Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH

“Konflik Budaya di Indonesia”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah


Guru Pembimbing : Aditya Ramadhan Supendi, S.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 4
 Keyla
 Reni
 Salma
 Sandy
 Melati
 Euit
 Ramzi
 Raja
 Sera
 Atian

KELAS X.8

SMA NEGERI 1 PELABUHANRATU


Jl. Bhayangkara Km. 1 Pelabuhan Ratu, Kec. Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi
Tahun 2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Konflik Budaya di
Indonesia” dalam usaha untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah di SMA
Negeri 1 Pelabuhanratu.

Kami sampaikan terima kasih kepada Guru Pembimbing mata pelajaran


Sejarah yang telah memberikan dukungan kasih dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, sehingga tugas makalah ini dapat penulis
selesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Pelabuhanratu, 27 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Pengertian Konflik..........................................................................................2
B. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli...........................................................3
1. Alo Liliweri.............................................................................................3
2. De Moor...................................................................................................3
3. Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin........................................................3
4. Lewis A. Coser........................................................................................3
5. M.Z Lawang............................................................................................4
6. Robert M.Z Lawang................................................................................4
7. Soerjono Soekanto...................................................................................4
C. Faktor Penyebab Konflik................................................................................4
1. Perbedaan Individu..................................................................................4
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Sehingga Menciptakan Pribadi
yang Berbeda...........................................................................................5
3. Perbedaan Kepentingan Antara Individu dan Kelompok........................5
4. Perubahan Nilai yang Ekspress dan Mendadak di dalam Penduduk.......6
D. Jenis-Jenis Konflik.........................................................................................6
1. Konflik Pribadi........................................................................................6
2. Konflik Agama........................................................................................7
3. Konflik Rasial..........................................................................................7
4. Konflik Antar Kelas Sosial......................................................................8
5. Konflik Sosial..........................................................................................8
6. Konflik Politik.........................................................................................8
7. Konflik Internasional...............................................................................8
8. Konflik Antar Budaya.............................................................................9

ii
E. Contoh Konflik Budaya di Indonesia.............................................................9
1. Tragedi Sampit........................................................................................9
2. Konflik Maluku.....................................................................................10
3. Konflik 1998..........................................................................................10
F. Cara Mengatasi Konflik................................................................................11
1. Kompetisi..............................................................................................11
2. Akomodasi.............................................................................................11
3. Sharing...................................................................................................12
4. Kolaborasi..............................................................................................12
5. Penghindaran.........................................................................................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita semua tidak akan


pernah lepas dari yang namanya konflik. Hal tersebut terjadi lantaran manusia
sendiri adalah makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi satu sama lain.
Konflik disini adalah proses sosial yang mana salah satu pihak akan berupaya
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.

Permasalahan tersebut bisa saja terjadi diantara individu dengan


individu, individu dengan suatu kelompok, atau kelompok dengan kelompok
lain. Umumnya, konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan suatu interaksi
yang menyebabkan terjadinya pertentangan. Pada intinya, konflik itu tak
hanya akan membawa dampak negatif saja, tapi terkadang juga akan
membawa dampak yang positif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konflik dan seperti apa konflik menurut para
ahli?
2. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik?
3. Apa saja jenis-jenis konflik dan bagaimana cara mengatasinya?
4. Seperti apa contoh konflik budaya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konflik dan seperti apa
konflik menurut para ahli.
2. Untuk lebih memahami apa saja faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya konflik.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis konflik dan bagaimana cara
mengatasinya.
4. Agar mengetahui lebih dalam tentang contok konflik budaya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik

Secara etimologis, kata konflik berasal dari Bahasa Latin yaitu “con”
dan “figere”. Dimana kata “con” mempunyai arti bersama, sedangkan
“figere” mempunyai arti memukul. Di dalam KBBI, entri “konflik” diartikan
sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Sehingga bisa kota
simpulkan bahwa konflik merupakan suatu kondisi ketika ada dua ataupun
lebih pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan, kebutuhan yang
berbeda, nilai, tidak selaras, berseberangan, dan tidak sejalan.

Di dalam materi Sosiologi yang membahas mengenai konflik, kata


tersebut lebih diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi di antara dua
orang ataupun kelompok yang berupaya saling menyingkirkan satu sama lain
dengan membuat seseorang atau kelompok lain tidak berdaya atau bahkan
dengan cara menghancurkan orang atau kelompok lain.

Umumnya, konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di


dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya perbedaan budaya, fisik,
kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku antar individu
maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan
tersebut bisa memuncak menjadi sebuah konflik sosial ketika sistem sosial
masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri.

Seperti yang biasanya terjadi di sekeliling kita, konflik memang tidak


bisa dihindari dari dinamika kehidupan sosial. Dalam teori konflik tersebut,
kondisi masyarakat yang bersifat plural memang akan terjadi
ketidakseimbangan distribusi kekuasaan atau authority. Sehingga akan selalu
ada kelompok sosial yang saling berkompetisi dalam merebut pengaruh yang
ada di dalam suatu masyarakat. Dari adanya persaingan tersebut, lalu akan
muncul kelompok yang paling berkuasa atas kelompok lainnya. Biasanya,
kelompok yang merasa paling berkuasa adalah kelompok elit. Sehingga bisa

2
membuat sebuah peraturan yang bersifat membela kepentingan kelompoknya
sendiri.

Peraturan yang dibuat oleh kelompok yang berkuasa tersebut bisa


berupa hukum yang bersifat mengikat kelompok sosial lainnya supaya tetap
patuh. Persaingan yang terjadi di antara kedua atau lebih kelompok inilah
yang nantinya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial di dalam
masyarakat.

B. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli

1. Alo Liliweri

Konflik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang


berasal dari individu ataupun kelompok karena mereka terlibat
mempunyai perbedaan kepercayaan, sikap, kebutuhan, dan nilai.

2. De Moor

Dalam sebuah sistem sosial, bisa dikatakan ada konflik jika


para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya atau kelompoknya
dibimbing oleh tujuan atau nilai yang bertentangan dan hal tersebut
terjadi secara besar-besaran.

3. Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin

Istilah “conflict” dalam bahasa aslinya mempunyai arti sebagai


perkelahian, peperangan, dan perjuangan yang berbentuk konfrontasi
fisik antara beberapa pihak.

4. Lewis A. Coser

Konflik merupakan suatu perjuangan tentang nilai atau


tuntutan atas status, kekuasaan, bertujuan untuk menetralkan,
mencederai, dan melenyapkan lawan.

3
5. M.Z Lawang

Konflik adalah suatu bentuk perjuangan untuk mendapatkan


status, nilai, dan juga kekuasaan saat tujuan dari pihak yang
berkonflik tak hanya memperoleh keuntungan, namun juga
menundukkan saingannya.

6. Robert M.Z Lawang

Konflik merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan hal-


hal yang langka seperti status, nilai, kekuasaan, dan lain sebagainya.
Tujuan dari adanya konflik tersebut tidak hanya untuk mendapatkan
kemenangan, tapi juga untuk menundukkan pesaing atau lawannya.

7. Soerjono Soekanto

Konflik sebagai salah satu proses sosial individu per individu


atau kelompok manusia yang berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan
ataupun ancaman.

C. Faktor Penyebab Konflik

Di bawah ini adalah beberapa faktor penyebab konflik, antara lain:

1. Perbedaan Individu

Perbedaaan individu yang dimaksud yaitu meliputi perbedaan


perasaan dan pendirian. Dimana setiap manusia adalah individu yang
unik. Ini artinya, setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan
yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian
dan perasaan tersebut tetaplah menjadi suatu hal ataupun kawasan
yang nyata itu meraih menjadi salah satu faktor penyebab konflik
sosial. Sebab, dalam menjalani suatu hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya saja, saat berlangsung
pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu saja perasaan setiap

4
orang akan berbeda-beda. Terdapat yang merasa terganggu karena
berisik, tapi juga ada yang merasa terhibur.

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Sehingga Menciptakan


Pribadi yang Berbeda

Beberapa orang mungkin akan terpengaruh dengan pola


pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda-beda itu pada akhirnya dapat memicu konflik.

3. Perbedaan Kepentingan Antara Individu dan Kelompok

Setiap orang pasti memiliki perasaan, pendirian atau latar


belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Terkadang, orang-orang
melakukan hal yang serupa, namun memiliki tujuan yang berbeda-
beda.

Misalnya saja, terkait perbedaan kepentingan dalam


pemanfaatan hutan. Dimana para tokoh masyarakat menganggap
bahwa hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari
kebudayaan mereka. Sehingga harus dijaga kelestariannya dan tidak
boleh ditebang secara sembarangan. Sementara untuk para petani,
mereka justru memilih untuk menebang pohon karena menganggap
pohon-pohon tersebut menjadi penghalang untuk mereka dalam
membuat kebun dan ladang.

