Anda di halaman 1dari 52

NEUROLOGI

1
Seorang pria 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pinggang

1. Lakukan anamnesis yang sesuai a) Vital sign


a) TD 110/70 mmHg
2. Lakukan pemeriksaan neurologi b) HR 80 x/i
3. Lakukan pemeriksaan penunjang yang c) RR 20 x/i
d) T 37 C
sesuai
b) Darah lengkap
4. Tegakkan diagnosa dan 2 diagnosa a) Dalam batas normal
banding yang sesuai
5. Berikan terapi farmakologi dan non
farmakologi yang sesuai
6. Berikan edukasi yang sesuai

2
Keterampilan Klinis OSCE

CLUE
Anamnesis
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Gangguan sensorik dapat menimbulkan perasaan semutan atau baal Beberapa istilah sehubungan dengan kelainan raba, antara lain:
(parestesia), kebas atau mati rasa, dan ada pula yang sangat sensitif o Kelainan sensasi taktil dikenal sebagai ansetesia, hipestesia,
OSCE

(hiperestesi). dan hiperestesia


Kesadaran penderita harus penuh dan tajam (kompos mentis dan o Apabila sensasi raba ringan negatif disebut tigmanestesia
Klinis

kooperatif) o Kehilangan sensasi gerakan rambut disebut trikoanestesia


Prosedur pemeriksaan harus benar-benar dimengerti oleh pasien o Kehilangan sensasi lokalisasi disebut topoanestesi
Keterampilan

Pemeriksaan bagian kiri harus selalu dibandingkan dengan bagian o Ketidakmampuan untuk mengenal angka/huruf yang

kanan “dituliskan” pada kulit disebut grafanestesia

Pasien juga diminta untuk menyatakan tempat atau bagian tubuh


mana yang dirangsang
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Pemeriksaan Raba
OSCE

Pasien dalam posisi berbaring & mata tertutup, lalu lakukan


perabaan dengan kasa atau brush
Klinis

Pemeriksaan Sensasi Nyeri Superfisial

Mata penderita tertutup


Keterampilan

Tekanan jarum terhadap kulit penderita seminimal mungkin,


jangan sampai menimbulkan perlukaan
Rangsangan terhadap kulit dikerjakan dengan ujung jarum dan
kepala jarum secara bergantian, sementara itu penderita
diminta untuk menyatakan sensasinya sesuai dengan
pendapatnya

5
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Pemeriksaan Sensasi Suhu
OSCE

Alat yang dipakai pada prinsipnya adalah tabung yang diisi air dingin atau air panas. Untuk sensasi dingin diperlukan air
dengan suhu 5-10° C, & sensasi panas diperlukan suhu 40-45° C
Klinis

Penderita lebih baik dianjurkan dalam posisi berbaring


Mata penderita tertutup
Tabung ditempelkan pada kulit penderita, dan penderita diminta untuk menyatakan apakah tersa dingin atau
Keterampilan

panas

Pemeriksaan Sensasi Gerak dan Posisi

Penderita dapat duduk atau berbaring


Jari-jari penderita harus benar-benar dalam keadaan relaksasi
dan digerakkan secara pasif oleh pemeriksa, dengan sentuhan
seringan mungkin sehingga dihindari adanya tekanan terhadap
jari-jari tadi
Penderita diminta untuk menyatakan apakah ada perubahan
posisi jari ataupun apakah ada gerakan pada jarinya
6
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Pemeriksaan Sensasi Getar / Vibrasi
OSCE

Sensasi vibrasi disebut pula dengan palestesia yang berarti


kemampuan untuk mengenal atau merasakan adanya rasa getar,
Klinis

ketika garpu tala yang telah digetarkan diletakkan pada bagian


tulang tertentu yang menonjol
Getarkan garpu tala terlebih dahulu
Keterampilan

Kemudian pangkal garpu tala segera ditempelkan pada bagian


tubuh tertentu
Yang dicatat ialah tentang intensitas dan lamanya vibrasi
Hasil pemeriksaan disebut normal bila penderita merasakan
getaran maksimal. Hilangnya rasa getar disebut palanestesia

7
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Pemeriksaan Sensasi Tekan
OSCE

