Anda di halaman 1dari 53

(Pengolahan Pendataan Keluarga Tahun 2021)

dr. Irma Ardiana, M. APS Jakarta, 31 Desember 2021


Kepala Pusat Penelitian & Pengembangan
KB dan KS
I Pendahuluan
II Perhitungan 9 IKU
III Pemetaan Spasial
IV Kesimpulan & rekomendasi
Lampiran
I Pendahuluan
Latar Belakang

1. Peraturan BKKBN Nomor 6 Tahun 2020 tentang Renstra


BKKBN 2020-2024
2. SE Kepala BKKBN No.21/SE/B1/2020 tentang pokok-pokok
kebijakan program dan penganggaran terhadap pagu
anggaran tahun 2021 tanggal 30 September 2020:
5. Pendataan keluarga
a. Tingkat pusat
5. Pengolahan IKU RPJMN-PUSNA

4
Perhitungan 9 IKU BKKBN Tahun 2021 bersumber PK 2021

1. Kedeputian Dalduk (1 indikator)


Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-49 Tahun: Nasional & provinsi
2. Kedeputian KB dan KR (4 indicator)
a. Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19): Nasional & provinsi
b. Angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR): Nasional, provinsi dan
kab/kota
c. Persentase kebutuhan ber-KB yg tidak terpenuhi (Unmet Need): Nasional, provinsi dan kab/kota
d. Persentase Peserta KB Aktif (PA) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP): Nasional, provinsi dan kab/kota
3. Kedeputian KS dan PK (2 indikator)
a. Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga): Nasional, provinsi dan kab/kota
b. Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP): Nasional dan provinsi
4. Kedeputian ADPIN (2 indikator)
a. Persentase masyarakat (keluarga) yang terjangkau Program Banggakencana (KKBPK): Nasional, provinsi dan
kab/kota
b. Persentase tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi (DCR): Nasional & provinsi

Keterangan: Tidak termasuk 3 IKU Kedeputian Dalduk, yaitu: 1). Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan [IPBK]; 2). Indeks kepedulian terhadap
Isu Kependuduka [IKIK] dan 3). Persentase Kampung KB mandiri.

5
Tahapan penghitungan
Konsultasi pakar
Metadata IKU Agust-Nov 2021 Des 2021
Hasil penghitungan IKU
Metadata IKU bersumber
dibahas bersama pakar
dari PK 2021 dibahas
untuk mencermati proses
bersama dengan pakar
penghitungan IKU dan
dan unit operasional
implikasi program.
Penyerahan data
set IKU dari Pusna
ke walidata

Validasi & Penghitungan,


konsultasi pakar &
Dapat diakses melalui penghitungan IKU pelaporan
https://cis.bkkbn.go.id/ Agust 2021 Setelah dilakukan BAST raw data Nov 2021 Melakukan penghitungan
latbang/?p=15 PK 2021 nomor
3 IKU: TFR, ASFR 15-19 &
2633/I/LP.02/G4/2021 tgl 18
DCR yang dilanjutkan
Oktober 2021 antara Dirlaptik
dengan konsultasi pakar
dan Ka. Pusna dilakukan proses
dan penyusunan laporan.
validasi PK 2021 & penghitungan
IKU.
Konteks program BANGGA KENCANA
di masa pandemic covid-19
Hubungan antara pandemic covid-19 dan angka kelahiran
kasar di negara berpendapatan tinggi

A simple year-to-year comparison of the mean for monthly crude birth rates (CBRs)
before and during the pandemic suggests a negative difference in CBRs for all
countries except for Denmark, Finland, Germany, and The Netherlands.
During pandemic February-November 2020.

Pergeseran fertility intention sebagai respons pandemic COVID-19

Aassvea, A et al. 2021. Early assessment of the relationship between the


COVID-19 pandemic and births in high-income countries. Vol. 118 No. 36
e2105709118. PNAS.
Fostik & Galbraith. 2021. Changes in fertility intentions in response to the COVID-19 pandemic.
Statistics Canada.
Terjadi disrupsi pelayanan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir
dan remaja serta gizi

Kebijakan responsive dari kebanyakan


negara untuk mempertahankan akses
layanan adalah:
1. Memprioritaskan kebutuhan;
2. Rekruitmen tambahan staf;
3. Mengarahkan alternatif titik layanan;
4. Penyediaan layanan rumah (negara
maju);
5. Penggunaan teknologi telemedicine;
6. Monitoring & tracking informasi untuk
menjaga kesinambungan layanan;
7. Unit khusus sebagai penyedia
infodemic & menangkal misinformasi

Penelitian dari 135 negara, territorial dan area, Quarter 1 2021,


Sumber: WHO
II Perhitungan 9 IKU
PERBANDINGAN BAST DAN VALIDASI DATA PK21

VALIDASI SELISIH
BLOK BAST* PUSNA (%)

BLOK KEPENDUDUKAN [N_JIWA] 220,047,060 220,038,950 0.004

BLOK KB [N_PUS 15-49 TAHUN] 38,409,741 38,408,597 0.003

BLOK PK [N_KELUARGA] 66,207,139 66,206,546** 0.001

Tidak termasuk Prov. DKI Jakarta dan Kab Intan Jaya


*BAST raw data PK 2021 nomor 2633/I/LP.02/G4/2021 tgl 18 Oktober 2021
** Memasukkan 5.746.061 individu dalam blok PK
PROVINSI N Persen
JAWA BARAT 1.292.858 22,5
JAWA TIMUR 1.238.829 21,6
JAWA TENGAH 965.402 16,8
SUMATERA UTARA 319.675 5,6
SULAWESI SELATAN 175.586 3,1
NUSA TENGGARA BARAT 152.663 2,7
BANTEN
LAMPUNG
143.370
140.785
2,5
2,5
Distribusi individu dalam blok
SUMATERA SELATAN
DIY
137.395
105.123
2,4
1,8
Pembangunan Keluarga berdasarkan
KALIMANTAN SELATAN
ACEH
96.451
96.226
1,7
1,7
provinsi, 2021
RIAU 80.742 1,4
SUMATERA BARAT 78.481 1,4
SULAWESI TENGAH 63.760 1,1
JAMBI
SULAWESI UTARA
61.324
60.834
1,1
1,1
60,8% dari
BALI
NUSA TENGGARA TIMUR
59.172
56.653
1,0
1,0 provinsi Jabar, Jatim & Jateng
KALIMANTAN BARAT 54.944 1,0
KALIMANTAN TIMUR 53.024 0,9
SULAWESI TENGGARA 46.121 0,8
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 41.519 0,7
PAPUA 39.586 0,7
KALIMANTAN TENGAH 39.060 0,7
BENGKULU 35.846 0,6
GORONTALO 27.098 0,5
KEPULAUAN RIAU 21.474 0,4
SULAWESI BARAT 17.324 0,3
MALUKU 17.115 0,3
MALUKU UTARA 11.368 0,2
PAPUA BARAT 10.360 0,2
KALIMANTAN UTARA 5.893 0,1
NASIONAL 5.746.061 100
Trend TFR [1971-2021] Sandingan ASFR [15-49 ] Tahun
PK21 Vs Supas 2015
5,61

