Anda di halaman 1dari 7

Volume 2 Issue 1, Maret 2021: Copyright @ Reputasi

Program in D3 Taxation and accounting, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin South


Kalimantan, Indonesia.
Open Access at: https://reputasi.ulm.ac.id/index.php/pajak

MEKANISME PEMUNGUTAN DAN PENAGIHAN PAJAK RESTORAN


STUDI KASUS KANTOR BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANJARMASIN

Arfianti
(Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat)
e-mail : arfianti182@gmail.com
Muhammad Riza Firdaus
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat)
e-mail : rfirdaus@ulm.ac.id

ABSTRACT
This final report aims to explain how the mechanism of the restaurant tax collection and
collection system at the Banjarmasin City Regional Finance Office. The conclusions of this study
are: Restaurant tax collection is carried out every month after payment to restaurants. While the
system used in collecting restaurant taxes is a Self Assessment system where the collection system
is determined by the taxpayer himself by paying directly to the Banjarmasin City Regional Finance
Office or depositing directly to the regional treasury through a bank.
Keywords: BAKEUDA, Collection and Collection of Restaurant Tax

ABSTRAK
Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mekanisme sistem
pemungutan dan penagihan pajak restoran pada Kantor Badan Keuangan Daerah Kota
Banjarmasin. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Pemungutan Pajak Restoran dilakukan setiap
bulannya setelah pembayaran kepada restoran. Sedangkan sistem yang digunakan dalam
pemungutan pajak restoran adalah sistem Self Assesment dimana sistem pemungutannya
ditetapkan oleh wajib pajak itu sendiri dengan membayar langsung ke Kantor Badan Keuangan
Daerah Kota Banjarmasin atau menyetor langsung ke kas daerah melalui bank.
Kata Kunci: BAKEUDA, Pemungutan Dan Penagihan Pajak Restoran

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan daerah di berbagai bidang sangat memerlukan dana yang
cukup besar agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan sumber pembiayaan
penyelenggara tugas Pemerintah Daerah dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang digali dan dimanfaatkan dari berbagai sumber pendapatan. Sumber
pendapatan daerah sangat banyak dan salah satunya adalah Pajak Daerah. Salah satu bagian
2 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 3 Nomor 1, 2021

dari pajak daerah yang sangat mempengaruhi pendapatan daerah adalah pajak restoran,
dengan dibahasnya mekanisme dalam pemungutan pajak restoran ini diharapkan kepada
seluruh wajib pajak dapat dengan baik menjalankan kewajibanya sebagai wajib pajak agar
terealisasinya target dari pajak restoran tersebut.

2. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dirumuskan permasalahan penelitian
menjadi "Bagaimana mekanisme pemungutan dan penagihan pajak restoran pada Kantor
Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin?”

PEMBAHASAN
1. Mekanisme Pemungutan Dan Penagihan Pajak Restoran Pada Kantor Badan Keuangan
Daerah Kota Banjarmasin
Sistem dan prosedur tata cara pemungutan pajak restoran adalah sebagai berikut:
a. Pendataan dan Pendaftaran
b. Penetapan (menerbitkan SKPD)
c. Pembukuan dan Pelaporan
d. Pemungutan
2. Prosedur Standar Pemungutan Pajak Restoran
Di bawah ini dapat dilihat bagan s istem dan prosedur pemungutan dan penerimaan
pajak pada Kantor Badan Keua ngan Daerah Kota Banjarmasin :

Gambar 1
Bagan Sistem Dan Prosedur Pemungutan Dan Penerimaan Pajak Pada Kantor Badan
Keuangan Daerah Kota Banjarmasin

BAKEUDA KOTA
BANJARMASIN

PEMUNGUTAN/PENAGIHAN
PENDATAAN DAN
PENDAFTARAN

PEMBUKUAN DAN PENETAPAN PAJAK


PELAPORAN

Sumber : Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin


Arfianti & Muhammad Riza Firdaus, Mekanisme Pemungutan.…3

3. Prosedur Penagihan Pajak Restoran


Tata Cara Penagihan Pajak Restoran yaitu:
a. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagai awal tindak
pelaksanaan Penagihan Pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pemabayaran.
b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu
sebagaimana telah ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain
yang sejenisnya, jumlah pajak yang masih harus dibayar dengan surat paksa.
c. Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera telah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal
surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenisnya.
d. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 X 24 jam sesudah
tanggal pemberitahuan surat paksa, pejabat segera menerbitkan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP).
e. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah
lewat 10 (sepuluh) hari sejak pelaksanaan surat perintah. Melaksanakan penyitaan, pejabat
mengajukan permintaan penetapan tanggal Pelelangan pada Kantor Lelang Negara.
f. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam, dan tempat lelang, jurusita,
memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib pajak.
g. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan pajak daerah
ditetapkan oleh kepala daerah.
4. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran di Kota Banjarmasin
Sampai tahun 2019 sebanyak 638 Wajib Pajak Restoran yang terdaftar menggunakan
Self Assesment System antara lain, yaitu :

