Anda di halaman 1dari 14

Model Konseptual Keperawatan Keluarga

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan-
hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan.
Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk
dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa
digunakan untuk menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai
lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea E. Orem. Dalam teori self care-nya ia
menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian
individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia
membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini
merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi
bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.
Teori Dorothea E. Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan
dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik
keperawatan keluarga.

1.2  Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa masalah pokok yang menjadi pusat
pembahasan bagi penulis adalah sebagai berikut:
1.      Apa konsep keluarga?
2.      Bagaimana keterkaitan model konseptual keluarga dengan teori model konseptual
keperawatan menurut Dorothea E. Orem?

1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan karya tulis ini adalah sebagai berikut:


1.      Untuk memenuhi tugas dalam blok 1.2 Fondation of Nursing mengenai model konseptual
keperawatan keluarga.
2.      Untuk menjelaskan konsep keluarga.
3.      Untuk menjelaskan model konseptual keluaga menurut Model konseptual keperawatan
Dorothea E. Orem.
4.      Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa/i keperawatan mengenai model
konseptual keperawatan keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Model Konseptual Keperawatan


Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatandengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,memperkirakan, dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Model merupakan sebuah gambaran
deskriptif dari sebuah praktek yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata. Sedangkan
model keperawatan adalah aplikasi dari struktur itu sendiri yang memungkinkan seorang
perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang dengan apa
yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual tersusun atas ide-ide
(konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara
keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin
keperawatan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1.      Orang yang menerima asuhan keperawatan
2.      Lingkungan (masyarakat)
3.      Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4.      Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Model keperawatan dikembangkan berdasarkan pada asumsi, nilai dan kepercayaan
para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Tujuan utama dari
model keperawatan adalah memandu praktek keperawatan berdasarkan teori dan
mengarahkan penyusunan teori. Tujuan lainnya adalah memeberikan persepktif unik untuk
memandang situasi klien, memberikan pedoman untuk mengorganikasikan pemikiran dan
pengamatan, memfokuskan, menginterpretasikan data dan mengkomunikasikan temuan pada
orang lain, memandu fokus praktek keperawatan dalam setiap komponen proses keperawatan,
menghubungkan praktek, teori, penelitian dan pendidikan keperawatan. Semua model
keperawatan mengandung beberapa aspek dari ketiga pendekatan, namun demikian, masing-
masing model cendrung menekankan satu katagori diatas katagori lainnya ( Paula J.C dan
Janet W.K 2009 ).
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan
pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat
guna memperkuat profesi keperawatan khususnyadalam mengkoreksi pemikiran yang salah
tentang profesi keperawatan.
Konsep model “self care” Dorothea E. Orem (1971) merupakan model yang tepat
digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah
kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugas
kesehatan keluarga yaitu : Mengenal masalah; Mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah; Merawat anggota keluarga yang mengalamai gangguan kesehatan; Memodifikasi
lingkungan yang dapat menunjang kesehatan; dan Menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan secara tepat.

2.2 Pengertian Keluarga


Pengertian keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a)      Duvall
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
b)      WHO, 1969
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui adopsi atau
perkawinan.
c)      Bergess, 1962
Yang dimaksud keluarga adalah :
(1)   Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan / hubungan
sedarah atau hasil adopsi.
(2)   Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
(3)   Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial.
(4)   Mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai keunikan
tersendiri.
d)     Helvie, 1981
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalm
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e)      Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
f)       Departemen kesehatan R.I. 1998
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalm
keadaan saling ketergantungan.
Dari berbagai pngertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluaga
adalah :
1.      Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2.      Anggota keluarga hidup bersama.
3.      Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masingnya punya peran sosial:
suami, isteri, anak, akkak, adik.
4.      Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota(Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2006).

2.3 Type Keluarga


Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga.
1.      Tradisional Nuclear
Kaluarga inti yang terdiri dari: ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah dan
ditetapkan dengan sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan.
2.      Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman dan bibi.
3.      Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
satu rumah bersama anak-anaknya dari perkawinan lama maupun perkawinan baru.
4.      Niddle Age /Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5.      Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak punya anak, kedua/salah satu bekerja di luar
rumah.
6.      Single Parent
Satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di
rumah/di luar rumah.
7.      Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
8.      Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dn tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling
mencari pada waktu-waktu tertentu.
9.      Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan unutk kawin.
10.  Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11.  Institusional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
12.  Comunal
Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas
13.  Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan
tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari ana-anak.
14.  Unmaried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dujehendaki, anaknya diadopsi
15.  Cohibing couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

2.4 Peran Perawat Keluarga


2.4.1 Peran

         Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedududkannya dalam suatu sistem(Kozier, Barbara, 1995:21). Dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.

         Peran adalah Bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu. Maksudnya adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik.

2.4.2 Peran Perawat Keluarga


Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga
untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebagian waktu
bekerja di rumah pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan
pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
a.       Educator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
b.      Koordinator
Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga.
Klien yang pulang dari rumah sakit memerluakn perawatan lanjutan di rumah, maka perlu
koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
c.       Pelaksana perawatan dan pengawasan perawatan langsung
Perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi asuhan yang disaksikan
oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu melakukan perawatan di rumah, perawat
dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran langsung selama di
rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan masyarakat.
d.      Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi
atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keuarga.
e.       Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga didalam mengatasai masalah kesehatan.
Hubungan perawat-keluarga hasus dibina dengan baik, perawat bersikap terbukadan dapat
dipercaya, dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat tentang masalah
pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
f.       Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
g.      Advokasi
Perawat seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang
kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat
berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi lemah
sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat juga dapat membantu
keuarga mencari bantuan yang mungkin dapat memenih kebutuhan keluarga.
h.      Fasilitator
Perawat membantu keluarga menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai
kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan dalam
menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar
dapat melaksanakan peran fasilitator yang baik maka perawat komunitas harus mengetahui
sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
i.        Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan
penyakit atau wabah.
j.        Modifikasi lingkungan
Dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan yang sehat.

Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran tentang gaya hidup,
perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat
memberikan intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat memberikan intervensi yang
tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas
merawat, tetap juga tahu masalah keluarga dan harus menempatkan diri sebagai anggota
keluarga sehingga dapat menghubungkan keluarga dengan tim kesehatan lain.

2.5 Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Dorothea E. Orem


2.5.1 Latar Belakang Dorothea E. Orem
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.
Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua
tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas).

2.5.2 Pengertian Keperawatan Mandiri (self care) Menurut Orem's

Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh
individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan


self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila
tidak mampu.

2.5.3 Teori Sistem Keperawatan Orem


Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1.      Self Care(Perawatan Diri)


Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan
dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan
tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan
dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :

1.      Pemeliharaan intake udara;

2.      Pemeliharaan intake air;

3.      Pemeliharaan intake makanan;

4.      Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi;

5.      Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;

6.      Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial

7.      Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia

8.      Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.

2.      Self Care Deficit(Defisit Perawatan Diri)


Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem
menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang
lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa
yang akan datang.

3.      Nursing system(Sistem Keperawatan)


Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

1.      The Wholly compensatory system

Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.

2.      The Partly compensantory system

Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.

3.      The supportive - Educative system


Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

4.      Metode bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :

1.      Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;

2.      Mengajarkan klien;

3.      Mengarahkan klien;

4.      Mensupport klien.

2.5.4 Keyakinan dan Nilai - Nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1.      Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

2.      Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

3.      Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

4.      Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care
yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

2.5.5 Tiga Kategori Self Care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan
sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :

1.      Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :

1.      Pemeliharaan kecukupan intake udara;

2.      Pemeliharaan kecukupan intake cairan;

3.      Pemeliharaan kecukupan makanan;


4.      Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;

5.      Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia;

6.      Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;

7.      Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.

2.      Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan
individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan
hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.

3.      Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

2.5.6 Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga adalah :

1.      Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik;

2.      Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;

3.      Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan
secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah sebagai berikut:

1.      Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;

2.      Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;

3.      Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi;

4.      Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa model konseptual


keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang
melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk
bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang
dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem menekankan pada
kemampuan individu dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya tanpa
ada ketergantungan dengan orang lain(mandiri). Untuk dapat menerapkan model konsep atau
teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam
terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
terapeutik.

3.2  Saran
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1.      Agar mahasiswa dapat memahami model konseptual dalam keperawatan keluarga sehingga
dapat menjadi pedoman baginya untuk terjun di dunia kesehatan.
2.      Pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut perawat agar mampu
melakukan praktik keperawatan keluarga dan menyelesaikan masalah keperawatan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2012). Model konseptual keperawatan keluarga. Diakses pada tanggal 22


Oktober 2012 dari http://rumahners.blogspot.com/2012/01/model-model-konseptual-
dalam.html
Mubarak, W. I, Santoso, B. A, Rozikoi, K, Patonah, S. (2006). Ilmu keperawatan komunitas
2. Jakarta : Sagung Seto.
Pratwins. (2012). Konsep utama dan definisi dari konsep Dorothy E. Jhonson.diakses pada
tanggal 16 Oktober 2012 dari http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2301483-konsep-
utama-dan-definisi-dari/

Tari Dwi Mentari. (2012). Keperawatan keluarga menurut konsep dan teori keperawatan
Dorothy Orem. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 dari
http://taridwimentari.blogspot.com/2012/07/konsep-keperawatan-keluarga.html

Anda mungkin juga menyukai