian Tumpuan
Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 400 mm d = 365.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu tumpuan = 12011 kg = 120110 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 365.5
6
= 0.17 x 274125.00
= 45687.50 N

Vu > ф Vc
120110.0 N > 0.75 45688
120110.0 N > 34266 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 120110 - 34266 = 114459 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0,33 fc b  d
= 0.33 5 150 365.5
= 90461.25 N

Vc2 = 0,66 fc b  d
= 0.66 5 150 365.5
= 180922.5 N

Vs = 114459.2 N
Vc1 = 90461.25 N
Vc2 = 180922.5 N
Maka
Vs > Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer


Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 182.75 mm
2

S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 365.5
114459
= 77.00655 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm
S Dipakai = 150 mm

Maka untuk tulangan Geser daerah tumpuan dipasang ф8 - 150 mm

2. Penulangan Geser Bagian Lapangan


Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 400 mm d = 365.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu Lapangan = 5081 kg = 50807.8 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 365.5
6
= 0.17 x 274125.00
= 45687.50 N

Vu > ф Vc
50808 N N > 0.75 45688
50807.8 N > 34266 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 50807.8 - 34266 = 22056.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0.33 x √f'c x b x d


= 0.33 5 150 365.5
= 90461.25 N

Vc2 = 0.66 x √f'c x b x d


= 0.66 5 150 365.5
= 180922.5 N

Vs = 22056.23 N
Vc1 = 90461.25 N
Vc2 = 180922.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer

Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 182.75 mm
2
S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 365.5
22056.2
= 399.6197 mm
S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm

S Dipakai = 200 mm

Maka untuk tulangan pada daerah lapangan dipasang ф8 - 200 mm

5.2.4 Cek Tahanan Tulangan Torsi


фTu = 5323700 Nmm

Berdasarkan SNI 2847 2019 Pasal 22.7.4.1 , bahwa torsi dapat diabaikan apabila torsi yang terjadi
kurang dari persamaan berikut :
Acp2
0,0833x f ′c x ( )
Pcp = 1363636 Nmm (Tulangan Torsi Diabaikan)

5.2.5 Rekapitulasi Penulangan Balok 1 (B 1)


Tumpuan Lapangan
Dimensi ( B X H) (mm) 150 x 400 150 x 400
Tulangan Atas 6D13 2D13
Tulangan Bawah 2D13 6D13
Tulangan Sengkang Ø 8 - 150 mm Ø 8 - 200 mm
5.3 Perencanaan Balok 2
5.3.1 Data Perencanaan :
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 25 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 235000 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 30 cm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi Pelat
Tebal pelat lantai = 12 cm
Lx = 3.7 m
Ly = 3.5 m
Gaya dalam yang terjadi
Momen Lapangan = 1219.00 kg.m
Momen Tumpuan = 2887.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 5527.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 2028.00 kg
Gaya Aksial = 242 kg

Syarat Desain Balok Terhadap Gaya Aksial


Pu < 0.1 x f'c x Ag
242 < 0.1 x 290 x 450
242 < 13050 kg (OK)

5.3.2 Penulangan Lentur Balok 2 (B 2) 30 cm / 15 cm


•d = 300 - 20 - 8- 13
2
= 265.5 mm
• d" = 20 + 8 + 13
2
= 34.5 mm
Jumlah tulangan dalam satu baris (ns) = b - 2 x d"
+1
25 + D

= 3.1315789
= 3 buah
Jarak vertikal pusat ke pusat tulangan = 33 mm

SNI 2847:2019 Sesuai Tabel 22.2.2.4.3


Untuk Nilai 17 ≥ fc' ≤ 28
β1 = 0.85

Untuk Nilai 28 < fc' < 55

β1 = 0.85 - 0.05 x fc' - 28


7

= 0.85 - 0.05 x 25 - 28
7
= 0.87

Untuk Nilai fc' ≥ 55


β1 = 0.65

Jadi nilai β1 yang digunakan adalah 0.85

ρ balance = 0.85 fc' β1 x 600


fy 600 + fy

= 0.85 25 0.87 x 600


420 600 + 420
= 0.0259

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0259
= 0.0195

ρ min = √fc'
4 x fy
= 5.00
4 x 420
= 0.0030

ρ min = 1.4
fy
= 1.4 = 0.00333
420
m = fy
0.85 x fc'
= 420
0.85 x 25
= 19.76

1. Penulangan Lentur Bagian Lapangan

Mu = 1219.00 kg.m = 12190000 N.mm


Mu lapangan
Mn perlu = Mu = 12190000 = 15237500 N.mm
ф 0.8

• Penentuan Lebar Flens (be)


1) be = L = 350 = 88 cm
4 4
2) be = bw + 16 x hf
= 15 + 16 x 12
= 207 cm
3) be = jarak pusat ke pusat balok
= 1 x (Lb - bw)
2
= 0.5 x 355
= 177.5 cm
4) Diambil nilai be terkecil = 88 cm

C = 0.85 x fc' x be x a
= 0.85 x 25 x 875 x 120
= 2231250 N
Mn = C x d - a
2
= 1785000 x 265.5 - 120
2
= 366817500 N.mm > 12190000 N.mm (OK)
karena Mn yang diperlukan melampaui momen nominal yang bekerja maka harga a masih dibawah
t (tebal pelat). Maka balok bukan merupakan balok T, dan dihitung sebagai balok persegi.
• Mn = Mu = 12190000 = 15237500 N.mm
ф 0.8

• Rn = Mn
b x d2
= 15237500 N.mm = 1.44
150 x 70490.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.003556
• ρ min = 0.003333
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min
a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Bawah)
As = ρ perlu x b x d'
= 0.00356 x 150 x 265.5
= 141.62 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 141.62 = 1.07 → 4 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 4 D 13 = 530.93 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Atas)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 530.93
= 176.98 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 176.98 = 1.33 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik =4 D 13 = 530.929 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan =2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 252.3 mm
2 2 67.5 135
3 0 0 0
∑ 5 102 238.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 530.93 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 34.98 mm

c = a
β1
= 34.98
0.85
= 41.15 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 252.3 x 0.003
41.15
= 0.018393 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

a
ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d − ) + As ' fy ( d − d ' )
2
= 0.8 531 - 265.46 x 420 252 - 34.98
2
+ 265.46 x 420 252.3 - 34.5

= 212.37 x 98620.4 + 265.46 x 91476


= 20944186.66 + 24283637.85
= 45227825 N.mm > 12190000 N.mm (OKE)

2. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan


• Mu = 2887.00 kg.m = 28,870,000 N.mm
• Mn = Mu = 2.9E+07 = 36,087,500 N.mm
ф 0.8
• Rn = Mn
b x d2
= 36087500 N.mm = 3.41
150 x 70490.3

1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.0089
• ρ min = 0.0030
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min

a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Atas)


As = ρ perlu x b x d'
= 0.00891 x 150 x 265.5
= 354.88 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 354.88 = 2.67 → 4 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 4 D 13 = 530.93 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Bawah)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 530.93
= 176.98 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 176.98 = 1.33 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik 4 D 13 = 530.929 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan 2 D 13 = 265.465 mm2

Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm


1 3 34.5 103.5 d' = 252.3 mm
2 2 67.5 135
3 0 0 0
∑ 5 102 238.5
a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 530.93 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 34.98 mm

c = a
β1
= 34.98
0.85
= 41.15 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 252.3 x 0.003
41.15
= 0.018393 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d −
a
) + As ' fy ( d − d ' )
2

= 0.8 531 - 265.46 x 420 x 252 - 34.98


2
+ 265.46 x 420 x 252.3 - 34.5

= 212.37 x 98620.4 + 265.46 x 91476


= 20944186.66 + 24283637.85
= 45227825 N.mm > 28870000 N.mm (OKE)

5.3.3 Penulangan Geser Balok 2 (B 2)


SNI 2847 Pasal 16.4
1. Penulangan Geser Bagian Tumpuan
Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 300 mm d = 265.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu tumpuan = 5527 kg = 55270 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 265.5
6
= 0.17 x 199125.00
= 33187.50 N

Vu > ф Vc
55270.0 N > 0.75 33188
55270.0 N > 24891 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 55270 - 24891 = 40505.8 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0,33 fc b  d
= 0.33 5 150 265.5
= 65711.25 N

Vc2 = 0,66 fc b  d
= 0.66 5 150 265.5
= 131422.5 N

Vs = 40505.83 N
Vc1 = 65711.25 N
Vc2 = 131422.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer


Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 132.75 mm
2

S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 265.5
40505.8
= 158.0658 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm
S Dipakai = 150 mm

Maka untuk tulangan Geser daerah tumpuan dipasang ф8 - 150 mm

2. Penulangan Geser Bagian Lapangan


Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 300 mm d = 265.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu Lapangan = 5081 kg = 50807.8 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 265.5
6
= 0.17 x 199125.00
= 33187.50 N

Vu > ф Vc
50808 N N > 0.75 33188
50807.8 N > 24891 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 50807.8 - 24891 = 34556.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0.33 x √f'c x b x d


= 0.33 5 150 265.5
= 65711.25 N

Vc2 = 0.66 x √f'c x b x d


= 0.66 5 150 265.5
= 131422.5 N

Vs = 34556.23 N
Vc1 = 65711.25 N
Vc2 = 131422.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer

Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 132.75 mm
2
S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 265.5
34556.2
= 185.2802 mm
S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm

S Dipakai = 200 mm

Maka untuk tulangan pada daerah lapangan dipasang ф8 - 200 mm

5.3.4 Cek Tahanan Tulangan Torsi


фTu = 5323700 Nmm

Berdasarkan SNI 2847 2019 Pasal 22.7.4.1 , bahwa torsi dapat diabaikan apabila torsi yang terjadi
kurang dari persamaan berikut :
Acp2
0,0833x f ′c x ( )
Pcp = 937500 Nmm (Tulangan Torsi Diabaikan)

