Bahan Sintaksis Ipbn
Bahan Sintaksis Ipbn
Menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus
ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia
digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek,
Keterangan).
Pada pembahasan kali ini adalah tentang pola dasar kalimat dalam bahasa Sunda. Pola
kalimat bahasa sunda itu tersusun secara sistematis, artinya tidak ada kata yang di balikan
ataupun dari akhir suatu kalimat menjadi kedua terakhir. Ini hampir sama dengan tata bahasa
Indonesia dan pola ini adalah pola umum. Karena bahasa sunda masih mempunyai
kekerabatan dengan bahasa Indonesia, pola dasar kalimatnya pun sama hanya mengganti dari
bahasa Indonesia ke bahasa Sunda.
Bahasa Sunda adalah bahasa daerah yang dipakai di Jawa Barat, sebagian Jawa
Tengah sebelah barat, dan sebagian Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Bahasa Sunda termasuk
keluarga bahasa Hes- peronesia, cabang bahasa Indonesia Barat. Terdapat dua dialek bahasa
Sunda yang lazim dipergunakan, yaitu dialek Banten dan dialek Cirebon. Jumlah penutur
bahasa Sunda yang merupakan bahasa daerah kedua di Indonesia setelah bahasa Jawa
mencapai 22 juta orang. Bahasa yang digunakan oleh semua kelompok masyarakat Sunda ini
berkedudukan sebagai bahasa daerah utama. Di Jawa Barat, bahasa daerah ini juga
dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar.
Frasa adalah unsur sintaksis yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang tidak
predikatif. Contohnya: kamari isuk-isuk (kemarin pagi), anu keur nulis (yang lagi nulis).
Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa dan di bawah
kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan
berpotensi untuk menjadi kalimat. Contohnya: Hayam kongkorongok (ayam berkokok), Budi
lulumpatan (Budi Berlari)
Bentuk kalimat dalam bahasa Sunda menurut sistem sintaksisnya dapat dibedakan
menjadi kalimah selancar dan kalimah ngantet. Kalimah selancar atau kalimat tunggal, terdiri
atas dua golongan, yaitu kalimat basajan atau kalimat sederhana dan kalimat ruwed (jembar)
atau kalimat kompleks. Kalimah ngantet atau kalimat majemuk juga terdiri atas dua
golongan, yaitu kalimat ngantet sadarajat atau kalimat majemuk setara dan kalimat ngantet
seler sumeler atau kalimat majemuk bertingkat.
2. Hubungan lalawanan 1. Anu nyaho kana paripolahna téh lain kuring baé, tapi
(berlawanan) babaturan sasakola deuih.
lain ... baé/wungkul, tapi ... o Anu nyaho kana paripolahna téh kuring.
(deuih) o Anu nyaho kana paripolahna téh babaturan
..., tapi ... sasakola.