Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO SIMULASI

AGENDA PEMBUKAAN SEMINAR DPD PPNI KABUPATEN BOGOR


BY PRO EMERGENCY

Pemeran:
- Narator: Hellda
- Tim Resusitasi:
1. Deri (Ka Tim)
2. Keyfin
3. Fani
4. Taufik
5. Perawat Ciawi
6. Perawat Ciawi

- Dispatcher: Hellda

- Ambulans:
1. Iqbal
2. Inggrid
3. Tommy

- Pasien
- Dokumentasi: Esa
- Teknisi: Rozi

Setting: Aula
Durasi: Maksimal 30 menit

29 Juli 2018 Pukul 06.47 WITA, Gempa Bumi mengguncang salah satu Kabupaten Tegar Beriman,
Kabupaten Bonjour. Gempa berkekuatan 7 SR telah mengguncang Kabupaten Bonjour dan
sekitarnya. Gempa terbesar dalam sejarah Bonjour, mengakibatkan ribuan rumah rusak parah,
ratusan luka-luka, belasan orang meninggal dunia dan belasan hilang.

29 Juli 2018 Pukul 07.25 WITA


BPBD Bonjour segera melakukan rapat koordinasi dengan Depkes, PPK pusat, Dinkes kabupaten,
dinkes provinsi, dan instansi terkait (TNI/POLRI/SAR dll)

2 jam setelah kejadian, Dinkes Kab/Kota dan instansi terkait membuat posko kesehatan di provinsi
dan membuat rencana operasional. Dinkes kabupaten segera menyiapkan dan mengirimkan sarana
prasarana dan tim medis ke lokasi yang membutuhkan. DPD PPNI Kabupaten Bonjour sebagai wadah
organisasi perawat, menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam partisipasinya mengirmkan bantuan
personil perawat Kabupaten Bonjour.

29 Juli 2018 Pukul 09.00 WITA


Rumah sakit lapangan
Sektor kesehatan dan sektor posko telah membuat tenda rumah sakit lapangan dengan kapasitas
2500 orang. Satu persatu korban mulai dievakuasi menuju rumah sakit lapangan. 2 orang triage
officer melakukan pemilahan pasien menjadi 3- kategori: merah, kuning, hijau.
Ada 10-dokter yang dikerahkan dan 15 tim yang terdiri dari 6-perawat/tim di dalam rumah sakit
lapangan ini. Masing-masing tampak sibuk melakukan penanganan terhadap korban yang terus
berdatangan.

Suatu tim tampak sedang bersiap siaga menerima pasien dari triage officer dengan label merah. Laki-
laki 39 tahun tertimpa reruntuhan, mengalami penurunan kesadaran dan luka-luka di bagian kepala
dan kaki kanan. Korban dibawa ke rumah sakit oleh tim rescue dan telah terpasang alat penyangga
leher dan bidai pada kaki kanannya.

Perawat Deri menerima korban dan melakukan operan singkatt dengan tim rescue (Identitas,
Biomekanik Trauma, Kondisi sat ditemukan, Tindakan pertolongan pertama di lapangan). Sementara
Perawat 1, 2, dan 3 yang telah menggunakan alat pelindung diri lengkap, memindahkan korban ke
brankard ruamah sakit.

Penanganan Initial Assessment and Management


a. Tim tampak sedang melakukan fiksasi kepala dan leher pasien serta membuka jalan napas pasien:
- Perawat 1 melakukan fiksasi leher
- Terdengar bunyi seperti berkumur-kumur. Perawat 2 melakukan pemasangan alat untuk
membuka jalan napas: Oropharingeal Airway
- Perawat 3 menyiapkan Pemasangan alat penyangga kepala atau disebut Head Immobilizer.
Pemasangan penyangga leher dan kepala wajib dilakukan pada korban yang dicurigai adanya
patah tulang leher

b. Sementara tim melakukan fiksasi kepala dan leher, katim melihat dada pasien sesak. Katim
memasang Pulse Oxymetry pada jari pasien, SpO2 90%. Perawat 1 menyiapkan dan memasang
alat oksigenasi khusus untuk kondisi korban sepert ini, yaitu Non Rebrething Mask (NRM). Namun
SpO2 masih tidak berubah secara signifikan. Perawat 3 membuka baju pasien untuk melihat
adanya penyebab sesak pada korban, perawat 3 melakukan pemeriksaan IAPP. Hasil
pemeriksaan:
Inspeksi: ada jejas di dada korban sebelah kanan, pengembangan dada asimetris, trakea tampak
terdorong ke arah kiri, terdapat pembesaran vena jugularis
Auskultasi di setiap lapang paru kiri dan kanan: dada kiri vesikuler, dada kanan menjauh
Perkusi di setiap sela iga 1-VI: dada kiri sonor, dada kanan hipersonor
Palpasi klavikula, costae, dan sternum: tidak ada krepitasi

