Anda di halaman 1dari 14

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : AKIDAH AKHLAK


B. Kegiatan Belajar : KB 3

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


- Kiamat Sugra

Etimologi kiamat terserap dari kosakata bahasa Arab,


qāma – yaqūmu – qiyāman, yang berarti berdiri,
berhenti, atau berada di tengah. Kiamat (al-qiyāmah)
diartikan sebagai kebangkitan dari kematian, yaitu
dihidupkannya manusia pasca kematian. Hari kiamat
(yaumulqiyāmah) berarti hari atau saat terjadinya
kebangkitan (manusia) dari kubur. Para ulama
mengklasifikasikan kiamat kepada dua macam: kiamat
kecil (qiyamah al-shugra) dan kiamat besar (qiyamah
al-kubra). Quraish Shihab dalam Perjalanan Menuju
Keabadian menulis, “Para ulama menjelaskan bahwa
ada dua macam kiamat: kecil (sughro) dan besar
(kubro). Kiamat kecil adalah saat kematian orang per
Konsep (Beberapa istilah orang, sedang kiamat besar adalah yang bermula dari
1
dan definisi) di KB
kehancuran alam raya.”

- Pengertian Kiamat Sugra

Kiamat kecil adalah kematian. Bagi siapa yang sudah


menemui ajal, sejatinya dia sudah mengalami kiamat
kecil. Hal ini berdasarkan hadis riwayat ‘Aisyah yang
berkata: “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah
saw. sembari bertanya perihal kiamat (al-sa’ah).
Seketika itu juga, Rasul melihat kepada anak kecil yang
berada di antara mereka dan berkata, ‘Anak ini akan
meninggal sebelum masa tuanya, hingga kalian akan
menemui ajal masing-masing (‘alaikum sa’atukum)”,
(H.R. al-Bukhari dan Muslim). Mayoritas ulama
memahami kata al’sa’ah dalam hadis ini dengan kiamat
kecil, yang berati kematian.Ibnu Katsir berpendapat
bahwa kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan
manusia di bumi, dan masuk kepada hari akhirat.
Setiap orang yang meninggal, sebenarnya mereka
sudah memasuki pintu akhirat. Dalam hal ini, Ibnu
Katsir mengkritik pendapat orang ateis yang
mengatakan kematian adalah kiamat yang tidak ada
lagi kehidupan (kiamat) setelahnya. Berdasarkan
keyakinan umat Islam, suatu saat umat manusia akan
dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan pada satu
tempat, peristiwa ini disebutkan dengan kiamat besar
(qiyamah al-kubra) Ibnu Qayyim al-Jauziyah
menyamakan kiamat kecil dengan alam barzah
(albarzakh) atau tahap awal tempat kembali manusia
(ma’ad al-awwal). Allah Swt. menyediakan dua fase
(tahapan) setelah manusia meninggal dunia, pada dua
fase ini Allah Swt. akan membalas setiap amalan baik
dan buruk yang dikerjakan manusia semasa hidupnya.
Fase pertama ialah perpisahan antara ruh dan badan,
sebagai salah satu cara untuk masuk kepada fase
pertama, Ibnu Qayyim mengistilahkannya dengan al-
jaza` al-awwal (hari pembalasan tahap awal).

- Tanda-tanda Kiamat (Asyrāth as-Sa’ah)

Adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya


dan menunjukkan kedekatan (waktu)-nya. Sementara
Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga)
makna, yaitu: Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-
Shughra) yaitu kematian manusia. Kedua, Kiamat
Sedang (as-Sa’ah alWushtha) yaitu meninggalnya
generasi satu abad tertentu. Ketiga, Kiamat Besar (as-
Sa’ah al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari
kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-
jaza’) amalan-amalannya di dunia. Klasifikasi Tanda-
Tanda Kiamat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Pertama, tanda-tanda kecil (asyrath shughra), yaitu
(tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak)
waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang-ulang
(biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya
kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba
meninggikan bangunan, serta lain sebagainya.
Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul
berbarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy-
asyrath al-kubra) atau (ada juga yang) setelahnya.
Kedua, tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu
perkara-perkara besar yang muncul menjelang
terjadinya kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan
kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan
ad-Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa a.s., keluarnya Ya’juj dan
Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat. Sebagian
ulama membagi tanda-tanda kiamat dari perspektif
kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
Pertama, klasifikasi yang telah muncul dan telah
berakhir. Kedua, klasifikasi yang telah muncul dan
terus berlangsung, bahkan semakin banyak. Ketiga,
klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang. Adapun
dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda
Kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra),
sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya
tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian
tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra.

- Tanda-tanda Kiamat Sugra

Tanda-tanda kiamat sugra berdasarkan hadits Nabi


saw. adalah sebagai berikut:

a. Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam
b. Wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam
c. Penaklukan Baitul Maqdis
d. Wabah Tha’un ‘Amwas
e. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah
f. Munculnya Beragam Fitnah
g. Fenomena Mengaku “Nabi”
h. Tersebarnya Stabilitas Keamanan
i. Fenomena Api Hijaz
j. Hilangnya Amanat
k. Diangkatnya Ilmu dan Fenomena Kebodohan
l. Banyaknya Pasukan dan Pendukung Kezhaliman
m. Merebaknya Perzinaan
n. Riba Merajalela
o. Fenomena al-Ma’aazif (alat-alat musik) dan
Menganggapnya
p. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan
Menganggapnya Halal
q. (Berlomba-lomba) Menghiasi Masjid dan
Berbangga-bangga dengannya