5.3.5 Rekapitulasi Penulangan Balok 2 (B 2)


Tumpuan Lapangan
Dimensi ( B X H) (mm) 150 x 300 150 x 300
Tulangan Atas 4D13 2D13
Tulangan Bawah 2D13 4D13
Tulangan Sengkang Ø 8 - 150 mm Ø 8 - 200 mm
5.4 Perencanaan Balok 3
5.4.1 Data Perencanaan :
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 25 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 235000 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 25 cm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi Pelat
Tebal pelat lantai = 12 cm
Lx = 3.7 m
Ly = 3.5 m
Gaya dalam yang terjadi
Momen Lapangan = 1066.00 kg.m
Momen Tumpuan = 1214.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 2212.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 2265.00 kg
Gaya Aksial = 264 kg

Syarat Desain Balok Terhadap Gaya Aksial


Pu < 0.1 x f'c x Ag
264 < 0.1 x 290 x 375
264 < 10875 kg (OK)

5.4.2 Penulangan Lentur Balok 3 (B 3) 25 cm / 15 cm


•d = 250 - 20 - 8- 13
2
= 215.5 mm
• d" = 20 + 8 + 13
2
= 34.5 mm
Jumlah tulangan dalam satu baris (ns) = b - 2 x d"
+1
25 + D

= 3.1315789
= 3 buah
Jarak vertikal pusat ke pusat tulangan = 33 mm

SNI 2847:2019 Sesuai Tabel 22.2.2.4.3


Untuk Nilai 17 ≥ fc' ≤ 28
β1 = 0.85

Untuk Nilai 28 < fc' < 55

β1 = 0.85 - 0.05 x fc' - 28


7

= 0.85 - 0.05 x 25 - 28
7
= 0.87

Untuk Nilai fc' ≥ 55


β1 = 0.65

Jadi nilai β1 yang digunakan adalah 0.85

ρ balance = 0.85 fc' β1 x 600


fy 600 + fy

= 0.85 25 0.87 x 600


420 600 + 420
= 0.0259

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0259
= 0.0195

ρ min = √fc'
4 x fy
= 5.00
4 x 420
= 0.0030

ρ min = 1.4
fy
= 1.4 = 0.00333
420
m = fy
0.85 x fc'
= 420
0.85 x 25
= 19.76

1. Penulangan Lentur Bagian Lapangan

Mu = 1066.00 kg.m = 10660000 N.mm


Mu lapangan
Mn perlu = Mu = 10660000 = 13325000 N.mm
ф 0.8

• Penentuan Lebar Flens (be)


1) be = L = 350 = 88 cm
4 4
2) be = bw + 16 x hf
= 15 + 16 x 12
= 207 cm
3) be = jarak pusat ke pusat balok
= 1 x (Lb - bw)
2
= 0.5 x 355
= 177.5 cm
4) Diambil nilai be terkecil = 88 cm

C = 0.85 x fc' x be x a
= 0.85 x 25 x 875 x 120
= 2231250 N
Mn = C x d - a
2
= 1785000 x 215.5 - 120
2
= 277567500 N.mm > 10660000 N.mm (OK)
karena Mn yang diperlukan melampaui momen nominal yang bekerja maka harga a masih dibawah
t (tebal pelat). Maka balok bukan merupakan balok T, dan dihitung sebagai balok persegi.
• Mn = Mu = 10660000 = 13325000 N.mm
ф 0.8

• Rn = Mn
b x d2
= 13325000 N.mm = 1.91
150 x 46440.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.00478
• ρ min = 0.003333
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min
a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Bawah)
As = ρ perlu x b x d'
= 0.00478 x 150 x 215.5
= 154.52 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 154.52 = 1.16 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Atas)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 265.46
= 88.49 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 88.49 = 0.67 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik =2 D 13 = 265.465 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan =2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 215.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 265.46 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 0.00 mm

c = a
β1
= 0.00
0.85
= 0.00 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 215.5 x 0.003
0.00
= 646.5 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x d - 5
c 3
= 0,65 + 0,25 x 215.5 - 5
0.00 3
= 193948.5

a
ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d − ) + As ' fy ( d − d ' )
2
= 0.8 265 - 265.46 x 420 216 - 0.00
2
+ 265.46 x 420 215.5 - 34.5
= 0.00 x 90510 + 265.46 x 76020
= 0 + 20180617.31
= 20180617 N.mm > 10660000 N.mm (OKE)

2. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan


• Mu = 1214.00 kg.m = 12,140,000 N.mm
• Mn = Mu = 1.2E+07 = 15,175,000 N.mm
ф 0.8
• Rn = Mn
b x d2
= 15175000 N.mm = 2.18
150 x 46440.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.0055
• ρ min = 0.0030
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu > ρ min

a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Atas)


As = ρ perlu x b x d'
= 0.00548 x 150 x 215.5
= 177.27 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 177.27 = 1.34 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Bawah)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 265.46
= 88.49 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 88.49 = 0.67 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik 2 D 13 = 265.465 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan 2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 215.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 265.46 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 0.00 mm

c = a
β1
= 0.00
0.85
= 0.00 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 215.5 x 0.003
0.00
= 646.5 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x εy-εs


0,005-εs
= 0,65 + 0,25 x -646.5
-646.5
= 0.900004

ф Mn = a
0.8  ( As − As ' )  fy  (d − ) + As ' fy (d − d ' )
2
= 0.8 265 - 265.46 x 420 x 216 - 0.00
2
+ 265.46 x 420 x 215.5 - 34.5

= 0.00 x 90510 + 265.46 x 76020


= 0 + 20180617.31
= 20180617 N.mm > 12140000 N.mm (OKE)

5.4.3 Penulangan Geser Balok 3 (B 3)


SNI 2847 Pasal 16.4
1. Penulangan Geser Bagian Tumpuan
Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 250 mm d = 215.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu tumpuan = 2212 kg = 22120 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 215.5
6
= 0.17 x 161625.00
= 26937.50 N

Vu > ф Vc
22120.0 N > 0.75 26938
22120.0 N > 20203 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 22120 - 20203 = 2555.83 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0,33 fc b  d
= 0.33 5 150 215.5
= 53336.25 N

Vc2 = 0,66 fc b  d
0,66 fc b  d
= 0.66 5 150 215.5
= 106672.5 N

Vs = 2555.833 N
Vc1 = 53336.25 N
Vc2 = 106672.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer


Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 107.75 mm
2

S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 215.5
2555.83
= 2033.319 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm
S Dipakai = 150 mm

Maka untuk tulangan Geser daerah tumpuan dipasang ф8 - 150 mm

2. Penulangan Geser Bagian Lapangan


Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 250 mm d = 215.5 mm
Dari Etabs diperoleh Vu Lapangan = 5081 kg = 50807.8 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 215.5
6
= 0.17 x 161625.00
= 26937.50 N

Vu > ф Vc
50808 N N > 0.75 26938
50807.8 N > 20203 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 50807.8 - 20203 = 40806.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0.33 x √f'c x b x d


= 0.33 5 150 215.5
= 53336.25 N
Vc2 = 0.66 x √f'c x b x d
= 0.66 5 150 215.5
= 106672.5 N
Vs = 40806.23 N
Vc1 = 53336.25 N
Vc2 = 106672.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer

Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2
S1 = Jarak sengkang (s)
Smax = d = 107.75 mm
2
S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 215.5
40806.2
= 127.3537 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm

S Dipakai = 200 mm

Maka untuk tulangan pada daerah lapangan dipasang ф8 - 200 mm

5.4.4 Cek Tahanan Tulangan Torsi


фTu = 5470000 Nmm

Berdasarkan SNI 2847 2019 Pasal 22.7.4.1 , bahwa torsi dapat diabaikan apabila torsi yang terjadi
kurang dari persamaan berikut :
Acp2
0,0833x f ′c x ( )
Pcp = 732422 Nmm (Tulangan Torsi Diabaikan)

5.4.5 Rekapitulasi Penulangan Balok 5 (B 5)


Tumpuan Lapangan
Dimensi ( B X H) (mm) 150 x 250 150 x 250
Tulangan Atas 2D13 2D13
Tulangan Bawah 2D13 2D13
Tulangan Sengkang Ø 8 - 150 mm Ø 8 - 200 mm
5.5 Perencanaan Sloof 1
5.5.1 Data Perencanaan :
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 25 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 235000 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 25 cm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi Pelat
Tebal pelat lantai = 12 cm
Lx = 3.7 m
Ly = 3.5 m
Gaya dalam yang terjadi
Momen Lapangan = 614.00 kg.m
Momen Tumpuan = 266.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 742.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 1011.00 kg
Gaya Aksial = 0 kg

Syarat Desain Balok Terhadap Gaya Aksial


Pu < 0.1 x f'c x Ag
0 < 0.1 x 290 x 375
0 < 10875 kg (OK)

5.5.2 Penulangan Lentur Sloof 1 (SL 1) 25 cm / 15 cm


•d = 250 - 20 - 8- 13
2
= 215.5 mm
• d" = 20 + 8 + 13
2
= 34.5 mm
Jumlah tulangan dalam satu baris (ns) = b - 2 x d"
+1
25 + D

