Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN (FENOMENA YANG DITEMUKAN)

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seseorang, dan
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, juga merupakan faktor
penting dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan
dan karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu, perangkat pembelajaran yang efektif
harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Salah satu
tantangan dalam dunia pendidikan adalah bagaimana menyediakan perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keefektifan perangkat pembelajaran meliputi kurikulum, metode pengajaran, teknologi, dan
lingkungan belajar.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan
perkembangan budi perkerti, kekuatan batin, pikiran, intelektualitas dan jasmania anak-anak
dimana dalam mendidik harus menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak-anak agar
selaras dengan alam dan masyarakat. Pembelajaran yang ideal menurut Ki Hajar Dewantara
adalah sebuah proses belajar mengajar yang menfasilitasi peserta didik agar tumbuh sesuai
kodratnya. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor
pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
jika memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Kurikulum adalah sebuah rencana pembelajaran yang dirancang untuk mencapai


tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang baik harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan minat peserta didik, sehingga mereka dapat lebih termotivasi dalam proses belajar.
Metode pengajaran juga merupakan faktor penting dalam menciptakan perangkat
pembelajaran yang efektif, karena peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda,
dan metode pengajaran yang efektif harus dapat menyesuaikan dengan gaya belajar mereka.
Teknologi juga dapat berperan dalam menciptakan perangkat pembelajaran yang efektif,
karena teknologi dapat meningkatkan interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran.
Namun, teknologi yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan
bukan sekadar digunakan sebagai pengganti interaksi antara peserta didik dengan guru dan
teman sekelas. Lingkungan belajar juga mempengaruhi efektivitas perangkat pembelajaran,
karena lingkungan yang kondusif dapat meningkatkan motivasi dan konsentrasi peserta didik
dalam proses belajar. Lingkungan belajar yang kondusif meliputi fasilitas dan peralatan yang
memadai, serta suasana yang nyaman dan aman dapat mempengaruhi motivasi dan minat
belajar peserta didik.

Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat dicapai (Sardiman A. M, 2007: 75). Ada banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yang dapat dibedakan menjadi dua faktor.

Menurut Syamsu Yusuf (2009: 23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: (1) Faktor
Fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera), (2)
Faktor Psikologis, yaitu berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat
aktivitas belajar pada siswa. Faktor eksternal (yang berasal dari lingkungan) yang
mempengaruhi motivasi belajar meliputi: (1) Faktor Non- Sosial meliputi keadaan udara
(cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas
sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar, (2) Faktor Sosial,
merupakan faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua). Sehubungan dengan faktor-faktor
tersebut, guru sangat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar. Karena dari hasil
pengamatan pada kelas I UPT SPF SDN Sudirman 1 Kota Makassar bahwa pada
pembelajaran di kelas ditemukan suatu permasalahan yaitu kurangnya minat dan motivasi
belajar peserta didik sehingga kelas tidak kondusif.

Masalah belajar adalah semua masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran itu
sendiri. Hal ini menunjukan bahwa belajar merupakan kegiatan dinamis sehingga peserta
didik senantiasa diamati perubahannya. Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan
guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah yang dapat
menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat
menemukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar seorang guru memperoleh gambaran
secara rinci mengenai berbagai permasalahan belajar. Adapaun fenomena yang ditemui yaitu
kurangnya motivasi belajar dan kurang antusiasnya peserta didik dalam proses pembelajaran
kelas I UPT SPF SDN Sudirman 1 Kota Makassar sehingga pembelajaran belum tercapai
optimal dikarenakan ada beberapa hal berikut ini :

1. Ketiadaan penggunaan media pembelajaran yang dapat dioptimalkan untuk


meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Siswa kurang aktif dan memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti
pembelajaran yang disebabkan keterbatasan media

Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Agar siswa termotivasi dan
merasa senang dalam mengikuti pembelajaran maka, sangat diperlukan keterampilan-
keterampilan guru dalam mengajar sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas I UPT SPF SDN Sudirman 1
Kota Makassar diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang sekiranya menjadi
penghambat bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang dapat
menjadi penghambat bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah kurangnya
motivasi atau minat dalam belajar. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau motivasi
yang kuat dalam suatu pelajaran atau bidang studi, maka mereka cenderung sulit untuk
memperhatikan materi yang disampaikan dan sulit untuk memahami konsep-konsep yang
diajarkan. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar dan membuat peserta didik
merasa tidak nyaman atau bosan dalam proses belajar mengajar. Faktor lain yang dapat
menjadi penghambat bagi peserta didik adalah kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar,
seperti keluarga, teman, atau masyarakat. Dukungan ini dapat berupa dukungan emosional,
dukungan finansial, atau dukungan dalam bentuk bimbingan belajar atau pengajaran
tambahan. Ketika peserta didik tidak merasa didukung oleh lingkungannya, maka mereka
dapat merasa kesulitan dalam mengatasi kesulitan belajar atau kesulitan dalam memahami
materi pelajaran. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing, yang mana Kooperatif tipe Snowball
Throwing merupakan salah satu merupakan model pembelajaran yang menyajikan metode
permainan, memilih siswa secara acak untuk menghubungkan materi pelajaran melalui media
yang diberikn oleh Guru.

Anda mungkin juga menyukai