bidang
HUMANIORA
Perlu diketahui bahwa semua negara indus- kan pada nilai-nilai tradisi bangsa Jepang
tri yang ada dewasa ini, sebelumnya meru- yang telah mengakar kuat dalam kehidupan
pakan negara pertanian. Namun, yang masyarakat Jepang. Kemudian nilai-nilai
membuat bangsa Jepang begitu istimewa tradisi bangsa Jepang tersebut dipadukan
jika dibandingkan dengan negara industri dengan prinsip-prinsip manajemen yang
lainnya, adalah karena Jepang sangat ce- diambil dari Barat, terutama yang didapat
pat dalam pengindustrialisasian negaranya, selama pendudukan Amerika. Perpaduan
atau mengubah negaranya dari negara antara kedua sistem manajemen inilah
agraris menjadi negara industri, terutama yang kemudian menghasilkan sistem mana-
sejak Perang Dunia II. Prinsip-prinsip mana- jemen perusahaan “ala Jepang”, yang tern-
jemen yang bagaimanakah yang telah mem- yata dapat membuat Jepang berhasil mem-
buat negara Jepang menjadi negara industri bangun perindustriannya dalam waktu yang
yang sukses? sangat singkat.
“Keajaiban ekonomi Jepang” tidak terlepas Eizaburo Nishibori, dalam bukunya “Japan
dari berbagai faktor, salah satunya adalah as I see It” menyebutkan begitu banyak nilai
penerapan sistem manajemen kerja yang tradisi bangsa Jepang yang penting dan
berbeda dari negara-negara industri lain- telah ada sejak zaman dahulu kala, antara
nya. Prinsip-prinsip manajemen yang diber- lain rasa kekeluargaan, rasa solidaritas
lakukan di Jepang, sebenarnya berlandas- kelompok, rasa memiliki, rasa kesetiaan
Alamat korespondensi pada Dewi Soetanti, Jurusan Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipati Ukur
114, Bandung 40132.
H a l a ma n 213
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 DEWI SOETANTI
atau loyalitas yang sangat tinggi, sifat ra- perundingan intern, tetapi tidak bertentan-
jin, hasrat bekerja keras, serta konsep gan dengan suatu kesetiaan pokok.
pemikiran rasa bangga dan juga budaya
malu, dan masih banyak lagi. Sejak jaman dulu orang Jepang sudah
memiliki rasa saling memperhatikan antar
Dalam tulisan ini, penulis mencoba men- sesama keluarga dan lingkungan, sebagai
gupas tentang nilai-nilai tradisi bangsa aspek yang penting dalam kehidupan
Jepang meliputi: rasa solidaritas kelom- mereka. Begitu kuatnya arti kehidupan
pok, kesadaran rasa memiliki, dan rasa berkelompok di Jepang, pada akhirnya
kesetiaan atau loyalitas tinggi yang dit- menimbulkan rasa solidaritas kelompok
erapkan dalam sistem manajemen peru- (shuudan ishiki). Setiap individu akan
sahaan di Jepang. mengkonsentrasikan diri dalam kelompo-
knya. Seorang pemimpin meskipun
RASA SOLIDARITAS KELOMPOK fungsinya berbeda dari anggota-anggota
kelompok namun pada hakikatnya adalah
Hingga saat ini, Jepang mengikuti pola individu juga. Karena pemimpin adalah
yang telah dikenalnya. Jepang adalah ne- individu, maka ia pun selalu menempat-
gara Timur dan tentu saja berbeda dalam kan dirinya di bawah kelompok, dan tidak
banyak hal dengan Jerman. Satu perbe- sama tinggi apalagi di atasnya.
daan penting terletak pada kekuatan ke-
luarga atau suku. Masyarakat Jepang bu- Rasa kebersamaan dan solidaritas yang
kanlah suatu kumpulan individu, tetapi tinggi dalam kelompok, menciptakan sua-
kumpulan kelompok-kelompok keluarga. sana satu tim kerja yang solid. Sebagai
Seorang laki-laki di Jepang cenderung un- satu tim kerja, setiap individu melakukan
tuk mengalihkan kepada perusahaan rasa pendekatan dalam pekerjaan dengan
keanggotaan yang sebelumnya mereka membuat keputusan-keputusan yang akan
dapat dari keluarga besarnya atau de- membawa kesatuan tujuan bersama. Dan
sanya. Jika mereka menganggap diri kesatuan tujuan inilah yang membawa
mereka sebagai individu, sebagai unit tak pribadi-pribadi yang berbeda ini dalam
berdaya dalam dunia yang bermusuhan, kerja sama yang baik demi mencapai ke-
mereka akan merasa tidak aman dan ti- berhasilan kelompok. Kesadaran akan
dak bahagia. Karenanya, mereka lebih solidaritas kelompok juga akan membantu
senang menjadi anggota kelompok ke- mengendalikan perselisihan yang biasa
luarga, dalam hal ini perusahaan, yang timbul dalam suatu oganisasi.
