Anda di halaman 1dari 15

PT Rekadaya Elektrika Consult

PLN Pusenlis Building, 6th Floor


Jl. K. S. Tubun I No. 2, West Jakarta, 11420,
Indonesia www.reconsult.co.id

LAPORAN GEOLOGI

Perjanjian Pekerjaan :
Penyusunan Desk Study
PLTA Idenburg

Desember 2023
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

DAFTAR ISI

Hal.

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... I


DAFTAR TABEL ................................................................................................................ II
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... II
UMUM ............................................................................................................................... 1
KONDISI GEOLOGI REGIONAL......................................................................................... 1
KERENTANAN GERAKAN TANAH.................................................................................... 4
KEGEMPAAN ..................................................................................................................... 6
RENCANA BAHAN MATERIAL ....................................................................................... 10
REKOMENDASI INVESTIGASI GEOLOGI PADA TAHAPAN SELANJUTNYA ................ 10
PEMETAAN GEOLOGI DETAIL ....................................................................................... 11
7.1. Pengeboran Inti ........................................................................................... 11
7.2. Parit Pengujian............................................................................................. 11
7.3. Pendugaan Bawah Permukaan .................................................................... 12

i
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Legenda peta geologi papua (Randal B., 2011) ......................................................................... 2


Tabel 2. Kriteria perancangan gempa berdasarkan peruntukan infrastruktur (SNI 8460 Tahun 2017) . 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Geologi Pulau Papua (Randal B., 2011)......................................................................... 1


Gambar 2 Peta Geologi Regional Area Rencana PLTA Idenberg ............................................................. 3
Gambar 3. Peta Kerentanan Gerakan Tanah Regional ........................................................................... 4
Gambar 2-57 Peta Kelerengan Area Rencana PLTA Idenberg ................................................................ 5
Gambar 5. Peta Percepatan Puncak Di Batuan Dasar (SB) Untuk Probabilitas Terlampaui 1% Dalam 100
Tahun (Pusgen, 2017) ............................................................................................................................. 7
Gambar 6. Zona patahan aktif disekitar lokasi rencana PLTA Idenberg (Sapiie (1998) dalam PusGeN,
2019) ....................................................................................................................................................... 8
Gambar 7. Persebaran Episentrum Gempabumi Disekitar Lokasi Rencana PLTA Idenberg (USGS, 2023)
................................................................................................................................................................ 9
Gambar 8. Persebaran Patahan Aktif Disekitar Lokasi Rencana PLTA Idenberg (Pusgen, 2019)............ 9
Gambar 9. Peta Geologi Regional Rencana Pengambilan Bahan Material ........................................... 10

ii
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Umum
Studi geologi merupakan evaluasi kondisi geologi di lokasi PLTA Idenburg dan
sekitarnya yang meliputi pengumpulan data sekunder termasuk didalamnya adalah
gambaran umum tentang deskripsi kondisi geologi di area PLTA (stratigrafi, struktur
geologi dan litologi), kondisi kegempaan kondisi potensi bencana geologi dan potensi
material konstruksi.

Kondisi Geologi Regional

Daerah kajian terletak pada Provinsi Papua, peta geologi dapat dilihat pada Gambar.
Geologi pada Papua merupakan hasil periode endapan sedimentasi dengan masa
yang panjang pada tepi Utara Kraton Australia yang pasif dan berawal pada Zaman
Karbon sama Tersier Akhir (Gambar 2-54).

Lingkungan pengendapan berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut dangkal sampai
laut dalam dan mengendapkan batuan klatik kuarsa, termasuk lapisan batu merah
karbonan, dan berbagai batuan karbonat yang ditutup oleh kelompok Batugamping
New Guinea yang berumur Miosen. Ketebalan urutan sedimentasi ini mencapai
12.000 meter (Davies, 2012).

Gambar 1. Peta Geologi Pulau Papua (Randal B., 2011)

Laporan Interim 1
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Rencana lokasi PLTA Idenberg terletak pada area sedimen neogen hingga
quartemary sedimen. Legenda gambar di atas dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 1. Legenda peta geologi papua (Randal B., 2011)

AB = Aru Basin MB = Manus Basin WA = Waipona Basin


AFB = Aure fold belt MI = Misool WBW = Woodlark Basin
B = Bouganville MT = Manus Trench WM = Wamena
BB = Bintuni Basin MU = Mussau WN = Wandomen
Peninsula
BK = Biak NB = New Britain WO = Waigeo
BT = Bismarck Sea OT = Ok Tedi WT = Yopen
Transform
C = Cyclops Mountains P = Porgera Y = Yapen
CB = Cendrawasih Bay PT = Pocklington
Trough
FR = Finisterre-Saruwaged R = Rabaul
Range
G = Gauttier/Foja SB = Salawati Basin
Mountains
GR = Grasberg Mine SF = Sorong Fault
KT = Kilinailau Trench ST = Seram Trench
L = Lihir Island (mine) T = Timor Trough
LFB = Lengguru Fold Belt TT = Trobriand
Trough
M = Manus W = Wau

Berdasarkan peta geologi regional (Koswara, A., 1995) terletak pada formasi unk
yang merupakan batupasir grewacke yang berselingan dengan batulempung dan
sisipan lignit yang memperlihatkan perlapisan yang cukup baik.

Formasi Unk berumur sekitar pliosen akhir hingga pleistosen yang terendapkan
secara tidak selaras menutup formasi yang lebih tua lainnya. Sementara kondisi
geologi struktur daerah ini memiliki pola struktur geologi yang berarah barat laut-
tenggara.

Laporan Interim 2
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Gambar 2 Peta Geologi Regional Area Rencana PLTA Idenberg

Laporan Interim 3
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Kerentanan Gerakan Tanah

Sementara untuk kondisi kerentanan gerakan tanah regional terletak pada daerah dengan kerentanan Gerakan tanah rendah (PVMBG,
2014) (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Kerentanan Gerakan Tanah Regional

Laporan Interim 4
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Analisis kerentanan Gerakan tanah regional juga dapat dilakukan dengan melakukan
analisis kelerengan di area sekitar lokasi rencana PLTA Idenberg. Data yang
digunakan untuk analisis kelerengan berdasarkan data citra digital elevation model
yang diambil dari DEMNAS dan diolah menggunakan sistem informasi geografis (SIG)
software. Berdasarkan analisis kondisi kelerengan pada daerah sekitar lokasi PLTA
Idenberg memiliki kondisi kelerengan rendah (0⁰-20⁰) akan tetapi pada daerah aliran
sungai memiliki kelerengan sedang hingga tinggi sekitar 20⁰-50⁰.

Apabila melihat stadia sungai dari lokasi rencana lokasi PLTA Idenberg area ini
tergolong kedalam sungai dengan stadia muda hingga dewasa hal ini ditunjukan
masih adanya erosi vertical yang dominan pada daerah ini dan juga adanya
meandering pada sungai yang akan dibendung.

Gambar 0-4 Peta Kelerengan Area Rencana PLTA Idenberg

5
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Kegempaan

Berdasarkan SNI 8460 Tahun 2017 menunjukan kriteria perancangan gempa


berdasarkan peruntukan infrastruktur (Tabel) menunjukan data nilai peak ground
acceleration (PGA) untuk bangunan bendungan menggunakan data probabilitas
terlampaui 1% dalam 100 tahun. Berdasarkan peta yang dikeluargan oleh Pusgen
(2017) untuk peta percepatan puncak di batuan dasar (SB) untuk probabilitas
terlampaui 1% dalam 100 tahun lokasi PLTA Idenberg memiliki PGA 1.5-2.5 g.
Sehingga desain dari bangunan bendungan harus mengakomodasi dari nilai PGA
tersebut.

Tabel 2. Kriteria perancangan gempa berdasarkan peruntukan infrastruktur (SNI


8460 Tahun 2017)

6
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Gambar 5. Peta Percepatan Puncak Di Batuan Dasar (SB) Untuk Probabilitas Terlampaui 1% Dalam 100 Tahun (Pusgen, 2017)

7
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Secara regional lokasi PLTA Idenberg terletak pada lokasi yang diapit oleh 2 zona aktif
patahan yaitu zona patahan strike slip MDZ yang berarah barat timur serta zona yang
diperkirakan sebagai batas dari Underthrust Australian Continental Crust. Kondisi ini
menunjukan deformasi yang ada disekitar lokasi rencana lokasi PLTA Idenberg
merupakan daerah yang sangat aktif dan dapat mempengaruhi kualitas massa
batuan.

Gambar 6. Zona patahan aktif disekitar lokasi rencana PLTA Idenberg (Sapiie
(1998) dalam PusGeN, 2019)
Berdasarkan data dari USGS menunjukan bahwa daerah sekitar rencana PLTA
Idenberg dengan radius 50km terdapat beberapa kejadian gempabumi yang
didominasi oleh gempa dangkal dengan magnitude terbesar 6,3 SR dan termasuk
dalam gempabumi dangkal (Gambar 5).

Oleh sedangkan berdasarkan data dari patahan aktif yang dikeluarkan oleh Badan
Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan area ini juga
berdekatan dengan adanya patahan aktif yang memiliki potensi magnitude sebesar
7,1 SR (Gambar 6).

8
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Gambar 7. Persebaran Episentrum Gempabumi Disekitar Lokasi Rencana PLTA


Idenberg (USGS, 2023)

Gambar 8. Persebaran Patahan Aktif Disekitar Lokasi Rencana PLTA Idenberg


(Pusgen, 2019)

9
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Rencana Bahan Material

Rencana bahan material yang digunakan di PLTA Idenberg ini dapat diambil dari
beberapa formasi yang ada disekitar lokasi yang berjarak < 5km seperti adanya
pelamparan dari intrusi andesit, diorite dan juga batuan ultramafic akan tetapi
memerlukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kualitas dari batuan tersebut.
Kondisi ini menunjukan perlunya pembuatan jalan hauling sebagai sarana
transportasi material batuan menuju ke lokasi konstruksi.

Gambar 9. Peta Geologi Regional Rencana Pengambilan Bahan Material

Rekomendasi Investigasi Geologi pada Tahapan Selanjutnya


Kemantapan perencanaan teknis suatu bendungan sangat ditentukan oleh ketelitian
pada pelaksanaan survei dan investigasi, sehingga mendapatkan data-data yang
dapat dipercaya dan selanjutnya akan diperoleh analisa-analisa yang tepat. Kegiatan
investigasi geologi yang perlu dilakukan pada tahapan selanjutnya adalah sebagai
berikut:

10
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Pemetaan Geologi Detail


Pemetaan ini merupakan landasan dasar dari semua kegiatan-kegiatan survey,
investigasi dan penyelidikan-penyelidikan selanjutnya. Ketelitian peta geologi yang
akan dihasilkan tergantung dari skala peta topografi yang digunakan sebagai dasar.
Untuk peta detil memiliki skala 1:500 sampai 1:5.000 sedangkan pada peta semi detil
lapangan mempunyai skala 1:10.000 sampai 1:25.000. Pemetaan ini meliputi
pemetaan detail struktur geologi (patahan mayor dan minor, kekar/rekahan) dan
litologi di area yang direncanakan sebagai PLTA.

Peta geologi perlu disiapkan, pada lokasi-lokasi berikut :


1. Cekungan waduk dan daerah sekitarnya, dengan skala 1:10.000
2. Lokasi bendungan utama dan pelana, bangunan pelengkap, skala 1:2000
3. Lokasi lain yang dianggap perlu

Investigasi untuk pondasi, klasifikasi geologi terutama didasarkan pada kekuatan dan
permeabilitas batuan fondasi, sedang investigasi cadangan material lebih
diutamakan pada faktor gradasi, plastisitas serta hal-hal yang berkaitan dengan
penggaliannya. Lokasi singkapan, batas formasi batuan dan lokasi struktur sesar,
kekar, bidang geser harus dinampakkan dengan jelas didalam peta. Formasi batuan
sebaiknya diklasifikasi berdasar sifat mekaniknya.

7.1. Pengeboran Inti


Pengeboran inti dimaksudkan agar secara langsung dapat mengetahui karakteristika
geologi yang terdapat di bawah permukaan tanah dengan cara-cara pengambilan
contoh-contoh batuan atau bahan-bahan lainnya yang terdapat pada kedalaman
tertentu di bawah permukaan tanah dan kemudian mengadakan penelitian pada
contoh-contoh tersebut, penganalisaan pada kecepatan pelaksanaan pengeboran,
penelitian kemampuan daya dukung pada lapisan demi lapisan pada kedalaman
kedalaman tertentu, pengecekan- pengecekan tingkat permeabilitasnya, dan lain-
lain.

7.2. Parit Pengujian


Dibandingkan dengan metode lainnya, maka penggunaan parit pengujian ini sangat
sederhana, tidak memerlukan peralatan yang kompleks dan ongkosnya murah.

11
LAPORAN GEOLOGI
PLTA Idenburg

Kegiatan ini dilakukan untuk mengambil contoh tanah terganggu (disturbed), sebagai
bahan material timbunan.

7.3. Pendugaan Bawah Permukaan


Untuk mengetahui kondisi geologi lapisan bawah tanah yaitu dengan pemetaan
geologi permukaan, pengeboran-pengeboran dan parit-parit pengujian sudah cukup
luas, dimana pemetaan geologi permukaan serta pembuatan parit-parit pengujian
tersebut akan dapat memberikan gambaran penampakan geologi, sedang
pengeboran-pengeboran akan dapat memberikan gambaran kondisi geologi di
bawah permukaan tanah. Selain itu, penambahan akuisisi data dari survei geofisika
yaitu seismik refraksi akan menjadikan interpretasi bawah permukaan semakin tinggi
tingkat keakurasiannya.

Gambaran yang diperoleh dari data pengeboran dan parit uji, terutama mengenai
lapisan geologi di bawah permukaan tanah masih bersifat kasar, dimana
ketelitiannya hanya bisa ditingkatkan dengan merapatkan jarak masing-masing
lubang bor yang menimbulkan konsekuensi yaitu pembiayaan yang sangat tinggi.
Guna meningkatkan ketelitian tersebut serta menghindarkan pembiayaan yang
berlebihan, maka penggunaan metode pendugaan bawah permukaan dengan
melakukan survei geofisika seusmik refraksi akan sangat efektif.

12

Anda mungkin juga menyukai