Anda di halaman 1dari 32

Anti-lock Brake System

Sebuah sistem yang mencegah roda mengunci dalam pengereman


mendadak, atau ketika kendaraan melintas di permukaan licin, dan
menjaga agar kendaraan tetap terkendali.
Sistem ini memungkinkan pengendara terlindungi dari potensi
kecelakaan yang disebabkan oleh roda yang mengunci dan
membuat kendaraan tak terkendali.
MENGAPA ABS PERLU?

Ketika pedal rem diinjak, roda dapat terkunci bahkan sebelum


kendaraan berhenti total. Dalam peristiwa ini, daya manuver kendaraan
akan sangat berkurang dan terkadang hilang sama sekali, terutama
bila roda depan yang terkunci ( kendaraan akan selalu bergerak searah
dengan dengan gaya beratnya ke manapun anda menggerakkan roda
kemudi). Hal yang sama juga terjadi pada stabilitas pengendalian
kendaraan anda, apabila roda belakang yang terkunci (gaya berat
bagian belakang kendaraan yang tidak tertahan akan menyebabkan
kendaraan menjadi berputar).

DIMANA ABS DIDAPATKAN?

ABS adalah perangkat yang terintegrasi dalam sistem pengereman,


bukan perangkat tambahan. Posisinya terpasang di antara master
silinder dan roda rem dan perangkat ini berfungsi pasif pada
pengereman normal
BAGAIMANA ABS BERFUNGSI?

Setiap as roda memiliki rotor atau piringan yang bergigi 50 yang berputar
dengan kecepatan yang sama dengan roda kendaraan. Setiap rotor dipasangi
sensor yang mengubah kecepatan roda menjadi impuls listrik. Seluruh impuls
listrik dari keempat roda dikirim ke komputer pusat yang terpasang pada
kendaraan. Komputer ini membandingkan kecepatan dan percepatan dari tiap
roda kendaraan.Sistem rem utama dilengkapi dengan "modulator". Modulator
ini berfungsi mengontrol besarnya tenaga pengereman pada setiap roda
kendaraan berdasarkan perintah dari komputer ABS. Dalam situasi
pengereman normal, peran ABS tidak berpengaruh dan hal ini juga berlaku
bagi pengereman di bawah kecepatan 10 kilometer per jam.Dalam
pengereman, apabila salah satu roda melambat lebih cepat (akan terjadi
penguncian), maka hal ini akan terdeteksi oleh komputer. Komputer kemudian
memerintahkan modulator untuk menyesuaikan besarnya tenaga pengereman
bagi roda tersebut, sehingga roda itu tidak mengunci. Komunikasi antara roda -
komputer pusat - modulator terjadi berkali-kali dalam sedetik. Dalam setiap
kesempatan, penyesuaian ini terus-menerus dilakukan sampai roda yang
bersangkutan berputar dengan kecepatan pengereman yang sama dengan
roda yang lainnya sehingga menjamin adanya pengereman yang optimal.
Selama proses penyesuaian ini berlangsung, apabila terasa "hentakan balik"
atau "denyut" pada pedal rem, adalah hal yang normal.
Prinsip
Bila kendaraan dijalankan pada kecepatan konstan,
Maka kecepatan kendaraan dan roda-roda adalah
sama. Akan tetapi, bila pengemudi menginjak pedal
rem untuk memperlambat kendaraan, maka
kecepatan roda-roda akan berangsur-angsur
berkurang dan tidak lagi sesuai dengan kecepatan
body kendaraan yang melaju dalam
kelambanan (inersia) sendiri.
Perbedaan ratio antara kecepatan body kendaraan
dan kecepatan roda-roda, disebut “Slip ratio

Kec kendaraan – Kec roda


Slip ratio= X 100%
Kec kendaraan
Diagram system

Ket:
--------------- : Electrical
: Hydrolic
Dasar pengoperasian

• Dalam situasi pengereman tiba-tiba, sensor kecepatan roda medeteksi


setiap perubahan yang terjadi pada roda
• ECU ABS mengkalkulasikan kecepatan putaran roda dan perubahan
kecepatannya, selanjutnya menghitung kecepatan kendaraan. ECU
menentukan keadaan ban-ban dan jalan, dan menginstruksikan aktuator
untuk memberikan tekanan rem yang optimal ke setiap roda
• Unit-unit pengontrol hydrolius rem bekerja atas perintah dari ECU,
mengurangi atau menambah tekanan minyak rem, atau menjaga tekanan
minyak rem agar tetap sebagaimana yang diperlukan, untuk menjaga slip
ratio yang optimal dan mencegah penguncian roda
Control system
INPUT PROSES OUTPUT

Speed Actuator
sensor selenoid

Actuator
Battery Pump
ABS
ECU
Data link
connector
Stop light
Switch
ABS Warning
light
Tipe ABS
• 2-position solenoid valves.
• 3-position solenoid valves with mechanical
valve (Bosch).
• 3-position solenoid valves (Nippondenso)
• 2-position solenoid controlling power
steering hydraulic pressure
which controls brake hydraulic pressure
2-position solenoid valves
3-position solenoid valves with mechanical valve
3-position solenoid valves
2-position solenoid controlling power steering hydraulic pressure
which controls brake hydraulic pressure.
Komponen
Komponen ABS
• Speed sensor : Mendeteksi kecepatan roda setiap roda
• ABS Actuator : Merubah jalur fluida berdasarkan signal dari ECU
selama ABS bekerja, dan mengontrol tekanan fluida
yang diberikan ke roda
• Control Relay : Mengontrol pompa motor actuator
• ABS ECU : Memonitor sensor input dan mengontrol actuator
• ABS Warning lamp : Memperingatkan pengemudi saat control ECU
mendeteksi malafungsi pada ABS
• G sensor : Memonitor pada saat deselerasi maupun akselerasi
Speed sensor
Konstruksi
Sensor kecepatan roda depan dan belakang terdiri dari suatu magnet permanen (permanent magnet), coil dan
Yoke. Sensor kecepatan roda depan dipasang pada knuckle kemudi (steering knuckle) dan sensor kecepatan roda
belakang dipasang pada carrier poros belakang (rear axle carrier). Rotor bergerigi (rotor sensor) dipasang pada
Poros penggerak depan dan hub roda belakang (rear wheel hub), dan berputar dalam bentuk satu unit
Speed Sensor

CARA KERJA
Pada keliling bagian luar setiap rotor terdapat gerigi-
gerigi, bila rotor berputar, maka akan menghasilkan
suatu tegangan AC dengan frekwensi yang seimbang
dengan kecepatan putaran rotor
Tegangan AC ini digunakan untuk menginformasikan
Kecepatan roda ke ECU
SENSOR PENGURANGAN KECEPATAN/DESELERATION SENSOR
(HANYA 4 WD)
Sensor pengurangan kecepatan (deceleration sensor) telah digunakan pada full time 4WD. Pada kenndaraan 2WD,
ECU ABS mendeteksi keadaan slip (slip conditions) roda-roda dari sinyal-sinyal yang dikirim oleh speed sensor
selanjutnya mengontrol aktuator.
Kendaraan dengan full-time 4WD mempunyai karakteristik pengereman yang unik, maka digunakan suatu sensor
pengurangan kecepatan untuk mendeteksi koefisien gesekan permukaan jalan dengan merasakan tingkat kecepatan
kendaraan pada waktu pengereman

1. KONSTRUKSI
Sensor pengurangan kecepatan terdiri dari dua pasang
LED (Light Emitting Diodes) dan phototransistor, sebuah
Pelat (slit plate) dan sirkuit perubah sinyal (signal conversion
Circuit)
Sensor pengurangan kecepatan mendeteksi tingkat pengu-
rangan kecepatan dan mengirimkan sinyal-sinyal ke ECU
ABS
ECU menentukan kondisi permukaan jalan yang tepat
Dengan menggunakan sinyal-sinyal ini dan selanjutnya
mengambil tindakan pengontrolan yang tepay
2. CARA KERJA
Apabila tingakt pengurangan kecepatan kendaraan berubah, maka slit plate mengayun ke arah lajunya
kendaraan sesuai dengan tingakt perlambatannya.
Celah-celah pada slit plate berfungsi memutuskan cahaya dari LED ke phototransistor dan hal ini yang
Merubah hidup-mati, membagi tingakt pengurangan kecepatan dalam 4 tingakt yang dikirim oleh sinyal-
Sinyal ke ECU ABS
Rate of Low 1 Low-2 Medium High
deceration

No.1 On Off Off On


Phototransistor

No. 2 On On Off Off


Phototransistor

Position of slit plate

No.1 no. 2
(off) (on) (off) (off) (on) (off)
photo photo
trasistor transistor
(on) (off)
AKTUATOR
Akuator memberikan atau menghentikan bekerjanya tekanan minyak rem dari master silinder ke tiap
silinder piringan rem, sesuai dengan sinyal-sinyal yang diterima dari ECU, dan mengontrol kecepatan
roda

3 Position selenoid Type


1. KONSTRUKSI

Secara fungsional, aktuator dapat dibagi dua komponen


a. Unit Pengontrol (selenoid 3 posisi) : Selama sistem rem anti lock bekerja, ECU ABS memilih
diantara tiga mode (mode menambah tekanan, penahan tekanan dan pengurangan tekanan,
sesuai dengan sinyal-sinyal dari ECU ABS
b. Unit tekanan (resevoir & pompa) : Bila tekanan dikurangi, minyak rem kembali dari silinder dan
dialirkan ke master silinder oleh pompa dan mengisi aktuator resevoir, pompa digerakan
dengan motor, jenis pompa plunger
2. CARA KERJA

• SELAMA PENGEREMAN BIASA (ABS


TIDAK DIGUNAKAN)
ABS tidak bekerja selama pengereman biasa,
dan ECU ABS tidak mengalirkan arus listrik ke
selenoid coil.
Katup 3 posisi ditekan kebawah oleh sebuah
pegas pengembali dan port “A” tetap terbuka
sedangkan port “B” tetap tertutup. Bila pedal rem
ditekan, tekanan minyak pada master silinder
meningkatkan dan minyak rem mengalir dari port
“A” ke “C” didalam katup selenoid 3-posisi dan
dikirim ke disc brake silinder. Minyak rem
dicegah mengalir kedalam pompa oleh
katup pengontrol No.1(check valve No.1) yang
terletak pada sirkuit pompa. Bila pedal rem
dibebaskan, minyak rem kembali dari silinder
disc brake ke master silinder rem melalui port
“C” ke port “A” dan katup pengontrol No.3
didalam katup selenoid 3 posisi
PADA PENGEREMAN DARURAT (ABS DIGERAKKAN)

Bila salah satu dari empat roda kira-kira akan mengunci pada waktu pengereman secara tiba-tiba,
aktuator ABS mengontrol tekanan minyak rem yang bekerja pada roda sesuai dengan sinyal yang
dikirim oleh ECU

1. Mode pengurangan tekanan

Bila roda hampir mengunci, ECU mengirim arus


listrik (5A) ke selenoid coil yang membangkitkan
tenaga magnet yang kuat.
Katup 3 posisi bergerak keatas sehingga
menutup port “A” serta port “B” didalam katup
selenoid 3 posisi ,minyak rem dari silinder disc
brake akan mengalir melalui port “C” ke port “B”
dalam katup selenoid 3 posisi masuk ke resevoir
Pada waktu bersamaan motor pompa
dihidupkan oleh sinyal ECU, minyak rem dikirim
kembali dari resevoir ke master silinder.
Sebaliknya minyak rem yang keluar dari master
silinder dicegah masuk ke katup selenoid 3
posisi oleh port”A” yang tertutup dan check valve
No.1 & No.3. hasilnya tekanan hidrolis didalam
sinder brake akan berkurang dan mencegah
penguncian atas roda
2. Mode “penahan” (Holding)

Ketika dalam silinder disc brake berkurang


atau bertambah, sensor kecepatan
mengirim sinyal yang menunjukan bahwa
kecepatn mencapia tingkatan yang dituju
(target level) ECU memberi arus (2A) ke
selenoid coil untuk menahan agar tekanan
didalam silinder disc brake tingkatan itu.
Ketika arus yang diberikan ke selenoid dari
5A ke 2A (mode penahanan) tenaga
magnet yang dibangkitkan dalam selenoid
coil juga berkurang. Maka katup selenoid 3
posisi bergerak kebawah ke posisi tengah
oleh tenaga pegas pembalik, sehingga port
“B” akan tertutup.
3. Mode “penambahan tekanan

Ketika tekanan didalam silinder disc brake


perlu ditambah untuk memberikan tenaga
rem yang lebih kuat , maka ECU
menghentikan pengiriman arus ke
selenoid. Hal ini akan membuka port “A”
dan menutup port “B”.
Sehingga minyak rem dadalam master
silinder dapat mengalir dari port “C” dalam
katup selenoid 3-posisi ke silinder brake.
Penambahan tekanan hidrolis dikontrol
oleh pengulangan mode-mode
penambahan tekanan dan penahanan
tekanan
4. DIAGRAM SISTEM ABS
Ada 4 buah katup selenoid dengan tiga posisi didalam aktuator ABS, untuk roda depan yang
kiri dan kanan masing-masing secara tersendiri, sedangkan untuk mengontrol roda –roda
belakang secara bersamaan. Sistem ini lebih dikenal sebagai sistem tiga saluan (three
channel system
ECU ABS

Berdasarkan sinyal-sinyal dari sensor kecepatan roda, maka ECU ABS mendeteksi kecepatan
putaran roda maupun kecepatan kendaraan. Selama pengereman walaupun kecepatan putaran
roda menurun, banyaknya perlambatan akan berbeda-beda tergantung dari kecepatan kendaraan
pada waktu menerem dalam kondisi permukaan jalan, misalnya aspal kering, permukaan jalan
basah atau bersalju.
ECU ABS juga menentukan kondisi slip antara roda-roda dan permukaan jalan, perubahan kecepatan
putaran roda pada waktu pengereman dan mengontrol aktuator ABS untuk memberikan tekanan
hidrolis yang optimal pada silinder disc brake dan mengontrol kecepatan roda-roda secara optimal
1. ABS WIRING DIAGRAM
2. ABS CONTROL RELAY
3. WHEEL SPEED CONTROL
PENGONTROL KECEPATAN RODA
ECU secara terus menerus menerima sinyal-sinyaldari empat sensor kecepatan dan memperkirakan kecepatan
kendaraan dengan menghitung ke cepatan dan pengurangan pada setiap roda.
Bila pedal rem ditekan, maka tekanan hidraulis diadam setiap silinder disc brake mulai bertambah dan kecepatan roda-
roda akan berkurang. Bila salah satu dari roda-roda kemungkinan akan mengunci, maka ECU mengurangi tekanan
hidraulis didalam silinder disc brake pada roda.

SEKSI A
ECU menyetel katup 3 posisi ke mode pengurangan tekanan sesuai dengan tingkat pengurangan kecepatan roda
dengan demikian akan mengurangi tekanan didalam silinder disc brake.
Setelah tekanan turun , ECU memindahkan katup 3 posisi ke mode penahanan (holding mode) untuk memonitor
perubahan kecepatan roda

SEKSI B
Bila tekanan hidraulis diadalam silinder brake berkurang (seksi A) maka tekanan hidraulis yang digunakan terhadap
roda-roda akan menurun. Hal ini memungkinkan roda yang sudah hampir mengunci untuk dipercepat . Akan tetapi, bila
tekanan hidraulis tetap rendah , kekuatan rem terhadap roda akan menjadi kurang.
Untuk mencegah hal ini, ECU menyetel katup selenoid 3 posisi ke mode penahanan (holding mode), bila roda yang
sudah hampir mengunci, kecepatan bertambah

SEKSI C
Karena tekanan hidraulis didalam silinder disc brake ditambah perlahan-lahan oleh ECU (seksi B), maka roda
cendereung akan mengunci lagi
Maka ECU memindahkan lagi katup selenoid 3 posisi ke mode pengurangan tekanan untuk mengurangi tekanan
hidraulis didalam silinder disc brake

SEKSI D
Karena tekanan hidraulis didalam silinder disc brake dikurangi lagi (seksi C), maka ECU mulai menaikkan tekanan lagi
seperti dalam seksi B

Anda mungkin juga menyukai