Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN

KOTAWARINGIN BARAT

SPESIFIKASI TEKNIS

SUB KEGIATAN PEMBANGUNAN FASILITAS KESEHATAN LAINNYA

PROGRAM : PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

SUB KEGIATAN : PEMBANGUNAN FASILITAS KESEHATAN LAINNYA

KEGIATAN : PENYEDIAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN UNTUK


UKM DAN UKP KEWENANGAN DAERAH

PEKERJAAN : PENATAAN HALAMAN PUSTU DESA NATAI KERBAU

LOKASI : KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

TAHUN : 2023

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
JALAN TJILIK RIWUT - PANGKALAN BUN
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
PENATAAN HALAMAN PUSTU DESA NATAI KERBAU

A. URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya laju era globalisasi dan peningkatan fasilitas utama guna pemenuhan
perbaikan sarana dan prasarana bangunan kesehatan. Pemerintah daerah berupaya untuk menjadikan
tercapainya pembangunan prasarana kesehatan yang layak dan aman didalam melakukan proses pelayanan
kesehatan di masyarakat. Maka salah satu program pemerintah daerah Dinas Kesehatan, yaitu melalui sub
kegiatan Pembangunan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

Pada Tahun 2023 ini, Pemerintah Daerah telah menganggarkan dana untuk pembangunan
prasarana kesehatan, dan program ini termasuk dalam pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa
Natai Kerbau. Pembangunan tersebut bertujuan untuk penambahan dan peningkatan prasarana
kesehatan di daerah-daerah yang dinilai membutuhkan sarana dan prasarana kesehatan, sehingga
dapat digunakan petugas kesehatan setempat dan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
pada umumnya.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau adalah:
a. Melaksanakan Program dari Dinas Kesehatan, khususnya dalam hal pengembangan sarana dan prasarana
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Memaksimalkan fungsi dan kinerja pegawai sehingga dapat berjalan dengan baik dan optimal.

Sedangkan tujuan dari kegiatan dan pekerjaan ini adalah :


a. Melaksanakan rancang bangun/konstruksi khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan
sarana dan prasarana dengan mengikuti standar-standar/ketentuan yang diberikan.
b. Sebagai fasilitas penunjang pelayanan kesehatan masyarakat sehingga mempermudah dan memperlancar
pelayanan kesehatan masyarakat di suatu daerah.

3. Sasaran
a. Melaksanakan pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau.
b. Untuk meningkatkan sarana dan prasaran infrastruktur Pustu Desa Natai Kerbau.

4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan terletak di Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat.
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin BaratTahun Anggaran 2023.

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


6.1 K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat
6.2 SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat
6.3 Nama PA : ACHMAD ROIS, SKM, M. Kes
6.4 Nama PPK : M.WASISTO, ST.,M.A.P
6.5 Sub Kegiatan : Pembangunan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

B. DATA PENUNJANG
7. Data Dasar
7.1 Data Lokasi Pustu Desa Natai Kerbau.
7.2 Data perencanaan Teknis

8. Standar Teknis
8.1 Spesifikasi dan gambar teknis pekerjaan

9. Referensi Hukum
9.1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah.

C. RUANG LINGKUP
10. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau ini adalah :
10.1 Melakukan koordinasi dengan pihak pengelola khususnya dengan Pihak dari Dinas Kesehatan Kab.
Kotawaringin Barat.

10.2 Membuat rancangan kerja/metode pelaksanaan yang sesuai dengan pekerjaan, agar pekerjaan yang
dilaksanakan hasilnya memuaskan.

10.3 Melaksanakan rancang bangun pekerjaan fisik berupa bangunan-bangunan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan.

10.4 Mengkaji dan menyusun kembali rencana detail yang meliputi :


a. Gambar denah
b. Gambar – gambar detail konstruksi, shop drawing dan asbuilt drawing ukuran Kertas A4/F4
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

10.5 Penandatangan Kontrak antara penyedia jasa dengan Pengguna Anggaran, setelah ada jaminan
Pelaksanaan yang diberikan oleh penyedia jasa kepada Pengguna Anggaran untuk nilai kontrak diatas
Rp200.000.000,00dan untuk nilai pekerjaan diatas Rp. 2.500.000.000,00 penandatangan Kontrak antara
penyedia jasa dengan Pengguna Anggaran setelah ada jaminan Penawaran.

10.6 Pelaksanaan Kontrak


a. Pelaksanaan Fisik oleh Penyedia Jasa
a) Pengukuran awal pekerjaan, melibatkan Penyedia Jasa, Pengguna Anggaran, Konsultan
Pengawas pekerjaan, Tim Teknis Kegiatan dan Pejabat Pemerintahan setempat yang berdekatan
dengan lokasi pekerjaan.
b) Penyedia Jasa mendatangkan material yang diperlukan, setelah melalui pengujian dan mendapat
persetujuan konsultan pengawas dan Pengguna Anggaran/Tim Teknis.
c) Penyedia Jasa mendatangkan peralatan kerja yang sesuai dengan keperluan pekerjaan.
d) Penyedia Jasa mendatangkan tenaga kerja yang sesuai dengan keperluan
e) Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
f) Penyedia Jasa bersama-sama dengan konsultan pengawas dan Pengguna Anggaran
melaksanakan pengukuran kuantitas pekerjaan.
g) Penyedia Jasa bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Pengguna Anggaran/Tim
Teknis melaksanakan pengetesan kualitas pekerjaan untuk jumlah volume pekerjaan sama
dengan atau lebih besar dari yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.
h) Melaksanakan serah terima pekerjaan oleh penyedia jasa kepada Pengguna Anggaran.
i) Penyedia Jasa melaksanakan pemeliharaan hasil pekerjaan dengan melaksanakan perbaikan
bagian pekerjaan yang rusak pada masa pemeliharaan selama 180 hari untuk pekerjaan
permanen dan 90 hari untuk pekerjaan semi permanen.

b. Pengawasan teknis oleh konsultan pengawas


Konsultan Pengawas teknis terus melakukan pengawasan setiap tahapan pekerjaan.

10.7 Spesifikasi teknis pekerjaan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang direncanakan.
a) Pekerjaan Persiapan
b) Pekerjaan Pagar
c) Pekerjaan Paving Block
d) Pekerjaan Plat Jembatan

10.8 Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan adalah :Rp. 76.190.400, -

11. Keluaran
11.1 Pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau.

12. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas Dari Pejabat Pembuat Komitmen
12.1 Pengguna Anggaran tidak menyiapkan peralatan, material dan fasilitas untuk pelaksanaan
pekerjaan.
13. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konstruksi
13.1 Peralatan yang disediakan oleh penyedia jasa dengan jumlah dan jenis disesuaikan dengan
kebutuhan yang tercantum dalam analisa pekerjaan yaitu :
No Jenis Peralatan Jumlah Unit Kapasitas Status
(Minimal) (Minimal) Kepemilikan*
1 Mesin Gerinda 1 400 Watt Milik sendiri/ sewa
2 Angkong 1 0.4 Milik sendiri/ sewa
Kubik
3 Peralatan Galian Manual 2 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa
4 Peralatan Tukang Kayu 2 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa
5 Peralatan Tukang Batu 2 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa
6 Peralatan Tukang Cat 2 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa
7 Alat Pemotong Besi 1 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa
8 Alat Pembengkok Besi 1 Rupa- Milik sendiri/ sewa
rupa

13.2 Material bahan bangunan disediakan oleh penyedia jasa dengan jumlah dan jenis disesuaikan
dengan kebutuhan yaitu:
a) Pasir
b) Cat
c) Papan/kayu bekisting
d) Papan/kayu Kelas II
e) Batu pecah 1-2 cm
f) Semen @50 kg
g) Paku papan dll
h) Baja Tulangan Beton
i) Kawat Beton
j) Balok Kayu Lanan/Sejenisnya
k) Plywood 9 mm 122 x 244
l) Dolken Kayu Ø8-10/400 cm
m) Bata Merah
n) Paving Stone

14. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Pengguna Jasa menyerahkan sepenuhnya kepada Penyedia Jasa atas penyelesian pekerjaan konstruksi, yang
mengacu kepada volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam
kontrak.
15. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Untuk menyelesaikan pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau pengguna jasa menyediakan
waktu selama 90 ( Sembilan Puluh ) hari kalender.

16. Personil
Untuk dapat melaksanakan kegiatan fisik yang sesuai dengan ruang lingkup di atas, dibutuhkan:
• SKT pelaksana bangunan gedung pengalaman 0 Tahun

• Petugas K3 pengalaman 0 Tahun

D. LAPORAN
17. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
17.1 Tahap mobilisasi dan demobilisasi personil inti, dan peralatan 5 hari.
17.2 Tahap Pelaksanaan Fisik 85 hari Kalender.

