KERACUNAN
Pengertian :
Keracunan makanan adalah segala gejala yang timbul akibat makanan yang terkontaminasi.
Makanan terkontaminasi dapat mengandung organisme infeksius berupa bakteri, virus,
maupun parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Organisme infeksius
atau toksin dapat mengkontaminasi makanan pada segala titik dari mulai proses, produksi
atau distribusi suatu makanan.
Pathofisiologi :
TRIASE :
Tuan A dibawa ke puskesmas kertapati oleh istrinya setelah makan tempe. Istri Tn.
A mengatakan bahwa pasien muntah 4 jam yang lalu sebanyak 3 setelah makan
tempe bongkrek. Kondisi pasien saat ini mengalami penurunan kesadaran :
Somnolen ( E : 2 V : 4 M : 4) Muntah, diare,dehidrasi dan pusing. istri Tn.A
mengatakan bahwa pasien tidak ada riwayat alergi sebelumnya. Istri pasien
mengatakan pasien minum banyak tapi tetap merasa haus, Pasien tampak pucat
dan akral teraba dingin. Pasien tampak hipersekresi kelenjar saliva. Dari hasil
pengkajian sementara, didapatkan ; TD : 120/80 mmHg, N :67x/menit (Normal : 70-
80x/menit), S : 36°C ( Normal : 36,5-37,5°C), RR : 27 x/menit ( Normal :
16-20x/menit), BB : 54 kg (BB awal 55 kg),CRT : < 2, SPO2 : 95 %.
Tugas :
analisis data diatas ke dalam format triase, simpulkan label apa dan masukan ke
ruang berlabel apa?
SURVEY PRIMER
Tugas :
anda lakukan survey primer tahap demi tahap (ABCDEF) dan tuliskan dalam format
survey primer data yang didapat, pilih diagnose keperawatan/atau anda buat
kembali diagnose keperawatannya, rencanakan intervensinya, implementasikan dan
evaluasi.
SURVEY SEKUNDER
Tugas :
anggap jalan nafas sudah adekuat, nafas sudah paten, cirkulasi sudah stabil. Anda
lakukan survey sekunder, coba lakukan dengan teman wawancara dan pemeriksaan
fisik, rencanakan tindakan keperawatan mandiri dan rencanakan konsul ke Ners
Spesialis/dokter spesialis.
TINDAKAN DEFINITIF
Tugas :
Anda sudah konsultasi dengan dokter dan atau Ners spesialis Emergency, lakukan
perencanaan dan pelaksanaan penyelamatan hidup pasien sesuai dengan program.
PEMINDAHAN PASIEN
Tugas :
Anda sudah melakukan tindakan keperawatan klien di ruang emergency, anda
rencanakan untuk pemindahan pesien ke ruang rawat atau pulang.
FORM TRIASE
NRM :
FORMULIR TRIASE Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : L
Tanggal Tahir : 11 januari
1995
Cara Datang : ( √ ) Sendiri ( ) Diantar ( ) Asal Jam Jam Registrasi :
Polisi rujukan : Datang : 13:05 WIB
( ) Ambulan No. Id. : Kota/Kab : 13 :00
WIB
Alamat Kontak : Pengantar Pasien : Istri ( ) DOA
Jl. Bungur, Kampung rambutan Tanda kehidupan (-)
Keluhan Utama : ( ) Trauma ( √ ) Non
- Muntah 4 jam lalu trauma Tidak ada denyut nadi :
- Diare RC = (-/-)
( ) Ostetri EKG Flat
- Dehidrasi
Jam DOA =
- Pusing
GDS -
Suhu tubuh 36°C
Perawat
( Hesti Rahmadati )
FORM SURVEY PRIMER DAN SURVEY SEKUNDER
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Diagnosa Medis :
IDENTITAS
TRIAGE P1 P2 P3 P4
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama :
- Muntah 4 jam lalu
- Diare
- Dehidrasi
- Pusing
Mekanisme Cedera :
Muntah 4 jam yang lau setelah makan tempe bongkrak
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik, ... ... ...
Diagnosa Keperawatan:
AIRWAY Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
obstruksi jalan nafa
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung b/d …
……
CIRCULATION
2. Inefektif perfusi jaringan b/d … …
…
PRIMER SURVEY
Diagnosa Keperawatan:
DISABILITY 1. Perfusi serebral tidak efektif b/d
………
PRIMER SURVEY
Kriteria Hasil : … … …
Respon : Alert Verbal Pain Unrespon
Intervensi :
Kesadaran: CM Delirium Somnolen ... ... ...