Untuk para pengusaha kayu, mereka menebang pohon dan


kemudian diekspor untuk memperoleh uang lalu membuka pekerjaan.
Sedangkan untuk pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari
lingkungan yang harus dilestarikan. Dari sini bisa kita lihat bahwa ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lainnya.
Hingga hal tersebut akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat.

5
4. Perubahan Nilai yang Ekspress dan Mendadak di dalam
Penduduk

Perubahan merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Tapi bila


perubahan tersebut berlangsung secara cepat dan mendadak, maka
perubahan itu dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya saja,
di dalam masyarakat pedesaan yang mengalami suatu proses
industrialisasi yang cukup mendadak, maka hal itu tentu akan
memunculkan konflik sosial. Sebab, nilai-nilai lama yang sudah ada
di dalam masyarakat tradisional yang umumnya bercorak pertanian
secara mendadak berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Dimana nilai-nilai yang berubah tersebut diantaranya adalah


nilai gotong royong yang berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan
gaji yang disesuaikan berdasarkan jenis pekerjaan mereka. Kemudian
hubungan kekerabatan berubah menjadi hubungan struktural yang
disusun di dalam suatu organisasi formal perusahaan. Perubahan-
perubahan yang terjadi secara mendadak, tentu akan membuat
goncangan di dalam proses sosial di dalam masyarakatnya. Bahkan
akan muncul upaya penolakan pada bentuk perubahan, karena dinilai
mengacaukan tatanan kehidupan yang sudah ada sebelumnya.

D. Jenis-Jenis Konflik

Berikut ini adalah beberapa jenis konflik yang biasa kita temukan di
dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Konflik Pribadi

Jenis konflik yang pertama adalah konflik pribadi. Dimana


konflik pribadi adalah salah satu jenis konflik yang terjadi antara
individu dengan individu ataupun dengan kelompok masyarakat.
Salah satu penyebab adanya konflik pribadi adalah karena adanya
perbedaan cara pandang antar individu yang berkaitan dengan
persoalan yang serupa. Jenis konflik yang satu ini sangat sering terjadi

6
di dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh dari konflik pribadi adalah ketika sebuah keluarga
beradu argumen tentang pembagian hak waris atau warisan.

2. Konflik Agama

Jenis konflik berikutnya adalah konflik agama. Konflik agama


merupakan suatu konflik yang terjadi antara kelompok yang
mempunyai agama serta keyakinan yang berbeda.Sebagian besar
masyarakat menilai bahwa agama sebagai salah satu tuntunan dan
juga pedoman hidup yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga
apapun yang berbeda dan tidak sesuai dengan agama yang mereka
anut, maka akan dianggap sebagai masalah lalu hal itu akan memicu
terjadinya konflik.

Contoh dari konflik agama adalah konflik yang terjadi di Poso.


Dimana konflik antara dua agama tersebut telah terjadi selama
bertahun-tahun. Konflik tersebut terjadi karena Poso pada saat itu
dipenuhi dengan penduduk yang beragama Islam. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu, banyak orang yang menganut agama Kristen
masuk ke wilayah Poso dan menjadi dominan. Tapi pada akhirnya,
konflik tersebut bisa diselesaikan melalui mediasi.

3. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah jenis konflik yang terjadi antara ras yang
berbeda. Dimana konflik ras akan terjadi saat masing-masing ras
merasa lebih unggul dan mengutamakan kepentingan kelompoknya
sendiri. Untuk contoh dari konflik rasial yaitu seperti konflik antara
pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam. Pastinya hal itu sangat
meresahkan dan menyebabkan adanya perpecahan. Jenis konflik rasial
ini sering terjadi di Indonesia.

7
4. Konflik Antar Kelas Sosial

Jenis konflik selanjutnya adalah konflik antar kelas sosial.


Dimana konflik jenis ini dikenal dengan konflik vertikal, yang mana
bisa muncul karena adanya suatu perbedaan kepentingan di antara
kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat. Untuk contoh dari jenis
konflik yang satu ini adalah adanya demo yang terjadi antara
karyawan dan perusahaan, dimana para karyawan menuntut untuk
kenaikan gaji.

5. Konflik Sosial

Adanya kelompok kelas di dalam sebuah masyarakat akan


sangat berpotensi memicu terjadinya konflik. Perebutan dan juga
upaya untuk mempertahankan status dan peran di dalam kelompok
masyarakat kerap kali menimbulkan konflik. Contoh dari konflik yang
satu ini yaitu antara kelompok kaya dan kelompok miskin yang saling
merebutkan kekuasaan di dalam kursi politik.

6. Konflik Politik

Konflik politik adalah salah satu jenis konflik yang terjadi


karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik.
konflik tersebut terjadi karena masing-masing kelompok ingin
berkuasa di dalam sebuah sistem pemerintahan. Contoh dari konflik
ini yaitu pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan 30S/PKI,
dan pemberontakan DI/TII. Bahkan, sekarang ini masih banyak
konflik politik yang terjadi ketika menjelang pemilu.

7. Konflik Internasional

Konflik internasional adalah jenis konflik yang melibatkan


berbagai macam kelompok negara karena adanya perbedaan
kepentingan masing-masing negara. Salah satu contoh dari konflik

8
internasional adalah antara Korea Utara dan Korea Selatan, ISIS, serta
negara-negara lain yang melakukan peperangan.

8. Konflik Antar Budaya

Konflik antar budaya dapat diartikan sebagai konflik yang


disebabkan karena adanya perbedaan persepsi dan interpretasi
terhadap identitas satu kelompok pendukung kebud ayaan tertentu
terhadap pendukung kebudayaan yang lain dan atau sistem
pendistribusian sumber daya tertentu. Perbedaan interpretasi dan
persepsi itu sendiri sebenarnya tidak menghasilkan konflik bila tidak
disertai dengan upaya-upaya rnenggalang identitas kelompok untuk
menghadapi pihak lain yang memiliki akses yang lebih besarterhadap
sumberdaya yang diperebutkan.

Atas dasar pernahaman seperti itu maka Blommfield dan


Reilly (2000) setelah memperhatikan konflil-konflikyang terjadi di
dunia ketiga, mengatakan bahwa penyebab mendasar konflik
antarbudaya adalah konflik identitas yang dipicu oleh konflik
distribusi sumberdaya.

E. Contoh Konflik Budaya di Indonesia

1. Tragedi Sampit

Tragedi ini bermula dari konflik antara kelompok etnis Dayak


dan Madura yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah. Tempo
mencatat konflik bermula pada 18 Februari 2001 saat empat anggota
keluarga Madura, Matayo, Haris, Kama dan istrinya, tewas dibunuh.
Warga Madura lantas mendatangi rumah milik suku Dayak bernama
Timil yang dianggap telah menyembunyikan si pembunuh. Massa
meminta agar Timil menyerahkan pelaku pembunuhan itu. Karena
permintaan mereka tidak dituruti, massa marah dan membakar rumah.

9
Insiden malam itu dapat dihentikan polisi. Sayang, pembakaran terus
meluas ke rumah-rumah lainnya.

Warga Dayak pinggiran Sampit pun mulai berdatangan, baik


melalui darat maupun sungai. Etnis Madura dikejar dan dibunuh.
Penduduk asli sepertinya tahu di mana kantong-kantong warga
Madura berada. Tua-muda pria-wanita menjadi sasaran pembunuhan.
Di beberapa ruas jalan, tampak bergelimangan tubuh korban tanpa
kepala.

Sebagian besar warga dari etnis Madura harus diungsikan ke


Jawa Timur dan Jawa Tengah. Korban bertambah dan sudah tidak
bisa dihitung berapa rumah dan fasilitas umum yang terbakar.
Diperkirakan korban jiwa mencapai angka 469 orang dalam konflik
yang berlangsung selama 10 hari ini.

2. Konflik Maluku

Konflik ini adalah konflik kekerasan dengan latar belakang


perbedaan agama yakni antara kelompok Islam dan Kristen. Konflik
Maluku disebut menelan korban terbanyak yakni sekitar 8-9 ribu
orang tewas. Selain itu, lebih dari 29 ribu rumah terbakar, serta 45
masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung pemerintahan, dan 4 bank
hancur. Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama, yakni
sampai 4 tahun.

3. Konflik 1998

Krisis ekonomi berujung menjadi konflik sosial pada


penghujung Orde Baru. Jatuhnya Soeharto ditandai dengan
merebaknya kerusuhan di berbagai wilayah di Indonesia. Pada
kerusuhan tersebut, banyak toko dan perusahaan dihancurkan massa

10
yang mengamuk. Sasaran utama adalah properti milik warga etnis
Tionghoa.

Perempuan keturunan Tionghoa bahkan menjadi korban


pelecahan dan pemerkosaan dalam kerusuhan itu. Banyak yang
diperkosa beramai-ramai, dianiaya, lalu dibunuh. Di antara etnis
Tionghoa, banyak yang meninggalkan Indonesia untuk mencari
keselamatan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 21 Mei sebagai Hari


Dialog dan Keberagaman sejak 2002. Peringatan hari ini berawal saat
UNESCO mengeluarkan Deklarasi Universal tentang Keberagaman
Budaya. Melalui Resolusi Nomor 57/249, ditetapkanlah 21 Mei
sebagai hari merayakan keberagaman di seluruh dunia.

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang


terjadi di dunia saat ini berakar pada dimensi kultural. PBB pun
mencanangkan dialog untuk menjembatani budaya demi menciptakan
perdamaian. Tindakan sederhana yang disarankan PBB untuk
merayakan keberagaman budaya antara lain mengunjungi pameran
kebudayaan, mendengarkan musik dari kebudayaan berbeda,
mengundang tetangga beda agama atau suku untuk makan bersama,
atau menonton film yang berkisah seputar budaya berbeda.

F. Cara Mengatasi Konflik

Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk
mengatasi suatu konflik.

1. Kompetisi

Penyelesaian konflik yang berbentuk kompetisi biasanya


dikenal dengan istilah win-lose orientation. Dimana proses
penyelesaian ini menggambarkan satu pihak yang mengorbankan
pihak lain.

11
2. Akomodasi

Penyelesaian konflik jenis ini akan menggambarkan suatu


kompetisi bayangan cermin yang akan memberikan keseluruhan
penyelesaian pada pihak lain tanpa adanya upaya untuk
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses itu biasanya dikenal
dengan taktik perdamaian.

3. Sharing

Dalam proses penyelesaian konflik jenis ini, satu pihak akan


memberi dan pihak lain akan menerima sesuatu. Keduanya memiliki
pikiran yang moderat, tidak lengkap, tapi memuaskan.

4. Kolaborasi

Ini adalah salah satu bentuk upaya menyelesaikan konflik


yang bisa memuaskan kedua belah pihak. Upaya tersebut adalah
pendekatan pemecahan masalah yang membutuhkan integrasi dari
kedua pihak.

5. Penghindaran

Penyelesaian konflik ini biasanya menyangkut ketidakpedulian


dari kedua kelompok yang bersangkutan. Kondisi tersebut
menggambarkan penarikan kepentingan kelompok lain.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konflik merupakan salah satu sisi kehidupan manusia dalam menjalin


interaksi sosialnya. Dalam menjalin interaksi sosial paling tidak terdapat tiga
bentuk hubungan sosial, yaitu kerjasama , persaingan , dan konflik. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia konflik dapat diartikan sebagai pertentangan,
perselisihan atau percecokan antar dua individu, kelompok individu, ataupun
dua hal tertentu.

Selanjutnya secara operasional konflik diartikan sebagai suatu


hubungan sosial yang terwujud sebagai interaksi sosial antara dua pihak (bisa
individu atau kelompok) atau lebih, yang tidak menunjukan kesepahaman,
keserasian, kesepakatan, atau tidak memiliki tujuan yang sama atau cara-cara
yang sama dalam memperjuangkan kepentingannya atau kepentingan
kelompoknya. Hubungan antar kedua pihak atau lebih tersebut terwujud
dalam bentuk sa ling mengalahkan dan menghancurkan.

Adanya ketidak sepahaman yang selanjutnya meningkat menjadi


suatu hubungan yang tidak serasi pada masyarakat Indonesia yang multi etnik
mempunyai potensi yang cukup besar, hal ini antara lain disebabkan karena
adanya perbedaan budaya diantara kelompok-kelompok masyarakatnya.

B. Saran

Dengan di susunnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca


dapat lebih memahami tentang konflik budaya yang terjadi di Indonesia.
Sehingga, ketika terjadi konflik apapun di sekitar, penulis berharap pembaca
mampu menyelesaikannya tanpa berselisih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Internet. Gramedia Blog. 2023. Pengertian Konflik: Jenis-jenis, Faktor Penyebab,


dan Contohnya.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konflik/#1_Konflik_Pribadi

Internet. Tempo.co. Bicara Fakta. 2023. Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya
Indonesia.
https://nasional.tempo.co/read/668047/konflik-yang-dipicu-keberagaman-budaya-
indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai