Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH INDONESIA

MAKALAH KERAJAAN KUTAI

Disusun oleh :
1) Aan Hikmawan (1)
2) Arreta Aurora S.B.M.C.S.P (7)
3) Defnico Eka Arvenda G. (9)
4) Ferli Widya R. (13)
5) Meiviana Indah L. (16)
6) Nazema Riskiyanto K. (25)

X MIPA 1
SMA NEGERI 1 MUNCAR
2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan rahmat-Nya kami bisa menyusun makalah ini untuk
menyelesaikan tugas sejarah tentang kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia. Hal ini tidak luput dari bantuan berbagai
pihak yang telah mengarahkan kita untuk menyelesaikan makalah ini.

Tujuan kami menyusun makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas sejarah tentang Kerajaan Kutai, juga memperluas
wawasan tentang sejarah Kerajaan Kutai, serta menumbuhkan rasa cinta dan menghargai peninggalan-peninggalan kerajaan di
Indonesia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Sumarsono , selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah kerajaan-kerajaan di
Indonesia.

Kami harap semua pihak mendukung pembuatan makalah ini. Meskipun telah disusun dengan maksimal, namun kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dalam penulisan, kebahasaan, maupun tanda baca. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari bapak ibu sekalian.

Muncar, 4 November 2019

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Kerajaan Kutai

2.2 Silsilah Kerajaan Kutai

2.3 Raja Yang Pernah Memerintah Kerajaan Kutai

2.4 Sistem Pemerintahan Kerajaan Kutai

2.5 Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

2.6 Keruntuhan Kerajaan Kutai

2.7 Peninggala Kerajaan Kutai

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kerajaan-kerajan di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi bentuk-bentuk kesatuan besar.
Perkembangan dan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Hindu, Buddha,
dan Islam. Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut telah mewarnai sejarah kerajaan di Indonesia. Kerajaan-kerajaan di Indonesia
sangat banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat pada umumnya

Pada zaman kerajaan berkembang, agama Hindu lah yang pertama masuk ke Indonesia dengan perkiraan pada awal Tarikh
Masehi dan terus berkembang sampai kerajaan-kerajaan Islam bermunculan.

Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yang juga ikut mewarnai sejarah kerajaan di Indonesia.
Banyak hal yang menarik dari Kerajaan Kutai dari segi peninggalannya, sejarahnya atau yang lainnya. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk menyusun makalah tentang Kerajaan Kutai ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai?


2. Bagaimana silsilah raja yang memerintah di Kerajaan Kutai?
3. Dimana letak dan wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai?
4. Bagaimana masa kejayaan Kerajaan Kutai?
5. Bagaimana keruntuhan Kerajaan Kutai?
6. Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kutai

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu pertama yang ada di nusantara. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil
dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh
seseroang yang bernama maharaja Kudungga yang dimana ia juga menjadi raja pertama dari kerajaan tersebut. Nama Kudungga
sendiri berarti nama dari orang Indonesia asli, dan menurut para ahli menyebutkan, kedudukan Kudungga pada saat itu adalah
kepala suku dari Kutai. Sedangkan nama Asmawarman dan Mulawarman merupakan nama-nama yang berbau Hindu. Warman
berarti pakaian perang. Pemberian nama tersebut diberikan dalam upacara penobatan raja secara agama Hindu. Jika ditelaah dari
nama sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman dan Asmawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena,
di India juga ditemukan nama-nama yang serupa. Raja Aswawarman disebutkan seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Beliau
memiliki tiga anak termasuk Mulawarman yang terkenal sebagai raja yang terbesar di kerajaan ini. Keluarga Kudungga pernah
melakukan upacara untuk penyucian diri sebagai syarat untuk masuk pada kasta Ksatria yang bernama Vratyastoma. Berdasarkan
pada nama yang disandangnya, Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu berawal dari pemerintahan Asmawarman. Setelah Raja
Asmawarman, Kutai diperintah oleh Raja Mulawarman. Dalam sejarah, Raja Mulawarman dikenal sebagai seorang raja besar yang
sangat mulia dan baik budinya.

