Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN

TERHADAP PAJAK DAERAH INDRAGIRI HULU

FENOMENA

Selama Covid-19 varian Omicron merajalela, restoran turun okupansinya turun hingga 60
persen. Bahkan, menurut hal tersebut terjadi sejak sebelum penetapan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
Penurunan kunjungan ini menyebabkan penumpukan bahan baku pada restoran. Kendala lain
adalah para pelaku usaha restoran tidak mendapatkan potongan harga pajak bumi bangunan dari
pemerintah sehingga banyak yang tutup atau relokasi tempat. Kondisi ini dapat pulih tergantung
pada pelanggan dalam menentukan waktu yang aman untuk pergi makan di restoran.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220216/12/1501349/ppkm-dan-omicron-okupansi-restoran-
turun-jeblok-hingga-60-persen.

Tercatat jumlah restoran Kota Pekanbaru pada Badan Pusat Statistik Provinsi Riau rentan waktu
2016-2020. Pada rentan waktu tersebut adanya jumlah restoran sebanyak 1.561, 1.696, 1.842,
1.911, hingga menembus lebih dari 2000 restoran yang ada di Kota Pekanbaru pada tahun 2020.
Terlihat pada data yang disajikan oleh BPS Provinsi Riau adanya peningkatan jumlah restoran
pada tiap tahunnya.

Dari data di atas, dapat dilihat penerimaan pajak daerah dibidang Pajak Restoran selalu meningkat setiap
tahunnya. Namun tidak untuk persentase pada target dan realisasi Pendapatan di tahun 2019. Bertepatan juga
pada tahun tersebut melandanya wabah Pandemi Covid-19. Objek pajak restoran ini merupakan salah satu yang
terkena imbasnya. Kepala Bapenda Pekanbaru Zulhelmi Arifin mengatakan untuk realisasi Asli Daerah (PAD) tahun
2020 dari 11 objek pajak di Bapenda Kota Pekanbaru mencapai Rp539,2 miliar. Lalu untuk realisasi objek pajak
restoran sebesar Rp80 miliar, yang berarti jika melihat tabel di atas telah terjadi penurunan realisasi pajak restoran
di tahun 2020.
https://www.kompasiana.com/anisa06574/61b6d86162a70474e47b1282/seberapa-berpengaruh-penerimaan-
pajak-restoran-untuk-pad-kota-pekanbaru?page=all#section2

HIPOTESIS

1. Realisasi penerimaan pajak hotel sudah efektif.

2. Realisasi penerimaan pajak hotel di Surakarta berkontribusi terhadap Pajak Daerah.

3. Realisasi penerimaan pajak hotel di Surakarta berkontribusi terhadap PAD.

METODE PENELITIAN

a. Observasi

Melakukan penelitian dan pengamatan langsung di Kantor DPPKA, Kantor Pelayan Pajak dan Retribusi Daerah
Surakarta, BPS di Surakarta.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang
bersangkutan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu dengan pihak-pihak terkait
di Kantor DPPKA Surakarta.

c. Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data, laporan, dan tulisan dari Kantor DPPKA, Kantor Pelayan Pajak dan
Retribusi Daerah, BPS di Surakarta guna mendukung teori dan penelitian ini.

d. Kepustakaan

Dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dan mendukung penelitian ini.

JURNAL ACUAN

1. ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN PAJAK DAERAH PADA
BADAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH ( BPRD ) DKI JAKARTA TAHUN 2015-2019, Seno Sudarmono Hadi,
Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta, Volume 6 Nomor 1 Edisi Februari 2021 (58-74),
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/1393/1220

2. ANALISIS EFEKTIVITAS, KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN PADA PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD) KABUPTEN SLEMAN (Studi kasus pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2011-2016), Yohanis Baru, Alumni Fakultas Ekonomi UST, Jurnal Ekobis Dewantara Vol. 1
No.5 Mei 2018, http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/ekobis/article/view/365/582

LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan Kebijakan otonomi Daerah dan Desentralisasi, Pemerintah Daerah diberikan wewenang
untuk mengatur dan mengurus sendiri Pemerintahan dan kepentingan Masyarakatnya sesuai dengan Undang-
Undang nomor 32 tahun 2004. Kebijakan Otonomi daerah harus bisa menggali potensi pendapatan daerahnya dan
meminimalkan ketergantungan bantuan dari Pemerintah Pusat. Untuk melaksanakan hal tersebut pemerintah
Daerah perlu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004 Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: Hasil Pajak Daerah, Hasil retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan milik Daerah, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (Sihombing, Yonge, 2011).

Terlebih beberapa tahun terakhir selama Covid-19 varian Omicron merajalela, restoran turun okupansinya turun
hingga 60 persen. Bahkan, menurut hal tersebut terjadi sejak sebelum penetapan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Penurunan kunjungan ini menyebabkan penumpukan bahan baku pada restoran. Kendala lain adalah para pelaku
usaha restoran tidak mendapatkan potongan harga pajak bumi bangunan dari pemerintah sehingga banyak yang
tutup atau relokasi tempat. Kondisi ini dapat pulih tergantung pada pelanggan dalam menentukan waktu yang
aman untuk pergi makan di restoran.

Dalam realitanya pajak restoran telah memberikan kontribusi yang besar untuk pendapatan daerah, tetapi di
tengah keadaan pandemic seperti saat ini kontribusi pajak restoran telah menurun secara drastis yang tentu saja
akan sangat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis EFEKTIVITAS, KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD). Untuk
menunjukkan seberapa besar pengaruh keadaan pandemic saat ini terhadap penerimaan pajak daerah terutama
untuk pajak restoran.

Anda mungkin juga menyukai