4,68 Target TFR 2021


138
4,06 : 2,24

3,33 110 128 106


2,80
2,34 2,41 2,28 2,24 98 101
62

40 57
20 PK21
20 19 3
Supas 2015
SP1971 SP1980 SUPAS SP SUPAS SP2000 SP SUPAS PK2021
3
1985 1990 1995 2010 2015 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
TFR dan ASFR 15-19 tahun
berdasarkan Provinsi [PK21 Vs Supas 2015]
TFR ASFR [15-19] Tahun
Papua 2,59 3,07 Papua 48,1 46,0
Nusa Tenggara Timur 2,82 2,97 Nusa Tenggara Barat 47,9 53,2
Maluku 2,47 2,96 Sulawesi Barat 37,3 76,7
Nusa Tenggara Barat 2,39 2,79 Gorontalo 36,4 54,5
Sulawesi Tenggara 2,63 2,71 Kalimantan Tengah 36,2 62,5
Sulawesi Barat 2,67 2,69 Sulawesi Tengah 36,1 54,7
Aceh 2,60 2,68 Sulawesi Utara 34,2 48,2
Papua Barat 2,56 2,66 Maluku Utara 34,0 54,4
Maluku Utara 2,55 2,66 Kalimantan Barat 31,2 59,4
Kalimantan Utara 2,57 2,66 Papua Barat 30,9 65,6
Sumatera Barat 2,60 2,60 Sulawesi Tenggara 30,7 41,4
Sumatera Utara 2,61 2,60 Kep. Bangka Belitung 29,0 62,5
Kep. Riau 2,20 2,53 Sumatera Selatan 28,2 39,5
Kalimantan Timur 2,16 2,51 Bengkulu 28,0 47,0
Riau 2,49 2,50 Sulawesi Selatan 27,4 37,0
Kep. Bangka Belitung 2,21 2,49 Kalimantan Utara 27,1 50,5
Banten 2,15 2,43 Kalimantan Selatan 26,7 52,2
Sulawesi Tengah 2,21 2,43 Jambi 24,6 46,2
Kalimantan Barat 2,23 2,40 Maluku 22,5 35,9
Gorontalo 2,13 2,40 Jawa Barat 21,4 36,4
Sumatera Selatan 2,23 2,38 Jawa Timur 21,0 38,2
Kalimantan Selatan 2,34 2,37 Nasional 20,5 40,1
Jambi 2,25 2,33 Nusa Tenggara Timur 20,4 31,8
Kalimantan Tengah 2,20 2,31 Kalimantan Timur 19,7 36,4
Bengkulu 2,22 2,30 Lampung 17,2 44,8
Jawa Barat 2,12 2,30 Banten 17,1 32,2
Sulawesi Selatan 2,09 2,29 Bali 15,5 34,0
Lampung 2,28 2,29 Jawa Tengah 15,1 42,3
Nasional 2,28 2,24 Riau 15,1 32,0
Jawa Timur 1,79 2,21 Sumatera Utara 14,9 26,4
Jawa Tengah 2,06 2,09 TFR [Supas 2015]
Aceh 14,7 23,7
Sulawesi Utara 2,09 2,07 Sumatera Barat 11,8 25,4 ASFR 15-19_PK
Bali 1,92 1,98 TFR PK21 Kep. Riau 11,4 27,0
DI Yogyakarta 1,73 1,91 DI Yogyakarta 9,1 22,4 ASFR Supas 2015
TFR menurut provinsi 2021
Target & Pencapaian TFR 2016 -2021
2,6
Dan Proyeksi TFR 2020-2040 Papua 3,07
Nusa Tenggara Timur 2,97
Maluku 2,96
2,45 2,45 2,47 2,46 2,46 2,45 2,44 2,79
Nusa Tenggara Barat
2,5
Sulawesi Tenggara 2,71
2,4 2,4 2,41 Sulawesi Barat 2,69
2,38 2,38 2,36
2,4 2,35 Aceh 2,68
Papua Barat 2,66
Maluku Utara 2,66
2,3 2,24
2,33 2,31 Kalimantan Utara 2,66
2,3 2,28 2,26
Sumatera Barat 2,60
2,2 Sumatera Utara 2,60
2,24 Kep. Riau 2,53
2,21 2,19 Kalimantan Timur 2,51
2,1 Riau 2,50
2,1 Kep. Bangka Belitung 2,49
Banten 2,43
2 Sulawesi Tengah 2,43
Kalimantan Barat 2,40
1,9
Gorontalo 2,40
Sumatera Selatan 2,38
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2030 2035 2040 Kalimantan Selatan 2,37
Target Pencapaian Proyeksi Jambi 2,33
Kalimantan Tengah 2,31
Keterangan: Bengkulu 2,30
1. Perhitungan TFR 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan Akuntabilitas (SKAP) BKKBN Jawa Barat 2,30
2. Estimasi TFR tahun 2020 menggunakan trend ASFR data SKAP 2016-2019 untuk memproyeksi ASFR Sulawesi Selatan 2,29
Lampung 2,29
2020 dengan data dasar SKAP 2019. NASIONAL 2,24
3. Perhitungan TFR 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga dan tidak termasuk provinsi DKI Jakarta. Jawa Timur 2,21
Khusu TFR Prov. Papua berdasarkan estimasi SKAP 2016 sd 2019 dengan distribusi geometric. Jawa Tengah 2,09
4. Estimasi TFR 2020-2040 dilakukan dengan menggunakan model pertumbuhan eksponensial: Susenas Sulawesi Utara 2,07
2019 Bali 1,98
DI Yogyakarta 1,91

BERENCANA ITU KEREN


Target & Pencapaian ASFR [15-19] Tahun
ASFR 15-19 tahun menurut provinsi 2021
2016 -2021 : Nasional dan Provinsi
Papua 48,1
Nusa Tenggara Barat 47,9
44 Sulawesi Barat 37,3
42
40 Gorontalo 36,4
38 Kalimantan Tengah 36,2
31,9
Sulawesi Tengah 36,1
38,2 34,2
30,0 Sulawesi Utara

33,0 33,4 Maluku Utara 34,0


24 Kalimantan Barat 31,2
25 Papua Barat 30,9
Sulawesi Tenggara 30,7
20,5 Kep. Bangka Belitung 29,0
Sumatera Selatan 28,2
Bengkulu 28,0
Target Sulawesi Selatan 27,4
Pencapaian Kalimantan Utara 27,1
Kalimantan Selatan 26,7
Jambi 24,6
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Maluku 22,5
Jawa Barat 21,4
Jawa Timur 21,0
Keterangan: Indonesia 20,5
1. Perhitungan ASFR 15-19 tahun 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan
Nusa Tenggara Timur 20,4
Akuntabilitas (SKAP) BKKBN
Kalimantan Timur 19,7
Lampung 17,2
2. Estimasi ASFR tahun 2020 menggunakan trend ASFR data SKAP 2016-2019 Banten 17,1
3. Perhitungan ASFR 15-19 tahun 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga dan tidak Bali 15,5
termasuk provinsi DKI Jakarta. Khusus Papua dilakukan estimasi menggunakan SKAP
2016-2019 dengan distribusi geometrik
Jawa Tengah
Riau
15,1
15,1
15 Prov dengan ASFR
4. Provinsi dengan persentase tertinggi perkawinan anak [< 18 tahun]. Sumatera Utara 14,9 15-19 tahun < 24
• Sulbar [19,4 persen] Aceh 14,7
• Kalteng [19,1 persen]
Sumatera Barat 11,8 kelahiran per 1000 WUS
• Sultra [19 persen]
Kep. Riau 11,4
Sumber : Susenas 2018
DI Yogyakarta 9,1 15-19 tahun
mCPR menurut provinsi 2019-2021
Target dan pencapaian mCPR Kalimantan Selatan 64,9 67,5
66,9
2016-2021: Nasional & Provinsi Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Kalimantan Tengah
59,6
59,6 65,0
64,0
61,5
Jawa Timur 60,4 63,4
Jambi 59,2 63,4
61,78 62,16 Lampung 60,9 61,8
60,90 61,10 61,30 Gorontalo 60,9
60,70 59,5
60,7
Sumatera Selatan 49,9
Jawa Tengah 61,3 60,3
Jawa Barat 57,0 58,9
59,5 Nusa Tenggara Barat 56,8 58,0
Kalimantan Barat 61,4 58,0
57,6 57,9 Indonesia 55,0 57,0
57,0 57,0 Banten 56,9
47,5
Sulawesi Utara 58,2 56,2
55,0 DI Yogyakarta 53,8 55,6
Bali 59,1 53,4
Target Pencapaian Sulawesi Tengah 53,2 53,3
Sulawesi Selatan 47,2 52,3
Kalimantan Timur 53,5 50,8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Sumatera Barat 48,0 50,6
Sulawesi Barat 44,8 49,9
Aceh 42,9 49,8
Keterangan: Sulawesi Tenggara 46,3 48,0
Maluku Utara 44,9 46,3
1. Perhitungan mCPR 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan
Riau 43,6 45,6
Akuntabilitas (SKAP) BKKBN Kalimantan Utara 44,7
46,2
2. Perhitungan mCPR 2020 bersumber dari estimasi trend mCPR SKAP 2016- Sumatera Utara 40,5
45,4
2019 yang dikontrol dengan statistik rutin tahun 2020 Kep. Riau 39,3 40,4
3. Perhitungan mCPR 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak Nusa Tenggara Timur 40,0 39,3 PK2021
termasuk prov. DKI Jakarta Maluku 29,0 33,7
Papua Barat 28,8
4. Terdapat 27,3% atau sembilan provinsi mengalami penurunan dibandingkan 30,3 SKAP2019
Papua 12,5 15,0
tahun 2019.
Dinamika penggunaan kontrasepsi di Indonesia,
2007-2017 (1)

❑ Penggunaan kontrasepsi modern masih didominasi


metode kontrasepsi suntik dan pil, namun
mengalami penurunan selama 2007- 2017.
❑ Terjadi peningkatan MKJP khususnya implant dan
MOW & cenderung menurun untuk IUD.
❑ MAL dan penggunaan kontrasepsi tradisional secara
konsisten mengalami peningkatan.

Fajarningtiyas, D. et.al. 2021. Pattern and Determinant of Contraceptive Use among Women in Indonesia from 2007 to 2017: Evidence from Demographic and Health Survey. Journal of
Medical Sciences. 2021 Nov 15; 9(E):1363-1370.https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7417.
Dinamika penggunaan kontrasepsi di Indonesia,
2007-2017 (2)

1. Terdapat penurunan kecenderungan penggunaan MKJP pada WUS dengan:


a. ‘tidak ingin anak lagi’: 1,95 kali (2007); 1,99 kali (2012) dan 1,64 kali (2017)
dibandingkan WUS yang ingin anak lagi
MKJP b. Usia 40-49: 4,79 kali (2007); 2,00 kali (2012) dan 1,36 kali (2017) dibandingkan
WUS usia 15-19 tahun
Isu kesehatan reproduksi dan penggunaan kontrasepsi Rational, Efektif & Efisien.
2. Terjadi peningkatan kecenderungan penggunaan MKJP pada WUS dengan paritas >
3: 1,18 kali (20017); 1,54 kali (2007) dan 2,23 (2017) dibandingkan WUS dengan
paritas 0-1 anak.
3. Terjadi peningkatan kecenderungan menggunakan metode alamiah/tradisional
pada WUS dengan tingkat pendidikan tinggi : 1,45 kali (2007); 1,79 kali (2012) dan
2,36 kali (2017) dibandingkan WUS tanpa pendidikan

Fajarningtiyas, D. et.al. 2021. Pattern and Determinant of Contraceptive Use among Women in Indonesia from 2007 to 2017: Evidence from Demographic and Health Survey. Journal of
Medical Sciences. 2021 Nov 15; 9(E):1363-1370.https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7417.
Unmet Need
PUS 15-49
[38,408,597]
Target dan pencapaian unmet need
2016-2021: Nasional & provinsi

Tidak Pakai Pakai KB


KB
16,347,224
[22,061,373] 18
15,8
14,3 13,4
Tidak ingin
anak lagi;
12,6 12,4
[using for
limiting]
12,567,942
Hamil Tidak hamil
1,418,671 14,928,553 10,5 10,3 10,1 9,9
Ingin anak segera
Tidak ingin
8,6 8,3
[bukan unmet
need] anak lagi;
1,359,443 [using for
limiting]
Subur Tidak subur 9,493,431
Tidak Ingin anak 13,916,781 1,011,770
segera [unmet
need limiting]
Ingin anak
segera [bukan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
19,851 unmet need]
7,076,225
Target Pencapaian
Tidak ingin
Ingin anak
nanti/kemudian
anak lagi
[unmet need
Keterangan:
[unmet need limiting]
spacing]
39,377
4,777,632 1. Perhitungan unmet need tahun 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan Akuntabilitas
(SKAP) BKKBN yang mengadopsi metode Sarah Bradley, 2012
Ingin anak
nanti/kemudia 2. Perhitungan unmet need tahun 2020 bersumber dari estimasi trend unmet need SKAP
n [unmet need
spacing]
2,062,924
2016-2019 dengan capaian unmet need SKAP 2019 sebagai baseline
Missing = 2
3. Perhitungan unmet need tahun 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak
termasuk prov. DKI Jakarta
Unmet need (%) Unmet need menurut provinsi 2021
Unmet need
Papua 21,5 24,5 46,0
Provinsi SKAP2019 PK2021 Papua Barat 11,9 26,6 38,5
Spacing Limiting Total Spacing Limiting Total Maluku 9,8 26,1 35,9
Aceh 4.9 8.2 13.2 9.0 9.0 18.0 Nusa Tenggara Timur 13,0 20,2 33,2
Sumatera Utara 5.8 12.0 17.8 7.3 22.3 29.6 Sumatera Utara 7,3 22,3 29,6
Sumatera Barat 4.6 12.7 17.3 7.8 14.4 22.2 Kep. Riau 7,3 19,0 26,3
Riau 7.4 10.8 18.3 7.6 18.0 25.6 Riau 7,6 18,0 25,6
Jambi 3.9 8.1 12.0 3.7 9.1 12.8 Kalimantan Utara 8,2 17,0 25,2
Sumatera Selatan 3.8 8.2 12.0 4.1 11.0 15.1 Sulawesi Tenggara 10,1 13,9 24,0
Bengkulu 4.1 9.3 13.4 3.2 9.3 12.5
Lampung 5.1 7.6 12.7 4.6 11.0 15.6
Maluku Utara 8,3 14,6 22,9
Kep. Bangka Belitung 3.6 9.7 13.3 3.3 8.7 12.0
Sumatera Barat 7,8 14,4 22,2
Kep. Riau 5.9 16.6 22.5 7.3 19.0 26.3
Sulawesi Barat 10,0 12,1 22,1
DKI Jakarta 3.7 7.9 11.5 - - - Kalimantan Timur 6,4 15,6 22,0
Jawa Barat 4.3 10.5 14.8 4.6 11.4 16.0 Sulawesi Tengah 5,8 14,9 20,7
Jawa Tengah 4.4 9.4 13.8 4.7 12.2 16.9 Sulawesi Utara 3,9 16,6 20,5
DI Yogyakarta 4.0 8.9 12.9 4.4 15.4 19.8 Sulawesi Selatan 7,6 12,4 20,0
Jawa Timur 3.9 7.2 11.1 4.2 10.7 14.9 DI Yogyakarta 4,4 15,4 19,8
Banten 6.8 8.5 15.4 5.2 10.9 16.1 Indonesia 5,5 12,5 18,0
Bali 4.2 6.3 10.5 3.5 14.4 17.9
Nusa Tenggara Barat 7.0 8.0 15.0 9.3 7.1 16.4
Aceh 9,0 9,0 18,0
Nusa Tenggara Timur 9.9 16.0 25.9 13.0 20.2 33.2
Bali 3,5 14,4 17,9
Kalimantan Barat 4.9 9.5 14.4 4.6 11.8 16.4 Jawa Tengah 4,7 12,2 16,9
Kalimantan Tengah 3.7 7.7 11.4 3.3 9.1 12.4 Kalimantan Barat 4,6 11,8 16,4
Kalimantan Selatan 3.9 6.9 10.8 3.0 7.4 10.4 Nusa Tenggara Barat 9,3 7,1 16,4
Kalimantan Timur 5.7 8.6 14.3 6.4 15.6 22.0 Banten 5,2 10,9 16,1
Kalimantan Utara 5.7 10.3 16.0 8.2 17.0 25.2 Jawa Barat 4,6 11,4 16,0
Sulawesi Utara 4.5 11.4 15.9 3.9 16.6 20.5 Lampung 4,6 11,0 15,6
Sulawesi Tengah 5.8 10.0 15.9 5.8 14.9 20.7 Sumatera Selatan 4,1 11,0 15,1
Sulawesi Selatan 6.5 13.1 19.6 7.6 12.4 20.0
Sulawesi Tenggara 8.7 12.6 21.4 10.1 13.9 24.0
Jawa Timur 4,2 10,7 14,9
Gorontalo 4,7 9,0 13,7
Gorontalo 4.2 9.0 13.2 4.7 9.0 13.7
Jambi 3,7 9,1 12,8
Spacing
Sulawesi Barat 5.1 12.1 17.2 10.0 12.1 22.1
Maluku 13.0 18.0 31.1 9.8 26.1 35.9 Bengkulu 3,2 9,3 12,5 Limiting
Maluku Utara 8.9 12.3 21.3 8.3 14.6 22.9 Kalimantan Tengah 3,3 9,1 12,4
Papua Barat 10.0 13.7 23.8 11.9 26.6 38.5 Kep. Bangka Belitung 3,3 8,7 12,0 Total
Papua 9.6 9.2 18.8 21.5 24.5 46.0 Kalimantan Selatan 3,0 7,4 10,4
Indonesia 4.9 9.4 14.3 5.5 12.5 18.0
Jarak aman antar kelahiran (spacing)

❑ Jarak aman antar kelahiran terhadap kematian


perinatal adalah 24-35 bulan.
❑ Risiko kematian perinatal sangat tinggi pada rentang
jarak antar kelahiran <12 bulan, yaitu 4 kali
dibandingkan kelahiran yang berjarak 24-35 bulan.
Note: *p-value < 0.01
Kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah
kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan KS, 2021


Hasil Analisis Lanjut SDKI 2017: Birth interval and the risk of perinatal mortality in Indonesia: A calendar data analysis.
Penyebab unmet need

Analisis spatial wilayah Jawa Bali (JB), LJB 1 dan 2


menunjukkan bahwa perempuan dengan hambatan
penggunaan metode kontrasepsi memiliki risiko lebih besar
mengalami unmet need dibanding mereka yang mengaku
tidak memiliki hambatan:
JB: 1,47 kali
LJB 1: 1,49 kali
LJB2:1,03 kali
Sumber: Ardiana, I & Ekoriano. 2020. Underlying the Factors of Unmet Need for Family
Planning in Indonesia: A Spatial Analysis. Global Journal of Health Science; Vol. 13, No. 2;
2021 ISSN 1916-9736 E-ISSN 1916-9744
Data diolah dari SKAP 2018
Terlalu mahalkah pelayanan KB?
Jenis asuransi Total
Jenis layanan
Non JKN JKN
Mean (Rp) Count
Out of pocket payment (OOP)
Mean (Rp) Count Mean (Rp) Count
pill 13.503 4.158 2.844 127 13.188 4.285
pelayanan KB berdasarkan
iud 332.095 1.268 69.294 428 265.741 1.696 kepemilikan asuransi
injections 3 month 23.990 8.197 6.945 574 22.875 8.771
male condom 19.157 887 5.713 10 19.009 897 Hasil SDK 2017
female sterilization 1.800.268 907 524.128 464 1.368.174 1.371 ❑ Tidak terlalu bermakna rata-rata OOP
male sterilization 40.156 53 193.281 7 57.911 60 antara peserta JKN dan non JKN;
implants/norplant 69.800 1.360 15.158 332 59.071 1.693
26.334 1.488 19.844 34 26.189
❑ Masih tingginya OOP pelayanan KB pada
injection 1 months 1.522
peserta JKN (MOW, MOP): Tidak diklaim
134.262 18.317 143.900 1.976 135.200 20.293
(?)
Sumber: Data SDKI 2017 diolah oleh Pusat Penelitian & Pengembangan KB dan KS
Pembiayaan termasuk layanan KB,
Alat/cara KB
BPJS PBI (Rp) BPJS Non PBI (Rp) konsultasi dan registrasi.
Mean
207
Mean
546.501
❑OOP pelayanan MOP bagi peserta non JKN
MOW
MOP . . mungkin dilakukan melalui pelayanan
Implan 3.644 12.269 bhaksos.
IUD 1.983 142.965
Suntikan 1 bulan 4.349 5.738 Hasil SKAP 2019
Suntikan 3 bulan 3.244 4.044 OOP sangat kecil untuk PBI dan agak tinggi
Pil 2.271 335
Sumber: Data SKAP 2019 diolah oleh Pusat Penelitian & Pengembangan KB dan KS
khusus IUD
MKJP menurut provinsi 2019-2021
Target dan pencapaian MKJP
Nusa Tenggara Timur 48,1
2016-2021: Nasional & provinsi Bali
47,2
46,1 45,4
42,4
DI Yogyakarta 40,8
Gorontalo 38,3 34,0
Maluku Utara 27,9 31,7
Sumatera Utara 39,2 31,6
Sulawesi Utara 26,7 29,5
Sumatera Barat 29,3 29,3
Nusa Tenggara Barat 30,5 27,0
Jawa Tengah 29,0 25,7
25,11 25,93 Kep. Riau 26,1 25,3
22,3 23,5 25,0
21,19 21,7 Bengkulu 24,1
Sulawesi Tengah 20,4 24,6
23,1 24,6 24,5 Sulawesi Barat 24,4
21,5 21,5 22,4 25,6
Maluku 24,6 24,4
Sulawesi Tenggara 18,3 23,6
Target Sulawesi Selatan 23,1
25,2
Pencapaian Kalimantan Timur 23,3 22,5
Papua 29,7 22,5
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Indonesia 24,6 22,4
Jawa Timur 22,2 21,3
Sumatera Selatan 21,8 21,3
Keterangan:
Lampung 23,1 20,7
1. Perhitungan MKJP 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan Kalimantan Utara 20,3
18,2
Akuntabilitas (SKAP) BKKBN Jawa Barat 19,6
21,7
2. Perhitungan MKJP 2020 bersumber dari estimasi trend MKJP SKAP 2016- Riau 19,4 18,6
2019 yang dikontrol dengan statistik rutin tahun 2020. Papua Barat 26,5 17,3
3. Perhitungan MKJP2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak Jambi 21,8 17,2
termasuk prov. DKI Jakarta. Banten 17,0 14,3
Kep. Bangka Belitung 15,3 14,2
4. Terdapat 66,7% (22 provinsi) mengalami penurunan MKJP dibandingkan 13,5 PK2021 SKAP2019
Aceh 15,3
tahun 2019. Kalimantan Tengah 10,8
11,6
Kalimantan Barat 9,5 10,6
Kalimantan Selatan 8,0 9,1
Switching penggunaan kontrasepsi
di fasilitas kesehatan pemerintah
dan swasta

