BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Sebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari dataran rendah dan rawa-
rawa terutama di sepanjang sungai rokan hingga ke muaranya. Wilayah ini memiliki tanah
yang sangat subur dan menjadi lahan persawahan padi terkemuka di Provinsi Riau. Wilayah
kabupaten Rokan Hilir juga terdiri dari daratan yang menyatu dengan pulau Sumatera dan
beberapa pulau-pulau disekitarnya, adapun pulau-pulau tersebut sebagaimana ditampilkan
pada Tabel 2.1 Berikut dibawah ini:
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.1. Nama-nama Pulau dalam kabupaten Rokan Hilir menurut Kecamatan
Kabupaten Rokan Hilir dipengaruhi oleh keberadaan 16 (enam belas) aliran sungai.
Sungai Rokan merupakan sungai utama dengan panjang 350 km dan kedalaman 6 – 18 m
yang melintasi kecamatan Bangko, Rimba Melintang, dan Tanah Putih. Sungai Rokan
berasal dari dua cabang anak sungai yaitu sungai Rokan kanan dan sungai rokan kiri yang
hulu anak sungainya di pengunungan bukit barisan pada bagian timur Kabupaten Tapanuli
Selatan dan pada bagian barat kabupaten rokan hulu. Untuk lebih jelasnya sebaran sungai
yang terdapat di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.2. Nama-nama Sungai dalam Kabupaten Rokan Hilir Menurut Kecamatan
No KECAMATAN NAMA SUNGAI
1 Tanah Putih Sungai Rokan
2 Kubu Sungai Rokan
Sungai Ular
Sungai Tengah
Sungai Siandun
Sungai Agas
Sungai Subang
Sungai Lilin
3 Pasir Limau Kapas Sungai Daun
4 Bangko Sungai Serusa
Sungai Rokan
5 Sinaboi Sungai Raja Bejamu
Sungai Sinaboi
Sungai Bakau
6 Rimba Melintang Sungai Rokan
7 Bangko Pusako Sungai Bangko
II-2
Gambaran Umum Wilayah
Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Rokan Hilir
II-3
Gambaran Umum Wilayah
Berdasarkan luas dan panjang sungai di Kabupaten Rokan Hilir, Sungai Rokan
Merupakan sungai terpanjang dan mempunyai peranan yang penting bagi masyarakat.
Yaitu Sebagai Prasarana transportasi sungai, pengairan lahan, sumber air bersih dan
memiliki sumber daya perikanan. Adapun secara rinci pemanfaatan Sungai Rokan sebagai
berikut :
1. Dalam kaitannya dengan sumber air bersih, pemanfaatan Sungai Rokan selain untuk
keperluan air bersih di Kabupaten Rokan Hilir, juga dimanfaatkan oleh kota Dumai
untuk memenuhi kebutuhan airnya. Oleh karenanya di indikasikan bahwa keberadaan
sungai ini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah melalui perjanjian
melalui perjanjian pemanfaatan dengan kota Dumai maupun wilayah lainnya yang
memerlukan pasokan air.
2. Sungai Rokan keadaannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut, maka daerah-daerah
rawa tepi sungai ini sangat baik untuk dikembangkan sebagai daerah persawahan
pasang surut
3. Sungai Rokan memiliki potensi sumberdaya ikan, baik berupa penangkapan maupun
budidaya perikanan darat. Seperti : aliran sungai Rokan yang terdapat di kecamatan
Tanah Putih, merupakan sumber daya Ikan bagi masyarakat setempat. Hasil tangkapan
utama yang diperoleh yaitu udang gantung, udang galah, ikan balido dan ikan toman.
II-4
Gambaran Umum Wilayah
Pemekaran pertama di mulai pada Tahun 2002 sesuai perda No 23 Tahun 2002
dilakukan pemekaran kecamatan Bangko menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan
Sinaboi dan Pasir Limau Kapas. Kemudian Kecamatan Pujud merupakan hasil pemekaran
dari Kecamatan Tanah Putih, Kecamatan simpang kanan hasil pemekaran Kecamatan
Bagan Sinembah. Masih pada tahun yang sama berdasarkan perda 24 Tahun 2002
kecamatan di Rokan Hilir bertambah 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Tanah Putih
tanjung Melawan pemekaran dari kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko Pusako
pemekaran Kecamatan Simpang Kanan.
Selanjutnya pada Tahun 2004 sesuai perda No 03 Tahun 2004, terjadi pemekaran
Kecamatan Batu Hampar dari Kecamatan Rimba Melintang. Pada Tahun 2005 berdasarkan
perda No 01 Tahun 2005, pemerintah kabupaten Rokan Hilir berhasil melakukan
pemekaran kecamatan baru yaitu Kecamatan Rantau Kopar yang merupakan hasil
pemekaran dari Kecamatan Pasir Limau Kapas. Tahun 2010 perda No 02 Tahun 2010
dibentuk Kecamatan Pekaitan yang meupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bangko.
Pada Tahun 2011 berdasarkan perda No 27 Tahun 2011 pemerintah Kabupaten Rokan Hilir
melakukan pemekaran Kecamatan Kubu yaitu Kecamatan Kubu Babussalam.
Setelah lebih kurang 14 (empat belas) tahun Kabupaten Rokan Hilir berdiri,
pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah menjadi 15 (lima belas) kecamatan, Seperti yang
terlihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.3.
II-5
Gambaran Umum Wilayah
I
I
-
6
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.3. Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Rokan Hilir
JUMLAH
KEPENGHULUAN LUAS
LUAS WILAYAH
/ TERBANGUN
NO KECAMATAN
KELURAHAN
Hektar Hektar
KEP. KEL. % %
( HA) ( HA)
1 TANAH PUTIH 16 2 1,915.23 21.56
2 PUJUD 22 1 984.90 11.09
3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 5 198.39 2.23
4 RANTAU KOPAR 4 231.13 2.60
5 BAGAN SINEMBAH 28 5 847.35 9.54
6 SIMPANG KANAN 6 445.55 5.02
7 KUBU 9 385.36 4.34
8 PASIR LIMAU KAPAS 6 669.63 7.54
9 KUBU BABUSALAM 9 675.70 7.61
10 BANGKO 10 5 475.26 5.35
11 SINABOI 5 335.48 3.78
12 BATU HAMPAR 5 284.31 3.20
13 PEKAITAN 10 465.30 5.24
14 RIMBA MELINTANG 11 1 235.48 2.65
15 BANGKO PUSAKO 16 732.52 8.25
KABUPATEN ROKAN HILIR 164 14 8,881.59 100.00
Sumber: Rokan Hilir Dalam Angka, 2014
2.2. Demografi
Penduduk Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2013 adalah 618.355 jiwa, dengan laju
pertumbuhan penduduk selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 – 2010
sebesar 4,58 persen per tahun. Sedangkan rasio jenis kelaminnya adalah 106,41 yang
artinya dari setiap 100 penduduk perempuan rata-rata terdapat 107 penduduk laki-laki.
Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Sinaboi 109,36 berarti dari 100 penduduk perempuan
akan terdapat 110 penduduk laki-laki di Kecamatan Sinaboi. Kecamatan Pekaitan memiliki
rasio jenis kelamin terendah, yaitu 100,59. Kepadatan penduduk per kilometer
menunjukkan bahwa Kecamatan Bagan Sinembah menempati urutan tertinggi yaitu 170
jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan Rantau Kopar dan Batu Hampar
menempati urutan terendah yaitu 25 dan 29 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk
Kecamatan Bagan Sinembah menempati urutan tertinggi, yaitu 143.770 jiwa, kemudian
Kecamatan Pujud 74.826 jiwa, Kecamatan Bangko 73.360 jiwa, Kecamatan Tanah Putih
II-7
Gambaran Umum Wilayah
64.952 jiwa, dan Kecamatan Rantau Kopar memiliki jumlah penduduk terendah, yaitu
5.785 jiwa.
Bila diamati perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduk maka terjadi
ketimpangan dalam penyebaran
Penduduk Kecamatan Bagan Sinembah yang luasnya hanya 9,54 persen dari luas
Kabupaten Rokan Hilir menampung 23,25 persen penduduk, sedangkan Kecamatan Tanah
Putih yang luasnya 21,56 persen menampung 10,50 persen penduduk. Penyebaran
penduduk yang tidak merata ini akan menimbulkan masalah kependudukan, kondisi yang
kurang sehat bagi kegiatan ekonomi, pertahanan keamanan dan keadilan sosial lainnya
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2012 hingga 2016 (lima tahun kedepan)
digunakan Metoda Berganda (Geometri)
Pt = P0 (1+r) t
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun periode.
Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi.
r = Rata-rata pertambahan penduduk
t = Kurun waktu proyeksi
II-8
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir
KABUPATEN ROKAN HILIR 551.708 573.211 595.695 618.355 573.775 127.337 132.384 137.577 142.288 148.924 68,64 31,98 38,50 5,06
Sumber: Rokan Hilir Dalam Angka, 2014
II-9
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Untuk 5 (Lima) Tahun Kedepan Di Kabupaten Rokan Hilir
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH K K TINGKAT PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK
NO KECAMATAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 TANAH PUTIH 63684 65350,009 67060 68.814 70.614 15.718 16.130 16542 16953 17365 2,61606 2,61606 2,61606 2,61606 3 33,251 34,121 35,014 35,93 36,87
2 PUJUD 33.499 28.511 24.266 20.653 17.578 18.363 15.629 12.895 10.161 7.427 -14,89 -14,89 -14,89 -14,89 -14,89 34 29 25 21 18
3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 13.345 13.685 14.034 14.392 14.760 3.418 3.505 3.592 3.679 3.766 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 67 69 71 73 74
4 RANTAU KOPAR 6.216 6.370 6.528 6.690 6.856 1.376 1.410 1.444 1.478 1.410 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 27 28 28 29 30
6 BAGAN SINEMBAH 145.448 149.249 153.150 157.153 161.261 33.857 34.740 35.624 36.508 37.391 2,61 2,61 2,61 2,61 2,61 172 176 181 185 190
7 SIMPANG KANAN 28.551 29.265 29.997 30.747 31.516 6.857 7.028 7.200 7.371 7.543 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 64 66 67 69 71
8 KUBU 20.576 17.637 15.118 12.959 11.108 5.007 4.292 3.577 2.862 2.147 -14,28 -14,28 -14,28 -14,28 -14,28 19 17 14 12 10
9 PASIR LIMAU KAPAS 36.873 37.795 38.740 39.708 40.701 8.849 9.070 9.291 9.512 9.733 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 55 56 58 59 61
10 KUBU BABUSALAM 21.699 22.500 23.724 25.015 26.376 4.799 4.976 5.153 5.330 5.507 3,69 5,44 5,44 5,44 5,44 32 33 35 37 39
11 BANGKO 75.446 77.406 79.416 81.479 83.595 17.127 17.572 18.107 18.462 18.908 2,60 2,60 2,60 2,60 2,60 159 163 167 171 176
12 SINABOI 12.243 12.552 12.869 13.194 13.527 3.032 3.108 3.184 3.261 3.337 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 36 37 38 39 40
13 BATU HAMPAR 7.934 8.125 8.321 8.522 8.727 2.013 2.061 2.110 2.158 2.207 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 28 29 29 30 31
14 PEKAITAN 15.009 15.402 15.805 16.219 16.644 4.205 4.315 4.425 4.535 4.645 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 32 33 34 35 36
15 RIMBA MELINTANG 35.489 36.383 37.299 38.239 39.202 8.415 8.627 8.839 9.051 9.263 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 151 155 158 162 166
16 BANGKO PUSAKO 57.763 59.268 60.813 62.397 64.023 15.892 16.306 16.721 17.136 17.551 2,61 2,61 2,61 2,61 2,61 79 81 83 85 87
KABUPATEN ROKAN HILIR 610.943 579.500 587.140 596.181 606.488 148.928 148.769 148.704 142.351 148.200 5,06 6,80 6,80 6,80 6,80
II-10
Gambaran Umum Wilayah
Perencanaan Daerah tidak terlepas dari pendapatan dan kebutuhan belanja daerah
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah
yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah.
Anggaran pendapatan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2010 Rp 1.380 Trilyun dan
tahun 2014mengalami peningkatan menjadi Rp 2.528 trilyun dengan rata-rata
pertumbuhan 16,32%, dimana bagian dana perimbangan memberikan kontribusi terbesar
dalam peningkatan anggaran pendapatan Kabupaten Rokan Hilir.
Anggaran Belanja Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2013 berjumlah Rp. 2,36
Triliun. Dan pada tahun Anggaran 2014 penerimaan Kabupaten Rokan Hilir berjumlah Rp.
2.528 Triliun yang sumber terbesarnya tetap dari sector dana perimbangan yaitu sebesar
Rp.2.234 Triliun. Dan pendapatan asli Daerah sebesar 151 Milyar. Dari pendapatan
tersebut Pemerintah Kabupaten Hilir mempunyai anggaran belanja sebesar Rp. 2.703
Triliun. Dilihat dari trend pendapatan APBD Kabupaten Rokan Hilir terjadi kenaikan rata-
rata sebesar Rp.275.390.349.M pertahun sedang pembelanjan secara umum naik, namun
pada tahun Anggaran 2014 terjadi penurunan dari dari tahun 2013 sebesar Rp. 20.772.065
M. Tabel 2.6 memaparkan tentang ringkasan APBD Kabupaten Rokan
Hilirselama5tahunterakhir.
II-11
Gambaran Umum
Wilayah
Tabel 2.6. Ringkasan APBD Kabupaten Rokan Hilir 5 (Lima) Tahun terakhir
Tahun Rata-rata
No. Realisasi Anggaran
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
II-12
Gambaran Umum
Wilayah
Tahun Rata-rata
No. Realisasi Anggaran
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
Dari tabel diatas terlihat bahwa selama kurun waktu 2010-2014 Pendapatan Daerah Kabupaten Rokan Hilir selalu meningkat setiap
tahunnya, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Rokan Hilir kurun waktu tersebut adalah sebesar
16,32%. Seiring dengan bertambahnya pendapatan daerah Kabupaten Rokan Hilir, hal ini berkorelasi positif terhadap total Belanja dan
Pembiayaan Kabupaten Rokan Hilir selama kurun waktu tersebut.
