Anda di halaman 1dari 25

JAPANESE CORPORATE

CULTURE
( BUDAYA PERUSAHAAN JEPANG )
TUJUAN
Memberikan pengertian kepada generasi muda Indonesia
mengenai budaya perusahaan Jepang, serta konsep
pemikiran yang terkait dengan bisnis Jepang.
 Agar berguna bagi masa depan mereka dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya, serta pola pikir
orang Jepang yang akan menjadi jembatan bagi Indonesia
dan Jepang untuk saling memahami, serta berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan social kedua negara.
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
1. Budaya Baca: Banyak penerbit yang membuat “Manga” untuk materi2 kurikulum
sekolah SD, SMP dan SMA. Hal ini juga didukung oleh cepatnya proses
penterjemahan buku2 asing.
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
2. Budaya malu: Adalah budaya leluhur dan turun-temurun bangsa Jepang. Mereka malu
terhadap lingkungannya bila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah
menjadi kesepakatan umum.
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
3. Hidup hemat: Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
4. Loyalitas: Hal ini membuat sistim karier di perusahaan berjalan dan tertata dengan
rapih. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun.
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
5. Inovasi: Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang bisa meracik temuannya
hingga diminati oleh masyarakat. Contoh:
• Walkman Sony  Penemu: Phillip Electronic. Pengembang: Akio Morita (CEO Sony).
• Perakitan Kendaraan  Pattent: Amerika. Pengembang: Jepang (Cepat dan Murah).
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
6. Pantang menyerah: Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan
banting dan pantang menyerah.  Restorasi Meiji (1868 – 1912).

Perry Matthew
Shogun Tokugawa
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
7. Kerja keras: Karena pulang cepat adalah sesuatu yang “memalukan” di Japan
(termasuk pegawai yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan).  Contoh: TMMIN
Budaya (Kultur) Orang Jepang yang membuat Negara mereka
Maju dan Berkembang
8. Kerja-sama Kelompok: Ada anekdot bahwa “Satu professor Jepang akan kalah dengan
satu professor Amerika. Tapi, 10 professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10
professor Jepang.”
Musyawarah-mufakat atau sering disebut “Rin-gi” adalah ritual dalam kelompok.
9. Mandiri: Sejak usia dini, anak2 Jepang dilatih untuk mandiri. Setiap anak dilatih untuk
membawa perlengkapannya sendiri dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya
sendiri. Masuk bangku kuliah, sebagian besar tidak minta biaya kepada orang tua.
Mereka mengambil kerja paruh waktu untuk mencukupi kehidupan mereka sendiri.
10. Jaga Tradisi dan Menghormati Orang Tua: Budaya minta maaf masih menjadi reflek
orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan
kaki, maka jangan kaget kalua yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
BUDAYA PERUSAHAAN JEPANG

Budaya: Kelompok yang mempunyai kesamaan unsur


agama, bahasa, sejarah, cara pandang, kebiasaan, system
dll.
Budaya Perusahaan: Unsur yang mempunyai kesamaan
pemikiran, sejarah, nilai, kebiasaan dan sistim dari
perusahaan serta kesamaan pemahaman dari setiap
anggota di perusahaan itu.
Budaya Perusahaan Jepang: Perusahaan Jepang menanamkan nilai atau
Budaya sebagai suatu generalisasi dengan menambahkan pola hidup
masyarakat Jepang, filosofi, etika, sudut pandang bisnis kedalam fondasi
dasar budaya Jepang. Seiring dengan perubahan kondisi social dan iklim
bisnis, pergeseran nilai, ditambah dengan perkembangan era globalisasi,
maka perusahaan Jepang dan budaya perusahaan itu sendiri terus
mengalami berbagai perubahan.
Sambil mengamati perubahan tsb, kita akan pelajari tetang karakteristik
budaya pada perusahaan Jepang.
 Strategy Management 1. Team Work.
 Strategy SDM 2. 5S
 Management Produksi 3. Kaizen
 Management Quality Control 1. 100% C/S 4. Ho-Ren-So
 Strategy Pemasaran 2. BIQ 5. QCC dll.
 Dll 3. Sampling
4. Waktu
Sasaran 5. Unit, dll.

Perusahaan

Sasaran
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan

Budaya Perusahaan Jepang (Filosofi, Etika, Sudut


Pandang, Nilai, kesamaan pemikiran)
Budaya Jepang (Agama, Bahasa, Sejarah, cara pandang, kebiasaan,
system, dll)
MANAGEMENT JEPANG
1. Teori Management Jepang secara tradisi:
a. Sistim kerja seumur hidup
b. Sistem senioritas
c. Sistem serikat pekerja tunggal
Hal ini disinggung dalam sebuah buku berjudul “The Japanese Factory”,
yang ditulis tahun 1958 oleh seorang peneliti ekonomi Jepang, James
Abeggelen. Sistem ini dengan model perilaku dan standart nilai masyarakat
Jepang telah memberikan kontribusi pada tingginya pertumbuhan ekonomi
Jepang, kemudian juga berperan penting dalam membentuk system social
yang stabil dan kecilnya kesenjangan social.
System kerja seumur hidup dan system senioritas merupakan pra-kondisi
dari perjalanan karier dan pembinaan karyawan secara jangka panjang dan
terencana, maka terjadi pemisahan antara system kerja seumur hidup bagi
karyawan permanen & system kerja kontrak bagi karyawan non permanen.

Mengenai serikat pekerja adalah bagaimana membuat hubungan kerja


yang serasi antara karyawan dan perusahaan Jepang dengan model
partisipasi manajemen-karyawan ala Jepang.
MANAGEMENT JEPANG
2. Pola pikir perusahaan Jepang & perusahaan Western (khususnya
Amerika) secara tradisi:
MANAGEMENT ALA JEPANG MANAGEMENT ALA AMERIKA
WAKTU Jangka panjang Jangka pendek
HUBUNGAN Sistem Senioritas Persaingan
MANUSIA
CARA BEKERJA Group, Team Individu
PEKERJAAN Mengutamakan Proses Tanggung jawab pada Hasil
PENILAIAN Prinsip kebersamaan Orientasi pada Hasil
KEBIJAKAN SDM Pendidikan & mengutamakan Keseimbangan Mengutamakan potensi saat ini
pekerjaan jangka panjang
REMUNERASI Kenaikan gaji secara periodic Gaji dihitung berdasarkan pekerjaan
TEMPAT KERJA Profit Center Cost Center
PERINTAH Top-Down Bottom-Up Style Top-Down Style
KOMANDO
MANAGEMENT JEPANG
3. Analisa Pengambilan keputusan ala Jepang menurut
Peter F. Drucker:
Salah satu kelemahan manajemen ala Jepang adalah lamanya waktu dlm
pengambilan keputusan. Waktu tsb diperlukan karena adanya aktifitas
Kaizen yang dilakukan. Suatu masalah merupakan hal yang sangat penting
dalam proses pengambilan keputusan. Tahapan yang dikatakan
“Memutuskan” sama dengan tahapan “Tindakan” di Jepang.
5 elemen dalam proses memberi keputusan manajemen Jepang:

1. Fokus thd pengambilan keputusan yang akan dilakukan.


2. Memberi kelonggaran akan adanya ide yang berlawanan.
3. Banyaknya usulan penyelesaian masalah merupakan suatu masalah.
4. Siapa yang harus mengambil keputusan merupakan suatu masalah.
5. Penjelasan kepada fihak terkait setelah keputusan diambil.
Karakteristik Perusahaan Jepang
1. Prinsip 3 Gen:
a. Genba (Pergi ke Lokasi/Lapangan)
b. Genchi-Genbutsu (Lihat Benda/Barang/Masalahnya)
c. Genjitsu (Ketahui Faktanya)

Perusahaan Toyota memiliki System Produksi terkenal, yang


sangat efisien yang disebut Toyota Production System (TPS),
dimana seluruh bagian dari perusahaan Toyota selalu
mengutamakan “Belajar dari tempat kerja”.
2. PDCA Cycle dan Kaizen:
Siklus PDCA bukanlah tools dari perusahaan Jepang, tetapi krn
pola pikirnya sangat mudah dipahami, maka banyak diterapkan
di banyak perusahaan Jepang.
PDCA adalah singkatan dari Plan-Do-Check-Action (Rencana-
Eksekusi-Periksa-Perbaikan).

Action = Kaizen:
Eksekusi
Pada perusahaan Jepang, tidak
Perbaikan
ACTION DO
terbatas pada pemahaman sebagai
perbaikan pada bagian yang kurang.
3. 5S: merupakan perangkat manajemen industry ala Jepang yang
diterapkan dibidang Produksi, perkantoran atau sebagai
pengembangan diri.
A. SEIRI: Memisahkan barang yang berguna dan yang tidak berguna
Barang yang tidak berguna  Disingkirkan/dibuang.
B. SEITON: Menentukan tempat penyimpanan dan cara meletakkan agar
memudahkan pengambilan barang yang berguna tadi.  Area
ditentukan, diberi Label, Jumlah Max/Min, PIC, Waktu.
C. SEISO: Membersihkan Lokasi dan Barang disekitar  Bersih sampai
hal yang Detail.
D. SEIKETSU: Melakukan Seiri, Seiton, Seiso secara keseluruhan 
Menjaga kondisi Bersih, tanpa ada kotoran.
E. SHITSUKE: Menerapkan kebiasaan baik sesuai dg yg tlh ditetapkan.
4. Ho-Ren-So: merupakan alat yang sangat penting dalam manajemen
dan operasional perusahaan Jepang. Ho-Ren-So juga mendorong
penyebarluasan informasi di dalam organisasi.

Ho Hokoku = Melaporkan/Progress
Ren Renraku = Menghubungi
So Sodan = Konsultasi
Hal yang perlu diperhatikan adl:
 Diperlukan Pelaporan, Komunikasi dan Konsultasi yang Cepat.
5. Hal2 yang dianggap penting oleh perusahaan Jepang dan orang Jepang:
 Memberi salam  Mentaati aturan
 Menjaga waktu  Tidak berbohong
 Menepati janji  Bekerja keras
 Menghormati yg lebih tua  Pemimpin, menjadi contoh didepan

6. Daya Tarik perusahaan Kecil dan Menengah:


Perekonomian di Japan banyak di support oleh industri kecil dan
menengah karena 99.7% perusahaan di Japan adalah perusahaan kecil
& menengah. Bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,
pembinaan UKM yang bagus merupakan hal yang penting.
MONOZUKURI melalui HITOZUKURI (Toyota Version)
TOYOTA GLOBAL VISION
Buah = Always make better Cars
- “Toyota business is not about
Daun (Monozukuri) make cars, but make people
who can make cars”
Sustainable
Growth
- “We make people before we
make product”
Strong HRD = Strong Business Base
(Hitozukuri)
How to strengthen HRD
Akar = Toyota Values Hitozukuri as foundation of
Monozukuri
TERIMA – KASIH

SELAMAT BERKARYA

Anda mungkin juga menyukai