Kerajaan Kutai ini masuk ke dalam kategori salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia. Diperkirakan kerajaan
ini telah ada sejak abad 5 M atau ± 400 M dan dibangun mulai dari abad ke 4 dengan bukti yang ditemukan berupa tujuh buah
prasati Yupa yang memperkuat teori berdirinya kerajaan tersebut. Prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa
Sanskerta dalam bentuk syair. Prasasti Yupa juga termasuk prasasti tertua yang menyatakan telah berdirinya suatu kerajaan Hindu
tertua yakni Kerajaan Kutai. Yupa ini berupa tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana
atas kedermawanan Raja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan penganut agama Hindu beraliran Siwa. Hal tersebut
didukung dengan penjelasan dalam salah salah satu prasasti Yupa, yaitu menjelaskan dibangunnya tempat suci untuk pemujaan
Dewa Siwa yang dikenal dengan Wapakeswara. Dalam Yupa disebutkan bahwa Mulawarman adalah raja yang sangat baik dan
kuat. Mulawarman merupakan anak dari Aswawarman sekaligus cucu dari Raja Kudungga yang telah memberikan  20.000 ekor
sapi dan emas kepada para Brahmana. Sedekah itu sendiri dilaksanakan di tanah suci yang bernama Waprakeswara, yaitu tempat
suci untuk memuja Dewa Siwa. Dari peristiwa itu, kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja Mulawarman dengan
kaum Brahmana terjalin sangat erat dan harmonis. Jika ditelaah dari nama sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama
Mulawarman dan Asmawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena, di India juga ditemukan nama-nama yang serupa.

Kerajaan Kutai berada di Muara Kaman, Kalimantan Timur atau dekat kota Tenggarong, di hulu sungai Mahakam. Sungai
Mahakam merupakan sungai terbesar yang ada di Kalimantan dan memiliki beberapa anak sungai, terletak di pertemuan antara
Sungai Mahakam dengan anak sungainya yang ada di Muarakaman dulu, disini lah letak dari Kerajaan Kutai untuk menjalankan
perekonomiannya dan menghasilkan sistem perdagangan yang begitu maju. Kerajaan Kutai berada di tepi Sungai Mahakam,
tepatnya terletak di Kecamatan Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur. Daerah tersebut merupakan wilayah yang sangat luas,
bahkan Kerajaan Kutai hampir menguasai seluaruh wilayah Kalimantan. Pendiri Kerajaan Kutai ini adalah raja Kudungga. Beliau
mempunyai gelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga raja. Selain itu, beliau juga mempunyai sebutan sebagai Dewa
Ansuman atau Dewa Matahari. Pada salah satu stupa peninggalan Kerajaan Kutai juga menyebutkan tentang proses pemberian
gelar tersebut. Namun ada yang mengatakan bahwa pendiri Kerajaan Kutai yakni Asmawarman. Tetapi tidak ada informasi yang
otentik mengenai siapa pendiri Kerajaan Kutai yang sebenarnya.

2.2 Silsilah Kerajaan Kutai

Kudungga merupakan pendiri dari Kerajaan Kutai sekaligus raja pertama disana. Beliau memiliki anak yang bernama
Aswawarman. Aswawarman memiliki putra yang bernama Mulawarman. Mulawarman inilah yang dikenal sebagai raraja besar
yang sangat mulia dan juga memiliki budi yang baik.

5
Berikut silsilah dari Kerajaan Kutai :

 Maharaja Kudungga dengan gelar anumerta Dewawarman

Kudungga merupakan nama asli dari orang Indonesia yang belum tercampur oleh budaya manapun. Pada mulanya,
kedudukan dari Kudungga ini merupakan kepala suku. Namun seiring berjalannya waktu, pengaruh Hindu masuk dan kemudian
Kudungga mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan. Dan setelah itu mengganti kedudukannya sebagai seorang raja,
yang selanjutnya pergantian raja dilakukan secara turun menurun.

 Maharaja Asmawarman dengan gelar Wangsakerta dan Dewa Ansuman

Dalam prasasti Yupa disebutkan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang sangat cakap dan kuat. Di masa
pemerintahannya beliau melakukan perluasan wilayah Kerajaan Kutai. Hal itu dibuktikan dengan adanya Upacara Asmawedha
yang dilakukan pada waktu itu. Upacara serupa juga pernak dilakukan di India pada masa Raja Samudragupta. Dalam upacara itu
dilakukan pelepasan kuda yang berfungsi untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai.

 Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

Raja Mulawarman adalah anak dari Aswawarman. Mulawarman terkenal sebagai raja terbesar di Kerajaan Kutai. Pada
masa beliau-lah Kerajaan Kutai mencapai puncak Kejayaan. Di masa ini juga, rakyat kutai hidup tentram dan sejahtera, bahkan aja
Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang sangat melimpah.

2.3 Raja – Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai


1. Kudungga
2. Asmawarman
3. Mulawarman
4. Irwansyah
5. Aswawarman
6. Warman
7. GajayaWarman
8. Tungga Warman
9. Jayanaga Warman

6
10. Nalasinga Warman
11. Nala Parana Tungga
12. Gadingga Warman Dewa
13. Indra Warman Dewa
14. Sangga Warman Dewa
15. Singsingamangaraja XXI
16. Candrawarman
17. Prabu Nefi Suriagus
18. MaAhmad Ridho Darmawan
19. Riski Subhana
20. Sri Langka Dewa
21. Guna Parana Dewa
22. Wijaya Warman
23. Indra Mulya
24. Sri Aji Dewa
25. Mulia Putera
26. Nala Pandita
27. Indra Paruta Dewa
28. Dharma

2.4 Sistem Pemerintahan Kerajaan Kutai

1. Sistem Pemerintahan

Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga yang sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Kutai. Dan kemudian digantikan oleh
putranya yang bernama Aswawarman. Aswawarman dianggap sebagai pendiri dari keluarga raja atau Vansakarta. Namun raja
terbesar yang terkenal di kerajaan adalah Mulawarman.

2. Kehidupan Sosial

Kerajaan Kutai diselimuti oleh budaya Hindu sehingga masyarakatnya sangat terikat dengan sistem kasta. Teori itu juga
diperkuat dengan temuan istilah Brahmana yang menunjukkan suatu kasta yang menceritakan bahwa masyarakat kutai telah diatur
berdasarkan sistem sosial Hindu pada zaman itu. Serta istilah dari Uprakeswara berhubungan erat dengan tiga dewa utama
(Trimurti), yakni Brahma, Wisnu dan Siwa. Dalam agama Hindu, jika ada seseroang yang belum beragama Hindu dan ingin
menjadi salah satu anggota kasta masyarakat Hindu harus melewati upacara pensucian.

7
3. Kehidupan Ekonomi

Kehiudpan ekonomi di Kerajaan Kutai zaman dahulu masyarakatnya bermata pencaharian beternak,bertani,dan berdagang.
Dan dalam prasasti Yupa juga menyebutkan bahwa sang raja Mulawarman telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.

2.5 Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Kehidupan dalam kerajaan sangatlah makmur jaya,


hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya prasasti
Yupa di Muara Kaman. Masa kejayaan Kerajaan Kutai
berada saat dibawah pemerintahan Mulawarman. Saat
pemerintahan Kudungga, kerajaan ini meredup. Hal ini
disebabkan ketika Kerajaan besar seperti Majapahit dan
Singosari sedang mengalami masa kegemilangan. Sejak
saat itulah, Kerjaan Kutai dalam masa pemerinatahan
Kudungga tidak terlihat. Kudungga berasal dari Kerajaan
Campa yang berada di Kamboja, sedangkan Aswawarman
adalah anak dari Kudungga yang diyakini untuk menjadi raja pertama di Kerajaan Kutai dengan sebutan Wangsakerta. Namun,
pada beberapa sumber sejarah ada yang menganggap bahwa raja Kudungga sebagai raja yang pertama dari Kerajaan Kutai.

 Bidang Politik

Ada satu prasasti yang ditemukan pada masa kerjaan Kutai yang menyebutkan bahwa “Sang Maharaja Kudungga yang
amat mulia memiliki putra yang mashur, namanya Sang Aswawarman, yang seperti Sang Ansuman atau Dewa Matahari
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia”. Aswawarman mempunyai 3 orang putra yang digambarkan seperti api (yang suci) tiga
dan yang paling terkenal adalah Mulawarman. Mulawarman merupakan raja yang memiliki adab yang baik, kuat, dan sangat
berkuasa. Mulawarman juga pernah mengadakan selamatan emas yang melimpah, hal itu sebagai kegiatan kenduri oleh para
Brahmana. Dari parasasti itu juga menyebutkan beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai. Dalam prasa sti itu juga
dapat disimpulkan bahwa dahulu di kerajaan ini sudah mengenal sistem pemerintahan. Sehingga sistem pemerintahannya bukan
lagi kepala suku, melainkan raja. Serta membuktikan bahwa raja di kerajaan tersebut adalah orang asli Indonesia yang sudah
memeluk agama Hindu.

 Bidang Ekonomi

Secara geografis, Kerajaan Kutai berada di jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi wilayah yang
sangat menarik untuk disinggahi para pedagang, hal itu tentunya membuktikan bahwa pada saat itu, selain bertani, kegiatan
berdagang sudah menjadi bagian dari kehidupan pokok masyarakat Kutai. Dalam cacatan sejarah juga menyebutkan, bahwa raja
Mulawarman pernah memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Sehingga diperkirakan bahwa dahulu di kerajaan kutai
pertanian dan peternakan telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kutai. Lokasinya yang berada di jalur transportasi
laut, juga membuat kegiatan perdagangan dalam kerajaan ini berjalan cukup ramai. Untuk pedagang yang berasal dari luar wilayah
Kerajaan Kutai diharuskan untuk memberikan “hadiah” kepada sang raja sebagai bentuk izin untuk berdagang. Biasanya hadiah
tersebut berupa barang dagangan yang harganya cukup mahal serta pemberian tersebut dianggap sebagai pajak kepada pihak
Kerajaan.

 Bidang Agama

8
Masyarakat Kerajaan Kutai sangat taat pada kepercayaan yang dianutnya. Salah satu budaya yang hingga kini dapat dilihat
adalah Yupa. Yupa tersebut adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum. Di dalam Yupa tersebut
disebutkan ada sebuah tempat suci yang diberi nama Waprakeswara atau tempat pemujaan Dewa Siwa, sehingga dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kerajaan Hindu menganut agama Hindu Siwa. Selain itu, masyarakat Kerajaan
Kutai juga masih setia menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka.

 Bidang Sosial-Budaya

Karena Kerajaan ini sebagian besar menganut agama Hindu, sehingga masyarakatnya otomatis telah mendapatkan
pengaruh agama Hindu dan kehidupan agamanya sudah lebih maju daripada lainnya pada waktu itu. Contohnya, ketika ada
seseorang yang ingin memeluk agama Hindu, maka akan diadakan upacara pemberkatan agama Hindu yang disebut dengan
Vratyastoma. Upacara tersebut telah ada sejak pemerintahan Aswawarman yang dipimpin oleh para pendeta dari India. Pada saat
pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut baru digantikan oleh brahmana dari Indonesia. Hal itu membuktikan bahwa, kaum
brahmana yang berasal dari Indonesia juga mempunyai tingkat intelektual yang tinggi yang dimana mampu menguasai bahasa
Sanskerta yang merupakan bahasa resmi kaum brahmana untuk masalah keagamaan. Masuknya budaya India ke nusantara juga
mempengaruhi perubahan budaya di Indonesia. Salah satu perubahan yang paling penting adalah munculnya sistem
pemerintahan dengan pimpinannya yang merupakan seorang raja. Sebab, sebelum budaya tersebut masuk sistem pemerintahan
kerajaan dipimpin oleh seorang Kepala Suku.

