Banyak bertanya dan bertukar cerita mengenai cara yang benar dengan
ibu yang telah mulai menyusui bayinya lebih dahulu.
Banyak bertanya dengan dokter untuk mendapatkan jawaban mengenai
kebingungan seputar cara menyusui. Mencari banyak informasi dari
buku, internet, maupun beragam sumber terpercaya lainnya.
Diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan tubuh Anda.
Terutama jika Anda pernah menjalani operasi, mengalami cedera,
maupun berbagai kondisi medis lainnya.
Bicarakan juga dengan dokter jika Anda mengalami depresi atau
sedang rutin minum suplemen maupun obat-obatan tertentu agar
nantinya dapat menyusui dengan cara yang benar.
Persiapkan beberapa hal yang sekiranya akan Anda butuhkan nantinya.
Persiapan bisa berupa bra menyusui, penutup menyusui
(cover atau nursing scarf), maupun bantal menyusui (nursing pillow).
Rutin melakukan teknik relaksasi
Beberapa pompa ASI menimbulkan rasa tidak nyaman, juga tidak efektif.
Berbeda dengan memerah ASI menggunakan tangan yang bisa Moms
atur sendiri gerakan serta kekuatannya, sehingga bisa lebih efektif
mengeluarkan ASI.
Banyak ibu lebih nyaman dengan cara memerah ASI manual dengan
alasan lebih alami.
Kontak kulit dengan kulit lebih menstimulasi ASI daripada dengan
corong plastik pompa ASI Karena itu, cara memerah ASI manual
biasanya mempermudah refleks keluarnya susu.
Lebih nyaman.
Lebih ramah lingkungan
Tak memerlukan alat khusus
Gratis
Letakkan wadah bersih di bawah payudara.
Letakkan jempol di atas payudara dan jari-jari lain di bawah payudara.
Rasakan area payudara, terutama di sekeliling areola (bagian berwarna gelap
yang mengelilingi puting payudara), adakah perubahan tekstur lembut
menyerupai gundukan kecil. Letakkan ibu jari di belakang gundukan ini dan
mulailah menekannya secara berulang hingga puting mengeluarkan ASI.
Jika ASI kurang lancar, coba berikan kompres hangat pada payudara selama
beberapa menit untuk melancarkan aliran ASI.
MEMERAH ASI
Siapkan tempat penampungan
Siapkan btol atau plastic ASI
Cuci tangan
Pilih tempat dan posisi yang nyaman
Melakukan pemijatan
Memerah ASI
Simpan ASI
Pompa elektrik
Bagi sebagian ibu menyusui, pompa elektrik merupakan pilihan yang mudah dan
praktis. Terlebih bila menggunakan pompa elektrik ganda yang bisa memerah ASI
dari kedua payudara sekaligus. Penggunaannya juga praktis, Bunda hanya perlu
menempelkan corong pompa ke payudara dan menyalakan mesin pompa ASI.
Pompa manual
Sebelum memerah ASI menggunakan pompa manual, Bunda perlu memijat
payudara terlebih dahulu. Setelah ASI mulai keluar, gunakan pompa manual sambil
terus memijat payudara. Cara ini bisa memungkinkan Bunda mendapatkan ASI lebih
banyak.
Memerah ASI menggunakan pompa manual memang membutuhkan banyak latihan.
Selain itu, Bunda berisiko tinggi terkena infeksi payudara jika cara memompanya
tidak benar atau jika alat pompanya tidak bersih.
Oleh karena itu, pompa jenis ini hanya cocok digunakan sebagai alternatif bila
pompa elektrik tidak dapat digunakan atau kondisi Bunda tidak memungkinkan untuk
memerah ASI dengan tangan.
Penatalaksanaan medis dari sisi pemberiaan obat-obatan (analgesik dan antibiotik) IDAI MASTITIS:
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
Meskipun ibu menyusui sering enggan untuk mengkonsumsi obat, ibu dengan mastitis dianjurkan
untuk mengkonsumsi beberapa obat sesuai indikasi.
