Anda di halaman 1dari 15

NAMA” KOMPONEN PADA ALAT BERAT

1. Bucket

Bucket adalah keranjang yang berfungsi untuk menunjang fungsi utama excavator
untuk mengeruk. Bentuk bucket ini seperti keranjang dengan ujung bucket terdapat
beberapa jari-jari. Fungsi jari-jari ini seperti garpu yang mempermudah proses
pengerukan.

Ada beberapa jenis bucket, antara lain ;

Ripper bucket, merupakan jenis bucket yang paling umum digunakan untuk
pengerukan tanah.

Rock bucket, jenis ini memiliki gigi lebih renggang namun kuat dan tajam fungsinya
untuk menembus bebatuan atau mencabut akar pohon.

Slope bucket, jenis ini tidak memiliki gigi namun dimensinya cukup lebar, biasa
digunakan untuk meratakan permukaan.

Clamshell bucket, memiliki dua bucket yang bergerak mencapit, berguna mengeruk
dengan arah tegak lurus.

2. Bucket cylinder

Bucket cylinder merupakan aktuator sistem hidrolik yang berbentuk silinder,


lokasinya ada pada arm atau lengan excavator. Fungsi bucket cylinder, adalah untuk
menggerakan bucket agar bisa bergerak mengayun.

3. Arm

Arm atau lengan excavator berfungsi untuk mengayunkan bucket lebih jauh, berkat
adanya lengan ini jarak ayunan bucket bisa lebih jauh sehingga mampu menunjang
fungsi lebih luas. Selain sebagai pengayun, arm ini juga dijadikan tempat peletakan
bucket cylinder.

4. Arm cylinder

Arm cylinder adalah aktuator hidrolik berbentuk tabung yang terletak pada boom
excavator, fungsinya untuk menggerakan arm agar dapat mengayun.

5. Boom

Boom adalah lengan besar yang terhubung langsung ke excavator, fungsi boom ini
adalah untuk mengayunkan arm lebih jauh lagi sehingga jangkauan gerak bucket
bisa lebih jauh.

6. Boom cylinder

Boom cylinder merupakan aktuator hidrolik yang terdapat pada boom, fungsinya
untuk menggerakan boom naik turun. Silinder ini sama seperti arm cylinder dan
bucket cylinder. Namun dalam sebuah excavator umumnya memiliki dua boom
cylinder, mengingat beban angkat boom cylinder paling berat dibandingkan silinder
lain.

7. Track

Advertisement

Track adalah kaki excavator, kaki excavator tidak terbuat dari ban seperti kendaraan
pada umumnya. Kaki excavator terbuat dari rantai besi mirip tank. Ini dimaksudkan
agar excavator mampu bergerak pada medan curam sekalipun.

Track sendiri, ada beberapa bagian lagi ;

Track frame, merupakan batang besi sebagai rangka roda excavator.

Final drive, roda gigi yang berfungsi menggerakan rantai track.

Roller, merupakan kumpulan roda gigi statis sebagai tumpuan excavator.

Front idler, merupakan roda gigi untuk mengubah arah putaran rantai track.
Track shoes, adalah rantai track yang akan menyentuh permukaan jalan secara
langsung.

8. Swing drive

Berfungsi sebagai engsel antara body excavator dengan track excavator, komponen
ini memungkinkan body excavator berputar 360 derajat.

9. Cabin

Cabin adalah ruang pengoperasian excavator, fungsinya sebagai ruang operator


untuk mengendalikan excavator.

10. Engine/Hydraulic pumo room

Ini terletak dibagian belakang body excavator, fungsinya untuk meletakan mesin dan
perangkat pompa hidrolis yang digunakan sebagai sumber penggerak excavator.

1. Crawler Excavator

2. Backhoe Excavator
3. Dragline Excavator

Sistem Kontrol Engine Pada Hitachi EX3600-6

Rekan mekanik alat berat, kali ini kita akan sedikit sharing mengenai 4 sistem kontrol
engine pada hitachi ex3600-6. Ada apa saja sistem kontrolnya? Berikut adalah
penjelasannya.
1. Kontrol Kecepatan Engine

Fungsi: Mengontrol kecepatan engine dan output torque sesuai response signal dari
engine control dial dan engine loads.

Operasi:
1. Saat engine control dial digerakan, maka engine control dial
mengirimkan  electrical signal  ke ECM sesuai dengan operating stroke.
2. ECM mengoperasikan fuel injector sesuai response signal dimaksudkan untuk
mengontrol kecepatan engine.
3. Pada saat yang sama, ECM menerima signal dari crank revolution sensor.
4. ECM menutuskan status beban engine yang terjadi, lalu mengontrol fuel injector
dengan jumlah yang sesuai untuk diinjeksikan.
5. Deteksi data dari crank revolution sensor diteruskan ke IDU melalui DLU menuju
ke CAN line.

2. Kontrol Low Temperature Start


Fungsi: Memanaskan intake air saat intake air temperature terlalu rendah (-5 C
(23F) atau lebih rendah) dengan menginjeksikan ether kedalam intake manifold
untuk mempermudah engine starting ability.