18. Laporan
Penyedia jasa membuat laporan yang disusun kedalam :
18.1 Laporan Mingguan
18.2 Laporan Bulanan
18.3 Laporan Hasil Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan
18.4 Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto pada saat pelaksanaan dan foto selesai
pelaksanaan 100 %

19. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :
• Pengumpulan data lapangan dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi, disaksikan oleh konsultan pengawas
dan personil yang ditugaskan oleh Pengguna Anggaran.

20. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, penyedia jasa konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil Pejabat Pembuat Komitmen.

A. PEMAHAMAN TERHADAP SPESIFIKASI TEKNIS


1) Prosedur K3
A. Penyiapan Rkk
1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan
2. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (Kip):

B. Sosialisasi, Promosi, Dan Pelatihan


1. Pengarahan K3 (Safety Briefing)
C. Alat Pelindung Kerja Dan Alat Pelindung Diri
1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
2. Rompi
3. Pelindung Pernapasan Dan Mulut (Masker)
4. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)

D. Asuransi Dan Perizinan


I. BPJS Ketenagakerjaan

E. Personel Keselamatan Konstruksi


1. Petugas K3

F. Fasilitas Sarana, Prasarana, Dan Alat Kesehatan


1. Peralatan K3 (Kotak P3k)

G. Rambu-Rambu Yang Diperlukan


1. Rambu Keselamatan Kerja

H. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko keselamatan konstruksi


1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2.1 Identifikasi Bahaya

IDENTIFIKASI BAHAYA &


NO. URAIAN PEKERJAAN TINGKAT RESIKO
RESIKO K3
I. PEK. PERSIAPAN • Kecelakaan pembersihan - 2
a. Pekerjaan bongkaran luka berat
& Pembersihan Lokasi • Kecelakaan terkena alat
pemukul - luka berat

II. PEK. STRUKTUR • Terluka akibat pembesian ( 5


a. Pek. Pondasi pemotongan dan perakitan ) –
luka berat
b. Pek. Sloof
• Terkena alat pemukul – luka
c. Pek. Kolom berat
d. Rabat Beton Lantai • Tertimpa/terjepit papan
Kerja bekisting – luka berat
e. Pek. Plat Beton • Terluka akibat serpihan
Jembatan batu/pasir – gangguan
penglihatan/sesak nafas
• Terluka saat pencampuran
beton – luka berat
III. PEK. ARSITEKTUR • Terluka akibat terjatuh – luka 4
a. Pek. Pasang Bata berat

b. Pek. Plester dan Acian • Terluka akibat tertimpa


material – luka berat
c. Pek. Paving Block
• Terluka alat
d. Pagar BRC pemukul/pemotong – luka
berat
• Terluka akibat terjatuh dlm
pemasangan – luka berat
• Terkena debu compound –
sesak nafas
• Tertimpa material kayu/plafond
– luka berat

VI. PEK. PENGECATAN • Terjatuh saat pengecatan 3


bagian atas bangunan – luka
berat
• Terkena cairan cat pada mata
– kebutaan mata
• Tercium cairan keras cat –
sesak nafas
PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang akan dilaksanakan ini adalah pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau.
1.2. Sarana Kerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia :
1.2.1. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang sudah cukup memadai dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
1.2.2. Alat-alat bantu yang benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan.
1.2.3. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan paling lambat 4 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
1.3. Cara Pelaksanaan
Semua macam pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Bestek, Berita
Acara Aanwijzing, petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari produsen untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
serta petunjuk dari Direksi/Konsultan Ahli.
1.4. Jenis dan Mutu Bahan
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan
Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menpan No. 472/Kpb/XII/1980, Nomor :
813/MENPAN/1980, Nomor 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.

PASAL 2
SITUASI DAN UKURAN

4.1. Situasi
2..1. Pekerjaan Penataan Halaman Pustu Desa Natai Kerbau, akan dilaksanakan di atas tanah
Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin barat.
2..2. Kondisi tanah bangunan dimana bangunan akan didirikan adalah lahan terbuka bebas dari
tanaman-tanaman keras.
2..3. Kontraktor wajib meneliti situasi medan, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
2..4. Kelalaian atau kurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.

2.2. Ukuran
2.2.1. Ukuran-ukuran situasi yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam cm, kecualii
ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam mm.
2.2.2. Titik duga tembok (dasar tembok) ditentukan ± 0,00 sesuai bangunan yang telah dibangun
sebelumnya.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Pembersihan Lokasi.
Pembersihan lokasi meliputi pembongkaran bangunan atau struktur lainnya dan pohon-pohon serta
semak-semak yang terdapat pada lokasi harus ditebang dan dibersihkan sampai akar-akarnya
disingkirkan dari lokasi pekerjaan. Pemotongan pohon-pohon dan Pembersihan lokasi pekerjaan ini
harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Ahli.
3.2. Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat papan Nama Proyek yang terbuat dari banner terpasang rapih dan
terlihat jelas.
3.3. Pengukuran Lokasi Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan melakukan Pengukuran Persiapan Lokasi dengan Instrumen Waterpass atupun
Theodolite, termasuk dalam pekerjaan pengukuran persiapan ini adalah :
• Pengukuran site dan elevasi.
• Pemasangan patok - patok.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
4.1. Lingkup Pekerjaan
Penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari Jalan
atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak.
Galian pada umumnya diperlukan untuk :
a. Pembuatan saluran air dan selokan.
b. Formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya.
c. Pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanahhumus.
d. Pekerjaan stabilisasi lereng.
e. Pembuangan bahan longsoran.
f. Galian bahan konstruksi.
g. Pembuangan sisa bahan galian.
h. Pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama.
i. Pembentukan profil dan penampang sesuai denganSpesifikasi.

4.2. Galian Biasa


Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber
bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.

4.3. Toleransi Dimensi


Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh lebih dari 2 Cm dari yang ditentukan
dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik.
4.4. Pengamanan Pekerjaan Galian
a. Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam :
1) Menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian,
2) Menjamin keselamatan penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.
b. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus :
1) Mempertahankan lereng sementara galian yang stabil agar tetap mampu menahan pekerjaan,
struktur atau mesin di sekitarnya,
2) Memasang penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai untuk menopang
permukaan lereng galian yang mungkin tidak stabil.
3) Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya,
yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
c. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5
meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan
d. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada
atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian
pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam
galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan
dan telah dipadatkan.
e. Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di
daerah galian harus cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
f. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala
mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka
Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya
hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
g. Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dan digunakan
dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang extra ketat sesuai dengan Peraturan dan
Perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam mencegah
pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat atas setiap bahan peledak dan harus menjamin
bahwa penanganan peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggungjawab.
h. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur
lalu lintas maupun lokasi bahu Jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum
yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan
para pengguna Jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
i. Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Pemeliharaan Lalu Lintas harus diterap-kan pada
seluruh galian di Daerah Milik Jalan.
4.5. Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam
Spesifikasi.

4.6. Utilitas Bawah Tanah


a. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan
lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau wewenang
lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak.
b. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah
tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur
yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi
kegiatannya

4.7. Retribusi untuk Bahan Galian


Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat, agregat untuk campuran aspal atau
beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan di luar daerah milik Jalan, Penyedia Jasa
harus melakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar konsesi dan retribusi kepada pemilik
tanah maupun pihak yang berwenang untuk ijin menggali dan mengangkut bahanbahan tersebut.
a. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
1) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas- batas dan
lingkup proyek, bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi
timbunan atau penimbunan kembali.
2) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang menurut pendapat
Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan
setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan
sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
3) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang
dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar Daerah Milik Jalan (DMJ) seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
4) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi
syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian (yang diuraikan dalam
Pasal yang berkaitan dengan perbaikan terhadap pekerjaan galian yang tidak memenuhi
ketentuan), juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dengan
jarak tidak melebihi yang disyaratkan (dalam Pasal yang berkaitan dengan pembuangan dan
penggantian dengan material yang cocok bagi material di permukaan dasar hasil galian pada
perkerasan aspal) dan perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan
akhir tersebut akan dilakukan.

4.8. Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara seperti cofferdam
atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah
struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian
sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
b. Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia Jasa atau
bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dapat dipergunakan untuk pekerjaan
permanen dan dibayar menurut Mata Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat
dalam Daftar Penawaran.
c. Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus
dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
saluran air.
d. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia Jasa
harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil dan
saluran drainase yang memadai.

4.9. Prosedur Penggalian


Penggalian harus mengikuti prosedur yang ditentukan dalam Spesifikasi, yang secara garis besar
dikelompokkan ke dalam 5 jenis prosedur sebagai berikut :
a. Prosedur Umum.
b. Prosedur penggalian pada tanah dasar perkerasan dan bahu Jalan, pembentukan berm, selokan
dan talud.
c. Prosedur penggalian untuk struktur dan pipa.
d. Prosedur penggalian pada sumber bahan. e. Prosedur penggalian pada perkerasan aspal yang
ada.
PASAL 5
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

5.1 Lingkup Pekerjaan


5.1.1 Meliputi pengadaan dan pekerjaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan untuk
pekerjaan dinding bata, adukan dan plesteran dengan berbagai komposisi campuran, sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
5.1.2 Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan
pekerjaan adukan dan plesteran, yaitu seperti:
• Pekerjaan pemasangan dinding batu alam; profilan; list band.
• Pekerjaan tutup kolong.
5.2 Bahan
5.2.1 Semen Portland (PC)
Semen untuk pekerjaan adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton.
5.2.2 Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung di dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi persyaratan NI 3
PUBB 1970.
5.2.3 Air,
Air kerja yang digunakan untuk adukan dan plesteran adalah air dari PDAM / air bersih
setempat.
5.2.4 Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum belah
menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan bahan-bahan PUBI 1970

5.3 Persyaratan
5.3.1 Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin pengaduk
di atas alas dari papan sehingga campuran benar tercampur, baru kemudian diaduk dengan
air hingga merata dalam warna dan konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus
dibuang. Melunakkan adukan yang telah mengeras tidak diperbolehkan.
5.3.2 Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan digunakan terlebih dahulu
diayak lewat ayakan dengan diameter lobang sebesar 10 mm.
5.3.3 Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti proporsi campuran seperti tersebut di bawah ini:

Perbandingan Penggunaan

Pasangan Plesteran
1 PC : 4 PS
PASAL 6
PEKERJAAN BETON

6.1. Lingkup Pekerjaan


6.1.1 Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, aquipment, peralatan dan bahan
untuk semua pekerjaan beton biasa, penyelesaian dan lain-lain. Pekerjaan pembetonan
sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
6.1.2 Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan
pembetonan, yaitu seperti :
• Pekerjaan kayu, tembok dan logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya dengan
pekerjaan beton.

6.2 Persyaratan
6.2.1 Standar
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan:
a. NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB
b. NI 3/1071 PBI, kecuali ditentukan lain.
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar
dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton akan ditolak, kecuali dilaksanakan dengan
standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan dan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara
pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas secara keseluruhan.

6.3 Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah K-225 (beton structural) dan K-175 (non struktural), mutu
karakteristik merupakan syarat mengikat.

6.4 Bahan – Bahan


6.4.1 Semen
Semen yang dipakai harus portland cement type I dari merk yang disetujui dan dalam segala
hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”.
6.4.2 Agregat (butiran, pasir)
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung bahan-bahan
yang merusak, umpamanya yang bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi
kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap
berat dari tulangan besi beton.
Catatan :
Pasir yang mengandung garam atau asam tidak boleh dipakai.
6.4.3 Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
6.4.4 Bahan tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
6.4.5 Baja tulangan
a. Jenis tulangan
Batang tulangan besi beton dari baja lunak dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan grade
yang dipergunakan adalah ST.37 dengan kategori U.24.
b. Toleransi
Dalam penggunaan batang tulangan besi beton diberikan toleransi sebagai berikut :
1. Untuk Ø tulangan < 16 mm toleransi sebesar 2,5%.
2. Untuk Ø tulangan > 16 mm tanpa toleransi.
c. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan
ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus
tepat, dengan penahan-penahan jarak beton yang telah disetujui Ahli/Konsultan Pengawas.
6.4.6 Cetakan (bekesting)
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu kelas III (kayu lokal) yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta.
Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik . Tebal papan tergantung dari
kualitas dan jarak rangka penguat cetak tersebut. Tebal papan minimal 2 cm.

b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
c. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran.
d. Steiger / Perancah
Steiger cetakan minimal dari kayu dolken dan tidak diperkenankan memakai bambu.

6.5 Lingkup dan Macam Pekerjaan


8.5.1 Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini.
8.5.2 Pekerjaan meliputi :

No. Perbandingan Campuran Jenis Pekerjaan Keterangan


a b c d

1 1 PC : 2 Psr : 3 Krl Cor Pondasi Plat Beton, Sloof, Ukuran dan Bentuk sesuai
Kolom dan Ring balk dengan Gambar

6.6 Syarat-Syarat Pelaksanaan


6.6.1 Syarat-syarat cetakan untuk beton
a. Cetakan (bekesting) harus bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan PBI.
c. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan rupanya dengan permukaan
yang berdekatan.
6.6.2 Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Pemborong harus memberitahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
6.6.3 Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetak harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan
Konsultan Pengawas.

PASAL 7
PEKERJAAN PENGECATAN
7.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pengerjaan serta finishing pada semua permukaan sesuai dengan
gambar, daftar-daftar dan persyaratan.

7.2 Persyaratan dan Bahan-Bahan


7.2.1 Yang dimaksud dengan cat di sini meliputi, pekerjaan cat genteng, cat plafond, cat dinding dan
cat kilap kayu.
Untuk pekerjaan cat genteng, dipersyaratkan menggunakan bahan cat khusus genteng merk
djarum. Untuk pekerjaan cat plafond, dipersyaratkan menggunakan jenis cat tembok merk
avitex. Bahan cat untuk cat dinding menggunakan cat merk no drop tinting. Bahan cat untuk cat
kilap kayu menggunakan cat merk avian.
Warna dari semua jenis cat dan daftar bahan akan ditentukan kemudian oleh pihak
direksi/konsultan pengawas.
penggunaan bahan/jenis cat yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir
merupakan 1 ( satu ) jenis atau merk cat yang sama.
7.2.2 Semua cat yang akan dipakai harus diajukan dulu contohnya untuk mendapatkan persetujuan
direksi/konsultan pengawas.

7.3 Macam Pekerjaan


7.3.1 Mengecat dinding dengat bahan cat dinding / tembok untuk semua permukaan dinding, atau
acian semen.
7.3.2 Mengecat seluruh permukaan plafond di bagian luar dan dalam bangunan rumah menggunakan
cat yang dipersyaratkan.
7.3.3 Memeni dengan meni kayu untuk semua bidang kayu yang akan dicat dengan cat kayu termasuk
bidang sambungan dan potongan kayu, memeni semua permukaan bidang kayu dan besi yang
akan ditanam dalam tembok.
7.3.4 Warna dari semua jenis cat dan daftar bahan akan ditentukan kemudian oleh direksi/konsultan
pengawas.
7.4 Cara Pengerjaan
7.4.1 Sebelum memulai dengan pekerjaan pengecatan, semua hardware, accessories, fixtures dan
sejenisnya harus disingkirkan dulu dan baru dikembalikan lagi setelah pekerjaan selesai.
Seluruh pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang ada.
7.4.2 Pengerokan/pengupasan/pengamplasan permukaan material yang dicat harus sesuai dengan
ketentuan yang ada. Untuk tembok dilakukan pengupasan/pengerokan permukaan tembok
bagian luar (exterior), dan untuk permukaan kayu/besi dilakukan pengamplasan secara merata
sesuai kebutuhan yang ada.

7.4.3 Cat tembok, genteng dan plafond


Permukaan bidang dinding sebelumnya harus dibersihkan .kemudian dicat paling sedikit 2 (dua)
kali dengan alat bantu pengecatan dikuas/ roller sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik. Selewat minimum 12 jam lapisan cat berikutnya dapat dilaksanakan
setelah lapisan pertama.
Cat tembok interior dan eksterior mengunakan bahan cat No Drop, Plafond menggunakan cat
AVITEX. Sebelum dilakukan pengecatan sebelumnya dilakukan pembersihan dan
pengamplasan permukaan dinding, agar permukaan dinding rata dan tidak ada kotoran.
Dianjurkan pengecatan dinding dilakukan apabila dinding terlihat kering/tidak basah, karena cat
biar dapat menutup permukaan dinding dengan baik dan optimal.
7.4.4 Semua pekerjaan pengecatan harus sesuai spesifikasi dan ketentuan, serta mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis terkait.

PASAL 8
PEKERJAAN PAVING BLOCK
8.1. Bahan Standar
a. Paving yang dipakai adalah paving khusus dibuat untuk jalan kendaraan (drive way).
b. Produksi Paving Block Proses mesin dengan kekuatan menahan beban kendaraan minimal
8 ton.
c. Mutu paving block yang direncanakan dengan kekuatan tekan minimal 225 kg / cm2 .
d. Kansteen beton cetak/kerb dengan ukuran sesuai gambar rencana dengan kuat tekan
minimal 225 kg/cm2.

8.2. Toleransi Dimensi


a. Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
b. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
c. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max. 2 % kearah
pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
d. Alur paving sesuai standar pabrik.
e. Ketebalan rata – rata minimal 8 cm.
f. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
g. Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.

8.3. Pengujian contoh Paving block.


a. Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu
dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
b. Contoh Paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara acak.
c. Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus diwakili 1 buah benda uji
untuk pengetesan kuat tekan.
d. Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.
e. Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus (SNI.03-0028- 1987).
Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit.
f. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat penyerapan air rata-rata
maksimal 6%.
g. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan berdasarkan
hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima (ditolak).

8.4. Persyaratan Pasir


a. Pasir Perata (Bedding Sand)
Berfungsi sebagai lapis perata (platform) yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan
Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian (interlocking).
Syarat Gradasi Pasir perata seperti ditunjukkan dalam Tabel
b. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand)
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi utama
memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya .
Syarat Gradasi Pasir Pengisi seperti ditunjukkan dalam Tabel

TABEL GRADASI PASIR PERATA


UKURAN SARINGAN % LOLOS SARINGAN
9,52 mm 100
4,75 mm 95-100
2,36 mm 80-100
1,18 mm 50-85
600 microns 25-60
300 microns 10-30
150 microns 5-15
75 microns 0-10
- Secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat atau tajam
- Kadar air < 10% dan kadar lempung < 3%
TABEL GRADASI PASIR PENGISI
UKURAN SARINGAN % LOLOS SARINGAN
2,36 mm 100
1,18 mm 90-100
600 Microns 60-90
300 Microns 30-60
150 Microns 15-30
75 Microns 5-10
- Kadar air < 5%, kadar lempung dan lanau < 10%
- Jangan menggunakan bahan pengikat seperti semen

8.5. Pola dan Pemasangan Paving Blok


8.5.1 Lapisan Sub grade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut
harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 95 % MDD (Modified Max Dry Density)
sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
8.5.2 Lapisan Sub base Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang di butuhkan. Profil lapisan permukaan dari sub base juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan
ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving .
8.5.3 Kanstin/Penguat Tepi/kerb Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil
akhirnya.
8.5.4 Drainage/Saluran Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah
kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang
akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus
membongkar paving yang sudah terpasang.
8.5.5 Perlengkapan peralatan kerja. Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan
sebelum pemasangan paving dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah
sebagai berikut:
a. Mesin Plat Compactor dengan luas permukaan plat antara 0,35 s/d 0,50 m2 dan
mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dengan frekwensi getaran
berkisar 75 s/d 00 Hz.
b. Alat Pemotong paving (Block Cutter)
c. Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding pasir
d. Benang sepat
e. Lori/gerobak angkut.
8.5.6 Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
a. Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam
dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan
base.
b. Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving
terpasang dengan tebal screeding.
c. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas
lapisan abu batu/pasir alas (laying course).
d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,
kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
e. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir
alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak
celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
f. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah
terpasang.
g. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm
untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan
maksimum kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.
h. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan
seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
i. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20
kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan
secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir
pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan
paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya
deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati
pasangan paving tersebut.Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran
yang pertama ditujukan untuk memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan
5 - 15 mm ( tergantung abu batu/pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua,
disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing-
masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
j. Pengecatan paving untuk marka parkir sepeda motor menggunakan cat Tennokote
(exterior). Pengecatan marka dilakukan sesuai dengan tata cara yang lazim.
8.6. Hasil akhir
a. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, ( pecah / patah
terbagi ).
b. Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
d. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.
e. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.

PASAL 9
PEMBERSIHAN AKHIR

9.1 Kontraktor diwajibkan memelihara kebersihan selesai pekerjaan baik berupa sampah-sampah,
gundukan tanah maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan lain sebagainya.

9.2 Pembersihan dan kebersihan bangunan setelah proyek selesai sampai dengan penyerahan
kedua, menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 10
PENUTUP

10.1 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini pada penjelasan kerja ternyata diperlukan
akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Kerja.

10.2 Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Ahli dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Pemberi Tugas.

Pangkalan Bun, April 2023


Dibuat oleh :
Kepala Dinas Kesehatan
Kab. Kotawaringin Barat
Selaku Pengguna Anggaran (PA)

ACHMAD ROIS, SKM, M. Kes


NIP. 19691104 199203 1 002

Anda mungkin juga menyukai