Rasa nyeri merupakan faktor penghambat produksi hormon oksitosin yang berguna dalam proses
pengeluaran ASI. Analgesik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada mastitis. Analgesik
yang dianjurkan adalah obat anti inflamasi seperti ibuprofen. Ibuprofen lebih efektif dalam
menurunkan gejala yang berhubungan dengan peradangan dibandingkan parasetamol atau
asetaminofen. Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada ASI sehingga
direkomendasikan untuk ibu menyusui yang mengalami mastitis.
Antibiotik
Jika gejala mastitis masih ringan dan berlangsung kurang dari 24 jam, maka perawatan
konservatif (seperti mengalirkan ASI dan perawatan suportif) sudah cukup membantu. Tapi jika
tidak terlihat perbaikan gejala dalam 12 - 24 jam atau jika ibu tampak sakit berat, antibiotik harus
segera diberikan. Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau flukloksasilin
500 mg setiap 6 jam secara oral. Dikloksasilin mempunyai waktu paruh yang lebih singkat dalam
darah dan lebih banyak efek sampingnya ke hati dibandingkan flukloksasilin. Kenapa diberikan
secara oral? karena pemberian secara intravena sering menyebabkan peradangan pembuluh darah.
Sefaleksin biasanya juga aman untuk ibu hamil yang alergi terhadap penisillin tetapi untuk kasus
hipersensitif penisillin yang berat lebih dianjurkan klindamisin.
Antibiotik diberikan paling sedikit selama 10 - 14 hari. Tetapi perlu pula diingat bahwa
pemberian antibiotik yang cukup lama dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur pada
payudara dan vagina.
Dan juga sebagai tambahan, pada penelitian yang dilakukan Jahanfar diperlihatkan bahwa
pemberian antibiotik disertai dengan pengosongan payudara pada mastitis mempercepat
penyembuhan bila dibandingkan dengan pengosongan payudara saja.
Mastitis berulang/kronis
Mastitis berulang biasanya disebabkan karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. Ibu harus
benar-benar beristirahat, banyak minum, makanan dengan gizi berimbang, serta mengatasi stress.
Pada kasus mastitis berulang karena infeksi bakteri diberikan antibiotik dosis rendah yaitu
eritromisin 500 mg sekali sehari selama masa menyusui
Infeksi jamur
Infeksi jamur merupakan infeksi oleh jamur seperti candida albicans. Infeksi jamur biasanya
didiagnosis berdasarkan nyeri berupa rasa terbakar yang menjalar di sepanjang saluran ASI dan
juga waktu menyusui permukaan payudara terasa gatal, namun pada puting mungkin tidak
nampak kelainan. Pengobatan terbaik adalah mengoles nistatin krim yang juga mengandung
kortison ke puting dan areola setiap selesai bayi menyusu dan bayi juga harus diberi nistatin oral
pada saat yang sama.
5. Mastitis subklinis
Adanya peningkatan rasio natrium-kalium dalam Asi dan juga interleukin -8. Dimana
nantinya ditemukan bayinya mengalami oenibgkatan berat badan yg drastis namun
pengeluarain asi yg tidak adekuat sehingga produksinya juva berkurang.
6. Mastitis infeksiosa
Dapat terjadi bila stasis ASI tidak sembuh dan proteksi faktor imun dana respons inflamasi
dakan ASI kalah. Hal ini dapat diatasi dengan semakin banyak nya pengeluaran asi maka
akan semamin banyak bakteri yg ikut terkeluar juga.
Adapun gejala2 nya satu payudaranya merah, sangat nyeri, membengkak dan keras.
7. Abses payudara
Adalah keadaan ketika payudara laktasi yg terinfeksi dimana kemudian dia itu membentuk
sawar jaringan granulasi.yg akan terbrntuk swpeeti kapsul abses yg terisi dengan pus.