Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR JAHE MERAH (ZINGIBER


OFFICINALE VAR. RUBRUM) HANGAT TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NAMBO
KOTA KENDARI

OLEH

LILIS RISDAYANI
S.0018.P2.027

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KENDARI
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diberikan bimbingan dalam penulisan proposal sehingga memenuhi syarat

dan disetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Proposal, atas nama:

Nama : LILIS RISDAYANI

NIM : S.0018.P2.027

Program Sarjana : S1 Keperawatan

Judul : Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe

Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Hangat


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Kendari, 2020

Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Tahiruddin, S.Kep., M.Sc Kemal Idris Balaka,SH.,MH


NIDN: NIDN:

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ota k

Narmawan, S.Kep., NS., M.Kep


NIDN:

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya sehingga dapat terselesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Rendam Kaki Dengan

Air Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Hangat Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari”,

sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Program

Studi S1 Keperawatan StIKes Karya .

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada kedua orang tua yang senantiasa memberi semangat, inspirasi,

doa, materil, dan kasih sayang sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan pula kepada yang terhormat:

1. Tuti Dharmawati, SE., M.Si.Ak.Qia, C.A selaku Ketua Badan Pembina

Yayasan Karya Kesehatan.

2. Hj. Llona, B.sc, selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Karya Kesehatan.

3. Muh. Syaiful Saehu, S.T., M.Si selaku Ketua Stikes Karya Kesehatan.

4. Narmawan, S.Kep., NS., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 lmu

Kkeperawatan.

5. Awaludin, S.K.M selaku Kepala Puskesmas Nambo

6. Penguji I Muhaimin Saranani, S.Kep.,NS.M.Sc, penguji II Risnawati, S.K.M.,

M.Kes.

iv
7. Pembimbing I Tahiruddin, S.Kep., M.Sc, pembimbing II Kemal Idris

Balaka,SH.,MH

8. Suami saya Muhammad Bastian

9. Seluruh teman-teman Non-Reg angkatan 2018

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan dan semoga Skripsi ini berguna bai bagi diri kami sendiri maupun

pihak lain yang memanfaataknnya.

Kendari, September 2020

Penulis

v
INTISARI

Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Hangat
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Nambo
Kota Kendari
Tahiruddin1, Kemal Idris Balaka2

Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKes Karya Kesehatan


1

Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Karya Kesehatan


2

Viii + 99 halaman + 3 gambar + 17 tabel + 12 lampiran

Hasil pengambilan data awal di Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020 dengan
jumlah seluruh penderita hipertensi sebanya 100 orang. Observasi awal yang dilakukan oleh
peneliti di Puskesmas Nambo tentang terapi apa saja yang dilakukan pada penderita hipertensi
yaitu hasilnya hanya berupa terapi farmakologis saja yaitu berupa obat-obatan, belum ada terapi
non farmakologis yang dilakukan.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
quasi eksperiment one groub pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
yang terdiagnosa hipertensi di Puskesmas Nambo Kota Kendari tahun 2020 berjumlah 100 orang,
jumlah sampel pada penelitian ini 20 orang, dengan teknik penarikan sampel menggunakan rumus
Sugiyono. Metode analisis menggunakan Uji statistik paired t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik paired t-test menunjukkan bahwa
diperoleh perbedaan mean tekanan darah yang signifikan, yaitu mean sebelum dilakukan terapi
rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) hangat 2,00 dengan
standar deviasi 1,170 (p value = 0,001 < α = 0,05), sedangkan pada tekanan darah sesudah
dilakukan terapi rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber officinale var. rubrum ) hangat
didapatkan mean 1,35, dengan standar deviasi 0,587.
Disarankan kepada Puskesmas Nambo Kota Kendari, rendam kaki dengan air jahe
merah (zingiber officinale var. rubrum) hangat dapat diberikan yang nengalami hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah.

Kata Kunci :Pengaruh, Hipertensi, Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber
Officinale Var. Rubrum) Hangat
Daftar Pustaka: 15 (2010-2018)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................................vi
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH..................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................7
E. State of Art (Keaslian Penelitian)...........................................................................................9
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Teori......................................................................................................................11
B. Kerangka Teori....................................................................................................................33
C. Kerangka Konsep................................................................................................................34
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................................................35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................36
C. Populasi dan Sampel...........................................................................................................36
D. Variabel Penelitian...............................................................................................................38
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif............................................................................39
F. Instrumen Penelitian............................................................................................................40

vii
G. Pengumpulan Data..............................................................................................................41
H. Pengolahan dan Analisa Data.............................................................................................41
I. Etika Penelitian....................................................................................................................42
J. Jadwal Penelitian.................................................................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................................87


B. Hasil Penelitian.......................................................................................................88
C. Pembahasan...........................................................................................................95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................98
B. Saran........................................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................100
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 9


Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah untuk usia 13
dewasa dan lansia

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria 40


Objektif
4.1 Distribusi Frekuensi Responden 88
Berdasarkan Usia Yang Mengalami
Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.2 Distribusi Frekuensi Responden 88
Berdasarkan Jenis Kelamin Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.3 Distribusi Frekuensi Responden 89
Berdasarkan Pendidikan Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.4 Distribusi Frekuensi Responden 89
Berdasarkan Riwayat Hipertensi Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.5 Distribusi Frekuensi Responden 90
Berdasarkan Obat Yang Dikomsumsi
Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.6 Distribusi Frekuensi Responden 91
Berdasarkan Penyakit Penyerta Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.7 Distribusi Frekuensi Responden 91
Berdasarkan Ativitas Fisik Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.8 Distribusi Frekuensi Responden 92

iv
Berdasarkan Riwayat Merokok Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.9 Distribusi Frekuensi Responden 92
Berdasarkan Jenis Makanan Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.10 Distribusi Frekuensi Responden 93
Berdasarkan Komsumsi Kopi Yang
Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari
4.11 Distribusi Frekuensi Responden 93
Berdasarkan hipertensi sebelum
dilakukan Rendam Kaki Dengan Air
Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.
Rubrum) Hangat
4.12 Distribusi Frekuensi Responden 94
Berdasarkan Hipertensi Sesudah
Dilakukan Rendam Kaki Dengan Air
Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.
Rubrum) Hangat
4.13 Hasil Uji T Perbedaan Nilai Tekanan 94
Darah Pre Test dan Postest Pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas
Nambo Kota Kendari

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Daftar Gambar Halaman

2.1 Jahe merah (Zingiber officinale var. 27


Rubrum)
2.2 Jahe putih (Zingiber offichinale var. 28
Amarum)
2.3 Jahe gajah (Zingiber offichinalevar) 28

v
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang:

np = Jumlah Pasangan

Z1-α/2 = Standar normal deviasi untuk α (Table Distribusi Z)

Z1-α-β]2f= Standar normal deviasi untuk β (Table Distribusi Z)

P1 = Proporsi Kejadian Sebelum Perlakuan

P2 = Proporsi Kejadian Setelah Perlakuan

P1-P2 =Perbedaan proporsi yang dianggap bermakna secara klinik

f = Proporsi Pasangan Data Responden

01 : Pre-test hari pertama melakukan pengukuran tekanan darah

P : Diberikan Perlakuan hari pertama sampai kelima

02 : Post-test pada hari keenam

01 – 02 :Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan

Daftar Singkatan:

WHO : Word Health Organization

ACE : Angiotensin Converting

ACEIs : Angiotensin Converting Enzymes

PGE2 : Prostaglandin-E2

PTT : Pengobatan Tradisional Tiongkok

Daftar Istilah:

Curcuma Santhorrizha : Temulawak

Curcuma aeruginosa : Temu Hitam

Curcuma domestica : Kunyit

Kaempferiagalanga : Kencur

vi
Languas galanga : Lengkuas

Volatile Oil : Minyak Menguap

Nonvolatile Oil : Minyak Tak Menguap

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Daftar Lampiran


1. Lembar Permintaan Menjadi Responden
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Lembar Observasi
4. SOP Pengukuran Tekanan Darah
5 SOP Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.
Rubrum) Hangat

6 Surat Izin Pengambilan Data Awal

7 Surat Permohonan Izin Penelitian

8 Surat Izin Penelitian Dari Balitbang Provinsi Sulawesi Tenggara

9 Surat Telah Melakukan Penelitian

10 Master Tabel

11 Hasil Analisa Data

12 Dokumentasi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak

mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit

degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh

darah) termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker. Salah satu penyakit

degeneratif yang banyak terjadi dan yang mempunyai tingkat mortilitas yang

cukup tinggi serta mempengaruhi kuatitas hidup dan produktivitas seseorang

salah satunya adalah hipertensi (1)

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan di

jantung secara kronis karena adanya hambatan pada pembuluh darah sehingga

menyebabkan jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh (2). Pada umumnya, tekanan yang

dianggap optimal adalah 120 mmHg untuk tekanan sistoliknya dan 80 mmHg

untuk sistoliknya, sementara tekanan yang dianggap hipertensi adalah lebih dari

140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik (3)

Menurut Word Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang

masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah

sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk

orang dewasa diatas 18 tahun). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena
penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi

(4).

Penatalaksanaan terhadap pasien hipertensi harus dilakukan agar tidak

terjadi kondisi yang buruk, tujuan penatalaksanaan adalah untuk menurunkan

tekanan hingga batas normal. Pentalaksanaan yang dapat dilakukan untuk klien

hipertensi diantaranya dengan penatalaksanaan farmakologis dan non

farmakologis (3). Terapi farmakologis yaitu terapi yang dilakukan dengan

pemberian medikasi berupa obat-obatan. Jenis-jenis medikasi antihipertensi

meliputi diuretik, penyekat beta-adregenik atau beta-blocker, vasodilator, penyekat

saluran kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Terapi non

farmakologis untuk penderita hipertensi adalah dengan modifikasi gaya hidup

seperti, mempertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga dan

mengkonsumsi makanan yang sehat untuk mengendalikan berat badan agar tidak

mengalami obesitas, berhenti merokok, belajar mengendalikan stress, serta

mengurangi asupan garam (5).

Namun dampak dari upaya yang dilakukan tersebut tidak bisa maksimal

dan sulit tercapai jika terdapat faktor risiko pada pasien seperti kegemukan atau

obesitas, stress, merokok, atau kebiasaan makan salah satunya karena

mengkonsumsi garam yang berlebih. Jika hal tersebut dibiarkan atau tidak

tertangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi. Komplikasi yang dapat

terjadi adalah stroke yang dapat menyebabkan kematian, juga merupakan faktor

yang dapat memperberat serangan jantung ( infark miokard) (5). Selain itu juga

45
beresiko menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan makin tinggi

tekanan darah, makin besar resikonya (6)

46
Penatalaksanaan nonfarmakologis yang lain yaitu merendam kaki dengan

air hangat yang bertemperatur 39-40 o. Secara ilmiah air hangat mempunyai

dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana

hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah

dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan

otot-otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi tubuh (7). Terapi rendam kaki

(hidroterapi kaki) ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan

memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan

yang mengalami pembengkakan. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar

sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Orang-orang

yang menderita berbagai penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul,

sakit punggung, insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk

(hipertensi), nyeri otot, kram, kaku, terapi air (hidroterapi) bisa digunakan untuk

meringankan masalah tersebut. Berbagai jenis hidroterapi, metode yang umum

digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air, membungkus

dengan kain basah, kompres, merendam kaki (5).

Rendam kaki air hangat dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal

salah satunya jahe. Kandungan didalam jahe ini cukup banyak antara lain pada

bagian rimpang jahe mengandung zat gingerol, shangaol, zingerone, oleoresin

dan minyak atsiri memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,

anti inflamasi, analgesik, anti karsinogenik, non toksik dan non mutagenik

meskipun pada konsentrasi tinggi. Gingerol dan rasa hangat yang ditimbulkan oleh

jahe tersebut membuat pembuluh darah terbuka (vasodilatasi) dan memperlancar

47
sirkulasi sehingga suplai makanan dan oksigen menjadi lebih baik (4). Selain itu,

senyawa yang dikandung dalam jahe seperti flavonoid, fenol dan saponin juga

berperan dalam penurunan tekanan darah (5).

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Inayati Ainah (2018) tentang

Analisis praktik klinik keperawatan pada pasien hipertensi dengan intervensi inovasi

rendam kaki air jahe hangat dan slow deep breathing (relaksasi nafas dalam) terhadap

penurunan tekanan darah di ruang IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

menunjukkan hasilnya yaitu terdapat pengaruh rendam kaki air jahe hangat dan

slow deep breathing (relaksasi nafas dalam) terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi. Selain itu pada penelitian Nurahmandani AR DKK (2013)

tentang efektivitas pemberian terapi rendam kaki air jahe hangat menunjukkan hasil

terdapat efektifitas rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia. Adapun perbedaan penelitian penulis yaitu hanya tentang bagaimana

pengaruh rendam kaki dengan air jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)

hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi secara

umum yaitu umur ≥18 tahun yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas.

Badan Kesehatan Dunia Word Health Organization (WHO) (2013)

menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan

jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29%

warga dunia terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang

memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%,

kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar 40%.

Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit

48
ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari

tiga orang menderita hipertensi. (8).

Sedangkan di Indonesia berdasarkan Riskerdas tahun 2018, hipertensi

menduduki peringkat ke delapan dalam kelompok penyakit tidak menular (PTM)

yang ditimbulkan dari penyakit kardiovaskuler. Prevalensi hipertensi di Indonesia

pada umur ≥18 tahun sebesar 34,1% dengan penderita hipertensi tertinggi di

Kalimantan Barat sebesar 44,1%. Prevalensi hipertensi pada perempuan

cenderung lebih tinggi daripada laki-laki yaitu 36,9% pada perempuan dan 31,3%

pada laki-laki dan prevalensi hipertensi di perkotaan lebih tinggi daripada

perdesaan yaitu 34,4% pada perkotaan dan 33,7% pada pedesaan. Sulawesi

Tenggara menduduki peringkat 29 yaitu sebesar 25,8% (9). Untuk dikota Kendari

sendiri yaitu di Puskesmas Nambo kota Kendari penderita hipertensi merupakan

sepuluh besar penyakit pada tahun 2018. Padatahun 2019 jumlah kasus

hipertensi sebanyak 120 orang sedangkan pada tahun 2020 jumlah kasus

hipertensi sebanyak 100.

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Nambo

tentang terapi apa saja yang dilakukan pada penderita hipertensi yaitu hasilnya

hanya berupa terapi farmakologis saja yaitu berupa obat-obatan, belum ada terapi

non farmakologis yang dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul “Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber officinale

var. Rubrum) Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020”

49
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka peneliti

membuat rumusan masalah dalam skripsi ini “Bagaimanakah Pengaruh Rendam

Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum ) Hangat Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2020”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh rendam kaki dengan air jahe merah (Zingiber

officinale var. Rubrum) hangat terhadap penurunan tekanan darah penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum dilakukan rendam kaki dengan

air jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum ) hangat pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020

b. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah dilakukan rendam kaki dengan

air jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum ) hangat pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020

c. Untuk mengetahui pengaruh rendam kaki dengan air jahe merah (Zingiber

officinale var. Rubrum) hangat pada penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020

50
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman berkarya dalam penerapan ilmu pengetahuan

yang telah didapatkan selama mengikuti pendidikan terutama dalam ilmu

metodologi penelitian dalam upaya menganalisis masalah keperawatan.

b) Bagi Penderita Hipertensi

Diharapakan dengan dilaksanalannya terapi Rendam Kaki Dengan Air

Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum ) Hangat Terhadap Penurunan

Tekanan Darah, klien yang mengalami hipertensi akan merasa lebih rileks

dan teakanan darahnya berkurang. Juga bisa menambah pengetahuan

tentang terapi Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber officinale var.

Rubrum) Hangat.

2. Manfaat Teoritis

a) Bagi Petugas Kesehatan

Menjadi masukan yang berguna bagi petugas kesehatan dalam

informasi tentang terapi rendam kaki dengan air jahe Merah (Zingiber

officinale var. Rubrum) hangat terhadap penurunan tekanan darah

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020.

b) Bagi STIKES Karya Kesehatan Kendari

Sebagai sumbangan ilmu untuk menambah kepustakaan dan

keterampilan dalam bidang keperawatan Medikal Bedah terutama dalam

pemberian terapi Non- Farmakologi dengan terapi rendam kaki dengan air

51
jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum ) hangat terhadap penurunan

tekanan dan dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.

E. State of Art (Keaslian Penelitian)

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Judul Penelitian Nama Pengarang Hasil Penelitian Perbedaan
Analisis praktik klinik Inayati Ainah Intervensi inovasi Intervensi yang
keperawatan pada rendam kaki air jahe dilakukan
pasien hipertensi hangat dan slow deep rendam kaki air
dengan intervensi breathing dilakukan jahe hangat dan
inovasi rendam kaki air pada saat awal masuk slow deep
jahe hangat dan slow Instalasi Gawat breathing
deep breathing Darurat. Dari ketiga
(Relaksasi naas dalam) pasien yang telah
terhadap penurunan dilakukan
tekanan darah di ruang implementasi inovasi
IGD RSUD ABDUL didapatkan hasil
WAHAB SJAHRANIE bahwa dari ketiga
SAMARINDA pasien yang
menderita hipertensi
mengalami penurunan
tekanan darah yaitu
pada pasien dengan
TD 150/90 mmHg
menjadi 130/80
mmHg. Pasien juga
mengatakan dengan
melakukan teknik
rendam kaki air jahe
hangat dan slow deep
breathing dapat
merasakan rileks,
menurunkan nyeri,
dan merasa nyaman.
Analisis praktik klinik Oktaviani Intervensi inovasi Intervensi yang
keperawatanpada adalah sebelum dilakukan
pasien hipertensi pemberian terapi adalah
dengan intervensi rendam kaki air jahe pemberian
inovasi terapi rendam hangat dan terapi light terapi rendam
kaki air jahe hangat massage (terapi kaki air jahe
terhadap penurunan sentuhan ringan) rata- hangat dan
tekanan darah di ruang rata dari ketiga pasien terapi light
instalasi gawat darurat sebelum dilakukan massage (terapi
RSUD ABDUL WAHAB intervensi didapatkan sentuhan
SJ untuk systole 176,6 ringan)
mmHg dan diastole
96,7 mmHg dan

52
sesudah dilakukan
pemberian terapi
rendam kaki air jahe
hangat dan terapi light
massage (terapi
sentuhan ringan)
dengan rata-rata
tekanan darah klien
yaitu systole 163,3
mmHg dan diastole 90
mmHg. Rata-rata
penurunan tekanan
darah dari ketiga
pasien adalah untuk
sistole 13,4 mmHg
dan diastole 6,7
mmHg
Pengaruh pemberian Velicia M.V.G. Tekanan darah Membagi
jahe terhadap Tjen responden setelah 2 kelompok
perubahan tekanan minggu diberikan jahe kontrol dan
darahpada pasien pada kelompok intervensi
hipertensi di wilayah intervensi sebelum dan
kerja Puskesmas Batua menunjukkan mean sesudah
sistolik sebesar pemberian
152,55 mmHg yaitu intervensi serta
mengalami penurunan waktu selama 2
sedangkan kelompok minggu.
kontrol sebesar
149,09 mmHg yaitu
mengalami kenaikan.
Pada kelompok
intervensi
menunjukkan mean
diastolik sebesar
94,18 mmHg yaitu
mengalami penurunan
sedangkan pada
kelompok kontrol
menunjukkan mean
diastolik sebesar
93,64 mmHg yaitu
mengalami kenaikan.

Efektivitas pemberian Nurahmandani Hasil penelitian Sampel yang


terapi rendam kaki air AR DKK menunjukkan bahwa digunakan
jahe hangat terjadi penurunan adalah lansia.
tekanan darah sistolik
dan diastolik sebelum
maupun setelah
diberikan rendam kaki

53
air jahe hangat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka

sistolic bagian atas diastolic bagian bawah. Pada pemeriksaan tensi darah

menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air

raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Pada usia muda,

rata-rata tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Beberapa faktor

yang menjadi penyebab naiknya tekanan darah pada usia tua antara lain

pembuluh darah orang tua terbentuk endapan kotoran misalnya

kolesterol, dan fungsi beberapa organ tubuh yang berhubungan dengan

tekanan darah mulai menurun (3). Hipertensi adalah sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik

sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita

penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit

saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin

besar resikonya (6)

54
Menurut WHO (Word Health Organization), batas normal adalah

120-140 mmHg sistolic dan 80-90 diastolic. Jadi seseorang disebut

mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolic ≥160 mmHg dan tekanan

darah diastolic ≥95 mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan

darah sitolic antara 140-160 mmHg dan tekanan darah diastolic 90-95

mmHg (3). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHd dan diastolik 90 mmHg ( Smeltzer, 2010). Hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (4).

b. Klasifikasi

Berikut ini merupakan klasifikasi tekanan darah untuk usia dewasa 18 tahun

keatas:

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah untuk Usia Dewasa 18 Tahun Ke Atas

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 180-209 110-119
Hipertensi Derajat 4 ≥210 ≥120
Sumber: Velicia, 2018

c. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik

(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac ouput atau

55
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi :

a) Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau

transport Na.

b) Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan

tekanan darah meningkat.

c) Stress lingkungan

d) Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta

pelebaran pembuluh darah. (4)

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu : berdasarkan etiologi hipertensi dapat dibedakan menajdi dua golongan besar

yaitu : (3)

1) Hipertensi esensial (hipertensi primer)

Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya gangguan tekanan

darah atau hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya atau

dengan tanpa kelainan organ dalam. Kurang lebih 90%-95% dari penderita

hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi primer. Faktor-faktor

yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi primer adalah :

a) Faktor keturunan

Kasus yang sering muncul dimasyarakat terbukti bahwa seseorang akan

terbukti memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi

jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b) Faktor Perseorangan

56
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur

(jika semakin bertambah umur semakin meningkat tekanan darahnya),

jenis kelamin (tekanan darah laki-laki lebih tinggi dari pada tekanan darah

perempuan), dan ras (pada orang yang berkulit hitam tekanan darahnya

lebih tinggi dari pada orang kulit putih).

c) Kebiasaan Hidup

Suatu kebiasaan dan gaya hidup yang serba instan sering menyebabkan

timbulnya hipertensi. Faktor-faktor tersebut seperti konsumsi garam yang

tinggi, kegemukan, atau makan yang berlebihan, stress dan pengaruh lain

(merokok, minum-minuman beralkohol, minum obat-obatan).

2) Hipertensi Renal atau Hipertensi Sekunder

Hipertensi renal adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain Pada 5-

10% kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan

hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau

berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk

hipertensi, tapi bukan faktor penyebab. Hipertensi sekunder dapat terjadi

pada individu dengan usia sangat muda tanpa disertai riwayat hipertensi

dalam keluarganya.

d. Tanda dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi:

1) Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekan arteri oleh dokter

57
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2) Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan

medis. Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi

yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,

gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun (3).

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

a. Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg

b. Sakit kepala

c. Pusing/migrain

d. Rasa berat ditengkuk

e. Penyempitan pembuluh darah

f. Sukar tidur

g. Lemah dan lelah

h. Sulit nbernafas saat beraktivitas (4)

e. Patofisiologi

Pusat vasomotor pada medulla di otak merupakan mekanisme yang

mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah. Pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis kemudian berlanjut ke bawah ke korda spinalis

dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan

58
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada saat

itu, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf setelah ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya nonepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Faktor

yang dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan

vasomotor adalah kecemasan dan ketakutan. Penderita hipertensi sangat

sensitif terhadap nonepinefrin (5).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal

mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal

mensekresi epinefrin kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan

penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang

sekresi aldosteron I yang kemudian diubah menjadi angiostensin II, suatu

vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus

ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (4). Mekanisme terjadinya

hipertensi diawali dengan terbentuknya angiotensin II dan angiotensin I oleh

Angiotensin Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peranan fisiologis

penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotinogen

59
yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal)

akan dirubah menjadi angiotensin I, oleh ACE yang terdapat di paru-paru,

angiotensin I diubah menjadi angiotensin II Angiotensin II inilah yang memiliki

peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah. Angiotensin II adalah zat

yang terjadi secara alami yang menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan

darah melalui vasokontriksi pembuluh darah dan retensi (penyimpangan)

garam dan air (3)

f. Komplikasi

Efek pada organ:

a) Otak

1) Pemekaran pembuluh darah

2) Pendarahan

3) Kematian sel otak

b) Ginjal

1) Malam banyak kencing

2) Kerusakan sel ginjal

3) Gagal ginjal

c) Jantung

1) Membesar

2) Sesak nafas (dyspnoe)

3) Cepat lelah

4) Gagal jantung (4)

g. Faktor Resiko

60
Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperburuk hipertensi

adalah kegemukan atau obesitas, kebiasaan merokok, stres, dan

kebiaasan makan seperti mengkonsumsi makan yang mengandung

garam secara berlebih. Faktor risiko pada hipertensi terbagi menjadi dua,

yaitu faktor-faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor-

faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu riwayat penyakit keluarga, usia,

dan jenis kelamin. Sedangkan faktor-faktor risiko yang dapat diubah yaitu

diabetes, stress, obesitas, nutrisi dan penyalahgunaan obat (5).

h. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :

a) Pemeriksaan yang segera

1) Darah rutin (Hemataokrit/hemoglobin)

2) Blood Unit Nitrogen/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/

fungsi ginjal.

3) Glukosa : Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin

(meningkatkan hipertensi).

4) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron

utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat

menyebabkan hipertensi.

61
6) Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak

ateromatosa (efek kardiovaskuler).

7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan

vasokonstriksi dan hipertensi

8) Kadar aldosteron urin/ serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer

(penyebab).

9) Urinalisa : Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan

ada DM.

10) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko

hipertensi.

11) Steroid urin : Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.

12) EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi

ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola

regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu

tanda dini penyakit jantung hipertensi.

13) Foto dada : apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah

pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada

area katup, pembesaran jantung (4)

a) Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil

pemeriksaan yang pertama)

a. VP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit

parenkim ginjal, batu ginjal/ureter

62
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. IUP : Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti ; batu ginjal,

perbaikan ginjal

d. USG : Untuk melihat struktur ginjal dilaksanankan sesuai kondisi klinis

pasien (3)

i. Penatalaksanaan

Ada dua penatalaksanan untuk mengurangi dampak dari hipertensi yaitu

dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis

yaitu terapi yang dilakukan dengan pemberian medikasi berupa obat-obatan.

Jenis-jenis medikasi antihipertensi meliputi diuretik, penyekat beta-adregenik

atau beta-blocker, vasodilator, penyekat saluran kalsium dan penghambat

enzim pengubah angiotensin (ACE) (5). Selain itu Manajemen pengobatan

hipertensi berdasarkan klasifikasi hipertensi. Individu dengan tekanan darah

normal cukup dianjurkan melakukan perubahan gaya hidupnya, sedangkan

pada penderita hipertensi grade I obat antihipertensi diberikan bila dalam

pemantauan selama 3 bulan, tekanan darah tetap tinggi setelah melakukan

modifikasi gaya hidup. Pada hipertensi grade I dapat diberikan monoterapi (1

macam obat) dulu golongan diuretik, penyekat ACEIs ( Angiotensin Converting

Enzymes), penyekat beta (beta bloker), penyekat reseptor angiotensin dan

penyekat Calsium Channel Bloker atau dimungkinkan kombinasi obat (3).

63
Penderita hipertensi grade II, sangat dianjurkan untuk memberikan terapi

kombinasi karena berdasarkan suatu penelitian hampir jarang mencapai

tekanan darah diinginkan dengan menggunakan monoterapi. Sebagian besar

tekanan darah baru mencapai level yang diinginkan dengan kombinasi 2-4

macam kombinasi obat (3).

Terapi non farmakologis untuk penderita hipertensi adalah dengan

modifikasi gaya hidup seperti, mempertahankan gaya hidup sehat dengan

berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang sehat untuk mengendalikan

berat badan agar tidak mengalami obesitas, berhenti merokok, belajar

mengendalikan stress, serta mengurangi asupan garam. Olahraga secara

teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda dapat menurunkan tekanan

darah dan memperbaiki keadaan jantung. Meningkatkan konsumsi buah dan

sayur, merngurangi asupan garam dan makanan yang menyebabkan

kolesterol serta berhenti merokok juga dianjurkan kepada penderita hipertensi

(5). Pengobatan secara non-farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah

gaya hidup yang lebih sehat antar lain dengan melakukan terapi dengan

rendam kaki menggunakan air hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Efek

rendam kaki air hangat sama dengan berjalan kaki selama 30 menit. Para

penderita hipertensi kebanyakan hanya mengkomsumsi obat-obatan dan

menghindari makan asin saja untuk menurunkan tekanan darah (3).

Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh.

Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat

sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan

64
didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang

mempengaruhi sendi tubuh (3).

Rendam kaki air hangat dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal

salah satunya jahe. Kandungan didalam jahe ini cukup banyak antara lain pada

bagian rimpang jahe mengandung zat gingerol, shangaol, zingerone, oleoresin

dan minyak atsiri memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,

anti inflamasi, analgesik, anti karsinogenik, non toksik dan non mutagenik

meskipun pada konsentrasi tinggi. Gingerol dan rasa hangat yang ditimbulkan oleh

jahe tersebut membuat pembuluh darah terbuka (vasodilatasi) dan memperlancar

sirkulasi sehingga suplai makanan dan oksigen menjadi lebih baik (4). Selain itu,

senyawa yang dikandung dalam jahe seperti flavonoid, fenol dan saponin juga

berperan dalam penurunan tekanan darah (5).

2. Konsep Jahe

a. Definisi Jahe

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun

berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India

sampai Cina. Oleh karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai

bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan

minuman,bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk

dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) Sefamili dengan temu-temuan

lainnya seperti temulawak (Curcuma santhorrizha), temu hitam (Curcuma

aeruginosa) Kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferiagalanga),

lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama jahe antara lain halia

65
(Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau),

Jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito

(Gorontalo), geraka (Ternate, dan sebagainya. Dari India, jahe dibawa

sebagai rempah perdagangan Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga

Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa

memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi

komoditas yangter populer di Eropa (10).

Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu

dengan tinggi antara 30-75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai

pita, dengan panjang 15-23 cm, lebar kurang lebih 2,5 cm, tersusun

teratur dua baris berseling.Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-

pinak, menghasilkan rimpang dan berbunga. Bunga berupa malai yang

tersembul pada permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur,

dengan panjang kurang lebih 25 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung,

dengan helaian agak sempit, tajam, berwarna kuning kehijauan. Bibir

mahkota bunga berwarna ungu gelap, berbintik-bintik putih kekuning-

kuningan. Kepala sari berwarna ungu dan mempunyai dua tangkai putik

(3).

b. Morfologi dan Klasifikasi Jahe

Jahe tergolong tanaman herba, tegak dan dapat berumur

tahunan. Batangnya an. Akarnya sering disebutberupa batang semu yang

tersusun dari helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip.

Bunganya terdiri dari tanda bunga yang berbentuk kerucut dengan

66
kelopak berwarna putih kekuning. Akarnya sering disebut rimpang jahe

berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak teratur,

berserat kasar, menjalar mendatar. Bagian dalam berwarna kuning pucat

(10)

Tanaman jahe merupakan tanaman terna tahunan dengan batang

semu yang tumbuh tegak. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang,

daun, dan bunga. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe,.

Pada bagian ini tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi

tanaman (10)

Klasifikasi tanaman jahe digolongkan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae

Order : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale.

c. Komposisi Tanaman Jahe

Komponen-komponen utama dari jahe adalah zingiberol, zingiberin,

felandrin, kamfin, sitral, dan linalul. Setelah membusuk, jinjerolnya

(komponen kimiawiyang baunya menusuk) membentuk campuran dengan

67
shogoal (unsur berminyak yang baunya menusuk) dan zingiberone (unsur

kristal yang baunya menusuk) (11)

Jahe mengandung komponen minyak menguap ( volatile oil),

minyak tak menguap (nonvolatile oil), dan pati. Minyak menguap yang

biasa disebut minyak astiri merupakan komponen pemberi bau yang khas,

sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi

merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang

terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe,

yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shagaol, dan

resin (10).

Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yaitu pati, serat, dan

senyawa fenolik. Beberapa komponen bioaktif dalam ekstrak jahe antara

lain (6)-gingerol, (6)-shogaol, diarilheptanoid dan curcumin. Rimpang jahe

juga mempunyai aktivitas antioksidan yang melebihi tokoferol (3).

d. Jenis Tanaman

Tanaman jahe dapat dibedakan dari beberapa jenis berdasarkan ukuran,

bentuk, dan warna rimpang, yaitu jahe putih kecil, jahe putih besar dan

jahe merah (10)

Gambar 2.1 Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) (5)

68
Gambar 2.2 Jahe kecil atau jahe mprit (Zingiber offichinale var. Amarum)
(5)

Gambar 2.2 Jahe putih besar (Zingiber offichinalevar) (5)

1) Jahe merah (Zingiber offichinale var, rubrum) disebut juga jahe sunti

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Rimpangnya kecil berwarna kuning kemerahan dan seratnya

kasar.

b) Rasanya sangat pedas dan aromanya sangat tajam.

c) Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripda jahe putih

kecil.

d) Diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123

s/d 126 mm.

e) Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua.

f) Memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok

untuk ramuan obat-obatan

2) Jahe putih kecil atau jahe emprit ( Zingiber offichinale var. Amarum)

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Bentuknya pipih, warnanya putih kuning.

69
b) Seratnya lembut dan aromanya lebih tajam dari jahe putih besar.

c) Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm,

panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit

menggembung.

d) Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.

e) Kandungan minyak atsirinya lebih besar daripada jahe gajah

(1,50 s/d 3,5%), sehingga rasanya lebih pedas, disamping

seratnya tinggi.

f) Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau diekstrak

oleoresindan minyak atsirinya.

3) Jahe putih besar (Zingiber offichinalevar), lebih dikenal dengan nama

jahe badak atau jahe gajah dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Rimpangnyajauh lebih besar dan ukurannya lebih gemuk tetapi

aroma dan rasanya kurang tajam dibanding kedua jenis lainnya.

b) Diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158

s/d 327 mm.

c) Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas

lainnya.

d) Jenis jahe ini biasa dikomsumsi baik saat berumur muda maupun

berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.

e) Minyak atsiri di dalam rimpang 0,82-2,8%.

4) Manfaat dan Khasiat Jahe

70
Jahe memiliki manfaat dalam sistem kardiovaskular yaitu

meningkatkan aliran cairan tubuh dengan merangsang sirkulasi darah ke

seluruh tubuh. Peningkatan sirkulasi darah dapat merangsang

peningkatkan metabolisme sel sehingga dapat mengurangi keram. Jahe

memilki efek antioksidan. Selain itu, jahe juga mengurangi pembentukan

prostaglandin-E2 (PGE2) & tromboksan sehingga mampu mengurangi

risiko pembekuan darah. Jadi, jahe tidak boleh digunakan bersamaan

dengan obat terapi pengencer darah seperti heparin, wafarin, dan aspirin

karena dapat memperlama waktu perdarahan (5).

Berikut ini adalah manfaat jahe (10):

1. Mengatasi masuk angin hingga kanker

2. “Viagra” Hayati dan penyembuh kolera

3. Jahe merah mengusir asma

4. Jahe untuk kesehatan bayi

5. Cegah stroke dan penyakit jantung

6. Khasiat lainnya:

a) Menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe

merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar

pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar

dan memperingan kerja jantung memompa darah.

b) Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim

pencernaan,yaitu protease dan lipase, yang masing-masing

mencerna protein dan lemak.

71
c) Mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Gingerol padajahe

bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi

mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama

stroke, dan serangan jantung.

d) Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotinin, yaitu

senyawa kimia yangdapat menyebabkan perut berkontraksi,

sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual mabuk perjalanan.

e) Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan

membantu mengeluarkan angin.

f) Menetralkan radikal bebas. Jahe juga mengandung antioksidan

yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh

radikal bebas di dalam tubuh.

g) Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik,

sakit kepala, dan migren..

h) Daun jahe juga berkhasiat sebagaiobat kompres pada sakit

kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang

menggigil.

i) Memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas

didalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan

demam.

j) Mengobati rematik.

k) Mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri,

jatuh, serta gigitan ular.

72
l) Mengobati gatal karena sengatan serangga.

m) Mengobati luka bekas gigitan ular beracun.

3. Konsep Intervensi Terapi Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber

Officinale Var. Rubrum) Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi

Merendam kaki (tubuh) pada larutan hangat memberikan sirkulasi,

mengurangi edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam kaki dapat

dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal lain salah satunya jahe. Jenis-

jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe kuning), jahe

gajah (jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak

digunakan untuk obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki

kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (12).

Jahe mengandung lemak, protein, zat pati, oleoresin (gingerol) dan minyak

atsiri. Rasa hangat dan aroma yang pedas pada jahe disebabkan oleh

kandungan minyak atsiri (volatil) dan senyawa oleoresin (gingerol). Rasa

hangat pada jahe dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah

lancar (3).

Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis pada tubuh.

Terapi rendam kaki air hangat berdampak pada pembuluh darah dimana air

hangat membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan pada pembebanan

didalam air yang akan menguatkan otot-otot ligament yang mempengaruhi

sendi tubuh. Air hangat mempunyai dampak psikologis dalam tubuh sehingga

air hangat bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan merilekskan

73
otot apabila dilakukan dengan kesadaran dan kedisiplinan. Hidroterapi rendam

kaki air hangat ini sangat mudah dilakukan oleh semua orang, tidak

membutuhkan biaya yang mahal dan tidak memiliki efek samping yang

berbahaya (4).

Dalam pemaparan Dinas Kesehatan Indonesia (2014) air hangat

membuat kita merasa santai, meringankan sakit dan tegang pada otot dan

memperlancar peredaran darah. Maka dari itu, berendam air hangat bisa

membantu menghilangkan stress dan membuat kita tidur lebih mudah. Suhu

air hangat yang dipakai berkisar 35oC. Praktek merendam kaki dengan air

hangat adalah salah satu metode perawatan kesehatan yang populer

dikalangan masyarakat Tiongkok. Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT)

merekomendasikan rendam kaki dengan air hangat setiap hari untuk

meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kemungkinan demam. Terapi

rendam kaki dengan air hangat mencapai serangkaian perawatan kesehatan

yang efisien melalui tindakan pemanasan, tindakan mekanisme dan tindakan

kimia air serta efek penyembuhan dari uap obat dan pengasapan (4).

Prinsip kerja terapi ini juga akan menyebabkan pelebaran pembuluh

darah dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat memperlebar

peredaran pembuluh darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh

baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan

impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian

tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume

darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla

74
sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan

merangsang ventrikel untuk berkontraksi. Keadaan dimana kontraksi ventrikel

mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran

darah akan lancar sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung

sehingga menurunkan tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastolik keadaan

relaksasi ventrikular isovolemik saat ventrikel turun drastis, aliran darah lancar

dengan adanya pelebaran pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan

diastoliknya (4).

Secara fisiologis jahe memiliki manfaat dalam menurunkan tekanan

darah melalui blokade saluran kalsium voltage dependen. Jahe juga dapat

menurunkan tekanan darah dengan menghambat aktivasi ACE. Jahe memiliki

potensi sebagai obat pencegah faktor risiko hipertensi dan hiperlipidaemia.

Jahe juga dapat menghalangi kalsium yang menyebabkan kontraksi jaringan

otot polos pada organ & dinding arteri. Hal tersebut mengurangi kontraksi

sehingga menghasilkan relaksasi otot maupun dinding arteri maka aliran

darah menjadi lancar dan terjadilah penurunan tekanan darah (5).

Rendam kaki air jahe hangat memiliki manfaat, mengurangi pegal-

pegal, mengantar agar tidur nyenyak, membuka pori-pori, memperlebar

pembuluh darah, merangsang pengeluaran keringat, dan mengendurkan otot-

otot. Tekanan hidrostatik air terhadap tubuh mendorong pembesaran

pembuluh darah dari kaki menuju ke rongga dada dan darah akan

berakumulasi di pembuluh darah jantung. Air hangat akan menyebabkan

dilatasi pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan

75
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan

permeabilitas (3).

Adapun cara penggunaan jahe untuk menurunkan tekanan darah yaitu

rendam kaki anda dalam air jahe merah ( Zingiber officinale var. Rubrum)

hangat dengan suhu air 39-40o C hangat selama 15 menit. Tips ini membantu

sirkulasi darah dengan cara refleksiologi untuk menurunkan tekanan darah

(10)

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Etiologi

Hipertensi a. Genetik
b. Obesitas
c. Stress lingkungan
d. Hilangnya elastisitas
jaringan dan
artrerosklerosis pada
orang tua serta
pelebaran pembuluh
darah

Klasifikasi Hipertensi Terapi Farmakologi


Normal Jenis-jenis medikasi antihipertensi
meliputi diuretik, penyekat beta-
Normal tinggi
adregenik atau beta-blocker,
Hipertensi derajat 1 vasodilator, penyekat saluran
kalsium dan penghambat enzim
Hipertensi derajat 2 pengubah angiotensin (ACE)

Hipertensi derajat 3

Hipertensi derajat 4

76
Terapi Non Farmakologis

Terapi non farmakologis untuk


penderita hipertensi adalah dengan
modifikasi gaya hidup seperti,
mempertahankan gaya hidup sehat
dengan berolahraga dan
mengkonsumsi makanan yang
Rendam Kaki Dengan Air Jahe
sehat untuk mengendalikan berat
Merah (Zingiber officinale var.
badan agar tidak mengalami
Rubrum) Hangat obesitas, berhenti merokok, belajar
mengendalikan stress, serta
mengurangi asupan garam.

C. Kerangka Konsep
Mengetahui tekanan
Pre-Test
darahnya

Sampel

Post-Test Terjadi penurunan


tekanan darah

Tidak terjadi penurunan


tekanan darah

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesi nol (Ho)

Tidak ada pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var. Rubrum) Pada Penderita Hipertensi dengan tingkat signifikan α = 0,05.

2. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.

Rubrum) Pada Penderita Hipertensi dengan tingkat signifikan α = 0,05.

77
78
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan quasi eksperimen. Quasi Eksperimen adalah penelitian yang menguji

coba suatu intervensi pada sekelompok subjek dengan atau tanpa kelompok

perbandingan namun tidak dilakukan randomnisasi untuk memasukan subjek

dalam kelompok perlakuan atau control. dalam penelitian ini menggunakan Quasi

Ekperimen pre and post test without control yang melalukan intervensi pada satu

kelompok tanpa perbandingan. Penlitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Hangat Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Group

pretest-postest, dimana rancangan ini tidak memiliki kelompok pembanding

(kontrol) tetapi dilakukan observasi pertama ( pretest) yang memungkinkan peneliti

menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (13).

Pretest Perlakuan Post test

01 P 02

Bentuk rancangan penelitian One Group Pretest-postest (14).

Keterangan:

01 : Pre-test hari pertama melakukan pengukuran tekanan darah

79
P : Diberikan Perlakuan hari pertama sampai hari ketiga

02 : Post-test pada hari keempat

01 – 02 :Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

2. Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni- Juli 2020

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa Hipertensi di

Puskesmas Nambo tahun 2020 yaitu sebanyak 100 orang.

2. Sampel

Peneliti menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan maksud dan tujuan

tertentu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel dalam

penelitian eksperimen berkisar 10 sampai 20 sampel (15) Maka dalam

penelitian ini mengambil sampel sebesar 20 sampel.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian yang

memenuhi syarat sebagai sampel (13).

Kriteria dalam penelitian ini adalah:

1) Responden yang berusia ≥ 18 tahun.

80
2) Responden yang tidak mengkonsumsi terapi medikasi pengencer

darah.

3) Responden yang tidak menderita penyakit lain yang dapat

mempengaruhi tekanan darah seperti stroke dan penyakit jantung .

4) Responden yang menderta hipertensi mulai dari derajat I sampai

derajat 4.

b. Kriteria Ekslusi

1) Responden yang tidak menderita hipertensi dari derajat I sampai

derajat 4.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variable bebas (independent) adalah variable yang mempengaruhi variable

terikat, pada penelitian ini yaitu Rendam kaki dengan air jahe merah (Zingiber

officinale var. Rubrum) hangat.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variable terikat (dependent) adalah variable yang dipengaruhi oleh variabel

bebas, yaitu Penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

81
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


Variabel Skala
Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur
Penelitian Pengukuran
Rendam Rendam kaki dengan Ada pengaruh rendam Termomet Ordinal
Kaki air jahe merah (Zingiber kaki dengan air jahe er
Dengan officinale var. Rubrum) merah (Zingiber
Air Jahe hangat yang dimaksud officinale var. Rubrum)
merah dalam penelitian ini hangat: Apabila ada
(Zingiber yaitu rendam kaki pengaruh rendam kaki
officinale dengan menggunakan dengan airjahe hangat
var. air jahe merah (Zingiber terhadap penurunan
Rubrum) officinale var. Rubrum) tekanan darah. Tidak
Hangat hangat. Latihan ini ada pengaruh rendam
dilakukan dengan cara kaki dengan air jahe
merendam kaki ke hangat : Apabila tidak
dalam air jahe hangat ada pengaruh tekanan
dengan suhu air 39-40o darah setelah
C selama 15 menit (10). dilakukan perlakuan.

Penurunan Penurunan tekanan Menurun : Jika tekanan Tensimeter Ordinal


Tekanan darah yaitu sebelum darah pada dan
Darah pemberian intervensi pengukuran pertama stetoskop
Pada lebih tinggi yaitu sebelum
Penderita dibandingkan hasil diberikan intervensi
Hipertensi pemeriksaan tekanan lebih tinggi dari
darah kedua yaitu tekanan darah pada
setelah pemberian pengukuran kedua
kompres air jahe merah yaitu setelah diberikan
(Zingiber officinale var. intervensi berapapun
Rubrum) hangat penurunannya.
menggunakan Tidak Menurun : Jika
stetoskop dan tekanan darah pada
tensimeter yang sudah pengukuran pertama
terkalibrasi. yaitu sebelum
diberikan intervensi
lebih rendah dari
tekanan darah pada
pengukuran kedua
yaitu setelah diberikan
intervensi. Atau jika
hasil pengukuran
tekanan darah
sebelum dan setelah
diberikan intervensi
tidak mengalami
perubahan (tetap).

82
F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat instrument yang akan digunakan oleh

peneliti yaitu kuisioner berisi data demografi dan data pengukuran tekanan darah,

daftar isian rendam kaki dengan air jahe hangat dan pengukuran tekanan darah

yang diperiksa sebelum dan sesudah diberi rendam kaki dengan air jahe hangat.

Kuisioner berisi hasil pengukuran tekanan darah, data demografi responden

seperti nama, jenis kelamin, usia, alamat, pekerjaan, lama riwayat hipertensi,

penyakit lain yang diderita, jenis aktivitas fisik yang biasa dilakukan, jenis obat

yang dikonsumsi, jenis makanan yang dikonsumsi, konsumsi kopi dan riwayat

merokok.

Tekanan darah yang dimaksud dalam penelitian yaitu yang mengalami

kenaikan yaitu mulai dari 140 sampai ≥210 mmHg untuk sistolik dan 90 sampai

≥210 mmHg untuk diastolik, yang tidak mengkomsumsi obat penurunan tekanan

darah pada saat penelitian. Paket pengukuran tekanan darah meliputi alat dan

Standar Operasional Prosedur (SOP). Alat yang digunakan yaitu tensimeter

dengan tingkat keakuratan 0,01 mmHg dan stetoskop yang sudah terkalibrasi.

SOP pengukuran tekanan darah merupakan standar operasional prosedur yang

digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengukuran tekanan darah yang

diaptasi dari buku Keterampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar

Edisi 2 oleh Eni Kusyati, dkk (2012). Paket rendam kaki dengan air jahe hangat

meliputi alat dan bahan, SOP rendam kaki dengan air jahe hangat dan lembar

pemantauan rendam kaki dengan air jahe hangat. Alat dan bahan yang digunakan

adalah parutan kecil, baskom kecil, termometer, jahe merah (Zingiber officinale

83
var. Rubrum) 100 gram. SOP rendam kaki dengan air jahe hangat diadaptasi dari

penelitian Agustin Rahayu Purnamasari (2015) yang dimodifikasi oleh peneliti.

Adapun cara penggunaan jahe untuk menurunkan tekanan darah yaitu rendam

kaki anda dalam air jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) hangat dengan suhu

air 39-40o C selama 15 menit. Tips ini membantu sirkulasi darah dengan cara refleksiologi

untuk menurunkan tekanan darah (10). Adapun hasilnya dilihat dengan 3x kunjungan

yang dibuat dalam bentuk lembar observasi.

G. Pengumpulan Data

Jenis data yang dimaksud yaitu:

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden yaitu berupa identitas klien.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan

penelitian ini yaitu data kasus hipertensi pada Puskesmas Nambo serta profil

Puskesmas Nambo .

H. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data yaitu:

1. Koding

Pertama-tama memberi kode pada lembar kuisioner. Pengisian berdasarkan

pelaksanaan setiap indikator yang diamati pada responden tersebut.

84
2. Editing

Editing dilakukan untuk meneliti setiap item penilaian/ memeriksa data yang

telah dikumpulkan. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan

pengisian dan konsistensi dari setiap pelaksanaan indikator yang diteliti.

3. Skoring

Skoring yaitu memberi skor pada data yang telah dikumpulkan

4. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan kelanjutan dari pengkodean pada proses

pengolahan dalam hal ini setiap data tersebut dikoding kemudian ditabulasi

agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

Analisa data yaitu:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat untuk menganalisis secara deskriptif atau persentase

atau gambaran variabel-variabel penelitian dalam hal ini adalah kondisi

Fatigue, sebelum dan setelah rendam kaki dengan air jahe hangat.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat mengetahui adanyanya hubungan antara antara variabel

independen dan variabel dependen dengan cara melalui uji statistik. Uji

statistik yang dilakukan berupa uji p aired t test. Uji paired t test untuk

mengetahui pengaruh terapi pemberian kompres air jahe merah (Zingiber

officinale var. Rubrum) hangat terhadap perubahan tekanan darah pada

pre test dan post test.

85
Adapun pengolahan data dengan cara manual dengan tangan yaitu

dengan bantuan alat kalkulator. Dengan analisa data yaitu:

1. Editing / Penyuntingan data : data yang sudah diperoleh melalui

wawancara dengan kuesioner atau alat ukur maupun teknik

pengambilan data lainnya disunting apakah lengkap dan dapat

menjawab pertanyaan penelitian dan atau memenuhi syarat untuk

menguji hipotesis. Jika tidak lengkap, maka peneliti harus turun ke

lapangan lagi dan melakukan pendataan ulang agar datanya lengkap

2. Coding/membuat lembaran kode (coding sheet) atau kartu kode

(coding sheet): lembaran atau kartu kode berupa format yang terdiri

dari table yang dibuat sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur

yang digunakan.

I. Etika Penelitian

Komisi Nasional Etika Penelitian Kesehatan (KNEPK) pada tahun 2011

menyatakan bahwa etika penelitian meliputi:

1. Respect of Person (Prinsip Menghormati Harkat Manusia)

Peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan agar responden

mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta hal-hal yang diteliti selama

penelitian atau pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka akan

diberikan lembar persetujuan ( inform consent) untuk diisi dan ditandatangani.

Informasi yang peneliti dapat dari responden akan dijaga dan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Informasi tersebut hanya akan digunakan untuk

86
penelitian ini. Jika responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan

responden boleh mengundurkan diri.

2. Beneficience (Prinsip Etik Berbuat Baik)

Penelitian ini tidak akan mencelakakan atau merugikan ( non malefencence,

do no harm) subjek penelitian. Responden akan memperoleh informasi

mengenai salah satu pengobatan alternatif untuk hipertensi yang aman

terjangkau. Jika responden ingin berhenti melakukan penelitian ini, maka

peneliti tidak akan memaksa untuk tetap melanjutkan penelitian.

3. Justice

Pada penelitian ini, semua responden dari setiap kelompok akan diperlakukan

sama yaitu semua responden akan diberikan terapi kompres air jahe hangat.

J. Jadwal Penelitian

BULAN
NO JADWAL KEGIATAN
APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT

Konsul Judul Penelitian


1

Pengambilan Data Awal


2

3 Ujian Peroposal

4 Skripsi

87
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPTD Puskesmas Namboberada pada wilayah timur khatulistiwa

terbentang pada koordinat antara 3˚58΄32˝& 4˚02΄20˝ LS dan membentang dari

barat ke timur antara 122˚35΄42˝-122˚39΄05˝BT.Memiliki luas wilayah ±16.171

m3dari luas Kecamatan Nambo. Selain itu juga, UPTD Puskesmas Nambo

merupakan salah satu 10 Puskesmas rawat jalan dari 15 Puskesmas yang ada di

Kota Kendari, terletak di Kelurahan Nambo Kecamatan Nambo. Jarak dari ibu kota

Provinsi (Kantor Walikota) ± 17 Km yang mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda;

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Abeli.

Secara administratif, UPTD Puskesmas Nambo berdiri bulan Juni 2010,

dengan status puskesmas rawat jalan,hingga tahun 2019 wilayah kerja UPTD

puskesmas Nambo terdiri dari 5 Kelurahan yakni Kelurahan Petoaha,

Kelurahan Nambo, Kelurahan Sambuli, Kelurahan Tondonggeu dan

Kelurahan Bungkutoko terletak bagian Timur Kota Kendari.

88
B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Distribusi Responden

a. Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Yang


Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Usia n %
38-44 3 15
45-46 3 15
51-55 4 20
56-70 5 25
72-80 5 25
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi usia tertinggi yaitu pada

rentan usia 56-70 dan 72-80 tahun masing-masing berjumlah 5 orang

(25%) sedangkan usia terendah berada pada rentan usia 38-44 dan 45-46

tahun masing-masing berjumlah 3 orang (15%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Jenis Kelamin N %
Perempuan 16 80
Laki-laki 4 20
Total 20 100

Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

yang tertinggi mengalami hipertensi adalah perempuan berjumlah 16

responden (80%) sedangan laki-laki berjumlah 4 responden (20%).

89
c. Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Yang


Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Pendidikan N %
Tidak Sekolah 5 25
SD 6 30
SMP 5 25
SMA 2 10
Sarjana 2 10
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan pendidikan

yang mengalami hipertensi tertinggi adalah SD berjumlah 6 responden

(30%) sedangkan yang terendah adalah SMA dan Sarjana masing-masing

adalah 2 responden (10%).

d. Lama Riwayat Hipertensi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Riwayat


Hipertensi Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Nambo Kota Kendari

Lama Riwayat Hipertensi N %

7 bulan 1 5

1-5 tahun 12 60

6-10 tahun 6 30

11-20 1 5

Total 20 100

Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan lama riwayat

hipertensi tertinggi adalah pada rentang 6-10 tahun berjumlah 6

90
responden (30%). Sedangkan frekuensi terendah berada pada rentang 7

bulan dan 11-12 tahun, masing-masing berjumlah 1 responden (5%).

e. Obat Yang Dikomsumsi

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Obat Yang


Dikomsumsi Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Nambo Kota Kendari

Obat Yang Dikomsumsi N %

Obat Rematik 3 15

Obat Kolesterol 1 5

Obat Diabetes Melitus 2 10

Obat Asma 1 5

Obat Prostat 1 5

Obat Maag 5 25

Obat Asam Urat 6 30

Tidak Ada 1 5

Total 20 100

Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan obat yang

dikomsumsi tertinggi adalah obat asam urat sebanyak 6 responden (30%)

sedangan yang terendah adalah obat asma obat prostat dan tidak ada

masing-masing sebanyak 1 responden (5%).

91
f. Penyakit Penyerta

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyakit Penyerta


Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Obat Yang Dikomsumsi N %

Rematik 3 15

Kolesterol 1 5

Diabetes Melitus 2 10

Asma 1 5

Prostat 1 5

Maag 5 25

Asam Urat 6 30

Tidak Ada 1 5

Total 20 100

Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan penyakit

penyerta tertinggi adalah asam urat sebanyak 6 responden (30%)

sedangan yang terendah adalah asma prostat dan tidak ada masing-

masing sebanyak 1 responden (5%).

g. Ativitas Fisik

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik


Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Aktivitas Fisik N %
Ya 2 10

92
Tidak Pernah 18 90
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan aktivitas fisik

tertinggi adalah tidak pernah sebanyak 18 responden (90%) sedangkan

yang terendah adalah ya sebanyak 2 responden (10%).

h. Riwayat Merokok

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Merokok


Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Merokok N %
Ya 2 10
Tidak Pernah 18 90
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan riwayat

merokok tertinggi adalah tidak pernah sebanyak 18 responden (90%)

sedangan yang terendah adalah ya sebanyak 2 responden (10%).

i. Jenis Makanan

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Makanan


Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari

Jenis Makanan N %
Baik 18 90
Buruk 2 10
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

93
Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan jenis

makanan tertinggi adalah baik sebanyak 20 responden (100%) sedangkan

yang terendah adalah buruk sebanyak 0 responden (0%).

j. Komsumsi Kopi

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komsumsi Kopi


Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Komsumsi Kopi N %
Ya 2 10
Tidak 18 90
Total 20 100
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukkan frekuensi responden berdasarkan komsumsi

kopi tertinggi adalah ya sebanyak 18 responden (90%) sedangkan yang

terendah adalah tidak sebanyak 2 responden (10%).

2. Analisis Univariat

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi Sebelum


Dilakukan Rendam Air jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) hangat di
Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

PreTest N %

Hipertensi Derajat 1 14 70

Hipertensi Derajat 2 1 5

Hipertensi Derajat 3 3 15

Hipertensi Derajat 4 2 10

Total 20 100

Sumber: Data Primer 2020

94
Tabel pretest diatas menunjukan frekuensi responden berdasarkan jumlah

responden yang mengalami hipertensi tertinggi berada pada derajat 1

sebanyak 14 responden (70%) sedangkan yang terendah berada pada derajat

2 sebanyak 1 responden (5%).

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi Sesudah


Dilakukan Rendam Air jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) hangat di
Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

PosTest N %

Menurun 18 90

Tidak Menurun 2 10

Sumber: Data Primer 2020

Tabel postest diatas menunjukan frekuensi responden berdasarkan jumlah

responden yang mengalami hipertensi yang mengalami penurunan sebanyak

18 responden (90%) sedangkan yang tidak menurun sebanyak 1 responden

(10%).

3. Analisis Bivariat

Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber officinale var.

Rubrum) Hangat Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari

Tabel 4.13 Hasil Uji T Perbedaan Nilai Tekanan Darah Pre Test dan Postest
Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Nambo Kota Kendari

Variabel Mean SD SE p Value N


Penurunan
Tekanan Darah
Pre-Test 2.00 1.170 0.262
0.001 20
Postest 1.35 0.587 0.131

95
Sumber: Data Primer 2020

Tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata tekanan darah responden sebelum

dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) hangat

adalah 2.00 dengan standar deviasi 1.170. setelah dilakukan rendam kaki dengan air

jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) hangat rata-rata tekanan darah

responden adalah 1.35 dengan standar deviasi 0.587. Perbedaan nilai mean tekanan

darah sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber

officinale var. rubrum) hangat adalah 0.65.

Hasil uji T berpasangan (Paired Sampel T-Test) dengan tingkat keakuratan

0.05 (α = 5%) di dapatkan nilai p 0.001 ( p < 0.05), maka Ho ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signiifkan antara tekanan darah

sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber

officinale var. rubrum) hangat.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.

Rubrum) Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Nambo terhadap

20 penderita hipertensi didapatkan hasil bahwa kebanyakan mengalami

penurunan sebanyak 18 responden (90%) sedangkan yang tidak menurun

sebanyak 1 responden (10%). Paada uji normalitas menunjukan bahwa rata-rata

tekanan darah responden sebelum dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah

(zingiber officinale var. rubrum) hangat adalah 2.00 dengan standar deviasi

1.710. setelah dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber officinale

96
var. rubrum) hangat rata-rata tekanan darah responden adalah 1.35 dengan

standar deviasi 0.587. Perbedaan nilai mean tekanan darah sebelum dan setelah

dilakukan ROM exercise adalah 0.65.

Hasil uji T berpasangan (Paired Sampel T-Test) dengan tingkat keakuratan

0.05 (α = 5%) di dapatkan nilai p 0.001 ( p < 0.05), maka Ho ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signiifkan antara tekanan

darah sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki dengan air jahe merah

(zingiber officinale var. rubrum) hangat.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Inayati (2018) dan Oktaviani

(2018) menyatakan ada penurunan tekanan darah setelah dilakuan rendam

kaki dengan air jahe hangat.

Jahe memiliki manfaat dalam sistem kardiovaskular yaitu meningkatkan

aliran cairan tubuh dengan merangsang sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Jahe

juga memiliki efek antioksidan yang mampu 50 mengurangi radikal bebas dan

dapat menurunkan tekanan darah melalui blokade saluran kalsium voltage

dependen (5). Jahe juga dapat menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini

karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar

pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan

memperingan kerja jantung memompa darah (10).

Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak

menguap (nonvolatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak astiri

merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak

menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan

pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari

97
kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shagaol,

dan resin (10).

Rendam kaki air jahe hangat memiliki manfaat, mengurangi pegal-

pegal, mengantar agar tidur nyenyak, membuka pori-pori, memperlebar

pembuluh darah, merangsang pengeluaran keringat, dan mengendurkan otot-

otot. Tekanan hidrostatik air terhadap tubuh mendorong pembesaran

pembuluh darah dari kaki menuju ke rongga dada dan darah akan

berakumulasi di pembuluh darah jantung. Air hangat akan menyebabkan

dilatasi pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan

ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan

permeabilitas (3)

98
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian berdasarkan tekanan darah pretest dan postest pada

20 responden yang dilakukan terapi rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber

officinale var. rubrum) hangat terdapat penurunan tekanan darah yang signifikan

yang dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penurunan

penurunan tekanan darah yang dirasakan oleh penderita hipertensi di Puskesmas

Nambo Kendari.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Puskesmas Nambo Kkota Kendari

Rendam kaki dengan air jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) hangat

dapat diberikan dan diajarkan pada lansia yang mengalami rheumatoid artritis

untuk mengurangi nyeri sendi

3. BagiPenderita Hipertensi

Agar dapat diimplementasikan dimana saja, karena terapi Rendam Kaki

Dengan Air Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Hangat yang

dilakukan secara kontininue oleh penderita hipertensi yang mengalami tekanan

darah tinggi akan membuat penderita hipertensi merasa lebih rileks dan

tekanan darahnya menurun.

99
4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar menambah variabel atau mengembangkan variabel yang sudah diteliti.

100
DAFTAR PUSTAKA

1. Vanessia Uryani. Hubungan Pengetahuan dan Siap dengan Upaya Pencegahan


Hipertensi di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Andalas Padang. 2016;
2. Tamrin, Dwi Retno N SM. Pengaruh Ekstrak Jahe Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Rw 03 Kelurahan Tambangan. 2018;
3. Inayati Ainah. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan
Intervensi Inovasi Rendam Kaki Air Jahe Hangat Dan Slow Deep Breathing
(Relaksasi Nafas Dalam) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Ruang Igd Rsud
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. 2018;
4. Oktaviani. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan
Intervensi Inovasi Terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat Dan Terapi Light Massage
(Terapi Sentuhan Ringan) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Ruang Instalasi
Gawat Darurat Rsud Abdul Wahab Sj. 2018;
5. VELICIA M.V.G. TJEN. Pengaruh Pemberian Jahe Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua. 2018;
6. Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Revisi Jil. Jogjaarta:
Mediaction; 2015. 102 p.
7. Rottie J V. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat. 2017;5.
8. Almina Rospitaria Tarigan, Zuhaida Lubis S. Dukungan Keluarga Terhadap Diet
Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. 2018;11(1):9–17.
9. Riskerdas. Riskerdas. 2018;
10. Setiawan B. Peluang Usaha Budidaya Jahe. Mona, editor. Yogyakarta: Pustaka
Baru press; 2015. 17-40 p.
11. Wang Fuchun DY& ES. Buku Pintar Terapi Jahe & Bawang Putih. Jakarta:
Taramedia & Restu Agung; 2015. 6 p.
12. Nurahmandani AR, Hartati E, Supriyono M, Studi AP, Keperawatan I, Telogorejo S,
et al. Efektivitas Pemberian Terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat Efektivitas
Pemberian Terapi Rendam Kaki ...( Anisa.rizqi82@yahoo.co.id ). 2013;
13. Muhammad Bastian. Pengaruh Pemberian Rom Exercise Terhadap Nyeri Sendi
Penderita Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Di Panti Tresna Wherda Minaula
Kendari. 2018;
14. Eni LH. Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Intensitas Nyeri Pada Penderita
Rheumathoid Arthritis Usia 40 Tahun Keatas Di Lingkungan Kerja Puskesmas Tiga
Balata 2015. Penelitian. 2015;
15. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;
2010.

101
Lampiran 1 :
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth, Bpk/Ibu …………………….

Di-

Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKES Karya Kesehatan Kendari, maka saya:

Nama : LILIS RISDAYANI


NIM : S.0018.P2.027
Jurusan : S1 Keperawatan
Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air
Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020”.
Untuk kepentingan tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan menjadi
subyek penelitian. Identitas dan informasi yang berkaitan dengan Bapak/Ibu dirahasiakan
oleh peneliti.

Atas partisipasi dan dukungannya disampaikan terima kasih.

Kendari, 2020

Hormat Saya

( LILIS RISDAYANI )

102
Lampiran 2 :

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air jahe Merah

(Zingiber Officinale Var. Rubrum ) Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2020” ini,

saya bersedia berperan serta sebagai sampel. Dan saya telah mengetahui maksud dan

tujuan dari penelitian ini sesuai dengan penjelasan dari peneliti yang disampaikan kepada

saya.

Demikian, secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari

siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Kendari, 2020
Peneliti Responden

Peneliti

( LILIS RISDAYANI ) (……………………………)

103
Lampiran 3 :

LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR.
RUBRUM) HANGAT TERHADAPPENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI
TAHUN 2020
No.Responden :

A. Demografi
Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Lama Riwayat Hipertensi :

Obat yang Dikonsumsi :

Penyakit Penyerta :

Aktivitas Fisik :

Riwayat Merokok :

Konsumsi Kopi :

Jenis Makanan :

104
B. Pengukuran

TD Pre Test TD Post Tes

No Nama (Inisial) Usia (Tahun) Hari Hari Hari Har Hari Hari

I II III iI II III

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

105
Lampiran 4 :

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

A. Definisi

Pengukuran tekanan darah (hasil dari curah jantung dan tekanan pembuluh

darah) menggunakan sphygmomanometer.

B. Tujuan

Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik klien.

C. Alat

1. Stetoskop

2. Sphygnomanometer raksa atau aneroid dengan bola karet dan manset

D. Prosedur Pelaksanaan

1. Dekatkan peralatan ke klien.

2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

3. Cuci tangan.

4. Atur posisi klien dengan posisi duduk yang nyama dan sangga lengan

klien setinggi jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas.

5. Angkat lengan baju klien yang menutupi lengan atas.

6. Palpasi arteri brachialis dan pasang manset 2,5 cm di atas denyut arteri

brachialis.

7. Pasang sphygmomanometer raksa atau aneroid pada manset sejajar dengan

arteri brachialis dan pastikan lilitan manset rapat tetapi tidak

ketat.

106
8. Pastikan sphygmomanometer raksa atau aneroid sejajar dengan mata dan

pengukur berada dengan jarak < 1 m dari sphygnmomanometer.

9. Palpasi arteri brachialis sambil memompa manset hingga 30 mmHg di atas

titik arteri brachialis tidak teraba lagi, kemudian perlahan buka katup pada

manset. Perhatikan titik ketika kembali teraba (sistolik palpasi).

10. Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 menit.

11. Pasang stetoskop

12. Palpasi kembali arteri brachialis dan letakkkan diafragma stetoskop di

atasnya.

13. Tutup katup pada manset hingga searah jarum jam hingga rapat.

14. Pompa manset hingga mencapai 30 mmHg di atas titik sistolik palpasi klien.

15. Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan raksa turun rata-rata 2-

3 mmHg per detik.

16. Perhatikan titik pada sfigmomanometer ketika denyut terdengar pertama kali.

17. Lanjutkan membuka katup secara perlahan dan perhatikan titik ketika denyut

tidak terdengar lagi.

18. Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas.

19. Jika prosedur diulangi, tunggu hingga 30 menit.

20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan rapi.

21. Rapikan baju klien dan bantu klien memperoleh posisi yang diinginkan.

22. Rapikan alat.

23. Informasikan hasil kepada klien.

24. Cuci tangan dan dokumentasi

107
Lampiran 4 :

SOP RENDAM KAKI DENGAN AIR JAHE MERAH


(ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) HANGAT

A. Topik

Rendam kaki dengan air jahe merah ( Zingiber Officinale Var. Rubrum) untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

B. Rendam kaki dengan air jahe merah ( Zingiber Officinale Var. Rubrum)

Rendam kaki dengan air jahe merah ( Zingiber Officinale Var. Rubrum)

hangat dapat menurunkan tekanan darah. Rendam kaki dengan air jahe merah

(Zingiber Officinale Var. Rubrum) hangat merupakan pengobatan tradisional atau

terapi alternative untuk menurunkan tekanan darah. Rendam kaki dengan air jahe

merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) hangat memiliki kandungan minyak atsiri

yang tinggi dibandingkan jahe lainnya. Rasa hangat danaromayang

pedaspadajahe disebabkan oleh kandungan minyak atsiri ( volatil) dan senyawa

oleoresin (gingerol). Rasa hangat padajahe dapat memperlebar pembuluh darah

sehingga aliran darah lancar. Selain itu, senyawa yang dikandung dalam jahe

seperti flavonoid, fenol dan saponinjuga berperan dalam penurunan tekanan

darah, mamfaat yang maksimal akan dicapai dalam waktu 15 menit dengan suhu

air 39-40o C.

C. Manfaat

Dari hasil Kegiatan ini diharapkan responden di wilsyah kerja

PuskesmasNambo dapat menerapkan rendam kaki menggunakan jahe merah

(Zingiber Officinale Var. Rubrum) hangat, untuk menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

108
D. Prosedur Kerja

a. Alat

1. Parutah jahe

2. Baskom kecil

3. Termometer

b. Bahan

1. Jahe100 gram

2. Air secukupnya

c. Cara Kerja

1. Inform consent

2. Siapkan jahe 100 gram

3. Cuci jahe dengan air bersih

4. Parut jahe

5. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 39-40 0 Csecukup nya
6. Tambahkan parutan jahe di dalam air tersebut.
7. Perendaman dilakukan selama 15 menit.

8. Setelah selasai bereskan semua peralatan yang telah dipakai.

109

Anda mungkin juga menyukai