1. Berikan posisi head up 30 derajat
GCS : 10 Eye 2 Verbal 4 Motorik 4 2. Periksa kesadaran dann GCS tiap
Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint Medriasis 5 menit
3. … … …
Refleks Cahaya: Ada Tidak Ada 4. … … …
Keluhan Lain : Tidak ada 5. … … …
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas jaringan b/d
………
EXPOSURE 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d … …
…
3. … … …
Diagnosa Keperawatan:
1. Regimen terapiutik inefektif b/d …
……
ANAMNESA
2. Nyeri Akut b/d … … …
3. … … …
Tanda Vital :
BP : 120/80 mmHg N : 68x/menit S: 36°C RR :
30xmnt
PEMERIKSAAN FISIK Diagnosa Keperawatan:
1. … … …
2. … … …
Kriteria Hasil : … … …
Kepala dan Leher :
Intervensi :
SECONDARY SURVEYSECONDARY SURVEY
Inspeksi : Bentuk keppala mesochepal, tidak ada lesi
3. … … …
Palpasi : Tidak terdapat benjolan pada kepala atau leher 4. … … …
Dada:
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada sianosis, bentuk
simetris, pergerakan dada sama
Palpasi : Tidak teraba krepitasi
Perkusi : Resonan (+)
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada
sianosis
Palpasi : Tidak ada pembesaran masa, tidak ada nyeri
tekan
Perkusi : hipertimpani
Auskultasi : Bising usus 36x
Pelvis :
Inspeksi : Tidak ada cidera pelvis
Palpasi : -
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi : ekstremitas atas bawah lengkap,
Palpasi : Lovet’s scalle : 4 ( Cukup kuat tp bukan kekuatan
penuh )
Punggung :
Inspeksi : Tidak ada dekubitus/ luka baring,
Palpasi : Tidak ada fraktur servikal
Neurologis :
Tidak terdapat masalah neurologis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN
Hasil: Tidak dilakukan pemeriksaan
CT-SCAN
Hasil: Tidak dilakukan pemeriksaan
USG
Hasil: Tidak dilakukan pemeriksaan
EKG
Hasil : Tidak dilakukan pemeriksaan
ENDOSKOPI
Hasil: Tidak dilakukan pemeriksaan
AGDA
Hasil: Tidak dilakukan pemeriksaan
Darah Lengkap
Hasil :
Elektrolit serum : 7 mg/dL ( Normal : 9-11mg/dL)
Kreatinin serum : 1 mg/dL ( 0,5-1,5 mg/dL )
Enzim jantung
Hasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
TERAPI :
Cairan : Cairan Nacl 0,9% 20 tpm
Obat-obatan:
Oralit,Antibiotik ( Levlofloxacin mg/setelah makan 2x1),
obat muntah ( Loperamide 2mg sebelum makan 3x1 )
Lainnya:...........
Tanggal Pengkajian : 02 Maret 2021 TANDA TANGAN PENGKAJI:
Jam : 13 .30 WIB
Keterangan :
NAMA TERANG : Hesti Rahmadati
ANALISA DATA
Data Objektif :
- KU : Somnolen, GCS10
- RR : 27/menit
- N : 68x/menit
Data Objektif :
- Akral teraba dingin
NOC
No Dx. Keperawatan NIC
( Kriteria hasil )
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi :
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam - Monitor TTV
obstruksi jalan nafas diharapkan bersihan jalan nafas pasien - Monitor kesadaran
efektif, dengan kriteria hasil : - Monitor pola nafas
- Kesadaran composmentis - Monitor bunyi nafas
- TTV Normal Terapeutik :
- Pernafasan menjadi normal - Pertahankan
tidak cepat dan dangkal. kepatenan jalan nafas
- Tidak terdapat suara gurgling dengan Head Tilt
dan Chin Lift
- Lakukan
penghisapan lendir <
15 detik
- Berikan oksigen
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari
Kolaborasi :
- kolaborasi
pemberian
bronkodilator
- Jaga kepatenan jalan
nafas :
Buka jalan nafas,
suction,fisioterapi
dada sesuai indikasi
1 17.00
14.00 Memonitor pola nafas
RS : -
RO : S:
RS : -
RO : Bunyi nafas gurgling Pasien mengatakan dapat
bernafas dengan lega
RS : - KU : Composmentis
14.20 N 82x/menit
Memonitor kesadaran RR 20x/menit
RS : - S 36,5°C
14.35
Memberikan Oksigen 3 liter
RS : Pasien mengatakan dapat
bernafas dengan lega
RO : Pasien terlihat nyaman
menggunakan oksigen dan
bernapas dengan baik
14.40
Memonitor TTV
RS : -
RO :
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/menit
N : 80x/menit
S : 36°C
14.50
Menganjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
RS : Pasien mengatakan paham
dan akan melakukannya
RO : Pasien paham
P:
Intervensi dilanjutkan
Terapi Definitif :
Cairan : Nacl 0,9% 20 tpm
Obat-obatan : Oralit, Antibiotik
( Levlofloxacin mg/setelah makan 2x1), obat muntah ( Loperamide 2mg
sebelum makan 3x1 )
Terpasang oksigen 3 liter
Transportasi/Pemindahan Pasien :
Pasien dipindahkan ke ruang mawar untuk dilakukan perawatan lebih lanjut