Anda di halaman 1dari 20

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : FNA
Tanggal :

Kode Pertanyaan Jawaban informan Interpretasi

Selamat siang ibu-ibu, sedang apa FNA : Selamat siang,


nih? Saya ingin mengobrol tentang boleh mbak, silahkan,
sekolah di rumah selama pandemic kita sedang bersantai saja
yang sudah setahun ini. sambil mengawasi anak-
anak bermain.
Bagaimana pemahaman Ibu Emm.. gimana ya
mengenai pembelajaran daring ? maksudnya? Hehe.

Emm, maksudnya begini, sekolah Ya pakai HP, ya kkalau


online tuh gimana gitu, belajar enggak bisa ya nyari di
yang apa, pakai internet, pakai hpgoogle, kalau masih
atau apa menurut sepengetahuan enggak bisa ya Cuma
ibu bagaimana? dikira-kira gitu, sebisanya
lah.
Kalau pandangan ibu mengenai FNA : Wah enggak,
pembelajran daring nih, misalnya nggak bagus.
penting enggak, bagus enggak gitu RTM : Kurang baik, kan
buat anak-anak sekolah? melihat layar terus.
FNA : Eh ini wawancara
sekalian sama bu RTM
aja ya mumpung di sini.

Baik bu, jadi menurut ibu-ibu FNA : Iya, ya layar, ya


sekalian yang bikin enggak baik bergantung sama google
itu penggunaan layar ya bu? Atau juga, kan pikirannya jadi
screentime. enggak berkembang kan
ya.
RTM : iya betul.

Ada enggak interaksi anak dengan FNA : Ya ada, lewat


guru? google meet, kalau
enggak ya enggak, eh
lewat WhatsApp juga.
Kalau susahnya pembelajaran Susahnya ya selain
daring yang ibu-ibu alami apa saja orangtua harus mencari
bu? rejeki untuk menghidupi
keluarga, iya to? Itu

1
masih tetep mikir buat
bayar sekolah, buat bayar
les, masih harus ngajari
anak tugas, sedangkan
anak-anak yang masih
kelas kecil SD gitu
belum paham jadi harus
orangtua yang harus
ngasih pemahaman.
Kalo dari segi waktu bagaimana bu FNA : Ya kalau dari segi
? Jika dibandingkan sekolah waktu ya agak santai.
normal? Misalnya kalo hari normal Hehe.
kan pagi-pagi sudah riweh nyiapin RTM: Iya mbak, jadi
segala keperluan sekolah ya, misal enggak terburu-buru
“ayo cepet mandi..” nah sejak waktu pagi.
online seperti ini bagaimana bu?
Apalagi sudah berjalan setahun.

Tidak mandi tidak apa-apa ya bu? FNA : Iya haha, kan bisa
Haha. diulur waktunya gitu kan
ya bu Rat?
RTM: Iya betul, mandi
siang nggak masalah.
Haha.
Jadi ini mengubah kebiasaan ya FNA : Iya,hehe
bu, yang biasanya pagi-pagi buru-
buru, ini bisa santai tidak buru-
buru takut terlambat berangkat ke
sekolah.

Mengenai kebiasaan lain Bu, FNA : Oh tidaaak. Hehe.


misal di hari normal kan anak- RTM: Gak teratur mbak.
anak punya rutinitas, sekolah dari Hehe.
jam 7 sampai jam 13 pulang lalu
ganti baju, sholat atau makan
siang lalu habis maghrib
menyiapkan buku-buku dan
keperluan untuk besok atau
mengerjakan PR, nah kalo selama
online ini pembagian waktunya
teratur tidak bu?
Jadi lebih santai ya Bu dari segi FNA : Lebih santai tapi
waktu? ya agak cenut-cenut.
Haha.

2
RTM : Soalnya belum
tentu orangtua bisa
ngajarin.
FNA : apalagi kalo
“harus dikumpulkan hari
ini”, “harus
dikumpulkan nanti
malam paling lambat jam
sekian” , kalau gitu kan
orangtua jadi kepikiran
kalau kita belum bisa
mengajari.
Kalau keterampilan orangtua Iya berpengaruh, lha
menggunakan teknologi kalau orangtua yang
berpengaruh tidak Bu? gaptek akan lebih susah
lagi.
Kalau dari segi ekonomi FNA : (menghela nafas)
masalahnya apa saja ya bu? Pasti Emmm, sangat beraaaat..
banyak ya Bu? Hehe. Hehe
RTM : iya berat,
pengeluarannya jadi
dobel.
Kalau upaya-upaya yang RTM : Kalau saya ngalah
dilakukan untuk memenuhi aja mbak, biar aja punya
fassilitas atau kebutuhan saya dipakai anak, saya
pembelajaran daring nih Bu, nggak usah pakai nggak
bagaimana upayanya? Misalnya apa-apa, lagian saya juga
dulu anak belum punya HP sibuk menjahit.
sendiri, sekarang harus pakai HP,
nah itu upaya yang dilakukan apa (Anak bungsu FNA
saja ? memanggil, dan FNA
segera menghampirinya).

Kalau dari masalah sosial yang FNA : (Kembali ke


dialami apa saja bu? tempat duduk semula
setelah mengurusi anak
bungsunya) Maksudnya
bagaimana ya?

RTM : Yaa.. kalau masih


anak baru seperti anakku
yang bungsu kelas 7
SMP ya tidak kenal sama
teman-temannya, kenal
pun hanya teman yang

3
dahulunya satu SD
bersama.

FNA : He em.. Kalau


seperti DFA kan sudah
kenal, sudah bertahun-
tahun bareng sekolah,
tapi kalau lama tidak
bertemu ya kaya gimana
yaa? Kaya teman baru
lah.

RTM : Canggung
mungkin ya?

FNA : Iya, canggung.


Nah kalau sekolah normal dari FNA : Iya, umm.. lebih
jam 7 sampai siang kan anak di dekat rasanya, dan
sekolah tidak bertemu orangtua, he…em jadi ngerti.
semenjak sekolah daring in ikan Kalau memperhatikan
menjadi sama ortu terus yaa? Nah anakya pasti ngerti, kalo
itu ada enggak perasaan jadi lebih enggak ya enggak. Hehe.
dekat sama anak? Selain itu
apakah juga menyadari potensi
atau kelebihan yang dimiliki oleh
anak?

Kemarin saya tanya ke DFA FNA: Ya lumayan stress,


katanya dia cukup stress kalau kan ibaratnya kalau
sekolah online, nah kalau dari sisi sekolah normal kita
orangtua bagaimana Bu? menyerahkan anak ke
guru dari pagi sampai
siang , dan guru lebih
bisa menerangkan
pelajaran-pelajaran gitu,
selain itu kita kan bisa
menitipkan anak ke guru
selama di sekolah, nanti
kalo pulang sampai
rumah makan karena
udah sholat di sekolah.

RTM : Kalau anakku


yang SMP itu malah
ngurung diri di kamar
kalau mengerjakan tugas,

4
waktu itu pernah
mengerjakan soal 90
butir, disuruh sarapan
tidak mau, sudah siang
disuruh makan tidak
mau, maunya
mengerjakan dahulu biar
cepat selesai katanya.
Ditanyain marah tidak
mau diganggu, dia
merasa seperti 90 soal itu
cukup beban baginya.
Wah shock ya Bu, itu mapel apa RTM : Apa ya kemarin
bu? itu, aku masuk kamar
tidak boleh. Haha. Kalau
sudah laptopan, HP
disanding, pintu kamar
ditutup. Nanti emosi kalo
saya panggil walau
disuruh makan, karena
tau kerjaannya banyak,
begitu tugas datang gak
mau sarapan dulu
langsung masuk kamar.

Wah benar-benar kerja keras, RTM : Kalau kakaknya


kalau dengan kakaknya tidak begitu banyak tugas
bagaimana Bu? karena sudah kelas 3.

Dari kesulitan-kesulitan yang FNA : kalau anakku les


sudah dialami, bagaimana cara ibu seminggu dua kali, di
sebagai orangtua mensisasati tempat mbak UM.
pembelajaran daring?
RTM: Anakku yang
kelas 7 sejauh ini masih
belajar sendiri, belum
ikut les di luar, kalau
yang kelas 12 kan sudah
mau lulus SMK juga
tidak les, yang paling
kecil masih TK saya
yang membimbing.
Kalau yang setingkat anak bu RTM: Kalau yang kelas
RTM yang kelas 7 dan kelas 12 7 dan 12 sudah bisa jalan
untuk mengerjakan tugas atau sendiri.
mengikuti kelas online sudah bisa

5
inisiatif sendiri, mandiri atau FNA: Waah.. kalau
masih harus disuruh-suruh? anakku yang SD belum
bisa sepenuhnya mandiri,
atau inisiatif sendiri, saya
harus mengingatkan dan
mendorong-dorong.
Selama sekolah online, budaya FNA : Ohh tidak pernah.
tulisnya pada berkembang tidak Haha.. Anakku tidak
sih Bu? Sering mencatat atau pernah mencatat kalau
tidak ? tidak disuruh.

RTM: Kalau anakku


mencatat tapi tidak
banyak, yang kiranya
penting tidak dicatat.
Lalu, apakah daya imajinasi, FNA: Emm.. kayaknya
inovasi dan argumentasinya tidak.
berkembang? Misal anak mampu
berpikir kreatif di luar kebiasaan RTM : Apay a?
atau di luar contoh yang telah Kayaknya tidak deh.
diberikan dan mampu
memberikan pendapat atau
gagasannya?

6
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : ZZN & FDN
Tanggal :

Kode Pertanyaan Jawaban informan Interpretasi

Selamat siang ibu-ibu, apakah ibu ZZN: Selamat siang mbak,


sedang sibuk? Sesuai dengan janji baiklah, saya juga sudah
yang telah kita buat kemarin, ibu tidak ada pekerjaan yang
bersedia untuk wawancara dengan mendesak, hanya menjaga
saya terkait pembelajaran daring di warung saja.
masa pandemic yang sudah
setahun anak-anak tidak sekolah di (terdengar 3 anak sedang
sekolah. bermain game di depan
warung, salah satunya
adalah anak bungsu
informan)
Jadi begini Bu, pembelajaran ZZN : Yaa… keberatan,
daring ini kan sudah berjalan maksudnya, punya
hingga satu tahun, bagaimana kegiatan anu… Emm… ya
pemahaman Ibu mengenai gimana ya ? Jadi enggak
pembelajaran daring ? fokus gitu lho. Soalnya
ada kegiatan lain, kalo gak
ada sambilan ya mungkin
bisa. Misalnya kerjaanku
cuma masak atau
pekerjaan domestic tok ya
mungkin bisa fokus, kalo
disambi-sambi susah
fokusnya.
Ooh… Begitu ya Bu, kadang Iya betul. Dulu jamannya
malah begini ya bu, kan anak pertama yang saat ini
menggunakan teknologi jadi sudah SMA, dan tidak
dianggap lebih enak dan lebih banyak kegiatan saya bisa
mudah , tapi ternyata tidak mendampingi full, tapi
seindah yang dibayangkan ya Bu? saat ini punya kesibukan
jadi rasanya repot apalagi
sekarang anakku ada 3 dan
sambil jualan warung gini.
Anak kedua kelas 5, anak
ketiga kelas 3 di sekolah
yang sama.

7
Ini adeknya udah kelas 3 to bu, Iya, hehe…dulu 6 tahun
saya kira kelas 1. Hehe… masuk SD, soalnya kalau
saya masukkan SD umur
7tahun nanti barengan
sama kakaknya yang
kedua pas masuk SMA
dan dia masuk SMP.

O begitu, sekolah mau menerima Iya, kalau di swasta bisa.


murid yang umurnya belum tujuh Mereka di SD
tahun ya bu? Muhammadiyah S 4. Dulu
anak yang pertama juga
6tahun masuk SD nya.

Terus nih Bu, pergulatan orangtua Yaaa, nggak mesti sih,


dalam mendampingi anak kalau anaknya lagi mau
pembelajaran daring apa saja ya? diajarin ya enak, kalau lagi
Jadi misal di hari normal, tidak tidak mau ya susah,
ada pandemi kan pagi-pagi tergantung situasi dan
membangunkan anak , sarapan, kondisi. Apalagi anak kan
berangkat, mengantar misalnya. beda-beda, kalau sama
Lalu setelah itu selama jam guru kan manut nurut, kalo
sekolah ibu pasrah sama guru sama ibunya berani gitu
sampe pulang sekolah nanti, nah lho jadi ya gimana ya
kalo sekolah di rumah begini kita jadinya…
harus berbagi pekerjaan antara
rumah tangga atau pekerjaan di
luar dengan mendampingi anak,
itu bikin pusing atau biasa aja atau
bagaimana?

Kalau ikut les? Ada tidak yang Kalau yang anakku yang
ikut les ? kedua, baru-baru ini
masuk kelas 5 saya leskan.
Soalnya ini anakku yang
kedua agak kurang apalagi
di mata pelajaran
matematika. Lha, saya
udah bingung lagi caranya
gini tapi kok anak nggak
mudeng-mudeng.
Misalnya ada porogapit
kalo saya terangkan satu

8
persatu, dia mudeng, tapi
pas saya lepas kok dia
nggak bisa, lha aku kan
bingung to, jadi belum
seutuhnya bisa, saya juga
sudah bilang ke gurunya
kalo dia agak kesulitan,
saya belum yakin dia udah
bisa sendiri. Pokoknya
beda lah cara penyampaian
guru dengan cara
penyampaian orangtua . ya
mungkin kita ngerti, tapi
cara menyampaikannya ke
anak itu susah. Kadang
malah berakhir dengan
nangis , saya kan jadi
mikir to nanti ndak
anaknya stress, ya sudah
saya leskan saja, tapi kok
ya les nya kayak ogah-
ogahan tapi ya gimana
lagi. Tapi sekarang
sekolah tatap muka
terbatas 1 minggu sekali
ya Alhamdulillah lumayan
membantu.

Lalu, waktu ibu curhat ke guru Ya memaklumi, soalnya


mengenai kesulitan anak, respon banyak keluhan kayak
gurunya bagaimana ? gitu. Dulu zoom seminggu
sekali, pas udah boleh
PTM tidak ada zoom. Lha
udah kelas 5, kalau kaya
adeknya yang masih kelas
3 saya masih santai.

Kalau dari segi masalah kultural Kalau kebiasaan ya jelek


dalam pembelajaran daring ada mbak , maksudnya jadi
tidak bu? Terkait dengan sering pegang hp. Tapi ya
kebiasaan atau secara budaya? gimana lagi, keadaannya
kaya gitu.

Setiap anak sudah memiliki HP Tidak, ini yg masih SD


masing-masing bu? memakai HP saya.

9
Kalau dari masalah ekonomi bu? Yaa kalau ekonomi yaitu,
internet, saya jadi
nyambung wifinya punya
kakak ipar, karena kalau
pakai kuota boros banget
apalagi kalo dipake zoom,
ya kita tetep beli atau
bayar wifi, tapi lebih
ringan karena patungan.
Tapi sekarang dapat kuota
belajar ya itu cukup
membantu.

Kalau masalah sosial gimana bu? Kalau hubungan dengan


Misal hubungannya dengan teman-teman dan guru
teman-teman, dengan guru, jelas berkurang banyak,
dengan orangtua. jarang berkomunikasi.
Kalau dari psikis, hal apa yang ibu Stress…ya jelas… hahaa .
rasakan ? Dan juga selama di rumah tidak fokus,
membersamai anak, ada tidak bosen juga.
ditemukan misal kakak sulung Malah yang keliatan itu
cenderung minat bakat atau kalo anak suntuk mbak.
potensinya di bidang ini, adeknya Haha… Tapi ya
di bidang itu, apa gimana bu ? bagaimana, mau keluar
cari kegiatan ya kegiatan
apa.
Kemarin -kemarin itu
masuk pertama agak
batuk, tak suruh enggak
berangkat tapi anaknya
udah berharap masuk
sekolah, akhirnya tetep
berangkat.

Sudah pengen banget masuk Iya kakaknya sudah


sekolah ya bu.. Kalau kakak mandiri, Cuma kadang
sulung udah SMA udah cukup nanya-nanya kalau Bahasa
mandiri kalau ada tugas? Inggris. Yang les cuma
anak tengah. Kalau kakak
sulung dulu pernah les
online itu lho mbak, apa
aitu namanya lupa aku, per
paket gitu, tapi bukan
ruang guru, yang agak
murah itu namanya apa ya
aku lupa. 300 – 400 ribu

10
per paketnya, dulu tapi,
sekarang udah enggak.
Oh iya bu ada tidak indikator atau Yaa enggak semua, kalau
tanda anak sudah bisa belajar kakak sulung ya sudah
mandiri ? Misalnya ada tugas, si inisiatif, kalau adek-
anak langsung mengerjakan atau adeknya harus tetap selalu
harus dikejar-kejar dulu? diingatkan atau disuruh.

Kalau waktu anak-anak zoom atau Eeee… biasanya dikasih


google meet apakah mereka tugas, ya mencatat. Nyatet
mencatat? Apakah mereka punya e ya cuma sebagian nggak
catatan yang mereka buat sendiri? sebanyak di sekolah.
Apalagi anakku yang
tengah, kadang saya
dampingi kalo zoom kalo
ada tanya jawab saya
dorong untuk menjawab,
tidak hanya diam saja tapi
dia sering tidak mau jadi
hanya memperhatikan atau
mendengarkan saja, pasif
gitu mbak, anaknya
pemalu. Kalo yang kelas 3
sering nggak mau
mencatat sendiri jadi harus
dikasih contekan catatan.
Kalau dalam hal berimajinasi, Wah tidaak… kerjaannya
berargumentasi dan berinovasi malah ngegame melulu
apakah ada perkembangan atau mbak. Hahaha… Kita
tidak Bu? sesame wali murid rata-
rata keluhannya hampir
sama, stress mbak. Hehe…
Soalnya emak-emak udah
capek, kerjaan rumah atau
kerjaan di luar, belum lagi
kalau punya balita,
ditambah harus
menggantikan guru
sekolah.

Jadi malah bikin anaknya Iya, malah nangis atau


ngambek ya bu ? Hehe… merajuk “ibuk ki galak” .
Lha kalau saya tinggal
melayani pembeli di
warung dia sudah lari dari
tugasnya atau udah beralih

11
nge game , gimana saya
nggak jengkel to?
Hehehe… Mau saya tuh
dicoba dulu mengerjakan
sendiri, salah nggak apa-
apa nanti kita cek bareng-
bareng, lha maunya
dituntun mengerjakan, lha
saya kan juga harus
melayani pembeli warung,
mau saya gitu.

Tapi ditinggal melayani pembeli, Iya haha… Jengkel aku


anak malah kabur ya bu? Hehe… kadang. Kalo nggak ya
cuma nulis soalnya saja ,
nggak mau nyari-nyari
jawaban di buku atau
google, jadi Cuma nerima
jawabannya aja gitu lho.
Hahaha… beda sama
jamanku dulu, hahaha…
Sekarang mah kalo nggak
nemu jawaban “ah nyari
di google aja.” Ngitung
aja kalo di rumah pakai
kalkulator , hehehe…

Lalu, waktu ujian semisal Iya, dikerjakan di rumah


Penilaian Tengah Semester, saya tunggui.
Penilaian Akhir Semester itu Saya nggak ngasih tau
bagaimana Bu? Kan dikerjakan di jawaban, tapi sepertinya
rumah ya? Itu Ibu tunggui atau kalau ngitung pake
bagaimana ? kalkulator dan mencari
jawaban di internet iya.
Kalo mengajari enggak,
mbok biarin nilaimu mau 4
ya terserah yang penting
ibu nggak mau ngajari
kalau ujian.
Ini sesi curhat Pak, curhat sekolah (Suami ZZN datang
online. Hehehe… setelah pulang dari
sawah)
FHD: Ada apa ini?

ZZN : Simbok-simbok,
bagaimana Pak kalo

12
pendapatmu soal sekolah
online ini? Kan anaknya
kita berdua, jadi tanggung
jawab kita berdua.
Hahaha..

FHD: Wah ha kalau waktu


sekolah bapaknya pergi
bekerja, jadi tidak tahu
menahu. Hahaha

13
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : ZUL
Tanggal :

Kode Pertanyaan Jawaban informan Interpretasi

Pembelajaran daring ini kan sudah Yaa kalau efektif y tidak,


berjalan hingga satu tahun ya bu, intinya ya… bingung lah,
bagaimana pemahaman Ibu intinya harusnya anak le
mengenai pembelajaran daring ? memahami ki kalo lewat
Apakah menyenangkan, apakah HP tetep bingung, beda
membuat pusing,apakah membuat dari tatap muka daripada
darah tinggi karena anak tidak daring. Intinya kurang
nurut atau bagaimana menurut jelas lah.
ibu?

Kalau anak Ibu sering pake zoom Pakai zoom iya seminggu
atau google meet tidak Bu? sekali. Kadang kendala
sinyal biasanya. Sekarang
udah mulai masuk setiap
hari mulai Oktober.
Dari Juli kan pernah ada
wacana tatap muka tapi
ada surat edaran tidak jadi
tatap muka karena waktu
itu angka covid naik lagi.
Jadi mulai Oktober ini
udah mulai tatap muka, 2
hari pelajaran, 4 hari
konsultasi tugas dan
kesulitan siswa semacam
les gitu lho.

Untuk lesnya itu tambah biaya Iya, tambah membayar


tidak Bu? Atau sudah termasuk lagi, satu tahun ajaran
SPP bulanan? 610.000.
Lesnya untuk kelas 6 ini
hanya mata pelajaran yang
diujiankan, Bahasa
Indonesia, Matematika dan
Ipa tok, jadi 4 hari khusus
3 mapel itu, yang dua hari
semua mapel. Tapi

14
sepertinya kalau yang
kelas 6 yang dikejar itu 3
mapel ujian.

Selain itu ikut les di luar tidak bu? Iya, les di pak ND dekat
ringroad. Ya saya coba
mbak, siapa tau nanti ada
pengalaman lain karena
nggak jadi satu sama
temen-temen kelasnya,
biar srawungnya lebih
luas. Dulu waktu kelas 4
dan 5 RFD ikut les di
tetangga di mas AF, tapi
kok ini mulai tahun ajaran
baru belum mulai lagi,
sekarang mas AF
mengajar lesnya sendirian,
soalnya yang dulu bantuin
yaitu mas AJ udah pindah.
Sekarang guru di SD udah
banyak yang ganti, muda-
muda kalo yang sekarang.
Kalau anak ibu belajar dibimbing Iya, anakku juga iya, dia
ibunya mau tidak ? Karena dari belajar sama JN. Saya
beberapa orang yang saya temui mengakui mbak, memang
nih bu, Sebagian besar anak-anak anak-anak kok tidak mau
tidak mau kalau diajari ibunya, ya kalau diajarin ibunya?
maunya sama oranglain, misal Bahkan si GRP yang
kalo di kampung ini ya sama JN, kakaknya tentor bimbel
GH, dan saya, seperti anak-anak dan pinter aja milih ikut
tuh tidak percaya kalau ibunya les sama orang lain.
yang ngajarin. Hahaha…

Strategi orangtua dalam Hahaa… Iya… pasti


memfasilitasi anak untuk ngejar-ngejar. Kan saya
pembelajaran daring ini les ya bu, juga ada grup wali, setiap
lalu apakah ibu juga sering hari ibu guru juga
mengerjar-ngejar anak untuk mengirim tugas di situ jadi
segera mengerjakan tugas atau saya tau tugasnya apa saja.
dengan kata lain memonitori anak Tapi saya akui anakku jadi
dalam tugas-tugasnya? bangunnya enggak gasik
seperti jamannya sekolah,
kecuali ada tatap muka
pagi, kalo tatap mukanya

15
setelah dhuhur ya sering
males-malesan bangun
pagi. Tapi untuk tugas ya
tetap saya kejar-kejar biar
segera mengerjakan, saya
tanyain tugas ini sudah
dikerjakan atau belum.
Jawabnya ya kadang
“ntar” “ntar nunggu
mbak JN” soalnya JN kan
juga kuliah online to,
kadang malam hari,
kadang setelah jam 1
siang. Pokoknya kata
“ntar” itu pasti ada.
Jadi bikin darting, darah
tinggi. Apalagi kalau zoom
itu ya, tiba-tiba koneksi
terputus nanti masuk lagi
bisa keluar lagi, itu kalo
anak udah emosi dan
moodnya nggak bagus,
ibunya juga ikut emosi.
Apalagi kalo orangtuanya
gaptek kan ya mbak, dan
nggak mau belajar, tambah
susah.

Kalau dari sisi sosial masalahnya Kalau anakku ya sering


apa saja Bu? WA nan sama temannya,
Misal kalau tatap muka kan kadang ditanyain jawaban
berinteraksi dengan teman- dari tugas juga. Terus
temannya, misalnya bertanya soal anakku menjawab caranya
tugas atau sejenisnya. begitu sampai dikasih
jawabannya, dia bilang
“nggak apa-apa bu
sekarang aku ajarin, dan
aku kasih jawaban tapi
besok kalo ujian aku gak
mau ngasih contekan”
begitu anaknya.

Oh, berarti nggak hanya Iyaa, tapi ya RFD juga


berkompetisi ya bu, tapi saling suka jengkel kalau
bekerja sama juga. temennya sudah dikasih

16
tau tetap tanya, katanya
“kok tanya terus sih”
misalnya udah nanya 5
nomor, kok sebentar-
sebentar masih nanya, dia
jadi jengkel sama
temennya. Hahaa… Kalo
dia belajar sama JN ya
saya bilang ke JN, kalo
misal matematika ya kasih
tau aja cara langkah-
langkah mengerjakannya,
biar dia mengerjakan
sendiri, biar otaknya juga
jalan.

Kalau dari segi psikis ibu Iya betul, aku setuju itu.
menjumpai tidak masalah- Terus terang saja saya
masalahnya? Misal kebingungan- suka kalo anak sekolah.
kebingungan, lelah mental, bosan Soalnya anak tuh kalo
dan lain-lain. Contohnya kemarin sama orangtua ya gitu lah
saya tanya ke seorang anak “suka mbak, beda kalo sama
belajar di sekolah atau di gurunya. Kalau di rumah
rumah?” katanya “ya disekolah kita orangtua aja sering
lah mbak. Di rumah kalah sama anak.
bingung..eee… nggak dapat uang Pokoknya kita orangtua
saku juga.” juga suka bingung.
Kemarin aja waktu mau
awal tatap muka kita
masih agak ketakutan lho.

Oh iya bu, kemarin keluarga ibu Iya, waktu kami


sempat positif covid ya? Waktu sekeluarga isolasi mandiri
angka sedang tinggi-tingginya. karena covid itu, RFD
Aduh maaf sebelumnya kalo ini belajar di rumah
mungkin menimbulkan trauma semampunya dia, oleh
atau memicu kesedihan lagi… gurunya juga diberi
semangat pokoknya
sembuh dulu, jangan anu...
Emm… terlalu musingin
belajar, maksudnya kamu
sembuh dulu. Ya
semampunya di rumah,
pas ada tugas yang
bahannya harus beli di luar
ya nggak saya kirim

17
tugasnya, wong kita nggak
bisa keluar, lha wong pada
takut. Hihi… Halah ya
Allah mbak, lha wong
saya keluar di teras aja
tetangga lalu buru-buru
masuk, padahal kan
jaraknya lebih dari 5
meter.
Owalah… jadi ada perasaan takut, Iya betul.
cemas dan diasingkan ya bu,
belum lagi juga memikirkan
sekolah karena Ananda sudah
kelas 6 sebentar lagi masuk SMP.

Lalu, ada tidak indikator belajar Oh sudah


mandiri yang dimiliki oleh anak? Alhamdulillah.Sudah bisa
Semisal anak udah paham akan mudeng oh tugas ini pakai
tanggung jawabnya, sudah tau buku ini, ya dia sendiri
tugasnya apa saja dan yang menyiapkan. Jadi
menyiapkannya sendiri, jadi misal ada pesan masuk di
belajar atas kemauan sendiri, grup WA saya cuma
inisiatif gitu. bilang “eh ini ada tugas”
ya saya suruh membaca
sendiri, saya cuma
mengingatkan saja sudah
mengerjakan apa belum.
Kalau budaya tulis berkembang Oh tidak. Hahaha… Dia
tidak bu? Sering mencatat atau milih ngeprint, kecuali
tidak? kalau gurunya menyuruh
untuk mencatat, dia akan
mencatat, tapi kalau
enggak atau “diprint saja”
ya milih ngeprint.
Hahaha… Enak ngeprint,
katanya “capek e nulis
tuh.”
Lalu soal nilai akademis ada Adaaa… bagus kalo
perbedaan tidak bu jika sekolah normal.
dibandingkan antara sekolah di Menurut saya, saya lebih
rumah dan di sekolah saat suka kalo sekolah normal
normal? di sekolah, mau
gimanapun kalo sekolah
normal itu hasilnya
sendiri, dan lebih percaya
kemampuan anak kalau

18
sekolah normal gitu lho
seberapun skornya.
Kalau di rumah kan anak
bisa curang dalam
mengerjakan tugas atau
ujiannya, kalau di sekolah
kan hasil jujur anak
mengerjakan guru.

Kalau ibu mengamati, apakah Ada. Jadi pernah ada tugas


selama sekolah daring ini ada membuat suatu makanan
perkembangan dari segi imajinasi, nih, dia melihat-lihat di
argumentasi dan inovasi? youtube, dia bisa
Misalnya dalam mengerjakan berimajinasi membuat
tugas tertentu anak bisa kreasi yang lain dari hasil
mengerjakan sesuai imajinasi dan mengamati dan ada yang
inovasinya sendiri, bukan dari diubah-ubah sendiri. Jadi
contoh yang diberikan. sekarang anak-anak tau
jajanan aneh-aneh to
jadinya. Coba kalo di
sekolah, taunya ya
membuat makanan itu-itu
saja. Terus kalo saya
mengamati ada perubahan
drastis pada anak-anak
perempuan seumuran
anakku, dari gaya
berpakaiannya, gestur
tubuhnya sudah seperti
anak gadis yang puber.
Haha.

Itu dari lihat HP ya bu, jadi juga Iya, bener-bener anak


menimbulkan perubahan perilaku sekarang HP-an terus dan
dari anak. tidak pergi sekolah jadi
bergaulnya sama anak-
anak yang bermacam-
macam, anak SD main
sama anak SMP, trend
ngecat rambut ikutan, pake
catok rambut. Beda kalo di
sekolah kan ya, kalau di
sekolah anak kelas 4 ya
mainnya Sebagian besar
sama kelas 4 juga,

19
kegiatannya ya kegiatan di
sekolah.
Belum lagi kalau sama anak-anak He…em betul, kadang aku
yang lebih besar bisa terpengaruh jadi gimana ya… ckkk …
kata-kata yang kurang pantas gitu jadi kaya kesopanan anak-
ya bu misalnya, tapi anak tidak anak jaman sekarang itu
tau itu artinya apa dan untuk kurang.
konteks yang bagaimana.

20

Anda mungkin juga menyukai