2.6 Keruntuhan Kerajaan Kutai

Tewasnya seorang raja bernama Maharaja Dharma Setia dalam suatu peperangan, menandakan masa Kerajaan Kutai telah
berakhir. Maharaja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara ke-13 yaitu Aji Pangeran Anum Panji Mendap. Untuk
informasi, Kutai yang dimaksud adalah Kutai Martadipura yang berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu
ibukotanya Kutai Lama atau Tanjung Kute. Kemudian Kutai Kartanegara inilah yang disebut dalam sastra Jawa Negarakertagama
yang kemudian menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang pada awalnya sang raja memiliki gelar
Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.

2.7 Peninggalan Kerajaan Kutai

1. Ketopong Sultan Kutai

Ketopong ini berbentuk mahkota brunjungan dan bagian muka berbentuk meru bertingkat. Ketopong ini juga dihiasi dengan
motif spiral yang dikombinasikan dengan motif sulur. Hiasan belakang pada ketopong berbentuk garuda mungkur yang berhiaskan
motif bunga, kijang dan burung. Ketopong Sultan adalah sebuah mahkota raja peninggalan dari Kerajaan Kutai. Mahkota ini
terbuat dari bahan dasar emas dengan total seberat 1.98 kg dan kini mahkota tersebut telah tersimpan di dalam Musem Nasional
Jakarta.

2. Kalung Uncal Kerajaan Kutai

Kalung uncal kerajaan kutai adalah sebuah kalung emas yang memiliki berat 170 gram yang telah dilengkapi dengan hiasan
liontin berelief Kisah Ramayana. Kalung Uncal menjadi salah satu atribut sekaligus aksesoris dari Kerajaan Kutai yang digunakan
oleh Sultan Kutai Kartanegara pada saat memerintah. Menurut pendapat dari beberapa ahli, diperkirakan Kalung Uncal ini berasal
dari India. Hingga saat ini, hanya ada 2 buah kalung Uncal yang ada di dunia. Yang pertama ada di negara India dan yang kedua
ada di dalam Museum Mulawarman, Kota Tenggarong, Kalimantan, Indonesia.

9
3. Kalung Ciwa

Kalung Ciwa merupakan salah satu benda peninggalan bersejarah dari Kerajaan Kutai. Kalung Ciwa ditemukan di masa
pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang ditemukan di sekitaran Danau Lipan, Muara Kaman ditahun 1890. Sampai
saat ini, Kalung Ciwa tersebut masih digunakan sebagai atribut raja ketika diadakan sebuah pesta untuk  pengangkatan raja yang
baru.

4. Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai merupakan sebuah pedang yang terbuat dari bahan emas padat. Pada sisi gagangnya terdapat
sebuah ukiran yang berupa seekor binatang harimau yang nampak sedang bersiap untuk menerkam musuhnya. Pada bagian
ujung sarung pedangnya telah dihiasi dengan ukiran seekor buaya. Saat ini, pedang Sultan Kutai telah tersimpan dengan baik di
dalam Museum Nasional Jakarta.

5. Kura – Kura Emas

Benda peninggalan yang satu ini berupa benda dengan ukuran setengah kepalan tangan orang dewasa yang dulunya
ditemukan di Daerah Lonh Lalang, tepatnya di dekat hulu Sungai Mahakam. Saat ini Kura – kura emas tersebut telah tersimpan
dengan baik di dalam Museum Mulawarman.