= 3.1315789
= 3 buah
Jarak vertikal pusat ke pusat tulangan = 33 mm

SNI 2847:2019 Sesuai Tabel 22.2.2.4.3


Untuk Nilai 17 ≥ fc' ≤ 28
β1 = 0.85

Untuk Nilai 28 < fc' < 55

β1 = 0.85 - 0.05 x fc' - 28


7

= 0.85 - 0.05 x 25 - 28
7
= 0.87

Untuk Nilai fc' ≥ 55


β1 = 0.65

Jadi nilai β1 yang digunakan adalah 0.85

ρ balance = 0.85 fc' β1 x 600


fy 600 + fy

= 0.85 25 0.87 x 600


420 600 + 420
= 0.0259

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0259
= 0.0195

ρ min = √fc'
4 x fy
= 5.00
4 x 420
= 0.0030

ρ min = 1.4
fy
= 1.4 = 0.00333
420
m = fy
0.85 x fc'
= 420
0.85 x 25
= 19.76

1. Penulangan Lentur Bagian Lapangan

Mu = 614.00 kg.m = 6140000 N.mm


Mu lapangan
Mn perlu = Mu = 6140000 = 7675000 N.mm
ф 0.8

• Penentuan Lebar Flens (be)


1) be = L = 350 = 88 cm
4 4
2) be = bw + 16 x hf
= 15 + 16 x 12
= 207 cm
3) be = jarak pusat ke pusat balok
= 1 x (Lb - bw)
2
= 0.5 x 355
= 177.5 cm
4) Diambil nilai be terkecil = 88 cm

C = 0.85 x fc' x be x a
= 0.85 x 25 x 875 x 120
= 2231250 N
Mn = C x d - a
2
= 1785000 x 215.5 - 120
2
= 277567500 N.mm > 6140000 N.mm (OK)
karena Mn yang diperlukan melampaui momen nominal yang bekerja maka harga a masih dibawah
t (tebal pelat). Maka balok bukan merupakan balok T, dan dihitung sebagai balok persegi.
• Mn = Mu = 6140000 = 7675000 N.mm
ф 0.8

• Rn = Mn
b x d2
= 7675000 N.mm = 1.10
150 x 46440.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.002695
• ρ min = 0.003333
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu < ρ min
a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Bawah)
As = ρ min x b x d'
= 0.00333 x 150 x 215.5
= 107.75 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 107.75 = 0.81 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Atas)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 265.46
= 88.49 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 88.49 = 0.67 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik =2 D 13 = 265.465 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan =2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 215.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 265.46 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 0.00 mm

c = a
β1
= 0.00
0.85
= 0.00 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 215.5 x 0.003
0.00
= 646.5 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x d - 5
c 3
= 0,65 + 0,25 x 215.5 - 5
0.00 3
= 193948.5

a
ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d − ) + As ' fy ( d − d ' )
2
= 0.8 265 - 265.46 x 420 216 - 0.00
2
+ 265.46 x 420 215.5 - 34.5
= 0.00 x 90510 + 265.46 x 76020
= 0 + 20180617.31
= 20180617 N.mm > 6140000 N.mm (OKE)

2. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan


• Mu = 266.00 kg.m = 2,660,000 N.mm
• Mn = Mu = 2660000 = 3,325,000 N.mm
ф 0.8
• Rn = Mn
b x d2
= 3325000 N.mm = 0.48
150 x 46440.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.0011
• ρ min = 0.0030
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu < ρ min

a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Atas)


As = ρ min x b x d'
= 0.00298 x 150 x 215.5
= 96.21 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 96.21 = 0.72 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Bawah)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 265.46
= 88.49 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 88.49 = 0.67 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik 2 D 13 = 265.465 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan 2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 215.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 265.46 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 0.00 mm

c = a
β1
= 0.00
0.85
= 0.00 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 215.5 x 0.003
0.00
= 646.5 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x εy-εs


0,005-εs
= 0,65 + 0,25 x -646.5
-646.5
= 0.900004

ф Mn = a
0.8  ( As − As ' )  fy  (d − ) + As ' fy (d − d ' )
2
= 0.8 265 - 265.46 x 420 x 216 - 0.00
2
+ 265.46 x 420 x 215.5 - 34.5

= 0.00 x 90510 + 265.46 x 76020


= 0 + 20180617.31
= 20180617 N.mm > 2660000 N.mm (OKE)

5.5.3 Penulangan Geser Sloof 1 (SL 1)


SNI 2847 Pasal 16.4
1. Penulangan Geser Bagian Tumpuan
Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 250 mm d = 215.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu tumpuan = 742 kg = 7420 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 215.5
6
= 0.17 x 161625.00
= 26937.50 N

Vu < ф Vc
7420.0 N < 0.75 26938
7420.0 N < 20203 N
Karena Vu < ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 7420 - 20203 = -17044.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0,33 fc b  d
= 0.33 5 150 215.5
= 53336.25 N

Vc2 = 0,66 fc b  d
0,66 fc b  d
= 0.66 5 150 215.5
= 106672.5 N

Vs = -17044.17 N
Vc1 = 53336.25 N
Vc2 = 106672.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer


Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 107.75 mm
2

S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 215.5
-17044.2
= -304.9035 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm
S Dipakai = 150 mm

Maka untuk tulangan Geser daerah tumpuan dipasang ф8 - 150 mm

2. Penulangan Geser Bagian Lapangan


Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 250 mm d = 215.5 mm
Dari Etabs diperoleh Vu Lapangan = 5081 kg = 50807.8 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 215.5
6
= 0.17 x 161625.00
= 26937.50 N

Vu > ф Vc
50808 N N > 0.75 26938
50807.8 N > 20203 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 50807.8 - 20203 = 40806.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0.33 x √f'c x b x d


= 0.33 5 150 215.5
= 53336.25 N
Vc2 = 0.66 x √f'c x b x d
= 0.66 5 150 215.5
= 106672.5 N
Vs = 40806.23 N
Vc1 = 53336.25 N
Vc2 = 106672.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer

Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2
S1 = Jarak sengkang (s)
Smax = d = 107.75 mm
2
S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 215.5
40806.2
= 127.3537 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm

S Dipakai = 200 mm

Maka untuk tulangan pada daerah lapangan dipasang ф8 - 200 mm

5.5.4 Cek Tahanan Tulangan Torsi


фTu = 5470000 Nmm

Berdasarkan SNI 2847 2019 Pasal 22.7.4.1 , bahwa torsi dapat diabaikan apabila torsi yang terjadi
kurang dari persamaan berikut :
Acp2
0,0833x f ′c x ( )
Pcp = 732422 Nmm (Tulangan Torsi Diabaikan)

5.5.5 Rekapitulasi Penulangan Sloof 1 (SL 1)


Tumpuan Lapangan
Dimensi ( B X H) (mm) 150 x 250 150 x 250
Tulangan Atas 2D13 2D13
Tulangan Bawah 2D13 2D13
Tulangan Sengkang Ø 8 - 150 mm Ø 8 - 200 mm
5.6 Perencanaan Sloof 2
5.6.1 Data Perencanaan :
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 25 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 235000 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 30 cm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi Pelat
Tebal pelat lantai = 12 cm
Lx = 3.7 m
Ly = 3.5 m
Gaya dalam yang terjadi
Momen Lapangan = 531.00 kg.m
Momen Tumpuan = 824.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 1959.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 1212.00 kg
Gaya Aksial = 0 kg

Syarat Desain Balok Terhadap Gaya Aksial


Pu < 0.1 x f'c x Ag
0 < 0.1 x 290 x 450
0 < 13050 kg (OK)

5.6.2 Penulangan Lentur Sloof 2 (SL 2) 30 cm / 15 cm


•d = 300 - 20 - 8- 13
2
= 265.5 mm
• d" = 20 + 8 + 13
2
= 34.5 mm
Jumlah tulangan dalam satu baris (ns) = b - 2 x d"
+1
25 + D

= 3.1315789
= 3 buah
Jarak vertikal pusat ke pusat tulangan = 33 mm

SNI 2847:2019 Sesuai Tabel 22.2.2.4.3


Untuk Nilai 17 ≥ fc' ≤ 28
β1 = 0.85

Untuk Nilai 28 < fc' < 55

β1 = 0.85 - 0.05 x fc' - 28


7

= 0.85 - 0.05 x 25 - 28
7
= 0.87

Untuk Nilai fc' ≥ 55


β1 = 0.65

Jadi nilai β1 yang digunakan adalah 0.85

ρ balance = 0.85 fc' β1 x 600


fy 600 + fy

= 0.85 25 0.87 x 600


420 600 + 420
= 0.0259

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0259
= 0.0195

ρ min = √fc'
4 x fy
= 5.00
4 x 420
= 0.0030

ρ min = 1.4
fy
= 1.4 = 0.00333
420
m = fy
0.85 x fc'
= 420
0.85 x 25
= 19.76

1. Penulangan Lentur Bagian Lapangan

Mu = 531.00 kg.m = 5310000 N.mm


Mu lapangan
Mn perlu = Mu = 5310000 = 6637500 N.mm
ф 0.8

• Penentuan Lebar Flens (be)


1) be = L = 350 = 88 cm
4 4
2) be = bw + 16 x hf
= 15 + 16 x 12
= 207 cm
3) be = jarak pusat ke pusat balok
= 1 x (Lb - bw)
2
= 0.5 x 355
= 177.5 cm
4) Diambil nilai be terkecil = 88 cm

C = 0.85 x fc' x be x a
= 0.85 x 25 x 875 x 120
= 2231250 N
Mn = C x d - a
2
= 1785000 x 265.5 - 120
2
= 366817500 N.mm > 5310000 N.mm (OK)
karena Mn yang diperlukan melampaui momen nominal yang bekerja maka harga a masih dibawah
t (tebal pelat). Maka balok bukan merupakan balok T, dan dihitung sebagai balok persegi.
• Mn = Mu = 5310000 = 6637500 N.mm
ф 0.8

• Rn = Mn
b x d2
= 6637500 N.mm = 0.63
150 x 70490.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.001517
• ρ min = 0.003333
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu < ρ min
a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Bawah)
As = ρ min x b x d'
= 0.00333 x 150 x 265.5
= 132.75 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 132.75 = 1.00 → 3 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 3 D 13 = 398.20 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Atas)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 398.20
= 132.73 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 132.73 = 1.00 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik =3 D 13 = 398.197 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan =2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 265.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 398.20 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 17.49 mm

c = a
β1
= 17.49
0.85
= 20.58 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 265.5 x 0.003
20.58
= 0.038711 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x d - 5
c 3
= 0,65 + 0,25 x 265.5 - 5
20.58 3
= 10.11316

a
ф Mn = 0.8  ( As − As ' )  fy  ( d − ) + As ' fy ( d − d ' )
2
= 0.8 398 - 265.46 x 420 266 - 17.49
2
+ 265.46 x 420 265.5 - 34.5
= 106.19 x 107837 + 265.46 x 97020
= 11450784.84 + 25755373.48
= 37206158 N.mm > 5310000 N.mm (OKE)

2. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan


• Mu = 824.00 kg.m = 8,240,000 N.mm
• Mn = Mu = 8240000 = 10,300,000 N.mm
ф 0.8
• Rn = Mn
b x d2
= 10300000 N.mm = 0.97
150 x 70490.3
1  2  Rn  m 
• ρ perlu =  1 − 1 − 

m  fy 
= 0.0024
• ρ min = 0.0030
• ρ max = 0.0195
ρ perlu < ρ max
ρ perlu < ρ min

a. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tarik (Atas)


As = ρ min x b x d'
= 0.00298 x 150 x 265.5
= 118.53 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 118.53 = 0.89 → 3 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 3 D 13 = 398.20 mm2

b. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Tekan (Bawah)


As' = 1 x As (SNI 2847 2020: Pasal 18.4.2.2)
3
= 0.333333 x 398.20
= 132.73 mm2
Digunakan Tulangan D 13 = 132.73 mm2
Jumlah Tulangan = 132.73 = 1.00 → 2 buah
132.73
Maka, dipakai tulangan 2 D 13 = 265.46 mm2

• Perhitungan Kapasitas Penampang


As (aktual) Tulangan Tarik 3 D 13 = 398.197 mm2
As' (aktual) Tulangan tekan 2 D 13 = 265.465 mm2
Layer n yi n *yi maka nilai d" = 34.5 mm
1 3 34.5 103.5 d' = 265.5 mm
2 0 0 0
3 0 0 0
∑ 3 34.5 103.5

a = As  fy − As ' fy
0 . 85  fc ' b
= 398.20 420 - 265.46 420
0.85 25 150
= 17.49 mm

c = a
β1
= 17.49
0.85
= 20.58 mm

Mengontrol Nilai Regangan


εy = fy
Es
= 420
200000
= 0.0021

εs = d-c x 0.003
c
= 265.5 x 0.003
20.58
= 0.038711 > εy 0.0021 (Under Reinforce) ø= 0.8

ø = 0,65 + 0,25 x εy-εs


0,005-εs
= 0,65 + 0,25 x 0.0
0.0
= 0.977424

ф Mn = a
0.8  ( As − As ' )  fy  (d − ) + As ' fy (d − d ' )
2
= 0.8 398 - 265.46 x 420 x 266 - 17.49
2
+ 265.46 x 420 x 265.5 - 34.5

= 106.19 x 107837 + 265.46 x 97020


= 11450784.84 + 25755373.48
= 37206158 N.mm > 8240000 N.mm (OKE)

5.6.3 Penulangan Geser Sloof 2 (SL 2)


SNI 2847 Pasal 16.4
1. Penulangan Geser Bagian Tumpuan
Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 300 mm d = 265.5 mm

Dari Etabs diperoleh Vu tumpuan = 1959 kg = 19590 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 265.5
6
= 0.17 x 199125.00
= 33187.50 N

Vu < ф Vc
19590.0 N < 0.75 33188
19590.0 N < 24891 N
Karena Vu < ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 19590 - 24891 = -7067.5 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0,33 fc b  d
= 0.33 5 150 265.5
= 65711.25 N

Vc2 = 0,66 fc b  d
0,66 fc b  d
= 0.66 5 150 265.5
= 131422.5 N

Vs = -7067.5 N
Vc1 = 65711.25 N
Vc2 = 131422.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer


Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2

S1 = Jarak sengkang (s)


Smax = d = 132.75 mm
2

S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 265.5
-7067.5
= -905.9194 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm
S Dipakai = 150 mm

Maka untuk tulangan Geser daerah tumpuan dipasang ф8 - 150 mm

2. Penulangan Geser Bagian Lapangan


Data Perencanaan :
fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa ф Sengkang = 8 mm
b = 150 mm ф Geser = 0.75
h = 300 mm d = 265.5 mm
Dari Etabs diperoleh Vu Lapangan = 5081 kg = 50807.8 N

Vc = 1
 fc  b  d
6
= 1 25 150 265.5
6
= 0.17 x 199125.00
= 33187.50 N

Vu > ф Vc
50808 N N > 0.75 33188
50807.8 N > 24891 N
Karena Vu > ϕ Vc → Maka perlu tulangan sengkang

Gaya Geser yang Harus Dipikul oleh Tulangan Geser:


Vu = ϕ Vu + ϕ Vs
Dimana:
Vs = Vu - ϕ Vc
ϕ
= 50807.8 - 24891 = 34556.2 N
0.75

Perhitungan Vc1 dan Vc2:

Vc1 = 0.33 x √f'c x b x d


= 0.33 5 150 265.5
= 65711.25 N
Vc2 = 0.66 x √f'c x b x d
= 0.66 5 150 265.5
= 131422.5 N
Vs = 34556.23 N
Vc1 = 65711.25 N
Vc2 = 131422.5 N
Maka
Vs < Vc1 < Vc2 OKE

Dipakai tulangan geser dengan ф = 8 mm dengan 2 Layer

Av = 1
jumlah layer (    Øtulangan 2
)
4
= 2 1 x 3.14 x 8^2
4
= 100.48 mm2
S1 = Jarak sengkang (s)
Smax = d = 132.75 mm
2
S2 = Av  fy  d
Vs
= 100.48 240 265.5
34556.2
= 185.2802 mm

S3 = Av  fy
0 , 35  bw
= 100.48 x 240
0.35 x 150
= 24115.2
52.5
= 459.3371 mm

S Dipakai = 200 mm

Maka untuk tulangan pada daerah lapangan dipasang ф8 - 200 mm

5.6.4 Cek Tahanan Tulangan Torsi


фTu = 5470000 Nmm

Berdasarkan SNI 2847 2019 Pasal 22.7.4.1 , bahwa torsi dapat diabaikan apabila torsi yang terjadi
kurang dari persamaan berikut :
Acp2
0,0833x f ′c x ( )
Pcp = 937500 Nmm (Tulangan Torsi Diabaikan)

5.6.5 Rekapitulasi Penulangan Sloof 2 (SL 2)


Tumpuan Lapangan
Dimensi ( B X H) (mm) 150 x 300 150 x 300
Tulangan Atas 3D13 2D13
Tulangan Bawah 2D13 3D13
Tulangan Sengkang Ø 8 - 150 mm Ø 8 - 200 mm
7.13 Perhitungan Kolom Struktur 1 (K1)
7.13.1 Data Perencanaaan
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 19.3 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 206479.297 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 45 cm
Lx = 4 m
Ly = 4 m
Dimensi Kolom
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Panjang Kolom (h) = 400 mm
Tinggi Kolom (T) = 3200 mm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton (p) = 20 mm
Gaya dalam kolom yang terjadi
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuY) = 9523.00 kg.m
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuX) = 2145.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 4651.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 4507.00 kg
Gaya Aksial = 25316 kg

7.13.2 Perhitungan Output ETABS


Dalam perhitungan statika untuk menentukan beban aksial (Pu) dan momen ultimate pada kolom menggunakan software dari
hasil perhitungan diperoleh:
Momen Ultimate Y (MuY) = 9523.00 kg.m = 95230000 N.mm
Momen Ultimate X (MuX) = 2145.00 kg.m = 21450000 N.mm
Beban Aksial (Pu) = 25316.00 kg = 253160.00 N
Pu gravitasi = 1.2 x Pu
= 303792 N

Syarat Penampang Struktur Diasumsikan Sebagai Kolom


Pu > 0,1 x Ag x f'c
253160.00 > 115800 Penampang Dapat Diasumsikan Kolom

Syarat Rasio Dimensi Penampang


b/h > 0.4
0.38 > 0.4 Dimensi Tidak Dapat Digunakan

7.13.3 Perhitungan Kekakuan


Pu gravitasi 303792 N
βd = =
Pu 253160 N
= 1.2 = 1

a. Perhitungan Kekakuan Kolom (EI Kolom)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 64000000 mm
4
= 800000000 mm
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.4.4)
EI c = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 N/mm2 x 800000000 mm4
1 + 1
= 3303668748527.9 N.mm2 = 3303.67 kN.m2

b. Perhitungan Kekakuan Balok (EI Balok)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 91125000 mm
4
= 1139062500 mm
EI b = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
2
= 0.4 x 20648 N/mm x 1139062500 mm4
1 + 1
2
= 4703856479837.60 N.mm = 4703.86 kN.m2

7.13.4 Perhitungan Kelangsingan Kolom dan Faktor Pembesar


a. Kelangsingan Kolom

3.60 m

3.20 m

B
C C C

4 4

EI Kolom (SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5.2)



L Kolom
ψA =
EI Balok

L Balok
= 3303.67 3303.67
+
3.2 3.2
4703.86 4703.86 4703.86
+ +
4 4 4
= 0.59
ψB = 1 (asumsi tumpuan jepit)
Karena nilai ψ masih berada dibawah 50 maka kolom termasuk portal tidak bergoyang Nomogram faktor panjang efektif
untuk portal tidak bergoyang.
Sumber: SNI 2847:2019 Halaman 93
Dari nomogram di atas dapat diambil nilai faktor panjang efektif kolom untuk portal tidak bergoyang adalah 0.72
r = 0.3 x h = 0.3 x 40 cm = 12.00 cm
M22 = 95230000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
M33 = 21450000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
(SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5 Persamaan 6.2.5a)
k x Lu ≤ 22
r
0.72 x 320 ≤ 22
12.00
19.20 ≤ 22.00 (memenuhii)

b. Pembesaran Momen
βd = 1.0000 (SNI 2847:2019 pasal 6.4.4.4)

