Anda di halaman 1dari 18

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MILIK ATAS TANAH PASCA

BENCANA ALAM LIKUIFAKSI DI KELURAHAN BALAROA KOTA PALU


Puteri Mahardhika / D 101 069
Pembimbing : Dr. H. Supriadi, SH., M.Hum.

ABSTRAK
Pada penelitian ini akan berfokus pada bencana alam likuifaksi yang terjadi di
Kelurahan Balaroa Kota Palu. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah
Apakah likuifaksi yang terjadi di Kelurahan Balaroa dapat dikategorikan sebagai
tanah musnah dan bagaimana status hak milik atas tanah di Kelurahan Balaroa
pasca bencana alam likuifaksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
Yuridis Empiris dengan menggunakan metode analisa secara kualitatif kemudian
akan diuraikan secara deskriptif. Berdasarkan permasalahan yang diangkat,
dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Balaroa yang terdampak likuifaksi tidak
dapat dikatakan sebagai tanah musnah karena kondisi tanah setelah likuifaksi di
Kelurahan Balaroa masih ada secara fisik dan juga masih dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan lainnya tetapi bukan untuk dijadikan sebagai permukiman.
Selain itu, sampai saat ini belum ada keputusan yang menyatakan bahwa tanah
yang terdampak likuifaksi di Kelurahan Balaroa dikategorikan sebagai tanah
musnah dan hak atas tanahnya dinyatakan hapus, karena sampai saat ini
Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang terdampak likuifaksi masih dimiliki oleh
masyarakat terdampak dan belum ada penarikan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
oleh Kantor Pertanahan Kota Palu. Dalam hal status hukum hak milik atas tanah
yang terdampak likuifaksi di Kelurahan Balaroa, Pemerintah masih mengakui
bahwa secara hukum masyarakat masih memiliki hak keperdataan terhadap hak
milik atas tanah yang terdampak likuifaksi sepanjang masyarakat masih memiliki
sertifikat hak atas tanah tersebut. Apabila mengacu pada Peraturan Gubernur
Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana, maka tanah yang terdampak likuifaksi di Kelurahan Balaroa yang
telah dikategorikan sebagai zona merah atau zona terlarang nantinya akan
diambil alih oleh pemerintah dengan cara pencabutan hak milik atas tanah untuk
kepentingan umum dengan melalui beberapa prosedur berdasarkan Undang-
Undang dan masyarakat yang terdampak akan memperoleh ganti rugi yang
layak.
Kata Kunci : Hak Milik; Likuifaksi; dan Tanah Musnah.

I. PENDAHULUAN menimbulkan permasalahan dibidang


A. Latar Belakang pertanahan. Bencana alam dalam
Bencana alam merupakan bahasa Inggris disebut dengan
salah satu faktor yang dapat Natural Disaster, adalah suatu

1
musibah yang ditimbulkan oleh gejala Bencana alam yang terjadi di
alam. Bencana alam merupakan salah Kota Palu menjadi momen yang
satu persoalan yang cukup rumit memberikan taruma mendalam
dibidang pertanahan karena bencana kepada masyarakat Kota Palu,
alam dapat menyebabkan kerusakan Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi
yang begitu parah terhadap bentuk dan sekitarnya. Bencana alam
tanah dan hal-hal yang berkaitan tersebut merengut banyak korban
dengan tanah. Seperti halnya bencana jiwa dan juga turut merusak sarana
alam gempa bumi, longsor, abrasi, dan pra-sarana yang ada sehingga
likuifaksi dan bencana alam lainnya. menyebabkan kerugian materil dan
Tepat sehari setelah immateril bagi masyarakat maupun
peringatan Hari Ulang Tahun Kota pemerintah.
Palu yang ke 40 tahun, yaitu pada 28 Pada penelitian ini akan
September 2021, kurang lebih pukul berfokus pada bencana alam
18:02 WITA, Kota Palu dan likuifaksi yang terjadi di Kelurahan
sekitarnya dilanda bencana alam Balaroa Kota Palu. Bencana alam
gempa bumi dengan magnitude 7,4 likuifaksi membuat masyarakat
SR yang berpusatkan pada 26 km kehilangan tempat tinggalnya dan
Utara Donggala, Sulawesi Tengah segala hal miliknya yang berada di
dengan kedalaman 10 km. Gempa atas tanah. Salah satu hal yang dapat
tersebut menyebabkan gocangan yang menjadi permasalahan pasca
sangat kuat dan menghasilkan likuifaksi tersebut adalah rusak atau
tsunami yang melanda pinggiran hilangnya sertifikat hak milik atas
pantai Kota Palu dan Kabupaten tanah disertai dengan hilangnya
Donggala, serta likuifaksi besar- batas-batas tanah akibat likuifaksi,
besaran di 3 (tiga) tempat yaitu yang menimbulkan keresahan oleh
Kelurahan Petobo, Kelurahan Balaroa masyarakat terhadap jaminan
dan Desa Jono Oge.1 kepastian dan perlindungan hukum
terhadap status hak milik atas tanah
1
Lukman S. Thahir, Semua di Luar yang terdampak likuifaksi di
Nalar “7 Kisah Inspiratif Melawan Amarah
Gempa dan Tsunami di Palu”, Pustaka kelurahan Balaroa.
Harakatuna, Jakarta Selatan, 2019, hlm 2.

