Anda di halaman 1dari 1

SCRIPT CODE BLUE

Pada tanggal 23 Desember 2022 jam 10.00 telah terjadi code blue di RSI Siti Hajar Sidoarjo yang
berlokasi di ATM RSI Siti Hajar Sidoarjo. Sepasang suami istri masuk ruang ruang ATM dan
mengambil uang, di saat mengambil uang tiba-tiba orang tersebut mengalami nyeri dada
kemudian terjatuh di lantai. Spontan sang istri keluar dan berteriak meminta tolong, kebetulan
ada 1 security dan 1 perawat yang lewat dan segera menolong.

Penolong pertama dan kedua (Perawat dan Security) melakukan 3A (Aman Penolong, Aman
Pasien , Aman Lokasi). Penolong Pertama (Perawat) mengecek kesadaran pasien dengan cara
(memanggil nama/merangsang nyeri). Penolong Kedua (Security) meminta bantuan dengan
menelpon 111 (ext. Kegawatdaruratan) yang terpusat di Operator, kemudian operator
menghubungi IGD dan PJ lantai.

Setelah penolong kedua menelpon 111, penolong kedua kembali ke lokasi kejadian untuk
mengamankan lokasi agar tidak ada pengunjung yang masuk ke area ATM. Penolong pertama
(perawat) sambil menunggu bantuan datang melakukan pemeriksaan nadi karotis dan
membuka jalan nafas, melakukan pijat jantung (RJP) dengan perbandingan 30 pijatan : 2 tiupan.
Jika tidak ada barrier Mouth to Mouth, maka hanya dilakukan CPR

Setelah beberapa menit, Tim Code Blue dan PJ lantai datang ke lokasi kejadian. Setelah tiba di
lokasi petugas Tim Code Blue melakukan operan tindakan apa saja yang sudah dilakukan.
Dokter jaga memeriksa nadi karotis, jika tidak teraba maka dilakukan cek irama dengan
menggunakan alat DC Shock. Jika iramanya asistol maka dilanjutkan RJP.

Dokter jaga memberikan instruksi pemberian terapi (inj. Epineprin 1 mg Iv.) kemudian flush
dengan NaCl 20cc sambil tangan diangkat. Dokter menginstruksikan stop RJP sementara dan
melakukan evaluasi dengan cara cek nadi carotis kembali. Jika nadi tidak teraba maka dilakukan
cek irama, jika iramanya VF (Ventricular Fibrilation) maka dokter jaga akan melakukan
defibrilasi 360 Joule (monophasic). Saat dokter jaga melakukan defibrilasi, semua penolong
tidak boleh menyentuh pasien. Setelah dilakukan defibrilasi, bila irama kembali asistol, maka
RJP dilakukan lagi sambil memasukkan obat epinefrin sesuai SOP. Setiap selesai siklus, dokter
jaga melakukan cek nadi karotis. Jika nadi masih belum teraba dan irama masih asistol maka
tetap dilanjutkan RJP. Penolong lain mempersiapkan alat untuk pemasangan ETT (Endotracheal
Tube). Setelah ETT terpasang, cek ETT di 5 posisi dengan penolong lainnya tetap melakukan RJP.
Nafas bantuan diberikan setiap 6 detik sekali. Dokter jaga memeriksa irama jantung, jika irama
jantung sinus, maka dokter jaga melakukan cek nadi karotis guna untuk memastikan buka suatu
PEA (Pulseless Electrical Activity). Jika nadi teraba maka pasien termasuk ROSC (Return Of
Spontaneous Circulation) dan dilanjutkan evakuasi ke IGD untuk tatalaksana pasien post cardiac
arrest.

Anda mungkin juga menyukai