EI = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 x 800000000
1 + 1.2000
= 3003335225934.47 N.mm2
= 3003.34 kN.m2
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2)
Pc = π x 2 x EI
k x Lu2
= 3.14 x 2 x 3003335225934.47
0.72 x 10240000
= 2560507.15 N
δs = 1 ≥ 1
1 - Pu
0.75 x Pc
= 1 ≥ 1
1 - 253160.00
0.75 x 2560507.15
= 1.1518 ≥ 1 (memenuhi)

Maka momen akibat pembesaran : (SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2 Persamaan 6.6.4.5.1)
Mu22 = δs x M22
= 1.15 x 9523.00
= 10969.03 kg.m

Mu22 = δs x M33
= 1.15 x 2145.00
= 2470.71 kg.m

7.13.5 Menentukan Tulangan Kolom K2


a. Data Perencanaan
2
fc' = 19.3 Mpa = 1.93 kg/mm
fy = 420 Mpa = 42.00 kg/mm2
D Tulangan = 13 mm
Ø Sengkang = 8 mm
Tebal Selimut (p) = 20 mm
Panjang Kolom (h) = 400 mm
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Tinggi Kolom (t) = 3200 mm

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan Software diperoleh


Momen Perbesaran Y (MuY) = 10969 kg.m = 109690252.11 N.mm
Momen Perbesaran X (MuX) = 2471 kg.m = 24707087.13 N.mm
Beban Aksial Maksimum (Pu) = 25316 kg = 253160.00 N
Gaya Geser Maksimum (Vu) = 25316 kg = 253160.00 N

b. Penulangan Tulangan Utama


Syarat
● Jika e ≤ 0.15 tinggi maka memakai tulangan 4 sisi
● Jika e > 0.15 tinggi maka memakai tulangan 2 sisi
Mu 10969.03 kg.m
e = =
Pu 25316 kg
= 0.4333 m = 433.3 mm
0.15 hc = 0.15 x 3200 mm
= 480.0 mm Karena, e ≤ 0.15 tinggi, sehingga memakai tulangan 4 sisi

d = h - s - Ø Sengkang - 1/2 Ø Tulangan


= 400 mm - 20 mm - 8 mm - 7 mm
= 366 mm
Dicoba menggunakan tulangan D-13 mm
As = 1 x π x D2
4
= 1 x 3.14 x 169 mm2
4
2
= 132.79 mm
As' = As
= 132.79 mm2
ρ = As 132.79 mm2
x 100% = x 100%
b x d 150 mm x 366 mm
= 0.2422%

Jumlah Tulangan Pakai 10 buah


2
As terjadi = 132.79 mm x 10 buah = 1327.86 mm2
2 2
As' terjadi = 132.79 mm x 10 buah = 1327.86 mm

ρ terjadi = 0.2422% x 10 buah = 2.4220%


Maka, 1% < 2.42% < 8% (memenuhi)
Sesuai SNI 2847 Pasal 10.6.1.1
(SNI 2847:2019 Pasal 22.2.2.4.3)
Karena fc' = 19.3Mpa , maka digunakan β1 = 0.85
Xb = 600 x d = 600 x 366 mm
600 + fy 600 + 420
= 215 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 215 mm
= 182.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 215 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 215.00
= 503.7 MPa > fy = 420.00 MPa (Leleh)

Karena tulangan mengalami leleh maka digunakan fy


Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy
2
= 0.85 x 19 MPa x 150mm x 182.75mm + 1327.86 mm
2
x 420 MPa 1327.86 mm x 504 MPa
Pnb = 338533 N = 339 kN
øPnb = 220046 N = 220 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Kuat


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 150mm x 182.75mm
400 - 182.75 + 1327.86 x 420
2 2
400 - 34.5 + 1327.86 x 504
2
365.5 - 400
2
Mnb = 251846128.1 N.mm
øMn = 0.85 x 251846128 N.mm
= 214069209 N.mm > Mu = 109690252 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 214069209 N.mm
Pn 338532.6 N
= 632.34 mm

eb = 632.34 mm > e = 433.28 mm


(Terkendali Tekan)

Karena fc' = 0.05x , maka digunakan β1 = 0.85


Xb = 600 x d = 600 x 116 mm
600 + fy 600 + 420
= 68 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 68 mm
= 57.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 68 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 67.94
= 295.3 MPa < fy = 420.00 MPa (Tidak Leleh)
Karena tulangan tidak mengalami leleh maka digunakan fs'

Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy


2
= 0.85 x 19 MPa x 400mm x 57.75mm + 1327.86 mm
x 295 MPa - 1328 mm2 x 295 MPa
Pnb = 378956 N = 379 kN
øPnb = 246321 N = 246 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Lemah


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 400mm x 57.75mm

150 - 57.75 + 1327.86 x 295


2 2
150 - 35 mm + 1327.86 x 295
2
116 - 150
2
Mnb = 49243389.78 N.mm
øMn = 0.8 x 49243390 N.mm
= 39394712 N.mm > Mu = 24707087 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 39394712 N.mm
Pn 378955.5 N
= 103.96 mm

eb = 103.96 mm > e = 97.59 mm


(Terkendali Tekan)
Jadi digunakan Tulangan Utama 10 D13

b. Penulangan Tulangan Geser


Vc = Pu fc'
1 + x x b x d
14 x Ag 6

= 1 + 253160 N x
2
14 x 60000 mm
19 MPa x 150mm x 366mm
6
Vc = 52241 N

øVc = 0.6 x 52241 = 31344.52846 N


Vu = 253160 N > 31344.5 N perlu tulangan geser

Pakai Tulangan Ø = 8 mm
Av = 2 x As
2
= 2 x 50.29 mm
2
= 100.57 mm

Jarak Tulangan Geser tidak boleh melebihi (SNI 2847:2019 Pasal 18.4.3.2)
2 x Av x fy
S1 =
b
2
2 x 100.5714286 mm x 240MPa
=
150 mm
= 321.83 mm
S2 = 1/2 x Dimensi Terkecil = 1/2 x 150 mm
= 75 mm
S3 = 8 x Dia. Tulangan = 8 x 13 mm
= 104 mm
S4 = 24 x Dia. Sengkang = 24 x 8 mm
= 192 mm

Direncanakan tulangan geser dipasang dengan jarak S = 150 mm


b x S 150 mm x 150 mm
Av min = =
3 x fy 3 x 240 MPa
2
= 31.25 mm
2
Av min < Av pasang = 100.57 mm (memenuhi)
Jadi dipakai Tulangan Geser = Ø8 - 150mm

7.13.6 Rekapitulasi Perancangan Kolom K2


2
Ukuran Kolom 150 x 400 mm
Panjang Kolom 3200 mm
Tebal Selimut 20 mm
Tulangan Utama 10 D13
Tulangan Geser Ø8 - 150mm
7.13 Perhitungan Kolom Struktur 2 (K2)
7.13.1 Data Perencanaaan
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 19.3 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 206479.297 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 30 cm
Lx = 3 m
Ly = 3 m
Dimensi Kolom
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Panjang Kolom (h) = 200 mm
Tinggi Kolom (T) = 3200 mm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton (p) = 20 mm
Gaya dalam kolom yang terjadi
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuY) = 1150.00 kg.m
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuX) = 665.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 593.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 520.00 kg
Gaya Aksial = 9140 kg

7.13.2 Perhitungan Output ETABS


Dalam perhitungan statika untuk menentukan beban aksial (Pu) dan momen ultimate pada kolom menggunakan software dari
hasil perhitungan diperoleh:
Momen Ultimate Y (MuY) = 1150.00 kg.m = 11500000 N.mm
Momen Ultimate X (MuX) = 665.00 kg.m = 6650000 N.mm
Beban Aksial (Pu) = 9140.00 kg = 91400.00 N
Pu gravitasi = 1.2 x Pu
= 109680 N

Syarat Penampang Struktur Diasumsikan Sebagai Kolom


Pu > 0,1 x Ag x f'c
91400.00 > 57900 Penampang Dapat Diasumsikan Kolom

Syarat Rasio Dimensi Penampang


b/h > 0.4
0.75 > 0.4 Dimensi Dapat Digunakan

7.13.3 Perhitungan Kekakuan


Pu gravitasi 109680 N
βd = =
Pu 91400 N
= 1.2 = 1

a. Perhitungan Kekakuan Kolom (EI Kolom)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 8000000 mm
4
= 100000000 mm
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.4.4)
EI c = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 N/mm2 x 100000000 mm4
1 + 1
= 412958593566.0 N.mm2 = 412.96 kN.m2

b. Perhitungan Kekakuan Balok (EI Balok)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 27000000 mm
4
= 337500000 mm
EI b = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
2
= 0.4 x 20648 N/mm x 337500000 mm4
1 + 1
2
= 1393735253285.21 N.mm = 1393.74 kN.m2

7.13.4 Perhitungan Kelangsingan Kolom dan Faktor Pembesar


a. Kelangsingan Kolom

3.60 m

3.20 m

B
C C C

3 3

EI Kolom (SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5.2)



L Kolom
ψA =
EI Balok

L Balok
= 412.96 412.96
+
3.2 3.2
1393.74 1393.74 1393.74
+ +
3 3 3
= 0.19
ψB = 1 (asumsi tumpuan jepit)
Karena nilai ψ masih berada dibawah 50 maka kolom termasuk portal tidak bergoyang Nomogram faktor panjang efektif
untuk portal tidak bergoyang.
Sumber: SNI 2847:2019 Halaman 93
Dari nomogram di atas dapat diambil nilai faktor panjang efektif kolom untuk portal tidak bergoyang adalah 0.68
r = 0.3 x h = 0.3 x 20 cm = 6.00 cm
M22 = 11500000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
M33 = 6650000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
(SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5 Persamaan 6.2.5a)
k x Lu ≤ 22
r
0.68 x 320 ≤ 22
6.00
36.27 > 22.00 (Langsing)

b. Pembesaran Momen
βd = 1.0000 (SNI 2847:2019 pasal 6.4.4.4)

EI = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 x 100000000
1 + 1.2000
= 375416903241.81 N.mm2
= 375.42 kN.m2
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2)
Pc = π x 2 x EI
k x Lu2
= 3.14 x 2 x 375416903241.81
0.68 x 10240000
= 338890.65 N
δs = 1 ≥ 1
1 - Pu
0.75 x Pc
= 1 ≥ 1
1 - 91400.00
0.75 x 338890.65
= 1.5615 ≥ 1 (memenuhi)

Maka momen akibat pembesaran : (SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2 Persamaan 6.6.4.5.1)
Mu22 = δs x M22
= 1.56 x 1150.00
= 1795.77 kg.m

Mu22 = δs x M33
= 1.56 x 665.00
= 1038.42 kg.m

7.13.5 Menentukan Tulangan Kolom K2


a. Data Perencanaan
2
fc' = 19.3 Mpa = 1.93 kg/mm
fy = 420 Mpa = 42.00 kg/mm2
D Tulangan = 13 mm
Ø Sengkang = 8 mm
Tebal Selimut (p) = 20 mm
Panjang Kolom (h) = 200 mm
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Tinggi Kolom (t) = 3200 mm

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan Software diperoleh


Momen Perbesaran Y (MuY) = 1796 kg.m = 17957657.94 N.mm
Momen Perbesaran X (MuX) = 1038 kg.m = 10384210.90 N.mm
Beban Aksial Maksimum (Pu) = 9140 kg = 91400.00 N
Gaya Geser Maksimum (Vu) = 9140 kg = 91400.00 N

b. Penulangan Tulangan Utama


Syarat
● Jika e ≤ 0.15 tinggi maka memakai tulangan 4 sisi
● Jika e > 0.15 tinggi maka memakai tulangan 2 sisi
Mu 1795.77 kg.m
e = =
Pu 9140 kg
= 0.1965 m = 196.5 mm
0.15 hc = 0.15 x 3200 mm
= 480.0 mm Karena, e ≤ 0.15 tinggi, sehingga memakai tulangan 4 sisi

d = h - s - Ø Sengkang - 1/2 Ø Tulangan


= 200 mm - 20 mm - 8 mm - 7 mm
= 166 mm
Dicoba menggunakan tulangan D-13 mm
As = 1 x π x D2
4
= 1 x 3.14 x 169 mm2
4
2
= 132.79 mm
As' = As
= 132.79 mm2
ρ = As 132.79 mm2
x 100% = x 100%
b x d 150 mm x 166 mm
= 0.5349%

Jumlah Tulangan Pakai 4 buah


2
As terjadi = 132.79 mm x 4 buah = 531.14 mm2
2 2
As' terjadi = 132.79 mm x 4 buah = 531.14 mm

ρ terjadi = 0.5349% x 4 buah = 2.1395%


Maka, 1% < 2.14% < 8% (memenuhi)
Sesuai SNI 2847 Pasal 10.6.1.1
(SNI 2847:2019 Pasal 22.2.2.4.3)
Karena fc' = 19.3Mpa , maka digunakan β1 = 0.85
Xb = 600 x d = 600 x 166 mm
600 + fy 600 + 420
= 97 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 97 mm
= 82.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 97 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 97.35
= 387.4 MPa < fy = 420.00 MPa (Tidak Leleh)

Karena tulangan tidak mengalami leleh maka digunakan fs'


Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy
= 0.85 x 19 MPa x 150mm x 82.75mm + 531.14 mm2
x 387 MPa 531.14 mm2 x 387 MPa
Pnb = 203627 N = 204 kN
øPnb = 132358 N = 132 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Kuat


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 150mm x 82.75mm
200 - 82.75 + 531.14 x 387
2 2
200 - 34.5 + 531.14 x 387
2
165.5 - 200
2
Mnb = 38890841.87 N.mm
øMn = 0.85 x 38890842 N.mm
= 33057216 N.mm > Mu = 17957658 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 33057216 N.mm
Pn 203627.1 N
= 162.34 mm

eb = 162.34 mm < e = 196.47 mm


(Terkendali Tarik)

Karena fc' = 0.05x , maka digunakan β1 = 0.85


Xb = 600 x d = 600 x 116 mm
600 + fy 600 + 420
= 68 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 68 mm
= 57.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 68 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 67.94
= 295.3 MPa < fy = 420.00 MPa (Tidak Leleh)
Karena tulangan tidak mengalami leleh maka digunakan fs'

Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy


= 0.85 x 19 MPa x 200mm x 57.75mm + 531.14 mm2
x 295 MPa - 531 mm2 x 295 MPa
Pnb = 189478 N = 189 kN
øPnb = 123161 N = 123 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Lemah


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 200mm x 57.75mm

150 - 57.75 + 531.14 x 295


2 2
150 - 35 mm + 531.14 x 295
2
116 - 150
2
Mnb = 21445288.16 N.mm
øMn = 0.8 x 21445288 N.mm
= 17156231 N.mm > Mu = 10384211 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 17156231 N.mm
Pn 189477.8 N
= 90.54 mm

eb = 90.54 mm < e = 113.61 mm


(Terkendali Tarik)
Jadi digunakan Tulangan Utama 4 D13

b. Penulangan Tulangan Geser


Vc = Pu fc'
1 + x x b x d
14 x Ag 6

= 1 + 91400 N x
2
14 x 30000 mm
19 MPa x 150mm x 166mm
6
Vc = 22132 N

øVc = 0.6 x 22132 = 13279.42728 N


Vu = 91400 N > 13279.4 N perlu tulangan geser

Pakai Tulangan Ø = 8 mm
Av = 2 x As
2
= 2 x 50.29 mm
2
= 100.57 mm

Jarak Tulangan Geser tidak boleh melebihi (SNI 2847:2019 Pasal 18.4.3.2)
2 x Av x fy
S1 =
b
2
2 x 100.5714286 mm x 240MPa
=
150 mm
= 321.83 mm
S2 = 1/2 x Dimensi Terkecil = 1/2 x 150 mm
= 75 mm
S3 = 8 x Dia. Tulangan = 8 x 13 mm
= 104 mm
S4 = 24 x Dia. Sengkang = 24 x 8 mm
= 192 mm

Direncanakan tulangan geser dipasang dengan jarak S = 150 mm


b x S 150 mm x 150 mm
Av min = =
3 x fy 3 x 240 MPa
2
= 31.25 mm
2
Av min < Av pasang = 100.57 mm (memenuhi)
Jadi dipakai Tulangan Geser = Ø8 - 150mm

7.13.6 Rekapitulasi Perancangan Kolom K2


2
Ukuran Kolom 150 x 200 mm
Panjang Kolom 3200 mm
Tebal Selimut 20 mm
Tulangan Utama 4 D13
Tulangan Geser Ø8 - 150mm
7.13 Perhitungan Kolom Struktur 2 (K2)
7.13.1 Data Perencanaaan
Type Bangunan = Perumahan
Letak Bangunan = Banten
Bahan Struktur =
Mutu Beton (f'c) = 19.3 Mpa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur = 420 Mpa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser = 240 Mpa
E = 206479.297 kg/cm2
Dimensi Balok
Lebar Balok (b) = 15 cm
Tinggi Balok(h) = 30 cm
Lx = 3 m
Ly = 3 m
Dimensi Kolom
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Panjang Kolom (h) = 150 mm
Tinggi Kolom (T) = 3200 mm
Diameter tulangan utama = 13 mm
Diameter tulangan geser = 8 mm
Tebal selimut beton (p) = 20 mm
Gaya dalam kolom yang terjadi
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuY) = 124.00 kg.m
Momen Lentur Sumbu Kuat (MuX) = 150.00 kg.m
Gaya Geser Tumpuan = 65.00 kg
Gaya Geser Lapangan = 54.00 kg
Gaya Aksial = 1050 kg

7.13.2 Perhitungan Output ETABS


Dalam perhitungan statika untuk menentukan beban aksial (Pu) dan momen ultimate pada kolom menggunakan software dari
hasil perhitungan diperoleh:
Momen Ultimate Y (MuY) = 124.00 kg.m = 1240000 N.mm
Momen Ultimate X (MuX) = 150.00 kg.m = 1500000 N.mm
Beban Aksial (Pu) = 1050.00 kg = 10500.00 N
Pu gravitasi = 1.2 x Pu
= 12600 N

Syarat Penampang Struktur Diasumsikan Sebagai Kolom


Pu > 0,1 x Ag x f'c
10500.00 > 43425 Penampang Tidak Dapat Diasumsikan Kolom

Syarat Rasio Dimensi Penampang


b/h > 0.4
1.00 > 0.4 Dimensi Dapat Digunakan

7.13.3 Perhitungan Kekakuan


Pu gravitasi 12600 N
βd = =
Pu 10500 N
= 1.2 = 1

a. Perhitungan Kekakuan Kolom (EI Kolom)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 3375000 mm
4
= 42187500 mm
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.4.4)
EI c = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 N/mm2 x 42187500 mm4
1 + 1
= 174216906660.7 N.mm2 = 174.22 kN.m2

b. Perhitungan Kekakuan Balok (EI Balok)


Ec = 4700 x fc' = 4700 x 19 MPa
2
= 20648 N/mm
1/12 x b x h3 3
Ig = = 1/12 x 150mm x 27000000 mm
4
= 337500000 mm
EI b = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
2
= 0.4 x 20648 N/mm x 337500000 mm4
1 + 1
2
= 1393735253285.21 N.mm = 1393.74 kN.m2

7.13.4 Perhitungan Kelangsingan Kolom dan Faktor Pembesar


a. Kelangsingan Kolom

3.60 m

3.20 m

B
C C C

3 3

EI Kolom (SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5.2)



L Kolom
ψA =
EI Balok

L Balok
= 174.22 174.22
+
3.2 3.2
1393.74 1393.74 1393.74
+ +
3 3 3
= 0.08
ψB = 1 (asumsi tumpuan jepit)
Karena nilai ψ masih berada dibawah 50 maka kolom termasuk portal tidak bergoyang Nomogram faktor panjang efektif
untuk portal tidak bergoyang.
Sumber: SNI 2847:2019 Halaman 93
Dari nomogram di atas dapat diambil nilai faktor panjang efektif kolom untuk portal tidak bergoyang adalah 0.65
r = 0.3 x h = 0.3 x 15 cm = 4.50 cm
M22 = 1240000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
M33 = 1500000 N.mm → Momen kolom yang ditinjau
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
Syarat kelangsingan portal tidak bergoyang
(SNI 2847:2019 Pasal 6.2.5 Persamaan 6.2.5a)
k x Lu ≤ 22
r
0.65 x 320 ≤ 22
4.50
46.22 > 22.00 (Langsing)

b. Pembesaran Momen
βd = 1.0000 (SNI 2847:2019 pasal 6.4.4.4)

EI = 0.4 x Ec x Ig
1 + βd
= 0.4 x 20648 x 42187500
1 + 1.2000
= 158379006055.14 N.mm2
= 158.38 kN.m2
(SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2)
Pc = π x 2 x EI
k x Lu2
= 3.14 x 2 x 158379006055.14
0.65 x 10240000
= 149568.09 N
δs = 1 ≥ 1
1 - Pu
0.75 x Pc
= 1 ≥ 1
1 - 10500.00
0.75 x 149568.09
= 1.1033 ≥ 1 (memenuhi)

Maka momen akibat pembesaran : (SNI 2847:2019 Pasal 6.6.4.5.2 Persamaan 6.6.4.5.1)
Mu22 = δs x M22
= 1.10 x 124.00
= 136.81 kg.m

Mu22 = δs x M33
= 1.10 x 150.00
= 165.49 kg.m

7.13.5 Menentukan Tulangan Kolom K2


a. Data Perencanaan
2
fc' = 19.3 Mpa = 1.93 kg/mm
fy = 420 Mpa = 42.00 kg/mm2
D Tulangan = 13 mm
Ø Sengkang = 8 mm
Tebal Selimut (p) = 20 mm
Panjang Kolom (h) = 150 mm
Lebar Kolom (b) = 150 mm
Tinggi Kolom (t) = 3200 mm

Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan Software diperoleh


Momen Perbesaran Y (MuY) = 137 kg.m = 1368053.74 N.mm
Momen Perbesaran X (MuX) = 165 kg.m = 1654903.71 N.mm
Beban Aksial Maksimum (Pu) = 1050 kg = 10500.00 N
Gaya Geser Maksimum (Vu) = 1050 kg = 10500.00 N

b. Penulangan Tulangan Utama


Syarat
● Jika e ≤ 0.15 tinggi maka memakai tulangan 4 sisi
● Jika e > 0.15 tinggi maka memakai tulangan 2 sisi
Mu 136.81 kg.m
e = =
Pu 1050 kg
= 0.1303 m = 130.3 mm
0.15 hc = 0.15 x 3200 mm
= 480.0 mm Karena, e ≤ 0.15 tinggi, sehingga memakai tulangan 4 sisi

d = h - s - Ø Sengkang - 1/2 Ø Tulangan


= 150 mm - 20 mm - 8 mm - 7 mm
= 116 mm
Dicoba menggunakan tulangan D-13 mm
As = 1 x π x D2
4
= 1 x 3.14 x 169 mm2
4
2
= 132.79 mm
As' = As
= 132.79 mm2
ρ = As 132.79 mm2
x 100% = x 100%
b x d 150 mm x 116 mm
= 0.7664%

Jumlah Tulangan Pakai 4 buah


2
As terjadi = 132.79 mm x 4 buah = 531.14 mm2
2 2
As' terjadi = 132.79 mm x 4 buah = 531.14 mm

ρ terjadi = 0.7664% x 4 buah = 3.0658%


Maka, 1% < 3.07% < 8% (memenuhi)
Sesuai SNI 2847 Pasal 10.6.1.1
(SNI 2847:2019 Pasal 22.2.2.4.3)
Karena fc' = 19.3Mpa , maka digunakan β1 = 0.85
Xb = 600 x d = 600 x 116 mm
600 + fy 600 + 420
= 68 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 68 mm
= 57.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 68 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 67.94
= 295.3 MPa < fy = 420.00 MPa (Tidak Leleh)

Karena tulangan tidak mengalami leleh maka digunakan fs'


Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy
= 0.85 x 19 MPa x 150mm x 57.75mm + 531.14 mm2
x 295 MPa 531.14 mm2 x 295 MPa
Pnb = 142108 N = 142 kN
øPnb = 92370 N = 92 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Kuat


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 150mm x 57.75mm
150 - 57.75 + 531.14 x 295
2 2
150 - 34.5 + 531.14 x 295
2
115.5 - 150
2
Mnb = 19260372.85 N.mm
øMn = 0.85 x 19260373 N.mm
= 16371317 N.mm > Mu = 1368054 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 16371317 N.mm
Pn 142108.3 N
= 115.20 mm

eb = 115.20 mm < e = 130.29 mm


(Terkendali Tarik)

Karena fc' = 0.05x , maka digunakan β1 = 0.85


Xb = 600 x d = 600 x 116 mm
600 + fy 600 + 420
= 68 mm

ab = β1 x Xb = 0.85 x 68 mm
= 57.8 mm

d' = s + Ø Sengkang + 1/2 Ø Tulangan


= 20 mm + 8 mm + 7 mm
= 35 mm
fs' = Xb - d' = 68 mm - 35 mm
x 600 x 600
Xb 67.94
= 295.3 MPa < fy = 420.00 MPa (Tidak Leleh)
Karena tulangan tidak mengalami leleh maka digunakan fs'

Pnb = 0.85 x fc' x b x ab + As' x fs' - As x fy


= 0.85 x 19 MPa x 150mm x 57.75mm + 531.14 mm2
x 295 MPa - 531 mm2 x 295 MPa
Pnb = 142108 N = 142 kN
øPnb = 92370 N = 92 kN > Pu (OK)

Kontrol Momen Lentur Sumbu Lemah


Mnb = 0.85 x fc' x b x ab x

h - ab + As' x fs'
2 2
h - d' + As x fy
2
d - h
2
Mnb = 0.85 x 19MPa x 150mm x 57.75mm

150 - 57.75 + 531.14 x 295


2 2
150 - 35 mm + 531.14 x 295
2
116 - 150
2
Mnb = 19260372.85 N.mm
øMn = 0.8 x 19260373 N.mm
= 15408298 N.mm > Mu = 1654904 N.mm
(memenuhi)
eb = øMn = 15408298 N.mm
Pn 142108.3 N
= 108.43 mm

eb = 108.43 mm < e = 157.61 mm


(Terkendali Tarik)
Jadi digunakan Tulangan Utama 4 D13

b. Penulangan Tulangan Geser


Vc = Pu fc'
1 + x x b x d
14 x Ag 6

= 1 + 10500 N x
2
14 x 22500 mm
19 MPa x 150mm x 116mm
6
Vc = 13108 N

øVc = 0.6 x 13108 = 7864.884278 N


Vu = 10500 N > 7864.9 N perlu tulangan geser

Pakai Tulangan Ø = 8 mm
Av = 2 x As
2
= 2 x 50.29 mm
2
= 100.57 mm

Jarak Tulangan Geser tidak boleh melebihi (SNI 2847:2019 Pasal 18.4.3.2)
2 x Av x fy
S1 =
b
2
2 x 100.5714286 mm x 240MPa
=
150 mm
= 321.83 mm
S2 = 1/2 x Dimensi Terkecil = 1/2 x 150 mm
= 75 mm
S3 = 8 x Dia. Tulangan = 8 x 13 mm
= 104 mm
S4 = 24 x Dia. Sengkang = 24 x 8 mm
= 192 mm

Direncanakan tulangan geser dipasang dengan jarak S = 150 mm


b x S 150 mm x 150 mm
Av min = =
3 x fy 3 x 240 MPa
2
= 31.25 mm
2
Av min < Av pasang = 100.57 mm (memenuhi)
Jadi dipakai Tulangan Geser = Ø8 - 150mm

7.13.6 Rekapitulasi Perancangan Kolom K2


2
Ukuran Kolom 150 x 150 mm
Panjang Kolom 3200 mm
Tebal Selimut 20 mm
Tulangan Utama 4 D13
Tulangan Geser Ø8 - 150mm
TAHAP 6:
PERHITUNGAN PONDASI FOOTPLATE

6.1 Perencanaan Footplate 1


6.1.1 Data Perencanaan
Fungsi bangunan = Perumahan
Letak bangunan = Dataran Rendah
Mutu beton (fc') = 19.3 MPa
Mutu baja (fy) = 420 MPa
Sistem Pondasi = Pondasi Telapak
Kategori desain seismik = SD
Jenis Tanah = Tanah Sedang

Direncanakan menggunakan pondasi telapak setempat :


Pu

Mu

Vu

MT
0.00 cm

30
-200.00 cm

120

Perhitungan menggunakan data uji tanah Cone Penetration Test (CPT)


Tabel Resume Hasil Sondir Oleh Tim Geoteknik
No. Sondir H (m) qc (kg/m2)
Titik 1 2 25.8
Titik 2 2 18.2

Diketahui
N = 29.3 ton
3
γ sat Lempung = 1.8 ton/m
3
γb = 1.6 ton/m
3
γw = 1 ton/m
Df = 2 m
Dw = 4 m
qc = 18.2 m
q01 = 0.024 ton/m2
q02 = 0.192 ton/m2
ex = 0 m
ey = 0 m
H = 2 m
Mb = 8.425 ton.m
ML = 3.591 ton.m
A = 1.44 m2
3
γ beton bertulang = 2.4 ton/m
3
γ beton tak bertulang = 1.8 ton/m

6.1.2 Perhitungan Daya Dukung Pondasi


Dicoba Z
L= 1.2 t1 = 0.3 -2
B= 1.2 t2 = 0.3
LA = 0.15 LK = 0.1
LB = 0.4

MAT di atas DP pakai γ rt


γ air 1
γ tahah 1.6

Menghitung Beban Pondasi


V = 0.432
Volume Plat Pondasi Rata
Berat = 1.037
V = 0.000
Volume Pondasi Limas Terpancung
Berat = 0.000
V = 0.096
Volume Kolom Pendek
Berat = 0.230
Berat Pondasi = 1.267

Menghitung Tanah Urug


Volume Urugan 1 V = 2.208
Berat = 3.533

Menghitung q0
q01 tebal lantai = 0.024
akibat q01 = 0.033
q02 beban berguna = 0.192
akibat q02 = 0.27648
N = 29.3
beban lantai kerja = 0.259

Menghitung ∑V
Berat Pondasi = 1.267 ton
Berat Tanah Urug = 3.533 ton
Beban q01 (penutup lantai keramik) = 0.033 ton
Beban berguna q02 = 0.276 ton
Beban akibat konstruksi (N) = 29.300 ton
Beban Lantai kerja (LK) = 0.259 ton
∑V = 34.669 ton

Menghitung qmax dan qmin Menghitung qs


ex/B 0.0000 A 14400
Re 1.00 SF 3
B' 1.20 qc 18.2
L' 1.20 qs 87.36
qmax 36.544
Arah L
qmin 11.607
qmax 53.329
Arah B
qmin -5.178

Kesimpulan : qs > qmax


ton/m2 2
87.36 > 36.544 ton/m (OKE)

6.1.3 Cek Tebal Pondasi terhadap Geser


d' = t - s - D
= 300 - 30 - 13
= 257 mm

Geser Satu Arah


Gaya Geser yang terjadi
Vu1 = N x B x (L/2 - c/2 - d)
= 94,228.80 N
= 94.23 kN

Gaya deser yang dapat ditahan oleh pondasi


фVn = ф 0.17 ʎ √(fc') b d
= 172,744.094 N
= 172.744 kN > Vu1 (OK)

Geser Dua Arah


Gaya Geser yang Terjadi
2
Vu2 = N x ( ( B X L ) - (2d+c) )
= 420,178.288 N
= 420.178 kN

Gaya geser yang dapat ditahan pondasi di dapatkan dari nilai terkecil persamaan dibawah ini.
Vc1 = 0.17 x 2 ʎ √(fc') b d
1+
β1
= 6435564.295 N
= 6435.564 kN

Vc2 = 0.083 x as x d ʎ √(fc') bo d


+2
bo
= 1348798.985 N
= 1348.799 kN

Vc3 = 0.33 ʎ √(fc') bo d


= 766258.931 N
= 766.259 kN

Maka nilai geser yang diguanakan adalah 766.259 kN, sehingga nilai
фVn = 574.694 kN > Vu (OK)

6.1.4 Penulangan Pelat Pondasi (footplat)

52.5

15 120

52.5

40 40 40
120

Pu
Mu
smin
smaks

•h = 30 cm = 300 mm
• Selimut = 30 mm
•d = 300 - 30 - 13
= 257 mm
• q max = 3.65 kg/cm2

• Mu 1 x q x L2
=
2
1 x 3.65 x 2756.3
=
2
= 5036.262109 kg.cm
= 50362.62109 kg.mm

= Mu 50362.6
• Mn =
ф 0.8
= 62953.27637 kg.mm
= 629532.76 N.mm

Mn
• Rn =
b x d2
629532.76
=
1000 x 66049
2
= 0.009531299 N/mm
a. Direncanakan
• fy = 420 MPa
• fc' = 25 MPa
fy
•m =
0.85 x fc'
420
=
0.85 x 25
= 19.76470588
•ρ 1
= x 1 -
m
2m x Rn
1 -
fy
1
= x 1 -
19.76
39.52941176 x 0.0095
1 -
420
= 0.000023
1.4 = 1.4 = 0.0033
• ρ min =
fy 420

ρ < ρ min → ρ pakai = 0.0033

b. Tulangan Tarik
• As = ρ x b x d
= 0.003333333 x 1000 x 257
= 856.67 mm2
• Dipakai Tulangan (Ø) 13 mm = 132.7857 mm2
• Jumlah Tulangan (n) As perlu
=
As D13

856.67
=
132.79
= 6.45 buah
• Jumlah Tulangan Pakai = 7 buah
• Jarak Tulangan tiap m 1000
=
7
= 142.8571 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:


• Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat
Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat
≤ 3 x 300
142.85714 ≤ 900 (memenuhi)
142.85714
1
• As yang Terjadi = n x x π x Ø2
4
1
= 7 x x 3.14 x 169
4
mm2 2
= 929.5 > 856.67 mm
(memenuhi)

Maka di pakai tulangan D 13 - 150 mm

Kontrol Kekuatan
As x fy
•a
•a
0.85 x f'c x b
=
929.5 x 420
0.85 x 25 x 1000
=
18.37
=
- a
• Mn As x fy x d
2
=
- 18.37
929.50 x 420.00 x 257
2
=
96744245.24 N.mm
=
• ф x Mn 0.8 x 96744245
= 77395396.2 N.mm
=
ф Mn > Mu
77395396.20 N.mm > 629532.76 N.mm (memenuhi)

c. Tulangan Tekan
• As' = 0.5 x As
= 0.5 x 856.67
= 428.3333333 mm2

• Dipakai Tulangan (Ø) 13 mm = 132.7857 mm2


• Jumlah Tulangan (n) As perlu
=
As Ø 12
428.33
=
132.79
= 3.23 buah
• Jumlah Tulangan Pakai = 4 buah
• Jarak Tulangan tiap m 1000
=
4
= 250 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5(4) hal 72 disebutkan sebagai berikut:


• Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat
Jarak Tulangan ≤ 3 x Tebal Pelat
≤ 3 x 300
250 ≤ 900 (memenuhi)
250
1
• As yang Terjadi = n x x π x Ø2
4
1
= 4 x x 3.14 x 169
4
mm2 2
= 531.1428571 > 428.33 mm
(memenuhi)

Maka di pakai tulangan D 13 - 150 mm

Kontrol Kekuatan
As x fy
•a =
0.85 x f'c x b
531.1428571 x 420
=
0.85 x 25 x 1000
= 10.50

a
• Mn = As x fy x d -
2
- 10.50
= 531.14 x 420.00 x 257
2
= 56160626.20 N.mm

• ф x Mn = 0.8 x 56160626.20
= 44928500.96 N.mm

ф Mn > Mu
44928500.96 N.mm > 629532.76 N.mm (memenuhi)

6.1.5 Pasak (Dowel)


• As Perlu = 0.005 x b x h
= 0.005 x 400 x 150
= 300 mm2

• Dipakai Tulangan Ø 13
As tersedia 6 = 796.7142857 mm2

Pasak Dipasang pada sudut-sudut tampang kolom.


Panjang penyaluran dowel ke dalam fondasi (SNI 03-2847-2002)
db x fy
• I db =
4 x fc'
13 x 420
=
4 x 25
= 273 mm

Panjang Penyaluran Minimum


• I db min = 0.04 x db x fy
= 0.04 x 13 x 420
= 218.4 mm

As Perlu 300
• Faktor modifikasi = = = 0.3765
As Tersedia 796.71
Panjang Penyaluran Perlu
• I d perlu = 273.00 x 0.3765
= 102.80 mm

Maka, dipakai panjang penyaluran 200 mm


Jadi dipakai Tulangan
6 13 dengan panjang 200 mm

6.1.6 Rekapitulasi Tulangan Pondasi


Tulangan FootPlat Tarik D 13 - 150 mm
Tulangan FootPlat Tekan D 13 - 150 mm
Pasak (Dowel) penyaluran 6 D 13 dengan panjang 200 mm
Dimensi Footplat 1200 x 1200 x 300 mm
6.2 Perencanaan Footplate 1
6.2.1 Data Perencanaan
Fungsi bangunan = Perumahan
Letak bangunan = Dataran Rendah
Mutu beton (fc') = 19.3 MPa
Mutu baja (fy) = 420 MPa
Sistem Pondasi = Pondasi Telapak
Kategori desain seismik = SD
Jenis Tanah = Tanah Sedang

Direncanakan menggunakan pondasi telapak setempat :


Pu

Mu

Vu

MT
0.00 cm

20
-150.00 cm

50

Perhitungan menggunakan data uji tanah Cone Penetration Test (CPT)


Tabel Resume Hasil Sondir Oleh Tim Geoteknik
No. Sondir H (m) qc (kg/m2)
Titik 1 1.5 12
Titik 2 1.5 11

Diketahui
N = 2.8 ton
γ sat Lempung = 1.8 ton/m3
γb = 1.6 ton/m3
γw = 1 ton/m3
Df = 2 m
Dw = 4 m
qc = 11 m

Anda mungkin juga menyukai