Tabel 4.4.1
Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Kantor Badan Keuangan Daerah Kota
Banjarmasin Tahun 2019

No Klasifikasi Restoran Tahun 2019

1 Restoran 73

2 Rumah Makan 448

3 Coffe Shop/Bar 66

4 Bakery/Tata Boga 17

5 Catering 34
4 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 3 Nomor 1, 2021

Jumlah 638

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin

Tabel 4.4.2
Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kota Banjarmasin Tahun
Anggaran 2015-2019

No Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi(Rp) %

1 2015 30.895.520.559 31.000.829.355 100,34

2 2016 32.000.000.000 33.928.227.132 106,03

3 2017 35.000.000.000 38.271.555.758 109,35

4 2018 40.000.000.000 44.711.266.955 111,78

5 2019 51.000.000.000 54.953.549.861 107,75

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin


Terlihat dari table menunjukkan peningkatan realisasi pajak restoran di Kota
Banjarmasin. Hal ini juga ditunjang dengan adanya kesadaran Wajib Pajak akan pajak itu
sendiri, khususnya pemilik restoran untuk menyetorkan apa yang menjadi kewajibannya. Dari
data tersebut dapat kita simpulkan bahwa penerimaan Pajak Restoran pada tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun nya. Hal ini menunjukkan bahwa
Pemungutan dan Penagihan Pajak Restoran yang dilakukan Badan Keuangan Daerah Kota
Banjarmasin sudah sangat baik dan kita berharap agar Badan Keuangan Daerah Kota
Banjarmasin untuk penerimaan pajak tahun 2020 dapat mempertahankan penerimaan Pajak
Restoran seperti di tahun 2019.
Pajak Restoran merupakan sumber penerimaan pajak daerah terbesar di Kota
Banjarmasin, tetapi dalam pelaksanaan pemungutannya tidaklah semudah yang di bayangkan.
Keberhasilan pemungutan sangatlah bergantung pada kinerja pemerintah itu sendiri sebagai
petugas pemungut pajak
.
5. Tapping Box
Tapping box merupakan sebuah alat monitoring transaksi usaha secara online yang
dipasang di mesin kasir untuk menghitung setiap transaksi yang terjadi di tempat usaha.
Arfianti & Muhammad Riza Firdaus, Mekanisme Pemungutan.…5

Datanya akan masuk ke server pemkot setempat. Dengan begitu, pemkot atau pemda dapat
memonitor potensi pajak yang terjadi di tempat usaha. Tapping Box tidak akan menganggu
kegiatan transaksi di Wajib Pajak dan memudahkan Pemerintah Daerah untuk mengukur
potensi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

Semua hotel, restoran dan tempat hiburan yang masuk wajib pajak di Kota Banjarmasin
akan dipasang alat perekam transaksi tapping box . Alat ini akan mendukung transparansi
pembayaran pajak dari para wajib pajak daerah. Pemasangan tapping box ini ditangani Badan
Keuangan Daerah (Bakueda) Kota Banjarmasin menggandeng Bank Kalsel, yang dipasang di
kasir restoran, pintu masuk HTM serta hotel yang menangkap semua transaksi dan tercetak oleh
printer point of sales.

6. Hambatan-Hambatan Dalam Pemungutan Dan Penagihan Pajak Restoran


Dalam melaksanakan tugasnya sebagai badan pemungut pajak daerah yang di tunjuk
oleh Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin belumlah berjalan sebagaimana yang di inginkan.
Ini diakibatkan oleh berbagai faktor-faktor, baik faktor internal ma upun faktor eksternal.
Sehingga tanpa disadari faktor-faktor tersebut ikut mempeng aruhi realisasi penerimaan pajak
restoran di Kota Banjarmasin.
1. Faktor Internal yaitu faktor dari dalam Dispenda itu sendiri yaitu:

a. Kurangnya pantauan atau pendataan yang dilakukan petugas-petugas lapangan


terhadap wajib pajak atau objek pajak yang ada di Kota Banjarmasin, sehingga belum
terdatanya keseluruhan objek pajak yang ada di Kota Banjarmasin.
b. Kurangnya pengawasan terhadap wajib pajak, sehingga wajib pajak yang sudah terdata
ada yang sudah menutup usahanya tetapi tidak melaporkannya ke Kantor Badan
Keuangan Daerah Kota Banjarmasin.
c. Didalam pemberian sanksi sebagaimana diatur dalam perda Nomor 11 Tahun 2011,
belum terimplementasi seutuhnya, artinya hukum terhadap wajib pajak yang
melakukan pelanggaran belum di terapkan seoptimal mungkin.
2. Faktor eksternal yaitu berasal dari luar Bakeuda, antara lain:

a. Wajib pajak belum mengetahui arti penting pajak, sehingga wajib pajak enggan
membayar pajaknya kepada Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin.
b. Belum adanya kesadaran wajib pajak dalam mematuhi peraturan daerah atau ketentuan
yang telah ditetapkan, sehingga banyaknya wajib pajak yang melanggar peraturan
tersebut.
c. Banyaknya penunggakan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
d. Minimnya kesadaran wajib pajak untuk menyetor pajaknya sendiri ke Kantor Badan
Keuangan Daerah Kota Banjarmasin.
e. Masih rendah nya kesadaran Wajib Pajak untuk melaporkan kondisi usaha saat tutup
usaha secara total atau pun sementara.

7. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Oleh Kantor Badan Keuangan Daerah Untuk


Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran
a. Memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, misal terkait pembagian tugas
dengan cara pembagian waktu seperti siang melakukan pendataan & survei terkait pajak
6 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 3 Nomor 1, 2021

restoran dan malam melakukan pengawasan dan pemasangan tapping box.


b. Membentuk tim pemantau yang bertugas untuk menghimbau wajib pajak untuk
meningkatkan pembayaran pajak usahanya dan melakukan pemantauan terhadap kegiatan
insidentil diseluruh wilayah Kota Banjarmasin.
c. Melaksanakan sosialisasi baik yang langsung maupun tidak langsung melalui media
elektronik atau media cetak kepada wajib pajak dalam hal ini adalah pengusaha restoran.
Untuk meningkatkan pemahaman wajib pajak betapa pentingnya membayar pajak.
d. Melakukan pendataan ulang terhadap wajib pajak. Dalam hal ini pendataan terhadap
restoran yang ada di Kota Banjarmasin.
e. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak ( STP ) terhadap wajib pajak yang memiliki tunggakan
pajak.
f. Memberikan sanksi yang tegas kepada pemilik usaha yang tidak melunasi dan / atau
adanya tunggakan – tunggakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Memasang tapping box di restoran yang ada di Kota Banjarmasin. Dengan adanya alat
ini besaran pajak restoran tidak bisa dirubah.Selain itu,pajak tersebut langsung masuk
kekas daerah.

KESIMPULAN
1. Dalam Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 11 Tahun 2011, pajak restoran adalah
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia
makanan dan minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan,
kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya, termasuk juga jasa boga/katering.
2. Pemungutan Pajak Restoran dilakukan setiap bulannya setelah pembayaran kepada
restoran. Sedangkan sistem yang digunakan dalam pemungutan pajak restoran adalah
sistem Self Assesment dimana sistem pemungutannya ditetapkan oleh wajib pajak itu
sendiri baik dalam hal menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri jumlah
pajak yang seharusnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak, sehingga
penentuan besarnya pajak yang terutang berada pada wajib pajak itu sendiri.
3. Sesuai dengan Perda Nomor 11 Tahun 2011 bahwa wajib pajak atau objek pajak
membayar langsung ke Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin atau
menyetor langsung ke Kas Daerah melalui Bank. Akan tetapi prakteknya dilapangan tidak
sesuai dengan ketentuan Perda tersebut, dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak
untuk mau menyetorkan sendiri pajaknya kebadan yang telah ditunjuk oleh pemerintah,
sehingga pihak Bakeuda memungut langsung ke tempat wajib pajak melakukan
usahanya.
4. Adanya hambatan internal seperti kurangnya pengawasan dan sanksi serta hambatan
eksternal seperti kurangnya kesadaran wajib pajak menyebabkan penerimaan pajak
restoran belum sesuai dengan yang diharapkan.
Arfianti & Muhammad Riza Firdaus, Mekanisme Pemungutan.…7

DAFTAR PUSTAKA
Bakeuda Kota Banjarmasin (Badan Keuangan Daerah). Data. 2020. Banjarmasin.
Oktaviani, Ayu., Wardhana, Ali. 2016. Modul (Teknik Penulisan Laporan).
Banjarmasin: FEB Universitas Lambung Mangkurat.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 13
Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel, Pajak
Restoran Dan Pajak Hiburan
Republik Indonesia. (2011). Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Pajak Restoran
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Siahaan, Marihot P. 2016. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:
Rajawali pers.
Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia - Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat . Suandy, Erly. 2016. Hukum Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai