Anda di halaman 1dari 40

REGULASI PEMERINTAH DALAM

VAKSINASI COVID-19

DR drg Marion Siagian. MEpid


KABID P2P DINKES PROV JABAR
KETUA DIVISI PENANGANAN KESEHATAN SATGAS COVID 19 JABAR
UPDATE DATA TERKINI
(Indonesia)

Tren pemberitaan di media massa:

Update data penambahan kasus terakhir tanggal 25 Feb 2021, pukul 16.00
UPDATE DATA TERKINI (Jawa
Barat)

Tren pemberitaan di media massa:

Update data penambahan kasus terakhir tanggal 25 Januari 2021, pukul 18.00 (Sumber PIKOBAR)
Data (Progress KPI Jabar)
● Angka Rt Jawa
Barat terkini
adalah 1.83
dengan rerata 14
hari terakhir
sebesar 1.23
● Data yang diolah
berdasarkan data
pelaporan yang
masuk per
tanggal tersebut,
sehingga belum
tentu
menunjukkan
kondisi
sebenarnya di
lapangan
(terkait dengan
verifikasi dan
berbagai proses
pelaporan data)
Update Penggunaan PCR di Jawa Barat

TOTAL SAMPLING*:

1.064.257

NEGATIF POSITIF INVALID

849.191 207.606 7.460


(79,79%) (19,51%) (0,70%)

RASIO PENGUJIAN PER 1 JUTA PENDUDUK**:

21.587
Sumber: New Allrecord dan Jejaring Laboratorium Jawa Barat 26 Februari 2021.
Disclaimer: *Angka belum sepenuhnya merefleksikan jumlah sampling di Jawa Barat secara real-time.
Labkes Jabar tengah melakukan proses integrasi data dari New Allrecord dari Kemenkes.
**Rasio pengujian per 1 juta menggunakan baseline populasi total 49.3 juta.
Positivity Rate Pengujian PCR di Jawa Barat

Chart di atas menunjukkan penambahan pengujian


per minggu dibandingkan terhadap positivity
rate per minggu. Positivity rate minggu ini
(22-26 Februari 2021) adalah 36,39% dari 14,990
pengujian PCR.
Sumber: Allrecord dan Labkes Jabar per tanggal 26 Februari 2021
Rasio Kontak Erat per Kasus Dilacak di Jawa Barat

Rasio Kontak Erat di Jawa


Barat adalah 2 Kontak Erat
per Kasus Baru. Belum ada
data pelacakan kontak yang
masuk dari:
a. Kabupaten Bekasi
b. Kabupaten Ciamis
c. Kabupaten
Majalengka
d. Kabupaten
Sukabumi
e. Kota Bandung
f. Kota Cirebon
g. Kota Tasikmalaya

Sumber: Aplikasi Pelaporan dari Akun Kabupaten/Kota di Jawa Barat Minggu ke-9 (22-25
Feb 2021)
Ketersediaan dan Pemanfaatan Tempat Tidur (TT)
Isolasi Covid-19 di RS
Ketersediaan dan Pemanfaatan Tempat Tidur (TT)
Isolasi Covid-19 di RS
Ketersediaan dan Pemanfaatan Tempat Tidur (TT)
Isolasi Covid-19 di RS
Data Pusat Isolasi Kab/Kota & BPSDM Provinsi
CAKUPAN VAKSINASI COVID-19 PADA TENAGA KESEHATAN
PER TANGGAL 25 FEBRUARI 2021

DOSIS 1 DOSIS 2
SASARAN
167.813 108.627
181.701
(93.36%) (59.79 %)
Kebijakan Vaksinasi
COVID-19
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai bencana non-alam.

Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat


kesehatan masyarakat di Indonesia.

LATAR
BELAKANG Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata
dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan pendidikan.

Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan
namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
Instruksi Presiden Untuk Program Vaksinasi Covid-19

1 Vaksin Covid-19 diberikan


secara gratis dan
masyarakat tidak
2 Seluruh jajaran kabinet,
kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah agar
memprioritaskan program
dikenakan biaya sama vaksinasi pada tahun anggaran
sekali. 2021

3 Memprioritaskan dan
merelokasi anggaran lain terkait
ketersediaan dan vaksinasi
4 Presiden akan menjadi yang
pertama mendapat vaksin
Covid-19. Tujuannya untuk
secara gratis. memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada
masyarakat bahwa vaksin
yang digunakan aman.

5 meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin 3M yaitu


memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan
TUJUAN VAKSINASI COVID-19

1. Membentuk
kekebalan kelompok

2. Menurunkan kesakitan &


kematian akibat COVID -19

3. Melindungi dan memperkuat sistem


4. Menjaga produktifitas dan kesehatan secara menyeluruh
meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
Perpres No. 99
Tahun 2020
tentang Pengadaan
Vaksin dan
Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka
Penanggulangan
Pandemi COVID-19
Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.02./MENKES/9860/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

1. Menetapkan jenis dan kriteria vaksin yang


dapat digunakan dalam pelaksanaan
vaksinasi COVID-19
2. Menetapkan bahwa vaksin hanya dapat
digunakan bila sudah mendapat EUA dari
BPOM
3. Perubahan terhadap jenis vaksin dapat
dilakukan berdasarkan rekomendasi ITAGI
dan pertimbangan KPCPEN
Permenkes No
84 Tahun 2020
tentang
Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka
Penanggulangan
Pandemi COVID-
19
Rekomendasi Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)

Kajian
Pemberian
Vaksinasi
Covid-19
Untuk
Kelompok
Sasaran
Lansia
Dasar Kajian
• Surat dari Plt. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, perihal permohonan
kajian pemberian vaksin Covid-19 untuk kelompok sasaran lansia tanggal 10
Februari 2021
• Pertemuan virtual dengan Wakil Menteri Kesehatan dan ITAGI tanggal 10 Februari
2021

Skrining untuk lansia secara prinsip sama seperti yang tertera didalam
petunjuk teknis pelaksanaan imunisasi Covid-19 dari Kementerian
Kesehatan
TAHAP PELAKASANAAN VAKSINASI COVID-19

MEMPERTIMBANGKAN KETERSEDIAAN, WAKTU KEDATANGAN DAN PROFIL KEAMANAN VAKSIN

Tenaga kesehatan, asisten


tenaga kesehatan, tenaga
Tahap 2 Masyarakat rentan dari aspek
geospasial, sosial, dan
Tahap 4
penunjang serta mahasiswa ekonomi.
yang sedang menjalani Masyarakat dan pelaku
perekonomian lainnya dengan
pendidikan profesi kedokteran 1.Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun). pendekatan kluster sesuai
yang bekerja pada Fasilitas 2.Petugas pelayanan publik yaitu Tentara
Pelayanan Kesehatan. dengan ketersediaan vaksin.
Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia, aparat hukum, dan
petugas pelayanan publik lainnya yang

Tahap 1 Tahap 3
meliputi petugas di
bandara/pelabuhan/stasiun/terminal,
perbankan, perusahaan listrik negara, dan
perusahaan daerah air minum, serta
petugas lain yang terlibat secara langsung
memberikan pelayanan kepada
masyarakat.

2
RENCANA VAKSINASI COVID-19 TAHAP-2

TOTAL 38.513.466 ORANG PETUGAS PUBLIK DAN


LANSIA AKAN MENERIMAVAKSINASI

Petugas Publik Lansia


JAWA BARAT
CALON PENERIMA VAKSIN TAHAP 2: PETUGAS PUBLIK
DAN LANSIA DI JAWA BARAT
SASARAN VAKSINASI MASIH AKAN BERTAMBAH

TOTAL : 6,599,198
PELAYANAN VAKSINASI
TAHAP 2 Metode
PELAKSANAAN

Pegawai Pemerintah
Lansia Berbasis Faskes ASN Pusat, ASN Daerah, Honorer
(pemerintah, swasta)
Pendidik
Guru, Dosen, Tenaga Pendidik
Keamanan
TNI, POLRI, Satpol PP Prov/Kab/Kota
Berbasis Institusi (TNI,
Pedagang Pasar
POLRI, BUMN, dst)
Pelayan Publik
Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS,
Tokoh Agama Kepala/Perangkat Desa
dan penyuluh agama Vaksinasi massal di
tempat
Wakil Rakyat
DPR, DPD, DPRD Prov/Kab/Kota Transportasi daring

Pejabat Negara
Vaksinasi massal
Menteri, Kepala Lembaga, Gubernur, bergerak Atlit
Bupati/Walikota, Es-1
PELAKSANAAN VAKSINASI TAHAP I dan KESIAPAN VAKSINASI TAHAP 2 :

TENAGA VAKSINATOR :
1. TARGET TENAGA VAKSINATOR TERLATIH : 11.000
2. TENAGA VAKSINATOR YANG TERLATIH : 10.250
3. PELATIHAN VAKSINATOR : Sedang Pelatihan
Vaksinator PPDS
ALOKASI JAWA BARAT TAHAP I term I( 7kab/Kota) :97.080 VIAL
II Term II (27 kab/Kota) : 253640 Vial

ALOKASI JABAR TAHAP II Term I :127.070 vial


( eq 1.143.630 Dosis571.815/
sasaran)
CATATAN :
PENDATAAN LANSIA DAN PETUGAS PUBLIK SERTA SASARAN LAINNYA SECARA BOTTOM UP SEDANG BERJALAN
Percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pelayanan vaksinasi
dapat dilakukan dengan empat strategi sebagai berikut:

1. Berbasis fasilitas kesehatan untuk pelayanan publik


2. Institusi pemerintah/lembaga atau BUMN yang memiliki fasilitas
k eseha tan di institusinya, m a k a vaksin asi dilayani di fasilitas
kesehatan masing-masing.
3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung
4. Vaksinasi mobile
VAKSINASI MASSAL
Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang
memanfaatkan area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan atau
berupa pelayanan kesehatan bergerak

Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari


pelaksanaan, jumlah target sasaran per hari, jumlah sasaran per sesi dan
jumlah sesi per hari, waktu pelayanan per sesi, jumlah meja pelayanan
per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi
Dalam rangka percepatan
pelaksanaan vaksinasi COVID- Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus
19, Kementerian Kesehatan menerapkan protokol kesehatan dan memenuhi standar pelayanan
bekerja sama dengan Dinas vaksinasi COVID-19
Kesehatan Provinsi dan pihak Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas
lain yang terkait dapat pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas
membuka pos pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai tempat pelayanan vaksinasi COVID-
vaksinasi massal 19, sehingga pencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut

Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans


atau mobil puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta
kit anafilaktik yang memadai. Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan
untuk memantau proses observasi dan melakukan penanganan pertama
terhadap KIPI
PENDATAAN SASARAN

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang


Mekanisme bersumber dari Kementerian/Lembaga/Badan
Usaha/Instansi terkait atau sumber lainnya meliputi
Top-Down Nomor Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir,
nomor kontak (HP) dan alamat tempat tinggal sasaran

•Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran


yang diperoleh secara top-down atau untuk
melengkapi mekanisme top-down.
Mekanisme •Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat

Bottom-Up daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan


pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi.

Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas
Kesehatan Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi PCare Vaksinasi.
Registrasi Sasaran

• Proses pembentukan nomor tiket untuk


sasaran yang telah dilakukan pendataan
sebagai calon penerima vaksinasi COVID-19.
• Sasaran yang sudah memiliki tiket dapat
memperoleh vaksinasi di fasilitas pelayanan
kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

KOLEKTIF Kolektif : melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi


COVID-19

Individual : dilakukan pada waktu kedatangan di tempat


INDIVIDUAL
pelayanan menggunakan aplikasi PCare Vaksinasi, atau
aplikasi lainnya yang ditetapkan kemudian dengan
verifikasi data NIK dan bukti pendukung lainnya sesuai
kriteria sasaran per tahapan vaksinasi.
KERJA SAMA
DALAM PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
1. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tingkat provinsi dikoordinasikan oleh Gubernur,
sedangkan di tingkat kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Bupati/Wali Kota.
2. Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 perlu melakukan kerja sama dengan badan usaha
milik negara/daerah atau badan usaha swasta, organisasi profesi/kemasyarakatan,
Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pihak terkait
lainnya. Upaya kerja sama yang dilakukan meliputi:
a. dukungan penyediaan tenaga kesehatan;
b. tempat vaksinasi COVID-19;
c. keamanan;
d. sosialisasi dan penggerakan masyarakat;
e. dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan
f. pengelolaan limbah medis.
3. Agar kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana
mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus
melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor kesehatan
serta lintas sektor terkait.
 Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki kompetensi,
dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR)

 Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan
kesehatan lainnya;

 Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran LEBIH AWAL sebelum dilakukan
pemberian vaksinasi

 Menerapkan protokol kesehatan; serta

 Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam mendeteksi kasus dan
analisa dampak
ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19

Sasaran
vaksinasi
COVID-19
P Care
datang

Meja 1A (Pendaftaran) Meja 2 (Skrining)


• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
• Sasaranmenunjukkan KTP (NIK) atau nomor tiket untuk verifikasi
sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
• Bila data tidak ditemukan atau data tdk sesuai, lakukan registrasi atau
• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
perubahan data di Meja 1B (Meja Veriffikasi Data Sasaran)
• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya dapat kembali
sesuai rekomendasi petugas

Meja 1B
• Sasaran menunjukan KTP, Kartu Keluarga, surat keteranganbekerja
dan/atau dokumen lainnya
• Petugas melakukan registrasi atau perubahan datasasaran
menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi
• Sasaran dan petugas menandatangani formulir pernyataan.
• Jika data sudah sesuai dan masukdalam aplikasi PCARE, sasaran
kembali ke meja 1A.

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi) Meja 3 (Vaksinasi)


• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare. • Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan penyuntikan aman
KIPI  hasil observasi diinput ke Pcare ”Pulang Sehat” atau ”Pulang • Petugas melakukan scan barcode atau mencatat merek/jenis, nomor
KIPI” batch dan nomor serial vaksin yang diberikan kepada sasaran, tulis pada
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19 memo dan berikan pada sasaran. Memo diberikan saaran kpd petugas
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi meja 4
INPUT DATA HASIL OBSERVASI 30 MENIT PASCA VAKSINASI

ADA KELUHAN TANPA KELUHAN

Input reaksi/gejala/keluhan sbb, sesuai kondisi sasaran:


1. Tanda-tanda syok anafilaktik (sesak nafas/berdebar/dada
tidak nyaman/nyeri ulu hati/padangan kabur, mual/muntah,
penurunan kesadaran)
TINDAK
2. Demam LANJUT:
3. Peningkatan tekanan darah (≥140/90)
4. Urtikaria (kemerahan/ruam/gatal tersebar) DAPAT
5. Lethargia (lemas, mengantuk)
6. Kemerahan, gatal di sekitar lokasi suntikan
DITANGANI
7. Bengkak, nyeri, pegal di lokasi suntikan ATAU DIRUJUK
8. Batuk/pilek, sakit kepala, pusing
9. Gangguan kecemasan, syncope
10. Lain-lain: (dapat diisi oleh petugas)

Reaksi/keluhan/gejala (KIPI) yang dialami selama observasi kemudian ditindaklanjuti


dengan pencatatan dan pelaporan KIPI melalui website keamananvaksin
STRATEGI KOMUNIKASI
VAKSINASI COVID-19

STRATEGI KOMUNIKASI

RANCANGAN IMPLEMENTASI
1 TUJUAN 12
STRATEGI KOMUNIKASI
11
2
ANALISIS SITUASI ALAT BANTU DAN MATERI
KOMUNIKASI PEMBERD. MASY.