Katim menyimpulkan adanya tension pneumothorax dan mengintruksikan perawat 2 untuk


menyiapkan alat-alat untuk dilakukannya Needle Decompression, yaitu IV Catheter no. 14,
plester, spuit 3cc berisi aquabides, plester, dan ujung handscoon yang dipotong untuk sistem
ventil. Perawat 2 menyiapkan alat-alat tersebut. Katim melakukan tindakan needle
decompression pada ICS 4 dari anterior axila korban.

Semua perawat dalam tim ini telah memiliki sertifikasi pelatihan kegawatdaruratan khusus
perawat, yaitu Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) dari Pro Emergency.

Setelah dilakukan pemasangan needle decompression, SpO2 pasien berangsur-angsur meningkat


hingga 92%. Masalah pernapasan pasien untuk sementara clear dan tim melanjutkan
pemeriksaan kondisi sirkulasi/perdarahan pasien.
c. Circulation:
Terdapat adanya perdarahan di bagian kepala pasien, dan lengan kanan atas yang telah dibalut
oleh tim pertolongan pertama. Tampak ada dugaan patah tulang pada kaki kanan pasien yang
telah dilakukan pembidaian oleh tim pertolongan pertama.

Katim melakukan pemeriksaan tanda-tanda syok. Pasien tampak pucat, bibir kebiruan (sianosis),
akral dingin, nadi cepat dan lemah.
Katim: “Perawat 1 dan 2, tolong lakukan pemasangan IV 2 jalur dengan cairan RL hangat
menggunakan jarum No. 16 sebanyak 1 liter diguyur. Jangan lupa lakukan crossmatch. Perawat 3,
tolong lakukan pemasangan folley catheter”

Perawat 1 dan perawat 2 menyiapkan alat-alat infus, memasang infus dan melakukan
pemeriksaan crossmatch. Perawat 3 menyiapkan alat-alat pemasangan folley catheter dan
memasang folley catheter.

d. Setelah dilakukan pemasangan Folley Catheter, pasien nampak tidak sadar. Tim melakukan
protokol penanganan pasien henti jantung.
Katim menepuk bahu pasien “Pak, pak, pak”. Pasien tidak ada respon.
Katim mengintruksikan untuk meminta bantuan tambahan 1-2 orang perawat dan dokter
Dilakukan pengecekan nadi dan napas nadi tidak teraba, napas tidak ada

Penanganan Cardiac Arrest Management


Tim telah memiliki tugas masing-masing sebagai: leader, compressor, defibrillator, ventilator,
medicine, dan recorder

Compressor melakukan kompresi dada dan ventilator melakukan ventilasi, dengan perbandingan
30 kompresi dan 2 napas.
- Katim mengintruksikan untuk memasang monitor dan IV line. Defibrilator memasang monitor
dan IV line
- Dokter datang dan mengambil alih pern leader.
- Monitor terpasang  SAS  irama VT, nadi tidak teraba. Tim melakukan algoritma VT tanpa
nadi.
VT (nadi -)  RJP  DC Shock 200J  RJP 2-menit
SAS  VT (nadi -)  RJP  DC Shock 200J  RJP 2-menit  Epinefrin 1-mg flush NS 20cc
SAS  VT (nadi -)  RJP  DC Shock 200 J dibatalkan (PEA)  RJP 2-menit
SAS  PEA  RJP 2-menit  Epinefrin 1-mg flush NS 20cc
SAS  Sinus Bradicardi, nadi teraba  ROSC

Airway: Pemasangan Intubasi.


Breathing: Ventilasi 10 x/menit  SpO2 94%
Circulation: Tekanan Darah 90/80mmHG
Disability: TTM cairan RL dingin 30ml/kg selama 24 jam

Pasien dilakukan pemasangan NGT dan pemeriksaan EKG.


Dokter merekomendasikan untuk melakukan rujukan. Katim berkoordinasi dengan dispatcher
untuk menyiapkan ambulans.

e. Petugas ambulans datang, melakukan operan data, memindahkan pasien ke brankard ambulan

Anda mungkin juga menyukai