Tabel 2.7. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Dumai Tahun 2010-2014
Tahun Rata-rata
No. SKPD
2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
II-13
Gambaran Umum
Wilayah
Tahun Rata-rata
No. SKPD
2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
3 Dinas Kesehatan
3.a Investasi 104.661.300 123.538.900 123.538.900 133.782.475 8,78
3.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - 0,00
4 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pasar
4.a Investasi - 283.750.000 2.985.000.000 - 350,66
4.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 1.000.000.000 6.965.000.000 - - 198,83
5 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
5.a Investasi 111.215.000 1.567.170.000 478.000.000 458.850.000 411,88
5.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - 0,00
6 Badan Perencanaan Pembangunan
6.a Investasi - - 300.200.000 - -
6.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - -
6 Badan Pemberdayaan Masyarakat
7.a Investasi - - - - -
7.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - -
8 Belanja Sanitasi 1.215.876.300 20.312.958.900 3.886.738.900 17.730.270.275 615,32
9 Pendanaan Investasi Sanitasi Total 215.876.300 13.197.958.900 3.886.738.900 17.730.270.275 2.099,76
10 Pendanaan OM 1.000.000.000 7.115.000.000 - - 203,83
11 Belanja Langsung 1.155.227.690 1.414.901.800 1.922.071.760 2.200.212.740 24,26
12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung 1,05 14,36 2,02 8,06 6,37
13 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0,18 0,65 1,00 1,00 0,71
14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0,82 0,35 0,00 0,00 0,29
Sumber : Laporan Pertanggung Jawaban APBD Kab. Rokan Hilir Tahun 2011, 2012, 2013, 2014
II-14
Gambaran Umum
Wilayah
Dengan melihat data tabel diatas dapat diambil beberapa analisa yaitu :
1. Anggaran belanja sanitasi di Kabupaten Rokan Hilir, dalam lima tahun terakhir tersebar pada (enam) SKPD.Program dan kegiatan tentang
sanitasi telah dilaksanakan oleh beberapa SKPD terkait perencanaan, pelaksanaan fisik maupun non fisik sanitasi. Untuk pelaksanaan
program dan kegiatan tentang sanitasi secara rutin dilaksanakan oleh beberapa SKPD, diantaranya Dinas Bina Marga dan Pengaira, Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang (Dinas CK & TR), Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pasar (DKPP), Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal), Dinas Kesehatan, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat. Namun, terdapat beberapa kegiatan masalah sanitasi yang tidak
secara rutin dilaksanakan oleh SKPD lainnya.
2. Proporsi belanja sanitasi terhadap belanja langsung rata-rata mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 6% selama 5 tahun
terakhir.Peningkatan proporsi belanja terjadi pada tahun 2012 (14,36%) dan kemudian turun pada tahun 2013 (1,87%) yang kemudian
meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 8%.
3. Investasi sanitasi di Kabuapten Rokan Hilir mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 dan 2014.Belanja sanitasi perkapita
Kabupaten Rokan Hilir terjadi kenaikan dari tahun 2011 sebesar Rp1.215.876.300menjadi sebesar Rp20.312.958.900pada tahun 2012,
menurun ditahun 2013 sebesar Rp 3.586.538.900perkapita dan mulai naik kembali tahun 2014 sebesar Rp.17.730.270.275.
Belanja sanitasi perkapita (1/2) 26.255,93 31.715.03 20.231,45 24.255,79 23.403,99 24.921,16
Sumber : Rokan Hilir Dalam Angka Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014
II-15
Gambaran Umum Wilayah
Besarnya PDRB atas dasar harga berlaku Rp 41.215,57 milyar pada tahun 2011, Rp
44.942,17 milyar pada tahun 2012 dan kemudian meningkat menjadi Rp 49.903,12 milyar
pada tahun 2013. Demikian juga halnya dengan keadaan PDRB atas dasar harga konstan
2000 cenderung meningkat dengan cukup baik dari tahun 2011 – 2013. Pada tahun 2011
PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 11.521,88 milyar, meningkat menjadi Rp
11.597,31 milyar pada tahun 2012 dan Rp 11.760,56 milyar pada tahun 2013. Untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja perekonomian Kabupaten Rokan Hilir dapat
dilihatdan dianalisis berdasarkan perkembangan indikator ekonomi antara lain: laju
pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita serta
pendapatan perkapita penduduk daerah ini, dapat kiya lihat pada Tabel 2.8 berikut ini.
Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013 2014
PDRB harga konstan (struktur perekonomian)
1 36.810.399,54 41.215.571,13 4.942.172,99 49.903.120,36
(Rp)
3 Upah Minimun Regional Kabupaten (Rp) 1.040.000,00 1.120.000,00 1.287.000,00 1.520.000,00 1.720.000,00
II-16
Gambaran Umum Wilayah
Pada bab 1 telah dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan tidak terlepas dari
perencanan tata ruang suatu wilayah. Ruang sebagai wadah kehidupan mahluk hidup
selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk dan
perkembangan aktivitas manusia. Tuntutan perubahan tersebut berimplikasi terhadap
tuntutan penyediaan ruang yang memadai untuk menampung penduduk dan segala
aktifitasnya. Kompleksitas kegiatan yang tidak sebanding dengan ruang yang tersedia
memicu munculnya konflik dalam pemanfaatan ruang. Optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya tentu tidak dapat dilakukan manakala konflik pemanfaatan ruang terjadi. Hal
ini akan dapat berdampak pada upaya percepatan proses pembangunan. Dalam konteks
demikian, tata ruang memegang peran penting untuk mengeliminir berbagai benturan
akibat kompetisi dalam pemanfaatan ruang dan selanjutnya menjadi pedoman
pelaksanaan pembangunan.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan
ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang
wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
RTRW Kabupaten Rokan Hilir saat ini sedang dalam proses revisi dan sebagai pedoman
dalam penataan ruang pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mengacu pada peraturan-
peraturan yang berlaku antara lain SK Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) beserta revisinya.
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah “Mewujudkan ruang
wilayah yang aman, produktif dan berkelanjutan bagi pembangunan agrobisnis dan agro
industri berbasis pertanian, perikanan, dan pariwisata, melalui Optimasi Pemanfaatan
Ruang yang Terintegrasi serta Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang madani”.
Untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Rokan Hilir tersebut, maka
kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2.10.
II-17
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.10. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Rokan Hilir
minapolitan agroindustri;
c. mengembangkan kawasan produksi perikanan melalui konsep
minapolitan;
d. menetapkan wilayah pengembangan kegiatan agrobisnis,
agroindustri, dan minapolitan.
4 penataan pusat-pusat pertumbuhan mengembangkan kawasan transit dan pasar serta sarana prasarana.
wilayah dan ekonomi perkotaan dan
menunjang sistem pemasaran
produksi pertanian, perikanan dan
pariwisata
6. pemantapan fungsi dan perlindungan a. menetapkan batas areal kawasan lindung dan kawasan
kawasan lindung untuk menjaga penyangganya;
kelestarian lingkungan, sumber daya b. melakukan konservasi kawasan bakau dan kawasan rawan
alam dan sumber daya buatan bencana longsor dan banjir;
pendukung terhadap pariwisata
c. memelihara fungsi lindung dan keanekaragaman hayati di
kawasan lindung;
d. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung dari
intervensi kegiatan budidaya yang merusak fungsi lindung;
e. memulihkan fungsi lindung yang mengalami kerusakan;
f. memanfaatan jasa lingkungan kawasan lindung untuk
kesejahteraan;
g. menata permukiman masyarakat adat hutan.
7. pengembangan kawasan budi daya a. mengembangkan kawasan dan kegiatan budidaya penyu;
dengan tetap menjaga sistem b. menetapkan peraturan daerah mengenai lahan pertanian
keseimbangan fungsi ruang dan berkelanjutan.
II-18
Gambaran Umum Wilayah
10 penetapan dan peningkatan fungsi a. mengoptimalkan fungsi pertahanan dan keamanan wilayah
pertahanan dan keamanan. perbatasan antar negara;
b. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi
kawasan pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan;
d. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan; dan
e. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan
keamanan.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang
meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan
atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya. Pada Tabel
2.11. menguraikan secara ringkas mengenai rencana struktur tata ruang Kabupaten Rokan
Hilir yang merupakan hasil revisi dari RTRW sebelumnya. Peta Rencana Struktur Ruang
ditampilkan pada gambar 2.3
II-19
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.11. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir
Pengembangan
Hirarki Fungsi Kawasan Skala Layanan Jasa Transportasi
Permukiman Kota Sarana Sosial dan Transportasi Darat Transportasi Laut
Pusat Kota Perkotaan Perdagangan Udara
Skala Layanan
Ibukota kabupaten Lokal : layanan kawasan Perguruan Terminal Bagan Siapiapi Pelabuhan
Perdagangan & jasa perkotaan Bagan Siapiapi tinggi/akademi : Jenis angkutan penumpang pengumpan lokal
regional layanan Kab. Rokan dan barang Jenis angkutan
Perkotaan Bagan PKW
Hilir & sekitarnya penumpang
Siapiapi (Utama) Pusat kawasan Regional : layanan Jl Dumai Medang Via Bagan -----
sentra produksi kabupaten dan sekitarnya Rumah sakit kelas B Siapiapi dan
perikanan : layanan Kab. barang/konven
Jaringan layanan domestik
Rokan Hilir dan sional
Sub pusat kawasan stasiun kereta api
sekitarnya Jaringan
sentra produksi Jenis angkutan penumpang
kelapa Masjid kabupaten : layanan
dan barang
layanan Kab. Rokan domestik
Sub pusat kawasan Jaringan layanan Sumatera
Hilir & sekitarnya
sentra produksi padi Utara- Dumai
SMK layanan
Kabupaten Rohil
Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Bagan Perguruan Terminal Bagan Batu
Bagan Sinembah Sinembah tinggi/akademi : Jenis angkutan penumpang
Perdagangan & jasa layanan Kab. Rokan dan barang
Perkotaan Bagan PKL
regional Hilir & sekitarnya
Batu Regional : layanan Kec. Jaringan layanan domestik ----- ----
Pusat Kawasan Simpang Kanan, Pujud Rumah sakit kelas stasiun kereta api Ujung
Sentra Produksi D : layanan Bagan Tanjung
Kelapa Sawit Siapiapi dan
Jenis angkutan penumpang
sekitarnya
dan barang
Masjid kecamatan
Jaringan layanan Sumatera
Utara- Dumai
II-20
Gambaran Umum Wilayah
Pengembangan
Hirarki Fungsi Kawasan Skala Layanan Jasa Transportasi
Permukiman Kota Sarana Sosial dan Transportasi Darat Transportasi Laut
Pusat Kota Perkotaan Perdagangan Udara
Skala Layanan
Pusat perdagangan Lokal : layanan Kec. Ujung Perguruan Terminal Transit Ujung
& jasa regional Tanjung tinggi/akademi : Tanjung
Lingkungan industri Ujung Tanjung Jenis angkutan penumpang
Perkotaan Ujung PKL ---- ------
Tanjung Regional : layanan Kec. Rumah sakit kelas C dan barang
Sinaboi, Kubu : layanan Kec. Jaringan layanan Sumatera
Tanah Putih dan Utara - Pekanbaru
Rimba Melintang
Masjid kecamatan
Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Sinaboi SLTA : layanan Kec. Terminal Sinaboi Pelabuhan utama
Sinaboi Sinaboi Jenis angkutan penumpang tersier Sinaboi
Gerbang utama Regional : Kabupaten Masjid kecamatan dan barang Jenis angkutan
perdagangan lintas Rokan Hilir, dan bagian Jaringan layanan domestik penumpang
Perkotaan Sinaboi PKL -------
batas utara kawasan Bukit Kapur, dan
Sub pusat kawasan untuk mendukung barang/konven
sentra produksi padi pengembangan gerbang sional
Sub pusat kawasan perdagangan lintas batas. Jaringan
sentra produksi layanan
perikanan domestik dan
international
Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Kubu SLTA : layanan Kec. Terminal Teluk Merbau Pelabuhan
Kubu Kubu Jenis angkutan penumpang pengumpan lokal
Sub pusat kawasan Masjid kecamatan dan barang Tanjung Lumba-
sentra produksi lumba
Perkotaan Teluk PPK Jaringan layanan domestik -----
kelapa Jenis angkutan
Merbau
Sub pusat kawasan penumpang
sentra produksi padi dan
II-21
Gambaran Umum Wilayah
Pengembangan
Hirarki Fungsi Kawasan Skala Layanan Jasa Transportasi
Permukiman Kota Sarana Sosial dan Transportasi Darat Transportasi Laut
Pusat Kota Perkotaan Perdagangan Udara
Skala Layanan
Sub pusat kawasan barang/konven