3 PESAN KUNCI
REKOM ENDASI
DAN STRATEGI 10
MEDIA
KOMUNIKASI

PETA PESAN 9
KONTEKS PESAN DAN
4
INTERVENSI
PENDEKATAN
KOMUNIKASI
KOM UNIKASI
8
RUANG LINGKUP STRATEGI
5 PERUBAHAN PERILAKU KOMUNIKASI TARGET SASARAN
BERKELANJUTAN 7
6 KAMPANYE
Tingkat penerimaan vaksin COVID-19 per provinsi

Penerimaan masyarakat akan vaksin COVID-19 di P. Jawa Bali : 65 – 69%


• Strategi Komunikasi yang massif, komprhensif dan strategis termasuk isu penolakan karena halal haram vaksin
• Contoh keteladanan, misalnya vaksinasi kepada tokoh masyarakat, pejabat negara, dll
RENCANA TINDAK LANJUT DI JAWA BARAT

1. Membuat timeline penyelesaian vaksinasi SDM Kesehatan pada akhir


Februari 2021
2. Menyiapkan data sasaran vaksinasi tahap 2 (Pelayan Publik). Buat Prioritas
3. Menyiapkan tempat/gudang vaksinasi untuk distribusi tahap 2.
4. Menyiapkan metode pelayanan vaksinasi (Fasyankes, Instansi masing-
masing yang memiliki Fasyankes, Vaksinasi Massal, Mobile Vaksinasi)
5. Pelaksanaan vaksinasi petugas pelayanan publik dilakukan serentak di Jabar
setelah vaksin datang
6. Penggerakan sasaran sesuai IP vaksin (1:9)
7. Pelaksanaan vaksinasi petugas pelayanan publik selesai minggu ke 3 bulan
Maret 2021
PELAKSANAAN VAKSINASI TAHAP 2 :
1. KOTA CIMAHI : 24 FEB 2021 13. KAB CIREBON : 1 MARET 2021
2. KAB CIANJUR : 25 FEB 2021 14. KAB SUKABUMI : 1 MARET 2021
3. KOTA SUKABUMI : 25 FEB 2021 15. KAB CIAMIS : 1 MARET 2021
4. KAB BANDUNG : 25 FEB 2021 16. KOTA BOGOR : 1 MARET 2021
5. KAB BANDUNG BARAT : 25 FEB 2021 17. KAB BOGOR : 1 MARET 2021
6. KAB BEKASI : 25 FEBRUARI 2021 18. KOTA BEKASI : 1 MARET 2021
7. KOTA BANDUNG : 26 FEB 2021 19. KAB KARAWANG : 1 MARET 2021
8. KAB PURWAKARTA : 26 FEB 2021 20. KOTA TASIKMALAYA : 1 MARET 2021
9. KAB KUNINGAN : 1 MARET 2021 21. KAB INDRAMAYU : 1 MARET 2021
10. KOTA DEPOK : 1 MARET 2021 22. KAB GARUT : 1 MARET 2021
11. KAB MAJALENGA : 1 MARET 2021 23. KAB SUBANG : 2 MARET 2021
12. KOTA CIREBON : 1 MARET 2021 24. KAB PANGANDARAN : 2 MARET 2021
25. KAB SUMEDANG : 2 MARET 2021
26. KAB TASIKMALAYA
27. KOTA BANJAR
Kesimpulan
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakan
upaya akselerasi dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi,
dimana keseluruhan tahapan ini akan didukung oleh sistem
informasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
COVID-19
• Tetap melakukan 3M + 2M
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai