Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


Jl. Trans Sulawesi Lingkar Selatan Tutuyan

TELAAHAN STAF

Kepada : Yth. Bapak Bupati Bolaang Mongondow Timur


Dari : Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab.
Bolaang Mongondow Timur
Tanggal : 15 Juli 2023
Nomor : /B.08/BPBD/VII/2023
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Kajian Penetapan Status Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Alam Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Kec. Tutuyan dan
Kec. Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

I. Persoalan : 1. Pada hari Jumat, 14 Juli 2023 telah terjadi bencana alam banjir dan
tanah longsor pada beberapa desa yang ada di Kecamatan Tutuyan
dan Kec. Kotabunan Kab. Bolaang Mongondow Timur, kejadian
bencana tersebut telah menimbulkan gangguan kehidupan dan
penghidupan masyarakat terdampak;
2. Penanganan yang telah dilakukan terbatas pada kegiatan
penanganan kondisi darurat bencana oleh para pihak dari swasta
dan relawan, yang diantaranya : pemberian kebutuhan dasar
seadanya, pembuatan posko darurat dan penyiapan relawan/TRC
untuk penangangan korban bencana/pengungsi.
3. Keadaan ekonomi sebagian besar masyarakat yang kurang mampu
menyulitkan mereka untuk secara mandiri mengatasi akibat
dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam banjir dan tanah
longsor ini;
4. Kerusakan sarana dan prasarana infrastruktur umum menyebabkan
terganggunya kegiatan sosial ekonomi masyarakat, distribusi
barang dan jasa serta membahayakan masyarakat umum
penggunan sarana dan prasarana;
5. Bantuan langsung atas nama Pemerintah Daerah bagi masyarakat
yang terdampak bencana perlu diberikan karena terbatasnya
kemampuan ekonomi masyarakat terdampak bencana dan sebagai
bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam pelaksanaan
penyelenggaran penanggulangan bencana sesuai amanat
konstitusi;
6. Bahwa Bupati Bolaang Mongondow Timur dalam rangka
penanganan bencana yang terjadi di beberapa kecamatan lainnya
di wilayah Kab. Bolaang Mongondow Timur beberapa waktu
sebelumnya juga telah menetapkan Status Tanggap Darurat
Bencana, Perpanjangan Status Tanggap Darurat Bencana dan
Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana ke Pemulihan.
Adapun kejadian bencana banjir dan tanah longsor yang saat ini
terjadi telah berdampak pada kehidupan dan penghidupan
masyarakat khususnya pada beberapa desa di wilayah Kec.
Tutuyan dan Kec. Kotabunan, oleh karenanya perlu
dipertimbangkan untuk penetapan status penyelenggaran bencana
sesuai kondisi di lapangan.

II. Pra anggapan : 1. Bencana alam akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada
beberapa Desa di Kec. Tutuyan dan Kec. Kotabunan diduga
1
diakibatkan oleh terjadinya intensitas curah hujan yang tinggi diluar
batas normal, meluapnya air aliran sungai karena terbatasnya
kapasitas tampung sungai, belum tersedianya atau lengkapnya
bangunan tanggul pengendali banjir, belum dibuatnya tanggul
penahan tanah pencegah longsor dan kerusakan lingkungan;
2. Penanganan bencana yang berulang perlu dilakukan dengan cara
melakukan evaluasi dan kejadian penyebeb bencana dan
mekanisme mitigasi melakukan langkah-langkah penanganan
sesuai kebutuhan sehingga diharapakan dapat menimalisir dampak
kerusakan dan korban akibat bencana;
3. Akibat kejadian bencana yang sering berulang dan skala yang lebih
besar, serta belum adanya penanganan/mitigasi dampak bencana
yang memadai diduga dapat menyebabkan hal-hal berikut :
terganggunya kegiatan ekonomi masyarakat karena kerusakan
sarana prasarana infrastruktur, naiknya angka kemiskinan akibat
rusaknya tempat tinggal dan lahan perkebunan/pertanian, kerugian
materi dan kehilangan harta benda, dan terancamnya keselamatan
jiwa dan kesehatan masyarakat, serta dalam jangka panjang dapat
menimbulkan masalah psikologis, sosial dan kamtibmas lainnya;
4. Tugas dan fungsi pemerintah dan pemerintah daerah sebagai
penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana sesuai amanat Undang-Undang harus dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme dan tata cara yang benar sebagaimana
diatur;
5. Penetapan kembali level status penyelenggaraan penanggulangan
bencana bencana sesuai situasi dan kondisi terkini adalah penting
sebagai dasar payung hukum pengambilan keputusan. Penetapan
status penyelenggaraan penangggulangan bencana yang tepat
akan berpengaruh pada legalitas penggunaan keuangan negara
oleh pemerintah daerah terkait penanganan akibat dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.

III. Fakta-Fakta Yang Mempengaruhi:


a. Berdasarkan hasil kajian situasi di lapangan yang telah menunjukkan
keadaan yang mengancam/mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat pada beberapa Desa di Kec. Tutuyan dan
Kec. Kotabunan;
b. Berdasarkan rekomendasi rapat hasil kaji cepat di lapangan oleh Tim
Reaksi Cepat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang terdiri
atas lintas Satuan Kerja Perangkat Kerja Daerah Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur serta lembaga lain terkait;
c. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana sebagaimana yang diamanatkan oleh undang uandang dan
peraturan sah lainnya terkait penanggulangan bencana;
d. Berdasarkan hasil koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terkait
penanganan bencana dimaksud;
e. Memperhatikan rangkaian peristiwa kejadian bencana alam banjir
dan tanah longsor pada beberapa desa di Kec. Tutuyan dan Kec.
Kotabunan adalah kejadian yang berpotensi terjadi kembali di waktu
yang akan datang, maka penanganannya perlu dilakukan melalui
kajian dan analisis yang komprehensif sehingga penanganan
bencana dapat dilakukan melalui kegiatan mitigasi bencana yang
tepat sesuai kebutuhan baik melalui kegiatan fisik dan non fisik.

2
IV. Analisis : Dasar Hukum:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);

Pasal 5
Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Pasal 8
Tanggung jawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana meliputi:
a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi
yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan
minimum;
b. perlindungan masyarakat dari dampak bencana;
c. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan
risiko bencana dengan program pembangunan; dan
d. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang memadai.

Pasal 33
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga)
tahap meliputi :
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat; dan
c. pascabencana.

Pasal 48
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
dan sumber daya;
b. penentuan status keadaan darurat bencana;
c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
d. pemenuhan kebutuhan dasar;
e. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Pasal 51
(1) Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh
pemerintah sesuai dengan skala bencana.

Pasal 57
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap
pascabencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf c
meliputi:
a. rehabilitasi; dan
b. rekonstruksi.

Pasal 58

(1) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a


dilakukan melalui kegiatan:
a perbaikan lingkungan daerah bencana;
3
b. perbaikan prasarana dan sarana umum;
c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. pemulihan sosial psikologis;
e. pelayanan kesehatan;
f. rekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. pemulihan sosial ekonomi budaya;
i. pemulihan keamanan dan ketertiban;
j. pemulihan fungsi pemerintahan; dan
k pemulihan fungsi pelayanan publik.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);

V. Kesimpulan : Berdasarkan data dan kajian tersebut diatas, dapat disimpulkan


bahwa sehubungan dengan situasi dan kondisi terkini pada
beberapa Desa di Kec. Tutuyan dan Kec. Kotabunan Kab. Bolaang
Mongondow Timur maka penetapan status penyelenggaraan
penanggulangan bencana dapat ditetapkan menjadi Status Tanggap
Darurat Bencana Alam oleh Bupati Bolang Mongondow Timur,
dengan demikian pemerintah daerah serta lembaga lain yang
berkepentingan dapat mengambil keputusan dan melakukan
langkah-langkah penanggulangan bencana sesuai dengan
kewenangan yang diatur dalam peraturan yang mengatur tentang itu.

VI. Saran : Penetapan status penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu


memperhatikan situasi dan kondisi terkini lapangan serta ketentuan
dan pedoman yang mengatur tentang penanggulangan bencana.

Demikian telaahan staf ini kami buat, atas perhatian Bapak disampaikan terima kasih.

Tutuyan, 15 Juli 2023

Kepala Pelaksana BPBD


Kab. Bolaang Mongondow Timur

Drs. ELFIS HORAS SIAGIAN, M.Si


Pembina Tigkat I
NIP. 19640424 199210 1 001

Anda mungkin juga menyukai