sentra produksi sional
perikanan Jaringan
layanan
domestik
Perkotaan PPK Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Pasir SLTA : layanan Kec. Terminal Panipahan Pelabuhan
Panipahan Pasir Limau Kapas Limau Kapas Pasir Limau Kapas Jenis angkutan penumpang pengumpan
Gerbang Regional : Kabupaten Masjid kecamatan dan barang regional
perdagangan lintas Rokan Hilir, dan kawasan Panipahan
Jaringan layanan domestik -----
batas Tanjung Balai Asahan, Jenis angkutan
Pusat kawasan untuk mendukung penumpang
sentra produksi pengembangan gerbang dan
kelapa perdagangan lintas batas barang/konven
sional
Sub pusat kawasan
sentra produksi Jaringan
perikanan layanan
domestik dan
lintas batas
Perkotaan Rimba PPL Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Rimba SLTA : layanan Kec. ----- ------ ------
Melintang Rimba Melintang Melintang Rimba Melintang
Pusat kawasan Masjid kecamatan
sentra produksi padi
Pusat kawasan
sentra produksi
buah-buahan
II-22
Gambaran Umum Wilayah
Pengembangan
Hirarki Fungsi Kawasan Skala Layanan Jasa Transportasi
Permukiman Kota Sarana Sosial dan Transportasi Darat Transportasi Laut
Pusat Kota Perkotaan Perdagangan Udara
Skala Layanan
Perkotaan Bangko PPL Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Bangko SLTA : layanan Kec Terminal Bangko Pusako ------- Pelabuhan
Kanan Bangko Pusako Pusako Bangko Pusako udara pusat
Jenis angkutan penumpang
Sub pusat kawasan Masjid kecamatan dan barang penyebaran
sentra produksi tersier
Jaringan layanan domestik
buah-buahan Jenis
Sub pusat kawasan Angkutan
sentra produksi padi penumpang
dan barang
Layanan transportasi
udara (Teluk Bano I) Jenis
layanan
Domestik
dan Lintas
Batas
Perkotaan PPK Ibukota Kecamatan Lokal : layanan Kec. Tanah SLTA : layanan Kec. Terminal Sedinginan ------ -----
Sedinginan Tanah Putih Putih Tanah Putih Jenis angkutan penumpang
Sub pusat kawasan Masjid kecamatan dan barang
sentra produksi Jaringan layanan domestik
kelapa sawit
Sub pusat kawasan
sentra produksi
karet
Sub pusat kawasan
sentra produksi
buah-buahan
II-23
Gambaran Umum Wilayah
Hirarki Pusat Skala Layanan Jasa Pengembangan Sarana Sosial Transportasi Transportasi
Permukiman Kota Fungsi Kawasan Perkotaan Transportasi Darat
Kota Perdagangan dan Skala Layanan Laut Udara
Perkotaan kampung PPL Ibukota Kecamatan Tanah Putih Lokal : layanan Kec. SLTA : layanan Kec. Tanah ----- ------ ------
Melayu Tanjung Melawan Tanah Putih Tj. Putih Tj. Melawan
Perikanan darat Melawan Masjid kecamatan
Sub pusat kawasan sentra
produksi buah-buahan
Perkotaan Pujud PPK Ibukota Kecamatan Pujud Lokal : layanan Kec. SLTA : layanan Kec. Pujud Terminal Pujud ------- -----
Pusat kawasan sentra produksi Pujud Masjid kecamatan Jenis angkutan
karet penumpang dan
barang
Jaringan layanan
domestik
Perdesaan Simpang PPL Ibukota Kecamatan Simpang Lokal : layanan Kec. SLTA : layanan Kec. Simpang Terminal Simpang ------ -----
Kanan, Pedamaran, kanan Simpang Kanan Kanan, Kecamatan Pekaitan, Kanan
Rantau Kopar dan Ibu kota Kecamatan Pekaitan kecamatan Rantau Kopar, Jenis angkutan
Rantau Panjang. Kecamatan Kubu. penumpang dan
Ibu kota kecamatan Rantau
Kopar Masjid kecamatan barang
Ibu kota Kecamatan Kubu Jaringan layanan
domestik
Sub pusat kawasan sentra
produksi buah-buahan
II-24
Gambaran Umum Wilayah
I
I
-
2
5
Gambaran Umum Wilayah
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah rencana distribusi
peruntukkan ruang yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya.
Dalam merencanakan pola ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir mengacu kepada arahan
dari Rencana Pola Ruang Wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Riau, dan
mengembangkannya secara lebih rinci sesuai kondisi dan permasalahan di Kabupaten
Rokan Hilir, dengan mempertimbangkan berbagai sektor pengembangan wilayah dan
integrasi wilayah kawasannya. Rencana Kawasan Lindung adalah pengaturan distribusi
peruntukkan lahan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup untuk
menjaga keberadaan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Rokan Hilir dalam kerangka
menjaga keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang.
II-26
Gambaran Umum Wilayah
Sinembah, Kecamatan Pasir Limau Kapas dan Kecamatan Kubu seluas kurang lebih 3.675
Ha atau 0,41% dari luas kecamatan. Kawasan bergambut di Kabupaten Rokan Hilir juga
termasuk sebagai kawasan resapan air.