- Pengertian Kiamat Kubra dan Hari Akhir

Kiamat Kubra (kiamat besar) adalah pemusnahan


seluruh kehidupan di alam ini. Setelah manusia
dihancurkan, maka Allah Swt. akan membangkitkan
manusia dari kuburnya, mereka akan
mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang
telah mereka lakukan. Pada hari itu tidak ada yang
dapat membantu manusia kecuali iman dan amalan
saleh. Allah Swt. akan menyediakan surga bagi
hambanya yang taat, dan memasukkan hambanya
yang ingkar ke dalam api neraka. Al-Qur'an menyebut
istilah al-yaum al-ākhir (‫لخرا‬
ْ ‫ اليوم‬,(hari akhir, sebanyak
26 ali dan menyebut istilah al-ākhirah (‫ لخرةْا‬,(akhirat,
sebanyak 115 kali. Istilah ini, al-ākhir, secara
kebahasaan, menurut ar-Rāgib al-Asfahānī,
mengandung arti “akhir” atau “yang kemudian”, yang
merupakan lawan dari perkataan “awal”. Istilah al-ākhir
biasanya dihubungkan dengan istilah yaum (‫اليوم‬
(sehingga menjadi l-yaum al-ākhir (‫لخرا‬ْ ‫ اليوم‬,(berarti Hari
Akhir atau Hari Kiamat. Sementara itu, istilah al-ākhirah
(‫ لخرةْا‬,(akhirat sering dihubungkan dengan istilah dār
yang berarti negeri atau kampung, seperti dalam
ungkapan al-dār al-ākhirah, yang berarti negeri akhirat.
Kiamat atau al-yaum al-ākhir (hari akhir) tidaklah
seperti hari-hari di dunia yang 1 hari sebanding dengan
24 jam. Hari akhir merupakan hari yang terjadi pada
kehidupan akhirat, yang 1 hari jika menggunakan
ukuran hari-hari dunia bisa sangat relatif atau tidak
terbatas, bisa sebanding dengan 1000 tahun (Q.S. as-
75Sajdah [32]: 5); bahkan bisa berbanding dengan
50.000 tahun (Q.S. al-Ma‘ārij [70]: 4). Ini wajar saja,
sebab ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (nirwaktu).
Penyebutan al-yaum al-ākhir, yang dirangkai dengan
iman kepada Allah, pada hakikatnya dimaksudkan
sebagai hari perhitungan (al-hisāb) dan pembalasan
(aljazā'), sehingga oleh Al-Qur'an ia dijadikan sebagai
sarana yang efektif untuk menumbuhkan kejujuran,
ketakwaan, kedermawanan, berani berkorban demi
kebenaran dan keadilan, dan sebagainya. Artinya,
seandainya seseorang bersikap jujur, lalu tidak
mendapatkan hasil duniawi yang diinginkan, maka
keimanan kepada hari akhir itulah yangmenjadikan
dirinya tetap sabar dan konsisten, sebab ia yakin
ganjaran yang sesuai akan diperoleh di hari akhir kelak.
Begitu juga, ia bisa dijadikan tameng dari perilaku-
perilaku buruk, misalnya kemunafikan, riya’, dan
sebagainya. Sebagaimana yang disebutkan dalam
beberapa firman Allah seperti: “Dan di antara manusia
ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan
hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu
bukanlah orang-orang yang beriman.” (Q.S. al-Baqarah
[2]: 8).Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kiamat
diartikan sebagai: a. hari kebangkitan setelah mati
(orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk
diadili perbuatannya); b. hari akhir zaman (dunia
seisinya rusak binasa dan lenyap); c. celaka sekali,
bencana besar, rusak binasa; d. berakhir dan tidak
muncul lagi. Sedang dalam Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan, kiamat diartikan keadaan makhluk dan
alam semesta ketika berakhirnya kehidupan mereka di
dunia.Dari pengertian ini, ada dua hal pokok terkait
makna kiamat, yaitu: Pertama, kiamat merupakan
kebangkitan manusia dari kematian atau dari kuburnya.
Maknanya, pada hari itu semua manusia dibangkitkan
dari kubur, tempat peristirahatan setelah kematiannya.
Selanjutnya, mereka diadili dan diminta
pertanggungjawaban atas semua perbuatannya di
dunia. Yang banyak kebaikannya akan mendapat
ganjaran kenikmatan, dan yang sebaliknya akan
mendapat hukuman. Allah Berfirman: “Maka adapun
orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).
Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)-
nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
(Q.S. al-Qāri‘ah [101]: 6-9).Kedua, kiamat adalah
keadaan akhir zaman. Kiamat merupakan akhir dari
alam semesta dan kehidupan semua makhluk. Artinya
saat kiamat tiba, seluruh jagat raya beserta isinya,
seperti planet, bintang, langit, bumi, manusia, dan
semua yang ada, hancur binasa. Kehidupan makhluk
pun tidak ada lagi. Ini merupakan bencana besar bagi
alam raya dan yang ada di dalamnya.

- Tanda-tanda Kiamat Kubra

Kiamat merupakan peristiwa yang bila ditinjau dari sisi


sains, maka potensi alam semesta ini berakhir akan
sangat mungkin terjadi. Salah satu peristiwa alam yang
menandai awal kiamat ialah guncangan dahsyat.
Dalam buku Tafsir Ilmi “Kiamat dalam perspektif Al-
Qur’an dan Sains” yang disusun oleh Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang & Diklat
Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap mengenai
keadaan Bumi pada hari Kiamat. Ada tanda-tanda yang
bisa diamati oleh mata manusia sebelum terjadinya
kiamat. Ilmuwan bahkan telah mengemukakan skema-
skema yang terjadi seperti Bumi bertabrakan dengan
planet lain atau hantaman asteroid dan
sebagainya.Apapun skema atau teori yang diungkap
ilmuwan, terdapat kekacauan besar yang akan dialami
oleh Bumi. Salah satunya ialah guncangan yang
dahsyat yang terjadi di Bumi. Ayat Al-Qur’an telah
mengungkap mengenai peristiwa kiamat tersebut.
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang
dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban
berat (yang dikandung)-nya.” (Q.S. AzZalzalah: 1-2).
Kata az-Zalzalah (guncangan yang dahsyat) adalah
ism masdar(bentuk kata benda) dari zalzala – yuzalzilu
– zalzalatan, yang mengguncangkan.
Dengan demikian, az-zalzalah berarti guncangan.
Karena penyebutannya dalam Surah az-Zalzalah
diikuti oleh maf’ul mutlaq, maka kata ini dimaknai
sebagai guncangan hebat yang terjadi di seluruh
penjuru Bumi. Dalam Al-Quran, kata ini dengan semua
bentuk jadiannya disebut sebanyak 6 kali, dua kali di
antaranya disebut dalam Surah az-Zalzalah ayat 1.
Ayat ini menerangkan bahwa peristiwa kiamat diawali
dengan guncangan yang dahsyat yang meliputi seluruh
Bumi. Fenomena gempa ini berbeda dengan yang
selama ini terjadi, hanya bersifat lokal dan tidak
menyeluruh ke seantero Bumi. Peristiwa ini menjadi
penanda yang mengingatkan manusia bahwa akhir
kehidupan dunia telah datang, yang diikuti kemudian
oleh kehidupan akhirat.Tanda-tanda Kiamat Kubra
(Kiamat Besar) lainnya adalah sebagai berikut:

a. Terbitnya matahari dari arah barat. Rasulullah saw.


bersabda, “Kiamat tidak akan datang, sebelum
matahari terbit dari arah Barat. Apabila orang-orang
melihat hal ini, maka semua orang yang ada di atasnya
beriman. Hal ini pada saat tidak berguna lagi iman
seseorang yang memang belum beriman sebelum itu,
atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan
imannya itu”.

b. Kabut. Kabut tebal memenuhi antara langit dan bumi


yang muncul sebelum kiamat datang, dimana akan
mengambil nafas orang-orang kafir,sehingga mereka
hampir tercekik sedangkan bagi orang-orang mukmin
seperti mengalami pilek. Kabut ini berlangsung di bumi
selama 40 hari.

c. Munculnya binatang yang dapat berbicara dengan


manusia. Keluarnya binatang dari dalam bumi yang
dapat berbicara dengan manusia dengan bahasa yang
fasih, yang dimana bahasa itu dapat dipahami oleh
semua yang mendengarnya. Binatang atau Dabbah ini
muncul di akhir zaman saat manusia telah mengalami
kebobrokan. Di mana para manusia meninggalkan
perintah-perintah Allah Swt., dan mengganti agama
yang benar. Dabbah keluar dengan membawa tongkat
Nabi Musa ‘alaihissalamdan cincin Nabi Sulaiman
‘alaihissalam. Dan wajah orang mukmin menjadi terang
berkat tongkat tersebut, sehingga dapat dikenali antara
orang mukmin dan orang kafir.

d. Munculnya al-Masih Dajjal. Dinamai al-A’war ad-


Dajjal karena dia buta sebelah matanya yang kanan.
Fitnahnya merupakan fitnah terbesar yang menimpa
orang-orang di akhir zaman. Al-A’war ad-Dajjal tidak
hanya -aku sebagai nabi, bahkan dia juga mengaku-
aku sebagai Tuhan. Muncul beberapa hal-hal yang luar
biasa melalui kedua tangannya sebagai bentuk istidraj
dari Allah Subhanahu wa ta’ala kepadanya dan
sebagai ujian bagi para manusia. Dia mengelilingi
seluruh permukaan bumi. Semua daerah yang dia
masuki pasti dia berbuat kerusakan di dalamnya,
kecuali Makkah dan Madinah.

e. Keluarnya Ya’juj Ma’juj. Ya’juj Ma’juj merupakan


kabilah dari keturunan Yafits bin Nuh. Mereka keluar di
akhir zaman setelah dinding penghalang yang dibuat
oleh Dzulqarnain jebol. Lantas mereka membuat
kerusakan di muka bumi dengan berbagai macam
tindakan keji dan kerusakan. Saking banyaknya,
mereka memakan makanan dan tanaman apa saja
yang dijumpainya dan meminum danau Thabariyah
sampai seakan-akan tidak pernah ada airnya.

f. Keluarnya api yang menggiring manusia ke Padang


Mahsyar. Api ini keluar dari tanah ‘Adn, merupakan api
besar yang menakutkan. Tidak ada sesuatu pun yang
dapat memadamkannya. Api ini menggiring manusia
ke padang Mahsyar.