❑ Dominasi pergeseran penggunaan


kontrasepsi (switching) menuju
SUNTIK terutama di faskes swasta

❑ Faskes pemerintah lebih baik


menggeser penggunaan KB suntik, pil,
tradisional dan yang tidak ber –KB ke
MKJP.

Sumber: Ekoriano, M., Ardiana, I & Ramadhon. 2019. Dynamics of Contraception


Use in Indonesia Based on Service Sources at Health Facilities. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
IBangga menurut provinsi 2021
Target dan Pencapaian IBangga
63,51 50,42 60,43 58,12
2020-2021: Nasional & provinsi ACEH
BALI 60,83 53,82 57,64 57,43
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 63,21 55,32 53,69 57,41
KEPULAUAN RIAU 59,03 53,39 58,09 56,84
SULAWESI UTARA 61,55 51,08 56,74 56,46
55 JAWA TENGAH 58,46 54,60 55,22 56,10
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 59,09 54,29 54,70 56,03
JAWA TIMUR 56,52 54,01 56,16 55,56
BENGKULU 56,75 52,93 56,71 55,46
KALIMANTAN TIMUR 60,00 54,26 50,48 54,91
54,01 KALIMANTAN SELATAN 56,71 51,77 54,10 54,19
53,93 KALIMANTAN UTARA 59,51 53,17 49,85 54,18
JAMBI 53,66 52,89 55,71 54,09
53,57 NASIONAL 55,99 52,09 53,96 54,01
SULAWESI SELATAN 59,33 52,70 49,73 53,92 Capaian nasional :
BANTEN 53,53 52,31 54,84 53,56
Target
SUMATERA BARAT 55,67 51,18 53,78 53,54 [54,01] (Berkembang)
LAMPUNG 54,02 51,21 53,87 53,03 Indeks ketentraman ;
Pencapaian RIAU 53,37 51,46 54,19 53,01 [55,99] (Berkembang)
GORONTALO 57,76 48,72 52,45 52,98
SUMATERA SELATAN 53,89 51,35 53,35 52,86 Indeks kemandirian ;
2020 2021
SUMATERA UTARA 54,71 50,33 53,36 52,80 [52,09] (Berkembang)
MALUKU 52,93 49,63 55,71 52,76 Indeks kebahagiaan ;
SULAWESI TENGGARA 54,87 50,95 51,25 52,36 [53,96] (Berkembang)
Keterangan: JAWA BARAT 54,68 50,82 51,54 52,34
PAPUA BARAT 56,90 46,26 53,48 52,21
1. Perhitungan IBangga tahun 2020 bersumber dari susenas 2017, 2018 MALUKU UTARA 53,06 49,80 53,77 52,21
dan 2019 dan Modul Sosial, Budaya & Pendidikan (MSBP) 2018 KALIMANTAN TENGAH 54,14 50,81 49,99 51,65
2. Perhitungan IBangga tahun 2021 menggunakan Pendataan Keluarga
SULAWESI TENGAH 54,33 48,24 51,89 51,49
KALIMANTAN BARAT 51,83 49,75 52,38 51,32
2021 dengan pembobotan skor level nasional. Perhitungan tidak SULAWESI BARAT 56,59 48,02 49,28 51,30
termasuk prov. DKI Jakarta. Terdapat 9 Provinsi dengan IBangga > 55.
NUSA TENGGARA BARAT 49,61 48,06 54,13 50,60
NUSA TENGGARA TIMUR 48,37 45,33 51,03 48,24
3. Interpretasi IBangga: Tangguh: >70; Berkembang: 40-70 dan Rentan: <40 PAPUA 48,80 39,82 51,32 46,65
Aspek
Praktek Pengasuhan Tumbuh Kembang n %
Pengasuhan
Anak diukur tinggi dan berat badan 13968 68,4
37% praktek pengasuhan
Anak diberi makanan gizi seimbang
Anak diimunisasi
16622
14991
81,4
73,4
tumbuh kembang anak 0-6
Fisik
Anak diberi ASI 13498 66,1 tahun tergolong baik (skor ≥ 60)
Anak diberi vitamin 12842 62,9
Anak diobati kalau sakit 10763 52,7
Anak diajari berperilaku hidup sehat 6067 29,7
Lainnya 1716 8,4 Praktik pengasuhan tumbuh kembang
Menstimulasi/memicu kreatifitas anak 8019 39,3
Menemani anak bermain 13734 67,3 lebih baik:
Menemani anak belajar 10159 49,8 1. 1,15 kali dengan umur Kepala Keluarga 25-40
Memperdengarkan lagu/bacaan kerohanian 6692 32,8 tahun dibandingkan >40 tahun;
Psikis, Mental, Sebagai teladan/panutan 8194 40,1 2. 1,89 kali keluarga dengan jumlah anggota
spiritual Mengajari beribadah 12290 60,2
keluarga 1-4 dibandingkan >7
Mengajari mengucapkan terimakasih 8427 41,3
3. 1,26 kali keluarga utuh dibandingkan single
Mengajari menghormati/menghargai orang lain 8756 42,9
parent;
Lainnya 2111 10,3
4. 1,26 kali keluarga dengan ketahanan ekonomi
Memberi kesempatan bermain dengan teman sebaya 16772 82,2 berkembang dibandingkan rentan
Anak disekolahkan PAUD/Playgroup/Daycare 11040 54,1
Sosial Anak dikursuskan 2095 10,3
Anak diikutkan lomba 2636 12,9 Sumber: Hasil analisis lanjut SKAP 2019,
Anak diajak bersosialisasi dengan orang lain 11540 56,5 Pusat Penelitian KB dan KS, 2021
Lainnya 2241 11,0
Pengajuan Dispensasi Kawin di Jabar, Usia Pemohon/Penggugat Perceraian di Jabar,
2018-2021
2018-2021
46.527 45.547
8530 42.885 43.02343.726
7048
Sebelum Pandemi Covid-19 38.772
36.562
31.109 31.906
3106 31.071
Saat Pandemi Covid-19 28.980 28.451
1171 2018 2019 2020 2021

2018 2019 2020 2021 13.026


13.307
11.31912.553
6.391 5.919
Perhatian 2.989
5.869 5.730
2.233
493 1.203
Sumber: Penelitian KB dan KS, BKKBN, 2021
<= 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun

❑ Terjadi peningkatan >100% pengajuan dispensasi kawin di Prov Jabar antara 2019 dan 2020 yang selanjutnya mengalami penurunan
sedikit ke tahun 2021 yang masih cukup tinggi dibandingkan sebelum pandemic covid-19
❑ Perlu mewaspadai usia pemohon/penggungat perceraian usia < 20 tahun yang terus mengalami peningkatan sebelum dan selama
pandemic covid 19.

Sumber: Website SI-KABAYAN (Data Pengadilan Agama PT Bandung)


Median Usia Kawin Pertama (MUKP) MUKP menurut provinsi 2019-2021
perempuan 2016-2021: Nasional & Provinsi Nusa Tenggara Timur 20,3 23,3
Kep. Riau 21,8 23,1
DI Yogyakarta 21,6 22,9
21,9 22 Maluku 22,9
20,3
Sumatera Utara 20,8 22,4
21 Bali 20,3 22,4
20,8 20,9 22,2
20,7 Sumatera Barat 20,4
Aceh 20,2 22,2
21 Papua Barat 22,1
20,7 20,7 21,7
Sulawesi Selatan 19,5 21,5
Riau 20,6 21,5
20 20 Maluku Utara 21,5
19,2
19,5 Sulawesi Utara 19,9 21,4
Kalimantan Utara 19,5 21,2
Papua 19,8 21,2
Target Pencapaian Kalimantan Timur 21,1
19,3
Jawa Tengah 19,5 20,8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDONESIA 20,7
19,5
Kalimantan Barat 19,1 20,6
Banten 19,5 20,5
Lampung 19,2 20,5
Keterangan: Sumatera Selatan 19,6 20,5
Sulawesi Tenggara 20,5
1. Perhitungan MUKP tahun 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja Sulawesi Barat
18,7
20,4
dan Akuntabilitas (SKAP) BKKBN 18,9
Bengkulu 19,3 20,3
2. Perhitungan MUKP tahun 2020 bersumber dari estimasi trend Gorontalo 18,9 20,3
Kep. Bangka Belitung 19,2 20,3
Susenas 2016-2019 Jawa Timur 20,2
19,4
3. Perhitungan MUKP tahun 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga Nusa Tenggara Barat 19,2 20,2
2021 dan tidak termasuk Prov. DKI Jakarta. Sulawesi Tengah 18,9 20,2 PK2021
Jambi 19,1 20,0
4. Seluruh provinsi mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019. Ada Jawa Barat 19,8
18,8
9 provinsi dengan MUKP >=22 tahun. Kalimantan Tengah 18,3 19,7 SKAP2019
Kalimantan Selatan 18,6 19,7
Indeks Kesiapan Berkeluarga Remaja
Usia 20-24 tahun: Nasional
Sosial
INDEKS
KESIAPAN 78,97 93,74 Moral ▪ Indeks kesiapan berkeluarga: 10
BERKELUARGA72,91 dimensi & 43 variabel (terlampir)
▪ Indeks Kesiapan Berkeluarga remaja
Intelektual 47,71Usia (Rencana usia 20-24 tahun adalah 72.91
74,86 Menikah)
yang dikategorikan “belum siap”
▪ 6 dimensi yang belum siap adalah
aspek finansial, usia rencana
Fisik Interpersonal menikah,emosional, fisik,
75,54 92,14
intelektual, dan sosial
▪ 4 dimensi yang siap adalah aspek
62,17 Keterampilan keterampilan hidup, mental,
Emosional 83,71 hidup interpersonal, dan moral
28,98 91,26
Finansial Mental

Jika nilai indeks kesiapan berkeluarga ≥ 80 maka


dikategorikan siap
Penelitian daring terhadap 7. 322 remaja usia 20-204 tahun yang belum menikah. jika nilai indeks kesiapan berkeluarga < 80
Waktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 28 Juli - 7 Agustus 2021. dikategorikan belum siap.

Sumber: Pusat Penelitian & Pengembangan KB & KS, BKKBN 2021


% Keluarga yang Terjangkau Program Bangga Kencana
menurut provinsi 2021
% Keluarga yang Terjangkau Program
Bangga Kencana 2020-2021: GORONTALO
BENGKULU
80,26
78,58
85,29
82,49
82,78
80,54
Nasional & Provinsi SULAWESI SELATAN
JAWA TENGAH
77,80
78,82
81,70
79,97
79,75
79,40
SUMATERA SELATAN 76,67 80,68 78,68
76,02 SUMATERA BARAT 76,79 80,07 78,43
JAMBI 76,37 79,86 78,12
ACEH 73,97 81,61 77,79
60 BALI 76,30 78,90 77,60
55 55,2 JAWA BARAT 77,57 76,74 77,15
JAWA TIMUR 74,87 78,71 76,79
BANTEN 75,86 77,54 76,70
NASIONAL 74,86 77,19 76,02
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 76,36 75,60 75,98
SULAWESI UTARA 74,82 76,42 75,62
SULAWESI TENGGARA 72,21 77,43 74,82
LAMPUNG 71,90 77,15 74,52
SUMATERA UTARA 72,72 75,63 74,18
Target
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 71,55 76,32 73,94
KEPULAUAN RIAU 76,17 71,44 73,80
Pencapaian SULAWESI BARAT 68,71 78,73 73,72
2020 2021
MALUKU UTARA 68,31 75,35 71,83
MALUKU 70,30 73,06 71,68
NUSA TENGGARA TIMUR 65,58 77,72 71,65
RIAU 70,64 70,01 70,33
Keterangan : NUSA TENGGARA BARAT 65,14 74,47 69,80
KALIMANTAN SELATAN 68,59 69,43 69,01
1. Penghitungan persentase keluarga yang terjangkau program bangga SULAWESI TENGAH 66,20 71,36 68,78 Persen_Media
kencana tahun 2020 bersumber dari estimasi data SKAP 2016-2019 KALIMANTAN TIMUR 70,46 66,89 68,67
2. Perhitungan persentase keluarga yang terjangkau program bangga KALIMANTAN BARAT 67,26 68,16 67,71 Persen_Petugas
KALIMANTAN TENGAH 65,48 66,56 66,02
kencana tahun 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak KALIMANTAN UTARA 62,61 64,30 63,45
termasuk Prov. DKI Jakarta PAPUA BARAT 61,36 62,72 62,04 Persen_bangga
PAPUA 37,84 45,81 41,82 kencana
% Keluarga yang Terjangkau Program Bangga Kencana
Sumber media (%) Sumber petugas (%)
63,9 45,5

