Anda di halaman 1dari 123

Penjabaran bab Identifikasi Kekumuhan dari pekerjaan

IDENTIFIKASI DAN REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH PROPINSI SULAWESI SELATAN akan dibagi dalam

beberapa sub bab yang menjelaskan Bagian-bagian dari bab

Identifikasi Kekumuhan yang perlu dijabarkan lebih lanjut

antara lain:

1. Identifikasi Kawasan Kumuh Kabupaten Bulukumba

2. Identifikasi Kawasan Kumuh Kabupaten Kepulauan

Selayar

3. Identifikasi Kawasan Kumuh Kabupaten Bantaeng

4. Identifikasi Kawasan Kumuh Kabupaten Jeneponto

Secara detail pembahasan terhadap aspek-aspek dari sub bab

diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 1
4.1 IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH
KABUPATEN BULUKUMBA
Kawasan permukiman kumuh merupakan masalah yang
dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar, kota sedang
maupun kota kecil di Indonesia bahkan kota-kota besar di
negara berkembang lainnya. Telaah tentang kawasan
permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga
segi, pertama kondisi fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi
budaya komunitas yang bermukim di permukiman tersebut,
dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik
tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang
sangat rapat dengan kualitas konstruksi rendah, jaringan
jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan
drainase tidak berfungsi serta sampah belum dikelola dengan
baik.
Teridentifikasi kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Bulukumba sebanyak 7 lokasi kawasan kumuh dengan luas
kawasan kumuh sekitar 29,66 Ha. Umumnya permukiman
kumuh berada di wilayah perkotaan. Secara jelas,
permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Bulukumba
disajikan sebagai berikut:
4.1.1 Sebaran Lokasi Kumuh
Permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba terdiri
dari 7 lokasi yaitu :
1) Lingkungan Sungai Teko
2) Kawasan Dakka’e
3) Lingkungan Pallatoae Baru
4) Lingkungan Terang-terang

LAPORAN AKHIR IV - 2
5) Lingkungan Pasissirie
6) Kawasan Borong Kalukue
7) Kawasan Ukke’e
Permasalahan kawasan permukiman kumuh yang
terjadi di setiap wilayah perlu segera dilakukan
penanganan sehingga tercapai suatu lingkungan
permukiman yang sehat dan layak huni serta
berkualitas. Pentingnya penanganan permasalahan
permukiman kumuh ini, sejalan dengan apa yang
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2010 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
bahwa penataan perumahan dan permukiman
bertujuan untuk
1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia, dalam rangka
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
manusia;
2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang
layak dalam lingkungan yang sehat, aman serasi
dan teratur
Kawasan permukiman kumuh yang ada di Kabupaten
Bulukumba dengan dasar pertimbangan yang dilihat
pada tipologi kekumuhan yang ada ternyata
kekumuhannya sangat variatif atau beragam.
Artinya bahwa kekumuhan yang beragam tersebut
sebenarnya dilihat pada penggolongan dari kumuh
tersebut. Penggologan kumuh sebenarnya
perengutan kehidupan dari kehidupan masyarakat
sehari serta kehidupan lingkungan permukiman yang
tidak sehat dan tidak layak huni serta tidak
berkualitas.

LAPORAN AKHIR IV - 3
Kabupaten Bulukumba terletak ± 165 km arah
tenggara kota Makassar. Kondisi geografis
Bulukumba memiliki panjang garis pantai kurang
lebih 164 km menjadikan wilayah ini sebagai daerah
maritim.Garis pantai tersebut melingkar mulai dari
perbatasan Kabupaten Bantaeng sampai dengan
perbatasan Kabupaten Sinjai dan Selayar.Posisi
tersebut menjadikan Kabupeten Bulukumba
memiliki keterkaitan perkembangan budaya dengan
keadaan alam sehingga tercipta budaya yang
terintegrasi dengan budaya pesisir yang melekat
erat dikalangan masyarakat Bulukumba.Selain itu,
daerah pesisir yang terletak di ujung selatan
Provinsi Sulawesi Selatan ini dikenal dengan perahu
tradisional phinisi sebagai brand nya sehingga
disebut juga “Butta Panrita Lopi” atau daerah
bermukimnya orang yang ahli dalam membuat
perahu.
Hasil survei, justifikasi dan identifikasi bahwa
kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Bulukumba sebanyak 7 lokasi kawasan kumuh
dengan luas kawasan kumuh sekitar
29,66Ha.Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Bulukumba terdapat beberapa klasifikasi kumuh
diantaranya kumuh berat yang dengan luasannya
19,86 Ha dan kumuh sedang luasannya 9,8 Ha.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut dari kedua klasifikasi kumuh tersebut,
diantaranya sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 4
Tabel 4.1 Tingkat Kekumuhan Berat Kabupaten Bulukumba

Tingkat
Tipologi Status Skala
No Lokasi Kumuh Luas (Ha) Tingkat Kekumuhan Pertimbangan Penanganan
Kumuh Lahan Priritas
Lain
1 Lingk. Sungai Tepi 5,02 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Teko Air/Bantaran Kembali atau
Sungai Peremajaan
2 Kawasan Dataran 5,89 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Dakka’e Rendah Kembali atau
Peremajaan
3 Lingk. Tepi 6,31 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Pallatoae Air/Bantaran Kembali atau
Baru Sungai Legalisasi Lahan
lalu Peremajaan
4 Kawasan Dataran 2,64 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Ukke’e Rendah Kembali atau
Peremajaan
JUMLAH 19,86

LAPORAN AKHIR IV - 5
Tabel 4.2 Tingkat Kekumuhan Sedang Kabupaten Bulukumba

Tingkat
Tingkat Status Skala
No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Luas (Ha) Pertimbangan Penanganan
Kekumuhan Lahan Prioritas
Lain
1 Lingk. Terang- Tepi Air 3,28 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Terang
2 Lingk. Pasissirie Tepi Air 4,77 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
3 Kaw. Borong Dataran Rendah 1,75 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Kalukkue
JUMLAH 9,8

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa klasifikasi kekumuhan yang ada di Kabupaten
Bulukumbaterdapat dua klasifikasi kekumuhan yaitu kumuh berat dan sedang, dari 7 lokasi kumuh di
Kabupaten Bulukumba yang terbagi dari kedua klasifikasi adalah 4 lokasi untuk tingkat kekumuhan
berat dan 3 untuk tingkat kekumuhan sedang dengan tipologi kumuh dari 7 lokasi sangat berbeda
namun dilihat pada tabel tersebut rata-ratanya tipologinya adalah tepi air dan dataran rendah. Dari
dua pembagian klasifikasi tersebut akan di intrepertasikan kedalam bentuk image atau kedalam
bentuk peta, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

LAPORAN AKHIR IV - 6
Gambar 4.1 Peta Klasifikasi Kumuh Kabupaten Bulukumba

LAPORAN AKHIR IV - 7
4.1.2 Permasalahan
 Lingkungan Sungai Teko
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Kawasan Dakka’e
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Lingkungan Pallatoae Baru
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Lingkungan Teran-Terang

LAPORAN AKHIR IV - 8
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Lingkungan Pasissirie
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Kawasan Borong Kalukue
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang semrawut
 Kawasan Ukke’e
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan

LAPORAN AKHIR IV - 9
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, dan
tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
4.1.3 Kondisi Lokasi Kumuh
1) Lingkungan Sungai Teko
Lingkungan Sungai Teko secara administrasi
berada di Kelurahan Tanah Kongkong, Kecamatan
Ujung Bulu dengan titik koordinat 5°33'34.456"LS
- 5°33'44.786"LSdan 120°11'3.461"BT -
120°11'15.058"BT dengan luas lokasi kumuh ±
5,02 Hayang dihuni oleh80KK atau 400 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
2) Kawasan Dakka’e
Kawasan Dakka’e secara administrasi berada di
Kelurahan Kasimpureng, Kecamatan Ujung Bulu
dengan titik koordinat 5°33'38.873"LS -
5°33'48.799"LS dan 120°11'13.996"BT -
120°11'24.01"BT dengan luas lokasi kumuh ± 5,89
Ha yang dihuni oleh 40 KK atau 205 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana

LAPORAN AKHIR IV - 10
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
3) Lingkungan Pallatoae Baru
Lingkungan Pallatoae Baru secara administrasi
berada di Kelurahan Kasimpureng, Kecamatan
Ujung Bulu dengan titik koordinat 5°33'31.476"LS
- 5°33'40.549"LSdan 120°11'16.618"BT -
120°11'31.574"BTdengan luas lokasi kumuh ± 6,31
Ha yang dihuni oleh 250 KK atau 1250 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
4) Lingkungan Terang-Terang
Lingkungan Terang-Terang secara administrasi
berada di Kelurahan Terang-Terang, Kecamatan
Ujung Bulu dengan titik koordinat 5°33'14.349"LS
- 5°33'23.765"LS dan 120°11'54.168"BT -
120°12'3.115"BT dengan luas lokasi kumuh ± 3,28
Ha yang dihuni oleh 73 KK atau 365 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
5) Lingkungan Pasissirie

LAPORAN AKHIR IV - 11
Lingkungan Pasissirie secara administrasi berada
di Kelurahan Terang-Terang, Kecamatan Ujung
Bulu dengan titik koordinat 5°33'11.78"LS -
5°33'20.984"LS dan 120°11'56.538"BT -
120°12'12.731"BT” dengan luas lokasi kumuh ±
4,77 Ha yang dihuni oleh 40 KK atau 264jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
6) Kawasan Borong Kalukue
Kawasan Borong Kalukue secara administrasi
berada di Kelurahan Desa Taccorong, Kecamatan
Gantarang dengan titik koordinat 5°31'36.985"LS -
5°31'43.518"LS dan 120°11'53.3"BT -
120°12'0.616"BT dengan luas lokasi kumuh ± 1,75
Ha yang dihuni oleh 50 KK atau 250 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.
7) Kawasan Ukke’e
Kawasan Ukke’e secara administrasi berada di
Kelurahan Desa Taccorong, Kecamatan Gantarang
dengan titik koordinat 5°31'29.224"LS -
5°31'35.161"LS dan 120°12'10.356"BT -
120°12'18.245"BT dengan luas lokasi kumuh ±

LAPORAN AKHIR IV - 12
2,64 Ha yang dihuni oleh 22 KK atau 110 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang masih
kurang.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
peta verifikasi kumuh Kabupaten Bulukumba
yaitu sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 13
Gambar 4.2 Peta Verifikasi Kumuh Kabupaten Bulukumba

LAPORAN AKHIR IV - 14
4.2 IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara
24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang
letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang
dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan yakni
satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh
wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari
gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah
kepulauan. Gugusan pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar
secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7 diantaranya
kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang. Luas
wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km²
wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan
(87,09%). Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar
berada pada koordinat (letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang
Selatan dan 120°15' - 122°30' bujur timur.
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, pertumbuhan
pembangunan perkotaan di Kabupaten Kepulauan Selayar
melaju dengan pesat. Sebagai dampak ikutan dari laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini, menimbulkan berbagai
permasalahan khas perkotaan yang dipicu oleh migrasi
penduduk yang sangat tinggi, daya dukung lingkungan dan
sarana prasarana (infrastruktur) perkotaan yang makin
terbatas serta makin tingginya tuntutan akan kualitas
pelayananan masyarakat.
Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kepulauan
Selayar terdapat di beberapa kawasan perkotaan, daerah
tepi bantaran sungai/bantaran sungai, dan daerah tepi

LAPORAN AKHIR IV - 15
pantai/pesisir pantai. Hasil survei, justifikasi, identifikasi
dan analisa bahwa kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Kepualuan Selayar sebanyak 13 lokasi kawasan kumuh dengan
luas kawasan kumuh sekitar 24,27Ha. Secara jelas,
permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar
disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.3
Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Di Kabupaten Kepulauan
Selayar
Statu
Tingkat Tingkat
Lokasi Tipologi Luas s Skala
Kekumuh Pertimba Penanganan
Kumuh Kumuh (Ha) Laha Prioritas
an ngan Lain
n
Balang Tepi Air 1,53 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Hibung Kembali atau
Peremajaan
Bua-Bua Tepi Air 2,47 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Tana Doang Tepi Air 1,31 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Lango- Dataran 1,45 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Lango Barat Rendah Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Lango- Dataran 1,84 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Lango Rendah Kembali atau
Peremajaan
Passanggrah Dataran 1,16 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
an Rendah Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Panggilian Dataran 1,62 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Utara Rendah Lahan

LAPORAN AKHIR IV - 16
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Bonto Tepi Air 2,00 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Panappasa Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
Bone Tepi Air 2,23 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Halang Kembali atau
Selatan Peremajaan
Panggilian Dataran 1,43 Sedang Sedang Legal 5 Permukiman
Selatan Rendah Kembali atau
Peremajaan
Bua_Bua Tepi Air 1,44 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Barat Kembali atau
Peremajaan
Bua-Bua Dataran 2,58 Sedang Sedang Legal 5 Permukiman
Timur Rendah Kembali atau
Peremajaan
Bonea Tepi Air 3,22 Berat Sedang Ilegal 4 Legalisasi
Lahan
Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
JUMLAH 24,27

Sumber: SK Bupati dan Profil Kumuh Kabupaten Selayar

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa luasan kumuh di


Kabupaten Kepulauan Selayar dengan katagori lebih luas
adalah kawasan Bonea dengan luasnya 3,22 Ha dengan
klasifikasinya kumuh berat. Hal tersebut dapat dilakukan
pencegahan lebih dini dengan semua pihak terlibat dalam hal
tersebut.Hasil survei, justifikasi dan identifikasi serta
berdasarkan pada buku profil sebanyak 13 lokasi kawasan
kumuh dengan luas kawasan kumuh sekitar 24,27 Ha.
Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kepulauan Selayar
terdapat beberapa klasifikasi kumuh diantaranya kumuh
berat yang dengan luasannya 20,27 Ha dan kumuh sedang

LAPORAN AKHIR IV - 17
luasannya 4,01Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut dari kedua klasifikasi kumuh tersebut,
diantaranya:

LAPORAN AKHIR IV - 18
Tabel 4.4 Tingkat Kekumuhan Berat Kabupaten Kepulauan Selayar

Tingkat
Tingkat Status Skala
No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Luas (Ha) Pertimbangan Penanganna
Kekumuhan Lahan Prioritas
Lain
1 Bau-Bau Barat Tepi Air 1,44 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
2 Bau-Bau Tepi Air 2,47 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan
lalu Peremajaan
3 Tana Doang Tepi Air 1,31 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan
lalu Peremajaan
4 Lango-Lango barat Dataran Rendah 1,45 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan
lalu peremajaan
5 Lango-Lango Dataran Rendah 1,84 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
6 Passanggrahan Dataran Rendah 1,16 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan

LAPORAN AKHIR IV - 19
lalu Peremajaan
7 Bonea Tepi Air 3,22 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi lahan
lalu Peremajaan
8 Panggilian Utara Dataran Rendah 1,62 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan
lalu Peremajaan
9 Balang Hibung Tepi Air 1,53 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Kembali atau
Peremajaan
10 Bonto Panappasa Tepi Air 2,00 Berat Sedang Ilegal 4 Permukiman
Kembali atau
Legalisasi Lahan
lalu Peremajaan
11 Bone Halang Tepi Air 2,23 Berat Sedang Legal 4 Permukiman
Selatan Kembali atau
Peremajaan
JUMLAH 20,27

LAPORAN AKHIR IV - 20
Tabel 4.5 Tingkat Kekumuhan Sedang Kabupaten Kepulauan Selayar

Tingkat
Tingkat Status Skala
No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Luas (Ha) Pertimbangan Penanganan
Kekumuhan Lahan Prioritas
Lain
1 Bua-Bua Timur Dataran Rendah 2,58 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
2 Panggilian Selatan Dataran Rendah 1,43 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
JUMLAH 4,01

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa klasifikasi kekumuhan yang ada di Kabupaten Kepulauan
Selayar hanya pada dua klasifikasi tingkat kekumuhan yaitu kumuh berat dan sedang, dari 13 lokasi
kumuh pada Kabupaten Kepulauan Selayar yang terbagi dari kedua klasifikasi adalah 11 lokasi untuk
tingkat kekumuhan berat dan 2 untuk tingkat kekumuhan sedang dengan tipologi kumuh dari 13
lokasi sangat berbeda namun dilihat pada tabel tersebut rata-ratanya tipologinya adalah tepi air dan
dataran rendah. Dari dua pembagian klasifikasi tersebut akan di intrepertasikan kedalam bentuk
image atau kedalam bentuk peta, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

LAPORAN AKHIR IV - 21
Gambar 4.3 Peta Klasifikasi Kumuh Kabupaten Kep. Selayar

LAPORAN AKHIR IV - 22
4.2.1 Permasalahan
 Balang Hibung
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Bua Bua
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Tanah Doang
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 23
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Lango Lango Barat
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Lango Lango
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Passanggrahan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 24
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Panggilian Utara
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Bonto Panappasa
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Bone Halang Selatan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 25
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Panggilian Selatan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Bua Bua Barat
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Bua Bua Timur
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 26
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Bonea
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
4.2.2 Kondisi Lokasi Kumuh
1) Balang Hibung
Lokasi kumuh Balang Hibung terletak di
Lingkungan Balang Hibung, Kelurahan Bantaeng
Selatan, Kecamatan Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Secara geografis, letaknya
berada di koordinat 6°7'39.94"LS -
6°7'44.313"LS, 120°27'54.332"BT -
120°28'0.957"BT dengan luas kawasan sekitar
1,53 Ha, yang dihuni oleh 150 KKatau 287
jiwapenduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang
tidak memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
2) Bua Bua
Lokasi kumuh Bua-Bua terletak di Lingkungan
Bua-Bua, Kelurahan Benteng, Kecamatan

LAPORAN AKHIR IV - 27
Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara
geografis, letaknya berada di koordinat
6°6'40.313"LS - 6°6'49.82"LS120°27'36.828"BT -
120°27'44.867"BT dengan luas kawasan sekitar
2,47 Ha, yang dihuni oleh 200 KK atau 300 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
3) Tanah Doang
Lokasi kumuh Tana Doang terletak di
Lingkungan Tana Doang, Kelurahan Benteng,
Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat 6°6'48.481"LS -
6°6'54.571"LS120°27'31.217"BT -
120°27'37.414"BT dengan luas kawasan sekitar
1,31 Hayang dihuni oleh 180 KK atau 285 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
4) Lango Lango Barat
Lokasi kumuh Lango-Lango Barat terletak di
Lingkungan Lango-Lango Barat, Kelurahan
Benteng, Kecamatan Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Secara geografis, letaknya

LAPORAN AKHIR IV - 28
berada di koordinat 6°6'45.221"LS -
6°6'50.234"LS120°27'45.889"BT -
120°27'51.851"BT dengan luas kawasan sekitar
1,45 Ha, yang dihuni oleh 40 KK atau 135 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
5) Lango Lango
Lokasi kumuh Lango-Lango terletak di
Lingkungan Lango-Lango, Kelurahan Benteng,
Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat 6°6'46.61"LS -
6°6'53.969"LS120°27'55.687"BT -
120°28'0.786"BT dengan luas kawasan sekitar
1,84 Ha, yang dihuni oleh 50 KK atau 170jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
6) Passanggrahan
Lokasi kumuh Passangrahan terletak di
Lingkungan Passangrahan, Kelurahan Benteng,
Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat 6°6'59.683"LS -

LAPORAN AKHIR IV - 29
6°7'4.996"LS120°27'40.239"BT -
120°27'44.256"BT dengan luas kawasan sekitar
1,16 Ha, yang dihuni oleh 52 KK atau 175 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
7) Panggilian Utara
Lokasi kumuh Panggilian Utara terletak di
Lingkungan Panggilian Utara, Kelurahan Benteng
Selatan, Kecamatan Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Secara geografis, letaknya
berada di koordinat 6°7'8.404"LS -
6°7'14.708"LS120°27'30.322"BT -
120°27'34.571"BT dengan luas kawasan sekitar
1,62 Ha, yang dihuni oleh 14 KK atau 70 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
8) Bonto Panappasa
Lokasi kumuh Bonto Panappasa terletak di
Lingkungan Bonto Panappasa, Kelurahan
Benteng Selatan, Kecamatan Benteng,
Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara geografis,
letaknya berada di koordinat 6°7'39.808"LS -
6°7'46.013"LS120°27'30.583"BT -

LAPORAN AKHIR IV - 30
120°27'35.542"BT dengan luas kawasan sekitar 2
Ha, yang dihuni oleh 16 KK atau 75 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
9) Bone Halang Selatan
Lokasi kumuh Bone Halang Selatan terletak di
Lingkungan Bone Halang, Kelurahan Benteng
Selatan, Kecamatan Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Secara geografis, letaknya
berada di koordinat 6°7'29.891"LS -
6°7'37.872"LS120°27'19.34"BT -
120°27'24.876"BT dengan luas kawasan sekitar
2,23 Ha, yang dihuni oleh 40 KK atau 257 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
10) Panggilian Selatan
Lokasi kumuh Panggilian Selatan terletak di
Lingkungan Panggilian, Kelurahan Benteng
Selatan, Kecamatan Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Secara geografis, letaknya
berada di koordinat 6°7'15.095"LS -
6°7'20.023"LS120°27'27.83"BT -
120°27'32.387"BT dengan luas kawasan sekitar

LAPORAN AKHIR IV - 31
1,43 Ha, yang dihuni oleh 30 KK atau 100 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
11) Bua Bua Barat
Lokasi kumuh Bua-Bua Barat terletak di
Lingkungan Bua-Bua, Kelurahan Benteng Utara,
Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat 6°6'31.592"LS -
6°6'36.293"LS120°27'52.068"BT -
120°27'57.748"BT dengan luas kawasan sekitar
1,44 Ha, yang dihuni oleh 40 KK atau 280 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
12) Bua Bua Timur
Lokasi kumuh Bua-Bua Timur terletak di
Lingkungan Bua-Bua, Kelurahan Benteng Utara,
Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat 6°6'34.398"LS -
6°6'39.68"LS120°27'55.667"BT - 120°28'4.028"BT
dengan luas kawasan sekitar 2,58 Ha, yang
dihuni oleh 120 KK atau 630 jiwa penduduk.

LAPORAN AKHIR IV - 32
Kondisi infrastruktur jalan yang tidak memadai
serta kualitas jalan yang buruk, sebagian
kawasan memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang minim, seperti air bersih,
sanitasi, dan pelayanan persampahan yang
masih kurang.
13) Bonea
Lokasi kumuh Bonea terletak di Lingkungan
Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan
Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara
geografis, letaknya berada di koordinat
6°6'7.918"LS - 6°6'19.252"LS120°27'51.605"BT -
120°27'55.267"BT dengan luas kawasan sekitar
3,22 Ha, yang dihuni oleh 70 KK atau 370 jiwa
penduduk. Kondisi infrastruktur jalan yang tidak
memadai serta kualitas jalan yang buruk,
sebagian kawasan memiliki sarana dan
prasarana permukiman yang minim, seperti air
bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada peta verifikasi kumuh Kabupaten
Kepulauan Selayar yaitu sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 33
Gambar 4.4 Peta verifikasi Kumuh Kabupaten Selayar

LAPORAN AKHIR IV - 34
4.3 IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH
KABUPATEN BANTAENG
Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia, yangterletakdibagian selatan
provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 395,83 km² atau39.583. Secara administrasi
Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi
atas 21kelurahan dan 46 desa. Jumlah penduduk mencapai
170.057 jiwa.Kabupaten Bantaengterletakdi daerah pantai
yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang
21,5 kilometer yang cukuppotensial untuk perkembangan
perikanan dan rumput laut.Secara geografis Kabupaten
Bantaeng terletak pada titik 5°21'23"-5°35'26" lintang selatan
dan 119°51'42"-120°5'26" bujur timur.Dalam UU No. 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
disebutkan bahwaPermukiman Kumuh adalah :
“permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan,tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang
tidakmemenuhi syarat”.
Penanganan permukiman kumuh di perkotaan merupakan
salah-satu agenda yang terdapat dalam RenstraKementerian
PU, Ditjen Cipta Karya Tahun 2010-2014. Upaya penanganan
tersebut akurasi data danrelevansi yang sesuai dengan
tupoksi, serta framing lokasi dalam konteks keterpaduan
penanganankawasan menjadi sangat penting untuk menjadi
dasar (readiness criteria) pembangunan. Dalampelaksanaan
kegiatan bantuan teknis pemutakhiran data kawasan kumuh
oleh Kementerian PU didasarioleh Undang-Undang No. 1

LAPORAN AKHIR IV - 35
Tahun 2011 pasal 16 yang berbunyi pemerintah dalam
melaksanakanpembinaan mempunyai wewenang : huruf (b)
menyusun dan menyediakan basis data perumahan
dankawasan permukiman, dan huruf (j) menfasilitasi
peningkatan terhadap perumahan kumuh danpermukiman
kumuh.Dari hasil konsultasi dengan Dinas PU dan Bappeda
Kabupaten Bantaeng, teridentifikasi kawasanpermukiman
kumuh di Kabupaten Bantaeng sebanyak 10 lokasi kawasan
kumuh dengan luas kawasankumuh sekitar 39,36 Ha.
Umumnya permukiman kumuh berada di wilayah perkotaan.
Secara jelas,permukiman kumuh di wilayah Kabupaten
Bantaeng disajikan sebagaiberikut.

LAPORAN AKHIR IV - 36
Tabel 4.6Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Bantaeng
Luas Tingkat Tingkat Status Skala
No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Penanganan
(Ha) Kekumuhan Pertimbangan Lain Lahan Prioritas
1 Kaw. Borkal Tepi Air/ 2,16 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Pesisir Pantai
2 Kaw. Kampung Toa Tepi Air 2,21 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
dan Pusat Kota
3 Kaw. Lantebung Pusat Kota 1,52 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
4 Kaw. Lembang-Lembang Tepi Air 2,19 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
5 Kaw. Jambua Tepi Air 21,11 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
6 Kaw. Rappoa Dataran Rendah 2,7 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
7 Kaw. Mattoanging 01 Dataran Rendah 0,91 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
8 Kaw. Mattoanging 02 Tepi Air 0,7 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
9 Kaw. Tangnga-Tangnga Tepi Air 2,39 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
10 Kaw. Kayangan Tepi Air/ 2,23 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Bantaran Sungai
Jumlah 39,36
Sumber: SK Bupati dan Profil Kabupaten Bantaeng

LAPORAN AKHIR IV - 37
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa luasan kumuh di
Kabupaten Bantaeng dengan katagori lebih luas adalah
kawasan Jambua dengan luasnya 21,11 Ha namun
klasifikasinya masuk pada kekumuhan ringan. Hal tersebut
dapat dilakukan pencegahan lebih dini dengan semua pihak
terlibat dalam hal tersebut.
Pembangunan perumahan dan permukiman jika dilakukan
dengan benar akan memberikan kontribusi langsung terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan
kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pembangunan
perumahan dapat mendorong pertumbuhan wilayah dan
ekonomi daerah, mendukung pembangunan sosial budaya dan
memberikan efek multiplierterhadap sektor lainnya seperti
penciptaan lapangan kerja, baik yang langsung maupun yang
tidak langsung. Oleh karena itu, pembangunan perumahan
dan permukiman harus didukung oleh suatu kebijakan,
strategi dan program yang komprehenshif dan terpadu.
Kekumuhan lingkungan permukiman cenderung bersifat
paradoks, bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan
tersebut, kekumuhan adalah kenyataan sehari-hari yang
tidak mereka masalahkan.
Hasil survei, justifikasi dan identifikasi serta berdasarkan
pada buku profil Kabupaten Bantaeng bahwa kawasan
permukiman kumuh di Kabupaten Bantaeng sebanyak 10
lokasi kawasan kumuh dengan luas kawasan kumuh sekitar
39,36Ha.Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bantaeng
terdapat beberapa klasifikasi kumuh diantaranya kumuh
sedang yang dengan luasannya 10,6 Ha dan kumuh ringan
luasannya 27,52 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut dari kedua klasifikasi kumuh tersebut,
diantaranya:

LAPORAN AKHIR IV - 38
Tabel 4.7 Tingkat Kekumuhan Sedang Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Bantaeng

Tingkat
Tingkat Status Skala
No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Luas (Ha) Pertimbangan Penanganan
Kekumuhan Lahan Prioritas
Lain
1 Kaw. Borkal Tepi Air/Pesisir 2,16 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Pantai
2 Kaw. Kampung Tepi Air & Pusat 2,21 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Toa Kota
3 Kaw. Mattoanging Dataran Rendah 0,91 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
01
4 Kaw. Mattoanging Tepi Air 0,7 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
02
5 Kaw. Tangnga- Tepi Air 2,39 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Tangnga
6 Kaw. Kayangan Tepi 2,23 Sedang Sedang Legal 5 Peremajaan
Air/Bantaran
Sungai
JUMLAH 10,6

LAPORAN AKHIR IV - 39
Tabel 4.8 Tingkat Kekumuhan Ringan Kawasan Permukiman Kumuh Kabuaten Bantaeng

Tingkat Tingkat Status Skala


No Lokasi Kumuh Tipologi Kumuh Luas (Ha) Penanganan
Kekumuhan Pertimbangan Lahan Prioritas
1 Kaw. Lantebung Pusat Kota 1,52 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
2 Kaw. Lembang- Tepi Air 2,19 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
Lembang
3 Kaw. Jambua Tepi Air 21,11 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
4 Kaw. Rappoa Dataran Rendah 2,7 Ringan Sedang Legal 6 Pemugaran
JUMLAH 27,52

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa klasifikasi kekumuhan yang ada di Kabupaten Bantaeng
hanya pada dua klasifikasi tingkat kekumuhan yaitu kumuh sedang dan ringan, dari 10 lokasi kumuh
pada Kabupaten Bantaeng yang terbagi dari kedua klasifikasi adalah 6 lokasi untuk tingkat
kekumuhan sedang dan 4 untuk tingkat kekumuhan ringan dengan tipologi kumuh dari 10 lokasi
sangat berbeda namun dilihat pada tabel tersebut rata-ratanya tipologinya adalah tepi air. Dari dua
pembagian klasifikasi tersebut akan di intrepertasikan kedalam bentuk image atau kedalam bentuk
peta, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

LAPORAN AKHIR IV - 40
Gambar 4.5 Peta Klasifikasi Kumuh Kabupaten Bantaeng

LAPORAN AKHIR IV - 41
4.3.1 Permasalahan
 Kawasan Borkal
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Kampung Toa
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Lantebung
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 42
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Lembang Lembang
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Jambua
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Rappoa
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 43
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Mattoanging 01
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Kawasan Mattoanging 02
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Kawasan Tangnga-Tangnga
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 44
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Kawasan Kayangan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
4.3.2 Kondisi Lokasi Kumuh
1) Kawasan Borkal
Lokasi kumuh Kawasan Borkal terletak di
Lingkungan Borkal, Kelurahan Pallantikang,
Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.
Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'57.832"LS-5°33'6.338"LS,
119°56'51.701"BT - 119°56'59.499"BT dengan
luas kawasan sekitar 2,16 Ha, yang dihuni oleh
126 KK atau 630 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.
2) Kawasan Kampung Toa
Lokasi kumuh Kampung Toa terletak di
Lingkungan Mangga, Kelurahan Tappanjeng,
Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.

LAPORAN AKHIR IV - 45
Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'31.317"LS-5°32'40.372"LS,
119°56'31.02"BT - 119°56'35.918"BT dengan luas
kawasan sekitar 2,21 Ha, yang dihuni oleh 182
KK atau 760 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.
3) Kawasan Lantebung
Lokasi kumuh lantebung terletak di Lingkungan
lantebung, Kelurahan Letta, Kecamatan
Bantaneg, Kabupaten Bantaeng. Secara
geografis, letaknya berada di
koordinat5°33'5.729"LS - 5°33'11.135"LS
119°57'11.932"BT - 119°57'18.555"BTdengan luas
kawasan sekitar 1,52 Ha yang dihuni oleh 66 KK
atau 330 jiwa penduduk. Kondisi infrastruktur
jalan yang tidak memadai serta kualitas jalan
yang buruk, sebagian kawasan memiliki sarana
dan prasarana permukiman yang minim, seperti
air bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
4) Kawasan Lembang Lembang
Lokasi kumuh lembang lembang terletak di
Lingkungan Lembang Cina, Kelurahan
Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten
Bantaeng. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'32.559"LS - 5°32'40.773"LS
119°57'23.155"BT - 119°57'32.643"BT dengan

LAPORAN AKHIR IV - 46
luas kawasan sekitar 2,19 Ha, yang dihuni oleh
100 KK atau 448 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.
5) Kawasan Jambua
Lokasi kumuh Jambua terletak di Lingkungan
Jambua, Kelurahan Lamalaka, Kecamatan
Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Secara
geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'10.354"LS - 5°32'42.789"LS
119°57'26.723"BT - 119°57'58.34"BTdengan luas
kawasan sekitar 21,11 Ha, yang dihuni oleh 73
KK atau 302jiwa penduduk. Kondisi infrastruktur
jalan yang tidak memadai serta kualitas jalan
yang buruk, sebagian kawasan memiliki sarana
dan prasarana permukiman yang minim, seperti
air bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
6) Kawasan Rappoa
Lokasi kumuh Rappoa terletak di Lingkungan
Rappoa, Kelurahan Rappoa, Kecamatan
Beantaeng, Kabupaten Bantaeng. Secara
geografis, letaknya berada di
koordinat5°33'9.465"LS - 5°33'20.937"LS
119°59'22.896"BT - 119°59'27.901"BT dengan
luas kawasan sekitar 2,7 Ha, yang dihuni oleh 59
KK atau 295 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta

LAPORAN AKHIR IV - 47
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.
7) Kawasan Mattoanging 01
Lokasi kumuh Mattoanging 01 terletak di
Lingkungan Mattoanging, Kelurahan Lamalaka,
Kecamatan Bantaeng, Kabupaten bantaeng.
Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°33'32.775"LS - 5°33'38.079"LS
119°58'54.297"BT - 119°59'0.473"BTdengan luas
kawasan sekitar 2,15 Ha, yang dihuni oleh 76 KK
atau 380 jiwa penduduk. Kondisi infrastruktur
jalan yang tidak memadai serta kualitas jalan
yang buruk, sebagian kawasan memiliki sarana
dan prasarana permukiman yang minim, seperti
air bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
8) Kawasan Mattoanging 02
Lokasi kumuh Mattoanging 02 terletak di
Lingkungan Mattoanging, Kelurahan Lamalaka,
Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.
Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°33'33.413"LS - 5°33'37.145"LS
119°58'50.796"BT - 119°58'54.662"BTdengan luas
kawasan sekitar 0,7 Ha, yang dihuni oleh 76 KK
atau 380 jiwa penduduk. Kondisi infrastruktur
jalan yang tidak memadai serta kualitas jalan
yang buruk, sebagian kawasan memiliki sarana
dan prasarana permukiman yang minim, seperti

LAPORAN AKHIR IV - 48
air bersih, sanitasi, dan pelayanan persampahan
yang masih kurang.
9) Kawasan Tangnga Tangnga
Lokasi kumuh Tangnga tangnga terletak di
Lingkungan tangnga tangnga, Kelurahan
Bontosunggu, Kecamatan Bisappu, Kabupaten
bantaeng. Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'37.595"LS - 5°32'43.459"LS
119°56'19.496"BT - 119°56'31.068"BTdengan luas
kawasan sekitar 2,39 Ha, yang dihuni oleh 143
KK atau 472 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.
10) Kawasan Kayangan
Lokasi kumuh Kawasan Kayangan terletak di
Lingkungan kanyangan, Kelurahan Bontorita,
Kecamatan Bisappu, Kabupaten Bantaeng.
Secara geografis, letaknya berada di
koordinat5°32'29.05"LS - 5°32'33.56"LS
119°56'40.247"BT - 119°56'50.575"BT dengan
luas kawasan sekitar 2,23 Ha, yang dihuni oleh
93 KK atau 372 jiwa penduduk. Kondisi
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
kualitas jalan yang buruk, sebagian kawasan
memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim, seperti air bersih, sanitasi, dan
pelayanan persampahan yang masih kurang.

LAPORAN AKHIR IV - 49
Untuk lebih jelasnya dapat lihat peta verifikasi
berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 50
Gambar 4.6Peta verifikasi Kumuh Kabupaten Bantaeng

LAPORAN AKHIR IV - 51
4.4 IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH
KABUPATEN JENEPONTO
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu di antara 24
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten
Jeneponto terletak pada 5° 23’12” - 5° 42’1,2” Lintang
Selatan (LS) dan 119° 29’ 12” - 119° 56’ 44,9” Bujur Timur
(BT). Dengan posisi geografis seperti itu maka letak
kabupaten yang pusat pemerintahannya (Kota Bontosunggu)
berjarak sekitar 91 km dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan) tersebut, tepat berada di Selatan jazirah
Pulau Sulawesi.Luas wilayah Kabupaten Jeneponto adalah
749,79 km2 atau 1,20% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi
Selatan. Secara administratif Kabupaten Jeneponto terbagi
atas 11 Kecamatan yang terdiri dari 31 kelurahan dan 82
desa.
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang masih relatif rendah sehingga
mengakibatkan tumbuhnya lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh. Kabupaten Jeneponto masih terdapat
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh yang
kualitasnya semakin menurun dan perlu segara ditangani
untuk peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat, pemerintah dapat memberikan bimbingan
bantuan dan kemudahan kepada masyarakat baik dalam
tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan serta
melakukan pengawasan dan pengendaliaan untuk
meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman.
Sebagai dampak ikutan dari laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi ini, menimbulkan berbagai permasalahan khas

LAPORAN AKHIR IV - 52
perkotaan yang dipicu oleh migrasi penduduk yang sangat
tinggi, daya dukung lingkungan dan sarana prasarana
(infrastruktur) perkotaan yang makin terbatas serta makin
tingginya tuntutan akan kualitas pelayananan masyarakat.
Hasil survei, justifikasi dan identifikasi serta berdasarkan
pada Keputusan Bupati Jeneponto Nomor 299 Tahun 2016
tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh di Kabupaten Jeneponto bahwa kawasan
permukiman kumuh di Kabupaten Jeneponto sebanyak 59
lokasi kawasan kumuh dengan luas kawasan kumuh sekitar
193,65Ha.Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Jeneponto terdapat beberapa klasifikasi kumuh diantaranya
kumuh berat yang dengan luasannya 16,4 Ha, kumuh sedang
dengan luasannya 116,7 Ha serta kumuh ringan luasannya
60,55 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut dari ketiga klasifikasi kumuh tersebut, diantaranya:

LAPORAN AKHIR IV - 53
Tabel 4.9 Tingkat Kekumuhan Berat Kawasan Permukiman
Kumuh Kabupaten Jeneponto

Kecamata Luas Tingkat


No Dusun/Lingkungan Desa/Kelurahan
n (Ha) Kekumuhan
1 Lumbu Peo Pantai Bahari Bangkala 16,4 Berat
JUMLAH 16,4

Tabel 4.10 Tingkat Kekumuhan Sedangt Kawasan Permukiman


Kumuh Kabupaten Jeneponto

Luas Tingkat
No Dusun/Lingkungan Desa/Kelurahan Kecamatan
(Ha) Kekumuhan
1 Biringjene Pabiringa Binamu 3,68 Sedang
2 Lorong Macan Empoang Binamu 2,44 Sedang
3 Sidenre Sidenre Binamu 12,9 Sedang
4 Sapiri Sapanang Binamu 6,00 Sedang
5 Ka’nea Sapanang Binamu 8,63 Sedang

6 Pasar Tamanroya Tamanroya Tamalatea 4,65 Sedang


7 Kassi Tonrokassi Tamalatea 3,49 Sedang
Barat
8 Kalumpang Bontosunggu Tamalatea 8,38 Sedang
9 Bontojai Bontojai Tamalatea 16,3 Sedang

10 Butta Le,leng Datara Bontoramba 1,76 Sedang


11 Batu-Batua Datara Bontoramba 2,23 Sedang
12 Camba-Camba Datara Bontoramba 1,76 Sedang
13 Linrung Loe Bangkalaloe Bontoramba 6,47 Sedang
14 Salamatara Kareloe Bontoramba 3,83 Sedang

15 Allu Benteng Bangkala 13,7 Sedang


16 Kalimporo Kalimporo Bangkala 4,1 Sedang
17 Bontorannu Bontorannu Bangkala 1,76 Sedang
18 Mallasoro Mallasoro Bangkala 3,87 Sedang
19 Kalenrungan Pantai Bahari Bangkala 3,92 Sedang

20 Garassikang Garassikang Bangkala 6,83 Sedang


Barat

21 Kunjungmarige Parasangen Turatea 5,49 Sedang


Beru
22 Jombe Jombe Turatea 7,55 Sedang
23 Kayu Kebo Tanjonga Turatea 5,28 Sedang

LAPORAN AKHIR IV - 54
24 Kampung Bero Bululoe Turatea 5.64 Sedang
25 Palambuta Bululoe Turatea 6,1 Sedang
26 Aung Mangepong Turatea 1 Sedang
27 Pammanjengang Mangepong Turatea 1,83 Sedang

28 Tolo 1 Tolo Kelara 5,67 Sedang


29 Tolo 2 Tolo Kelara 6,71 Sedang
30 Ramba Tolo Kelara 4,39 Sedang
31 Gantarang Gantarang Kelara 5,37 Sedang
32 Rannaya Tolo Barat Kelara 8,68 Sedang
33 Samataring Samataring Kelara 4 Sedang

34 Kaluku Kaluku Batang 4,98 Sedang


35 Bonto Jannang Kaluku Batang 3,62 Sedang
36 Sarroanging Togo-Togo Batang 4 Sedang
37 Ulugalung Togo-Togo Batang 10,5 Sedang
38 Kalongko Bontoraya Batang 5,64 Sedang
39 Pajalayya Bungeng Batang 6,26 Sedang
40 Paranga Bungeng Batang 11,7 Sedang
41 Ulugalung Maccini Baji Batang 9,77 Sedang
42 Bontolaya Camba-Camba Batang 5,60 Sedang

43 Parambu Arungkeke Arungkeke 1,70 Sedang


Palantikang
44 Arungkeke Arungkeke Arungkeke 4,84 Sedang
Palantikang

45 Borongloe Bontorappo Tarowang 8,85 Sedang


46 Ujung Barat Bonto Ujung Tarowang 9,83 Sedang
47 Ujung Timur Bonto Ujung Tarowang 10,6 Sedang
48 Ga’Dea Tarowang Tarowang 2,78 Sedang
49 Pao Pao Tarowang 3,89 Sedang
JUMLAH 116,7

Tabel 4.11 Tingkat Kekumuhan Ringan Kawasan Permukiman


Kumuh Kabupaten Jeneponto

No Dusun/Lingkungan Desa/Kelurahan Kecamatan Luas Tingkat


(Ha) Kekumuhan
1 Lumu-Lumu Sidenre Sidenre Binamu 2,44 Ringan
2 Bungun Baddo Panaikang Binamu 6,54 Ringan

3 Tamanroya Tamanroya Tamalatea 3,19 Ringan

LAPORAN AKHIR IV - 55
4 Jenetallasa Jenetallasa Bangkala 14,2 Ringan

5 Bontomanai Parasangen Turatea 3,94 Ringan


Beru

6 Bumbungloe Bontolebang Kelara 8,49 Ringan

7 Bontomanai Bontomanai Rumbia 12,6 Ringan


8 Palloli Bontocini Rumbia 6 Ringan

9 Bontoreya Bontoraya Batang 3,15 Ringan


JUMLAH 60,55

LAPORAN AKHIR IV - 56
Gambar 4.7 Peta Klasifiaksi Kumuh Kabupaten Jeneponto

LAPORAN AKHIR IV - 57
4.4.1 Permasalahan
 Lorong Macan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Sidenre
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut
 Allu
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 58
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Lumbu Peo
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Kalenrungan
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Tolo 1
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 59
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Tolo 2
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Ramba
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Ulugalung
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 60
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Pajalayya
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Paranga
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Bontolaya
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,

LAPORAN AKHIR IV - 61
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Parambu
 Masih minimnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan
 Pembuangan limbah domestik terutana
limbah rumah tangga pada saluran/drainase
 Prasarana dan sarana dasar kawasan
permukiman masih sangat minim, seperti air
bersih, sanitasi, drainase, persampahan,
dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut.
 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta
verifikasi kumuh Kabupaten Jeneponto
berikut:

LAPORAN AKHIR IV - 62
Gambar 4.8 peta verifikasi kumuh Kabupaten Jeneponto

LAPORAN AKHIR IV - 63
a) Profil Kumuh 13 Lokasi Kabupaten Jeneponto
1. Parambu

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Parambu


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepian Air (Pesisir Pantai)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 1,70 Ha
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 120 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 22 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Parambu
g Kelurahan/Desa Arungkeke Palantikang
h Kecamatan/Distrik Arungkeke
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 64
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 65
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 66
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 4
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 67
Gambar 4.24 Peta Profil Kumuh Lingkungan Parambu

LAPORAN AKHIR IV - 68
2. Lorong Macan

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Lorong Macan


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 2,44 Ha
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 165 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 31 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lorong Macan
g Kelurahan/Desa Empoang
h Kecamatan/Distrik Binamu
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 69
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% - 50%
Lingkungan luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi Penyediaan a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Air Minum b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75% luas
Pengelolaan Air area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75% populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% - 100%
Pengelolaan luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%

LAPORAN AKHIR IV - 70
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah (status tanah
legal)

LAPORAN AKHIR IV - 71
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN DRAINASE
DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 72
Gambar 4.25 Peta Profil Kumuh Lingkungan Lorong Macan

LAPORAN AKHIR IV - 73
3. Ulungalung

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Ulungalung


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Sungai)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 9,77
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 605 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 149 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Ulungalung
g Kelurahan/Desa Maccini Baji
h Kecamatan/Distrik Batang
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 74
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainasea. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 75
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH BERAT
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 76
PERTIMBANGAN LAIN TINGGI
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 1
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 77
Gambar 4.26 Peta Profil Kumuh Lingkungan Ulungalung

LAPORAN AKHIR IV - 78
4. Bontolayya

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Bontolayya


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran dan Tepi Air (Sungai)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 5,60
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 285 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 56 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Bontolayya
g Kelurahan/Desa Camba-Camba
h Kecamatan/Distrik Bontoramba
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 79
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 80
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 81
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 82
Gambar 4.27 Peta Profil Kumuh Lingkungan Bontolayya

LAPORAN AKHIR IV - 83
5. Palajayya

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Palajayya


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 6,26
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 347 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 69 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Palajayya
g Kelurahan/Desa Bungang
h Kecamatan/Distrik Batang
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 84
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
c. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan d. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan c. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan d. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase c. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
d. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi c. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air d. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi c. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah d. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%

LAPORAN AKHIR IV - 85
populasi
Kondisi c. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan d. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman c. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran d. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 86
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 87
Gambar 4.28 Peta Profil Kumuh Lingkungan Pajalayya

LAPORAN AKHIR IV - 88
6. Paranga

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Paranga


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 11,9
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 115 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 20 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Paranga
g Kelurahan/Desa Bungang
h Kecamatan/Distrik Batang
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 89
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%

LAPORAN AKHIR IV - 90
populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 91
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 4
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 92
Gambar 4.29 Peta Profil Kumuh Lingkungan Paranga

LAPORAN AKHIR IV - 93
7. Tolo 2

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Tolo 2


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 6,71
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 182Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 36 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Tolo 2
g Kelurahan/Desa Tolo
h Kecamatan/Distrik Kelara
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 94
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 95
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 96
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 97
Gambar 4.30 Peta Profil Kumuh Lingkungan Tolo 2

LAPORAN AKHIR IV - 98
8. Allu

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Allu


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 13,7
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 174 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 34 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Allu
g Kelurahan/Desa Benteng
h Kecamatan/Distrik Bangkala
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 99
Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Bangunan
Kondisi Bangunan
b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%

LAPORAN AKHIR IV - 100


populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 101


Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 102


Gambar 4.31 Peta Profil Kumuh Lingkungan Allu

LAPORAN AKHIR IV - 103


9. Ramba

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Ramba


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran dan Tepi Air (sungai)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 4,39
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 205Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 41 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Ramba
g Kelurahan/Desa Tolo
h Kecamatan/Distrik Kelara
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 104


Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Bangunan
Kondisi Bangunan
b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%

LAPORAN AKHIR IV - 105


populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH SEDANG
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 106


Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 5
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 107


Gambar 4.32 Peta Profil Kumuh Lingkungan Ramba

LAPORAN AKHIR IV - 108


10. Lumbu Poe

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Lumbu Poe


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 16,4
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 1.640 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 312 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Lumbu Poe
g Kelurahan/Desa Pantai Bahari
h Kecamatan/Distrik Bangkala
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 109


Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 110


Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH BERAT
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 111


PERTIMBANGAN LAIN TINGGI
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 1
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 112


Gambar 4.33 Peta Profil Kumuh Lingkungan Lumbu Peo

LAPORAN AKHIR IV - 113


11. Kalengrungan

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Kalengurangan


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 3,92
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 171Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 33 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Kalengrungan
g Kelurahan/Desa Pantai Bahari
h Kecamatan/Distrik Bangkala
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 114


Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan Bangunan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%
populasi

LAPORAN AKHIR IV - 115


Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH BERAT
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 116


PERTIMBANGAN LAIN SEDANG
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 4
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 117


Gambar 4.34 Peta Profil Kumuh Lingkungan Kalengrungan

LAPORAN AKHIR IV - 118


12. Sidenre

Karakteristik Kawasan

a Nama Lokasi Kumuh Kawasan Sidenre


b Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran dan Tepi Air (Pesisir)
c Luas Lokasi Kumuh (Ha) 12,9
d Jumlah Penduduk di Lokasi Kumuh (jiwa) 2.154 Jiwa
e Jumlah Kepala Keluarga di Lokasi Kumuh (KK) 434 KK
f Dusun/Lingkungan/RT/RW Lingkungan Sidenre
g Kelurahan/Desa Sidenre
h Kecamatan/Distrik Binamu
j Kabupaten Jeneponto

Permasalahan Kawasan
a. Kondisi permukaan jalan masih berupa jalan tanah dan belum terintegrasi dengan saluran/drainase
b. Pembuangan limbah domestik terutama limbah rumah tangga pada saluran/drainase
c. Belum optimalnya pengangkutan sampah (Belum adanya kontainer/Bak Sampah)

LAPORAN AKHIR IV - 119


Penilaian Kekumuhan (Fisik)
Aspek Kriteria dan Indikator Parameter
a. Keteraturan 51% - 75% Bangunan tidak memiliki keteraturan
Bangunan
Kondisi Bangunan
b. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan sebesar < 200 unit/Ha
c. Persyaratan Teknis 25% - 50% Bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis
Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Cakupan layanan jalan lingkungan tidak memadai di 25% - 50% luas area
Lingkungan b. Kualitas Jalan Kualitas jalan buruk pada 51% -75% luas area
Kondisi Drainase a. Persyaratan Teknis Drainase lingkungan tidak mampu mengatasi genangan minimal di 25% -
Lingkungan 50% luas area
b. Cakupan Pelayanan 51% - 75% Luas area tidak terlayani drainase lingkungan
Kondisi a. Persyaratan Teknis SPAM tidak memenuhi persyaratan teknis di 25% - 50% luas area
Penyediaan Air b. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai terhadap 25% - 50% populasi
Minum
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis di 51% - 75%
Pengelolaan Air luas area
Limbah b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai terhadap 51% - 75%

LAPORAN AKHIR IV - 120


populasi
Kondisi a. Persyaratan Teknis Pengelolaan Persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis di 76% -
Pengelolaan 100% luas area
Persampahan b. Cakupan Pelayanan Cakupan pengelolaan persampahan tidak memadai terhadap 51% -75%
populasi
Kondisi Pengaman a. Persyaratan Teknis Pasokan air damkar tidak memadai di 51% - 75% luas area
Kebakaran b. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan untuk mobil damkar tidak memadai di 76% - 100% luas
area
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH BERAT
PENILAIAN PERTIMBANGAN LAIN (NON-
FISIK)
Kriteria dan Indikator Parameter
Nilai Strategis Lokal Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 200 jiwa/Ha
Potensi Sosial Ekonomi Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial
dikembangkan
Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi

LAPORAN AKHIR IV - 121


Komitmen Pemerintah Daerah Komitmen penanganan oleh Pemda tinggi
PERTIMBANGAN LAIN TINGGI
PENILAIAN LEGALITAS LAHAN
Kriteria dan Indikator Parameter
Status Tanah Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
(status tanah legal)
Kesesuaian RTR Keseluruhan Lokasi Berada Pada Zona Permukiman Sesuai RTR (sesuai)
Persyaratan Administrasi Bangunan (IMB) Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi belum memiliki IMB
STATUS LAHAN LEGAL
SKALA PRIORITAS PENANGANAN 1
REKOMENDASI POLA PENANGANAN PEREMAJAAN
PENANGANAN FISIK PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DAN
DRAINASE DAN PENYEDIAAN BAK SAMPAH

LAPORAN AKHIR IV - 122


Gambar 4.35 Peta Profil Kumuh Lingkungan Sidenre

LAPORAN AKHIR IV - 123

Anda mungkin juga menyukai