- Tanda-tanda kiamat dalam hadis ini disebut


sebagai tanda-tanda kiamat Kubra (hari akhir).

Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam


hadis ini. Namun yang disebutkan dalam hadis tersebut
hanya ada delapan:
a. Munculnya kabut (dukhan)
b. Munculnya Dajjal
c. Munculnya Dabbah
d. Terbitnya matahari dari barat.
e. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
f. Munculnya Isa bin Maryam;
g. Adanya tiga gerhana, di timur;
h. Gerhana di barat;
i. Gerhana di jazirah Arab.
j. Adanya api yang muncul dari Yaman kemudian
menggiring manusia menuju tempat berkumpul.

- Nama-nama Lain Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak.


Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah Swt.
menggambarkan keadaan hari kiamat hingga manusia
dilahirkan, dihisab, dan mendapatkan balasan dari
Allah Swt. Berikut nama-nama hari akhir, Yaitu:

1. Yaumul Qiyamah yaitu hari kiamat.


2. Yaumur Rajifah yaitu hari lindu besar.
3. Yaumuz Zalzalah yaitu hari kegoncangan atau
keruntuhan.
4. Yaumul Haqqah yaitu yaitu hari kepastian.
5. Yaumul Qariah yaitu hari keributan.
6. Yaumul Akhir yaitu hari akhir.
7. Yaumut Tammah yaitu hari bencana agung.
8. Yaumul Asir yaitu hari sulit.
9. Yaumun la raiba fihi yaitu hari yang tidak ada lagi
keraguan padanya.
10. Yaumul ba'ast yaitu hari kebangkitan.
11. Yaumut Tagabun yaitu hari terbukanya segala
keguncangan.
12. Yaumun Nusyur yaitu hari kebangkitan.
13. Yaumut Tanad yaitu hari panggilan.
14. Yaumul Mizan yaitu hari pertimbangan.
15. Yaumu la tajzi nafsun an nafsin syaian yaitu hari
yang tidak dapat seseorang
diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun.
16. Yaumul Jamak yaitu hari pengumpulan.
17. Yaumul Fashl yaitu hari pemisahan.
18. Yaumul Waqi'ah yaitu hari kejatuhan.
19. Yaumul Mahsyar yaitu hari berkumpul.
20. Yaumu Din yaitu hari keputusan.
21. Yaumut Talaq yaitu hari pertemuan.
22. Yaumul Jaza yaitu hari pembalasan.
23. Yaumul 'Ard yaitu hari pertontonan.
24. Yaumul Gasyiyah yaitu hari pembalasan.
25. Yaumul Khulud yaitu hari yang kekal.
26. Yaumul Barzah yaitu hari penantian.
27. Yaumul Hisab yaitu hari perhitungan.
28. Yaumul Waid yaitu hari ancaman.
29. Yaumul Haq yaitu hari kebenaran.

- Surga dan Neraka


- Pengertian Surga

Surga dalam kamus besar Bahasa Indonesia


bermakna alam akhirat yang membahagiakan roh
manusia yang hendak tinggal di dalamnya (dalam
keabadian). Kata ini dalam bahasa Arab adalah ‫)ُجنه ت‬
ُjannah). Al-Ghazali menjelaskan bahwa surga adalah
tempat yang tidak ada kesedihan dan kesengsaraan di
dalamnya, hanya ada kenikmatan dan kebahagiaan
saja. Sehingga makna surga ini adalah tempat yang
Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa, taat
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Secara umum, makna surga ini sudah dapat dipahami
namun implementasi agar bisa masuk surga adalah hal
yang sangat berat.

- Pengertian Neraka

Neraka dalam kamus besar Bahasa Indonesia


bermakna alam akhirat tempat orang kafir dan orang
durhaka mengalami siksaan dan kesengsaraan. Kata
ini dalam bahasa Arab adalah ‫ )ان ر‬Nār). Al-Ghazali
menjelaskan bahwa neraka adalah tempat yang penuh
dengan kesengsaraan dan siksaan. Sehingga makna
neraka ini adalah tempat yang Allah sediakan bagi
orang-orang yang kafir dan tidak mentaati perintah
bahkan melakukan pelanggaran yang dilarang-Nya.
Seperti halnya surga, memahami makna neraka adalah
hal mudah, namun memastikan diri agar tidak
terjerumus ke dalamnya adalah hal yang sangat berat.

- Nama-nama Surga

a. Surga Firdaus
b. Surga And
c. Surga Na’iim
d. Surga Ma’wa
e. Surga Darussalam
f. Surga Darul Muqamah
g. Surga Al-Maqamul Amin
h. Surga Khuldi

- Nama-nama Neraka
a. Neraka Hawiyah
b. Neraka Jahim
c. Neraka Saqar
d. Neraka Sa’ir
e. Neraka Huthamah
f. Neraka Ladza / Ladho
g. Neraka Jahannam
h. Neraka Wail

- Pengertian dan Dalil Takdir Mubram dan Mu'allaq

Takdir Mubram, ialah ketentuan Allah yang pasti terjadi


dan tidak dapat berubah. Ketentuan ini hanya ada pada
Ilmu Allah, tidak ada siapapun yang mengetahuinya
selain Allah sendiri, seperti ketentuan mati dalam
keadaan kufur (asy-Syaqāwah), dan mati dalam
keadaan beriman (as-Sa’ādah), ketentuan dalam dua
hal ini tidak berubah. Seorang yang telah ditentukan
oleh Allah baginya mati dalam keadaan beriman maka
itulah yang akan terjadi baginya, tidak akan pernah
berubah. Sebaliknya, seorang yang telah ditentukan
oleh Allah baginya mati dalam keadaan kufur maka
pasti itulah pula yang akan terjadi pada dirinya, tidak
ada siapapun, dan tidak ada perbuatan apapun yang
dapat merubahnya.

Takdir Mu’allaq, yaitu ketentuan Allah yang berada


pada lambaran-lembaran para Malaikat, yang telah
mereka kutip dari al-Lauh al-Mahfuzh, seperti si fulan
apa bila ia berdoa maka ia akan berumur seratus tahun,
atau akan mendapat rizki yang luas, atau akan
mendapatkan kesehatan, dan seterusnya. Namun,
misalkan si fulan ini tidak mau berdoa, atau tidak mau
bersilaturrahim, maka umurnya hanya enam puluh
tahun, ia tidak akan mendapatkan rizki yang luas, dan
tidak akan mendapatkan kesehatan. Inilah yang
dimaksud dengan Qadlâ Mu’allaq atau Qadar Mu’allaq,
yaitu ketentuan-ketentuan Allah yang berada pada
lebaranlembaran para Malaikat.

- Konsep Kebebasan Manusia dalam Konteks Takdir


Allah

Hampir setiap orang menginginkan kemauannya


terwujud, baik itu kemauan yang baik maupun
kemauan buruk. Hanya saja ada kemauan yang dapat
terwujud dengan syarat-syarat tertentu. Di sini hukum
kausalitas berlaku. Tetapi ada juga kemauan orang-
orang tertentu yang terwujud tanpa bergantung pada
syarat apapun. Meski demikian, kemauan yang
terwujud itu tak mungkin berbenturan dengan takdir
Allah Swt., sebagaimana hikmah berikut ini:
‫األقدار أسوار تخرق ُْل الهمم سوابق‬
“Kemauan keras tak bisa menerobos pagar takdir.”

1. Kemauan Manusia dalam Konteks Takdir Allah

Kalau mau dipetakan, menurut Syekh Zarruq kemauan


manusia terdiri atas tiga macam. Pertama, ada
kemauan yang tinggal kemauan tanpa upaya dan
tanpa hasil. seperti ini kerap kali kita dapati melekat
pada banyak orang di sekitar kita terutama pada
kebaikan sehingga kita sering mendengar orang
mengatakan, ‘Saya sebenarnya ingin sekali menghadiri
majelis taklim, menuntut ilmu,’ tanpa ada upaya riil.
Kedua, kemauan kuat yang diiringi usaha nyata
dengan atau tanpa hasil. Ini kita temukan pada
pegawai kantoran, petani, nelayan, pengusaha, dan
seterusnya. Ketiga, kemauan kuat tanpa upaya, tetapi
membawa hasil. Kemauan seperti ini jarang kita
temukan karena kemauan seperti ini hanya dimiliki oleh
para rasul, wali Allah, dan para wali setan seperti
penyihir dan lain sebagainya. Kemauan keras atau
kemauan pada kategori ketiga dapat dikategorikan
menjadi dua. Pertama, kemauan untuk tujuan baik
(kemauan mulia) seperti mencari rida Allah,
kemakrifatan, dan seterusnya. Kedua, kemauan untuk
tujuan buruk (kemauan tercela) seperti kesenangan
duniawi dan seterusnya. Tetapi sekuat apapun
kemauan keras itu, putusan dan takdir Allah tetap
mengatasinya sehingga para rasul, para wali Allah, dan
ahli makrifat lainnya–ketika kemauan kerasnya tak
terwujud tetap menjaga adab waktu.

2. Hukum Kausalitas dalam Konteks Takdir Allah

Meskipun semua terjadi berdasarkan kehendak Allah,


kita tetap harus mempertimbangkan hukum kausalitas,
hukum alam sebagai ketetapan Allah. Pasalnya,
hukum kausalitas dan hukum alam sebagai sunnatullah
cukup kuat dan kuasa.Syekh M Said Ramadhan Al-
Buthi menjelaskan bahwa: “Jawabannya dapat
diringkas bahwa sikap kita terhadap Allah harus sesuai
dengan perintah-Nya. Sedangkan sikap kita terhadap
sunatullah harus sesuai dengan hukum-hukum alam
yang ditetapkan oleh-Nya sebagai asas keteraturan
alam. Allah memerintahkan kita untuk makan bila lapar,
minum bila haus, mencari obat bila sakit, dan menjaga
kesehatan serta waspada terhadap segala yang
menyebabkan kita celaka dan sakit. Kemudian Allah
juga memerintahkan kita untuk mengetahui dengan
ilmul yakin bahwa tidak ada satu pun yang berbuat
sesuatu selain Allah, tiada sesuatu berpengaruh selain
dengan sunnatullah. Kita juga diperintahkan untuk
meyakini bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dan
memerintahkan segala sesuatu di alam ini untuk
menjalankan tugas sesuai amanah yang dititipkan
padanya sebagai firman Allah pada Surat Al-Araf ayat
54, ‘Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi
hak-Nya.”

- Konsep tanda-tanda kiamat, baik kiamat sugra maupun


kiamat kubro dalam kontek kehidupan manusia di alam
semesta.
Daftar materi pada KB
2
yang sulit dipahami - Hubungan antara Taqdir dan pondasinya dalam kajian
kehidupan manusia sehari-hari. Khususnya interaksi
manusia dengan Allah Swt.
- Kemauan manusia dalam konteks taqdir Allah Swt

- Hukum kausalitas dalam konteks taqdir Allah Swt

- Implementasi penerapan hukum kausalitas dalam


kehidupan sehari-hari, khususnya dilingkungan
pendidikan.
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi - Keseimbangan antara kemauan dan hukum kausalitas
dalam pembelajaran yang terjadi.

- Antara materi dan praktek di lapangan terkadang


terdapat beberapa hal yang mengalami miskonsepsi.

Anda mungkin juga menyukai