SHE WI Pencegahan Dan Perlindungan Kebakaran
SHE WI Pencegahan Dan Perlindungan Kebakaran
RIWAYAT PERUBAHAN
1. Jenis kebakaran
Berdasarkan NFPA (National Fire Protection Administration) jenis kebakaran dikelompokkan secara terinci
seperti di bawah ini;
Jenis
Deskripsi Kelompok
Kebakaran
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang mudah terbakar, seperti batubara,
A
kertas, kayu, kain, plastik dan sejenisnya.
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan cair yang mudah terbakar, seperti oli, minyak,
B
bensin, cat minyak, alkohol dan gas yang mudah terbakar.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang berhubungan dengan tenaga
C
listrik, seperti kabel listrik, generator, trafo dan saklar.
Kebakaran yang disebabkan oleh logam seperti magnesium, aluminium, titanium,
D
zirconium, sodium, lithium & potassium, yang terbakar pada temperatur yang tinggi.
3.1.2. Semua alat pemadam api dan gulungan selang yang dipasang di dinding ditempatkan secara
baik dan aman, seperti aturan dibawah ini;
1.
2.
3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.2.1. Ditempatkan di posisi yang mudah terlihat oleh semua orang. Pegangan tangan alat
pemadam api harus pada ketinggian maksimum 120 cm di atas lantai.
3.1.2.2. Untuk memastikan keseragaman, semua pegangan tangan harus ditempatkan pada
ketinggian 100 cm di atas lantai.
3.1.2.3. Tanda simbol keselamatan yang menunjukan posisi APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) harus dipasang pada batas atas tanda atau pada ketinggian 200 cm di atas
lantai.
3.1.2.4. Alat pemadam harus diletakkan dekat dengan pintu keluar yang biasa atau darurat.
Tempat/posisi alat pemadam api harus ditandai jelas dengan tanda simbolik K3LH.
3.1.2.5. Alat pemadam sebaiknya tidak berada di lingkungan korosif atau terpapar terkena
percikan cair korosif dan jangan biarkan berdiri di atas tanah/lantai.
3.1.2.6. Tanda “Daerah Bebas” (Keep Clear Zone) berukuran panjang satu meter (1 meter)
dan lebar setengah meter (0,5 meter) harus ditandai di atas lantai dibawah alat
pemadam api dan gulungan selang (kotak merah dengan batas garis putih).
3.1.3. Dalam bangunan, alat pemadam api dan gulungan selang harus ditempatkan seperti
ketentuan dibawah ini;
1.
2.
3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.3.1. Daerah berisiko rendah; paling sedikit satu alat pemadam api untuk area berukuran
400 m2.
3.1.3.2. Daerah berisiko sedang; paling sedikit satu alat pemadam api untuk area berukuran
200 m2 untuk perkantoran serta bengkel.
3.1.3.3. Daerah berisiko tinggi; paling sedikit satu alat pemadam api untuk area berukuran
WORK INSTRUCTION
3.1.5. Berdasarkan Standar NFPA, jenis APAR berdasarkan jenis kebakaran dikelompokkan secara
terinci seperti di bawah ini;
Catatan;
MS Most Suitable Paling Sesuai
S Suitable Sesuai
LS Limited Suitabality Sesuai Yang Terbatas
US Unsuitable Tidak Sesuai
D Dangerous Berbahaya
1.
2.
3.
3.1.
3.1.7. Sprinkler; berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan umum Nomor; 10/KTPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada bangunan
Gedung dan Lingkungan dalam Bab V mengenai sistem proteksi aktif ditetapkan bahwa
sistem sprinkler harus dirancang untuk memadamkan kebakaran atau sekurang-kurangnya
mampu mempertahankan kebakaran untuk tetap, tidak berkembang, untuk sekurang-
kurangnya 30 menit sejak kepala sprinkler pecah. Rancangan harus memperhatikan klasifikasi
bahaya interaksi dengan sistem pengendalian asap dan sebagainya. Klasifikasi kepala
sprinkler;
3.1.7.1. Berdasarkan arah pancaran.
3.1.7.1.1. Pancaran ke atas.
3.1.7.1.2. Pancaran ke bawah.
3.1.7.1.3. Pancaran ke arah dinding.
3.1.7.2. Berdasarkan kepekaan terhadap suhu (warna segel).
3.1.7.2.1. Warna putih pada temperatur 93°C.
3.1.7.2.2. Warna biru pada temperatur 141°C.
3.1.7.2.3. Warna kuning pada temperatur 182°C.
3.1.7.2.4. Warna merah pada temperatur 227°C.
3.1.7.2.5. Tidak berwarna pada temperatur 68 °C atau 74°C.
3.2. Detektor kebakaran
3.2.1. Untuk mendeteksi adanya api secara dini, di setiap tempat kerja/gedung dapat dipasang
instalasi deteksi kebakaran otomatik, terdiri dari detektor panas, detektor asap, detektor
nyala api, dsb.
3.2.2. Harus diadakan pemeliharaan secara rutin yaitu bulanan, 6 bulanan dan tahunan.
3.3. Alarm kebakaran; merupakan suatu tanda peringatan terjadinya kebakaran, terdiri dari alarm otomatis
dan manual. Alarm otomatis biasanya dihubungkan dengan detektor sedangkan alarm manual
biasanya dihubungkan dengan Titik Panggil Manual ataupun Breaking Glass.
3.4. Tim pemadam kebakaran yang terlatih
1.
2.
3.
3.1.
WORK INSTRUCTION
3.2.
3.3.
3.4.
3.4.1. Selain dari pihak pemadam kebakaran daerah, PT Prima Indojaya Mandiri juga harus
memiliki Tim Pemadam Kebakaran yang merupakan bagian dari Tim Tanggap Darurat.
3.4.2. Semua Koordinator Kebakaran, Asisten Koordinator Kebakaran serta anggota Tim
Pemadam Kebakaran harus mengikuti pelatihan yang diperlukan agar dapat dipastikan
bahwa mereka mampu merespon apabila ada kebakaran.
3.4.3. Memastikan tingkat kesiapan tinggi dengan membuat dan melaksanakan jadwal tahunan
untuk pelatihan serta simulasi untuk semua Tim Pemadam Kebakaran.
4.
3.4.4. Semua Operator alat berat serta pengemudi kendaraan harus mengikuti pelatihan
praktek memadamkan api.
3.4.5. Semua Karyawan PT Prima Indojaya Mandiri (termasuk karyawan, kontraktor, sub-
kontraktor termasuk tamu) harus diberi sosialisasi tentang Sistem Fasilitas Pencegahan
dan Perlindungan Kebakaran. Hal ini harus dilakukan sejak awal untuk semua Karyawan
baru dan juga seterusnya untuk semua orang di site.