Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan proposal TAK ini dengan baik.

Proposal TAK yang berjudul “stimulasi Sensori (Halusinasi)” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
kedepan.

Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca,
serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, dan
pembaca.

Bekasi, 11 Maret 2020

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan persepsi sensori; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang di derita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri.
Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yan ada di RSJ Marjuki Mahdi khususnya
Ruangan Antareja sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu
diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimuasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4 sesi,
yaitu:
1. Sesi I
a. Klien mengenal halusinasi
b. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Sesi II
Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
3. Sesi III
Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi IV
Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

D. Sesi yang digunakan


1. Sesi I
a. Klien mengenal halusinasi
b. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Sesi II
Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
3. Sesi III
Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi IV
Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.

F. Kriteria hasil
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat.
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas.

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas.
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih.
b. Katakana pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini.

H. Pengorganisasian
1. Topik
Sesi I : mengenal halusinasi dan menghardik.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi I diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3) Klien mengenal terjadinya halusinasi
4) Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
3. Landasar teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
4. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Jumlah klien
5. Pengorganisasian
a. Waktu :
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
b. Tim terapis
1) Leader : Alifia Indah Fitriyani
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mempimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2) Co-leader : Hesti Rahmadati
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator : Nadiyah Kamaliah
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
4) Observer : Atika Cahya W dan Nurul Fauziyyah
a) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok.
c. Setting tempat:
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Tempat tenang dan nyaman.
Gambaran setting tempat

L CL

K K

F F

K K

F K F

Keterangan gambar:
L
: Leader : Tikar

CL
: Co-leader O : Observer

: fasilitator : klien
F K

d. Metode dan media


1) Media
a) Spidol
b) Papan tulis/whiteboard/flipchart
2) Metode
a) Diskusi dan tanya jawab
b) Bermain peran atau simulasi
6. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sesori
persepsi : halusinasi.
2) Membuat kontrak dengan klien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari klien di sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien
mendapat klien. Hasilnya tulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang bisa didengar.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tidak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati tak yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
4) Format evaluasi

No Nama klien Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut Menyebut


halusinasi terjadi halusinasi situasi perasaan
terjadi saat
halusinasi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X
jika klien tidak mampu.
5) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi
(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi ( jika sedang
sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
7. Topik
Sesi 2 : mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
8. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 2 diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b. Tujuan khusus
1) Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
2) Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3) Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
9. Landasan teori
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian
masalah.
10. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
c. Jumlah klien
7 orang
11. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari : Selasa
Jam : 09.00-09.45 wib
Lama tiap langkah kegiatan : 45 menit
b. Tim terapis
Leader : Alifia Indah Fitriyani
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mempimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
c. Co-leader : Hesti Rahmadati
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
d. Fasilitator : Nadiyah Kamaliah
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
e. Observer : Atika Cahya W dan Nurul Fauziyyah
1) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
f. Setting tempat:
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Tempat tenang dan nyaman.
g. Metode dan media
1) Alat
a) Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
b) Jadwal kegiatan harian
c) Beberapa contoh obat
2) Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Melengkapi jawal harian
12. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Terapis dan klien memakai papan nama.
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, bercakap-
cakap, dan menyibukkan diri dengan kegiatan).
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
2) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
3) Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di whiteboard.
4) Menjelaskan lima benar minum obat, benar waktu minum obat, benar
orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
5) Beri pujian pada klien yang benar.
6) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di witheboard).
7) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
8) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh.
9) Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/kambuh.
10) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
11) Memberi pujian tiap kali klien benar.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah di
pelajari.
c) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tidak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, bercakap-cakap, melakukan kegiatan harian, dan patuh
minum obat.
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
b) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien
e. Evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi sesi 2,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan 2 benar minum
obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat formulir
evaluasi sebagai berikut.
a) Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No Nama klien Menyebut 5 Menyebut Menyebut akibat