sedikitnya akan memberikan tiga hal. Per-
tama, karyawan cenderung untuk tetap Selalu berusaha mensukseskan program
tinggal dalam perusahaan yang sama se- kerja dengan cara memberikan penghar-
lama hidup kerjanya, dan tidak gaan kepada setiap orang di kelompok,
memikirkan untuk meninggalkan perusa- dan membuat mereka merasa bahwa
haannya seperti dia juga tidak akan setiap orang menghargai usaha mereka.
memikirkan untuk mengganti namanya. Bentuk kerja sama ini adalah bentuk yang
Kedua, sistem kedudukan di dalam peru- paling penting dari kepribadian orang
sahaan (seperti halnya dalam keluarga) Jepang, dan juga menjadi salah satu ala-
sangat mengutamakan senioritas dan san mengapa orang Jepang suka bekerja
kenaikan pangkat atau gaji secara teratur keras.
atas dasar masa kerja. Ketiga, serikat bu-
ruh selalu berhubungan dengan perusa- Di dalam kelompok, jika terjadi suatu
haan, tidak dengan pekerjaan. Ia meru- kondisi yang buruk, maka kesatuan yang
pakan perpanjangan atau cermin dari pe- ada di dalamnya akan mereka membuat
rusahaan dan memberikan dasar untuk mereka semakin kuat. Misalnya, saat
H a l a m a n 214
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2
kondisi bisnis sedang tidak menguntung- Selain itu, para anggota yang juga mengu-
kan, setiap orang menggabungkan kekua- tamakan solidaritas kelompok, rasa per-
tannya dan bekerja sama untuk memban- satuannya dengan organisasi diperkuat
gun kembali perusahaan mereka. Ataupun lagi melalui musyawarah diantara mereka
ketika terjadi krisis ekonomi, mereka me- untuk mempertinggi produktivitas perusa-
lakukan apa saja yang dapat membuat haannya. Sebagai contoh, di salah satu
mereka keluar dari resesi tersebut. pabrik besar di Jepang yang memproduksi
alat-alat berat, para pekerja setiap ming-
Bisa dikatakan, Jepang merupakan negara gunya mengadakan musyawarah selama
yang selalu dilanda bencana alam. Se- satu jam dalam kelompok kerjanya. Dalam
jarah mencatat bahwa negara ini acap kali musyawarah itu, mereka membicarakan
dilanda angin ribut, gempa bumi, gelom- hal-hal yang perlu dilakukan untuk men-
bang pasang, dan ledakan gunung berapi. ingkatkan produktivitas pabriknya. Hal ini
Hal ini mendorong kerjasama untuk mem- membuktikan bahwa pemimpin senan-
tiasa memperhatikan setiap pendapat
bangun pemukiman, sehingga menimbul-
kelompok yang diperoleh melalui konsen-
kan terjalinnya hubungan yang erat dan
sus para anggotanya dan juga senantiasa
solidaritas diantara orang-orang Jepang.
memperhatikan keberadaan setiap ang-
Seperti pepatah Jepang mengata- gota kelompoknya, karena mereka mem-
kan,”Mengubah bencana menjadi ke- bentuk satu kelompok secara bersama-
beruntungan“, yang membuat orang sama.
Jepang juga memiliki sikap optimis dalam
bekerja untuk mengubah naik-turunnya RASA MEMILIKI
keberuntungan dan mengubah bencana
yang ada di sekitarnya ke arah yang lebih Rasa keanggotaan sebagai bagian dari
positif. Di mana setiap orang mengga- perusahaan sebagaimana yang didapat
bungkan kemampuannya mereka dan sebagai bagian dari anggota keluarganya,
bekerja sama sehingga membuat proses pada akhirnya melahirkan suatu sistem
pemulihan menjadi lebih cepat. Hal ini manajemen dengan pendekatan kekeluar-
pula yang membuat Jepang begitu cepat gaan atau dikenal dengan kazokushu-
membangun kembali negaranya dari ke- giteki. Karena adanya pendekatan keke-
hancuran setelah kekalahannya pada per- luargaan dalam manajemen kerja, se-
hingga menimbulkan “rasa memiliki” yang
ang Dunia II.
tinggi terhadap perusahaan tempat di
mana mereka bekerja. “Rasa memiliki”
Dengan adanya rasa solidaritas kelompok, sebagaimana yang mereka rasakan terha-
membuat pemimpin perusahaan di Jepang dap rumah sendiri ataupun terhadap kam-
selalu memperhatikan karyawannya. Tidak pung halaman mereka, begitu pula terha-
seperti yang terjadi di Amerika atau Eropa, dap perusahaan tempat mereka bekerja.
pada saat suatu perusahaan mengalami
kesulitan seorang pemimpin perusahaan Adalah suatu kebiasaan di Jepang jika
di Jepang tidak mudah untuk memberhen- ditanya mengenai pekerjaannya, mereka
tikan karyawan perusahaannya. Karena selalu menjawabnya dengan menyebutkan
hubungan antara pemimpin dengan ang- nama perusahaannya. Selain itu, mereka
gota di Jepang lebih banyak dipengaruhi selalu menyebutkan perusahaan tempat
oleh faktor emosional dibandingkan den- mereka bekerja dengan sebutan
gan dunia Barat. Oleh sebab itu, dalam “perusahaan saya“ atau “perusahaan
kami”. Ini merupakan gambaran bagai-
perusahaan-perusahaan di Jepang hubun-
mana mereka mempunyai rasa memiliki
gan antara pemimpin dan karyawan jauh
yang tinggi terhadap perusahaan tempat-
lebih dekat daripada di dunia Barat. nya bekerja.
H a l a ma n 215
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 DEWI SOETANTI
Sehingga bisa dikatakan pula bahwa itu sendiri. Prinsip pekerjaan tetap dan
orang Jepang mempunyai “rasa memiliki” bersamaan dengan itu ganjaran untuk
yang luar biasa. Dan apabila seseorang masa kerja lama melalui tambahan
mendapatkan posisi pada suatu perusa- kepada gaji dan melalui promosi menurut
haan, maka ia akan menganggap dan senioritas. Salah satu keuntungan dari
memperlakukan perusahaan itu sebagai prinsip memperkerjakan secara permanen
keluarga dan rumahnya. Karena itu, di ini bagi perusahaan adalah bahwa mem-
Jepang, ada tradisi di mana orang yang berikan jaminan kepada perusahaan un-
tinggal menetap di suatu perusahaan dan tuk dapat mempertahankan para peker-
menghabiskan seluruh hidupnya untuk janya yang cakap dan terampil
bekerja pada perusahaan tersebut. Ini
merupakan suatu alasan bahwa rasa RASA KESETIAAN
memiliki terhadap suatu perusahaan san-
gatlah kuat. Dan mereka bersedia ber- Sejak zaman Tokugawa berlaku suatu pola
korban apapun demi perusahaan mereka. perilaku bagi staf manajerial dalam
Mereka bekerja dengan pemikiran bahwa hubungan keluarga—pemilik (maksudnya:
apa yang mereka kerjakan akan mem- antara karyawan yang dianggap sebagai
bawa keuntungan bagi mereka, bagi kebi- keluarga sendiri dengan pemilik purusa-
jakan perusahaan, dan tentu saja mem- haan). Ini merupakan hubungan pribadi
bawa keuntungan bagi negaranya. berdasarkan rasa kewajiban, yang timbul
dari timbul dari rasa terima kasih. Doron-
Maka tak heran jika di Jepang ada suatu gan motivasinya adalah pengabdian pri-
tradisi mempekerjakan tenaga kerja se- badi. Pengabdian pribadi ini sebenarnya
cara permanen (shushin-koya), yaitu bagi berakar dari nilai tradisi bangsa Jepang
seseorang yang bekerja hanya pada satu akan rasa kesetiaan. Dan dalam hal ini
perusahaan untuk seumur hidupnya, rasa kesetiaan atau loyalitas yang tinggi
karena rasa memiliki yang sangat tinggi kepada perusahaan tempatnya bekerja.
itu. Para pekerja tersebut bekerja seumur Kalau ditanyakan mengapa bangsa
hidupnya untuk suatu perusahaan; dan Jepang memiliki rasa kesetiaan dalam
sebaliknya perusahaan menjamin upah nilai tradisinya? Penulis melihat hal ini ada
dan pekerjaan selama hidup kerja penuh hubungannya dengan sejarah Jepang di
(shogai-fuye). masa lampau, yang pada akhirnya mem-
bentuk watak bangsa Jepang sebagai
Prinsip mempekerjakan secara permanen bangsa yang memiliki rasa kesetiaan yang
seperti ini mencakup ketentuan bahwa tinggi.
pekerja tidak akan dipecat, tetapi pekerja
secara moral tidak berkewajiban untuk Jepang mempunyai latar belakang feodal.
tetap bekerja dalam satu perusahaan. Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah
Namun, hanya jika tetap bekerja untuk Jepang, masyarakat Jepang pada Zaman
satu perusahaan, maka pekerja akan Edo terbagi dalam empat stratifikasi sosial
mendapatkan hak-hak istimewa berdasar- yang mana pembagian ini berdasarkan
kan lamanya bekerja. Jadi prinsip mana- pada kedudukan dan pekerjaannya. Strati-
jemen ini berdasarkan pada keuntungan fikasi sosial di Jepang ini dikenal dengan
praktis dan bukan berdasarkan keterika- istilah Shi- No- Ko- Sho. Shi untuk Bushi
tan (atau Samurai) yaitu golongan tentara /
militer; No untuk Nomin yaitu golongan
Sistem ini mengekang ambisi untuk karier petani; Ko untuk Shokuin yaitu golongan
pribadi, yang diganti dengan gagasan pegawai / buruh; dan Sho untuk Shonin
bekerja untuk kebaikan perusahaan. Rasa yaitu golongan pedagang. Golongan bushi
kesetiaan dipusatkan kepada perusahaan atau samurai jumlahnya hanya 7% dari
H a l a m a n 216
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2
H a l a ma n 217
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 DEWI SOETANTI
H a l a m a n 218
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2
H a l a ma n 219
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2
H a l a m a n 220