35,2
30,1

26,4
16,2
10,0
9,2 8,1 7,0 5,5
6,2 3,4
,2 1,1 0,3

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Media Kode Petugas Kode


Koran/Majalah/Tabloid 1 Pejabat Pemerintah 1
Televisi/Radio/Videotron 2 PKB/PLKB/Petugas lapangan KB lainnya 2
Guru/Dosen 3
Facebook/Instagram/Twitter/Whatsapp//Website 3 Tokoh Agama 4
Tokoh Masyarakat 5
Seminar/Pengajian/ Pertemuan Kelompok Kegiatan/ dll 4 Dokter 6
Bidan/Perawat 7
Leaflet/Lembar Balik/ Poster/Spanduk/Banner/dll 5 Perangkat Desa/Kelurahan 8
Kader/IMP 9
Wayang/Tarian/Pentas Budaya Lokal 6
Petugas Lainnya 10
Analisis big data
terkait KB dan layanan kesehatan
selama pandemic covid 19 di Indonesia
(Twitter/blog, Google Trend, media daring)

Sumber: BKKBN & INDEF, 2021. Tingkat Kehamilan Dan Layanan Kesehatan Di Masa
Pandemi Covid-19: Analisis Big Data Laporan Akhir - Penelitian
Tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi
menurut provinsi 2021

Target dan pencapaian tingkat putus pakai pemakaian Papua 32,6


kontrasepsi (discontinuation rate/DCR) 2016-2021: Nusa Tenggara Barat 29,4
Banten 28,8
Nasional & provinsi Sulawesi Tenggara 27,5
Aceh 26,8
Sulawesi Selatan 25,8
Bengkulu 25,1
Sulawesi Barat 25,1
Sumatera Barat 24,8
Gorontalo 24,6
29,4 27,6 Kalimantan Utara 24,4
Maluku 24,1
25,7 25,3 25,0 24,5 Papua Barat 24,0
Kalimantan Barat 22,8
24,9 25,8 Jawa Barat 22,6
20,6 24,6 Jambi 22,5
22,3 21,0 Lampung 22,3
Nusa Tenggara Timur 22,2
Target
Kep. Bangka Belitung 21,9
Indonesia 21,03
Pencapaian Maluku Utara 20,4
Sulawesi Tengah 19,9
DI Yogyakarta 19,6
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Kalimantan Timur 19,6
Sulawesi Utara 19,3
Sumatera Selatan 19,2
Kalimantan Selatan 18,7
Keterangan : Jawa Tengah 18,6
1. Perhitungan DCR 2020 menggunakan estimasi data SKAP 2016-2019
Sumatera Utara 17,9
Kep. Riau 17,7
2. Perhitungan DCR 2021 bersumber dari Pendataan keluarga 2021 Jawa Timur 17,6
dengan menggunakan life table (12 bulan pertama) dan tidak Riau 17,6
Kalimantan Tengah 17,1
termasuk provinsi DKI. Bali 15,1
3. Tingkat putus pakai data statistic rutin s.d Nov 2021= 12,99 persen.
Perbandingan DCR menurut metode KB
PK21 Vs SKAP 2019

Metode Alami 50,2 Suntik 1 bln 42,1

Pil 37,3
MAL 37,6

Kondom 33,3
Kondom 27,9
Senggama terputus 32,1
Pil 27,8
Pantang berkala 30,2
Suntik 27
Suntik 3 bln 23,7

IUD *20 Implant 20,6

Implant 14,3 IUD 2,7

Sumber : PK21 Sumber : SKAP 2019


*Perlu kehati-hatian dalam menggunakan data

Surat Edaran Kepala BKKBN No 8 tahun 2020 tentang pembinaan


kesertaan KB pada situasi corona virus disease (covid-19)
Faktor yg
mempengaruhi DCR
❑ Alasan terbanyak putus pakai adalah pengaruh
kontrasepsi terhadap proses normal tubuh,
selibat, dampak kesehatan & takut efek samping.
❑ Prediktor utama alasan biologis adalah
perempuan pengguna kontrasepsi hormonal,
(OR=2.53, CI: 1.53-4.19), pendidikan rendah
(OR=2.04, CI: 1.50-2.78), tingkat kesejahteraan
rendah (OR=1.48, CI: 1.02-2.17) & tidak bekerja
(OR=1.45, CI: 1.07-1.96)
Kistiana, S., Nasution, S.L., Raharja, B. 2021. Factors Associated with Reasons for Contraceptive Discontinuation among Indonesian Women: A
Multinomial Logistic Regression Analysis. Systematic Reviews in Pharmacy, 2021;12(1):661-667.
Sumber data: SKAP 2018
III Pemetaan Spasial
Pemetaan spasial TFR Vs mCPR
17 11
PROVINSI PROVINSI
I II

TFR mCPR
Terget 2021
Target 2021
2,4 anak 62,16 persen

Capaian 2021
Capaian 2021
2,4 anak 57,0 persen

IV III

3 2
PROVINSI PROVINSI

Keterangan: Jumlah provinsi berdasarkan capaian


Pemetaan spasial TFR Vs Ibangga
20 8
PROVINSI PROVINSI
I II

TFR iBangga
Terget 2021
Terget 2021
2,4 anak 55,00 persen

Capaian 2021
Capaian 2021
2,4 anak 54,01 persen

IV III

0 5
PROVINSI PROVINSI

Keterangan: Jumlah provinsi berdasarkan capaian


Pemetaan spasial unmet need Vs stunting
12
6 PROVINSI
PROVINSI

I II
Target stunting
Target Unmet
2021: 21,1
need :
persen
8,3 persen

Capaian
Capaian 2021
stunting 2021
18 persen
24,4 persen

IV III

7 8
PROVINSI PROVINSI
Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR)
berdasarkan Kab & Kota, 2021
90,0

80,0 57,6% kab & kota dibawah capaian nasional


Bondowoso (Jatim); 76,9

70,0

60,0
Indonesia; 57%
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0 0,6 Membramo Raya (Papua); 0.04


0 100 200 300 400 500 600
Keterangan:
Tidak termasuk wilayah DKI Jakarta dan Kab. Intan Jaya (Papua)
Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) berdasarkan Kab & Kota, 2021

47,3% kab& kota dibawah capaian nasional


Sumber Barat Daya (NTT); 86.3

Indonesia; 22,4%

Tolikara (Papua); 0.1


0 100 200 300 400 500 600
Keterangan:
Tidak termasuk wilayah DKI Jakarta dan Kab. Intan Jaya (Papua)
Kebutuhan KB tidak terpenuhi (Unmet need)
berdasarkan Kab Kota, 2021
90,0

80,0 Membramo Raya (Papua); 81.3

70,0
55% kab & kota diatas capaian nasional
60,0

50,0

40,0

30,0

20,0
Indonesia; 18,0%
10,0

Probolinggo (Jatim); 5.2


0,0
0 100 200 300 400 500 600
Keterangan:
Tidak termasuk wilayah DKI Jakarta dan Kab. Intan Jaya (Papua)
Persentase Masyarakat yang terjangkau program Bangga Kencana
berdasarkan Kab & Kota, 2021
120,00

63,5 % kab & kota dibawah capaian nasional


100,00
Bukit tinggi (Sumbar); 96.12

80,00
Indonesia; 77,80%

60,00

40,00

20,00

0,00 Membramo Raya (Papua); 0.08


0 100 200 300 400 500 600
Keterangan:
Tidak termasuk wilayah DKI Jakarta dan Kab. Intan Jaya (Papua)
Indeks Pembangunan Keluarga (IBangga)
berdasarkan Kab & Kota, 2021
65,00

Kota Sabang (Aceh); 59,80


61,3% kab & kota dibawah capaian nasional
60,00

55,00
Indonesia; 54,01

50,00

45,00

Asmat (Papua); 43.40

40,00
0 100 200 300 400 500 600
Keterangan:
Tidak termasuk wilayah DKI Jakarta dan Kab. Intan Jaya (Papua)
IV Kesimpulan & Rekomendasi
Kesimpulan
Rasio
Indikator Kinerja Utama: Satuan Base line Target 2021 Capaian 2021
(%)
1. TFR Rata-rata anak per wanita 2.4 SDKI 2017 2.24 2.24 100
Kelahiran per 1000
2. ASFR 15-19 wanita usia 15-19
36 SDKI 2017 24 20 120

3. mCPR Persen 57.2 SDKI 2017 62.16 57.00 91.70

4. Unmet need Persen 10.6 SDKI 2017 8.30 18 46.11


5. PA MKJP Persen 23.1 SDKI 2017 25.93 22.4 86.38
6. IBangga Indeks 53.57 PK 55.00 54.01 98.20
7. mUKP Tahun 20.8 SDKI 2017 22.0 20.71 94.14
8. Tingkat putus pakai
Persen 28.9 SDKI 2017 24.50 21.03 116.50
pemakaian kontrasepsi
9. Masyarakat yang terjangkau
program bangga kencana
Persen 50 SKAP 2019 60 76.02 126.70
Rekomendasi (1)
Data:
1. Kehatian-hatian penggunaan data PK 2021 pada 3 provinsi dengan jumlah cakupan keluarga di bawah 80%, yaitu: Kalimantan Tengah:
77,42%, Papua: 60,18% & Papua Barat: 41,06%.
2. Penguatan system penyaringan/filter input data baik metode CAPI maupun PAPI.
3. Pengkajian ulang variable pertanyaan dalam pengukuran IBangga.
4. Penggunaan kontrasepsi tradisional sangat kecil yaitu 0.4 persen.
Cukup jauh berbeda dibandingkan hasil survei-survei lainnya (SDKI2017 = 6,3 persen, SKAP 2019 = 3,8 persen).
Penyesuaian pilihan jawaban menjadi “alamiah” untuk menghindari kesalahpahaman interpretasi ‘tradisional’.
5. Pertanyaan Blok KB5: Mulai dan berhenti pakai KB tidak dibatasi dalam12 bulan terakhir.

6. Peningkatan kualitas PBDKI melalui optimalisasi peran supervisor tk desa/kelurahan dan manajer data di setiap tingkatan wilayah :
a. Estimasi populasi terutama umur 0-4 tahun→ dapat digunakan untuk e-surveilans balita stunting
b. Melakukan re-interview (random) yang dilakukan supervisor lintas desa.
Rekomendasi (2)
Program:
1. Perlu re-definisi konsep dan tipe keluarga (No One Left Behind/NOLB)
2. Momentum revisi Renstra BKKBN 2020-2024:
a. Peninjauan ulang target IKU 2022-2024 terutama unmet need
b. Mempertimbangkan jarak aman kelahiran sebagai indicator kinerja program
c. Kebijakan & strategi tidak ONE SIZE FITS ALL
2 provinsi (Bali dan D.I Yogyakarta) dengan pencapaian TFR dibawah 2,1
9 provinsi dengan MUKP di atas 22 tahun: NTT, Kepri, DIY, Maluku, Sumut, Bali, Sumbar, Aceh & Papua Barat.
3. Closing the gap: crash program penurunan unmet need dengan tujuan reproduksi limiting terutama di 8 provinsi dengan unmet
need >25% (Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, Sumut, Kepri, Riau dan Kaltara). Intervensi lebih difokuskan pada hambatan
penggunaan kontrasepsi.
Upaya ini juga akan meningkatkan penggunaan MKJP dan perlu pendampingan kualitas pelayanan KB di fasilitas kesehatan
swasta: konseling, ketersediaan alokon, pelatihan & mengatasi provider driven.
4. Penguatan surveilans penggunaan kontrasepsi oleh PKB/PLKB melalui supervisi Praktik Mandiri Bidan berdasarkan R/I/PUS
5. Mitigasi dampak Covid-19 untuk pembangunan keluarga terutama dimensi ketentraman & kemandirian dan segment keluarga
dengan single parent:
a. Fasilitasi akses modal usaha, perluasan marketplace produk UPPKA dan pelatihan pengelolaan keuangan keluarga (variable
memiliki tabungan)
b. Fasilitasi perluasan cakupan jaminan kesehatan
Rekomendasi (3)
6. Penguatan perencanaan usia nikah dan keterampilan memasuki dunia kerja bagi
remaja melalui program Generasi Berencana.
7. Skema reward dan punishment untuk kabupaten dan kota terhadap capaian IKU
nasional 2021:
a. Transfer ke Daerah dan Dana Desa: BOKB dan DAK, DID
b. Penghargaan
c. Dokumentasi praktik baik
8. Penelitian dan pengembangan:
a. Operational research penggunaan ‘extended’ KBPP (12 bulan pasca persalinan) di 16 provinsi
kuadran I (kuadran TFR dan mCPR);
b. Model pendampingan Usaha Ekonomi Keluarga (Sakurga) dan Pengelolaan Ekonomi Keluarga
(Lokerga) di kuadran I (kuadran TFR dan IBangga): Prov. Jawa Barat dan NTT
Rekomendasi (4): Penelitian & Pengembangan*

9 Riset dan Inovasi Kebijakan


1. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2022;
2. Pengukuran IKU/IKK BKKBN;
3. Pengukuran capaian indikator Perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting dan Rencana Aksi Nasional (RAN)
percepatan penurunan stunting;
4. Penetapan parameter perkembangan balita stunting dan pengukuran prevalensi balita stunting
5. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Keluarga;
6. Pengaruh pandemic covid-19, perubahan iklim & bencana terhadap parameter demografi serta implikasinya terhadap
kebijakan kependudukan nasional: Model analisis dampak kependudukan berbasis wilayah;
7. Operational research (OR) Pendampingan keluarga dalam “program inkubasi” untuk pembangunan keluarga dan
percepatan penurunan stunting;
8. Operational Research (OR) Kampung keluarga berkualitas dalam percepatan penurunan stunting dan pemberdayaan
masyarakat; dan
9. Formulasi kebijakan pembangunan manusia terhadap dependency ratio. Pengaruh bonus demografi terhadap tingkat
kesejahteraan dan kesehatan balita serta pemanfaatan peluang bonus demografi kedua melalui upaya pemberdayaan
lanjut usia.

1 Riset dan Inovasi Teknologi: Alat & obat kontrasepsi * Usulan tema riset dan inovasi telah disampaikan kepada BRIN pada tanggal 26 Nov 2021
“TERIMA KASIH”

BERSAMA KITA BISA


BERSINERGI BAGI BANGSA

Anda mungkin juga menyukai