6. Kelambu Kuning

Sedikit menyimpan kisah mistis di dalamnya, kelambu kuning ini di dalamnya terdapat benda peninggalan Kerajaan Kutai
yang dimana di dalam benda-benda tersebut memiliki kekuatan magic khususnya di dalam Kelambu Kuning yang dimana kekuatan
tersebut berfungsi untuk menghindari terjadinya bala yang dapat ditimbulkan.

7. Keris Bukit Kang

Keris bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu atau permaisuri dari Sultan Kutai
Kartanegara yang pertama untuk melawan para musuh. Keris ini dikenang dengan nama Keris Bukit Kang.

8. Tali Juwita

Tali Juwita adalah sebuah tali yang terbuat dari benang dengan jumlah 21 helai. Biasanya tali tersebut digunakan pada saat
upacara adat Bepelas sedang berlangsung. Tali Juwita ini menunjukan simbol tujuh muara serta tiga anak sungai. Sungai yang
tergambar di tali tersebut adalah Sungai Kelinjau, Sungai Kedang Pahu, dan Sungai Belayan.

9. Tempat Duduk Raja

Tempat duduk raja adalah benda peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang dulu menjadi singgah sana dari para raja
yang sedang memerintah. Sekarang tempat duduk tersebut telah tersimpan dan terjaga dengan baik di dalam  Museum
Mulawarman.

10. Meriam Kerajaan Kutai


Meriam kerajaan kutai adalah senjata pertahanan yang kuat pada saat itu. Hingga saat ini masih ada 4 meriam yang
terjaga yakni Meriam Gentar Bumi, Meriam Sapu Jagat, Meriam Sri Gunung dan Meriam Aji Entong.

11. Keramik Kuno Tiongkok

Keramik kuno tiongkok diperkirakan oleh para ahli berasal dari dinasti dalam kekaisaran zaman Cina kuno yang sempat
ditemukan dalam keadaan tertimbun di sekitar danau Lipan. Hal tersebut membuktikan bahwa Kerajaan Kutai dan juga kekaisaran
China telah melakukan hubungan perdagangan yang erat pada masa lampau.

12. Gamelan Gajah Prawoto

10
Tersimpan di dalam Museum Mulawarman, gamelan ini konon katanya berasal dari pulau Jawa yang masuk dalam
peninggalan Kerajaan Kutai.

13. Tembok Kerajaan Majapahit

Tembok Kerajaan Majapahit ini termasuk ke dalam salah satu peninggalan yang tertua dari Kerajaan Majapahit yang masuk
kedalam salah satu peninggalan dari Kerajaan Kutai.

14. Prasasti Yupa

Prasasti inilah yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai tertua dan prasasti pertama yang dimiliki kerajaan tersebut.
Benda bersejarah ini merupakan bukti terkuat adanya kerajaan hindu salah satu terbesar yang ada di Indonesia yang berada di
daerah Kalimantan.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama dan tertua di Indonesia. Kerajaan ini berada di Kalimantan Timur
tepatnya di tepi Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada sekitar tahun 400 Masehi. Kerajaan Kutai mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan penganut agama Hndu beraliran
Siwa. Raja ini dikenal sangat dermawan karena telah memberikan 20.000 ekor sapi dan emas kepada Brahmana. Keterangan
tersebut diketahui dalam prasasti Yupa. Raja Mulawarman memimpin Kerajaan Kutai dengan baik dan bijaksana. Kehidupan
masyaarakat Kerajaan Kutai tertata dengan tertib dan teratur.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang
disampaikan, silahkan samoaikan kepada kami.

Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan memakluminya, karena kami adalah makhluk biasa yang tidak luput dari
salah khilaf, alfa, dan lupa.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.yuksinau.id/kerajaan-kutai

https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-kutai

https://moondoggiesmusic.com/kerajaan-kutai

https://brainly.co.id/tugas/17569514

13

Anda mungkin juga menyukai