benar cara keuntung minum tidak patuh minum
minum obat obat obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan
lima benar cara minum obat. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda
X jika klien tidak mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: mengikuti sesi 2, TAK stimulasi
persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat,
manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh)
anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
13. Topik
Sesi 3: mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
14. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 3 diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b. Tujuan khusus
1) Klien memahami perlunya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2) Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
15. Landasan teori
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian
masalah.
16. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
c. Jumlah klien
7 Orang
17. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari : Selasa
Jam : 09.00-09.45 wib
Lama tiap langkah kegiatan : 45 menit
b. Tim terapis
Leader : Alifia Indah Fitriyani
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mempimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
Co-leader : Hesti Rahmadati
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator : Nadiyah Kamaliah
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
Observer : Atika Cahya W dan Nurul Fauziyyah
1) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
c. Setting tempat:
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Tempat tenang dan nyaman.
d. Metode dan media
1) Alat
a) Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
b) Jadwal kegiatan harian
2) Metode
a) Diskusi kelompok
b) Bermain peran/simulasi
18. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang mengikuti sesi.
b) Terapis membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara
yang telah dipelajari (menghardik, dan patuh minum obat) untuk
mencegah halusinasi.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
2) Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
3) Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa
dan bisa dilakukan.
4) Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“suster, ada suara ditelinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau
“suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”.
5) Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
6) Berikan pujian atas keberhasilan klien.
7) Ulangi 5) dan 6) sampai semua klien dapat giliran.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah di
latih.
c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tidak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, bercakap-cakap, patuh minum obat.
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan harian.
b) Terapis menyepakati waktu dan tempat.
e. Evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimulus presepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan orang bisa


diajak bicara.
2. Memperagakan
percakapan.
3. Menyusun jadwal
percakapan.
4. Menyebutkan 3 cara
mengontrol dan mencegah
halusinasi

Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang bisa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 3. Klien belum mampu secara lancar bercakap-
cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat
dan klien lain di ruang rawat.

19. Topik
Sesi 4 : Melakukan halusinasi dengan melakukan kegiatan
20. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 4 diharapkan klien dapat melakukan halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2) Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
21. Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
22. Klien
a. Karakteristik/Kriteria Klien :
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mulai mengalami perubahan persepsi.
b. Proses Seleksi:
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien,rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
c. Jumlah klien
7 orang
23. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
b. Tim terapis
Leader : Alifia Indah Fitriyani
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mempimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
Co-leader : Hesti Rahmadati
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator : Nadiyah Kamaliah
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
Observer : Atika Cahya W dan Nurul Fauziyyah
1) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
c. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dengan klien dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
d. Metode dan media
1) Alat :
a) Jadwal kegiatan harian
b) Pulpen
c) Spidol dan papan tulis
2) Metode :
a) Diskusi dan tanya jawab
b) Bermain peran/latihan
24. Proses keperawatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
2) Mempersiapkan alat dan alat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
a) Terapis menanyakan kepada klien saat ini
b) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
c) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
b) Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,klien harus
meminta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien megikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan setiap hari.
Jelaskan bahwa melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculnya halusinasi.
2) Terapi meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa dilakukan
sehari-hari dan tulis di papan tulis.
3) Terapis membagikan jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir
yang sama di papan tulis.
4) Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian dari bangun tidur sampai malam. Klien menggunakan formulir
sedangkan terapis menggunakan papan tulis.
5) Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
6) Berikan pujian dengan tepukan tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah menyusun jadwal kegiatan
dan memperagakannya.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi yaitu dengan menghardik dan melakukan kegiatan.
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya,yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap.
b) Terapis membuat waktu dan kesepakatan
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi halusinasi sesi 4 kemampuan yang
diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
terjadinya halusinasi.
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No Nama Klien
Aspek yang dinilai
1. Menyebut kegiatan yang biasa
dilakukan
2. Memperagakan percakapan yang
biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan harian
4. Menyebut dua cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk :

a) Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama
klien.
b) Untuk setiap klien,beri penilaian atas kemampuan menyebutkan
kegiatan harian yang biasa dilakukan,memperagakan salah satu
kegiatan,menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan dua cara
mencegah halusinasi. Beri tanda ceklis jika klien mampu dan tanda
silang jika klien tidak mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawtan pada tiap klien. Contoh : Klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 4. Klien mampu memperagakan kegiatan
harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai