Anda di halaman 1dari 25

Kamus Seni Tari

A
ABESTOS: layer tahan api (terbuat dari asbes tahan api) yang terletak di jejaran layer
paling depan langsung di belakang proscenium.
ABSOLUt: adalah sesuatu yang bersifat mutlak atau tidak terbataas.
Abstrak: adalah sesuatu yang tidak lagi memiliki bentuk yang dapat diidentivikasikan
dengan sesuatu yang nyata ada. Sebagai bentuk karya seni, kehadirannya adalah murni
mewakili wujudnya.
Abstraksi: adalah sesuatu pemikiran yang masih menjadi pemikiran dan belum
menjadi sebuah kenyataan.
Absurd (ing): sesuatu yang tak terbatas, tanpa batas. Absurditas adalah sesuatu yang
aneh-aneh atau yang tampak keganjilannya.
Absurd: adalah sesuatu yang bersifat mustahil, atau tidak masuk akal.
Absurditas: kemustahilan
Act Curtain (ing): Tirai depan pada sebuah pentas, yaitu tirai yang dipasang untuk
memisahkan antara penonton dan tempat bermain. Pada sebuah penyajian drama, tirai
depan ini untuk memandai awal dan akhir sebuah babak atau agegan.
Acting(Ing.) : pola imitasi prilaku, yaitu menirukan tingkah laku atau bertindak
sebagai mana watak atau karakter tokoh-tokoh yang dimaksudkan oleh naskah atau
cerita.
Actor (ing): Pemain teater (pertunjukan).
Actor (ing.): pemain laki-laki pada sandiwara, drama, atau film.
Adaptasi: adalah sesuatu yang masih dalam kondisi penyesuaian dengan sesuatu yang
telah baku, tetapi, atau mapan.
Adeg
Adeg-adeg
Adegan
Adegan (Bs. Jw.) : adalah bagian dari babak (lihat babak) pada sebuah pementasan
drama.
Aksentuasi: adalah teknik vokal yang bertujuan memberikan tekanan suara pada
bagian tertentu, tujuannya agar kata atau kalimat yang diberikan tekanan mendapat
perhatian.
Aksi: (ing: action) prilaku atau perbuatan yag dibentuk oleh sikap dan gerakan yang
diatur berdasarkan motivasi tertentu dari pelaku-pelaku sendiwara atau drama.
Aksi: adalah tindakan pemain yang dimaksudkan agar menimbulkan reaksi dari lawan
mainnya.
Aktor: adalah pemain laki-laki pada sebuah drama atau film.
Alegoris: adalah sesuatu yang bersifat perlambangan.
Alur : adalah rangkaian dari adegan- adegan dalam pertunjukan yang menyakut
sehingga membentuk sebuah sajian lakon. (lihat plot).
Alur: Rangkaian peristiwa yang terjalan hingga merupakan pola jalinan dari peristiwa
ke peristiwa yang lain, sehingga terjadi sebuah bentuk cerita yang utuh.
Alus (Jw.): Halus
Alusan: Karakter tokoh yang menampakan sifat halus, baik dalam gerak ataupun
pembicaraan
Amatir (ing: amateur): kegiatan yag tidak ditekuni sebagai profesi, karena didasarkan
atas kegemaran atau hobby. Olah karena itu sesuatu yang diperbuat atas dasar
kegemaran tersebut tidak semata-mata ditujukan atau mengutamakan imbalan,
misalnya: pemain amair, ludruk amatir, kethoprak amatir, dan lain sebagainnya.
Amatir: adalah sesuatu kergiatan yang dikerjakan berdasakan didasarkan atas
kegemaran. Amatir umumnya menjadi kata yang berlawanan dengan istilah profesional.
Anabasis: jenis alur dari sebuah cerita atau lakon drama yang menunjukan suatu
peristiwa yang mengarah pada penanjakan kejadian, yaitu ke arah konflik sampai pada
terjadinya klimaks
Anakronisme: adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya, baik ditinjau
berdasarkan aspek kronologis ruang dan waktunya.
Analisa naskah: kegiatan sutradara dalam menyiapkan sebuah pertunjukan, di mana
terlebih dahulu dilakukan penyelidikan, pengamatan dan penafsiran terhadap struktur
naskah.
Analog: adalah sesuatu yang sama dengan sesuatu
Analogi: adalah cara berpikir yang memandang sesuatu sama dengan sesuatu yang
lain.
Anekdot : adalah salah satu jenis cerita yang lucu; kisahnya seolah-oleh dialami oleh
seseorang.
Angklung : adalah instrumen dari buluh bambu tertentu yang dibentuk sedemikian
rupa pada tangkai-tangkai berbentuk segi empat. Instrumen angkluk dimainkan dengan
cara dikocok atau diguncang.
Anonim: karya seni yang tidak disertai keterangan nama atau identitas pengarangnya
Anonim: sebuah karya yang nama pengarangnya tidak dicantumkan, umumnya
pertunjukan atau cerita rakyat tidak menyertakan nama pengarang, sehingga karya
tersebut menjadi milik sebuah komunitas.
Antagonis : tipe karakter tokoh dalam drama yang menunjukan sifat saling
bertentangan.
Antagonis: sifat tokoh yang selalu menghalangi tercapainnya cita-cita atau tujuan dari
pelaku/pemain urama (lihat Protagonis).
Antawacana
Antiklimaks: adalah unsur dramatik berakhir tidak berdasakan klimaks, tetapi diakhir
dengan akibat yang bersifat melawan klimas.
Aoron; bagian lantai panggung yang menjorok ke auditorium melewati garis layer
terdepan atau melalui batas proscenium.
Apatis: adalah salah satu tipe karakter tokoh yang menunjukan sikap masa bodoh
Aplaus : Sambutan yang sebagai rasa simpatik pada saat menyaksikan pertunjukan
dengan cara bertepuk tangan atau berteriak.
Apresiasi : penghargaan seseorang pada saat menonton atau menyaksikan sebuah
karya seni.
Arena : adalah salah satu jenis panggung pertunjukan dapat disaksikan dari segala
arah.
Arena sentral (ing. Center stageing): tempat pertunjukan yang menempatkan
tontonan atau pertunjukannyua sebagai pusat (center) dan penontonnya melihat secara
melingkar.
Arena: adalah salah satu jenis panggung yang berbentuk lingkarang. Konsatruksi
tempat duduk penonton mengikuti bentuk panggung yang melingkar, sehingga
pertunjukan dapat disaksikan dari berbagai arah pandang. Panggung arena sangat
cocok untuk pertunjukan yang bersifat interaktif, yaitu penonton dan pemain dapat
menjaling komunikasi secara intim.
Arena: Arena adalah sebuah areal untuk menyajikan pertunjukan teradisional, arena ini
bisa berupa halaman rumah, perempatan jalan atau lapangan terbuka.
Arena: sebuah tempat terbuka untuk mempertunjukan atau tempat pertandingan atau
bertanding. Adapun penonton yang menyaksikan pertuandingan atau pertunjukan
berada di sekeliling tempat tersebut. Arena lasim juga disebut dengan kalangan.
Artikulasi: adalah vokal dari pemain drama yang cara pengucapannya menggunakan
teknik pengucapan tertentu.
Artikulasi: cara untuk melavalkan atau mengucapkan kata-kata melalui mulut dengan
benar dan jelas, agar lawan bicara dan penonton yang mendengar dapat menangkap
dengan jelas maksud pembicaraan.
Artis (ing.): pemain wanita pada sandiwara, drama, atau film.
Artis: pemain-pemain atau bintang-bintang dalam pertunjukan drama atau film.
Artistik (Bs.Ing.artistic): adalah perihal yang menunjuk pada nilai seni.
Artistik: adalah sebutan kualitas dari sebuah kesenian, baik drama, tari, musik, atau
seni rupa.
ASDRAFI: singkatan dari Akademi Seni Drama dan Film yang berada di kota
Yogyakarta.
Asisten: adalah jabatan yang diberikan pada seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk menggantikan seorang ahli, mis. Asisten Sutradara, adalah seseorang yang dapat
menggntikan sutradara jika sedang berhalangan atau sedang menangani pekerjaan yang
sangat kompleks.
Audio visual (ing): Sesuatu yang dapat dinikmati melalui pengelihatan dan
pendengaran atau dengan istilah lain: Pandang-dengar.
Auditorium: adalah ruangan yang luas yang dapat digunakan ruang pertemuan atau
pertunjukan.
Auditorium: salah satu ruang dalam gedung pertunjukan sebagai tempat penonton
untuk menyaksikan pertunjukan. Auditorium ini berisikan kursi-kursi yag bersab ke
belakang, antara deret kursi yag pertama dan kursi berikutnya dipasang (ditata)
semakin tinggi ke belakang.
Auditorium: tempat pendengar atau penonton. Umumnya auditorium terdiri dari
sebuah ruangan yang besar tempat sejumlah penonton duduk menikmati sebuah
pertunjukan.
Babak : adalah bagian dari sebuah pementasan drama yang menyajikan sebuah
peristiwa tertentu.
Babak: kesatuan dari beberapa adegan pada sebuah lakon drama atau sandiwara untuk
menunjukkan batas bgiannya, misalnya; drama satu babak, dua atau tiga babak. Dalam
babak tersebut telah dipertimbangkan adanya faktor kesatuan tempat, waktu atau
peristiwa yag dijalin.
Badhut (Bs. Jw.): adalah aktor pertunjukan komedi
Badhut (Jw.) 1) pelawak atau dagelan, seniman panggung yang memiliki kemampuan
melawak atau membuat lelucon lewat kata-kata atau gerakan tubuh, 2) Jenis seni
pertunjukan rakyat dari Jawa Barat berupa gerak tari dan musik yang membentuk
suasana riang atau gembira dan kejenakaan. Instrument pengiring pertunjukan adalah
angklung, trompet dan dogdog.
Bagan: kerangka situasi cerita yang terdiri dari : Jenjang awal, jenjang tengah, dan
jenjang akhri. Menurut Hudson bagan di bagi menjadi: Eksposisi, konflik, komplikasi,
kritis, resolusi dan keputusan.
Balungan (Bs. Jw.): adalah bentuk bilahan instrument gamelan
Banyolan (Jw): Drama kocak, drama comic (ing), atau dagelan (Jw) yaitu pertunjukan
yag bersifat ringan dan menghibur, dalam pembentukan alur ceritanya tersusun atau
liku-liku situasi atau kekoyolan dari kelakuan tokoh-tokohnya.
Beckstage (Ing.) tempat atau ruangan dibalik panggung atau di belakang panggung
pertunjukan.
Bentuk drama: usaha penggolongan (pengelompokan) drama atau teater berdasarkan
isi lakonnya, yang dibedakan menjadi: Bentuk drama tragedi, bentuk drama komedi,
atau bentuk drama tragedi komedi
Bledekan: Lihat: Garuda Mungkur.
Blencong (bs. Jw.) : adalah lampu minyak kelapa yang digunakan dalampertunjukan
wayang purwa. Lampu ini terbuat dari logam, bisanya terbuat dari perunggu, bentuknya
menyerupai burung dengan dengan sayap-sayap mengepak dan ekornya terangkat.
Bloking (Ing.) : kedudukan para pemain drama atau tari yang menampakkan posisi,
arah hadap dan gerak di atas lainai penas (lihat formasi).
Bombastis (Ing.): sesuatu pernyataan atau keadaan yang dilakukan secara berlebih-
lebihan tetapi secara esensial teidak mempunyai makna atau arti. Tidak berarti atau
omongkosong.
Border(Ing.) kain yang melintang horizontal di atas panggung sebagi penutup lampu
atau set.
Buka (Jw.): Tata cara dalam musik jawa jika akan memulai sebuah ensambel gamelan,
buka dapat dilakaukan oleh salah satu instrumen seperti kendang, bonang, rebab
Buta (Jw.): Rasaksa
Casting (Ing.) keputusan sutradara dalam menentukan pamain yang sesuai dengna
karakteristik tokoh-tokoh dalam naskah yang akan dipentaskan.
Casting (Ing.): kegiatan sutradara dalam menyiapkan karya, yaitu memilih para pemain
yang sesuai dengan tokoh dalam naskah atau peran seperti yang dikehendai oleh
skenario.
Casting (Ing.): lihat Pemeranan.
Cempala (Jw.): alat terbuat dari kayu berbentuk bula yang dipukulkan pada kotak
wayang dengan cara dipegang atau dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk kaki.
Central Idea (Ing.) : pikiran pokok atau pikiran yang mendasar, seringkali diartikan
sebagai kata lain dari tema.
Centre of Interest (Ing.): pusat perhatian, yaitu benda atau peran yang harus tampak
menonjol dari yang lain karena diharapkan menjadi pusat perhatian dalam suatu
adegan drama.
Circus Theater (Ing.) lihat teater arena.
Collective Art (Ing.): Istilah untuk memberi predikat pada seni pertunjujkan dimana
pada proses kreatifnya memerlukan keterlibatan dari banyak orang dengan berbagai
kemampuan dan disiplin seni yang berbeda tetapi mampu berintegrasi untuk
mewujudkan sebuah pertunjukan.
Cossing (Ing.): lintasan arah gerak pemain dari sudut ke sudut panggung.
Costume(Ing.): pakaian atau busana yang dikenakan oleh para pemain drama atau seni
pertunjukan pada umumnya. Busana ini meliputi segala perlengkapan sandang dan
asesoris yang membentuk karakter seorang tokoh dalam sebuah lakon.
Costume(Ing.): pakian atau busana untuk pementasan.
Cue (Ing.): kata isyarat atau kode bagai pemain drama atau perkerja penggung lainnya
untuk mengakhiri kata atau kegiatan dan juga sebagai isyarat atau kode (tanda) bagai
pemain atau pekerja penggung yang lainnya untuk memulai kata atau pekerjaan
(sesuatu yang berkesinambungan).
Curve Movement (Ing.) adalah gerakan pemain drama atau sandiwara yang membentuk
garis lengkung.
Cut(Ing.): kata-kata yang iducapkan sutradara sebagai tanda atau isyarat untuk
menghentikan latihan, sebab terjadi kesalahan atau sesuatu yang perlu diulang.
Dagelan (Jw.) seorang pemain komedi atau dapat djuga disebut badut yang mempunyai
kemahiran melawak atau membuat lelucon lewat kata-kata atau gerak tubuh. Istilah ini
seringkali dipegunakan pada sandiwara atau drama tradisional Jawa.
Dagelan: dalam bahasa Jawa disebut: Lelucon, lawakan, atau banyolan, yaitu
pertunjukan yang bersifat komikel. Pada peyajiannya tidak selalu dalam penampilan
yang utuh tetapi bisa menjadi bagian dari sebuah pertunjukan yang lengkap, misalnya
Gara-gara yaitu dagelan Punakawan dalam wayang purwa, atau pada bagian awal
sebelum penyajian cerita atau lakon pada pertunjukan ludruk.
Dalang: seniman atau sutradara yag menimpin dan meainkan wayang dan menguraikan
cerita (narrator).
Death-Centre (Ing): tutuk pusat pangggung atau arena pentas, yang suatu daerah
permainan yang paling kuat untuk mengekspresikan diri di atas penggung. Karena
pemain yang berada di daerah tersebut akan mendapat perhatian yang sangat besar,
sebagai pusat perhatian.
Dekor panggung (Ing. Stage decoration) yaitu hiasan yang diciptakan di atas panggung
pertunjukan untuk mendukung sejaian seni pertunjukan. Dekor penggung bisa
berbentuk layer dilukis, atau tumbuh-tumbuhan dan juga peralatan-peralatan yang
dibutuhkan untuk mendukung tema sebuah lakon yang disajikan.
Demoument (Ing.) penyelesaian, kesimpulan atau keputusan pada saat penuruan
suasan setelah klimaks terjadi.
Demounent (Ing.): penyelesaian, kesimpulan, atau keputusan pada saat penurunan
suasana setelah klimaks.
Dhebog (Jw.) : Adalah batang pisan yang dipotong sebagai media untuk menancapkan
wayang, umumnya sebuah pertunjukan wayang kulit membutuhkan tiga buah batang
pisang. Setelah dipasang dhebog atau gedhebog disebut dengan lemah-lemahan.
Dhodhoga : Bunyi pukulan cempala (pemukul kota) pada kotak wayang
Dialek: logat atau cara mengucapkan kata-kata atas pengaruh budaya setempat.
Dialog: adalah teknik komunikasi verbal yang dilakukan di atas pentas oleh para
pemain sandiwara atau drama.
Dialog: berasal dari bahasa latin “dialogus” yang artinya percakapan. Di dalam novel,
romah, atau drama; dialog adalah suatu pembicaraan antar tokoh yang menunjukkan
sifat, tabiat atau karakter serta temperamen emosi.
Dialog: pembicaraan yang dilakukan oleh dua orang tokoh di atas panggung atau dalam
bentuk percakapan dalam sebuah naskah drama.
Dilettente (Ing.): penggemar kesenian, tetapi tidak melakukan dengan sungguh-
sungguh.
Dimmer : alat untuk mengatur intensitas (kekuatan) cahaya yang dipancarkan pada
suatu daerah atau sasaran tembak.
Dinamik: tanda atau istilah dinamik untuk menyatakan tingkat volume suara atau keras
lemahnya perubahan-perubahan keras lunak suara.
Distribusi cahaya: pembagian cahayaa, baik kepekatan atau penyebarannya ke daerah
permaianan atau untuk setting.
Downstage (Ing.): pemain yang melangkah atau bergerak mendekati penonton.
Drama absurd: drama yang tidak bertumpu pada kesepakatan umum (konvensi), tetapi
dibangun atas edialis atau konsep-konsep yang mengarah pada orentasi yang bersifat
filosofis atau psikologis. Lasimnya jenis drama absurd bentuknya aneh atau
menunjukan hal-hal yang ganjel.
Drama atau sandiwara semacam ini tidak ditekankan sebagai ekspresi, tetapi lebih
mengabdi pada usaha pemecahan problematika kemasyarakatan.
Drama Komedi: Komedi diangkat dari kata bahasa Yunani “Comsmos” yang artinya
gembira. Istilah ini semula adalah untuk menyebut upacara kegembiraan pada upacara
menghormati dewa Appolo. Pengertian drama komedi sekarang adalah drama sukaria
yang penuh kegembiraan yang mengesploitasi situasi kegelisaan dan lelucon atau
lawakan yang dibawakan pada pelawak atau badut.
Drama Kontemporer: bentuk drana baru yang berorentasi pada perkembangan yang
terjadi pada waktu drama itu diproduksi, artinya lebih menitik beratkan pada aspirasi
yang bersifat kekinian (sekarang).
Drama konvensional: bentuk drama yang dibangun atau diciptakan atas dasar kaidah
atau aturan-aturan yang telah menjadi kesepakatan (konvensi) umum, yaitu meliputi
tata cara membangun struktur penyajian, wujud bentuk dan teknik-teknik
pemanggungannya.
Drama rakyat (Ing. folk drama) jenis seni pertunjukan berlakon yang hidup dan
berkembang di lingkungan masyarakat etnik. Sebagian besar tema-temanya berorentasi
pada kehidpan social dan religius.
Drama reding (Ing.): pembacaan naskah drama sebagai tahapan dalam proses latihan,
membaca naskah ini merupakan tahap awal dalam menghafal dan menghayati katak-
kata serta karakter tokoh yang dibawakan.
Drama sebabak (Ing. One act play): drama satu babak, yaitu drama atau sandiwara yang
dirancang hanya satu babak. Jenis drama ini melibatkan pemain yang terbatas (jumlah
pemain yang terbatas), dengan penyajian gaya yang khas dan dibentuk atau struktur
serta pengaluran yang sederhana serta mamusatkan permasalahan dalam satu tema.
Drama Tragedy – Komedi: bentuk drama yang menampilkan tema gabungan antara
kesedihan dan kegembiraaan yang terjalin dalam sebuah bentuk penyajian yang utuh.
Drama Tregedi: kata tragedy diangkat dari bahasa Yunani “Tragos” yang artinya:
kambing jantan, yaitu semula ditumbuhkan dari upacara korban kambing jantan
(tragos) yang diliputi duka, kesedihan atau suasana yang berkabung. Pada
perkembangan istilah tragedy diartikan drama yang isi ceritanya bertemakan kesedihan
dan kedukaan, karena tokoh selalu bernasib sia dan diliputi kesedihan yang
berkepanjangan.
Drama: berasal dari kata bahasa Yunani: Draomai artinya berbuat, bertindak, atau
beraksi. Tetapi pada perkembangannya dimengerti sebagai: kejadian, Risalah, atau
karangan.
Dramatic personase(Ing.) orang-orang penggung atau para pemeran atau pemain
drama.
Dramatic Texs (Ing.): cerita atau lakon yang telah ditulis dalam bentuk buku (naskah)
yang dipergunakan sebagai pedoman oleh sutradara dalam menyiapkan sebuah
pementasan drama.
Dramaturgy (Ing), dramaturgi (Ind.) ilmu pengetahuan yang berisi tentang keahlian
teknik penyusunan karya dramatic, meliputi teknik penulisan naskah, teknik latihan,
teknik pementasan dan masalah-masalah yang mendasar tentang konsep
penyutradaraan.
Draperies (Ing.) : dekorasi yang terbentuk dari bahan-bahan yang tidak terlukis, karena
diharapkan dapt mempertahankan warna-warna aslinya.
Dress-rehearsel (Ing.): latihan tari atau drama yang terakhir pada saat menjelang
pementasan. Pada latihan ini diharapkan sudah tidak terdapat keslahan dan semua
perlengkapan (peralatan pentas) telah dicoba, utamanya pakian (costume). Semua
pemain mencoba pakian dan perlengkapan seperti saat pertunjukan.
Driving Force (Ing.) kekuatan (spirit) yag menggerakan atau pemberi arah pada
struktur drama. Istilah ini dapat disinonimkan dengan tema.
Dropping (Ing.) : sebuah penurunan tegangan (tension) antara para pemeran dalam
sebuah penyajian pertunjukan.
Drops : jenis dekorasi yang dibentuk menurut benda-benda yang diinginkan dan
digantung di pentas bagian belakang.
Dummy (Ing.) orang-orangan, yaitu sesuatu yang dibentuk menyerupai orang.
Duration (Ing.) lamanya pertunjukan, atau lamanya suatu pementasan drama.
Eksikodrama: drama atau sandiwara yang difungsikan sebagai terapi penyembuahan
orang yang mengidap penyajit, baik fisik atau psikis.
Eksposisi: adalah pemaparan sebuah adegan pada awal adegan pementasan drama yang
bertujuan memperkenalkan tokoh-tokoh sebagai permulaan menuju konflik.
Eksposisi: cerita diperkenalkan agar penonton mendapat gambaran selintas mengenai
drama yang ditontonnya, dengan harapan penonton dapat mengadakan persiapan /
menyiapkan diri dalam menyimak peristiwa dalam cerita.
Eksposisi: pemaparan adegan pelaku pada awal babak yang tertujuan untuk
memperkenalkan tokoh-tokoh sebagai langkah awal menuju pada konflik atau
permulaan terjadinya insiden.
Elegi: adalah salah satu bentuk sajian pertunjukan yang menekankan pada ungkapan
yang bersifat perenungan atau peratapan. Pada awalnya elegi digunakan untuk
menunjukan bentuk sanjak pada zaman kelasik Yunani dan latin. Tradisi sastra Eropa
Barat menempatkan elegi untuk syair liris yang berisi perenungan hal-hal yang bersifat
tragis dalam kehidupan manusia, penindaasan, penganiayaan, atau meratapi seorang
kekasih yang meninggal dunia. Sehingga elegi lebih menitik beratkan pada suasana
kesedihan.
Empati respons: bentuk-bentuk tanggapan (respon) penonton drama atau teater yang
disebabkan atas perkembangan jiwa atau luapan emosi yang tidak disadari, misalnya
tepuk tangan, teriakan, tertawa, tersedu-sedu dan meneteskan air mata atau timbul
kedongkolan dan kebencinan pada tokoh yang jahat.
Epidod (Ing. Episode) : bagian dari sebuah lakon yang sengaja dipenggal atau
pertimbangan tertentu, tetapi bagian tersebut telah menunjukan suatu rangkaian
adetgan yang memiliki kesatuan tempat, suasana dan waktu serta pelaku-pelaku yang
terjalin atas sebuah masalah tertentu.
Epigon: adalah bentuk karya yang menunjukan peniruan dari karya-karya yang pernah
poluler, atau secara sengaja mengikuti sebuah masab tertentu dari karya pengarang
sebelumnya.
Epik: adalah tema pokok yang mengetengahkan pokok persoalan asmara atau
percintaan
Epilog (Ing. Epilogue): kata yang diucapkan oleh tokoh tertentu pada akhir cerita yang
merupakan kalimat penutup dari sebuah pertunjukan drama.
Epilog: kata penutup yang mengakhiri sebuah pementasan lakon, yaitu untuk
menyimpulkan dan menarik sebuah pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah
pertunjukan.
Episod : adalah bagian dari pertunjukan yang disajikan secara singkat dan
menyampaikan pokok persoalan yang berdiri sendiri. Kemudian bagian yang disebut
episode tersebut dilanjutkan pada kesempatan yang lain dengan menyajikan persoalan
yang berbeda.
Episode (Ing. Episode): kisah atau lakon pendek dari sebuah drama atau karya sastra
yang merupakan bagian integral dari sebuah kisah atau lakon yang lebih b esar, atau
sebuah bagian yang dapat berdiri sendiri dalam sederetan peristiwa lakon.
Estetis (Bs. Bel. Aesthetisch): perihal yang menunjukan sifat indah.
Exposisi: pembagian secara propesional tentang tokoh-tokoh, setting tempat yang tepat,
dan tentang suasana dikehendaki oleh cerita / lakon.
Exterior set (Ing.): dekorasi yang menggambarkan keadaan di luar ruangan (out door).
Farce (Ing.) : sajian gerak yang lebih bersifat kerikatural. Ceritanya berpola pada
komedi (lrluvon atau banyolan), tetapi pada wujud penampilannya tidak sepenuhnya
menitik beratkan pada usaha membangkitkan gerak tawa.
Figur (bs. Bel. Figuur): adalah sosok wujud dari seseorang yang tampil di atas pentas,
figure dapat dipahami sebagai sebuah penampilan individu yang memiliki karakteristik
yang khas.
Figuran (Bs. Bel. Figurrant: tokoh): adalah pemain yang peranannya tidak penting atau
pemain pendukung dari sebuah drama, film atau sandiwara.
Figuran (Ing.):peran pendukung untuk memperkuat atau menunjang keberadaan tokoh
utama dalam menciptakan suasana atau jelinan peristiwa dalam sebuah drama atau
sandiwara atau pertunjukan dramatik lainnya.
Flatas (Ing.) : jenis dekorasi panggung yang berbingkai, seperti bingkai kain untuk
melukis (kanvas) dan dilukis bentuk-bentuk menurut yang diinginkan, misalnya:
gambit pintu, jendela, hutan dan sebagainnya.
Floor Plen (Ing.) lantai pentas yang direncanakan atau sedang ditempati oleh
pemain/penari dalam memainkan sebuah drama atau koreografi.
Follow Spot (Ing.): jenis lampu spot yang rumah lampunya dapat digerakan untuk
mengikuti gerakan pemain di atas pentas.
footlamp (Ing.): lampu yang dipasang di bibir panggung, fungsi lampu ini adalah untuk
menerangi anggota badan bagian kaki dari para pemain.
Footlights (Ing.) : jenis lampu yang mempunyai voltase yang sama dengan tanpa lensa
dipasang secara berjajar di batas depan panggaung. Lampu ini berfungsi untuk
menerangi bagian kaki.
Fragmen: cuplikan dari sebuah lakon atau cerita yang utuh, tetapi penyajiannya
dibentuk dalam kesatuan yang tema ceritanya sesuai dengan masalah dari cuplikan
tersebut. Frahmen biasanya disajikan dalam waktu yang terbatas dan permasalahan
yang sederhana (tidak kompleks). Frahmen disebut juga Sempalan (Jw.) atau Pethilan
(Jw.).
Frahmen (Bs. Ing. Fragment): adalah cuplikan atau pecahan dari sebuah cerita atau
lakon tertentu.
Fresenel (Ing.) : jenis lampu spot yang menggunakan reflector spherical dan lensa
pateent fresnell yag memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut).
Gamelan: adalah jenis instrument musik Jawa yang terdiri dari dua jenis laras (lihat
laras) yaitu (1) Laras Slendro dan laras Pelog.
Garis panggung: garis yang ditarik dari arah pandangan penonton yang duduk di
auditorium kea rah panggung pertunjukan.
Garuda Mungkur (Bs. Jw.): Hiasan kepala berbentuk “kancing gelung” (penjepit
rambut) berbentuk muka naga yang menganga mulutnnya
Geladi Bersih: adalah tahap latihan terakir menuju pementasan, umumnya tahap ini
dilakukan sehari menjelang pementasan yang secara teknik mencoba seluruh aspek
pendukung pementasan seperti kostum, tata sinar, stage property, saund sistem dan
kesiapan crew panggung.
Geladi kotor: adalah tahap menjelang persiapan geladi bersih. Tahap ini lebih
difokuskan untuk mengkondisikan penari mengenal panggung yang akan digunakan
untuk penampilan. Fokus latihan lebih ditujukan pada sosialisasi penari, pemantapan
formasi, atau kesempatan koreografer melakukan pembenahan dan penyesuaian ruang.
