Abstrak
Studi ini membahas mengenai program pemerintah daerah yang merencanakan permukiman di
Kelurahan Balaroa yang terdampak gempa dan Likuifaksi seluas ±40Ha akan dialihfungsikan menjadi
ruang terbuka hijau, memorial park dan kawasan edukasi sejarah. Dengan menjadi daerah destinasi
sejarah dan edukasi, maka kawasan tersebut akan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun
mancanegara, itulah sebabnya perlu mempertimbangkan mitigasi bencana dalam mendesain kawasan
tersebut. Tujuan perancangan adalah Perencanaan dan perancangan lanskap berbasis mitigasi
bencana gempa bumi dan likuifaksi di Keluahan Balaroa Kecamatan Palu Barat Provinsi Sulawesi
Tengah. Proses pengumpulan data dengan melakukan survey langsung di lapangan dan
mengumpulkan data dari beberapa instansi terkait, serta wawancara langsung korban bencana
likuifaksi di Kelurahan Balaroa. Hasil analisis studi ini adalah, membagi Kawasan Balaroa menjadi 4
(empat) zona yaitu zona A patahan, zona B edukasi dan memorial park, zona C Hutan Produksi, dan
zona D area fasilitas dan mitigation center. Manfaat dari perancangan ini diharapkan dapat menjadi
mitigasi bencana gempa bumi dan likuifaksi.
Pendahuluan
Gempa tektonik dari pergeseran sesar Palu koro Salah satu kawasan terdampak gempa bumi dan
yang terjadi pada tanggal 28 September 2018 likuifaksi di Kota Palu adalah Kelurahan Balaroa.
menyebabkan tiga dampak sekaligus dan Balaroa merupakan daerah terdampak likuifaksi
mengakibatkan kerusakan bangunan dan juga yang berada di zona main fault Palu Koro. Tanah
korban jiwa. Gempa bumi berkekuatan di daerah perumahan Balaroa tersebut ambles
magnitudo 5.9 hingga magnitudo 7.7. Tsunami hingga 20 meter,
dengan ketinggian mencapai 3-5 meter. Selain
hal tersebut, juga terjadi likuifaksi di tiga daerah Berdasarkan peta rawan bencana kawasan
yaitu Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa di Kelurahan Balaroa berada pada titik potensi
Kota Palu serta Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi. likuifaksi sangat tinggi, sehingga Kementrian
Likuifaksi sebagaimana dijelaskan Sladen, Dkk Agraria dan Tata Ruang dalam laporan akhir
(1985) merupakan fenomena pada masa tanah Masterplan kawasan rawan bencana di Kota Palu
yang kehilangan sebagian besar tahanan geser merekomendasikan kawasan terdampak likuifaksi
ketika mengalami pembebanan monotonik, siklik, pada Kelurahan Balaroa yang luasnya ±40 Ha
mendadak mengalir dan menjadi cair sehingga untuk dijadikan kawasan ruang terbuka hijau
tegangan geser pada masa tanah menjadi rendah (RTH). Perubahan fungsi dari permukiman
seperti halnya tahanan gesernya. menjadi kawasan hijau sejalan dengan
rekomendasi Kementerian Agraria dan Tata
Jurnal ARSITEKTUR LANSKAP | 1
Perancangan Lanskap Berbasis Mitigasi Bencana
Studi Kasus:Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat Provinsi Sulawesi Tengah
Ruang serta Pemerintah Kota Palu. Adanya Sesar Palu Koro di Kota Palu, patahannya
perubahan fungsi dari pemukiman menjadi ruang melintas dari Teluk Palu masuk ke wilayah
terbuka hijau dan arahan menjadi kawasan daratan, memotong tengah Kota, terus sampai ke
destinasi wisata sejarah, maka diperlukan desain Sungai Lariang di Lembah Pipikoro, Donggala
perencangan lanskap berbasis mitigasi bencana (arah selatan Palu). Sebaran patahan sangat
dengan mempertimbangkan dampak dari gempa berasosiasi dengan sebaran pusat gempa, daerah
bumi yang berpotensi timbulnya likuifaksi. yang berada di sekitar jalur patahan sangat
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rawan terhadap goncangan gempa bumi yang
menarik minat peneliti untuk melakukan kajian umumya relatif dangkal. Di beberapa lokasi,
dengan judul “Perancangan Lanskap Berbasis patahan juga membentuk tebing yang curam dan
Mitigasi Bencana Studi kasus: Kelurahan Balaroa, danau, seperti Ngarai Sihanok di Sumatera Barat,
Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi lembah di Lembang Jawa Barat, Danau Singkarak
Sulawesi Tengah”. di Sumatera, dan Danau Tempe serta Danau
Poso di Sulawesi (Pemerintah Provinsi Sulawesi
Rumusan Masalah Tengah 2018).
Analisis Topografi
Konsep Vegetasi
Siteplan Zona D
Gambar 6. Vegetasi yang digunakan
Zona C merupakan zona edukasi dan memorial
Hasil Perancangan park. Di zona ini sudah disediakan viewing deck
agar wisatawan dapat melihat langsung titik-titik
Hasil perancangan berupa masterplan Kawasan krusial pasca likuifaksi. Selain itu terdapan tugu
perncangan, sirkulasi wisata dan mitigasi, peringatan dan media interpretative yang
sirkulasi hidrologi. Kemudian tapak perancangan menjelaskan nama=nama korban dan gambaran
yang akan didetailak terletak pada zona B yang sebelum dan sesudah likuifaksi.
dibagi menjadi tiga detail, zona c dan zona d yang
akan dijelaskan lebih rinci.
Siteplan zona d
Siteplan Zona C
Kesimpulan
https://geologi.co.id/2018/10/04/likuifaksi-
petobo-yang-menelan-rumah-satu-desa/
https://fingfx.thomsonreuters.com/gfx/rngs/IND
ONESIA-QUAKE/010080MZ19R/index.html
https://www.reuters.com/news/picture/earthqua
ke-and-tsunami-devastate-indones-
idUSRTS23EU8
https://earthobservatory.nasa.gov/images/9283
6/devastation-in-palu-after-earthquake-
tsunami
http://umum-
pengertian.blogspot.com/2016/04/pengertia
n-mitigasi-secara-umum-tahapan.html
http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/jenis-
jenis-gempa-bumi
https://www.itb.ac.id/news/read/56898/home/k
embali-lakukan-survei-peneliti-itb-temukan-
fakta-baru-mekanisme-likuifaksi-di-palu