Anda di halaman 1dari 4

A.

Masalah dalam Menyusui


1. Pada masa antenatal

Puting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu


menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan
upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, seperti memanipulasi puting
dengan perasat hoffman, menarik-narik puting, atau penggunaan breast shield dan
breast shell. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan
lansung bayi yang kuat. Dalam hal ini, sebaiknya ibu tidak melakukan apa-apa,
tunggu saja sampai bayi lahir. Segera setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan:

a. Skin to skin contact dan biarkan bayi mengisap sendiri mungkin


b. Biarkan bayi “mencari” puting susu, kemudian mengisapnya.
Bila perlu, coba berbagai posisi untuk mendapatkan keadaan puting yang
paling menguntungkan. Rangsang puting biar dapat “keluar” sebelum bayi
“mengambilnya”.
c. Apabila puting benar-benar tidak muncul, dapat “ditarik” dengan pompa puting
susu ( nipple paller) atau yang paling sederhana dengan modifikasi spuit injeksi
10 ml. Bagian ujung dekat jarum dipotong dan kemudian pendorong
dimasukkan dari arah potongan tersebut. Cara penggunaan pompa puting susu
modifikasi ini adalah dengan menempelkan ujung pompa spuit modifikasi)
pada payudara sehingga puting berada di dalam pompa, kemudian tarik
perlahan sehingga terasa ada tahanan dan dipertahankan selama 30 detik
sampai 1 menit. Bila terasa sakit, tarikan dikendorkan. Prosedur ini diulang
terus hingga beberapa kali dalam sehari.
d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit
penekanan pada aerola mamae dengan jari hingga terbentuk “dot” ketika
memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi.
e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan dengan
sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu, lakukan
ini hingga 1-2 minggu.
2. Pada masa setelah persalinan dini
a. Puting susu lecet

Pada keadaan ini, seseorang ibu sering menghentika proses menyusui


karena putingnya sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah
mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat
infeksi candida (di mulut bsyi). Jila gejala berikut ditemui maka berikan
nistatin. Biasanya, kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang
menetap, dan kulit kering bersisik (flaky).

Saat puting susu dalam keadaan lecet dan kadang retak-retak atau luka, ibu
dapat melakukan beberapa cara, antara lain:

1) Terus memberikan ASI pada bagian luka yang tidak begitu sakit.
2) Mengoles puting susu dengan ASI akhir (bind milk ), jangan sekali-kali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.
3) Mengistirahatkan puting susu yang sakit untuk sementara waktu, kurang
lebih 1x24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar
2x24 jam.
4) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan
tangan dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena akan nyeri.
Kemudian berikan ASI kepada bayi dengan menggunakan sendok atai
pipet.
5) Cuci payudara sekali saja dalam sehari dan tidak dibenarkan menggunakan
sabun.
b. Payudara bengkak
Sebelumnya, kita perlu membedakan antara payudara penuh karena berisi
ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, gejala yang dirasakan
pasien adalah rasa berat pada payudara, panas, dan keras, sedangkan pada
payudara bengkak, akan terlihat payudara udem, pasien merasakan sakit,
puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, ASI tidak akan
keluar bila diperiksa atau diisap, dan badan demam setelah 24 jam. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain produksi ASI meningkat,
terlambat menyusukan dini, perkataan kurang baik, kurang sering
mengeluarkan ASI, atau karena ada pembatasan waktu menyusui. Untuk
mencegah supaya hal ini tidak terjadi, perli dilakukan beberapa hal, seperti
menyusui dini, pelekatan yang baik, dan menyusui on demand. Bayi harus
lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat menyusu,
sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun.

Untuk merangsang refleks oksitosin, dapat dilakukan langkah-langkah berikut


ini:
1) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
2) Ibu harus rileks.
3) Dekatkan bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya.
4) Pijat leher dan punggung belakang ( sejajar daerah payudar ).
Menggunakan ibu jari dengan teknik gerakan memutar searah jarum jam
kurang lebih selama 3 menit.
5) Belai dengan lembut kedua payudara menggunakan minyak pelumas.
6) Lakukan setimulasi pada kedua puting. Caranya, pegang puting dengan
dua jari pada arah yang berlawanan, kemudian putar puting dengan
lembut searah jarum jam.
7) Selanjutnya, kompres dengan air hangat dan dingin untuk mengurangi
udem.
8) Pakai BH sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang dapat
menyangga payudara dengan baik.
9) Bila trrlalu saki, dapat diberikan obat analgesic parasetamol 500 mg.
c. Abses payudara (mastitis)
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada 2 jenis mastitis, yaitu
non-infetive mastitis (hanya karena pembendungan ASI /milk stasis) dan
infektive mastitis (telah terinfeksi bakteri). Lecet pada puting dan trauma pada
kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri. Gejala yang ditemukan adalah
payudara menjadi merah, bengkak, kadang disertai rasa nyeri dan panas, serta
suhu tubuh meningkat.

Anda mungkin juga menyukai