Gladi bersih (Jw.) : lihat dress-rehearsel (Ing.).
Gongseng (Bs. Jw.): Genta-genta kecil yang dipasang di kaki penari topeng untuk
memberikan aksentuasi pada musik.
Grup (bs. Bel. Groep, Bs. Ing. Group): adalah rombongan atau perkumpulan, mis.
Pertunjukan yang tampil umumnya dibawakan oleh beberapa orang.
Hairlamp (Ing.) lampu pentas yag dipasang berderet di atas kepala para pemain pada
waktu berakting.
Ham-action (Ing.) penampilan pemain yang ngelantur, terlalu banyak memberikan
bunga-bung kata yang berlebihan atau banyak melakukan efek-efek teknis yang
sifatanya menghias.
Hands-prop (Ing.) peralatan tangan yang berguna untuk akting, seperti tongkat,
saputangan, buku, atau senjata.
Harjuna: Saudara ke tiga dari kakak beradik Pandawa.
Improvisation (Ing.) Improvisasi (Ind.) acting pemain yang tidak didasarkan atas
persiapan latihan, tetapi suatu inisiatif dari pemain untuk mampu mengadakan respon
terhadap situasi yang timbul karena tidak direncanakan sebelumnya.
Interior set (Ing,) dekorasi yang menggambarkan keadaan di dalam ruangan tertutup
(indoor).
Interior set : dekorasi yang menggambarkan keadaan di dalam ruangan terturup (Ing.
Indoor)
Irah-irahan (bs. Jw.): Hiasan kepala
Ironi dramatic (Ing.Dramatik irony) sebuah situasi yang timbul atau muncul dalam
drama apabila seorang tokoh mengucapkan sesuatu yang bermakna bagi pembaca atau
penontonnya, tetapi tidak disadari benar oleh tokoh-tokoh yang lain.
Ironi Dramatik (Ing.) sebuah siluasi yang timbul atau muncul dalam drama apabila
seorang tokoh mengucapkan sesuatu yang bermakna bagi pembaca atau penontonnya,
tetapi tidak disadari benar oleh tokoh-tokoh yang lain.
Janturan (Bs. Jw.): adalah vokal dalang yang diiringi dengan musik gamelan lirih, isi
Janturan adalah menceritakan tentang setting tempat adegan, tokoh yang sedang
dibicarakan, watak tokoh, dan juga pokok persoalan yang sedang dibicarakan.
Jaranan: adalah pertunjukan yang pemainnya menunggang kuda-kudaan, dan diikuti
dengan aktraksi kesasukan (lihat: trancen)
Jathilan: Sebutan lain Jarangan yang umum digunakan di daerah Jawa Tengah.
Jeg-dong (Bs.Jw.): Sebutan untuk wayang Jawa Timuran
Kakawin: adalah bentuk sastrta Jawa yang berbentuk puisi dengan metrum bergaya
India. Kakawin merupakan gubahan dari para penyair pada abad X hingga XV,
umumnya tumbuh dikerajaan Kediri dan Majapahit.
Karakter:: adalah bentuk watak dari tokoh-tokoh pada pertunjukan yang
mengetangahkan ciri-ciri yang khas, sehingga tokoh-tokoh pada lakon yang disajikan
dapat dengan mudah dikenali oleh penontonnya.
Kawi: adalah sebutan untuk para penulis puisi yang berbentuk Kakawin.
Kedok: Topeng
Kehoprak: Pertunjukan rakyat yang mulai dikenal di Yogyakarta sejak tahun 1887 dakan
kondisi yang sederhana, selanjutnya berangsur-angsur dikembangkan menjadi
pertunjukan pendapa oleh KMT Wreksodiningrat dari Surakarta sejak tahun 1908.
Keprak (Bs.Jw.):Bunyi pukulan cempala atau palu kayu yang dipukulkan pada katak
wayang untuk memberikan aksentuasi pada gerakan penari wayang topeng.
Kethoprak (Jw.) Kethoprak berasal dari kata yang ditangkap dari bunyi bambu (sejenis
kentongan) yang dipukul “prak”. Karena bunyi tersebut khas dalam penyajian
pertunjukan kethoprak; pertunjukan rakyat Jawa sejenis drama yang diiringi
seperangkat gamelan dan tiprak (sejenis kenotongan).
Kethoprak lesung (Jw.) pertunjukan rakyat Jawa sejenis drama rakyat yang dengan
menggunakan instrument lesung sebagai ciri utamanya. Jenis pertunjukan ini disajikan
di atas tanah terbuka.
Kethoprak pendapan (Jw.) pertunjukan rakyat Jawa sejenis drama rakyat berpola pada
kethoprak yang disajikan di dalam pendapa.
Kitsch (Bs. Ing): adalah bentuk seni popular yang bersifat sesaat, penyajian yang lebih
menonjolkan kesan fisikal, ilusi tentang hayalan duniawi, dan tidak menekankan pada
masalah yang esensial. Karena sajian yang berbentuk Kitsch atau kemasan lebih
menekankan pada aspek hiburan. Seni sesaat yang tidak membutuhkan perenungan.
Klimaks (Ing. Climax) salah satu bagian dari alur dramatic yang melukisakan sebuah
puncak dari ketegangan, atau puncak dari krisis yang menyebabkan terjadinya insiden.
Bagian ini mencekam, dan meminta perhatian serta tanggapan emosional yang
mendebarkan hati penonton.
Komedi bangsawan (Ing. High comedy): jenis komedi menitik beratkan pada tujuan
untuk menampilkan pola pikir (inteletual) dan kecakapan menggunakan bahasa dan
gerak tubuh yang bersifat lucu.
Komedi rakyata (Ing. Low Comedy): jenis komedi bersifat ringan dan menghibur.
Dalam mewujudkan kesan tesebut seringkali ditempilkan adegan kekerasan atau
tingkah laku yang bersifat konyol; kelucuan tidak disadari atas kecerdasan dalam
menggunakan bahasa atau gerak tubuh.
Komedi: bentuk pertunjukan yang bersifa menghibur, sajian lebih menekankan pada
struktur yang pleksibel, bahkan diutamakan pada aspek menghibur, tetapi bisa juga
bersifat sindiran, atau satir yang mengarah pada ejekan.
Koncer : Hiasan berbentuk bulatan dari benang warna-warni yang dipasang di bagian
kanan dan kiri topeng
Konflik: suatu pertentangan yang dialami oleh pelaku cerita, yaitu asal mula terjadinya
sebuah insiden.
Konsentrasi salah satu teknik latihan fisik dan psikis unguk melakukan pemusatan
pikiran dengan tujuan memperoleh kesetabilan diri.
Konvensi kesepakatan umum atau kebiasaan mengenai tata cara dan pergaulan yang
berkaitan dengan sikap, tingkah laku dan keputusan yang diterapkan pada seni
pertunjukan tradisional. Meliputi kegiatan pementasan, teknik penggarapan dan
penyajian lakon-lakon.
Krucilan (Bs. Jw.): bentuk gending yang didominasi oleh pukulan saron barung secara
bergantian (imbal)
Lafal: cara mengucapkan kata-kata sesuai dengan ejaan bahasa tertentu sebagai media
untuk menyajikan sebuah dialog dalam pertunjukan tertentu.
Lakon: kisah atau cerita yang tertulis atau dituturkan (lisan) yang mengangkat realitas
atau non realitas dalam kehidupan.
Lampu kaki: lihat footlamp (Ing.).
Lampu Kaki: lihat Footlights
Lantai penas: Lihat Floor Plen (Ing.).
Lekolitas: lampu spot yang menggunakan reflector ellipsoidal dan lensa plano konvex
yang memiliki cahaya nenyatu dan tajam.
Libretto (Ing.) teks atau naskah opra.
Ludruk (Jw.) seni pertunjukan tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa
Timur. Pertunjukan ini berupa sajian tari sebagai pembuka pertunjukan, dialog,
menyaji bersama (koor), lawakan (dagelan) yang diiringi musik Struktur pertunjukan
ludruk terdiri dari tari Remo, bedhayan (menyaji), dagelan, yang kemudian dilanjutkan
penyajian lakon. Seluruh sajian diringi dengan gamelan Jawa berlaras slendro dengan
gending utama adalah Jula- juli atau disebut juga Surabayan.
Maecenas (Ing.): sebutan untuk menunjukkan orang yang mempunyai menat yang
besar terhadap seni dan rela melindungi serta memberikan dana bagi kelangsungan
kehidupan sebuah kesenian.
Makhuta (Bs.Jw.): Mahkota yang dikenakan oleh raja
Melodrama: sebuah tipe drama yang mengetenahkan tingkah laku yang bersifat
berlebih-lebihan, sehingga tampak melebihi dari kewajarannya.
Mimik: ekspresi muka, yaitu perubahan air muka yang disebabkan oleh adanya gejolak
emosi yang terjadi pada pemain drama.
Monolog:berasal dari kata Mono (satu) dan log (dialog/ percakapan): sebuah
percakapan (pembicaraan) seorang pelaku tanpa disertai lawan bermain. Tujuannya
untuk mengungkapkan gejolak perasaan seorang tokoh pada saat itu.
Mood adegan: suasana terciptanya suatu situasi yang menonjol pada salah satu adegan
tertentu.
Move (Ing.) perpindahan pemain dari satu tempat ke tempat yang lain atas dasar
motivasi serta waktu yang tepat.
Nadar (bs. Jw.): Selamatan yang ditujuan untuk membaya janji atau kesanggupan pada
diri sendiri.
Nadhar: Kaul/kesanggupan pada diri sendiri atas sesuatau yang diharapkan dapat
terkabu.
Narasi: uraian berupa kata-kata yang disampaikan oleh seorang narator (pencerita)
yang berisi pemaparan atau cerita untuk mendampingi atau menyertai pementasan
drama atau sandiwara.
Narator: orang yang menyampiakan atau membawakan sebuah kisah atau lakon.
Naskah: (1) tulisan atau karangan, (2) Diskripsi lakon atau kisah untuk dipentaskan.
Offstage (Ing.): pemain yang ke luar dari arena permainan atau meninggalkan pentas.
Onstage (Ing.): pemain yang sedang berada di atas pentas.
Operacting (Ing.): tingkah laku pemain yang berlebih-lebihan dan tidak sesuai dengan
petunjuk atau tuntutan naskah, prilaku tersbut kadang disebabkan oleh keinginan
pribadi agar tampak lebih menonjol atau mengharapkan perhatian yang besar dari
penonton.
Opra (Ing.): drama musik yang menitik beratkan pada nyanyian sebagai pengganti
dialog.
Orchestra (Ing.) tempat para pemain musik atau pengiring sajian pertunjukan.
Overlep (Ing.): sesuatu yang saling menumpuk atau tumpang tindih, biasanya terjadi
juga pada pengucapan dari percakapan para actor yang disebabkan oleh faktor emosi
atau teknik percakapan yang salah.
Painted scenery (Ing.): Jenis dekorasi yang terlukis di atas kain (semacm kanvas)
berupa sebuah lukisan interior atau eksterior atau landscape (pemandangan alam);
pegunungan, hutan, pantai, atau tepian sebuah sungai dengan hamparan sawah yang
menghijau.
Pakem (Bs. Jawa): Ketentuan atau tata aturan komvensioal yang disepakati sebagai
acuan untuk menyajikan sebuah pertunjukan. Kata lain dari Pakem adalah aturan yang
berlaku dilingkungan pendukung pertunjukan tertentu.
Pakem (Bs.Jw.): ketenguan atau hukum-hukum yang telah disepakati untuk menjadi
ketentuan dalam sebuah genre pertunjukan tradisional.
Panakawan (Bs. Jw.): Pengikut atau abdi para satria
Panggung (Ing. Stage): tempat mempertunjukan teater yang dirancang atas dasar
kesadaran komunikatif dari penonton, agar poertunjukan yang disajikan mendapatkan
cukup perhatian atau dinikmati penonton dengan enak.
Panji: Salah satu bentuk lakon (cerita) asli dari Jawa (timur) yang menceritakan
perjalanan Panji Asmarabangun atau Inukertapati mencari istrinya (calon istrinya)
Galuh Candrakirana atau sekartaji. Lakon ini umumnya disebut dengan nama Siklus
Panji.
Pantomim (Ing. Pantomime): pertunjukan jenis drama yang mengomunikasikan ide
atau gagasan lewat bahasa tubuh dalam bentuk gerak maknawi, yaitu gerakan yang
menggambarkan suatu kondisi atau peristiwa tertentu.
Pantomimist (Ing.): pemain pantomime.
Pelog: adalah nama jenis nada gamelan (lihat gamelan) yang terdiri dari tujuh nada,
yaitu terdiri dari nada ji (1), ro (2), lu (3), pat (4), ma (5), nem (6), dan pi (7). Jenis naga
ini konon diciptakan oleh Panji Inukertapati dari Jenggala – Jawa Timur.
Pementasan: suatu pernyajian teater, bisa berbentuk drama, sandiwara, tari, atau
musik.
Pemeranan (Ing. Casting): kegiatan sutradara dalam memilih dan menentukan pemain
untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada pada naskah. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan pertimbangan tertentu seperti menentukan kesesuaidan fostur tubuh,
kemampuan action, dan aspek artistik lainnya.
Pendapa (bs. Jw): Salah satu bentuk bangunan rumah Jawa yang terdiri dari 4 saka
utama yang disebut saka guru dan di kelilingi oleh saka penjawat. Pendapa ini juga
digunakan untuk menyajikan pertunjukan tradisional.
Pentas arena: konstruksi tempat pertunjukan yang berupa arena terbuka dengan arah
pendang penonton dari berbagai sisi.
Pentas: penaggung atau tempat pertunjukan drama atau seni pertunjukan.
Pentas: suatu tempat di mana para pemeran memainkan sebuah lakon dihadapan
penontonnya. Pentas dapat berupa areal atau arena berupa hamparan lantai yang lebih
tinggi dari tempat duduk penonton, atau suatu tempat yang memiliki jarak tertentu
dengan penontonnya sebagai ruang untuk mempresentasikan sebuah pertunjukan.
Perkembangan berikutnya seni pertunjukan topeng diadopsi oleh istana untuk digarap
dengan sentuhan artistic aristokrasi sehingga menjadi bentuk seni tontonan.
Pertunjukan topeng di Indonesia tumbuh berkembang di kalangan rakyat di berbagai
derah. Lakon yang disajikan dalam pertunjukan topeng meliputi: Lakon Mahabarata
(purwa), lakon Ramayana, lakon Menak (cerita berlatar belakang perkembangan agama
Islam di Indonesia), dan lakon siklus Panji. Ciri khas dari pertunjukan topeng adalah
semua penainnya menggunakan topeng sebagai penutup muka.
Perwatrakan(Ing.Characterisation) Penampilan keseluruhan dari cirri-ciri atau tipe jiwa
seorang tokoh dalam cerita atau drama.
Pit (Ing.) : sisi atau sudut depan panggung, umumnya merupakan tempat orkes (pemain
musik).
Pit orkes (Ing.) : lihat pit (Ing.).
Plastic pieces (Ing.): dekorasi yang menirukan objek seperti adanya, yaitu benda-benda
yang dibuat seperti tiruan aslinya, seperti pilar, pintu gerbang, atau tembok pembatas
halaman.
Playing area (Ing.) tempat atau daerah permainan dari peran atau tokoh tertentu di atas
pentas.
Playwright (Ing.): penulis atau pengarang naskah drama atau sandiwara.
Plot: bagan atau kerangka cerita yang berisi tentang kejadian dalam sebuah akibat atau
motivasi tertentu.
Preliminary situation (Ing.): situasi awal atau permulaan dalam sebuah pertunjukan
drama atau sandiwara.
Prolog: kata pembukaan atau pendahuluan dalam sbuah lakon drama, kata-kata yang
disampaikan berfungsi sebagai pengantar umum dari sebuah lakon yang akan
dipertunjukan.
Prologue (Ing.): lihat Prolog.
Proscenium(Ing.): bagian pentas yang berada di depan tirai depan dan menonjol ke
depan. Tetapi istilah proscenium sebenarnya lebih tepat digunakan untuk menyebut
bingkai pentas. Istilah proscenium umumnya untuk menyebut jenis panggung yang
dapat dinikmati oleh penonton dari satu arah pandang (depan).
Protasis (Ing.) bagian pertama atau awal pertunjukan drama kuna yang
memperkenalkan para tokoh dan masalah yang akan disajikan.
Punakawan (bs. Jw): Punakawan atau Panakawan adalah abdi atau pengiring setia
satria pada lakon-lakon wayang, di samping sebagai abdi satria dalam lakon, mereka
juga sebagai pelawak yang menghibur penonton.
Sampur (Bs. Jw.): Selendang untuk menari
Sandiwara: istilah yang diciptakan oleh Mangkunegara VII sebagai pengganti istilah
Toneelstuk (bl.). sandiwara dibentuk oleh dua suku kata yaitu Sandi yang berarti
rahasia dan wara yang berarti kabar, sandiwara diartikan sebagai kabar atau berita yag
berisi rahasia.
Sastra Lisan: bentuk sastra sebagai materi drama atau pertunjukan yang tidak tertulis,
umumnya sastra lisan ini digunakan oleh pertunjukan drama tradisional.
Sebeng (Ing. side wings) kain-kain atau kayu tipis yang dipasang tegak lurus (vertical di
sisi kanan dan kisi panggung yang merupakan kaki border, sebeng ini berfungsi sebagai
penututup ke luar masuknya pemain di atas lantai pentas.
Seni drama: seni pertunjukan yang memperesentasikan kisah kehidupan manusia yang
disajikan melalui gerakan serta dialog serta diiringi musik di sajikan disebuah panggung
pertunjukan.
Seni pop: seni (tontonan) yang tidak membutuhkan banyak pemikiran dalam mencerna
(memahami); sederhana, amat menghibur, hadir mengikuti trend (mode) pada
jamannya.
Seni teater: bentuk seni pertunjukan yang mempresentasikan cerita atau lakon dengan
media gerak, dialog, nyanyian (lagu), dan musik di depan penonton.
Sesaji: Sajian yang berupa bunga dan berbagai buah dan makanan serta perlengkapan
lain untuk dipersembahkan pada roh.
Siklorama: layer berbentuk tiga sisi atau yang sudut-sudutnya dapat dilengkungkan.
Gunanya untuk memberikan efek kedalaman (proyeksi) latar belakang set ekserior yang
bertentuk langit atau cakrawala atau efek kedalaman (tiga dimensional) sebuah
ruangan.
Skeneri: elemen-elemen visual yang disusun di atas pentas sebagai pendukung pemain
dalam mempresentasikan diri sesuai tuntutan naskah atau cerita drama.
Stage decoration (Ing.): dekorasi penggung adalah hiasan atau tatanan berbagai
peralatan baik yang bersifat alami atau hasil rekayasa yang dapat menciptakan suasana
yang mendukung pemain.
Struktur naskah : suatu kerangka cerita yang dalam wujudnya berisi insiden-insiden
dari tinap-tiap pelaku (tokoh-tokoh) yang satu dengan lainnya merupakan suatu kaitan
yang erat dalam membangun suatu kesatuan.
Suluk (Jw.): adalah vocal dalang yang isinya membawa kearah suasana tertentu, sedoh,
senang, tenang, agung, romantis, dan lain sebagainnya.
Synopsis (Ing.) iktisar atau ringkasan cerita dari sebuah pertunjukan berlakon yang
disampaikan secara lisan oleh MC atau ditulis dalam bukuprograma pertunjukan.
Tandhak (Jw.): Penari Tayub
Tanjep (Jw.): menajcap atau berdiri tegal
Tarub (Jw.): Bagunan beratap dari bambu atau dari konstruksi besi yang digunakan
untuk menerima tamu pada waktu seseorang menyelenggarakan hajat.
Teater tradisional : bentuk-bentuk pertunjukan yang tumbuh dilingkungan masyarakat
etnik, keberadaanya secara keseluruhan di dukung oleh komunitas pendukungnnya.
Teater tradisional merupakan refleksi atau penggambaraan berbagai perasaan dan segi-
segi dalam kehidupan.
Teater, (Y. Theramoi atau Theatron.)1) gedung pertunjukan atau panggung pementasan,
2) public, auditorium, 3) kerangka tonil atau cerita atau lakon drama. 4)sebuah bentuk
pertunujukan yang mengetengahkan cerita yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
gerak (tingkah laku), suara (vocal), musik, atau nyanyian.
Thandhak (Jw.) : Penari propesional pada pertunjukan tayub
The technique of Entrance (Ing.): teknik muncul, yaitu suatu teknik yang merupakan
suatu keterampilan dasar bagi seorang pemain drama dalam membawakan seorang
pemain drama dalam membawakan dirinya ketika pertama kali menampakkan diri di
atas panggung.
Thymele (Ing.): pusat orchestra, yang digunakan sebagai puncak pemujaan.
Tikaian: yaitu ketegangan di dalam rekaaan atau cerita, baik sebagai bentuk sastra atau
dalam bentuk drama. Tikaian merupakan efek dari pertentangan yang dialami oleh
seorang tokoh yang merupakan konflik batin, atau seorang dengan seorang, atau
seorang dengan masyarakat.
Tiser: kain yang mengantung dibelakang layer bab akan, lebih kecil dari layer, tetapi
lebih besar dari border. Tiser dapat diturun naikkan dengan tali untuk memperlebar
atau mempersempit lubang proscenium.
Tokoh statis: (Ing. Static character) pembawaaan atau efek kejiwaaan dari tokoh dalam
sastra atau drama yang sangat lamban bahkan tidak mengalami perubahan
(perkembangan) kakakternya.
Tokoh tambahan: tokoh-tokoh atau pemain dalam lakon-lakon yang tidak menentukan
dalam membangun struktur serta mempengaruhi peruahan alur cerita, kehadiran tokoh
tambahan tersebut hanya sebagai pelengkap atau hanya sebagai dukungan visual saja.
Tonil (Bl. Tooneel) seni pertunjukan yang berbentuk drama atau sandiwara.
Tontonan: pertunjukan yang disajikan di tempat tertentu, baik di gedung atau arena
terbuka yang diperuntukkan pada masyarakat luas.