Penderita dalam posisi berbaring dan mata tertutup


Ujung jari atau benda tumpul ditekankan atau disentuhkan lebih
Klinis

kuat terhadap kulit


Di samping itu juga dapat diperiksa dengan menekan struktur
Keterampilan

subkutan misalnya massa otot, tendo dan saraf itu sendiri, baik
dengan benda tumpul atau dengan “cubitan” dengan skala yang
lebih besar
Penderita diminta untuk menyatakan apakah ada tekanan dan
sekaligus diminta untuk mengatakan daerah mana yang
ditekan tadi

8
Pemeriksaan Sensoris

PROSEDUR
Pemeriksaan Sensasi Nyeri Dalam atau Nyeri Tekan
OSCE

Massa otot, tendo atau saraf yang dekat permukaan ditekan


Klinis

dengan ujung jari atau dengan “mencubit” (menekan di antara


jari telunjuk dan ibu jari)
Hasil pemeriksaan yaitu pasien diminta untuk menyatakan
Keterampilan

apakah ada perasaan nyeri atau tidak; pernyataan ini


dicocokkan dengan intensitas tekanan atau cubitan

9
Pemeriksaan Fungsi Koordinasi

PROSEDUR
Tes Romberg
o Tes Romberg hanya dilakukan apabila seseorang dapat berdiri tanpa bantuan. Sebelum pasien menjalani tes Romberg, ia
OSCE

harus diberi penerangan yang jelas


o Pemeriksa berada di belakang pasien
Klinis

o Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kedua mata terbuka & diamati selama 30 detik
o Setelah itu pasien diminta menutup mata dan diamati selama 30 detik
Keterampilan

▪ Jika pada keadaan mata terbuka pasien sudah jatuh -> kelainan serebelum
▪ Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi -> vestibuler/propioseptif

10
Pemeriksaan Fungsi Koordinasi

PROSEDUR
Tes Romberg Dipertajam
OSCE

o Pemeriksa berada di belakang pasien


o Tumit pasien berada didepan ibu jari kaki yg lainnya
o Pasien diamati dalam keadaan mata terbuka selam 30 detik
Klinis

o Kemudian pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik


o Interpretasi = test Romberg
Keterampilan

Tes Jalan Tandem


o Pasien diminta berjalan dengan sebuah garis lurus menempatkan tumit di depan jari kaki bergantian
o Pada kelainan serebelar: pasien tidak dapat melakukan tandem dan jatuh kesatu sisi
o Pada kelainan vestibular: pasien akan mengalami deviasi ke sisi lesi
Disdiadokokinesia
o Mintalah pasien merentangkan kedua tangannya ke depan
o Kemudian mintalah pasien mensupinasi dan pronasi tangannya secara bergantian dan cepat
o Positif bila gerakan lamban dan tidak tangkas

11
Pemeriksaan Fungsi Koordinasi

PROSEDUR
Tes Telunjuk-Hidung
o Mintalah pasien merentangkan kedua lengannya ke samping
OSCE

o Kemudian mintalah pasien menyentuh hidungnya dengan jari


telunjuknya bergantian tangan kanan dan kiri
Klinis

o Pertama dengan mata terbuka dan kedua dengan mata tertutup


Tes Tumit-Lutut
Keterampilan

o Minta pasien menempatkan salah satu tumitnya di atas lutut tungkai


lainnya
o Kemudian minta pasien menggerakkan tumit itu meluncur dari
lutut ke pergelangan kaki melalui tulang tibia dan akhirnya melewati
dorsum padis untuk menyentuh ibu jari kaki
Tes Rebound
o Mintalah pasien menarik lengannya sementara pemeriksa menahannya sehingga seperti
sedang beradu panco
o Kemudian dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan tahanannya
o Perhatikan apakah lengan pasien segera berhenti atau terjadi gerakan lewat sampai memukul
12
dirinya sendiri
Pemeriksaan Refleks Fisiologis dan Patologis

PROSEDUR
Penilaian Hasil Refleks
OSCE

Refleks dapat dinilai sebagai negatif, menurun, normal, meninggi dan hiperaktif. Ada pula yang menggunakan kriteria kuantitatif sebagai
berikut:
Klinis

o 0 = negatif
o +1 = lemah (dari normal)
o +2 = normal
Keterampilan

o +3 = meninggi, belum patologik


o +4 = hiperaktif, sering disertai klonus, sering merupakan indikator suatu penyakit

13
Pemeriksaan Refleks Fisiologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Pemeriksaan Refleks Biseps


o Pasien duduk dengan santai
Klinis

o Lengan dalam keadaan lemas, lengan bawah dalam


posisi antara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
o Siku penderita diletakkan pada lengan/tangan
Keterampilan

pemeriksa
o Pemeriksa meletakkan ibu jarinya di atas tendo biseps,
kemudian pukullah ibu jari tadi dengan reflex hammer
yang telah tersedia
o Reaksi utama adalah kontraksi otot biseps dan
kemudian fleksi lengan bawah

14
Pemeriksaan Refleks Fisiologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Pemeriksaan Refleks Triseps

o Pasien duduk dengan santai


Klinis

o Lengan pasien diletakkan di atas lengan/tangan


pemeriksa
o Posisi pasien sama dengan posisi pada pemeriksaan
Keterampilan

refleks biseps
o Lengan penderita dalam keadaan lemas, relaksasi
sempurna
o Apabila telah dipastikan bahwa lengan pasien sudah
benar-benar relaksasi (dengan meraba triseps: tak teraba
tegang), pukulan tendo yang lewat di fossa olekrani

15
Pemeriksaan Refleks Fisiologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Pemeriksaan Refleks Brakioradialis

o Posisi pasien dan pemeriksa sama dengan pemeriksaan


Klinis

refleks biseps
o Pukullah tendo brakhioradialis pada radius bagian distal
Keterampilan

dengan memakai reflekx hammer yang datar


o Maka akan timbul gerakan menyentak pada tangan
o M. Brakioradialis dipelihara oleh n. Radialis melewati
C6

16
Pemeriksaan Refleks Fisiologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Pemeriksaan Refleks Patela / Kuadriseps

o Pasien dalam posisi duduk dengan tungkai menjuntai


Klinis

o Daerah kanan-kiri tendo patela terlebih dahulu diraba,


untuk menetapkan daerah yang tepat
o Tangan pemeriksa yang satu memegang paha penderita
Keterampilan

bagian distal, dan tangan yang lain memukul tendo


patela tadi dengan reflex hammer secara cepat (ayunan
reflex hammer bertumpu pada sendi pergelangan
tangan)
o Pemeriksa dapat melihat tungkai bawah yang bergerak
secara menyentak untuk kemudian berayun sejenak

17
Pemeriksaan Refleks Fisiologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Pemeriksaan Refleks Achilles

o Pasien dapat duduk dengan tungkai menjuntai, atau


Klinis

berbaring, atau dapat pula penderita berlutut di mana


sebagian tungkai bawah dan kakinya menjulur di luar
meja pemeriksa
Keterampilan

o Pada dasarnya pemeriksa sedikit meregangkan tendon


Achilles dengan cara menahan ujung kaki kearah
dorsofleksi
o Tendon Achilles dipukul dengan ringan tapi cepat
o Akan muncul gerakan fleksi kaki yang menyentak

18
Pemeriksaan Refleks Patologis

Babinski’s Sign

o Cara: pemeriksa menggores bagian lateral telapak kaki


OSCE

dengan ujung palu refleks


o Reaksi: dorsofleksi ibu jari kaki disertai plantarfleksi
Klinis

dan gerakan melebar jari-jari lainnya


Keterampilan

Chaddock’s Sign
o Cara: pemerika menggores di bawah dan sekitar
maleolus eksterna ke arah lateral dengan palu refleks
ujung tumpul
o Reaksi: sama dengan Babinski’s sign

Refleks Chaddock

19
Pemeriksaan Refleks Patologis

Gordon’s Sign

o Cara: pemeriksa menekan otot-otot betis dengan kuat


o Reaksi: sama dengan Babinski’s sign Refleks
OSCE

Gordon
Schaeffer’s Sign
Klinis

o Cara: pemeriksa menekan tendo Achilles dengan kuat


o Reaksi: sama dengan Babinski’s sign
Keterampilan

Oppenheim’s Sign

o Cara: pemeriksa memberi tekanan yang kuat dengan ibu


jari dan telunjuk pada permukaan anterior tibia
kemudian digeser ke arah distal
o Reaksi: sama dengan Babinski’ sign

Refleks Oppenheim

20
Pemeriksaan Refleks Patologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Rossolimo’s Sign

o Stimulasi
Klinis

o Respon normal dorsofleksi ringan jari-jari kaki/tidak ada


gerakan
Keterampilan

o Respon abnormal : plantar fleksi jari dengan cepat

Refleks Rossolimo

21
Pemeriksaan Refleks Patologis

PROSEDUR
Jenis-Jenis Pemeriksaan Refleks
OSCE

Refleks Hoffman dan Tromner

o Dilakukan dengan ekstensi jari tengah pasien


Klinis

o Refleks Hoffmann diperiksa dengan cara melakukan


Refleks Hoffmann
petikan pada kuku jari tengah
o Refleks Tromner diperiksa dengan cara mencolek ujung
Keterampilan

jari tengah
o Refleks Hoffmann-Tromner positif jika timbul gerakan
fleksi pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari-jari lainnya

Refleks Tromner

22
Pemeriksaan Nyeri Radikuler

Tes Valsava
o Pasien diminta untuk menahan nafas
OSCE

o Pasien diminta untuk mengejan sewaktu ia menahan


nafasnya
o Tes Valsava positif jika timbul nyeri radikuler yang
Klinis

berpangkal di tingkat leher dan menjalar ke lengan


Keterampilan

Tes Naffziger
o Pasien diminta berdiri atau berbaring
o Pemeriksa menekan kedua vena jugularis dengan kedua tangan pemeriksa
sekitar 2 menit sampai pasien merasa kepalanya penuh
o Pasien diminta untuk mengejan saat dilakukan penekanan vena jugulare tadi
o Tes Naffziger positif apabila timbul nyeri radikuler sesuai dermatom.

23
Pemeriksaan Nyeri Radikuler

PROSEDUR
Lhermitte’s Phenomenon
OSCE

o Fleksikan leher pasien ke arah depan; hal akan


menghasilkan perasaan seperti tersengat listrik,
Klinis

biasanya menjalar ke arah punggung


o Pasien mungkin mengeluhkan hal ini secara
spontan atau anda dapat memeriksanya dengan
Keterampilan

melakukan fleksi pada leher Kadang pasien memiliki


perasaan yang sama pada saat ekstensi (reverse
Lhermitte’s)
o Interpretasi: dikatakan positif jika dijumpai nyeri yang
menjalar pada leher

24
Pemeriksaan Nyeri Radikuler

Tes Laseque
o Pasien diminta untuk berbaring terlentang di atas tempat tidur
o Pemeriksa melakukan fleksi pada sendi panggul pasien dengan cara :
OSCE

Salah satu tangan memegang tumit pasien dan mengangkatnya


sementara tangan yang lain menekan lutut supaya tetap lurus
Klinis

o Pemeriksa mencatat pada sudut berapa fleksi pasif tersebut


menimbulkan rasa nyeri. Tes Laseque positif jika sewaktu dilakukan
gerakan fleksi pasif yang membentuk sudut < 60º telah
Keterampilan

menimbulkan rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n.


ischiadikus.

Tes O’Connel (tes Laseque silang)


o Sama dengan tes Laseque. Tes O’Connel positif apabila timbul nyeri
pada pangkal n. ischiadikus yang sakit bila tungkai yang sehat
diangkat
Pemeriksaan Nyeri Radikuler

Tes Patrick
o Pasien diminta berbaring di atas tempat tidur
o Pemeriksa menempatkan tumit (maleolus eksterna) tungkai yang
OSCE

sakit pada lutut tungkai yang lain


o Pemeriksa melakukan penekanan pada lutut tungkai yang
difleksikan tadi
Klinis

o Tes Patrick positif apabila pasien merasakan nyeri di sendi panggul


yang terkena penyakit. Hal tersebut berarti pasien mengalami
Keterampilan

gangguan pada sendi panggul

Tes Kontra-Patrick
o Pasien diminta berbaring terlentang di atas tempat tidur
o Dilakukan fleksi tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian dilakukan
endorotasi serta aduksi
o Pemeriksa melakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai
tersebut
o Tes kontra-Patrick positif apabila timbul nyeri di garis sendi
sakroiliaka
26
Pemeriksaan Nyeri Radikuler
OSCE
Klinis
Keterampilan
Pemeriksaan Rangsang Meningeal

Rigiditas Nuchae (Kaku Kuduk)


o Pasien dalam posisi berbaring telentang dan relaks
o Tempatkan tangan anda di bawah bagian belakang kepala pasien dan
OSCE

dengan hati-hati coba lakukan fleksi leher


o Pada keadaan normal, ia akan menekuk dengan bebas. Jika pasien
Klinis

memiliki rigiditas nuchae, leher melawan fleksi dan pasien merasa


kesakitan/terdapat tahanan. Jika rigiditas nuchae berat, anda dapat
menaikkan kepala pasien dan badan dengan tulang belakang seperti
Keterampilan

batang lurus atau pasien seperti patung

Brudzinski Neck Sign


o Pasien dalam posis tidur telentang, kepala difleksikan oleh pemeriksa
sehingga dagu menyentuh dada
o Reaksi abnormal: fleksi pangkal paha dan lutut sebagai respon
terhadap fleksi leher

28
Pemeriksaan Rangsang Meningeal

Brudzinski Kontralateral
o Salah satu tungkai pasien diangkat dengan sikap lurus di sendi lutut dan
fleksi di sendi panggul, lutut kemudian difleksikan
OSCE

o Reaksi abnormal: tungkai kontralateral timbul gerakan fleksi di sendi


lutut
Klinis

Kernig Sign
Keterampilan

o Pasien berbaring lurus di tempat tidur


o Kaki fleksi pada pangkal paha dengan lutut dalam keadaan fleksi
o Kemudian usahakan ekstensi lutut
o Ulangi untuk sisi yang lain
o Interpretasi hasil :
▪ Lutut lurus tanpa kesulitan: normal
▪ Resistensi terhadap pelurusan lutut: Kernig’s sign—bilateral
mengindikasikan iritasi meningeal; jika unilateral, mungkin terjadi pada
radikulopati (bandingkan dengan straight leg raising)
Pemeriksaan Pergerakan Motorik

PROSEDUR
Gerakan pada Sendi Bahu: Gerakan pada Sendi Tangan:

o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi
OSCE

bahu yang meliputi: abduksi adduksi, elevasi, fleksi- tangan yaitu: fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi
ekstensi, endorotasi-eksorotasi. o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas
Klinis

o Perhatikan apakah pasien dapat melakukan gerakan- atau terbatas


gerakan tersebut dengan mudah (bebas), dapat
Keterampilan

melakukan tetapi tidak sempurna atau tidak dapat Gerakan Jari-jari Tangan:
melakukan gerakan sama sekali o Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan, abduksi-
Gerakan pada Sendi Siku: adduksi ibu jari

o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas

sendi siku yaitu: fleksi- ekstensi, pronasi-supinasi atau terbatas

o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas


atau terbatas

30
Pemeriksaan Pergerakan Motorik

PROSEDUR
Gerakan pada Sendi Panggul: Gerakan pada Sendi Kaki:
OSCE

o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi
panggul yang meliputi: fleksi-ekstensi, abduksi-ekstensi, kaki yang meliputi: dorsofleksi-plantar fleksi, inversi-
Klinis

endorotasi-eksorotasi eversi.
o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas
atau terbatas atau terbatas
Keterampilan

Gerakan pada Sendi Lutut:

o Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi


lutut yang meliputi: fleksiekstensi, endorotasi-eksorotasi.
o Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas
atau terbatas

31
Pemeriksaan Kekuatan Motorik

PROSEDUR
Otot Bahu: Otot Tangan:
OSCE

o Meminta pasien untuk melakukan elevasi o Meminta pasien untuk menekuk jari-jari tangan
(mengangkat tangan) kemudian tangan pemeriksa (fleksi pada sendi interphalang), kemudian tangan
Klinis

menahannya pemeriksa menahannya


o Meminta pasien untuk melakukan abduksi kemudian o Meminta pasien untuk meluruskan jari-jari tangan,
tangan pemeriksa menahannya kemudian tangan pemeriksa menahannya
Keterampilan

Otot Lengan: o Meminta pasien untuk mengepalkan tangan dan


mengembangkan jari-jari tangan
o Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi siku
kemudian tangan pemeriksa menahannya. Pemeriksaan
ini terutama menilai kekuatan otot bisep dan
brachioradialis.
o Meminta pasien untuk melakukan ekstensi pada sendi
siku kemudian tangan pemeriksa menahannya.
Pemeriksaan ini terutama menilai otot trisep.

32
Pemeriksaan Kekuatan Motorik

PROSEDUR
Otot Panggul: Otot Kaki:
OSCE

o Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi o Meminta pasien untuk melakukan dorsofleksi pada kaki,
panggul, kemudian tangan pemeriksa menahannya kemudian tangan pemeriksa menahannya
o Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi o Meminta pasien untuk melakukan plantar fleksi
Klinis

panggul tersebut kemudian tangan pemeriksa menahannya


Keterampilan

Otot Paha:

o Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi


lutut, kemudian tangan pemeriksa menahannya.
Pemeriksaan ini untuk menilai kekuatan m. biseps
femoris.
o Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi
lutut tersebut.

33
Pemeriksaan Motorik

PROSEDUR
Pemeriksaan Kekuatan Ekstremitas
OSCE

Derajat tenaga otot ditetapkan sebagai berikut:


0 : jika tidak timbul kontraksi otot
Klinis

1 : jika terdapat sedikit kontraksi otot


2 : jika tidak dapat melawan gravitasi
3 : jika dapat melawan gravitasi tanpa penahanan
Keterampilan

4 : jika dapat melawan gravitasi dengan penahanan sedang


5 : jika dapat melawan gravitasi secara penuh

34
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS OLFAKTORIUS (N I)
OSCE

Memberitahukan kepada penderita bahwa daya


penciumannya akan diperiksa
Klinis

Melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada


sumbatan atau kelainan pada rongga hidung
Meminta penderita untuk menutup salah satu lubang
Keterampilan

hidung
Meminta penderita untuk mencium bau-bauan tertentu
(misalnya: ekstrak kopi, ekstrak jeruk, vanili, atau tembakau)
melalui lubang hidung yang terbuka
Meminta penderita menyebutkan jenis bau yang diciumnya
Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk lubang hidung
kontralateral

Pemeriksaan N I (diadaptasi dari Buckley, 1980)

35
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS OPTIKUS (N II)
OSCE

Pemeriksaan Daya Penglihatan (Visus)

Memberitahukan kepada penderita bahwa akan diperiksa


Klinis

daya penglihatannya
Pemeriksa berada pada jarak 6 meter dari penderita
Meminta penderita untuk menutup mata sebelah kiri
Keterampilan

untuk memeriksa mata sebelah kanan & lakukan


pemeriksaan dengan Snellen Chart
Jika penderita tidak bisa dengan snellen maka diminta
untuk menyebutkan jumlah jari pemeriksa
Jika penderita tidak dapat menyebutkan jumlah jari
dengan benar, maka pemeriksa menggunakan lambaian
tangan
Jika penderita tidak dapat menentukan arah lambaian
tangan, maka pemeriksa menggunakan cahaya lampu
senter 36
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS OPTIKUS (N II)
OSCE

Pemeriksaan Lapangan Pandang

Meminta penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa


Klinis

pada jarak 1 meter


Meminta penderita menutup mata kirinya dengan tangan
Keterampilan

untuk memeriksa mata kanan

Meminta penderita melihat hidung pemeriksa

Pemeriksa menggerakkan jari tangannya dari samping


kanan ke kiri dan dari atas ke bawah

Meminta penderita untuk mengatakan bila masih melihat


jari-jari tersebut

Mengulangi prosedur pemeriksaan untuk mata sebelah


kiri dengan menutup mata sebelah kanan

37
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVI OKULARIS (N III, IV, VI)
OSCE

Prosedur Pemeriksaan Gerakan Bola Mata

Memberitahukan penderita bahwa akan dilakukan Mengamati ada tidaknya hambatan pada pergerakan
Klinis

pemeriksaan terhadap gerakan bola matanya matanya (hambatan dapat terjadi pada salah satu atau

Meminta penderita untuk mengikuti gerakan tangan kedua mata)

pemeriksa yang digerakkan ke segala jurusan Meminta penderita untuk menggerakkan sendiri bola
Keterampilan

matanya

Pemeriksaan Gerakan Bola Mata (diadaptasi dari Buckley, 1980)


38
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVI OKULARIS (N III, IV, VI)
OSCE

Prosedur Pemeriksaan Kelopak Mata

Meminta penderita untuk membuka kedua mata dan Mengidentifikasi ada tidaknya ptosis, yaitu kelopak mata
Klinis

menatap kedepan selama satu menit yang menutup


Meminta penderita untuk melirik ke atas selama satu
Keterampilan

menit
Meminta penderita untuk melirik ke bawah selama satu
menit

Pemeriksaan Kelopak Mata (diadaptasi dari Buckley, 1980)


39
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVI OKULARIS (N III, IV, VI)
OSCE

Prosedur Pemeriksaan Pupil

Melihat diameter pupil penderita (normal 3 mm)


