SECTION 5
TRAINING MANUAL
ISUZU TRAINING CENTER
FOR SERVICE TRAINING
Loaded
EBD Control
Unloaded
Rear Brake Force
Fixed Distribution
Applicable Model
Model Year Vehicle Model Destination
2003 TFR/TFS Australia
2004 TFR/TFS Europe & General Export
Sistem ini adalah empat sensor, sistem tiga saluran (three-channel system)
dengan tekanan rem yang dimodulasikan secara terpisah ke masing-masing
roda depan, dan sebuah sirkuit ABS termodulasi yang digunakan oleh dua
roda belakang.
Sebuah Electronic Hydraulic Control Unit (EHCU) berfungsi untuk mengontrol
ABS (Anti-lock Brake System) dan EBD (Electric Brake-force Distribution
System). Sistem EBD bekerja hanya pada dua roda belakang, yang secara
elektronik melakukan fungsi dari Load Sensing Proportioning Valve. Secara
terus-menerus memonitor sinyal input dari sensor kecepatan roda dan
penggunaan pedal rem pada kecepatan di atas 6 km/jam. ABS didisain untuk
mengontrol tekanan minyak rem sehingga roda terhindar dan posisi terkunci
selama pengereman, tanpa mempedulikan dalam kondisi jalan seperti
apapun. Mencegah roda terkunci saat pengereman memiliki dua manfaat:
Kendaran akan terjaga kesetabilannya sekalipun dalam kondisi pengerem-an
mendadak.
Kecepatan kendaraan akan dikurangi dalam jarak sependek mungkin
Referensi:
Speed Sensor Kiri Belakang Memberi sinyal putaran roda kiri belakang
G Sensor Memberi sinyal deselerasi kendaraan (hanya 4WD)
Switch Lampu Rem Memberi sinyal penekanan pedal rem
Monitor Transfer Memberi sinyal kondisi 2WD atau 4WD (hanya
4WD)
Fungsi Aritmatika:
Menerima sinyal dari speed sensor dan
mengkalkulasikan kecepatan roda, sinyal slip,
sinyal deselerasi roda.
Fungsi Pengontrol:
Mengkombinasikan kalkulasi setiap sinyal dan
menghasilkan sinyal ke solenoid valve dan
mengirimkannnya ke hydraulic unit.
Fungsi Monitor:
Memeriksa fungsi setiap komponen dan semua
sistem dan mengawasinya. Saat ada kerusakan,
ECU
menghentikan sistem dan merubah ke rem
konvensional setelah memperingati pengemudi
lewat lampu.
Fungsi Self Diagnosis:
Mengubah mode normal ke mode diagnosa dan
me-nampilkan kode kerusakan dari komponen yang
rusak.
Fungsi Tech 2:
Tech 2 memungkinkan komunikasi dengan
kendaraan secara diagnosa off line sehingga ABS
ECU tidak perlu dilepas dari kendaraan.
Isolation Valve Roda Kanan Depan Menahan tekanan minyak rem roda kanan depan
Dump Valve Roda Kanan Depan Mengurangi tekanan minyak rem roda kanan depan
Isolation Valve Roda Kiri Depan Menahan tekanan minyak rem roda kiri depan
Output
Dump Valve Roda Kiri Depan Mengurangi tekanan minyak rem roda kiri depan
Isolation Valve Roda Belakang Menahan tekanan minyak rem roda belakang
Dump Valve Roda Belakang Mengurangi tekanan minyak rem roda belakang
Lampu Peringatan ABS Memperingatkan pengemudi, ada kerusakan ABS
Lampu Peringatan EBD Memperingatkan pengemudi, ada kerusakan EBD
DIAGRAM
ELECTRICAL HYDRAULIC CONTROL UNIT (EHCU)
Isolasi Tekanan
Saat tekanan rem terisolasi, kondisi ini harus dikurangi untuk mencegah agar
roda tidak terkunci. Hal ini akan tercapai dengan membuang beberapa
tekanan minyak rem ke dalam buffer chamber.
Mikroprosesor mengaktifkan dump value (normally closed) agar terbuka,
mengalirkan minyak rem dan roda-roda yang kemudian dibuang ke dalam
Buffer Chamber. Kondisi ini dilakukan dengan sangat singkat ditambah
dengan membuka dan menutup dan selang yang menuju katup pembuangan
(dump valve).
Tekanan rem dikurangi pada roda dan membiarkan roda untuk mulai berputar
kembali. Minyak rem dari piston rem disimpan di dalam Buffer Chamber
melawan tekanan spring dan sebagian dari minyak rem mengisi bagian
pompa.
Pelepasan Rem
Saat pedal rem dilepaskan, pompa akan segera bekerja dalam waktu singkat
untuk membantu mengeringkan minyak dari Buffer Chamber. Saat minyak
kembali ke sistem, pegas Buffer Chamber mendorong piston kembali ke
posisi semula. Isolation valve terbuka dan minyak kembali ke master cylinder.
Pengereman konvensional kemudian berlanjut lagi.
LAMPU PERINGATAN ABS DAN LAMPU PERINGATAN EBD
Lampu peringatan ABS akan menyala jika terdapat kerusakan pada EHCU.
Jika terjadi kerusakan elektrik, EHCU akan menyalakan lampu peringatan
ABS dan menon-aktifkan fungsi ABS.
Lampu ABS akan menyala kira-kira tiga detik setelah ignition switch pada
posisi ON.
Lampu peringatan BRAKE akan menyala jika temyata terjadi kerusakan pada
sistem EBD. Jika terjadi kerusakan elektrik, EHCU akan menyalakan lampu
peringatan ABS dan lampu peringatan BRAKE dan EBD tidak berfungsi.
Lampu peringatan BRAKE menyala setelah tombol mesin pada posisi on, tapi
tidak mati sampai mesin hidup.
Jika lampu peringatan ABS dan lampu peringatan BRAKE menyala terus
selama kendaran berjalan maka sistem EBD harus diperiksa dari kerusakan
sesuai dengan prosedur diagnosa.
Catatan:
Jika hanya roda belakang yang berputar menggunakan jack atau drum tester,
sistem akan mendiagnosa tidak berfungsinya sensor kecepatan dan lampu
peringatan ABS akan menyala. Tapi sebenamya tidak ada kerusakan setelah
diperiksa, hubungkan kabel jumper ke konektor data link no. 4 dan no. 12.
kemudian on/off-kan brake SW, lakukan 6 kali atau lebih selama tiga detik
dan pastikan bahwa lampu peringatan “ABS” dan “BRAKE” tidak menyala.
Jika konektor EHCU sudah dicabut, sirkuit lampu peringatan ABS atau sirkuit
lampu peringatan EBD telah dibuka, maka sirkuit ground driver akan memberi
peringatan. Kemudian lampu peringatan ABS dan/atau lampu peringatan rem
akan tetap menyala pada saat kunci kontak pada posisi on. Pada kondisi ini
DTC tidak muncul.
WHEEL SPEED SENSOR
Sensor kecepatan roda menggunakan hall element. Yang terdiri dari sebuah
sensor dan sebuah rotor. Sensor diletakkan pada knuckle roda depan dan
axle shaft bearing holder roda belakang.
Sensor kecepatan roda belakang dihubungkan pada konektor tunggal empat
pin pada chassis karenanya tersedia hanya dalam satu set.
Sensor mendeteksi 38 pulsa setiap satu kali putaran masing-masing roda.
jika tersedia oskiloskop, gelombang sinyal di atas dapat dilihat pada setiap
speed sensor.
Pemeriksaan sinyal dari sensor dapat dilakukan dengan menggunakan multi-
meter, seperti gambar di atas.
Front sensor rotor di-press ke brake rotor. Rear sensor rotor di-press ke rear
axle shaft.
G SENSOR
Sensor G terletak pada gear box tunnel, sebelah kiri SRS control unit.
Besarnya sinyal tegangan dan sensor G ke EHCU tergantung pada akselerasi
dan deselerasi dari kendaraan. Ketika kendaraan tidak diakselerasi atau
deselerasi tegangan sensor mencapai kira-kira 2,5 Volt.
EHCU juga menerima signal kondisi transfer dari Transfer Case Control
Module (TCCM). EHCU menentukan apakah kondisi kendaraan 2WD atau
4WD untuk mengontrol sistem.
Pada 4WD, keempat roda bisa dideselerasi pada phase yang sama, karena
semua roda terhubung secara mekanis. Kecenderungan ini terutama sekali
terlihat pada jalan dengan koefisien gesek yang rendah dan mempengaruhi
kontrol ABS.
Sensor G menentukan apakah koefisien gesek permukaan jalan rendah atau
tinggi, dan mengubah sistem operasi EHCU untuk memastikan kontrol ABS
dan EBD.
BRAKE PEDAL & BRAKE SWITCH
Brake SW terletak pada braket pedal rem. Mendeteksi status pedal rem.
Sinyal ini dikirim ke EHCU dan relay lampu rem untuk menyalakan lampu
rem.
Catatan:
Pengereman Normal dan Pengereman Anti-lock:
Dalam kondisi berkendara normal, fungsi ABS sama seperti sistem penge-
reman yang standar. Bagaimanapun juga, dengan mendeteksi terkuncinya
roda maka pedal rem akan terasa keras atau melawan saat diinjak. Gerakan
pedal rem akan diikuti oleh getaran pedal yang sangat cepat.
Getaran pedal akan terus terjadi sampai fungsi anti-lock tidak lagi dibutuhkan
atau sampai kendaran berhenti. Dan akan terdengar suara klik atau letupan
selama pengereman jika menggunakan anti-lock.
Saat fitur anti-lock digunakan, pedal rem mungkin naik saat rem digunakan.
Kondisi ini juga normal. Mempertahankan tekanan yang tetap pada pedal
akan menghasilkan jarak pemberhentian terpendek.
Metoda Indikasi:
Jumper antara terminal No. 12 dengan No. 4 atau 5 (massa) dari konektor
data link.
Putar kunci kontak ke posisi “ON”.
Jika tidak terdapat kode kerusakan, kode normal (12) ditampilkan terus-
menerus.
Jika terdapat kode kerusakan lebih dari satu, kode normal (12) ditampilkan
tiga kali dan masing-masing kode ditampilkan tiga kali sesuai urutannya.
Catatan:
Jika anda menghapus DTC, anda tidak dapat membaca kode yang tersimpan
sebelumnya. Untuk menampilkan DTC kembali, anda harus mereproduksi
kerusakan. Ini mungkin membutuhkan tes jalan atau cuma memutar kunci
kontak ke posisi ON (tergantung dari jenis kerusakan).
DIAGNOSA DENGAN TECH 2
PENGHUBUNGAN TECH 2
pilih “ABS” pada menu Vehicle Identification dan tabel berikut terlihat pada
layar Tech 2.
F0: Diagnostic Trouble Code
Fungsi dari mode "Diagnostic Trouble Codes" adalah untuk menampilkan
kode kerusakan yang tersimpan pada ECU.
Ketika "Clear DTC Information" dipilih, ditampilkan layar peringatan "Clear
DTC Information". Layar ini akan menginformasikan kepada anda bahwa
dengan membersihkan DTC maka "Semua informasi DTC yang tersimpan
pada ECU akan terhapus".
Setelah penghapusan kode, periksa kerja dari sistem dengan melakukan tes
jalan kendaraan.
F2: Snapshot
"Snapshot" memungkinkan anda untuk fokus dalam membuat suatu kondisi
terjadi, daripada mencoba untuk melihat semua data dalam mengantisipasi
kerusakan.
Snapshot akan mengumpulkan informasi parameter sekitar titik pemicu yang
anda pilih.
F0: ABS Check Light Test: Untuk memeriksa lampu indicator ABS
F1: Return Pump Relay Test: Untuk memeriksa kerja pompa pengembali
F2: Front Left Solenoid Valve Test: Untuk memeriksa kerja solenoid valve
depan kiri
F3: Front Right Solenoid Valve Test: Untuk memeriksa kerja solenoid valve
depan kanan
F4: Rear Solenoid Valve Test: Untuk memeriksa kerja solenoid valve
belakang
*A : Ketika tiga atau Iebih kerusakan terdeteksi, atau ketika kerusakan terjadi
diantara roda depan dan masing-masing roda belakang terdeteksi,
lampu peringatan EBD akan "ON” dan kontrol dibatalkan.
*B : Lampu ABS akan "OFF" ketika lampu ABS "ON" setelah perbaikan
hingga kecepatan kendaraan menjadi lebih dari 6 km/jam pada saat
mesin dihidupkan dan kerusakan tidak terdeteksi.
ALAT KHUSUS