B. Kegiatan Belajar : Hari Akhir, Qadha dan Qadar (KB 3)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1. Pengertian Hari Kiamat. Menurut etimologi/bahasa kiamat terserap dari kosakata bahasa Arab, qāma – yaqūmu - qiyāman, yang berarti berdiri, berhenti, atau berada di tengah. Kiamat (al-qiyāmah) diartikan sebagai kebangkitan dari kematian, yaitu dihidupkannya manusia pascakematian. Hari kiamat (yaumulqiyāmah) berarti hari atau saat terjadinya kebangkitan (manusia) dari kubur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kiamat diartikan sebagai: (1) hari kebangkitan setelah mati (orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); (2) hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap); (3) celaka sekali, bencana besar, rusak binasa; (4) berakhir dan tidak muncul lagi. Sedang dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kiamat diartikan keadaan makhluk dan alam semesta ketika berakhirnya kehidupan mereka di dunia. 2. Definisi Kiamat Sugra: Kiamat Sugra mengacu pada kematian individu dan oleh Konsep (Beberapa istilah dan 1 karena itu dianggap sebagai pertanda penghakiman akhir. definisi) di KB Dalam hadits riwayat 'Aisyah Rasulullah saw. menjelaskan bahwa anak laki-laki yang telah meninggal dunia itu pernah mengalami kiamat kecilnya sendiri. Sebagian besar ulama memahami bahwa “al-sa’ah” dalam hadis ini merujuk pada kiamat kecil, yaitu kematian. Pengertian kiamat menurut Sugra menurut beberapa ahli :
a. Pandangan Ibnu Katsir:
Ibnu Katsir berpendapat bahwa kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan manusia di bumi, dan masuk kepada hari akhirat. Setiap orang yang meninggal, sebenarnya mereka sudah memasuki pintu akhirat. b. Perspektif Ibnu Qayyim al-Jauziyah: Ibnu Qayyim al- Jauziyah menyamakan kiamat kecil dengan alam barzah (al-barzakh) atau tahap awal tempat kembali manusia (ma’ad al-awwal). Allah Swt. menyediakan dua fase (tahapan) setelah manusia meninggal dunia, pada dua fase ini Allah Swt. akan membalas setiap amalan baik dan buruk yang dikerjakan manusia semasa hidupnya. Fase pertama ialah perpisahan antara ruh dan badan, sebagai salah satu cara untuk masuk kepada fase pertama, Ibnu Qayyim mengistilahkannya dengan al-jaza` al-awwal (hari pembalasan tahap awal). Tanda-tanda Kiamat Sugra a. Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam b. Wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam c. Penaklukan Baitul Maqdis d. Wabah Tha’un ‘Amwas e. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah f. Munculnya Beragam Fitnah g. Fenomena Mengaku “Nabi” h. Tersebarnya Stabilitas Keamanan i. Fenomena Api Hijaz j. Hilangnya Amanat k. Diangkatnya Ilmu dan Fenomena Kebodohan l. Banyaknya Pasukan dan Pendukung Kezhaliman m. Merebaknya Perzinaan n. Riba Merajalela o. Fenomena al-Ma’aazif (alat-alat musik) dan Menganggapnya Halal p. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal q. (Berlomba-lomba) Menghiasi Masjid dan Berbangga- bangga dengannya
3. Pengertian Kiamat Kubra dan Hari Akhir
Kiamat Kubra (kiamat besar) adalah pemusnahan seluruh kehidupan di alam ini. Setelah manusia dihancurkan, maka Allah Swt. akan membangkitkan manusia dari kuburnya, mereka akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah mereka lakukakan. Pada hari itu tidak ada yang dapat membantu manusia kecuali iman dan amalan saleh. Allah Swt. akan meyediakan surga bagi hambanya yang taat, dan memasukkan hambanya yang ingkar ke dalam api neraka.
Tanda-tanda Kiamat Kubra
a. Terbitnya matahari dari arah barat. Rasulullah saw. b. Kabut. c. Munculnya binatang yang dapat berbicara dengan manusia. d. Munculnya al-Masih Dajjal e. Keluarnya Ya’juj Ma’juj. f. Keluarnya api yang menggiring manusia ke Padang Mahsyar.
4. Nama-nama Lain Hari Akhir
• Yaumul Qiyamah yaitu hari kiamat. • Yaumur Rajifah yaitu hari lindu besar. • Yaumuz Zalzalah yaitu hari keguncangan atau keruntuhan. • Yaumul Haqqah yaitu yaitu hari kepastian. • Yaumul Qariah yaitu hari keributan. • Yaumul Akhir yaitu hari akhir. • Yaumut Tammah yaitu hari bencana agung. • Yaumul Asir yaitu hari sulit. • Yaumun la raiba fihi yaitu hari yang tidak ada lagi keraguan padanya. • Yaumul ba'ast yaitu hari kebangkitan. • Yaumut Tagabun yaitu hari terbukanya segala keguncangan. • Yaumun Nusyur yaitu hari kebangkitan. • Yaumut Tanad yaitu hari panggilan. • Yaumul Mizan yaitu hari pertimbangan. • Yaumu la tajzi nafsun an nafsin syaian yaitu hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun. • Yaumul Jamak yaitu hari pengumpulan. • Yaumul Fashl yaitu hari pemisahan. • Yaumul Waqi'ah yaitu hari kejatuhan. • Yaumul Mahsyar yaitu hari berkumpul. • Yaumu Din yaitu hari keputusan. • Yaumut Talaq yaitu hari pertemuan. • Yaumul Jaza yaitu hari pembalasan. • Yaumul 'Ard yaitu hari pertontonan. • Yaumul Gasyiyah yaitu hari pembalasan. • Yaumul Khulud yaitu hari yang kekal. • Yaumul Barzah yaitu hari penantian. • Yaumul Hisab yaitu hari perhitungan. • Yaumul Waid yaitu hari ancaman. • Yaumul Haq yaitu hari kebenaran.
5. Surga dan Neraka
a. Surga adalah istilah yang merujuk pada alam akhirat yang dijanjikan bagi roh manusia yang menjalani kehidupan beriman dan taat kepada Allah. Dalam bahasa Arab disebut "jannah". Al-Ghazali menggambarkan surga sebagai tempat penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan, tanpa ada kesedihan atau penderitaan. Surga diperuntukkan bagi individu yang hidup dengan takwa, patuh terhadap perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Meskipun konsep makna surga dapat dimengerti, usaha untuk mencapai surga sangatlah berat dan menuntut komitmen yang tinggi. b. Neraka adalah istilah yang mengacu pada tempat siksaan dan penderitaan bagi orang kafir dan durhaka dalam alam akhirat. Dalam bahasa Arab disebut "Nār". Al-Ghazali menjelaskan neraka sebagai tempat yang penuh dengan kesengsaraan dan siksaan. Neraka ditujukan bagi mereka yang tidak beriman, tidak mentaati perintah Allah, dan melanggar larangan-Nya. Meskipun pemahaman akan makna neraka dapat diterima, menghindari jatuh ke dalamnya memerlukan usaha besar dan kesadaran yang mendalam. 6. Nama-nama Surga • Surga Firdaus • Surga Adn • Surga Na’iim • Surga Ma’wa • Surga Darussalam • Surga Darul Muqamah • Surga Al-Maqamul Amin • Surga Khuldi
a. Takdir Mubram: Takdir Mubram adalah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak bisa berubah. Hanya Allah yang mengetahuinya, dan tidak ada yang bisa merubahnya. Contoh takdir mubram adalah kematian dalam keadaan kufur (asy-Syaqāwah) atau beriman (as-Sa’ādah). Jika seseorang ditakdirkan mati dalam keadaan beriman, itu akan terjadi dan tidak akan berubah. Ayat dari Al-Qur'an menggarisbawahi bahwa Allah menentukan siapa yang disesatkan dan siapa yang diberi petunjuk. Dalam takdir mubram, doa tidak dapat merubah ketentuan Allah. b. Takdir Mu'allaq: Takdir Mu'allaq adalah ketentuan Allah yang berada dalam lembaran-lembaran para Malaikat. Contohnya termasuk umur seseorang atau rezeki yang akan diterima. Takdir ini bersifat berubah tergantung pada perbuatan atau doa individu. Jika seseorang berdoa atau berbuat baik, takdirnya bisa berubah. c. Pandangan Ahlusunnah wal Jamaah: Ahlusunnah wal jamaah menganggap doa sebagai bentuk ikhtiar manusiawi yang diperintahkan oleh Allah. Meskipun takdir terbagi menjadi mubram dan mu'allaq, manusia tidak tahu mana yang termasuk dalam kedua kategori tersebut. Doa memiliki peran dalam meminimalisir dampak bala dari takdir mubram. Ahlusunnah wal jamaah mengamalkan doa sebagai bentuk ikhtiar, bukan menyerah begitu saja. d. Pandangan Muktazilah: Aliran Muktazilah tidak mempercayai peran doa dalam mengubah takdir. Mereka menganggap bahwa doa adalah bentuk ibadah umum, dan siapa pun yang beribadah akan diterima Allah. Muktazilah tidak mengartikan ayat tentang doa secara harfiah bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa. e. Perbandingan dan Penjelasan: Ahlusunnah wal jamaah Asy'ariyah tidak menganggap aliran Muktazilah sebagai kufur, karena mereka masih memegang teguh Al-Qur'an sebagai wahyu Allah. Pandangan ahlusunnah wal jamaah Asy'ariyah bertujuan agar umat Islam tidak salah memahami pentingnya doa, peran ikhtiar manusia, dan takdir dalam kehidupan mereka. Pandangan tersebut menjelaskan bahwa doa adalah bagian dari ikhtiar, dan dengan ikhtiar ini, seseorang dapat meningkatkan keimanan terhadap takdir.
9. Konsep Kebebasan manusia dalam Konteks Takdir
Allah a. Varian Kemauan Manusia: Manusia memiliki tiga macam kemauan menurut Syekh Zarruq. Pertama, ada kemauan yang hanya sebagai keinginan tanpa usaha dan hasil. Kedua, kemauan kuat yang disertai dengan usaha dan mungkin hasil. Ketiga, kemauan kuat tanpa usaha namun bisa berbuah hasil. Kategori ketiga ini umumnya dimiliki oleh para rasul, wali Allah, atau bahkan penyihir. b. Takdir Allah dan Kemauan Keras: Meskipun manusia memiliki kemauan kuat, takdir Allah tetap berlaku. Tidak ada yang bisa menerobos pagar takdir. Meski seseorang memiliki kemauan keras untuk tujuan baik atau buruk, takdir Allah tetap mengaturnya. c. Hukum Kausalitas dan Takdir Allah: Meskipun segala sesuatu terjadi berdasarkan kehendak Allah, hukum kausalitas dan hukum alam sebagai sunatullah juga berperan. Menurut Syekh M Said Ramadhan Al- Buthi, manusia harus mematuhi hukum alam yang ditetapkan Allah, seperti makan saat lapar, minum saat haus, dan mencari obat saat sakit. d. Hubungan Obat dengan Kesembuhan: Salah satu contoh dalam hukum kausalitas adalah penggunaan obat sebagai sebab untuk kesembuhan. Meskipun obat memiliki peran dalam kesembuhan, hal ini hanya dapat terjadi dengan izin dan kehendak Allah. Terkadang orang yang mengonsumsi obat yang sama tidak sembuh karena faktor kehendak Allah. e. Sebab dan Akibat dalam Konteks Takdir: Ahlussunnah meyakini bahwa sebab-sebab dan akibat- akibat tidak memiliki kekuatan sendiri untuk menciptakan hasil. Allah-lah yang menciptakan keduanya. Sebab-sebab hanya efektif karena kehendak Allah, dan takdir Allah tetap mengaturnya.
1. Secara sosiolinguistik sulit membedakan antara qodo,
Daftar materi pada KB yang 2 sulit dipahami qadar dan takdir. Sebab secara sosiolinguistik semuanya dianggap sama, termasuk qadar, takdir, dan takdir.
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi dalam 1. Qadar , taqdir, dan Nasib pembelajaran