A. Judul Modul : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik dan Teori Belajar
Sosial serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran B. Kegiatan Belajar : Kegiatan Belajar 2 (KB 1/2/3/4)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Toeri Belajar Humanistik Pendidikan harus berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang mampu menghadapi dinamika perkembangan masyarakat dan teknologi yang begitu pesat. Di satu sisi teknologi mampu digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah, di sisi lain merupakan tantangan yang sangat besar bagi dunia pendidikan untuk bertransformasi (Christensen, 1997). Pendidikan harus dikelola untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan yang dibutuhkan di abad 21, yaitu mampu belajar dan berinovasi, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah, memiliki kreativitas serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi. Siswa harus menguasai literasi digital meliputi literasi Konsep (Beberapa istilah 1 informasi, literasi media dan literasi teknologi. Siswa perlu dan definisi) di KB memiliki kecakapan hidup yaitu fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mandiri, mampu berinteraksi lintas sosial budaya, produktivitas dan akuntabilitas serta sikap kepemimpinan dan tanggung jawab. Di samping hal-hal tersebut, siswa harus kuat karakter moralnya, seperti cinta tanah air, memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur, jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat dan kesederhanaan, pengampun dan rendah hati. Guna mencapai semua tujuan tersebut diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Ini semua menjadi tantangan bagi para guru untuk membekali para siswanya dengan berbagai pengetahuan keterampilan dan sikap, guna mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan di atas.
1. Konsep belajar menurut konstruktivistik
2. Proses mengkonstruksi pengetahuan Daftar materi pada KB 3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik 2 yang sulit dipahami 4. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934) 5. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam belajar konstruktivistik, guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang Daftar materi yang sering telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk 3 mengalami miskonsepsi membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih dalam pembelajaran memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.
Perubahan Cara Pandang Terhadap Siswa Sebagai Objek Menjadi Subjek Dalam Proses Pembelajaran Menjadi Titik Tolak Banyak Ditemukannya Berbagai Pendekatan Pembelajaran Yang Inovatif