Klinis

Membandingkan diameter pupil mata kanan dan kiri


(isokor atau anisokor)
Keterampilan

Memeriksa refleks pupil terhadap cahaya direk


o Menyorotkan cahaya ke arah pupil lalu mengamati ada
tidaknya miosis dan mengamati apakah pelebaran
pupil segera terjadi ketika cahaya dialihkan dari pupil
Memeriksa refleks pupil terhadap cahaya indirek
o Mengamati perubahan diameter pupil pada mata yang
Pemeriksaan Refleks Pupil (diadaptasi dari Buckley, 1980)
tidak disorot cahaya ketika mata yang satunya
mendapatkan sorotan cahaya langsung

40
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS TRIGEMINUS (N V)
OSCE

Pemeriksaan Fungsi Motorik

Meminta penderita untuk merapatkan gigi sekuat kuatnya


Klinis

Pemeriksa mengamati muskulus masseter dan


muskulus temporalis (normal: kekuatan kontraksi sisi
Keterampilan

kanan dan kiri sama)

Meminta penderita untuk membuka mulut

Pemeriksa mengamati apakah dagu tampak simetris


dengan acuan gigi seri atas dan bawah (apabila ada
kelumpuhan, dagu akan terdorong ke arah lesi).

Pemeriksaan Kekuatan Muskulus Masseter dan


Muskulus Temporalis (diadaptasi dari Buckley,
1980)

41
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS TRIGEMINUS (N V)
OSCE

Pemeriksaan Fungsi Sensorik

Melakukan pemeriksaan sensasi nyeri dengan jarum pada


Klinis

daerah dahi, pipi, dan rahang bawah


Melakukan pemeriksaan sensasi suhu dengan kapas yang
Keterampilan

dibasahi air hangat pada daerah dahi, pipi, dan rahang


bawah

Pemeriksaan Refleks Kornea


Menyentuh kornea dengan ujung kapas (normal penderita
akan menutup mata / berkedip)

Menanyakan apakah penderita dapat merasakan sentuhan


tersebut
Pemeriksaan Refleks Kornea (diadaptasi dari Buckley, 1980)

42
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS TRIGEMINUS (N V)
OSCE

Melakukan Pemeriksaan Refleks Masseter


Meminta penderita untuk sedikit membuka mulutnya
Klinis

Meletakkan jari telunjuk kiri pemeriksa di garis tengah


dagu penderita
Mengetok jari telunjuk kiri pemeriksa dengan jari tengah
Keterampilan

tangan kanan pemeriksa atau dengan palu refleks


Mengamati respon yang muncul: kontraksi muskulus
masseter dan mulut akan menutup

Pemeriksaan Refleks Masseter (diadaptasi dari Buckley, 1980)

43
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS FACIALIS (N VII)
OSCE

Pemeriksaan Motorik Nervus Fasialis

Meminta penderita menggerakkan mukanya dengan cara


Klinis

sbb:
o Mengerutkan dahi, bagian yang lumpuh lipatannya
Keterampilan

tidak dalam
o Mengangkat alis
o Menutup mata dengan rapat, lalu pemeriksa
mencoba membuka dengan tangan.
o Memoncongkan bibir atau nyengir
o Meminta penderita menggembungkan pipinya, lalu
pemeriksa menekan pipi kiri dan kanan untuk
mengamati apakah kekuatannya sama. Bila ada Pemeriksaan Motorik N. VII (diadaptasi
kelumpuhan maka angin akan keluar dari bagian yang dari Buckley, 1980)
lumpuh.
44
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS FACIALIS (N VII)
OSCE

Pemeriksaan Sensorik Nervus Fasialis

Meminta pemeriksa menjulurkan lidah


Klinis

Meletakkan gula, asam, garam, atau sesuatu yang pahit


pada sebelah kiri dan kanan dari 2/3 bagian depan lidah.
Keterampilan

Meminta penderita untuk menuliskan apa yang


dirasakannya pada secarik kertas
Catatan: Pada saat dilakukan pemeriksaan hendaknya:
lidah penderita terus menerus dijulurkan keluar, penderita
tidak diperkenankan bicara, penderita tidak diperkenankan
menelan

45
Pemeriksaan Saraf Kranialis
PEMERIKSAAN NERVUS AKUSTIKUS (NVIII)

Pemeriksaan Rinne: Pemeriksaan Schwabach:


o Tujuan untuk membandingkan pendengaran o Tujuan membandingkan hantaran tulang penderita
OSCE

melalui tulang dan udara dari penderita dengan hantaran tulang pemeriksa (dengan anggapan
o Pada telinga sehat, pendengaran melalui pandengaran pemeriksa adalah baik)
Klinis

udara di dengar lebih lama daripada melalui o Garputala yang telah digetarkan ditempatkan di prosesus
tulang mastoideus penderita. Bila penderita sudah tidak
o Garputala ditempatkan pada planum mendengar lagi suara garputala tersebut, maka segera
Keterampilan

mastoid sampai penderita tidak dapat garputala dipindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa
mendengarnya lagi, kemudian garpu tala
dipindahkan ke depan meatus eksternus.

Pemeriksaan Weber:
o Tujuan untuk membandingkan daya hantar melalui tulang di
telinga kanan dan kiri penderita
o Garputala diletakkan di dahi penderita
o Pada keadaan normal kiri dan kanan sama keras
(penderita tidak dapat menentukan di mana yang lebih keras) 46
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS AKUSTIKUS (NVIII)
OSCE

Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan


Pemeriksaan dengan Tes Kalori Pemeriksaan dengan Past Ponting Test
Klinis

o Bila telinga kiri dimasukkan air dingin timbul o Penderita diminta untuk menyentuh ujung jari
nistagmus ke kanan. Bila telinga kiri dimasukkan air pemeriksa dengan jari telunjuknya
hangat akan timbul nistagmus ke kiri o Kemudian dengan mata tertutup penderita diminta
Keterampilan

o Bila ada gangguan keseimbangan, maka perubahan untuk mengulangi, normal penderita harus dapat
temperatur air dingin dan hangat ini tidak melakukannya
menimbulkan reaksi

47
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS GLOSOFARINGEUS (N IX)
OSCE

Penderita diminta untuk membuka mulutnya


Dengan penekan lidah, lidah hendaknya ditekan ke
Klinis

bawah, sementara itu penderita diminta untuk


mengucapkan ’a-a-a’ panjang

Maka akan tampak bahwa langit-langit yang sehat akan


Keterampilan

bergerak ke atas. Lengkung langit-langit di sisi yang sakit


tidak akan bergerak ke atas
Adanya gangguan pada m. stylopharingeus, maka uvula
tidak simetris tetapi tampak miring tertarik ke sisi yang
sehat.

48
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS VAGUS (N X)
OSCE

Prosedur Pemeriksaan Nervus Vagus

Buka mulut penderita, bila terdapat kelumpuhan maka


Klinis

akan terlihat uvula tidak di tengah tetapi tampak miring


tertarik ke sisi yang sehat.
Keterampilan

Lakukan pemeriksaan refleks faring / refleks muntah

49
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS AKSESORIUS (N XI)
OSCE

Untuk mengetahui adanya paralisis m. sternokleidomastoideus


Penderita diminta menolehkan kepalanya kearah sisi yang sehat,
Klinis

kemudian kita raba m. sternokleidomastoideus. Bila terdapat paralisis N. XI


di sisi tersebut, maka akan teraba m. sternokleidomastoideus itu tidak
menegang.
Keterampilan

Untuk mengetahui adanya paralisis m. trapezius :


Pada inspeksi akan tampak:
Bahu penderita di sisi yang sakit adalah lebih rendah daripada di sisi yang
sehat.
Margo vertebralis skapula di sisi yang sakit tampak lebih ke samping
daripada di sisi yang sehat

50
Pemeriksaan Saraf Kranialis

PROSEDUR
PEMERIKSAAN NERVUS HIPOGLOSSUS (N XII)
OSCE

Kelumpuhan pada N. Hipoglossus akan menimbulkan gangguan pergerakan lidah


o Akibat gangguan pergerakan lidah, maka perkataan-perkataan tidak
Klinis

dapat diucapkan dengan baik, disebut dengan disartria.


o Dalam keadaan diam, lidah tidak simetris, biasanya bergeser ke daerah sehat
karena tonus di sini menurun.
Keterampilan

o Bila lidah dijulurkan, lidah akan berdeviasi ke sisi sakit.

51
Seorang wanita 21 tahun datang ke klinik dengan keluhan Sakit kepala Berulang

1. Lakukan anamnesis yang sesuai a) Vital sign


a) TD 110/70 mmHg
2. Lakukan pemeriksaan fisik neurologi b) HR 80 x/i
3. Tegakkan diagnosa dan 2 diagnosa c) RR 20 x/i
d) T 37 C
banding yang sesuai
b) Darah lengkap
4. Berikan terapi farmakologi yang sesuai a) Dalam batas normal
5. Berikan edukasi yang sesuai

52

Anda mungkin juga menyukai