2
Selain itu, permasalahan baru Hilangnya bukti kepemilikan
juga dapat timbul apabila terdapat hak milik atas tanah dan hancurnya
tanah yang tidak terdaftar secara batas-batas tanah akibat likuifaksi
resmi dan terdampak likuifaksi karena tanah daratan amblas kedalam
karena tidak adanya bukti tertulis tanah yang berubah menjadi lumpur,
yang disertai dengan rusak dan bisa saja pada sewaktu-waktu dapat
hilangnya tanda batas tanah akibat menimbulkan permasalahan
likuifaksi. Permasalahan ini dapat mengenai hak milik atas tanah pasca
diselesaikan dengan jaminan bencana alam di lokasi yang
kepastian dan perlindungan hukum terdampak likuifaksi. Maka terhadap
yang efektif oleh pemerintah dan permasalahan tersebut, masyarakat
lembaga-lembaga terkait, mengenai membutuhkan perlindungan hukum
status hak milik atas tanah yang terhadap hak milik atas tanah yang
terdampak likuifaksi. terdampak likuifaksi.
Keberadaan mengenai tanah Berdasarkan uraian dari latar
dan hak-hak yang melekat di atas belakang yang telah dipaparkan
tanah di Indonesia, diatur dalam diatas, maka peneliti tertarik untuk
Undang-Undang Nomor 5 Tahun melakukan penelitian hukum dengan
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- judul : “Perlindungan Hukum
Pokok Agraria (UUPA). UUPA Terhadap Hak Milik Atas Tanah
mengatur mengenai definisi tanah, Pasca Bencana Alam Likuifaksi di
yang disimpulkan sebagai permukaan Kelurahan Balaroa Kota Palu”.
bumi yang dalam penggunaannya B. Rumusan Masalah
meliputi sebagian tubuh bumi yang Berdasarkan uraian latar
ada di bawahnya dan sebagian ruang belakang yang sudah dijelaskan
yang ada di atasnya dengan sebelumnya, maka permasalahan
pembatasan sekedar diperlukan untuk yang akan dibahas dalam proposal ini
kepentingan yang langsung dapat dirumuskan sebagai berikut:
berhubungan dengan penggunaan 1. Apakah likuifaksi yang terjadi di
tanah yang bersangkutan dalam batas Kelurahan Balaroa dapat
menurut UUPA.

3
dikategorikan sebagai tanah dan Rekonstruksi Pascabencana, pada
musnah? BAB V mengenai Penataan Ruang
2. Bagaimana status hak milik atas Wilayah dan Kawasan Rawan
tanah di Kelurahan Balaroa pasca Bencana yang di dalamnya termuat
bencana alam likuifaksi? Zona Rawan Bencana (ZRB).
II. PEMBAHASAN Zona Rawan Bencana (ZRB)
A. Likuifaksi yang Terjadi di Kota Palu telah termuat dalam Peta
Kelurahan Balaroa Kaitannya ZRB4, yang mana Zona Rawan
dengan Tanah Musnah Bencana di Kota Palu terbagi menjadi
Bencana alam likuifaksi yang 4 wilayah yang disesuaikan dengan
terjadi di Kota Palu merupakan karakteristik potensi resiko bencana
peristiwa yang sudah pernah terjadi pada setiap wilayah. Zona Rawan
beberapa puluh tahun yang lalu. Bencana tersebut adalah sebagai
Masyarakat asli Palu menyebut berikut:3
likuifaksi dengan istilah “Nalodo” 1) ZRB4 – Zona Terlarang
yang berarti amblas dihisap lumpur.2 2) ZRB3 – Zona Tebatas
Namun peristiwa tersebut tidak 3) ZRB2 – Zona Bersyarat
terekam dalam bentuk narasi tertulis 4) ZRB1 – Zona Pengembangan
ditengah-tengah masyarakat. Apabila mengacu pada
Dalam menangani hal ketentuan tersebut, Kelurahan
tersebut, Pemerintah Kota Palu Balaroa tergolong pada ZRB4 yaitu
menetapkan Zona Rawan Bencana Zona Merah atau Zona Terlarang
Kota Palu setelah bencana alam karena Kelurahan Balaroa merupakan
gempa, tsunami dan likuifaksi. salah satu wilayah di Kota Palu yang
Peraturan tersebut termuat dalam terdampak bencana likuifaksi, selain
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun itu Kelurahan Balaroa juga dilintasi
2019 tentang Rencana Rehabilitasi oleh patahan aktif Sesar Palu Koro

2 3
Shinta NM Sinaga, Riwayat Likuifaksi Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah
di Tanah Palu, Liputan6.com, https://m. Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana dan
liputan6.com.news/read/3663718/riwayat- Rekonstruksi Pascabencana, Dokumen
likuefakasi-di-kota-palu, diakses pada 8 Mei Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
2021. Pascabencana, Lampiran, hlm 10.

4
dan merupakan zona rawan gerakan Dalam Pasal 27 Undang-
tanah tinggi pasca gempa bumi. Maka Undang Dasar Pokok-Pokok Agraria
dari itu, setelah penetapan ZRB4 pada hapusnya hak milik dapat terjadi
lokasi yang terdampak likuifaksi di apabila :
Kelurahan Balaroa, pemerintah telah a. Tanahnya jatuh kepada Negara :
memberikan arahan sekaligus 1) Karena pencabutan hak
larangan kepada masyarakat bahwa di berdasarkan Pasal 18;
lokasi terdampak likuifaksi dilarang 2) Karena penyerahan sukarela
untuk melaksanakan pembangunan oleh pemiliknya;
kembali dan pembangunan baru dan 3) Karena diterlantarkan;
pemerintah merekomendasikan agar 4) Karena ketentuan Pasal 21
masyarakat direlokasi. 4 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2).
Selanjutnya, apabila mengacu b. Tanahnya musnah.
pada Undang-Undang Nomor 5 Hapusnya hak milik atas tanah
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar karena tanahnya musnah termuat di
Pokok-Pokok Agraria (UUPA), dalam Pasal 27 huruf b UUPA,
penghapusan hak atas tanah dapat menyebutkan bahwa hak milik hapus
dilakukan apabila tanahnya jatuh apabila tanahnya musnah, mengenai
kepada negara atau tanahnya musnah, tanah musnah tersebut tidak ada
tetapi pengertian mengenai tanah penjelasan lebih lanjut di dalam
musnah tersebut perlu dilakukan UUPA. Apabila mengacu pada
penafsiran lebih dalam lagi sebab pengertian dasar hak atas tanah, maka
lahan likuifaksi secara fisik masih hak milik tersebut bersumber pada
bisa ditemukan melalui rekonstruksi adanya suatu bidang tanah yang utuh.
kembali letak tanah sesuai sertifikat Dengan musnahnya suatu bidang
dan sepanjang titik koordinat masih tanah tersebut, maka tanah tersebut
bisa ditemukan maka tanah tersebut tidak dapat diukur dan dibuktikan
masih sah sebagai milik masyarakat kembali keberadaannya dan demi
yang terdampak likuifaksi. hukum hak atas tanah tersebut
menjadi hapus.

4
Ibid,.

5
Meskipun Kelurahan Balaroa musnah, karena secara fisik tanahnya
yang terdampak likuifaksi masih ada dan secara kasat mata
dikategorikan sebagai Zona Merah tanahnya masih dapat dilihat dan
atau Zona Terlarang, Pemerintah masih bisa dimanfaatkan untuk
tidak mengkategorikan tanah yang kepentingan lainnya, namun tidak
terdampak likuifaksi tersebut sebagai untuk dimanfaatkan sebagai lokasi
tanah musnah karena tanah musnah permukiman masyarakat karena
memiliki kategori-kategori Pemerintah ingin menjaga keamanan
tersendiri.5 Mengenai hal tersebut masyarakat dari bencana yang serupa.
dijelaskan dalam Pasal 1 angka 12 Berbeda halnya dengan wilayah
Peraturan Pemerintah Nomor 18 pinggiran pantai Kota Palu yang
Tahun 2021 tentang Hak terdampak tsunami yang
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan menyebabkan abrasi, maka hal
Rumah Susun, dan Pendaftaran tersebut dapat dikategorikan sebagai
Tanah yang menyatakan bahwa tanah musnah karena tanahnya hilang
“Tanah musnah adalah tanah yang terdampak abrasi. Meskipun wilayah
sudah berubah dari bentuk asalnya pinggiran pantai Kota Palu di
karena peristiwa alam dan tidak dapat kategorikan sebagai tanah musnah,
di identifikasi lagi sehingga tidak Badan Pertanahan Nasional Kota Palu
dapat difungsikan, digunakan, dan masih dapat menunjukkan peta dan
dimanfaatkan sebagaimana mengidentifikasi sampai mana batas-
mestinya”. batas tanah sebelumnya.6
Berdasarkan penjelasan Apabila terdapat tanah yang
tersebut, Badan Pertanahan Nasional terdampak bencana alam yang sudah
Kota Palu tidak mengkategorikan tidak teridentifikasi dan tidak dapat
tanah yang terdampak likuifaksi di difungsikan sebagaimana mestinya,
Kelurahan Balaroa sebagai tanah maka dapat dinyatakan sebagai tanah

5 6
Wawancara dengan Maichal Andersen Wawancara dengan Maichal Andersen
Tampoma selaku Koordinator Substansi Tampoma selaku Koordinator Substansi
Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan
Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni
2021. 2021.

6
musnah dan hak atas tanahnya akan Musnah ataupun melaksanakan
dinyatakan hapus. Mengenai hal tahapan-tahapan penetapan tanah
tersebut termuat dalam Pasal 66 Ayat musnah sebagaimana yang termuat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 dalam Peraturan Menteri ATR/BPN
Tahun 2021 tentang Hak Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan 2021 tentang Tata Cara Penetapan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah Musnah, dan belum ada
Tanah yang menyatakan bahwa : keputusan yang menyatakan bahwa
“Dalam hal terdapat bidang tanah tanah yang terdampak likuifaksi di
yang sudah tidak dapat di identifikasi Kelurahan Balaroa dikategorikan
lagi karena peristiwa alam sehingga sebagai tanah musnah dan hak atas
tidak dapat difungsikan, digunakan, tanahnya dinyatakan hapus, karena
dan dimanfaatkan sebagaimana sampai saat ini sertifikat hak milik
mestinya, dinyatakan sebagai tanah atas tanah yang terdampak likuifaksi
musnah dan hak pengelolaan dan/atau masih dimiliki oleh masyarakat
hak atas tanah dinyatakan hapus”. terdampak dan belum ada penarikan
Berdasarkan penjelasan sertifikat hak milik atas tanah oleh
diatas, apabila dikaitkan dengan Kantor Pertanahan Kota Palu.
keadaan Kelurahan Balaroa setelah Sebagaimana keterangan warga yang
terdampak likuifaksi, tentunya tidak terampak yang menyatakan bahwa
sejalan jika tanah yang terdampak “Tanah bekas likuifaksi di Kelurahan
likuifaksi di Kelurahan Balaroa Balaroa masih milik warga
dikatakan sebagai tanah musnah terdampak, karena sampai saat ini
karena kondisi tanah setelah kami masih memiliki sertifikat hak
likuifaksi di Kelurahan Balaroa masih milik atas tanah yang terdampak
ada secara fisik dan juga masih dapat likuifaksi tersebut”.7
dimanfaatkan untuk kepentingan
lainnya tetapi bukan untuk dijadikan
sebagai permukiman. Selain itu,
sampai saat ini Pemerintah belum 7
Wawancara dengan Galang selaku
Penyintas Likuifaksi Prumnas Balaroa Kota
membentuk Tim Peneliti Tanah
Palu, pada 30 September 2021.

7
B. Status Hukum Hak Milik Atas Nasional tidak aktif dalam mendata
Tanah yang Terdampak hak kepemilikan atas tanah
Likuifaksi di Kelurahan masyarakat, melainkan masyarakat
Balaroa lah yang seharusnya bersifat aktif
Kelurahan Balaroa merupakan dalam mendaftarkan hak kepemilikan
salah satu dari 3 (tiga) lokasi yang atas tanah yang mereka miliki ke
terdampak likuifaksi di Sulawesi Badan Pertanahan Nasional agar
Tengah. Berdasarkan data yang dapat disahkan, diberikan haknya
peroleh oleh peneliti dari Badan secara resmi, dan negara mengakui
Pertanahan Nasional Kota Palu, bahwa tanah tersebut adalah haknya.9
wilayah Kelurahan Balaroa yang Dalam hal status hukum hak
tedampak likuifaksi Seluas 619.854 milik atas tanah yang terdampak
m2 atau setara dengan 61,9854 Ha, likuifaksi di Kelurahan Balaroa,
dengan 833 persil atau bidang tanah Pemerintah masih mengakui bahwa
yang terdampak likuifaksi yang secara hukum masyarakat masih
tervoting oleh Badan Pertanahan memiliki hak keperdataan terhadap
Nasional Kota Palu.8 hak milik atas tanah yang terdampak
Untuk menjaga kemungkinan likuifaksi sepanjang masyarakat
apabila terjadi sesuatu yang berkaitan masih memiliki sertifikat hak atas
dengan status kepemilikan hak atas tanah tersebut. Untuk masyarakat
tanah, pemerintah telah memberikan yang kehilangan sertifikat atas tanah,
perlindungan hukum dalam bentuk dapat mengajukan pendaftaran
pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah kembali ke Badan Pertanahan
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nasional (BPN) dengan melampirkan
Nomor 24 tahun 1997 tentang nama, luas tanah berserta batas-
Pendaftaran Tanah, dalam batasnya dan data lain yang
pelaksanaaan pendaftaran tanah dibutuhkan untuk permohonan
Badan Pertanahan Nasional bersifat
pasif dalam artian Badan Pertanahan 9
Wawancara dengan Maichal Andersen
Tampoma selaku Koordinator Substansi
8
Data Voting Badan Pertanahan Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan
Nasional (BPN) terkait Wilayah Terdampak Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni
Likuifaksi di Kelurahan Balaroa. 2021.

8
sertifikat pengganti karena hilang, penggantian sertifikat
sehingga bisa dibuatkan kembali sebagaimana dimaksud akan
sertifikat pengganti yang isinya dicatat pada buku tanah yang
merujuk pada sertifikat pertama.10 bersangkutan”.
Hal tersebut di atas berkaitan Pada Peraturan Gubernur
dengan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 10 Tahun 2019 tentang
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Rencana Rehabilitasi dan
Tanah, pada BAB VI mengenai Rekonstruksi Pascabencana, yang
Penertiban Sertifikat Pengganti, yang menyebutkan bahwa pada lokasi
termuat dalam Pasal 57 Ayat (1), (2), terdampak likuifaksi dilarang untuk
(3) dan (4) yang mana dapat melakukan pembangunan kembali
disimpulkan bahwa : dan pembangunan baru, unit pada
“Atas permohonan pemegang hak zona terlarang direkomendasikan
diterbitkan sertifikat baru sebagai untuk direlokasi dan akan
pengganti sertifikat yang rusak diprioritaskan pemanfaatan ruangnya
ataupun hilang. Permohonan untuk fungsi kawasan lindung, Ruang
seritifikat pengganti tersebut Terbuka Hijau (RTH), dan monumen.
hanya dapat diajukan oleh pihak Selanjutnya pada bulan Februari
yang namanya tercantum sebagai 2020, telah dikeluarkan Surat
pemegang hak dalam buku tanah Pemberitahuan yang ditandatangani
yang bersangkutan. Apabila oleh Gubernur Sulawesi Tengah yang
pemegang hak atau penerima hak ditujukan kepada Wali Kota Palu,
sudah meninggal dunia, Bupati Donggala, Bupati Sigi dan
permohonan sertifikat pengganti Bupati Parigi Mautong, yang mana
dapat diajukan oleh ahli warisnya dalam surat tersebut menyebutkan
dengan menyerahkan bukti bahwa lokasi terdampak bencana
sebagai ahli waris, dan likuifaksi Petobo dan Balaroa sudah
disepakati akan dibangun situs
10
Wawancara dengan Maichal Andersen peringatan bencana yakni Memorial
Tampoma selaku Koordinator Substansi Park. Dalam Peraturan tersebut hanya
Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan
Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni menyebutkan mengenai peruntukan
2021.

9
tanah yang terdampak likuifaksi baik Masyarakat yang terdampak
di Kelurahan Balaroa maupun di likuifaksi di Kelurahan Balaroa akan
Kelurahan Petobo, namun tidak direlokasi ke Hunian Tetap yang
menyebutkan mengenai status hak lokasinya dianggap oleh pemerintah
milik atas tanah yang terampak memiliki potensi rendah terhadap
likuifaksi yang telah ditetapkan bencana alam. Hunian tetap
sebagai zona merah atau zona (HUNTAP) merupakan tempat
terlarang. tinggal para korban bencana pasca
Apabila mengacu pada tinggal dari hunian sementara.
Peraturan tersebut, maka tanah yang Bangunan hunian tetap berbeda
terdampak likuifaksi di Kelurahan dengan bangunan hunian sementara.
Balaroa yang telah dikategorikan Hunian sementara bangunannya
sebagai zona merah atau zona bersifat non-permanen sedangkan
terlarang nantinya akan diambil alih hunian tetap bangunannya bersifat
oleh pemerintah dengan cara permanen. Hunian tetap
pencabutan hak milik atas tanah diperuntukkan bagi korban bencana
untuk kepentingan umum dengan yang sudah tidak punya tempat
melalui beberapa prosedur tinggal lagi, dan juga diperuntukkan
berdasarkan Undang-Undang dan bagi para korban yang wilayah tempat
masyarakat yang terdampak akan tinggalnya termasuk dalam kategori
memperoleh ganti rugi yang layak. Zona Rawan Bencana yang tidak
Pencabutan hak atas tanah untuk boleh dijadikan sebagai permukiman
kepentingan umum termuat dalam lagi sesuai dengan aturan
Pasal 18 UUPA yang mnyebutkan pemerintah.11
bahwa “Untuk kepentingan umum, Sebagaimana yang dijelaskan
termasuk kepentingan bangsa dan oleh bapak Rahmansyah kepada
Negara serta kepentingan bersama peneliti, bahwa hanya masyarakat
dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat yang terdampak gempa, tsunami,
dicabut, dengan memberi ganti likuifaksi dan masyarakat yang
kerugian yang layak dan menurut cara
11
yang diatur oleh Undang-Undang”. Hunian Tetap, http://bencanapedia.id/
Hunian-tetap,diakses pada 28 Juli 2021.

10
tempat tinggalnya dilalui oleh Apabila suatu saat nanti
patahan sesar besar (sesar palu koro) pemerintah akan menjadikan tanah
serta memiliki bukti hak atas tanah bekas likuifaksi di balaroa sebagai
yang terdampak bencana, maka Ruang Terbuka Hijau (RTH) maka
mereka berhak menerima bantuan nanti akan ada prosedur lagi untuk
berupa hunian tetap. Hunian tetap pencabutan hak milik atas tanah dari
untuk masyarakat penyintas bencana masyarakat kepada pemerintah guna
alam di Kota Palu terletak di 5 (lima) kepentingan umum dan masyarakat
lokasi, yaitu : Tondo I, Tondo II, akan memperoleh ganti rugi yang
Talise, Talise Valangguni, Duyu dan layak atas hal tersebut. Selain itu data
Balaroa.12 kependudukan Masyarakat terdampak
Hunian tetap yang dihuni oleh yang telah direlokasikan ke hunian
masyarakat terdampak saat ini tetap juga masih beralamatkan di
merupakan bentuk bantuan dari Kelurahan balaroa dan belum ada
pemerintah dan bukan sebagai ganti pengalihan data kependudukan.14
rugi atas tanah yang terdampak Penetapan lokasi terdampak
likuifaksi. Mengenai status likuifaksi di Kelurahan Balaroa
kepemilikan Hunian Tetap sebagai zona merah atau zona
(HUNTAP) yang dihuni oleh para terlarang merupakan salah satu upaya
penyintas likuifaksi di Kelurahan pemerintah dalam rangka
Balaroa, sampai saat ini pemerintah memberikan perlindungan hukum
sudah menerbitkan sejumlah 1001 kepada masyarakat yang terdampak
sertifikat hak milik atas nama per likuifaksi, hal tersebut didasari oleh
orang masyarakat yang terdampak Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang
bencana alam di Kota Palu Nomor 24 Tahun 2007 tentang
berdasarkan Surat Keputusan Penanggulangan Bencana, yang
Gubernur.13 menyebutkan bahwa “Dalam

12
Wancara dengan Rahmansyah selaku
Lurah di Kelurahan Balaroa, pada 25 Mei Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni
2021. 2021.
13 14
Wawancara dengan Maichal Andersen Wawancara dengan Galang selaku
Tampoma selaku Koordinator Substansi Penyintas Likuifaksi Prumnas Balaroa Kota
Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan Palu, pada 30 September 2021.

11
penyelenggaraan penanggulangan Terhadap tanah yang
bencana,pemerintah dapat (a) terdampak likuifaksi di Kelurahan
menetapkan daerah rawan bencana Balaroa, Badan Pertanahan Nasional
menjadi daerah terlarang untuk (BPN) Kota Palu merencanakan
permukiman; dan/atau (b) mencabut program konsolidasi tanah guna
dan mengurai sebagian atau seluruh mendata kembali lokasi-lokasi
hak kepemilikan setiap orang atas sertifikat yang terdampak likuifakasi.
suatu benda sesuai dengan peraturan Kemudian dari hasil konsolidasi
perundang-undangan”. tanah tersebut nanti akan bisa
Tanah yang berada dalam ketahuan batas-batas lokasi tanah
zona rawan bencana atau ZRB tidak yang dimiliki oleh masyarakat
dapat diberikan hak milik baru dan sebelum terdampak bencana
tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagai likuifaksi. Dalam pelaksanaan
permukiman, meskipun secara konsolidasi tanah nantinya tidak
administrasi tanah yang terdampak hanya melibatkan Badan Pertanahan
likuifaksi di Kelurahan Balaroa masih Nasional (BPN) namun juga
berstatus milik masyarakat melibatkan beberapa instansi seperti
terdampak. Penentuan pembangunan Badan Penanggulangan Bencana
kawasan lindung, Ruang Terbuka Daerah (BPBD), Dinas Tata Ruang,
Hijau (RTH), dan monumen ataupun dan beberapa instansi terkait lainnya.
memorial park dan pencabutan hak Program konsolidasi tanah tersebut
milik atas tanah pada kawasan direncanakan untuk tahun 2022, hal
terdampak likuifaksi di Kelurahan itu dikarenakan sekarang Badan
Balaroa yang telah dikatergorikan Pertanahan Nasional (BPN) masih
sebagai zona merah atau zona mengurus terkait anggaran untuk
terlarang selanjutnya akan proyek tersebut, selain itu Badan
dilaksanakan berdasarkan peraturan Pertanahan Nasional juga masih
perundang-undangan yang akan mengalami refocusing dana akibat
menghapus kesempatan masyarakat covid-19 dan untuk mengurus
untuk bermukim kembali di lokasi
terdampak likuifaksi tersebut.

12
pekerjaan besar seperti itu juga dikatakan sebagai tanah musnah
membutuhkan anggaran yang besar.15 karena kondisi tanah setelah
Dalam kondisi pasca bencana, likuifaksi di Kelurahan Balaroa
maka negara harus menjamin masih ada secara fisik dan juga
pemulihan kembali terhadap hak-hak masih dapat dimanfaatkan untuk
asasi para korban bencana yang juga kepentingan lainnya tetapi bukan
termasuk salah satunya yaitu untuk dijadikan sebagai
melakukan pengukuran kembali permukiman. Selain itu, sampai
batas-batas tanah yang menjadi tidak saat ini belum ada keputusan yang
jelas akibat gempa dan likuifaksi menyatakan bahwa tanah yang
yang melanda Kelurahan Balaroa, terdampak likuifaksi di Kelurahan
selain itu pemerintah juga harus Balaroa dikategorikan sebagai
memberikan perlindungan hak tanah musnah dan hak atas
terhadap pemegang hak milik atas tanahnya dinyatakan hapus,
suatu bidang tanah dengan karena sampai saat ini Sertifikat
memberikan kesempatan untuk Hak Milik Atas Tanah yang
mengurus kembali dokumen- terdampak likuifaksi masih
dokumen hak milik atas tanah dimiliki oleh masyarakat
masyarakat yang hilang ataupun terdampak dan belum ada
rusak akibat bencana alam karena penarikan Sertifikat Hak Milik
tanah yang terdampak gempa dan Atas Tanah oleh Kantor
likuifaksi tersebut tidak dapat Pertanahan Kota Palu.
dikategorikan sebagai tanah musnah. 2. Dalam hal status hukum hak milik
III. PENUTUP atas tanah yang terdampak
A. Kesimpulan likuifaksi di Kelurahan Balaroa,
1. Kelurahan Balaroa yang Pemerintah masih mengakui
terdampak likuifaksi tidak dapat bahwa secara hukum masyarakat
masih memiliki hak keperdataan
15
Wawancara dengan Maichal Andersen terhadap hak milik atas tanah
Tampoma selaku Koordinator Substansi yang terdampak likuifaksi
Penetapan Hak Tanah dan Ruang, Badan
Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni sepanjang masyarakat masih
2021.

13
memiliki sertifikat hak atas tanah B. Saran
tersebut. Apabila mengacu pada Berdasarkan kesimpulan dari
Peraturan Gubernur Nomor 10 hasil penelitian di atas, adapun saran-
Tahun 2019 tentang Rencana saran dari penulis yang kiranya dapat
Rehabilitasi dan Rekonstruksi bermanfaat bagi para pihak yang
Pascabencana, maka tanah yang bersangkutan, adalah sebagai berikut :
terdampak likuifaksi di Kelurahan Pemerintah kota palu sebaiknya
Balaroa yang telah dikategorikan mempercepat penyusunan dan
sebagai zona merah atau zona penetapan terkait dengan peraturan
terlarang nantinya akan diambil yang mengatur tentang status
alih oleh pemerintah dengan cara kepemilikan atas tanah pasca bencana
pencabutan hak milik atas tanah alam di Kota Palu, agar masyarakat
untuk kepentingan umum dengan segera memperoleh kepastian
melalui beberapa prosedur mengenai status hak milik atas tanah
berdasarkan Undang-Undang dan pada lokasi yang terdampak bencana
masyarakat yang terdampak akan alam khususnya pada lokasi yang
memperoleh ganti rugi yang terdampak likuifaksi di Kelurahan
layak. Balaroa.

14
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku :
Amal, Bakhrul. Pengantar Hukum Tanah Nasional Sejarah, Politik dan
Perkembangannya, Thafa Media, Yogyakarta, 2017.
Ali, Zainudin. Metode Penelitian Hukum, SinarGrafika, Jakarta, 2009.
Fuady, Munir. Konsep Hukum Perdata, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2015.
H.M. Arba, Hukum Agraria Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2019.
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan : Hak-
Hak Atas Tanah, Kencana Prenada Media Group, 2004.
Sri Hajati, dkk. Buku Ajar Politik Hukum Pertanahan, Pusat Penerbitan dan
Percetakan Universitas Airlangga (AUP), Surabaya, 2018.
Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2016.
Thahir, Lukman S. Semua di Luar Nalar “7 Kisah Inspiratif Melawan
Amarah Gempa dan Tsunami di Palu”, Pustaka Harakatuna, Jakarta
Selatan, 2019.
B. Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA).
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-
Badan Hukum yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah.
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana.

15
C. Jurnal Online :
Dwi Susiati, Status Hukum Hak Milik Atas Tanah yang Terkena Abrasi,
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, hlm 6-7,
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mimbarkeadilan/article/down
load/3082/pdf, diakses pada 17 Maret 2021.
Julius Sembiring, Tanah Dalam Perspektif Filsafat Hukum, Mimbar Hukum
23, No. 2 Tahun 2011, hlm 395, https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/articel/
view/161 85/10731, diakses pada 9 Februari 2021.
Mirza Sheila Mamentu, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertifikat
Hak Atas Tanah Berkaitan Dengan Adanya Peristiwa Alam Gempa
Bumi Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 V, hlm 18,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/search/authors/view
?firstName=Mirza&middleName=Mementu&affiliation=&country=
ID, diakses pada 28 Juli 2021.
D. Internet :
Adi Permana, Mengapa Terjadi Likuifaksi di Palu Menurut Ahli Geologi ITB,
https://www.itb.ac.id/berita/detail/56834/mengapa-terjadi-likuifaksi-
di-palu-menurut-ahli-geologi-itb, diakses pada 29 September 2021.
Hunian Tetap, http://bencanapedia.id/Hunian-tetap,diakses pada 28 Juli 2021.
Pencairan Tanah, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencairan_tanah, diakses
pada 4 Mei 2021.
Shinta NM Sinaga, Riwayat Likuifaksi di Tanah Palu, Liputan6.com,
https://m.liputan6.com.news/read/3663718/riwayat-likuefakasi-di-kota
-palu, diakses pada 8 Mei 2021.
E. Narasumber Wawancara :
Dandi selaku Penyintas Likuifaksi Prumnas Balaroa Kota Palu, pada 30
September 2021.
Galang selaku Penyintas Likuifaksi Prumnas Balaroa Kota Palu, pada 30
September 2021.

16
Maichal Andersen Tampoma selaku Koordinator Substansi Penetapan Hak
Tanah dan Ruang, Badan Pertanahan Nasional Kota Palu, pada 14 Juni
2021.
Rahmansyah selaku Lurah di Kelurahan Balaroa, pada 25 Mei 2021.

17
BIODATA

Nama : Puteri Mahardhika


NIM : D10117069
TTL : Talaga, 8 Februari 2000
Alamat : Jl. Dayo Dara, CPI III Blok F Nomor 18,
Palu.
No.Hp : 0813-5671-7339
Email : puteridhika@gmail.com

18

Anda mungkin juga menyukai