Kriteria penetapan kawasan bergambut ini didasarkan pada Kepres No. 32/1990 yaitu :
tanah gambut dengan ketebalan di atas 3 meter yang berada di bagian hulu sungai dan
rawa. Kriteria ini juga didasarkan pada kebijaksanaan khusus pemerintah daerah
Kabupaten Rokan Hilir yaitu tanah gambut dengan ketebalan lebih besar dari 2 meter,
luasnya masih relatif kecil dibandingkan dengan luas keseluruhan tanah gambut yang
terdapat di wilayah ini. Dikarenakan belum tersedianya data mengenai ketebalan yang rinci
sehingga deliniasi lindung gambut sulit dilakukan.
A. Sempadan pantai
B. Sempadan sungai
C. Kawasan sekitar danau
D. Ruang Terbuka Hijau
II-27
Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Rokan Hilir juga memiliki kawasan lainnya berupa kawasan rawan
bencana yang meliputi kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, kawasan
rawan bencana banjir, dan kawasan rawan bencana abrasi.
Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan terletak di Kecamatan Kubu, Tanah
Putih, Pasir Limau Kapas, Rimba Melintang, Tanah Putih Tanjung Melawan, Pujud, dan
Bangko Pusako. Kawasan rawan banjir terletak di Kecamatan Tanah Putih kepenghuluan
Rantau Bais, Desa Siarang-arang dan Air Hitam Kecamatan Pujud. Kawasan rawan banjir di
Kabupaten Rokan Hilir berada di kawasan sekitar sungai dan dataran rendahh yang terletak
di Kepenghuluan Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih, dan Desa Siarang-arang dan Desa Air
Hitam Kecamatan. Gambar 2.5 menampilkan peta rawan banjir di Kabupaten Rokan Hilir.
II-28
Gambaran Umum Wilayah
II-29
Gambaran Umum Wilayah
II-30
Gambaran Umum Wilayah
II-31
Gambaran Umum Wilayah
(16,67 persen). Sedangkan jumlah guru TK yang ada sebanyak 904 orang, ini berarti rata-
rata jumlah guru TK yang ada sebanyak 4 orang di tiap sekolah TK yang ada.
Seperti kabupaten lainya, Kabupaten Rokan Hilir masih belum dapat lepas dari
masalah kemiskinan.
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN
MISKIN
1 TANAH PUTIH 2132
2 PUJUD 4193
3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 2266
4 RANTAU KOPAR 494
5 BAGAN SINEMBAH 5327
6 SIMPANG KANAN 1291
7 KUBU 2478
8 PASIR LIMAU KAPAS 1393
9 KUBU BABUSALAM 1796
II-32
Gambaran Umum Wilayah
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN
MISKIN
10 BANGKO 14947
11 SINABOI 3372
12 BATU HAMPAR 929
13 PEKAITAN 1301
14 RIMBA MELINTANG 1739
15 BANGKO PUSAKO 3947
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten
Rokan Hilir pada gambar 2.6.
II-33
Gambaran Umum Wilayah
II-34
Gambaran Umum Wilayah
Gambar 2.7. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Rokan Hilir
II-35
Gambaran Umum Wilayah
Di Kabupaten Rokan Hilir terdapat beberapa media informasi dan komunikasi, antara
lain :
2. Radio
3. Televisi : Rohil TV
Beberapa media pernah terlibat dalam program kegiatan yang terkait dengan
kebersihan lingkungan dan sanitasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir,
diantaranya pada saat kegiatan penilaian adiwiyata (kebersihan sekolah) oleh Badan
II-34
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR
DI BAB 2
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nama-nama Pulau dalam kabupaten Rokan Hilir menurut Kecamatan .................................. 2
Tabel 2.2. Nama-nama Sungai dalam Kabupaten Rokan Hilir Menurut Kecamatan ................................ 2
Tabel 2.3. Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Rokan Hilir ................ 7
Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir .................. 9
Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Untuk 5 (Lima) Tahun Kedepan Di Kabupaten
Rokan Hilir .............................................................................................................................................. 10
Tabel 2.6. Ringkasan APBD Kabupaten Rokan Hilir 5 (Lima) Tahun terakhir .......................................... 12
Tabel 2.7. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Dumai Tahun 2010-2014 .......................... 13
Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Rokan Hilir ................................................................. 15
Tabel 2.9. Data Perekonomian Umum daerah 5 tahun terakhir ............................................................. 16
Tabel 2.10. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Rokan Hilir .......................................... 18
Tabel 2.11. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir ............................................ 20
Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang Tersedia Tahun 2014 ....................................................... 32
Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan ............................................................................ 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Rokan Hilir .................................................. 3
Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hilir ............................................................................. 6
Gambar 2.3. Peta Struktur Ruang ........................................................................................................... 25
Gambar 2.4. Peta Pola Ruang ................................................................................................................. 29
Gambar 2.5. Peta Rawan Banjir .............................................................................................................. 29
Gambar 2.6. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir..................................................... 34
Gambar 2.7. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Rokan Hilir ......... 35