Topeng: jenis seni pertunjukan drama atau tari yang menyajikan kisah-kisah purba atau
perlambangan (aslegori). Jenis seni pertunjukan ini sangat terkenal di Ingris pada awal
abad XVII.
Topping (Ing.): suatu peningkatan kegegangan (tension) antara para pemeran dalam
sebuah penyajian pertunjukan.
Tormentor: bingkai atau rangka yang ditutup oleh kain atau papan tipis berdiri vertical
dibelakang layer babakan disebelah kiri dan kanan panggung. Bingkai ini dapat digeser
ke kiri dan kekanan sehingga dapat mempersempit atau memperlebar lubang
proscenium.
Transvesti (Ing.) bentuk penampilan pria memerankan tokoh wanita atau sebeliknya
dalam seni pertunjukan.
Tritagonis: tokoh ke tiga setelah tokoh utama yang menegakkan tujuan (protagonis)
atau tokoh yang menghalangi tujuan atau cita-cita tokoh utama (antagonis), yaitu tokoh
yang hadir setelah terjadi konflik yang inti kehadirannya adalah sebagai pihak ke tiga
untuk meluruskan masalah atau menciptakan perdamaian.
Versi (Ing. Version): cara menyampaikan sesuatu berdasarkan persepsi atau gaya
pribadi yang melebirkan sesuatu bentuk pemaparan yang menunjukkan perbedaan dari
bentuk yang asli. Versi bisa terjadi pada semua cabang seni.
Waranggono (Jw): istilah lain untuk menyebut penari Tayub.
Ring Theater (Ing.: teater arena.
Resolosi: saat penyelesaian persoalan atau sering disebut Filling action (Ing.). Saat ini
adalah waktu untuk menyelesaikan segala keputusan. Tindakan-tindakan yang
berkembang dari konflik mulai berkurang.
Filling action(Ing.): lihat Resolosi
Repertoire(Ing.): perbendaharaan atau sajian lakon yang akan atau sedang
dipertunjukan oleh sebuah penyelenggara pertunjukan.
Romentisme: suatualiran dalam drama yang melebih-lebihkan peranan perasaan atau
khayalan.
Gamelan: nama seperangkat (unit) instrument musik tradisional Jawa. Instrument
tesebut terbutat dari campuran tembaga dan timah putih (perunggu), ada juga yang
terbuat dari kuningan atau besi. Laras (tangga nada) yang gamelan terdiri dari laras
Pelog dan Slendro. Seperangkat gamelan teridiri dari satu unit kendang, satu unit
kenong, satu unit kempul, ketuk, peking, gender, demung, saraon, slentem, bonang
barung dan bonang penerus, rebab, siter, dan suling.
Babak ( Jw): merupakan suatu penggalan dari sebuah sajian pertunjukan yang utuh.
Sebuah pertunjukan terdiri dari beberapa babak, setiap babak terdiri dari beberapa
adegan (lihat adegan).
Nandhak (Jw): menari
Ngibing (Jw) : menari bersama secara berpasagan dengan seorang penari propesional
yang disebut reonggeng atau tandhak.
Nayub (Jw): lihat Ngibing (Jw)
Kendhang (Jw): Nama salah satu instrument yang tergabung dalam gamelan Jawa.
Kendhang dibuat dari kayu yang berlubang sebagai resonansi, kedua sisinya ditutup
dengan kulit kerbau. Instrumen tersebut dibunyikan dengan cara digebuk dengan
telapak tangan.
Joged (Jw): kata bahasa Jawa ngoko (bahasa untuk strata rendah) yang berarti tari.
Langendriyan (Jw): bentuk dramatari Jawa yang dilakukan oleh penari wanita,
penyajiannya menekankan dialog berbentuk tembang Jawa. Lakon yang
dipresentasikan langendriyan bersumber dari sejarah Majapahit, khususnya kisah
tentang Damarwulan. Langendiriyan dicipatkan oleh Mangkunegara VII dari kadipaten
Mangkunegaran – Surakarta pada tahun 1890, penari yang waktu itu dalam
memerankan tokoh Menakjinggo dari Blambangan (Banyuwangi) adalah ibu Bei
Mardusari.
Langenmandrawanara(Jw): sejenis dramatari yang menggunakan dialog berbentuk
tembang dan semua penarinya melakukan gerak tari dengan cara jengkeng (jongkok).
Cerita yang disajikan adalah epos Ramayana. Langenmandrawanara, diartikan sebagai
kesenian yang bersifat menghibur (langen), mandra berarti banyak dan wanara adalah
kera. Pengertiannya adalah sebuah pertunjukan hiburan yang menyajikan gerak tari
perajurid dari prabu Ramawijaya ketika menyerang Rahwana di Alengkadiraja.
diciptakan pada tahun 1890 oleh Kanjeng Adipati Danurejo VII, salah seorang patih
dari kerajaan Ngayugyakartahadiningrat
Pelog (Jw): salah satu tangga nada pada gamelan Jawa, satu oktaf terdiri dari 7 (tujuh)
nada dengan perbandingan swarantara:
- 1 - 1 - 2 - 1- 1 -1- 2-
Lengger (Jw): salah satu bentuk pertunjukan jenis tari Tayub (tari pergaulan) yang
berkembang di daerah Jawa tengah dan Jawa barat.
Suluk (Jw): bentuk tembang yang dilantunkan seorang dalang, lasimnya tembang
tersebut bersumber dari tembang macapat atau sekar ageng.
Sendong (Jw): bentuk tembang yang dilantunkan seorang dalang yang menyatakan
suasana sedih, terharu, atau penyesalan
Ngibing (Jw): seorang laki-laki yang ketahuan sampur (lambang penghormatan) untuk
menari bersama ronggeng atau teledhek pada pertunjukan tayub.
Tayub(Jw): salah satu tari tradisional pada jaman dahulu memiliki kaitan dengan ritus
kesuburan, yaitu tari yang diselenggarakan seusai panen raya. Tarian ini
dipresentasikan oleh beberapa penari wanita dewasa yang disebut teledhek/ tandhak/
ledek/ ronggeng yang berpasangan dengan laki-laki dewasa. Sebelum menari laki-laki
yang mendapat sampur sebagai simbol penghormatan, terlebih dahulu meminta
gending (lagu) dan memberikan tip berupa sejumlah uang pada penari wanita.
Imadination(Ing), imago (Lat): daya pikir yang berupa kemampuan daya kayalan untuk
membayangkan atau menciptakan gambaran tertentu. Imajinasi ini secara khusus juga
digunakan sebagai titik tolak menciptakan karya seni.
Arrangement (Ing), rengir (Lat) merupakan istilah yang lasim digunakan pada disiplin
seni musik untuk melakukan gubuahan sebuah komposisi lagu yang sudah ada, dan
atau meyesuaikan musik dengan nada dasar suara penyanyinya.
Comedy (Ing), Comoedian (Lat), comocia (Yun) merupakan salah satu pertunjukan
yang menyajikan adegan-adegan lucu, humor, atau tingkah laku yang bersifat konyol.
Monolog (Ing), Monoloog (Bel): Pembicaraan yang dilakukan seorang diri dan atau
membicarakan dirinya sendiri. (Lihata: ngudarasa)
Ngudarasa (Jw): Monolog.
Patriotisme(Bel): tema pertunjukan yang menekankan sifat-sifat peran yang
menunjukan semangat cinta tanah air atau semangat nasionalisme.
Melodrama, Melos (Yun): pertujukan yang bersifat sentimental, mengharukan, atau
menekankan pada aspek emosional tentang uangkapan keibahan.

Anda mungkin juga menyukai