Operasi:
1. Saat key switch diposisikan ON, engine inlet air temperature sensor mengirimkan
electrical signal ke ECM.
2. Tekan engine start switch, bilamana intake air temperature rendah (-5 C (23F)
atau lebih rendah), maka ECM akan mengaktifkan ether solenoid valve dan memutar
starter motor.
3. ECM menghentikan kerja ether solenoid valve, saat electrical signal dari crank
revolution sensor lebih dari 500 rpm.
4. Dengan ether dimasukan ke intake air, akan mempermudah proses pembakaran
engine.
5. Saat engine tidak hidup, tekan engine stop switch, lalu tekan engine start switch
lagi.

3. Kontrol Auto-Idle

Fungsi: Mengurangi fuel consumption dan noise level dengan menurunkan engine
speed saat pilot control lever diposisikan neutral dengan auto-idle switch ON.

Operasi:
1. MC menerima signal dari auto-idle switch dan control signals (front/swing, dan
travel) dari ELU.
2. MC mengirimkan signal ke ECM saat lever control signal dari ELU menjadi zero
(0) dengan auto-idle switch ON.
3. ECM mengurangi engine speed pada kecepatan auto-idle sekitar 1400+50 rpm
dengan mengontrol fuel injector 3 detik setelah menerima signal dari MC.
4. Crank revolution sensor memeriksa engine speed dan mengirimkan signal ke ECM.
Lalu, ECM bisa mengetahui bahwa engine speed berkurang ke auto-idle speed.
5. MC mengirimkan auto-idle mode signal ke IDU melalui CAN. Lalu, IDU
menampilkan auto-idle icon pada monitor display.
6. Saat control lever digerakan dan MC menerima lever control signal dari ELU,
maka MC menghentikan pengiriman ke ECM. Lalu, ECM menaikan engine speed ke
speed yang disetting oleh engine speed lever.
NOTE: Dalam kasus signal dari accelerator sensor lebih rendah dari auto-idle speed
pada140050 rpm, maka auto-idle control tidak diaktifkan.

4. Kontrol Engine Protection

Fungsi: Saat ECM mendeteksi sebuah kerusakan, maka kontrol engine protection
mulai bekerja untuk menghidari kerusakan engine.
Operasi:
1. Saat ECM menerima signal kerusakan dari bebera sensor dibawah ini, maka ECM
mengirimkan informasi ke CAN.
– Coolant temperature (High)
– Engine Intake air temperature (High)
– Engine oil pressure (Low)
– Coolant level (Low)
– Fuel temperature (High)
– Crank case pressure (High)
– Coolant pressure (Low)
– Engine oil temperature (High)
2. ECM mengurangi jumlah fuel injection pada injector dan menurunkan engine
speed.
3. MC menerima informasi kerusakan engine dengan menggunakan CAN. MC
menghentikan signal ke power increase solenoid valve dan mengirimkan signal ke
power decrease solenoid valve. Dengan demikian sudut displacement pump dikurangi
dan beban engine akan berkurang.

NE revolution sensor (crank angle sensor)


Bila celah signal pada flywheel melewati sensor,garis gaya magnet yang memotong
coil berubahdan dibangkitkan tegangan lestrik AC didalamcoil.
Lobang (celah) signal disediakan pada flywheelsetiap 7.50, tetapi ada 3 tempat dimana
tidakada celah, sehingga total ada 45 celah signal.
Sehingga, untuk setiap putaran engine,dihasilkan 90 pulsa. Dari signal ini,
putaranengine dan sudut crank (crank angle) dideteksi.
NE revolution sensor (crank angle sensor)
Bila celah signal pada flywheel melewati sensor,garis gaya magnet yang memotong
coil berubahdan dibangkitkan tegangan lestrik AC didalamcoil.
Lobang (celah) signal disediakan pada flywheelsetiap 7.50, tetapi ada 3 tempat dimana
tidakada celah, sehingga total ada 45 celah signal.
Sehingga, untuk setiap putaran engine,dihasilkan 90 pulsa. Dari signal ini,
putaranengine dan sudut crank (crank angle) dideteksi.
G revolution sensor (cylinder judgementsensor)
Sama kerjanya seperti NE revolution sensor,perubahan garis gaya magnet yang
memotongcoil menghasilkan tegangan listril AC didalamcoil.
Piringan roda gigi (disc-shaped gear) dipasangditengah-tengah camshaft dari high-
pressurepump mempunyai suatu notch setiap 1200, danjuga terdapat extra gigi pada
satu titik.Sehingga, untuk setiap 2 putaran engine,dihasilkan 7 pulsa.

Kombinasi dari pulsa-pulsa NE revolutionsensor dan G revolution sensor dikenal


sebagaipulsa standard cylinder No.1
Water temperature sensor
Watertemperaturesensormendeteksitemperaturairpendinginenginedanmengirimkanny
a ke ECU.Sensormenggunakan suatu thermistor yangberubah harga tahanannya
terhadaptemperatur. ECU memberikan teganganlistrik ke-thermistor dan mendeteksi
dengantegangan yang terbagi menjadi nilai tahanandidalam computer dan nilai
tahanan darithermistor.

Fuel temperature sensor

Fuel temperature sensor mendeteksitemperatur fuel dan mengirimkannya keECU.


Sensor menggunakan suatuthermistor yang berubah harga tahanannyaterhadap
terhadap temperatur. ECUmemberikan tegangan listrik ke mendeteksi dengan
tegangan yangterbagi menjadi nilai tahanan didalam computer dan nilai tahanan dari
thermistor.

System CRI mengontrol jumlah fuel injeksi dan timing injeksi fuel yang lebih sesuai
daripada mechanical governor dan timer yang digunakan pada fuel injection pump
yang konvensional.System pengontrolan melakukan kalkulasi yang perlu didalam
ECU dari sensor-sensor yang dipasang pada engine dan machine, dan mengontrol
timing dan panjang waktu arus listrik dialirkan ke injector sehingga system CRI dapat
melakukan injeksi fuel yang optimum pada timing injeksi fuel optimum.

Comon rail syistem


1. Control function for fuel injection amount
Berfungsi untuk mengontrol jumlah fuel injeksi menggantikan fungsi governor
konvensional. Fungsinya mengontrol injeksi fuel sehingga diinjeksikan sejumlah fuel
yang optimum, berdasarkan signal dari engine speed dan accelerator angle.

2. Control function for fuel injection timing


Berfungsi mengontrol timing injeksi fuel menggantikan fungsi dari timer. Fungsinya
mengontrol injeksi fuel sehingga fuel diinjeksikan dengan timing yang optimum,
berdasarkan signal dari engine speed dan jumal fuel injeksi.

3. Control function for fuel injection pressure (common rail pressure control
function).
Berfungsi untuk mengontrol tekanan injeksi fuel (common rail fuel pressure control
function) mengukur tekanan fuel dengan menggunakan fuel pressure sensor dari
common rail. Fungsi ini memberikan feed back ke ECU dan mengontrol jumlah
aliran fuel dari fuel supply pump. Control function ini mengontrol tekanan feedback
sehingga nilai optimum yang di-set cocok sesuai dengan engine speed dan jumlah fuel
injeksi

      

Kapasitas produksi hydraulic excavator tergantung pada 2 faktor, yaitu cycle time dan
bucket faktor. Akan tetapi tidak hanya itu saja, ada juga faktor jenis material dan
faktor keahlian si operator. Untuk  menghitung estimasi kapasitas produksi  hydraulic
excavator dapat menggunakan rumus sbb :
Dimana :

KB = Kapasitas Bucket (m3)


bf = Bucket faktor
FK = Faktor Koreksi terdiri dari :
-Faktor kesiapan mesin
-Faktor efisiensi waktu
-Faktor ketrampilan operator
Ct = Cycle time (second)

Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Excavator

1. CYCLE TIME
Perhitungan cycle time hydraulic excavator tergantung dari :
a. Ukuran alat (ukuran yang kecil mempunyai siklus yang lebih cepat dibanding
dengan yang lebih besar)
b. Kondisi kerja (dengan kondisi kerja yang baik excavator memiliki siklus yang lebih
cepat dibandingkan dengan kondisi kerja yang lebih berat). Karena banyaknya
variable yang dapat mempengaruhi kerja hydraulic excavator maka tidaklah mudah
untuk menunjukkan dengan tepat berapa besar cycle time dari hydraulic excavator
tersebut.
Cycle time hydraulic excavator terdiri dari :

a. Excavating time (digging time)


b. Swing time (loaded)
c. Dumping time
d. Swing time (empty)
Berdasarkan Komatsu Spesification Hand Book, maka standar dari cycle
time komatsu hydraulic excavator adalah sebagai berikut :

Untuk mengitung cycle time dapat juga dengan cara menggunakan


tabel-tabel di atas dengan cara sebagai berikut :
Cycle time = Standar cycle time x Conversion faktor

2. BUCKET FAKTOR

Bucket factor tergantung dari jenis material yang akan digali. Menurut tabel dari
Komatsu Spesification Hand Book , bucket faktor adalah sebagai berikut:

Bucket factor untuk  Backhoe


Excavating Condition                                            Bucket Factor
Easy                            Clayey Soil, Clay, or Soft Soil                            1.1 ~ 1.2
Average                      Sandy Soil, Sand Soil                                          1.0 ~ 1.1
Rather Difficult        Sandy Soil with Gravel                                      0.8 ~ 0.9
Difficult Loading    Blasted Rock                                                        0.7 ~
0.8Bucket factor untuk  Loading Shovel
Excavating Condition                                          Bucket Factor
Easy                          Clayey Soil, Clay, or Soft Soil                              1.0 ~ 1.2
Average                    Sandy Soil, Sand Soil                                            1.0 ~ 1.1
Rather Difficult      Sandy Soil with Gravel                                        0.8 ~ 0.9
Difficult Loading    Blasted Rock                                                          0.7 ~ 0.8

Anda mungkin juga menyukai