Abstrak
Pupuk organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pemupukan organik
dilengkapi dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh beberapa macam pupuk organik terhadap
produksi jagung manis sebagai pangan, dan jerami sebagai pakan ternak dalam sistem integrasi
tanaman-ternak. Penelitian lapang dengan rancangan acak kelompok, 7 perlakuan dan 4
ulangan pada tanah vertisol. Pupuk organik yang digunakan adalah alfagro, pupuk kandang
halus (pukan halus) dan pukan granul (granular) masing-masing 20 ton/ha. Dosis KCl dan urea,
masing-masing 125 kg K/ha dan 200 kg N/ha. Perlakuan yang diberikan adalah T1 (alfagro), T2
(alfagro+urea), T3 (pukan halus), T4 (pukan halus+urea), T5 (pukan granul), T6 (pukan
granul+urea), T7 (pukan granul+urea+KCl). Panen jagung manis umur 70 hari setelah tanam,
dan jerami dipotong untuk mendapatkan data produksi tongkol jagung manis, jerami dan
kelobot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan nyata berpengaruh
terhadap produksi tongkol jagung manis, maupun jerami dan kelobot tongkol jagung. Hasil uji
DMRT menunjukkan bahwa pukan halus+urea (T4) dan pukan granul+urea (T6), masing-
masing menghasilkan produksi jagung nyata lebih tinggi dibanding pukan tanpa urea. Perlakuan
pukan granul+urea (T6) menghasilkan produksi jagung serta jerami dan kelobot nyata lebih
tinggi dibanding pukan halus (T3) dan pukan granul (T5). Disimpulkan bahwa penambahan
pupuk anorganik pada aplikasi pupuk organik dapat meningkatkan produksi jagung dan jerami
serta kelobot jagung manis.
Kata Kunci: Zea mays saccharata, jerami, kelobot, pupuk organik, pupuk anorganik
Abstract
Organic fertilizer very important to improve the soil fertility. Combination between
organic and inorganic fertilizer could increase plant growth and production. The objective of
the research was to investigate the influence of some kind of organic fertilizer on sweet corn
(Zea mays saccharata) as food and stover as livestock feed in crop-livestock integration system.
A field experiment of randomized block design with 7 treatments and four replicates was
conducted in vertisol soil. Dosage of some organic fertilizer such as alfagro, fine manure and
granular manure was 20 t/ha, respectively. Dosage of KCl and urea was 125 kg K/ha and 200
kg N/ha, respectively. The treatments were T1 (alfagro), T2 (alfagro+urea), T3 (fine manure),
T4 (fine manure+urea), T5 (granular manure), T6 (granular manure+urea), T7 (granular
manure+urea+KCl). The sweet corn was harvested at 70 days after planting, the stover was
cut and measured for fresh production of sweet corn, stover and musk. The result showed that
the treatment significantly affected to the production of sweet corn, stover and musk. The result
of DMRT showed that sweet corn production significantly higher with fine manure+urea (T4)
and granular manure+urea (T6) compared to manure without urea. Granular manure+urea
(T6) could increase production of sweet corn, stover and musk significantly higher compared to
fine manure (T3) and granular manure (T5). Conclusion, organic fertilizer combined with
inorganic fertilizer could increased sweet corn, stover and musk production.
Keywords: Zea mays saccharata, stover, musk of sweet corn, organic fertilizer, inorganic
fertilizer
89
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2
90
Dwi Retno, dkk. Peningkatan Produksi
Tabel 1. Hasil analisis pupuk alfagro, pupuk kandang halus dan granul
No Jenis Pupuk N total (%) P2O5 (%)
1 Alfagro 0.49 4.18
2 Pupuk kandang halus 0.70 1.64
3 Pupuk kandang granul 0.60 1.10
Tabel 2. Produksi segar kelobot dan jerami jagung manis dengan berbagai macam
pemupukan organik
Perlakuan Pemupukan Produksi segar kelobot Produksi segar jerami
(kg/petak) (kg/petak)
T1. Alfagro 5,28 ± 0,30 ab 23,22 ± 1,35 ab
T2. Alfagro+urea 6,08 ± 0,12 a 27,95 ± 0,99 ab
T3. Pukan halus 5,04 ± 0,31 ab 21,02 ± 0,84 b
T4. Pukan halus+urea 6,26 ± 0,43 a 25,92 ± 1,85 ab
T5. Pukan granul 3,64 ± 0,49 b 23,67 ± 1,25 ab
T6. Pukan granul+urea 6,75 ± 0,34 a 27,23 ± 0,95 ab
T7. Pukan granul+urea+KCl 7,30 ± 0,48 a 30,24 ± 0,52 a
* Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata dengan DMRT level 5%
91
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2
nyata berbeda terhadap perlakuan lainnya. sifat fisik dan kimia tanah serta produksi
Penambahan urea pada aplikasi pupuk organik jagung manis (Mayadewi, 2007). Aplikasi
(alfagro, pukan halus dan pukan granul), pupuk organik dilengkapi pupuk anorganik,
menghasilkan produksi jerami dan kelobot selain dapat meningkatkan kesuburan tanah
jagung manis cenderung lebih tinggi dan produksi tanaman juga menghemat
dibanding tanpa urea. Hara nitrogen (urea) penggunaan pupuk anorganik (Saha dkk.,
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan 2013). Pukan dapat meningkatkan produksi
tanaman (Abdissa dkk., 2011), sehingga jagung manis apabila dikombinasikan dengan
apabila terjadi defisien N maka pertumbuhan pupuk anorganik (Lukiwati dkk., 2010b).
tanaman terhambat dan mengalami khlorosis Nitrogen berperan merangsang pertumbuhan
(Suwandi dkk., 2015). Secara visual tanaman vegetatif, sehingga berpengaruh terhadap
jagung tidak mengalami khlorosis pada semua produksi tanaman (He dkk., 2004). Pukan
perlakuan. Pemupukan organik (alfagro, juga mampu memperbaiki sifat fisik dan
pukan halus, granul) dilengkapi dengan urea, kimia tanah serta meningkatkan LAB (laju
mampu meningkatkan produksi segar kelobot asimilasi bersih) dan selanjutnya dapat
maupun produksi segar jerami jagung manis. meningkatkan produksi tanaman (Mayadewi,
Produksi Tongkol Jagung Manis. 2007; Desyrakhmawati dkk., 2015).
Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pemupukan organik nyata Kesimpulan
berpengaruh (P< 0.05) terhadap produksi Berbagai macam pupuk organik setara
tongkol jagung berkelobot maupun tanpa kemampuannya dalam menghasilkan produksi
kelobot. Hasil uji Duncan menunjukkan jagung manis dan jerami maupun kelobot.
bahwa perlakuan pukan halus dan pukan Aplikasi pupuk organik dilengkapi dengan
granul apabila masing-masing dilengkapi pupuk anorganik mampu meningkatkan
pupuk urea menghasilkan produksi tongkol pertumbuhan dan produksi jagung manis.
berkelobot maupun tanpa kelobot nyata lebih
tinggi (P<0.5) dibanding tanpa urea. Ucapan Terima Kasih
Sedangkan alfagro+urea cenderung Terima kasih kepada DIPA – Fakultas
meningkatkan produksi tongkol berkelobot Peternakan dan Pertanian Universitas
maupun tanpa kelobot dibanding tanpa urea. Diponegoro atas dukungan finansial, juga
Pukan granul+urea+KCl (T7) menghasilkan kepada Kelompok Peternak Sapi ‘Sumber
produksi tongkol jagung manis tidak nyata Subur’ (Sragen) serta Rey, Imam, Nyoman
berbeda dibanding pukan granul+urea. dan Sheila atas kerjasamanya, sehingga
Diduga aplikasi pukan granul+urea mampu penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
memacu aktivitas organisme tanah sehingga Terima kasih kepada Luthfiana, S.Pt yang
dapat meningkatkan ketersediaan hara, siklus telah membantu pengolahan data.
hara dan pembentukan pori-pori mikro dan
makro tanah (Ali dkk., 2012) memperbaiki
Tabel 3. Produksi tongkol jagung manis berkelobot dan tanpa kelobot dengan berbagai
macam pemupukan
Perlakuan Pemumukan Produksi tongkol berkelobot Produksi tongkol tanpa kelobot
(kg/petak) (kg/petak)
T1. Alfagro 16,61 ± 0,81 a 11,30 ± 0,58 ab
T2. Alfagro+urea 20,15 ± 0,28 a 13,95 ± 0,32 a
T3. Pukan halus 15,35 ± 0,78 b 10,31 ± 0,53 b
T4. Pukan halus+urea 19,17 ± 0,97 a 12,92 ± 0,54 a
T5. Pukan granul 11,52 ± 1,59 b 9,14 ± 1,22 b
T6. Pukan granul+urea 19,71 ± 0,75 a 12,96 ± 0,64 a
T7. Pukan granul+urea+KCl 20,55 ± 1,40 a 13,26 ± 0,93 a
* Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata dengan DMRT
92
Dwi Retno, dkk. Peningkatan Produksi
93
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2
Suwandi, G.A. Sopha, G.A., & M.P. Yufdy, terhadap pertumbuhan dan hasil
M.P (2015), Efektivitas pengelolaan bawang merah. J. Hort. 25(3): 208-221.
pupuk organik, NPK, dan pupuk hayati
94